Anda di halaman 1dari 50

KEPANITRAAN KLINIK STASE JIWA PERIODE 29 JULI – 31 AGUSTUS

2019 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER
JAKARTA
2019
Ciri perilaku dan emosi ciri kepribadian yang
seseorang dalamm kehidupan dibentuk oleh proses
Kepribadian Karakter perkembangan dan
sehari-hari. Stabil dan dapat
diramalkan. pengalaman hidup

ciri kepribadian yang bersifat


tidak fleksibel dan maladaptif
disfungsi dalam hubungan
yang menyebabkan disfungsi
Gangguan Kepribadian keluarga, pekerjaan, fungsi
yang bermakna dan penderitaan
sosial.
subjektif
DEFINISI GANGGUAN KEPRIBADIAN

Gangguan kepribadian adalah ciri kepribadian yang bersifat tidak fleksibel dan
maladaptif yang menyebabkan disfungsi yang bermakna dan penderitaan
subjektif. Orang dengan gangguan kepribadian menunjukkan pola relasi dan
persepsi terhadap lingkungan dan diri sendiri yang bersifat berakar mendalam
tidak fleksibel serta bersifat maladaptif.
DSM-IV menetapkan kriteria umum diagnostik untuk gangguan kepribadian yang meliputi:
a. Pola pengalaman batin dan perilaku yang menyimpang dari budaya yang diharapkan.
Pola ini dapat bermanifestasi dalam dua atau lebih area berikut: kesadaran, afek,
pengendalian impuls, dan hubungan dengan orang lain.
b. Pola yang tidak fleksibel dan berakar mendalam (menyerap).
c. Pola yang mengarah pada penderitaan yang signifikan.
d. Pola yang stabil dan dapat ditelusuri kembali ke masa remaja dan awal masa dewasa.
e. Pola ini bukan merupakan manifestasi dari gangguan mental lain.
f. Pola ini tidak memiliki efek fisiologis langsung dari penggunaan zat (contoh
penyalahgunaan zat, medikasi) atau kondisi medis umum (contoh cidera kepala).
- Gangguan kepribadian paranoid
Kelompok A Aneh dan eksentrik - skizoid
- skizotipal

orang dengan perilaku - gangguan kepribadian antisosial


yang terlalu dramatis, - ambang (borderline)
Kelompok B - Histrionik
emosional, dan eratik
- narsistik.
(tidak menentu).

- gangguan kepribadian menghindar


sering kali tampak
Kelompok C - Dependen
cemas atau ketakutan - obsesif-kompulsif
1. Faktor genetik

2. Faktor biologi

Orang dengan sifat impulsif juga sering


Hormon menunjukkan tingkat testosteron, 17-
estradiol, dan estron yang tinggi

Monoamine
Oksidase Tingkat monoamine oksidase trombosit
trombosit yang rendah telah dicatat pada beberapa
pasien dengan gangguan skizotipal.

Gerakan
mata pursuit introvert, yang memiliki rasa rendah diri
halus/ dan cenderung untuk menarik diri, dan
saccadic yang memiliki gangguan kepribadian
skizotipal.
Efek neurotransmitter pada sifat kepribadian
telah dihasilkan banyak perhatian dan
Neurotransmiter kontroversi tentang apakah sifat-sifat
kepribadian bawaan atau diperoleh.

Pada beberapa pasien dengan gangguan


kepribadian, paling sering jenis antisosial dan
Elektrofisiologi
borderline; perubahan ini muncul sebagai
gelombang lambat aktivitas di EEG.

Orang dengan gangguan kepribadian paranoid,


misalnya, menggunakan proyeksi, sedangkan
3. Faktor Psikoanalitik
gangguan kepribadian skizoid dikaitkan dengan
penarikan.
1. GANGGUAN KEPRIBADIAN 0,5 – 2,5%
PARANOID

Kecurigaan dan ketidakpercayaan pada orang lain bahwa orang lain berniat buruk kepadanya,
bersifat pervasif, awitan dewasa muda, nyata dalam perlabagai konteks.

Tanda khas dari gangguan kepribadian paranoid adalah kecurigaan yang berlebihan dan
ketidakpercayaan orang lain yang dinyatakan sebagai kecenderungan pervasif untuk menafsirkan
tindakan orang lain sebagai sengaja merendahkan, jahat, mengancam, mengeksploitasi, atau
menipu.
Kriteria diagnostik gangguan kepribadian paranoid berdasarkan DSM IV:

A. Sebuah ketidakpercayaan meluas dan kecurigaan orang lain sehingga motif mereka
ditafsirkan sebagai jahat, dimulai dengan awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai
konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) sebagai berikut:

 kecurigaan, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan,


membahayakan, atau menipu dia

 sibuk dengan keraguan yang tidak tepat tentang loyalitas atau kepercayaan dari
teman-teman atau rekan
 enggan untuk menceritakan pada orang lain karena takut yang tidak beralasan bahwa informasi
tersebut akan digunakan jahat terhadap dia atau dia

 membaca arti merendahkan yang tersembunyi atau mengancam dalam komentar atau peristiwa

 terus-menerus dendam, menolak memaafkan penghinaan atau masalah kecil yang menyebabkan
hatinya terluka

 merasakan serangan pada karakter atau reputasinya yang tidak jelas dan cepat untuk bereaksi
dengan marah atau membalas

 memiliki kecurigaan yang berulang, tanpa pembenaran, tentang kesetiaan pasangan atau pasangan
seksual
B. Tidak terjadi secara eksklusif selama skizofrenia, gangguan mood dengan ciri psikotik, atau
gangguan psikotik lain dan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu kondisi medis umum.

 Catatan : apabila kriteria ditemukan sebelum awitan Skizofrenia, ditambahkan “premorbid”.

Diagnosis banding

 Gangguan kepribadian paranoid dapat dibedakan dari gangguan waham dengan tidak ditemukannya
waham yang tidak terbantahkan (fixed). Tidak seperti orang dengan skizofrenia paranoid, orang
dengan gangguan kepribadian tidak memiliki halusinasi atau gangguan pikiran.
 Tatalaksana

A. Psikoterapi

Terapis harus ingat bahwa kepercayaan dan toleransi keakraban adalah hal yang menjadi perhatian bagi
pasien dengan gangguan ini. Psikoterapi individual membutuhkan gaya yang profesional dan hangat dari
terapis. Tuduhan delusi harus ditangani dengan realistis tapi lembut dan tanpa mempermalukan pasien.

B. Farmakoterapi

Pada banyak kasus, agen anti-ansietas seperti diazepam (Valium) cukup. Apabila diperlukan, dapat
diberikan anti-psikotik seperti haloperidol (Haldol) dalam dosis kecil dan untuk periode singkat untuk
menangani kegelisahan pasien yang buruk atau pemikiran seakan-akan delusi. Obat anti-psikotik
pimozide (Orap) berhasil mengurangi pemikiran paranoid pada beberapa pasien.
2. GANGGUAN KEPRIBADIAN
7,5%
pria:wanita adalah 2:1
SKIZOID

Pola perilaku berupa pelepasan diri dari hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi
emosi yang terbatas dalam hubungan interpersonalPasien umumnya dilihat oleh orang lain
sebagai orang yang aneh, terisolasi, dan kesepian.

Orang dengan gangguan kepribadian skizoid tampaknya menjadi dingin dan menyendiri,
mereka tampak terpencil dan menunjukkan tidak ada keterlibatan dengan peristiwa sehari-
hari dan keprihatinan terhadap orang lain. Mereka tampil tenang, jauh, exclusive, dan
tidak ramah.
Diagnosis
Pada pemeriksaan psikiatrik, pasien dengan gangguan kepribadian skizoid dapat tampak sakit dalam
keadaan istirahat di tempat. Mereka jarang mengadakan kontak mata, dan pewawancara dapat menduga
bahwa pasien ingin sekali menyudahi wawancara. Afek terbatas, menyendiri, atau tidak tepat serius,
tetapi di balik sikap acuh tak acuh, dokter yang sensitif dapat mengenali ketakutan. Pasien-pasien ini sulit
untuk menjadi ceria.
Kriteria diagnostik gangguan kepribadian skizoid berdasarkan DSM IV:
A. Sebuah pola pervasif pelepasan dari hubungan sosial dan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal, dimulai dengan awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai konteks, seperti
yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) sebagai berikut:
1. Tidak ada keinginan atau tidak menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi bagian dari sebuah
keluarga
2. hampir selalu memilih kegiatan soliter
3. memiliki sedikit, jika ada, minat memiliki pengalaman seksual dengan orang lain
4. hanya sedikit aktivitas yang memberikannya kebahagiaan
5. tidak memiliki teman dekat atau kepercayaan selain keluarga tingkat pertama
6. tidak peduli pada pujian atau kecaman/ kritik dari orang lain
7. menunjukkan emosi yang dingin, afek datar
B. Tidak terjadi secara eksklusif selama skizofrenia, gangguan mood dengan fitur psikotik,
gangguan psikotik, atau gangguan perkembangan pervasif dan bukan karena efek
fisiologis langsung dari suatu kondisi medis umum.

Diagnosa banding
Gangguan kepribadian skizoid dibedakan dari skizofrenia, gangguan delusi, dan gangguan
afektif dengan fitur psikotik berdasarkan periode dengan gejala psikotik yang positif, seperti
delusi dan halusinasi
Secara teoritis, perbedaan utama antara pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal dan satu dengan
gangguan kepribadian skizoid adalah bahwa pasien yang skizotipal lebih mirip dengan pasien dengan
skizofrenia dalam keanehan persepsi, pikiran, perilaku, dan komunikasi. Pasien dengan gangguan
kepribadian menghindar terisolasi tapi sangat ingin berpartisipasi dalam kegiatan, karakteristik tersebut
tidak ditemukan pada mereka dengan gangguan kepribadian skizoid.
Tatalaksana
A. Psikoterapi
Tatalaksana pasien dengan gangguan kepribadian skizoid mirip dengan penanganan pada orang
dengan gangguan kepribadian paranoid.

B. Farmakoterapi
Farmakoterapi dengan dosis kecil anti-psikotik, anti-depresan, dan psikostimulan memberikan keuntungan
bagi beberapa pasien. Agen serotonergik membuat pasien kurang sensitif terhadap penolakan. Benzodiazepine
dapat mengurangi kecemasan interpersonal.

Perjalanan Gangguan dan prognosis


Timbulnya gangguan kepribadian skizoid biasanya terjadi pada anak usia dini. Seperti dengan semua gangguan
kepribadian, gangguan kepribadian skizoid adalah tahan lama, tetapi belum tentu seumur hidup.
3. GANGGUAN KEPRIBADIAN
3%
SKIZOTIPAL
merasa tidak nyaman dan kurang mampu untuk membina hubungan akrab,
disertai distorsi kognitif atau persepsi dan perilaku yang eksentrik, bersifat pervasif,
awitannya dewasa muda, dan nyata dalam pelbagai konteks atau situasi kehidupan.

Di bawah stres, pasien dengan gangguan kepribadian schizotypal mungkin dekompensasi


dan memiliki gejala psikotik, tetapi ini biasanya singkat. Pasien dengan kasus yang parah
dari gangguan mungkin menunjukkan anhedonia dan depresi berat.
Pedoman diagnostik gangguan kepribadian skizotipal berdasarkan DSM IV:
a) Pola pervasif mengenai defisit sosial dan interpersonal yang ditandai dengan
ketidaknyamanan akut dengan, dan berkurangnya kapasitas untuk hubungan dekat seperti
pada distorsi kognitif dan persepsi dan keganjilan pada perilaku, yang muncul pada awal
masa dewasa dan terdapat dalam pelbagai konteks, yang ditandai dengan lima (atau lebih)
ciri berikut:
1. Ideas of reference (kecuali delusion of reference)
2. Keyakinan yang aneh atau pikiran magis yang mempengaruhi perilaku dan tidak
sesuai dengan norma budaya (contoh percaya pada tahyul, kepercayaan kemampuan
supranatural, telepati, atau indera keenam; pada anak-anak dan remaja, fantasi yang
berlebihan)
3. Pengalaman persepsi yang tidak biasa, mencakup ilusi secara fisik
4. Cara berpikir dan berbicara yang aneh
5. Curiga atau pemikiran paranoid
6. Afek yang tidak sesuai atau terbatas
7. Perilaku atau penampilan yang ganjil, eksentrik, atau khas
8. Tidak memiliki teman dekat atau orang kepercayaan selain dari kerabat derajat satu
(first degree relatives)
9. Kecemasan sosial berlebihan yang tidak dapat dikurangi dengan keakraban dan
cenderung berhubungan dengan ketakutan paranoid dibadingkan penilaian negatif
tentang diri sendiri
b) Tidak berlangusng selama perjalanan gangguan skizofrenia, gangguan mood dengan ciri
psikotik, gangguan psikotik lainnya, atau gangguan perkembangan pervasif.
Diagnosis banding
Secara teoritis, orang dengan gangguan kepribadian skizotipal dapat dibedakan dengan yang mengalami gangguan
kepribadian skizoid dan menghindar (cemas) dengan adanya keganjilan/keanehan dari perilaku, cara berpikir,
persepsi, dan komunikasi dan mungkin dengan riwayat keluarga yang jelas adanya skizofrenia. Pasien dengan
skizotipal dibedakan dengan skizofrenia dengan tidak adanya psikosis

Tatalaksana
A. Psikoterapi
Prinsip tatalaksana gangguan kepribadian skizotipal tidak berbeda dengan penanganan skizoid, tetapi dokter
harus bertindak secara sensitif dibanding sebelumnya. Pasien ini memiliki keganjilan pada cara berpikir, dan
beberapa berkaitan dengan pemujaan, praktik keagamaan yang aneh, dan ilmu gaib. Terapis tidak boleh
mencemooh aktivitas terssebut dan menghakimi kepercayaan atau akhtivitas tersebut.
A. Farmakoterapi
Medikasi anti-psikotik dapat berguna dalam menangani ideas of reference, ilusi,
dan gejala lain dan dapat digabungkan dengan pskoterapi. Anti-depresan juga
berguna ketika komponen depresif dari kepribadian ditemukan.

Perjalanan gangguan dan prognosis


Penelitian jangka panjang oleh Thomas McGlashan dilaporkan bahwa 10 persen
dari orang dengan gangguan kepribadian skizotipal pada akhirnya bunuh diri.
Beberapa, bagaimanapun, memelihara kepribadian skizotipal selama mereka hidup
dan menikah dan bekerja, walaupun aneh.
4. GANGGUAN KEPRIBADIAN
ANTISOSIAL
3% pada pria dan 1% pada wanita

pola perilaku pengabaian dan perlanggaran

Orang dengan gangguan kepribadian antisosial sangat mewakili apa yang disebut para penipu. Mereka sangat
manipulatif dan sering dapat berbicara orang lain untuk berpartisipasi dalam skema cara mudah untuk
membuat uang atau untuk mencapai ketenaran. Skema ini akhirnya dapat memimpin sikap tidak berhati-hati
sampai menimbulkan kekacauan finansial atau rasa malu sosial atau keduanya. Mereka dengan gangguan ini
tidak mengatakan kebenaran dan tidak dapat dipercaya untuk melaksanakan tugas apapun atau mematuhi
semua standar konvensional moralitas. Pergaulan bebas, penyalahgunaan pasangan, penganiayaan anak, dan
mengemudi dalam keadaan mabuk adalah kejadian umum dalam hidup mereka. Temuan penting adalah
kurangnya penyesalan atas tindakan ini, yaitu, mereka tampak kurang memiliki hati nurani.
Diagnosa
Kriteria diagnostik gangguan kepribadian antisosial berdasarkan DSM-IV:
A. Ada pola pervasif mengabaikan dan melanggar hak orang lain yang terjadi sejak usia 15 tahun, seperti yang ditunjukkan oleh
tiga (atau lebih) sebagai berikut:
1. kegagalan untuk mematuhi norma-norma, peraturan, dan kewajiban sosial
2. tipu daya, seperti ditunjukkan oleh berulang kali berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan pribadi atau kesenangan
3. impulsif atau kegagalan untuk merencanakan
4. iritabilitas dan agresivitas, seperti ditunjukkan oleh perkelahian fisik berulang
5. sembrono mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain
6. secara menetap tidak bertanggung jawab, seperti yang ditunjukkan oleh kegagalan yang berulang untuk mempertahankan
perilaku kerja yang konsisten atau menghormati kewajiban keuangan
7. kurangnya penyesalan, seperti ditunjukkan dengan menjadi acuh tak acuh terhadap atau rasionalisasi memiliki terluka, dianiaya,
atau dicuri dari yang lain
A. Individu setidaknya usia 18 tahun.
B. Ada bukti dari gangguan perilaku dengan onset sebelum usia 15 tahun.
C. Terjadinya perilaku antisosial tidak secara eksklusif selama skizofrenia atau episode manik.
Pengobatan
A. Psikoterapi
Terapis harus menemukan cara untuk berurusan dengan perilaku pasien yang merusak diri sendiri. Dan
untuk mengatasi ketakutan pasien akan keintiman, terapis harus menggagalkan keinginan pasien untuk lari
dari pertemuan yang nyata dengan orang lain.

B.Farmakoterapi
Farmakoterapi digunakan untuk menangani gejala-gejala seperti kecemasan, kemarahan, dan depresi, namun
karena pasien sering menyalahgunakan zat, obat-obatan harus digunakan secara bijaksana. Jika pasien
menunjukkan bukti gangguan atensi atau gangguan hiperaktif, psikostimulan seperti methylphenidate (Ritalin)
mungkin berguna.
5. GANGGUAN KEPRIBADIAN
EMOSIONAL TIDAK STABIL

bertindak impulsif tanpa mempetimbangkan dampaknya, afek F60.31 Tipe ambang (borderline)
atau emosi tidak stabil atau kurang pengendalian diri, dapat
menjurus kepada ledakan kemarahan atau perilaku kekerasan. ketidak stabilan emosi, citra diri, tujuan
hdup, serta preferensi internalnya
(seringkali juga orientasi seksualnya)
sering tidak jelas atau terganggu
F60.30 Tipe Impulsif

ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls


(dorongan hati). Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam
lazim terjadi, khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik
orang lain.
Diagnosis
Menurut DSM-IV-TR, diagnosis gangguan kepribadian emosional tidak stabil dapat dibuat awal masa dewasa ketika pasien menunjukkan
setidaknya lima kriteria yang tercantum pada kriteria diagnostik.
Pola pervasif ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri, dan afek, dan impulsif dengan awitan awal masa dewasa dan hadir dalam
berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) sebagai berikut:
1. Upaya yang penuh kegelisahan untuk menghindari keadaan ditinggalkan yang nyata maupun yang hanya dibayangkan. Catatan: Tidak meliputi
perilaku bunuh diri atau mutilasi diri tercakup dalam Kriteria 5.
2. pola hubungan interpersonal erat namun tidak stabil
3. gangguan identitas: citra diri atau kesadaran diri yang secara nyata dan terus menerus tidak stabil
4. impulsif dalam setidaknya dua wilayah yang berpotensi merusak diri (misalnya, pengeluaran, seks, penyalahgunaan zat, mengemudi sembrono,
makan pesta). Catatan: Tidak meliputi perilaku bunuh diri atau mutilasi diri tercakup dalam Kriteria 5
5. perilaku bunuh diri berulang, gestur, atau ancaman, atau perilaku mutilasi diri
6. Ketidakstabilan perasaan atau afek yang disebabkan oleh suasana hati (misalnya, dysphoria episodik intens, lekas marah, atau kecemasan biasanya
berlangsung beberapa jam dan jarang lebih dari beberapa hari)
7. Perasaan kosong yang kronis
8. Kemarahan yang tidak pantas, intens atau kesulitan mengendalikan marah (misalnya, menampilkan sering marah, kemarahan yang konstan,
perkelahian fisik berulang)
9. Pemikiran paranoid yang berkaitan dengan stres berlangsung singkat gejala disosiatif yang parah
Tatalaksana
A. Psikoterapi
Psikoterapi untuk pasien dengan gangguan kepribadian emosional tidak stabil adalah
penyelidikan intensif dan telah menjadi terapi pilihan

B. Farmakoterapi
Farmakoterapi berguna untuk menangani dengan fitur kepribadian tertentu yang mengganggu fungsi
keseluruhan pasien. Antipsikotik telah digunakan untuk mengendalikan kemarahan, permusuhan, dan episode
psikotik singkat. Antidepresan terutama SSRI memperbaiki mood depresi umum pada pasien dengan gangguan
kepribadian ini. Benzodiazepin, khususnya alprazolam (Xanax), membantu kecemasan dan depresi.
Antikonvulsan, seperti carbamazepine, dapat meningkatkan fungsi global untuk beberapa pasien.
6. GANGGUAN KEPRIBADIAN
HISTRIONIK

pola perilaku berupa emosionalitas berlebih dan menarik perhatian.

2-3% penduduk, perempuan lebih banyak dari laki-laki. Ciri khasnya adalah
berperilaku menarik perhatian, sering pula melebih-lebihkan pikiran dan
perasaannya.
Kriteria diagnostik gangguan kepribadian histrionik berdasarkan DSM-IV:
Pola pervasif dari emosionalitas yang berlebihan dan mencari perhatian, dimulai dengan awal masa dewasa
dan hadir dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) sebagai berikut:
1. tidak nyaman dalam situasi di mana dia bukan pusat perhatian
2. interaksi dengan orang lain yang sering ditandai oleh perilaku seksual menggoda atau provokatif yang
tidak sepantasnya
3. menampilkan pergeseran cepat dan ekspresi emosi yang dangkal
4. konsisten menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian kepada dirinya
5. memiliki gaya bicara yang terlalu impresionis dan kurang rinci
6. menunjukkan dramatisasi diri, sandiwara, dan ekspresi berlebihan dari emosi
7. mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
8. menganggap hubungan menjadi lebih intim daripada yang sebenarnya
Tatalaksana
A. Psikoterapi
Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak menyadari perasaan mereka sendiri yang nyata;
klarifikasi dari perasaan batin mereka adalah proses terapeutik penting. Psikoterapi dengan orientasi psikoanalitik,
baik kelompok atau individu, mungkin adalah pilihan perawatan untuk gangguan kepribadian histerik.
B. Farmakoterapi
Farmakoterapi dapat adjunctive bila gejala ditargetkan (misalnya, penggunaan antidepresan untuk depresi dan
keluhan somatik, agen anti ansietas untuk kegelisahan, dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi).
7. GANGGUAN KEPRIBADIAN
2-16 %
NARSISTIK

terdapatnya pola rasa kebesaran diri (dalam fantasi atau


perilaku), kebutuhan untuk dikagumi atau disanjung, kurang
mampu berempati
Diagnosa
Kriteria diagnostik gangguan kepribadian narsistik berdasarkan DSM-IV:
Sebuah pola bersifat pervasif tentang kebesaran (dalam khayalan atau perilaku), membutuhkan kekaguman, dan kurangnya
empati, dimulai dengan awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih)
sebagai berikut:
1. secara berlebih merasa dirinya sangat penting (misalnya, melebih-lebihkan prestasi dan bakat, mengharapkan untuk diakui
sebagai yang unggul tanpa prestasi sepadan)
2. sibuk dengan fantasi kesuksesan tak terbatas, kekuasaan, kecerdasan, kecantikan, atau kekasih ideal
3. percaya bahwa ia adalah istimewa dan unik dan hanya dapat dipahami oleh, atau harus bergaul dengan orang-orang khusus
atau tinggi status lainnya (atau lembaga)
4. membutuhkan pemujaan berlebihan
5. merasa dirinya “mempunyai hak istimewa” (contoh menuntut agar mendapat perlakuan khusus, atau orang lain harus menurut
kehendaknya)
6. tidak memiliki empati: tidak bersedia untuk mengenali atau mengidentifikasi dengan perasaan dan kebutuhan orang lain
7. sering iri kepada orang lain atau percaya bahwa orang lain iri kepadanya
8. bersikap sombong
Pengobatan
A. Psikoterapi
Psikiater seperti Kernberg dan Heinz Kohut menganjurkan menggunakan pendekatan psikoanalitik tetapi banyak
penelitian diperlukan untuk membuktikan diagnosis dan untuk menentukan pengobatan terbaik. Beberapa dokter
menganjurkan terapi kelompok bagi pasien mereka sehingga mereka dapat belajar bagaimana berbagi dengan
orang lain dan, dalam keadaan yang ideal, dapat mengembangkan respon empatik kepada orang lain.
B. Farmakoterapi
Lithium (Eskalith) telah digunakan dengan pasien yang gambaran klinis mencakup perubahan suasana hati. Karena
pasien dengan gangguan kepribadian narsistik mentoleransi penolakan secara buruk dan rentan terhadap depresi,
antidepresan, obat-obatan terutama serotonergik, juga dapat digunakan.
8. GANGGUAN KEPRIBADIAN
1 -10 %
MENGHINDAR

adanya pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk


bergaul secara sosial, rasa rendah diri, hipersensitif terhadap
evaluasi negatif

sifat kepribadian yang utama pasien adalah malu. Orang-orang


dengan gangguan ini menginginkan kehangatan dan keamanan
persahabatan manusia, tetapi membenarkan mereka
menghindari hubungan karena takut diduga mereka penolakan.
Ketika berbicara dengan seseorang, mereka mengungkapkan
ketidakpastian, menunjukkan kurangnya kepercayaan diri, dan
dapat berbicara dengan cara merendahkan diri.
Diagnosa
Kriteria diagnostik untuk gangguan kepribadian menghindar berdasarkan DSM-IV:
Sebuah pola pervasif inhibisi sosial, perasaan tidak mampu, dan hipersensitivitas terhadap evaluasi negatif,
dimulai dengan awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau
lebih) sebagai berikut:
1. menghindari kegiatan kerja yang melibatkan kontak interpersonal yang signifikan, karena takut kritik,
ketidaksetujuan, atau penolakan
2. tidak mau untuk terlibat dengan orang-orang kecuali merasa yakin disukai
3. menunjukkan pengendalian diri dalam hubungan intim karena takut dipermalukan atau ditertawakan
4. Kuatir dengan dikritik atau ditolak dalam situasi sosial
5. terhambat dalam interaksi antarpribadi baru karena perasaan tidak mampu
6. Memandang diri sendiri sebagai tidak layak secara sosial, secara pribadi tidak menarik, atau lebih rendah
daripada orang lain
7. enggan untuk mengambil risiko pribadi atau untuk terlibat dalam kegiatan yang baru karena mereka mungkin
terbukti memalukan
Pengobatan
A. Psikoterapi
Bina hubungan dengan pasien agar tumbuh rasa percaya, terapis harus membantu pasien agar berani memasuki
dunia luar.
Pelatihan ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan pasien untuk mengekspresikan
kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk memperbesar harga diri mereka.

B. Farmakoterapi
Farmakoterapi telah digunakan untuk mengelola kecemasan dan depresi ketika mereka berhubungan dengan
gangguan tersebut. Beberapa pasien yang dibantu oleh Beta-adrenergik reseptor antagonis, seperti atenolol
(Tenormin), untuk mengelola hiperaktivitas sistem saraf otonomik, yang cenderung tinggi pada pasien dengan
gangguan kepribadian menghindar, terutama ketika mereka mendekati situasi takut. Agen serotonergik dapat
membantu sensitivitas penolakan.
9. GANGGUAN KEPRIBADIAN
2,5%
DEPENDEN
suatu pola perilaku berupa kebutuhan berlebih agar dirinya
dipelihara, yang menyebabkan seorang individu berperilaku
submisif, bergantung kepada orang lain, dan ketakutan akan
perpisahan dengan orang tempat ia bergantung,

lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria


Kriteria diagnostik gangguan kepribadian dependen berdasarkan DSM-IV:
Sebuah kebutuhan yang luas dan berlebihan harus diambil untuk mengarah ke perilaku tunduk dan kelekatan dan ketakutan pemisahan, dimulai
dengan awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) sebagai berikut:
1. memiliki kesulitan membuat keputusan sehari-hari tanpa saran dan jaminan dari orang lain dalam jumlah yang berlebihan
2. kebutuhan orang lain untuk bertanggung jawab atas bidang utama sebagian besar hidupnya
3. mengalami kesulitan mengekspresikan ketidaksetujuan dengan orang lain karena takut kehilangan dukungan atau persetujuan.
4. mengalami kesulitan memulai proyek-proyek atau melakukan hal-hal sendiri (karena kurangnya kepercayaan diri dalam penilaian atau
kemampuan daripada kurangnya motivasi atau energi)
5. usaha berlebihan untuk memperoleh pengasuhan dan dukungan dari orang lain, ke titik sukarela untuk melakukan hal-hal yang tidak
menyenangkan
6. merasa tidak nyaman atau tak berdaya ketika sendirian karena takut yang berlebihan tidak mampu untuk merawat dirinya sendiri
7. segera mencari hubungan lain sebagai sumber perawatan dan dukungan ketika hubungan dekat berakhir
8. preokupasi yang tidak realistis dengan kekhawatiran ditinggal untuk mengurus dirinya sendiri
Pengobatan
A. Psikoterapi
Pengobatan gangguan kepribadian dependen sering berhasil. Terapi berdasarkan tilikan memungkinkan pasien
untuk memahami anteseden perilaku mereka, dan dengan dukungan dari terapis, pasien dapat menjadi lebih
mandiri, tegas, dan mandiri. Terapi perilaku, pelatihan ketegasan, terapi keluarga, dan terapi kelompok semuanya
telah digunakan, dengan hasil yang sukses dalam banyak kasus.

B. Farmakoterapi
Farmakoterapi telah digunakan untuk menangani gejala-gejala spesifik, seperti kecemasan dan depresi, yang
merupakan fitur yang berhubungan umum dari gangguan kepribadian dependen. Pasien yang mengalami serangan
panik atau yang memiliki tingkat kecemasan perpisahan dapat dibantu dengan imipramine (Tofranil). Benzodiazepin
dan agen serotonergik juga telah berguna. Jika depresi pasien atau gejala penarikan menanggapi psikostimulan,
mereka dapat digunakan.
10. GANGGUAN KEPRIBADIAN
OBSESIF-KOMPULSIF

pola perilaku berupa preokupasi dengan keteraturan, peraturan,


perfeksionisme, kontrol mental dan hubungan interpersonal,
dengan mengenyampingkan: fleksibilitas, keterbukaan,
efisiensi.

Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif kepribadian


memiliki keterampilan interpersonal yang terbatas. Mereka
bersikap formal dan serius dan sering kurang rasa humor.
Mereka mengasingkan orang, tidak mampu untuk berkompromi,
dan bersikeras bahwa orang lain tunduk kepada kebutuhan
mereka. Mereka ingin menyenangkan orang yang mereka lihat
sebagai lebih kuat dari mereka, bagaimanapun, dan mereka
melaksanakan keinginan orang-orang ini secara otoriter.
Kriteria diagnostik untuk gangguan kepribadian obsesif-kompulsif :
Sebuah pola meresap keasyikan dengan keteraturan, perfeksionisme, dan kontrol mental dan interpersonal dengan mengorbankan
fleksibilitas, keterbukaan, dan efisiensi, dimulai dengan awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai konteks, seperti yang
ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :
1. terpaku terhadap rincian, aturan, daftar, urutan, organisasi, atau jadwal
2. menunjukkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas
3. teliti, berhati-hati berlebihan dan lebih mengutamakan produktivitas sehingga mengeyampingkan kesenangan dan hubungan
interpersonal
4. teliti dan tidak fleksibel tentang hal-hal moral, etika, atau nilai (tidak diperhitungkan dengan identifikasi budaya atau agama)
5. tidak mampu untuk membuang benda-benda usang atau tidak berharga bahkan ketika mereka tidak memiliki nilai
6. enggan untuk mendelegasikan tugas atau bekerja dengan orang lain kecuali mereka tunduk dengan tepatnya atau cara dia
melakukan sesuatu
7. mengadopsi gaya belanja kikir baik terhadap diri dan orang lain, uang dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun bagi
bencana di masa depan
8. menunjukkan kekakuan dan keras kepala
Pengobatan
A. Psikoterapi
Berbeda pasien dengan gangguan kepribadian lainnya, orang-orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
sering menyadari penderitaan mereka, dan mereka mencari pengobatan sendiri. Pengobatan sering berlangsung
panjang dan rumit.

B. Farmakoterapi
Clonazepam (Klonopin), benzodiazepin dengan penggunaan antikonvulsan, telah mengurangi gejala pada pasien dengan
obsesif-kompulsif berat. Clomipramine (Anafranil) dan agen serotonergik seperti fluoxetine, biasanya pada dosis 60
sampai 80 mg sehari, mungkin berguna jika tanda dan gejala obsesif-kompulsif muncul. Nefazodone (Serzone) mungkin
mendapat manfaat beberapa pasien.
11. GANGGUAN KEPRIBADIAN YANG TIDAK
DITENTUKAN (Not otherwise specified)

apabila ada gangguan yang tidak masuk ke salah satu kategori


ganguan kepribadian yang telah dijelaskan di atas. Gangguan
kepribadian pasif-agresif dan gangguan kepribadian depresif
sekarang terdaftar sebagai contoh dari gangguan kepribadian
tidak ditentukan. Sebuah spektrum sempit perilaku atau sikap
tertentu "seperti oppositionalism, sadisme, atau masochism"
juga dapat diklasifikasikan dalam kategori ini
12. GANGGUAN KEPRIBADIAN PASIF-
AGRESIF
A. Sebuah pola pervasif sikap negatif dan perlawanan pasif terhadap tuntutan untuk kinerja yang memadai,
dimulai dengan awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh
empat (atau lebih) sebagai berikut:
1. pasif menolak memenuhi tugas sosial dan pekerjaan rutin
2. mengeluh salah mengerti dan tidak dihargai oleh orang lain
3. cemberut dan argumentatif
4. masuk akal dan scorns mengkritik otoritas
5. mengungkapkan kecemburuan dan kebencian terhadap orang-orang tampaknya lebih beruntung
6. suara berlebihan dan terus-menerus keluhan kemalangan pribadi
7. bergantian antara pembangkangan bermusuhan dan penyesalan
13. GANGGUAN KEPRIBADIAN
DEPRESIF

A. Sebuah pola pervasif kognisi dan perilaku depresif pada awal masa dewasa dan hadir
dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) sebagai
berikut:
1. suasana hati yang biasa didominasi oleh kepatahan, kelam kabut, murung,
ketidakbahagiaan
2. konsep diri pusat sekitar keyakinan tidak mampu, tidak berharga, dan rendah diri
3. sangat penting, menyalahkan, dan menghina terhadap diri sendiri
4. yang merenung dan diberikan kepada khawatir
5. negatif, kritis, dan menghakimi terhadap orang lain
6. pesimis
7. rentan terhadap perasaan bersalah atau menyesal
14. GANGGUAN KEPRIBADIAN
SADOMASOKIS

Sadisme adalah keinginan untuk menyebabkan rasa sakit orang lain dengan
menjadi baik seksual melecehkan atau umumnya secara fisik atau psikologis
kasar.
Masokisme, sesuai dengan nama Leopold von Sacher-Masoch, seorang
novelis abad ke-19 Jerman, adalah pencapaian kepuasan seksual dengan
menimbulkan rasa sakit pada diri sendiri.

Pengobatan dengan psikoterapi berorientasi wawasan, termasuk


psikoanalisis, telah efektif dalam beberapa kasus. Sebagai hasil dari terapi,
pasien menjadi menyadari kebutuhan untuk menghukum diri sendiri sekunder
untuk rasa bersalah yang berlebihan sadar dan juga datang untuk mengenali
impuls agresif mereka yang direpresi, yang berasal dari anak usia dini.
15. GANGGUAN KEPRIBADIAN
SADISTIK

Dimulai pada awal masa dewasa, orang dengan gangguan kepribadian sadistik menunjukkan pola meresap
perilaku kejam, merendahkan, dan agresif yang diarahkan terhadap orang lain. Kekejaman fisik atau kekerasan
digunakan untuk menyakiti orang lain, bukan untuk mencapai tujuan lain, seperti perampokan seseorang untuk
mencuri. Orang dengan gangguan seperti untuk mempermalukan atau merendahkan orang di depan orang lain dan
biasanya diobati atau disiplin orang jarang kasar, terutama anak-anak. Secara umum, orang dengan gangguan
kepribadian sadis yang terpesona oleh kekerasan, senjata, cedera, atau penyiksaan
Gangguan kepribadian digambarkan sebagai gangguan berat kepribadian dan perilaku yang dinilai
sebagai suatu bentuk penyimpangan dari pola budaya yang normal. Pada seorang individu dengan
gangguan kepribadian, terjadi disfungsi dalam hubungan keluarga, pekerjaan, fungsi sosial. Dapat
pula berkaitan dengan tindak kriminal, penyalahgunaan zat, pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan,
perceraian, dan lain-lain. Tatalaksana biasanya sulit karena gangguan ini bersifat pervasif,
egosintonik, awitannya sejak dewasa muda (di atas 17 tahun) dan seringkali individu bangga dengan
ciri kepribadiannya. Tatalaksana terdiri dari 2 jenis, yaitu psikoterapi (terapi dengan prinsip
menyadarkan pasien mengenai dampak gangguan kepribadian yang ia derita) dan psikofarmaka
(penggunaan psikotropika yang bersifat pengobatan simptomatis).
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan R.I. (1993). Pedoman Penggolongan


dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.
2. Mangindaan, Lukas. Ed: Elvira, S. D., & Hadisukanto, G.
(2014). Buku Ajar Psikiatri: Gangguan Kepribadian.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Hal 343-358.
3. Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., Grenne Beverly.
(2003). Psikologi Abnormal. Edisi ke-v. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
4. Sadock, B. J., & Sadock, V. A. (2010). Kaplan & Sadock's
Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical
Psychiatry, 10th Edition. New York: Lippincott
William&Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai