Anda di halaman 1dari 26

Gangguan Kepribadian

(F60 – F69)

dr. David Santoso.T, SpKJ, MARS


Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konsitusi karakter
dan kecenderungan perilaku dari individu. Biasanya meliputi beberapa bidang
kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi dan sosial.
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau masa
remaja dan berlanjut pada masa dewasa. Karenanya diagnosis gangguan kepribadian
tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun.
Apabila terjadi gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan, maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian campuran.
Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder terhadap suatu
diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang ada bersamaan,
maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain, yaitu perubahan kepribadian yang berlangsung
lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak. Perubahan kepribadian
ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan tidak berkaitan dengan
gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau gangguan jiwa. Perubahan
kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi setelah mengalami katastrofik atau stres yang
sangat berkepanjangan, atau setelah mengalami gangguan jiwa yang berat, pada pasien
tanpa gangguan kepribadian sebelumnya.
Etiologi
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara
konstitusi, pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian :
1. Faktor Genetik
penelitian pada 15.000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di Amerika
Serikat membuktikan bahwa terjadi angka kejahatan gangguan kepribadian
pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan dengan
kembar dizigot. Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri kepribadian,
temperamen, minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang, serta sikap
sosial, banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun mereka
secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda.
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orang tua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan mood/afektif, dan pada gangguan
kepribadian menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi. Ciri
kepribadian anankastik lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik.
Lagi pula gangguan kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi
yang terbukti dengan perpendekan fase laten rapid eye movement (REM).

2. Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf, misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil), berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang.
3. Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir. Beberapa contoh,
misalnya anak yang bertemperamen penakut, mungkin berkembang menjadi
orang dengan gangguan kepribadian menghindar.
4. Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi, Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak. Contohnya seorang anak
bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas, dibandingkan
bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang.
5. Faktor Lingkungan danBudaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras, tidak toleran, punitif, dan agresif
sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial.
6. Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi, berkonsolidasi, bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan, menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman
hidup.
Manifestasi Klinis
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh kerusakan atau
penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi kriteria berikut :
a. Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa bidang
fungsi, misalnya afek, kesadaran, pengendalian impuls, cara memandang dan
berpikir, serta gaya berhubungan dengan orang lain.
b. Pola perilaku abnormal berlangsung lama, berjangka panjang, dan tidak terbatas
pada episode penyakit jiwa.
c. Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
d. Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan berlanjut
sampai usia dewasa
e. Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti, tetapi hal ini mungkin
hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya.
f. Gangguan ini biasanya, tetapi tidak selalu, berhubungan secara bermakna dengan
masalah pekerjaan dan kinerja sosial.
Untuk budaya yang berbeda, penting untuk mengembangkan seperangkat kriteria
khas yang berhubungan dengan norma sosial, peraturan dan kewajiban. Untuk
mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini, bukti nyata dibutuhkan
tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas.
GANGGUAN FUNGSI
(terjadi > 1 minggu)

-Fungsi pekerjaan atau


- fungsi sosial atau
-Penderitaan diri

Kepribadian yang sangat kaku dan sulit


menyesuaikan diri sepanjang masaa dewasa

Ya Tidak
GANGGUAN RIWAYAT PENGGUNAAN
KEPRIBADIAN ZAT SECARA PATOLOGIK
(minimal selama 1 bulan)

Ya Tidak

GANGGUAN GANGGUAN JIWA


PENGGUNAAN ZAT YANG LAIN

Aneh/eksentrik -Gangguan kepribadian skizoid


-Gangguan kepribadian paranoid

-Gangguan kepribadian histrionik


Dramatik/emosional -Gangguan kepribadian narsistik
-Gangguan kepribadian ambang
-Gangguan kepribadian antisosial

Khawatir/takut -Gangguan kepribadian menghindar


-Gangguan kepribadian dependen
-Gangguan kepribadian anakastik

Gambar 28.1 Skema diagnosis gangguan kepribadian


Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan berniat
jahat terhadap dirinya, berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai
konteks.
gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan;kecenderungan menyimpan
dendam, kecurigaan dan menyalahartikan tindakan orang lain;mempertahankan
dengan gigih hak pribadinya;kecurigaan berulang tentang kesetiaan seksual
pasangannya;merasa dirinya penting secara berlebihan;dan dirundung oleh rasa
persekongkolan tanpa bukti.

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil


Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif tanpa
mempertimbangkan konsekuensi, bersama dengan ketidakstabilan afek.
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan yang
hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan.
Dua varian khas berkaitan dengan impulsivitas dan kekurangan pengendalian
diri, yaitu :
1. Tipe Impulsif
ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau dorongan
hati. Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi, khususnya
sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain.
2. Tipe Ambang/Gangguan Kepribadian Ambang
terdapat ketidakstabilan emosional. Gambaran diri pasien, tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu.
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik. Pergaulan yang erat namun
tidak stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin
disertai usaha yang berlebihan. Untuk menghindari dirinya ditinggalkan dan
serangkaian ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri. Hal ini
dapat terjadi tanpa pencetusan yang nyata.

Gangguan Kepribadian Antisosial/Dissosial


Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan pelanggaran
hak orang lain, berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks.
Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku dan norma sosial
yang berlaku.
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain, sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma, peraturan dan kewajiban
sosial, tidak mampu untuk bertahan hubungan, mudah frustasi dan agresif, tidak
mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman, dan sangat cenderung
menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi, untuk perilakunya.
Mungkin disertai iritabilitas yang menetap, gangguan tingkah laku pada masa
kanak remaja, mesipun tidak selalu, dapat mendukung diagnosis.

Gangguan Kepribadian Skizoid


Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari hubungan
sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam hubungan
interpersonal, berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks.
gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan, emosi dingin,
afek datar, kurang mampu menyatakan kehangatan, kelembutan atau kemarahan
terhadap orang lain, ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman dan kurang
tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain. Ia hampir selalu memiliki
aktivitas menyendiri. Dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang berlebihan, tidak
mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya satu) dan tidak
berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu, dan sangat tidak sensitif
terhadap norma dan kebiasaan sosial.
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat Pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan, perfeksionisme, kontrol mental, dan hubungan interpersonal, serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas, keterbukaan dan efisiensi,
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks.
gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan,
keterpakuan pada rincian, peraturan, daftar, perintah, organisasi atau jadwal,
perfeksionisme, ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal, kaku dan
keras kepala, pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk mengizinkan
orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau dorongan yang
bersifat memaksa atau yang tidak di sukai.

Gangguan Kepribadian Histrionik


Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian yang
bersifat pervasif, berawal sejak usia dewasa muda, dan timbul dalam berbagai
konteks.
Gangguan ini di tandai oleh :
1. Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri, teatrikalis dan dibesar-besarkan
2. Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3. Afek datar dan labil
4. Terus menerus mencari kepuasan, apresiasi orang lain dan aktivitas di mana
pasien menjadi pusat perhatian
5. Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6. Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas, pemuasan diri, terus
menerus mengharapkan apresiasi, perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi.

Gangguan Kepribadian Dependen


Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya dipelihara yang
menyebabkan perilaku submisif, bergantung pada orang lain, serta ketakutan akan
perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa muda dalam
berbagai konteks.
Gangguan ini ditandai oleh :
a. Memberikan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan tentang
dirinya
b. Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah dari pada orang lain
c. Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
d. Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan yang
dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri.
e. Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekat.
f. Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya, tidak kompeten
dan kehilangan stamina.

Gangguan Kepribadian Narsisistik


Terdapat pola rasa kebesaran diri, kebutuhan untuk dikagumi dan kurang mampu
empati yang bersifat pervasif, berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks.
Gangguan ini ditandai oleh :
- Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
- Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
- Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk kepentingan
sendiri
- Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul, rasa rendah
diri, dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif, yang bersifat pervasif, berawal
sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks.
Gangguan ini ditandai oleh :
a. Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
b. Merasa dirinya tak mampu, tidak menarik, atau lebih rendah daripada orang
lain
c. Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
d. Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan disukai
e. Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
f. Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik, tidak didukung atau ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik.
Penatalaksanaan
Pada umumnya tidak mudah, karena berawal pada usia dini. Pola perilaku, sikap,
hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar mendalam dan
pada umumnya egosintonik. Tidak jarang orang itu justru bangga.
upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya, khususnya dalam
hubungan sosialnya.
ada beberapa macam cara pendekatan. Pendekatan eksposisi analisis karakter
berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk mengubah sifat
egosintonik menjadi egodistonik. Pendekatan lain dengan menggunakan komunitas
terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola hubungan interpersonalnya yang
maladaptif, sehingga pasien mengembangkan pola adaptasi hubungan sosial yang
lebih baik.
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga.
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu.
Gangguan Psikosomatik
Kedokteran Psikosomatik menyadari kesatuan dari pikiran dan tubuh serta
interaksi antara keduanya. Pada umumnya diyakini bahwa faktor psikologis
penting dalam perkembangan semua penyakit. Peranannya bisa dalam mula
penyakit, perkembangan, pemberatan, atau eksaserbasi penyakit atau dalam
predisposisi atau reaksi terdapat penyakit, dan bervariasi dari satu gangguan ke
gangguan lain.
Dalam DSM IV, istilah psikosomatik telah digantikan dengan kategori
diagnostik faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis. Konsep ini
menyatakan bahwa faktor psikologis secara merugikan mempengaruhi kondisi
medis pasien.
Gangguan Penyebab Psikogenik, Karakteristik Kepribadian dan Tujuan
mengatasi
Ulkus peptikum Merasa terputus dari kebutuhan ketergantungan; benci;merepresi
kemarahan; tidak dapat mengungkapkan kebencian atau secara aktif mencari
jaminan ketergantungan; menandai kecukupan diri dan tanggung jawab tipe
yang selalu mendapatkan (go-getter) yang mengkompensasi keinginan
ketergantungan; memiliki harapan regresif yang kuat untuk diasuh dan diberi
makan; perasaan balas dendam direpresi dan dipertahankan di bawah sadar
Kolitis Telah diintimidasi pada masa anak-anak ke dalam ketergantungan dan
kecocokan; merasakan konflik dari kebencian dan keinginan untuk
memanfaatkan; kemarahan tertahan karena rasa takut akan pembalasan;
adalah cerewet, memikirkan hal yang sedih-sedih, dan depresi atau pasif,
manis dan lemah lembut, ingin menutupi kemarahan dengan sifat memberi
yang simbolik
Hipertensi esensial Dipaksa pada masa anak-anak untuk menahan kebencian; kekerasan yang
tertahan; diancam oleh dan merasa bersalah karena impuls permusuhan yang
dapat timbul; adalah kepribadian yang terkendali, tenang dan matur
berusaha keras dan bersungguh-sungguh; bertahan dan tegang; perlu untuk
mengendalikan dan mengarahkan kemarahan melalui saluran yang dapat
diterima; ingin memperoleh penerimaan dari orang yang kuasa.
Gangguan Penyebab Psikogenik, Karakteristik Kepribadian dan Tujuan
mengatasi
Migren Tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan diri yang berlebihan; merasakan
kebencian dan kecemburuan yang kuat kepada kompetitor yang lebih
berhasil dalam hal intelektual atau finansial; memiliki kepribadian yang teliti,
cermat, perfeksionistik dan ambisius; gagal untuk mencapai ambisi
perfeksionis menyebabkan penghukuman diri.
Asma bronkialis Merasa cemas perpisahan; mendapatkan kasih sayang maternal yang tidak
konsisten; memiliki rasa takut dan bersalah bahwa implus permusuhan akan
diekspresikan kepada orang yang dicintai; menuntut; sering sakit, aneh atau
tak bisa berdiri sendiri atau tergantung; gejala mengekspresikan keinginan
akan bantuan dan perlindungan yang tersupresi.
Neurodermatitis Memiliki orang tua yang overprotektif tetapi tidak pemberi; memiliki
kecanduan akan kasih sayang; mememiliki konflik tentang permusuhan dan
ketergantungan ; menunjukkan rasa bersalah dan penghukuman diri atas
ketidakcakapan; akrab secara superfisial dan kepribadian yang sangat peka
dengan ciri depresi dan citra diri yang rendah; gejala adalah penebusan atas
ketidakcakapan dan rasa bersalah akibat menggaruk diri sendiri
menunjukkan ekspresi permusuhan dan eksibisionisme yang oblik dalam
kebutuhan akan perhatian dan penyejukan.
Etiologi
a. Stres Umum
stres ini dapat berupa suatu peristiwa atau situasi kehidupan di mana
individu tidak dapat berespons secara adekuat
b. Stres Spesifik dan Nonspesifik
stres psikis spesifik dapat didefisinikan sebagai kepribadian spesifik atau
konflik bawah sadar yang menyebabkan ketidaksimbangan homeostatis.
c. Variasi Fisiologis
faktor hormonal dapat menjadi mediator antara stres dengan penyakit.
Variabel lainnya adalah kerja monosit sistem kekebalan.
Manifestasi Klinis
a. Terdapat suatu kondisi medis umum
b. Faktor psikologis secara merugikan mempengaruhi kondisi medis umum
dengan cara :
1. faktor psikologis telah mempengaruhi perjalanan kondisi medis umum
seperti yang ditunjukkan oleh hubungan temporal yang erat antara faktor
psikologis dan perkembangan atau eksaserbasi dari atau keterlambatan
penyembuhan dari kondisi medis umum.
2. faktor psikologis mempengaruhi terapi kondisi medis umum
3. faktor psikologis berperan dalam resiko kesehatan individu
4. respons psikologis yang berhubungan dengan stres mencetuskan atau
mengeksaserbasi gejala kondisi medis umum
Yang dimaksud dengan faktor psikologis tersebut di atas adalah sebagai berikut :
- Gangguan mental mempengaruhi kondisi medis (misalnya gangguan Depresi
berat memperlambat penyembuhan infark miokard)
- Gangguan psikologis mempengaruhi kondisi medis (misalnya gejala Depresi
memperlambat pemulihan setelah pembedahan, kecemasan mengeksaserbasi
asma)
- Sifat kepribadian atau gaya menghadapi masalah mempengaruhi kondisi medis
(misalnya penyangkalan patologis terhadap kebutuhan pembedahan pada
seorang pasien dengan kenker, perilaku bermusuhan dan tertekan berperan
pada penyakit kardiovaskular)
- Gangguan kesehatan maladaptif mempengaruhi kondisi medis (misalnya tidak
melakukan olahraga, seks yang tidak aman, makan berlebihan)
- Respons fisiologis yang berhubungan dengan stres mempengaruhi kondisi
medis (misalnya eksaserbasi ulkus, hipertensi, aritmia atau nyeri kepala tension
yang berhubungan dengan stres)
- Faktor psikologis lain yang tidak ditentukan mempengaruhi kondisi medis
(misalnya faktor interpersonal, kultural atau religius)
Kondisi medis yang dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis antara lain :

Sistem kardiovaskular
1. Penyakit arteri koroner
2. Hipertensi esensial
3. Gagal jantung kongestif
4. Sinkop vasomotor (vasodepresor)
5. Aritmia
6. Fenomena Raynaud

Sistem pernapasan
7. Asma bronkial
8. Hay fever
9. Sindrom hiperventilasi
10. Tuberkulosis

Sistem gastrointestinal
1 Uklus peptikum
2 Kolitis ulseratif
3 Obesitas
4 Anoreksia nervosa
Sistem muskulosketal
1. artitis reumatoid
2. Nyeri punggung bawah

Nyeri kepala
1 nyeri kepala migren (vaskular)
2 Nyeri kepala tension (kontraksi otot)

Sistem endokrin
1. Hipertiroidisme
2. Diabetes melitus
3. Gangguan endokrin wanita

Nyeri kronis

Gangguan kekebalan
4. Penyakit infeksi
5. Alergi
6. Transplantasi organ
7. Penyakit otoimun
8. Gangguan mental
Kanker

Gangguan kulit
1. Pruritus
2. Hiperhidrosis

Penatalaksanaan
Psikoanalisis dan psikoterapi dapat digunakan. Telah dikembangkan
penggunakan teknik modifikasi perilaku (teori belajar), di antaranya ialah terapi
relaksasi otot, biofeedback, hipnosis, pernapasan terkendali, yoga dan pijat.
GANGGUAN
PSIKOSOMATIK

GEJALA FISIK GEJALAPSIKIATRIK

-terapi
GEJALA CEMAS
- farmakologik GEJALA DEPRESI

Satu minggu
- Obat anticemas - Obat antidepresi
- psikoterapi - Psikoterapi
SEMBUH

ya Tidak
Satu bulan

TENANG
Follow up RUJUK
ya Tidak

- Tapering Of RUJUK
- Lanjutkan psikoterapi

Gambar 30.1. Skema penatalaksanaan gangguan psikosomatik

Anda mungkin juga menyukai