Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Abnormalitas atau yang disebut juga perilaku abnormal adalah suatu bentuk perilaku yang
maladaptif. Ada juga yang menyebutnya mental disorder, psikopatologi, emotional
discomfort, mental illness (penyakit mental), ataupun insanity. Perilaku abnormal merupakan
suatu istilah yang terutama banyak berkembang di Amerika Serikat, yang timbul karena
masyarakat negara tersebut lebih berdasarkan ilmu pengetahuan, sikap hidup, dan umumnya
pemikiran pada mahzab perilaku (behaviorisme).
Perilaku abnormal merupakan tampilan dari kepribadian seseorang, dan tampilan luar
atau tampilan atas kedua-duanya. Perilaku abnormal juga merupakan perilaku spesifik,
phobia, atau pola-pola peilaku yang lebih mendalam, misalnya skizofren. Perilaku abnormal
juga merupakan sebutan untuk masalah-masalah yang berkepanjangan atau bersifat kronis
dan gangguan yang gejala-gejalanya bersifat akut dan temporer, seperti intoksinasi
(peracunan obat-obatan), terutama narkoba yang kesemuanya itu diakibatkan dari gaya hidup
seseorang.
Istilah gaya hidup (lifestyle) sekarang ini kabur. Sementara istilah ini memiliki arti
sosiologis yang lebih terbatas dengan merujuk pada gaya hidup yang khas dari berbagai
kelompok status tertentu, dalam budaya konsumen kontemporer istilah ini mengkonotasikan
“individualitas, ekspresi diri, serta kesadaran diri yang semu. Tubuh, busana, bicara, hiburan
saat waktu luang, pilihan makanan dan minuman, rumah, kendaraan, dan pilihan hiburan, dan
seterusnya di pandang sebagai indikator dari individualitas selera serta rasa gaya dari pemilik
atau konsumen.” (Mike Featherstone, 63 : 2005).
Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan
masyarakat, perilaku di depan , dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui
lambang-lambang sosial. Gaya hidup atau life style. Penyebab perilaku abnormal dapat
ditemukan pada kegagalan masyarakat dan bukan pada kegagalan orangnya. Masalah-
masalah psikologis bisa jadi berakar pada penyakit sosial masyarakat khususnya pada gaya
hidup seseorang.
Dari permasalah tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup seseorang dapat
menyebabkan tingkah laku abnormal, dan untuk itu penulis tertarik untuk lebih lanjut menulis
hal tersebut dalam makalah ini.

1.2 Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Bagaimana pemahaman dasar tentang konsep psikologi abnormal
2. Bagaimana jenis-jenis gangguan dan klasifikasi serta diagnosis gangguan kejiwaan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Abnormal


Psikologi abnormal merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi yang khusus
membahas perilaku-perilaku abnormal manusia. sulit memang untuk mendefinisikan apa itu
Psikologi abnormal. karena ada begitu banyak kriteria yang harus dipertimbangkan antara
lain dari sudut pandang statistik, sosial dan budaya, suatu perilaku pada budaya lain
dianggap normal tapi di budaya lain bisa dianggap abnormal.
(Singgih Dirgagunarsa)mendefinisikan psikologi abnormal atau psikopatologi sebagai
lapangan psikologi yang berhubungan dengan kelainan atau hambatan kepribadian, yang
menyangkut proses dan isi kejiwaan. Psikologi abnormal merupakan salah satu cabang
psikologi yang berupaya untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang-
orang yang mengalaminya.
Menurut Kartini Kartono, psikologi abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang
menyelidiki segala bentuk gangguan mental dan abnormalitas jiwa.

2.2 Ciri Manusia Normal dan Abnormal


Manusia Normal:
1. Dapat bertingkah laku sesuai norma
2. Hubungan intrapersonal yang baik
3. Mampu mengendalikan dirinya
4. Dapat menghadapi realiti
5. Memiliki kepribadian yang utuh
6. Mampu bertanggung jawab terhadap perbuatannya

Manusia Abnormal:
1. Kehilangan kemampuan untuk bertingkah laku sewajarnya di dalam masyarakat
2. Tidak memiliki kepribadian yang utuh
3. Mamiliki hambatan dalam dirinya
4. Memiliki kecemasan yang berlebihan
5. Memiliki nafsu-nafsu jasmaniah yang tidak sehat
(Menurut Elizabeth B. Hurlock) ada tiga ciri perilaku abnormal, yaitu sebagai berikut:
1. Manic Syndrome
Gejala ini ditandai dengan ketidakmampuan seseorang dalam mengenali perubahan
personality. Ia tidak dapat membedakan mana dirinya ketika ia sedih atau ketika ia
sedang bahagia. Selain itu, ketidakmampuan ini pun terlihat dari gejala perubahan
fisik maupun usia, tetapi kepribadiannya tidak berkembang. Mereka yang termasuk
kedalam individu abnormal sering kali dikuasai oleh halusinasi. Seolah mereka
mempunyai dunia sendiri, aktivitas merekapun sangat tidak dimengerti oleh orang-
orang biasa. Gejala halusinasi ini kemudian diikuti oleh perlaku lainnya, seperti
berbicara sendiri, banyak bicara, over aktif, juga menjadi tidak sabar. Adapun ciri lain
dari Manic Syndrom dalam individu abnormal adalah tidak memiliki dorongan
seksual. Mereka sama sekali pasif terhadap lawan jenis, bahkan terkadang mereka
menganggapnya sebagai individu yang sama.
2. Psychopathic Personality
Dalam gejala Psichopathic Personality, seseorang yang dikatakan abnormal biasanya
memiliki ego yang sangat tinggi. Mereka tidak mau tahu (karena memang mereka
tidak mengerti) apapun tentang keadaan orang lain, yang terpenting bagi mereka
adalah kepuasan terhadap ego.
Saat sedang tertawa dan bahagia, beberapa detik atau menit kemudian tiba-tiba
menangis dan bersedih. Mungkin gejala perubahan emosi ini dipengaruhi pula oleh
halusinasi. Mereka pun tidak jarang mengekspresikankan perasaan mereka, seperti
cinta, marah, bahagia, sedih, atau takut dengan bentuk-bentuk perilaku yang sulit
dikendalikan.
3. Deliquen Personality
Gejala ini ditampilkan dengan sikap pertahanan diri yang sangat kuat. Mereka yang
abnormal seringkali mengunci diri dalam lingkungan yang sepi dan sendiri. Mereka
seolah tidak ingin ada serangan yang datang terhadap dirinya sehingga mereka selalu
mempertahankan diri atau membuat benteng pertahanan terhadap segala hal yang ada.
Gejala lain yang ditunjukkan adalah hiper-sensitif. Mereka dengan sangat cepat
mengekspresikan rasa sedih, marah, takut, atau senang dengan hal-hal yang oleh
orang normal biasa-biasa saja. Gejala hiper-sensitif inilah yang perlu diperhatikan
ketika invidu abnormal berhubungan dengan orang lain, bisa-bisa terjadi pertengkaran
karena yang satu tidak mengetahui dan memahami yang lainnya.
Bentuk lain dari Deliquen Personalityadalah ketidakmampuan menurut terhadap
peraturan yang disebut juga Diciplin Problems. Baik itu masalah kedisplinan yang
berkaitan dengan aturan yang di rumah, ataupun di lingkungan masyarakat.

2.3 Penyebab Perilaku Abnormal


Menurut tahap – tahap berfungsinya, sebab – sebab perilaku abnormal dapat dibedakan
sebagai berikut :
a. Menurut Tahap Berfungsinya
1. Penyebab Primer ( Primary Cause )
Penyebab primer adalah kondisi yang tanpa kehadirannya suatu gangguan tidak akan
muncul. Misalnya infeksi sipilis yang menyerang system syaraf pada kasus paresis
general yaitu sejenis psikosis yang disertai paralysis atau kelumpuhan yang bersifat
progresif atau berkembang secara bertahap sampai akhirnya penderita mengalami
kelumpuhan total. Tanpa infeksi sipilis gangguan ini tidak mungkin menyerang
seseorang.
2. Penyebab yang Menyiapkan
( Predisposing Cause )
Kondisi yang mendahului dan membuka jalan bagi kemungkinan terjadinya gangguan
tertentu dalam kondisi – kondisi tertentu di masa mendatang. Misalnya anak yang
ditolak oleh orang tuanya (rejected child) mungkin menjadi lebih rentan dengan
tekanan hidup sesudah dewasa dibandingkan dengan orang – orang yang memiliki
dasar rasa aman yang lebih baik
3. Penyebab Pencetus ( Preciptating Cause)
Penyebab pencetus adalah setiap kondisi yang tak tertahankan bagi individudan
mencetuskan gangguan. Misalnya seorang wanita muda yang menjadi terganggu
sesudah mengalami kekecewaan berat ditinggalkan oleh tunangannya. Contoh lain
seorang pria setengah baya yang menjadi terganggu karena kecewa berat sesudah
bisnis pakaiannya bangkrut.
4. Penyebab Yang Menguatkan ( Reinforcing Cause )
Kondisi yang cenderung mempertahankan atau memperteguh tinkah laku maladaptif
yang sudah terjadi. Misalnya perhatian yang berlebihan pada seorang gadis yang
”sedang sakit” justru dapat menyebabkan yang bersangkutan kurang
bertanggungjawab atas dirinya, dan menunda kesembuhannya.
b. Menurut Sumber Asalnya
Berdasarkan sumber asalnya, sebab-sebab perilaku abnormal dapat digolongkan sedikitnya
menjadi tiga yaitu :
1. Faktor Biologis
Adalah berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat menghambat
perkembangan ataupun fungsi sang pribadi dalam kehidupan sehari – hari seperti
kelainan gen, kurang gizi, penyakit dsb. Pengaruh – pengaruh faktor biologis
lazimnya bersifa menyeluruh. Artinya mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku,
mulai dari kecerdasan sampai daya tahan terhadap ssstress..
2. Faktor – faktor psikososial
1. Trauma Di Masa Kanak – Kanak
a. Trauma Psikologis adalah pengalaman yang menghancurkan rasa aman,
rasa mampu, dan harga diri sehingga menimbulkan luka psikologis yang sulit
disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis yang dialami pada masa kanak –
kanak cenderung akan terus dibawa sampai ke masa dddewasa.
b. Deprivasi Parental
Tiadanya kesempatan untuk mendapatka rangsangan emosi dari orang tua,
berupa kehangatan, kontak fisik,rangsangan intelektual, emosional dan social.
Ada beberapa kemungkinan sebab misalnya:

1. Dipisahkan dari orang tua dan dititipkan dipanti asuhan,


2. Kurangnya perhatian dari pihak orang tua kendati tinggal bersama orang tua di
rumah.
3. Hubungan orang tua – anak yang patogenik
4. Struktur keluarga yang patogenik
5. Keluarga yang tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari.
6. Keluarga yang antisosial
7. Keluarga yang tidak akur dan keluarga yang bermasalah
8. Keluarga yang tidak utuh
9. Stress berat
10. Frustasi
11. Konflik nilai
12. Tekanan kehidupan modern
3. Faktor – faktor Sosiokultural
Meliputi keadaan obyektif dalam masyarakat atau tuntutan dari masyarakat yang
dapat berakibat menimbulkan tekanan dalam individu dan selanjutnya melahirkan
berbagai bentuk gangguan seperti:Suasana perang dan suasana kehidupan yang
diliputi oleh kekerasan.

2.4 Model Perilaku Abnormal


1. Model Psikoanalitik
Pendekatan ini memberikan tekanan pada peranan dorongan-dorongan dasar yang
bersifat nalriah dan tidak disadari yang terdapat pada manusia umumnya, seperti dan
terutama dorngan seks, sebagai penyebab utama terjadinya perilaku, termasuk
perilaku yang menyimpang atau gangguan jiwa. Dalam pandangan ini kesehatan
mental dipandang sebagai kondisi yang memungkinkan individual mampu untuk
mredakan dan menyalurkan dorongan-dorongan dasr ini dalam btas-batas yang
dilanjutkan atau diminta masyarakat atau society dengan agama dan budayanya.
Tingkah laku abnormal dilihat sebagai hasil dari perkembangan yang salah atau
penggunakan defence mechinsm yang berlebihan ketika individu mennggulangi
kecemasan (anxiety) yang dihayatinya.
2. Model Behavioritik
Model ini menekankan pada perilaku yang over atau terbuaka serta objektif. Tingkah
laku ini dilihat sebagai upaya organisme untuk menyesuaikan diri dengan rangsanga-
rangsangan-rangsangan di lingkungan, yang disebut stimulus. Abnormalitas dilihat
sebagai adaptasi yang tidak efektif atau menyimpang, sebagai hasil belajar atau
respon-respon maladaptif dan atau kalangan untuk mempelajari apa atau kemampuan
apa yang dibutuhkan., atau dapat dikatakan salah dalam mempelajari suatu yang baik
atau berhasil dalam mempelajari hal-hal yang tidak benar.
3. Model Humanistik
Model ini menekankan pada kecenderungan-kecenderungan alamiah manusisa dalam
hal pengarahan diri yang bertanggungjawab dan kepuasan diri. Abnormalitas dilihat
sebagai kalangan untuk mengembangkan humanitas seseorang secara penuh atau
lengkap sebagai akibat dari adanya blockinga atau distory kecenderungan terdapat
asumsi bahwa pada dasarnya mnusia mampu mnecapai apa yang ingin ia capai
melalui proses yang disebut aktualisasi diri.
4. Model Eksistensial
Model ini menekankan pada realitas primer kesadaran atau pengalaman dan
keputusan-keputusan individual yang dilakukan secara sadar. Aliran ini yakin bahwa
pada dasarnya manusia adalah makhluk yang ingin eksis. Abnormalitas dipandang
sebagai kegagalan untuk mencapai eksis mencaapai identitas diri yang adekuat dan
cara hidup yang penuh makna.
5. Model Interpersonal
Model ini pada peran relasi antar pribadi dalam memebentuk perkembangan dan
perilaku individual. Abnormalitas dipandang sebagai hasil atau berasal dari relasi
antar individu atau akomodasi tipe yang patologis, gagal sebagai subjek yang
membangun interaksi dengan sesamanya, shingga kualitas pribadinya menurun.
Manusia menurut aliran ini pada dasarnya adalah makhluk sosial (homo socius) yang
hanya dapa hidup kalau beada dalam hubungan pribadi dengan orang lain.
6. Pendekatan Kognitif
Pendekatana ini merupakan kelanjutan dari pendekatan behaviorisme, dimana
pendekatan kognitif berpendapat bahwa kognisi ialah pikiran dan keyakinan yang
membentuk perilaku kita maupun emosi yang kita alami. Terdapat tiga tipe kognisi,
yaitu kasual atribusi, pengendaliian keyakinan (controlbelieve) dan asumsi-saumsi
yang disfunngsional.
Pendekatan Kontemporer dalam abnormal
Yang dimaksudkan dengan pendekatan, atau lebih rinci disebut sudut pandang
teoritis, adalh perangkat asumsi mengenai abnormalitas itu. seperti halnya studi
psikologi yang mempelajari perilaku pada umumnya dalam memandang perilaku
abnormalpun kitra dapat melihat dari 3 sudut pandang, ialah biologis, psikologis, dan
sosial/ sosio-kultural.

2.5 Pendekatan Kontemporer dalam abnormal


Yang dimaksudkan dengan pendekatan, atau lebih rinci disebut sudut pandang teoritis,
adalh perangkat asumsi mengenai abnormalitas itu. seperti halnya studi psikologi yang
mempelajari perilaku pada umumnya dalam memandang perilaku abnormalpun kitra dapat
melihat dari 3 sudut pandang, ialah biologis, psikologis, dan sosial/ sosio-kultural.
1. Pendekatan Psikologis
Sudut pandang ini membicarakan faktor-faktor penyebab psikologis dan psikososial
yang menyangkut permasalahan sebelumnyua di bidang psikologi dan interaksi sosial
di lingkunagn sosial di lingkungan sosial dan orang lain. yang dimaksud dengan
psikososial adalah faktor-faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku
sesorang atau dapa menhambat perkemabangan orang tersebut secara psikologis.
Dengan demikian ia memerlukan usaha-usaha untuk dapat menggulanginya terlebih
dahulu.
2. Sudut Pandang Sosio-kultural (Lingkungan)
Dimasa lalu faktor-faktor yang berasal dari lingkunagan sosial kultural selalu
diabaikan.Dalam melihat perilaku seseorang, lebih tertananam atau terpaku oleh
kondisi seseorang tersebut atau lungkungan sosial. Tapi semakin lama semakin
terlihat besarnya pengaruh sosial kultural termasuk pandangan-pandangan filosofis
mengenai diri individu itu sendiri.
3. Pendekatan biologis
dalam penyembuhan perilaku abnormal berpendapat bahwa gangguan mental,
seperti penyakit fisik disebabkan oleh disfungsi biokimiawi atau fisiologis otak.
Terapi fisiologis dalam upaya penyembuhan perilaku abnormal
meliputi,kemoterapi,elektrokonvulsif dan prosedur pembedahan.

2.6 Penyakit abnormal


1. Psikopatologi (Psychopathology)
Psikopatologi adalah perilaku abnormal, atau mental yang terganggu dimana
ditandai dengan adanya kesalahan dalam penyesuaian diri, yang disebut juga perilaku
maladaptif,atau penyesuaian diri yang salah.
2. Gangguan Mental (Mental Disorder)
gangguan yang berat pada fungsi-fungsi mental. Bahkan digunakan pula untuk
perilaku-perilaku yang secara komprehensif tidak efektif.
3. Gangguan Phobia
Phobia merupakan ketakutan irasional yang berlebihan terhadap suatu situasi atau
objek spesifik.

2.7 Pencegahan dan penanganan abnormal


Terdapat tiga jenis pencegahan dalam masalah kejiwaan, ialah pencegahan
primer,pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.
1. Pencegahan Primer
Usaha-usaha pencegahan primer meliputi seluruh cara yang dirancang untuk
mendorong perkembangan kesehatan dan perilaku penangan yang efektif, baik pada
taraf biologis, psikososial, dan sosiokultural.
a. Usaha-usaha bagi kesehatan fisik
Usaha di bidang fisik dimulai dari perencanaan keluarga, pemeliharaan
prenatal dan pascanatal, dan tentu saja pemeliharaan kesehatan dan kebugaran
badan di masa dewasa dan tua. Berhubungan dengan usaha-usaha itu, juga
masalah pemeliharaan lingkunhan hidup dan makanan serta pakaian,
merupakan usaha yang penting.
b. Usaha - usaha kesehatan psikososial
Dalam hal ini usaha yang dilakukan pada dasarnya diarahkan pada
terbentuknya kehidupan jiwa yang sehat atau normal. Secara umum jiwa yang
normal itu adalah jiwa yang optimal dalam perkembangan dan pemfungsinya,
serta secara aktif dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan aaktualnya.
c. Usaha-usaha sosiokultural
Usaha usaha ini menyangkut pendidikan masyarakat,keamanan sosial
1. Pencegahan Sekunder
Prevensi taraf ini menekakan deteksi dini dan mengenalkan penangan perilaku
maladaptif dalam keluarga dan komunitas. Jadi pencegahan ini meliputi insidensi dan
lingkup perilaku maladaptif dalam populasi spesifik, dengan deksi awal perilaku
demikian, berbagai dan kemungkinan fasilitas kesehatan mental, dan dengan
intervensi kkrisis.
2. Pencegahan Tersier
Walaupun intervensi krisi dan pengukuran-pengukuran
pencegahan sekunder, sebagian orang membutuhkan hospitalisasi untuk gangguan-
gangguan emosional. Pencegahan tersier melibatkan dukungan dan penanganan
pasien dalam yang intensif untuk gangguan semacam itu. Maksudnya untuk
mencegah gangguan menjadi kronik dan kemungkinan individu kembali pulang
secepat mungkin.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Makalah psikologi abnormal dalam model-model bentuk abnormalitas yang khusus
membahas perilaku -perilaku abnormal manusia. Karena banyak yang harus
dipertimbangkan antara lain dari sudut pandang penyebab perilaku
abnormal,pencegahan,penanganan.
3.2 Saran

Daftar pustaka

http://aniendriani.blogspot.com/2011/03/konsepsi-psikologi-abnromal.html

http://peearlss.blogspot.com/2012/02/normal-vs-abnormal.html

http://psychologious.blogspot.com/2012/02/ciri-ciri-abnormal.html

(Dyah Kusbiantari dalam http://kusbiantari.blogspot.com/2012 diakses tanggal 15Desember


2020).

(Dyah Kusbiantari dalam http://kusbiantari.blogspot.com/2012 diakses tanggal 15 Desember


2020).

(Dyah Kusbiantari dalam http://kusbiantari.blogspot.com/2012 diakses tanggal 15 Desember


2020).

http://jainiyubmee.blogspot.com/2011/04/makalah-perilaku-abnormal.html

http://abdulanwarannur.blogspot.com/2013/01/makalah-kelompok-7-psikologi-
abnormal.html

http://anzarallexander.blogspot.com/2013/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

Anda mungkin juga menyukai