Anda di halaman 1dari 50

REFERAT

Gangguan Kepribadian

dr . Hilma Paramita, Sp. KJ.


SMF ILMU PENYAKIT KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO
2019
Anggota Kelompok
 Azizah Fitriana N I G4A017020
 Bagas Ryan Kusuma G4A017021
 Sekar Kinasih S G4A017073
 Lorisna Hardiknas G4A017082
 Ghalia Yasmin G4A018046
 Anisa Aolina G4A018070
Gangguan Kepribadian Paranoid
Gangguan kepribadian paranoid merupakan kecurigaan dan
ketidakpercayaan pada orang lain bahwa orang lain berniat buruk
kepadanya, bersifat pervasif, awitan dewasa muda, nyata dalam
perlabagai konteks (Sadock et al, 2015).

Perkiraan prevalensi PPD (Paranoid Personality Disroder) berkisar dari


1,21% hingga 4,4%. PPD adalah gangguan kepribadian yang paling
umum kedua (4,4%), setelah Obsesif Compulsive Personality Disorder
(OCPD).

Penelitian epidemiologis menemukan tingkat yang lebih tinggi pada


wanita sementara sampel klinis menemukan tingkat yang lebih tinggi
pada pria. Secara keseluruhan, pola demografis yang ditemukan
dalam PPD menggambarkan gambaran kelainan yang ditemukan
pada kelompok yang kurang beruntung dan subdominan.
Gejala Klinis

http://wherescheese.blogspot.com/2012/06/paranoid-personality-disorder.html

• Individu dengan gangguan kepribadian paranoid sangat sensitive dan mudah tersinggung, curiga
• Individu tersebut percaya bahwa orang-orang memiliki niat yang jahat terhadap dirinya dan mereka tidak bisa percaya kepada orang-orang yang
harusnya mereka percaya, seperti orang tua atau pasangannya.
• Individu dengan kepribadian paranoid mengalami kesulitan untuk diyakinkan bahwa mereka bukanlah korban dari suatu rencana dan sering menarik
diri dari lingkungan pertemanan, tinggal sendiri, hingga dapat mempengaruhi persepsi kenyataan mereka.
• Selain rasa curiga, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid juga dapat menunjukan sikap grandious
Diagnosis
DSM V
Ketidakpercayaan dan rasa curiga kepada orang lain, sehingga motif mereka dianggap sebagai jahat, dimulai pada dewasa
awal dan muncul pada berbagai konteks, seperti yang diindikasikan pada empat (atau lebih) dari hal dibawah:
 Curiga, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain mengeksploitasi, melukai, atau menipu dirinya.
 Adanya preokupasi keraguan yang tidak dapat dibenarkan tentang kesetiaan atau kepercayaan teman atau rekan.
 Enggan untuk curhat pada orang lain karena ketakutan yang tidak beralasan bahwa informasi tersebut akan digunakan
secara jahat terhadapnya.
 Membaca makna kometar atau kejadian yang biasa menjadi bersifat merendahkan atau mengancam.
 Terus menerus menyimpan dendam (mis. tidak mengampuni penghinaan, cedera, atau penghinaan).
 Beranggapan adanya serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak jelas bagi orang lain dan cepat bereaksi
dengan marah atau melakukan serangan balik.
 Memiliki kecurigaan berulang, tanpa pembenaran, tentang kesetiaan pasangan atau seksual pasangan.
Tidak terjadi secara eksklusif selama skizofrenia, gangguan bipolar atau
gangguan depresi dengan fitur psikotik, atau gangguan psikotik lain dan tidak
disebabkan oleh efek fisiologis dari kondisi medis lain.
Catatan: Jika kriteria dipenuhi sebelum timbulnya skizofrenia, tambahkan "premorbid," yaitu, "paranoid gangguan
kepribadian (premorbid).
Diagnosis
PPDGJ III
Gangguan kepribadian dengan ciri:
 Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan
 Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak untuk memaafkan suatu penghinaan atau luka
hati atau masalah kecil.
 Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan pengalaman dengan menyalahartikan tindakan
orang ain yang netal atau bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan atau penghinaan
 Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan situasi yang ada (factual situation)
 Kecurigaan yang berulang tanpa dasar (justifikasi) tentang kesetiaan dari pasangannya,
 Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang bermanifestasi dalam sikap yang selalu merjuk
ke diri sendiri (self referential attitude)
 Prekokupasi denganpenjelasan penjelasan yang bersekongkol dean tidak substantive dari suatu peristiwa, baik yang
menyangkut diri pasien sendiri maupun dunia umumnya
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas
Diagnosa Banding
 Gangguan kepribadian paranoid dapat dibedakan dari gangguan waham dengan
tidak ditemukannya waham yang tidak terbantahkan (fixed)  gangguan
kepribadian tidak memiliki halusinasi atau gangguan pikiran.
 Dibandingkan dengan gangguan kepribadian ambang, pasien dengan paranoid
jarang mampu terlalu terlibat, relasi yang kacau balau dengan orang lain.
 Pasien dengan paranoid tidak memiliki riwayat panjang perilaku antisosial seperti
orang dengan karakter antisosial.
 Orang dengan gangguan kepribadian skizoid umumnya menarik diri dan
menyendiri dan tidak memiliki pemikiran yang paranoid
Tatalaksana
 Psikoterapi
 Farmakoterapi  Pada banyak kasus, agen
anti-ansietas seperti diazepam (Valium) cukup.
Apabila diperlukan, dapat diberikan anti-
psikotik seperti haloperidol (Haldol) dalam
dosis kecil dan untuk periode singkat untuk
menangani kegelisahan pasien yang buruk atau
pemikiran seakan-akan delusi.
Prognosis
 Pada beberapa, gangguan kepribadian paranoid berlangsung
seumur hidup; pada yang lainnya dapat mendahului terjadinya
skizofrenia.
 Sikap paranoid dapat memberikan cara untuk pembentukan
reaksi, perhatian yang sesuai dengan moralitas, dan sifat
mengutamakan orang lain atau penghilang stress.
 Secara umum, orang dengan gangguan kepribadian paranoid
memiliki masalah berkaitan dengan pekerjaan dan
berhubungan dengan orang lain seumur hidup
Gangguan Kepribadian Skizoid
Pola perilaku berupa pelepasan diri dari hubungan sosial disertai kemampuan
ekspresi emosi yang terbatas dalam hubungan interpersonal. Bersifat pervasif,
berawal sejak dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks. Pasien umumnya
dilihat oleh orang lain sebagai orang yang aneh, terisolasi, dan kesepian

Gangguan ini mempengaruhi 7,5% dari seluruh populasi. Ratio berdasarkan gender
juga belum diketahui; beberapa penelitian melaporkan ratio pria:wanita adalah 2:1.
Orang dengan gangguan ini tertarik pada pekerjaan yang sendirian yang hanya
mencakup sedikit bahkan tidak ada kontak dengan orang lain.
Gejala Klinis
 Orang dengan gangguan kepribadian skizoid tampaknya menjadi dingin dan
menyendiri, mereka tampak terpencil dan menunjukkan tidak ada keterlibatan
dengan peristiwa sehari-hari dan keprihatinan terhadap orang lain. Mereka tampil
tenang, jauh, exclusive, dan tidak ramah.
 Meskipun orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid muncul egois dan
hilang dalam lamunan, mereka memiliki kapasitas normal untuk mengenali realitas.
Karena tindakan agresif jarang dimasukkan dalam repertoar respon biasa, ancaman
yang paling nyata atau khayalan
Kriteria diagnostik gangguan kepribadian skizoid
berdasarkan DSM V:
 Sebuah pola pervasif pelepasan dari hubungan sosial dan ekspresi emosi yang terbatas
dalam hubungan interpersonal, dimulai dengan awal masa dewasa dan hadir dalam
berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) sebagai berikut:
 Tidak ada keinginan atau tidak menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi bagian dari
sebuah keluarga
 hampir selalu memilih kegiatan soliter
 memiliki sedikit, jika ada, minat memiliki pengalaman seksual dengan orang lain
 hanya sedikit aktivitas yang memberikannya kebahagiaan
 tidak memiliki teman dekat atau kepercayaan selain keluarga tingkat pertama
 tidak peduli pada pujian atau kecaman/ kritik dari orang lain
 menunjukkan emosi yang dingin, afek datar
Diagnosis Banding
 Gangguan kepribadian skizoid dibedakan dari skizofrenia, gangguan delusi, dan
gangguan afektif dengan fitur psikotik berdasarkan periode dengan gejala psikotik
yang positif, seperti delusi dan halusinasi di bagian kedua. Walaupun pasien gangguan
kepribadian paranoid memiliki banyak kemiripan dengan pasien gangguan
kepribadian skizoid, pasien gangguan paranoid menunjukkan keterlibatan lebih
ikatan sosial, sejarah perilaku verbal agresif, dan kecenderungan lebih besar untuk
proyeksi perasaan mereka ke orang lain
Penatalaksanaan
 Psikoterapi
Tatalaksana pasien dengan gangguan kepribadian skizoid mirip dengan penanganan
pada orang dengan gangguan kepribadian paranoid. Pasien dengan skizoid cenderung
mengarah introspeksi, bagaimanapun juga, kecenderungan ini bersifat konsisten
dengan harapan psikoterapis, dan pasien menjadi sangat setia. Seiring
berkembangnya kepercayaan, pasien dengan skizoid dapat dengan kegaduhan yang
hebat, menunjukkan fantasi yang sangat banyak, teman imaginer, dan ketakutan atas
ketergantungan yang tidak tertahankan meskipun bersatu dengan terapis
Gangguan Kepribadian antisosial
 merupakan pola perilaku pengabaian
Gejala
dan perlanggaran pelbagai hak orang Diagnosis Tatalaksana
Klinis
lain, bersifat pervasif, berawal sejak
usia dewasa muda dan nyata dalam
pelbagai konteks (Sadock et al, 2015). DSM IV Psikoterapi

7 cakupan Farmakoterapi
Gangguan Kepribadian dependen
suatu pola perilaku berupa kebutuhan
berlebih agar dirinya dipelihara, yang Gejala
Diagnosis Tatalaksana
menyebabkan seorang individu Klinis
berperilaku submisif, bergantung
kepada orang lain, dan ketakutan akan
8 cakupan Psikoterapi
perpisahan dengan orang tempat ia
bergantung, Besifat pervasif, berawal
sejak usia dewasa muda, dan nyata dalam
pelbagai situasi (Saddock, 2011) Farmakoterapi
Gangguan Kepribadian obsesif kompulsif
pola perilaku berupa preokupasi dengan
keteraturan, peraturan, perfeksionisme,
kontrol mental dan hubungan interpersonal,
dengan mengenyampingkan: fleksibilitas,
keterbukaan, efisiensi, bersifat pervasif,
awitan sejak dewasa muda nyata dalam
pelbagai konteks (Saddock, 2011).
F 60.3 Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil
Pedoman diagnostik :
 Terdapat kecenderugan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif tamoa
mempertimbangkan konsekuensinya, bersamaan dengan ketidakstabilan emosional
 Dua varian yang khas adalah berkaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri

F 60.30 : tipe impulsif


F 60.31 : tipe ambang/borderline
 F 60.30 : tipe impulsif  F 60.31 : tipe ambang/borderline
Ciri khas yang predominan adalah Merupakan suatu gangguan kepribadian
ketidakstabilan emosional dan yang menyebabkan penderita tidak
kekurangan pengendalian impuls memiliki rasa diri yang jelas dan konsisten
(dorongan hati). Ledakan kekerasan atau serta tidak pernah memiliki kepastian
perilaku mengancam lazim terjadi, dalam nilai – nilai, loyalitas, dan pilihan
khususnya sebagai tanggapan terhadap karier mereka. Mereka tidak tahan berada
kritik orang lain. dalam kesendirian, memiliki rasa takut di
abaikan, dan menuntut perhatian.
(Davidson, 2006).

Orang dengan gangguan kepribadian emosional tidak stabil hampir selalu tampak
berada dalam keadaan krisis. Suasana hati yang mudah berubah umum terjadi.
Pasien dapat menjadi argumentatif pada satu saat, depresi berikutnya, dan
kemudian mengeluh tidak memiliki perasaan.
Menurut DSM-IV-TR, diagnosis gangguan kepribadian emosional tidak stabil dapat
dibuat awal masa dewasa ketika pasien menunjukkan setidaknya lima kriteria yang
tercantum pada kriteria diagnostik.
1. Upaya yang penuh kegelisahan untuk menghindari keadaan ditinggalkan yang nyata
maupun yang hanya dibayangkan. Catatan: Tidak meliputi perilaku bunuh diri atau
mutilasi diri tercakup dalam Kriteria 5.
2. pola hubungan interpersonal erat namun tidak stabil
3. gangguan identitas: citra diri atau kesadaran diri yang secara nyata dan terus
menerus tidak stabil
4. impulsif dalam setidaknya dua wilayah yang berpotensi merusak diri (misalnya,
pengeluaran, seks, penyalahgunaan zat, mengemudi sembrono, makan pesta).
Catatan: Tidak meliputi perilaku bunuh diri atau mutilasi diri tercakup dalam
Kriteria 5
5. perilaku bunuh diri berulang, gestur, atau ancaman, atau perilaku mutilasi diri
6. Ketidakstabilan perasaan atau afek yang disebabkan oleh suasana hati (misalnya,
dysphoria episodik intens, lekas marah, atau kecemasan biasanya berlangsung
beberapa jam dan jarang lebih dari beberapa hari)
7. Perasaan kosong yang kronis
8. Kemarahan yang tidak pantas, intens atau kesulitan mengendalikan marah
(misalnya, menampilkan sering marah, kemarahan yang konstan, perkelahian fisik
berulang)
9. Pemikiran paranoid yang berkaitan dengan stres berlangsung singkat gejala
disosiatif yang parah
Tatalaksana
 Farmakoterapi
Farmakoterapi berguna untuk menangani dengan fitur kepribadian tertentu yang
mengganggu fungsi keseluruhan pasien.
Antipsikotik telah digunakan untuk mengendalikan kemarahan, permusuhan, dan episode
psikotik singkat.
Antidepresan meningkatkan mood depresi umum pada pasien dengan gangguan kepribadian
ini. MAO inhibitor (MAOI) dapat digunakan pada beberapa pasien dengan perilaku impulsif.
Benzodiazepin, khususnya alprazolam (Xanax), membantu kecemasan dan depresi, tetapi
beberapa pasien menunjukkan disinhibisi dengan kelas obat ini.
Antikonvulsan, seperti carbamazepine, dapat meningkatkan fungsi global untuk beberapa
pasien. Agen serotonergik seperti serotonin reuptake inhibitor (SSRI) telah membantu dalam
beberapa kasus.
Tatalaksana
 Psikoterapi
Psikoterapi untuk pasien dengan gangguan kepribadian emosional tidak stabil adalah
penyelidikan intensif dan telah menjadi terapi pilihan
Gangguan Kepribadian Yang Tidak Ditentukan
 Kategori ini untuk gangguan fungsi kepribadian yang tidak memenuhi kriteria untuk
gangguan kepribadian tertentu. Sebuah contoh adalah adanya fitur lebih dari satu
gangguan kepribadian tertentu yang tidak memenuhi kriteria penuh untuk gangguan
kepribadian seseorang (mixed personality).
 Tetapi bersama-sama menyebabkan distress klinis signifikan atau gangguan dalam
satu atau lebih penting area fungsi (misalnya, sosial atau pekerjaan). Kategori ini juga
dapat digunakan ketika hakim dokter bahwa gangguan kepribadian tertentu yang
tidak termasuk dalam klasifikasi yang sesuai
Gangguan Kepribadian Yang Tidak Ditentukan
 GANGGUAN KEPRIBADIAN PASIF-AGRESIF
 GANGGUAN KEPRIBADIAN DEPRESIF
 GANGGUAN KEPRIBADIAN SADOMASOKIS
 GANGGUAN KEPRIBADIAN SADISTIK
GANGGUAN KEPRIBADIAN PASIF-AGRESIF
 pasif menolak memenuhi tugas sosial dan pekerjaan rutin
 mengeluh salah mengerti dan tidak dihargai oleh orang lain
 cemberut dan argumentatif
 masuk akal dan scorns mengkritik otoritas
 mengungkapkan kecemburuan dan kebencian terhadap orang-orang tampaknya lebih
beruntung
 suara berlebihan dan terus-menerus keluhan kemalangan pribadi
 bergantian antara pembangkangan bermusuhan dan penyesalan
GANGGUAN KEPRIBADIAN DEPRESIF
A. Sebuah pola pervasif kognisi dan perilaku depresif pada awal masa dewasa dan hadir
dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) sebagai
berikut:
 suasana hati yang biasa didominasi oleh kepatahan, kelam kabut, murung,
ketidakbahagiaan
 konsep diri pusat sekitar keyakinan tidak mampu, tidak berharga, dan rendah diri
 sangat penting, menyalahkan, dan menghina terhadap diri sendiri
 yang merenung dan diberikan kepada khawatir
 negatif, kritis, dan menghakimi terhadap orang lain
 pesimis
 rentan terhadap perasaan bersalah atau menyesal
B. Tidak terjadi secara eksklusif selama episode depresi dan tidak lebih baik dicatat oleh
gangguan dysthymic
GANGGUAN KEPRIBADIAN SADOMASOKIS
 Gangguan kepribadian sadomasokis yang tercantum di sini karena kepentingan klinis
dan sejarah besar dalam psikiatri. Ini bukan kategori diagnostik resmi dalam DSM-
IV-TR atau lampirannya, tetapi dapat didiagnosis sebagai gangguan kepribadian ini
tidak lain diklasifikasikan.
Sadisme adalah keinginan untuk menyebabkan rasa sakit orang lain dengan menjadi
baik seksual melecehkan atau umumnya secara fisik atau psikologis kasar
Masokisme, nama untuk Leopold von Sacher-Masoch, seorang novelis abad ke-19
Jerman, adalah pencapaian kepuasan seksual dengan menimbulkan rasa sakit pada
diri.
Kepribadian anankastik
 pola perilaku berupa preokupasi dengan keteraturan, peraturan, perfeksionisme, kontrol mental
dan hubungan interpersonal dengan mengenyampingkan fleksibilitas, keterbukaan, efesiensi
bersifat privasif, awitan sejak dewasa muda nyata dalam berbagai konteks
 Epidemiologi P>L
 Gambaran klinis
 Teratur, tertib, rapi, rinci dan pencapaian kesempurnaan
 Bersikeras bahwa aturan harus diikuti secara kaku dan tidak bisa mentolerir pelanggaran
 Sikap formal dan serius
 Tidak humoris
 Takut membuat kesalahan sehingga ragu dalam mengambil keputusan
 Pengobatan
 Psikoterapi
 Farmakologi :
 Agen serotonergic : fluoxesetin
Kepribadian anankastik
1. Perasaan ragu-ragu dan hati-hati yang berlebihan;
2. Preokupasi dengan hal-hal yang rinci (detail). Peraturan, daftar, urutan, organisasi, atau
jadwal;
3. Perfeksionisme yang mempengaruhi penyelesaian tugas;
4. Ketelitian yang berlebihan, terlalu hati-hati, dan keterikatan yang tidak semestinya pada
produktifitas sampai menghabiskan kepuasan dan hubungan interpersonal;
5. Keterpakuan dan keterikatan yang berlebihan pada kebiasaan sosial;
6. Kaku dan keras kepala;
7. Pemaksaan yang tak beralasan agar orang lain mengikuti persis caranya mengerjakan
sesuatu, atau keengganan yang tak beralasan untuk mengizinkan orang lain mengerjakan
sesuatu;
8. Mecampur-adukkan pikiran atau dorongan yang memaksa dan yang enggan.
 Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari atas
KEPRIBADIAN HISTIRIONIK
Gangguan kepribadian histrionik didefinisikan Menurut DSM-IV-TR, data terbatas dari studi
sebagai pola perilaku berupa emosionalitas pada populasi umum menunjukkan prevalensi
berlebih dan menarik perhatian, bersifat pervasif,
berawal sejak usia dewasa muda
sekitar 2 hingga 3%.Tingkat sekitar 10 hingga
15% telah dilaporkan pada pasien yang
Karakteristik:
mendapatkan terapi kesehatan mental.
 Dramatisasi diri
Gangguan kepribadian ini lebih sering dijumpai
 Emosionalitas
pada perempuan daripada pada laki-laki.
 Merangsang (agresif)
 Dependen
 Sugestibel
 Masalah seksual
 Gangguan somatik
ETIOLOGI
 Selain genetik, teori psikoanalisa berpendapat bahwa emosionalitas dan
ketidaksenonohan perilaku secara seksual didorong oleh ketidaksenonohan
orangtua, terutama ayah kepada anak perempuannya. Dan kebutuhan untuk
menjadi pusat perhatian dipandang sebagai cara untuk mempertahankan diri dari
perasaan yang sebenarnya yaitu harga diri yang rendah
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Kriteria diagnostik untuk gangguan kepribadian histrionik menurut DSM-IV-TR ditampilkan pada tabel berikut
ini:1
 Suatu pola pervasif dalam mencari perhatian dan emosionalitas yang berlebihan, yang dimulai pada saat awal
usia dewasa dan hadir dalam berbagai konteks seperti yang ditunjukkan dari lima (atau lebih) konteks berikut:
 Tidak merasa nyaman pada situasi dimana ia bukanlah pusat perhatian
 Interaksi dengan yang lain sering ditandai dengan perilaku seduktif dan provokatif secara seksual yang tidak
sesuai
 Menunjukkan pergantian emosi yang sangat cepat dan ekspresi emosi yang dangkal
 Secara konsisten menggunakan penampilan fisik untuk menggambarkan perhatian terhadap dirinya
 Memiliki gaya berbicara yang sangat impresionistik dan kurang detail
 Menunjukkan dramatisasi diri, teatrikal, dan ekspresi emosi yang berlebihan
 Sugestibel, sangat mudah dipengaruhi oleh orang lain
 Menganggap hubungan lebih intim daripada yang sebenarnya
Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 4th ed.Text rev.Washington,
DC: American Psychiatric Association; 2000.
PPDGJ
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
 Ekspresi emosi yang dibuat-buat (self dramatization) seperti bersandiwara (theariticality) yang
dibesar-besarkan (exaggerated)
 Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau oleh keadaan
 Keadaan afektif yang dangkal dan labil
 Terus-menerus mencari kegairahan (excitement). Penghargaan (appreation) dari orang lain, dan
aktivitas dimana pasien menjadi pusat perhatian
 Penampilan atau perilaku ”merangsang” (seductive) yang tidak memadai
 Terlalu peduli dengan daya tarik fisik

Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.


PROGNOSIS
 Sejalan dengan usia, orang dengan gangguan kepribadian histrionik menunjukkan
gejala yang lebih sedikit, karena mereka kekurangan energy pada tahun-tahun awal,
perbedaan jumlah gejala lebih tampak daripada kenyataannya. Pasien umumnya
mencari sensasi, dan mereka mungkin dapat bermasalah dengan hokum,
penyalahgunaan zat, dan bertingkah kacau.
TATALAKSANA
 Psikoterapi
Pasien dengan gangguan kepribadian ini sering tidak menyadari tentang perasaannya
yang sesungguhnya; oleh sebab itu mereka perlu dibantu untuk mengenali dan
mengklarifikasi persaan mereka yang sesungguhnya. Psikoterapi yang berorientasi
dengan psikoanalitik, baik secara kelompok ataupun individu, mungkin merupakan
pilihan terapi yang cocok untuk pasien dengan gangguan kepribadian histrionik.
 Farmakoterapi
Farmakoterapi dapat diberikan sebagai tambahan ketika simtom-simtom yang ada
dijadikan sebagai target pengobatan (misalkan: penggunaan antidepresan untuk depresi
dan keluhan somatic, obat antiansietas untuk kecemasan, dan obat antipsikotik untuk
derealisasi dan ilusi).
Gangguan Cemas Menyeluruh
 Gangguan cemas menyeluruh (Generalyzed Anxiety Disorder, GAD) merupakan
kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan
dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa
kehidupan sehari-hari.

Prevalensi Gangguan Cemas Menyeluruh untuk kanak-kanak dan dewasa pada


kisaran 2.9-4.6%. Menurut DSM-5,prevalensi 12 bulan untuk gangguan kecemasan
umum adalah 0,9% di kalangan remaja dan 2,9% orang dewasa di masyarakat umum
negara-di Amerika Serikat.Prevalensi 12 bulan dari gangguan di negara lain berkisar
antara 0,4% sampai 3,6% manakala resiko morbiditas sekitar 9,0%.
KRITERIA DIAGNOSTIK (DSM IV-TR)
A. Kecemasan atau kekhawatiran yang C. Kecemasan dan kekhawatiran disertai tiga atau
lebih dari enam gejala berikut ini :
berlebihan yang timbul hampir setiap
1. Kegelisahan
hari, sepanjang hari, terjadi selama
2. Merasa mudah lelah
sekurangnya 6 bulan, tentang sejumlah
3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi
aktivitas atau kejadian (seperti
kosong
pekerjaan atau aktivitas sekolah).
4. Iritabilitas
B. Penderita merasa sulit mengendalikan 5. Ketegangan otot
kekhawatirannya. 6. Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur,
atau tidur gelisah dan tidak memuaskan)
D. Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan aksis I.

E. Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis,
atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain.

F. Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis
umum, dan tidak terjadi semata-mata selama suatu gangguan mood, gangguan psikotik, atau gangguan
perkembangan pervasif.
KRITERIA GAD (PPDGJ-III)
ansietas sbg gejala primer, terjadi hampir tiap hari selama beberapa minggu
sampai beberapa bulan, tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi
tertentu (sifatnya “free floating” atau mengambang)
Gejala-gejala mencakup unsur-unsur berikut :

 Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
 Ketegangan motorik
 Overaktivitas otonomik
 Anak-anak : kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan somatik
berulang yg menonjol.
 Gejala lain yg sifatnya sementara (depresi, tdk membatalkan diagnosis, selama tdk memenuhi
kriteria lengkap episode depresif,
 ansietas fobik, serangan panik, atau obsesif-kompulsif.
GAMBARAN KLINIS
 Gejala utama: anxietas, ketegangan motorik,

hiperaktivitas autonom, dan kewaspadaan secara kognitif.

 Kecemasan : bersifat berlebihan dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan pasien.

 Ketegangan motorik : bergetar, kelelahan, dan sakit kepala.

• Hiperaktivitas autonom : pernafasan yang pendek, berkeringat, palpitasi dan disertai gejala

saluran pencernaan.

• Kewaspadaan kognitif : iritabilitas.


DIAGNOSIS BANDING
 Kecemasan akibat kondisi medis umum.

 Gangguan yang berhubungan dengan penggunaan zat: intoksikasi kafein, penyalahgunaan stimulansia,

kondisi putus zat atau obat.

 Gangguan panik, fobia, gangguan obsesif kompulsif, hipokondriasis, gangguan somatisasi, gangguan

penyesuaian dengan kecemasan, dan gangguan kepribadian.

 Gangguan depresi dan distimik sulit dibedakan dengan GAD, sering terdapat bersama.
TERAPI
a) Farmakoterapi
 Benzodiazepin

 Merupakan pilihan obat pertama

 Dimulai dengan pemberian dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai


respon terapi
 Lama pengobatan rata-rata 2-6minggu dilanjutkan dengan masa tapering off selama
1-2 minggu.
Sediaan Obat Anti-Anxietas dan Dosis Anjuran
(menurut IiMS Vol. 30-2001)
No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1. Diazepam DiazepinLoviumStesolid Tab. 2-5 mgTab. 2-5 mgTab. 2-5 10-30 mg/h
mgAmp. 10mg/2cc

2. Chlordiazepoxide CetabriumArsitranTensinyl Drg. 5-10 mgTab. 5 mgCap. 5 mg 15-30 mg/h

3. Lorazepam AtivanRenaquil Tab. 0,5-1-2 mgTab. 1 mg 2-3 x 1 mg/h

4. Clobazam Frisium Tab. 10 mg 2-3 x 1m mg/h

5. Alprazolam XanaxAlganax Tab. 0,25-0,5 mgTab. 0,25-0,5 mg 0,75-1,50 mg/h

6. Sulpiride Dogmatil Cap. 50 mg 100-200 mg/h

7. Buspirone Buspar Tab. 10 mg 15-30 mg/h

8. Hydroxyzine Iterax Caplet 25 mg 3x25 mg/h


 Buspiron  SSRI(SELECTIVE SEROTONIN RE-
 Lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif UPTAKE INHIBITOR)
dibanding gejala somatik pada GAD  Sertralin dan paroxetin lebih baik
 Tidak menyebabkan withdrawal daripada fluoksetin
 Kekuranganefek klinik terasa setelah 2-3  Pemberian fluoksetin dapat
minggu
meningkatkan anxietas sesaat
 Dapat dilakukan penggunaan bersama
 SSRI efektif terutama terhadap pasien
benzodiazepin dengan buspiron—dilakukan
tapering off benzodiazepin setelah 2-3minggu GAD dengan riwayat depresi
disaat efek buspiron mencapai maksimal
PSIKOTERAPI
 Terapi kognitif-perilaku  Terapi suportif
 Pendekatan kognitif mengajak pasien secara  Memberikan reassurance dan kenyamanan
langsung mengenali:
pada pasien
 Distorsi kognitif dan pendekatan perillaku
 Menggali potensi yang ada dan belum
 Gejala somatik secara langsung
tampak
 Teknik utama pada pendekatan behavioral adalah
relaksasi dan biofeedback.  Mendukung egonya

 Agar pasien lebih bisa beradaptasi optimal


dalam fungsi sosial dan pekerjaaan
 Psikoterapi Berorientasi Tilikan

 Mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar, menilik


egostrength, relasi objek, serta keutuhan self pasien
 Untuk memperkirakan sejauh mana pasien dapat diubah menjadi lebih matur

 Bila tidak tercapai, minimal memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi
sosial dan pekerjaannya.
Prognosis
 Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan kronis yang mungkin berlangsung

seumur hidup.

 Sebanyak 25 % penderita GAD akhirnya mengalami gangguan panik, juga dapat mengalami

gangguan depresi mayor.


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai