Anda di halaman 1dari 21

Macam-macam kepribadian abnormal

C. MACAM-MACAM KEPRIBADIAN YANG ABNORMAL


1) PSIKOPAT
Disebut juga sosiopat, adalah kelainan perilaku yang berbentuk antisosial yaitu yang tidak
mempedulikan norma norma sosial .
2) KELAINAN SEXUAL
Ada 2 macam kelainan tingkah laku sexual yaitu :
A. Kelainan pada obyek
Cara seseorang memuaskan dorongan sexualnya normal, tetapi obyek yang dijadikan sasaran
pemuasan lain dari biasanya
Homosex : Ketertarikan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis ( pria )
Lesbian : Ketertarikan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis ( wanita )
Pedofilia : Obyek pemuasan seksual adalah pada anak yang belum akil baligh
Fetisisme : Obyek pemuasan seksual adalah dengan benda mati seperti pakaian dalam, rambut.
Nekrofilia : Obyek pemuasan seksual adalah dengan mayat
Bestiality : Obyek pemuasan seksual adalah dengan binatang
Gerontoseksualitas : Obyek pemuasan seksual adalah dengan seseorang yang berusia lanjut
Incest : Obyek pemuasan seksual dengan sesama anggota keluarga yang tidak diperbolehkan
melakukan pernikahan
2. Kelainan pada cara
Obyek pemuasan seksual tetap lawan jenis, tetapi dengan cara yang tidak biasa, contoh :
Ekshibisionis : Cara pemuasan seksual dengan memperlihatkan genetalianya kepada orang lain yang
tidak dikenalnya
Voyeuris :Cara pemuasan seksual dengan melihat/ mengintip orang telanjang
Sadisme : Cara pemuasan seksual dengan menyakiti secara fisik dan psikologis obyek seksualnya
Masokisme : Cara pemuasan seksual dengan menyiksa diri sendiri
Frottage : Cara pemuasan seksual dengan meraba orang yang disenangi tanpa diketahui oleh
korbannya
PSIKONEUROSIS
Kumpulan reaksi psikis dengan ciri spesifik kecemasan dan diekspresikan secara tidak sadar dengan
menggunakan mekanisme pertahanan diri, contoh :
Fugue : Bentuk gangguan mental disertai keinginan kuat untuk mengembara atau meninggalkan
rumah karena amnesia
Somnabulisme : Keadaan tidur sambil berjalan dan melakukan suatu perbuatan
Multiple personality : Kepribadian ganda
Fobia : Ketakutan yang tiada sebab, irasional dan tidak logis walaupun sebenarnya tidak ada alasan
untuk takut
Obsesi : Ide kuat yang bersifat terus menerus melekat dalam pikiran dan tidak mau hilang serta
sering irasional
Histeria : Gangguan mental yang ditandai dengan perilaku yang cenderung dramatis, emosional dan
reaksi berlebihan
Hipokondria : Kondisi kecemasan yang kronis, pasien selalu merasakan ketakutan yang patologis
tentang kesehatan sendiri
PSIKOSIS

Disebut dengan kelainan kepribadian yang besar (Psychosis Mayor) karena seluruh kepribadian
orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat lagi hidup dan bergaul normal
dengan orang di sekitarnya
Jenis jenis Psikosis
a. Psikosis Fungsional
Skizophrenia
Terjadi perpecahan kepribadian, antara pikiran, perasaan dan perbuatan berjalan sendiri sendiri
Contoh : Seseorang bercerita tentang anaknya yang meninggal terlindas kereta api (pikiran) sambil
tertawa (perasaan) dan menari nari (perbuatan)
Paranoid
Sering merasa cemburu, curiga, dendam, iri hati kepada orang lain yang sifatnya irasional
Psikosis manis depresif
Gangguan mental serius yang ditandai dengan perubahan emosi seperti menjadi sangat gembira
dan tidak lama kemudian menjadi sangat sedih
b. Psikosis Organik
Faktor penyebabnya adalah kelainan pada tubuh atau fungsi anggota tubuh.
Contoh: karena usia tua terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga menyebabkan individu
tersebut sering marah.
D. USAHA PENCEGAHAN TERJADINYA ABNORMALITAS KEPRIBADIAN
1) Hindari konflik batin yang berasal dari diri sendiri maupun lingkungan
2) Upayakan untuk selalu memelihara kebersihan jiwa, hati nurani yaitu dengan kejujuran, tidak iri
dengki dan tidak berfikir negatif
3) Upayakan segala tingkah laku sesuai dengan norma dan etika yang ada di masyarakat
4) Dalam kehidupan berusaha melatih, membiasakan dan menegakkan disiplin dalam segala hal
5) Melatih berfikir positif dan berbuat wajar tanpa menggunakan mekanisme pertahanan diri dan
pelarian negatif
6) Berani dan mampu mengatasi setiap kesulitan yang dihadapi dengan kemauan dan usaha konkrit
dan rasional
http://dianhusadanuruleka.blogspot.co.id/p/macam-macam-kepribadianabnormal.html

Minggu, 25 Maret 2012

Psikologi Abnormal
I. PENDAHULUAN

Dalam percakapan sehari hari psikologi abnormal sering ditemukan


namun pengertiannya terutama secara teknis tidak selalu menunjukkan
pengertian yang sama atau seragam. Hal ini bisa jadi menimbulkan masalah
ketika kita menggunakan untuk keperluan yang lebih spesifik daripada sekedar
berwacana saja. Istilah istilah lain dari psikologi abnormal atau sering juga
disebut
perilaku
abnormal
atau abnormal
behaviour adalah
perilaku maladaptive kemudian ada yang menyebutnya mental disorder,
psikopatology, emotional discomfort, mental illness atau gangguan mental.
Psikologi abnormal mencakup sudut pandang yang lebih luas tentang
perilaku abnormal dibandingkan studi tentang gangguan mental ( psikologis ).
Studi gangguan mental umumnya diasosiasikan dengan perspektif model medis
(medical model) yang menganggap bahwa perilaku abnormal merupakan simtom
dari penyakit atau gangguan yang mendasarinya.
Untuk memahami perilaku abnormal psikolog menggunakan acuan DSM
(Diagnostic and Statistical manual of mental disorder) DSM adalah system
klasifikasi gangguan gangguan mental yang paling luas di terima. DSM
menggunakan criteria diagnostic specific untuk mengelompokkan pola pola
perilaku abnormal yang mempunyai ciri ciri klinis yang sama dan suatu sistem
evaluasi yang multiaksial. Sistem aksial terdiri dari 5 klasifikasi. Penilaian perilaku
abnormal dapat di telaah menggunakan berbagai cara ( metode ) salah satunya
metode metode assestmentyang harus reliabel dan valid yang dapat diukur
melalui beberapa cara yang tetap memperhitungkan faktor faktor budaya dan
etnik yang juga penting untuk dilakukan.
II. DEFINISI
Psikologi Abnormal ( Abnormal Psychology ) merupakan salah satu cabang
psikologi yang berupaya untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara
menolong orang orang yang mengalaminya. Dari waktu ke waktu sebagian dari
kita merasa cemas ketika menghadapi interview kerja yang penting atau ujian
akhir . Lalu bagaimana kita di anggap melanggar batas antara perilaku
abnormal dengan normal ?
Satu jawabannya adalah kondisi emosional seperti kecemasan dan depresi
dapat dikatakan abnormal bila tidak sesuai dengan situasinya. Hal yang normal
bila kita tertekan dalam tes tetapi menjadi tidak normal ketika rasa cemas itu
muncul ketika sedang memasuki department store atau menaiki lift. Perilaku
abnormal juga diindikasikan melalui besarnya / tingkat keseriusan problem.
Walaupun bentuk kecemasan sebelum interview kerja dianggap cukup normal
namun merasa seakan akan jantung akan copot yang mengakibatkan batalnya
interview adalah tidak normal.

III. PENGELOMPOKAN DEFINISI ABNORMAL


1. Pendekatan statistik
Di atas / di bawah normal di sebut anormal bukan abnormal. Istilah ini
sering dipakai pada aliran behaviourisme dan kuantitatif
2. Pendekatan Fungsional
Fungsi fungsi kepribadian yang ada pada orang yang bersangkutan
berada pada taraf yang optimal / tidak
3. Pendekatan Kultural
Pendekatan yang melihat abnormalitas dari sistem nilai yang berlaku
dalam masyarakat tertentu
IV. KRITERIA YANG MENENTUKAN ABNORMALITAS
1. Perilaku yang tidak biasa
Perilaku yang tidak biasa disebut abnormal . Hanya sedikit dari kita yang
menyatakan melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Hal seperti itu hamper dikatakan abnormal dalam budaya kita.
2. Perilaku yang tidak dapat diterima secara social atau melanggar
norma sosial.
Setiap masyarakat memiliki norma norma / standar yang menentukan
jenis perilaku yang dapat diterima dalam beragam konteks tertentu.
Perilaku yang dianggap normal dalam satu budaya mungkin dianggap
abnormal dalam budaya lain. Satu implikasi dari mendasarkan definisi dari
perilaku abnormal pada norma social adalah bahwa norma norma
tersebut merefleksikan standar yang relative bukan kebenaran universal.
3. Persepsi atau tingkah laku yang salah terhadap realitas
Biasanya sistem sensori dan proses kognitif memungkinkan kita untuk
membentuk representasi mental yang akurat tentang lingkungan sekitar.
4. Orang orang tersebut berada dalam stress personal yang signifikan

Kondisi stress personal yang diakibatkan oleh gangguan emosi seperti


kecemasan, ketakutan atau depresi. Namun terkadang kecemasan dan
depresi merupakan respon yang sesuai dengan situasi tertentu.
5. Perilaku maladaptive
Perilaku
yang
menimbulkan
ketidakbahagiaan
dan
membatasi
kemampuan kita untuk berfungsi dalam peran yang diharapkan.
6. Perilaku Berbahaya
Perilaku yang menimbulkan bahaya bagi orang itu sendiri atau orang lain.
V. FAKTOR FAKTOR PENENTU ABNORMALITAS
Sebab sebab perilaku Abnormal dapat ditinjau dari beberapa sudut,
misalnya berdasarkan tahap berfungsinya dan menurut sumber asalnya. Kedua
macam penggolongan tersebut disajikan sebagai berikut :
A. MENURUT TAHAP BERFUNGSINYA
Menurut tahap tahap berfungsinya, sebab sebab perilaku abnormal
dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Penyebab Primer ( Primary Cause )
Penyebab primer adalah kondisi yang tanpa kehadirannya suatu
gangguan tidak akan muncul. Misalnya infeksi sipilis yang menyerang
system syaraf pada kasus paresis general yaitu sejenis psikosis yang
disertai paralysis atau kelumpuhan yang bersifat progresif atau
berkembang secara bertahap sampai akhirnya penderita mengalami
kelumpuhan total. Tanpa infeksi sipilis gangguan ini tidak mungkin
menyerang seseorang.
2. Penyebab yang Menyiapkan ( Predisposing Cause )
Kondisi yang mendahului dan membuka jalan bagi kemungkinan
terjadinya gangguan tertentu dalam kondisi kondisi tertentu di masa
mendatang. Misalnya anak yang ditolak oleh orang tuanya (rejected
child) mungkin menjadi lebih rentan dengan tekanan hidup sesudah
dewasa dibandingkan dengan orang orang yang memiliki dasar rasa
aman yang lebih baik

3. Penyebab Pencetus ( Preciptating Cause )


Penyebab pencetus adalah setiap kondisi yang tak tertahankan bagi
individu dan mencetuskan gangguan. Misalnya seorang wanita muda
yang menjadi terganggu sesudah mengalami kekecewaan berat
ditinggalkan oleh tunangannya. Contoh lain seorang pria setengah
baya yang menjadi terganggu karena kecewa berat sesudah bisnis
pakaiannya bangkrut.
4. Penyebab Yang Menguatkan ( Reinforcing Cause )
Kondisi yang cenderung mempertahankan atau memperteguh tinkah
laku maladaptif yang sudah terjadi. Misalnya perhatian yang
berlebihan pada seorang gadis yang sedang sakit justru dapat
menyebabkan yang bersangkutan kurang bertanggungjawab atas
dirinya, dan menunda kesembuhannya.
5. Sirkulasi Faktor Faktor Penyebab
Dalam kenyataan, suatu gangguan perilaku jarang disebabkan oleh
satu penyebab tunggal. Serangkaian faktor penyebab yang kompleks,
bukan sebagai hubungan sebab akibat sederhana melainkan saling
mempengaruhi sebagai lingkaran setan, sering menadi sumber
penyebab sebagai abnormalitas . Misalnya sepasang suami istri
menjalani konseling untuk mengatasi problem dalam hubungan
perkawinan mereka. Sang suami menuduh istrinya senang berfoya
foya sedangkan sang suami hanya asyik dengan dirinya dan tidak
memperhatikannya. Menurut versi sang suami dia jengkel keada
istrinya karena suka berfoya foya bersama teman temannya. Jadi
tidak lagi jelas mana sebab mana akibat.
B. MENURUT SUMBER ASALNYA
Berdasarkan sumber asalnya, sebab sebab perilaku abnormal dapat
digolongkan sedikitnya menjadi tiga yaitu :
1. Faktor Biologis
Adalah berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat
menghambat perkembangan ataupun fungsi sang pribadi dalam
kehidupan sehari hari seperti kelainan gen, kurang gizi, penyakit dsb.
Pengaruh pengaruh faktor biologis lazimnya bersifa menyeluruh.

Artinya mempengaruhi seluruh aspek tingkah


kecerdasan sampai daya tahan terhadap stress.

laku,

mulai

dari

2. Faktor faktor psikososial


a. Trauma Di Masa Kanak Kanak
Trauma Psikologis adalah pengalaman yang menghancurkan rasa
aman, rasa mampu, dan harga diri sehingga menimbulkan luka
psikologis yang sulit disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis
yang dialami pada masa kanak kanak cenderung akan terus
dibawa sampai ke masa dewasa.
b. Deprivasi Parental
Tiadanya kesempatan untuk mendapatka rangsangan emosi dari
orang tua, berupa kehangatan, kontak fisik,rangsangan intelektual,
emosional dan social. Ada beberapa kemungkinan sebab
misalnya :1. Dipisahkan dari orang tua dan dititipkan di panti
asuhan, 2. Kurangnya perhatian dari pihak orang tua kendati tinggal
bersama orang tua di rumah.
c. Hubungan orang tua anak yang patogenik
Hubungan patogenik adalah hubungan yang tidak serasi, dalam hal
ini hubungan antara orang tua dan anak yang berakibat
menimbulkan masalah atau gangguan tertentu pada anak.
d. Struktur keluarga yang patogenik
Struktur keluarga sangat menentukan corak komunikasi yang
berlangsung diantara para anggotanya. Struktur keluarga tertentu
melahirkan pola komunikasi yang kurang sehat dan selanjutnya
muncul pola gangguan perilaku pada sebagian anggotanya. Ada
empat struktur keluarga yang melahirkan gangguan pada para
anggotanya:
1) Keluarga yang tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari.
Kehidupan keluarga karena berbagai macam sebab seperti
tidak memiliki cukup sumber atau karena orang tua tidak
memiliki pengetahuan dan keterampilan secukupnya .

2) Keluarga yang antisosial


Keluarga yang menganut nilai nilai yang bertentangan
dengan masyarakat luas
3) Keluarga yang tidak akur dan keluarga yang bermasalah
4) Keluarga yang tidak utuh
Keluarga dimana ayah / ibu yang tidak ada di rumah, entah
karena sudah meninggal atau sebab lain seperti perceraian,
ayah memiliki dua istri dll.
e. Stress berat
Stress adalah keadaan yang menekan khususnya secara psikologis.
Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, seperti :
1) Frustasi yang menyebabkan hilangnya harga diri
2) Konflik nilai
3) Tekanan kehidupan modern
3. Faktor Faktor Sosiokultural
Meliputi keadaan obyektif dalam masyarakat atau tuntutan dari
masyarakat yang dapat berakibat menimbulkan tekanan dalam
individu dan selanjutnya melahirkan berbagai bentuk gangguan
seperti :
a. Suasana perang dan suasana kehidupan yang diliputi oleh
kekerasan,
b. Terpaksa menjalani peran social yang berpotensi menimbulkan
gangguan, seperti menjadi tentara yang dalam peperangan harus
membunuh.
c. Menjadi korban prasangka dan diskriminasi berdasarkan
penggolongan tertentu seperti berdasarkan agama, ras, suku dll
C. DEFINISI NORMALITAS PSIKOLOGI

Definisi normalitas psikologis seseorang adalah fungsi mental yang akurat


dan efisien, meliputi :
1.

Kognisi

2.

Motivasi

3.

Perilaku

4.

Emosi.

5.

Self Awareness

6.

Self Control

7.

Self Esteem

8.

Hubungan Sosial Berdasarkan Afeksi

9.

Produktivitas dan kreativitas

D. METODE PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI ABNORMAL


Psikologi Abnormal adalah cabang disiplin ilmu psikologi . Oleh sebab itu
penelitiannya di lapangan selalu didasarkan pada penerapan metode ilmiah
(scienthific method ).
Metode Penelitian yang dipakai dalam meneliti perilaku abnormal adalah :
1. Metode Observasi Naturalistik
Digunakan untuk mengobservasi perilaku di suatu tempat , dimana perilaku
itu terjadi.
2. Metode Korelasional
Merupakan pengukuran statistik atas hubungan antara 2 faktor atau variable.
Pada studi observasi naturalistic yang dilakukan di restoran cepat saji
perilaku makan dihubungkan, dikorelasikan dengan brat badan para
pelanggan.
3. Model Eksperimental
Prediksi didasarkan pada korelasi antara peristiwa peristiwa atau faktor
faktor yang terpisahkan oleh waktu. Metode ini memungkinkan para ilmuwan
untuk mendemonstrasikan hubungan kausal, pertama tama dengan
memanipulasi faktor kausal dan kemudian mengukur akibatnya dibawah
kondisi terkontrol yang dapat meminimalkan risiko dari faktor lainnya yang
menjelaskan akibat tersebut.

4. Metode Epidemiologik
Mempelajari tingkat perilaku abnormal dalam berbagai seting atau kelompok
populasi. Studi epidemiologic dapat menunjukkan faktor penyebab potensial
dari munculnya penyakt dan gangguan meskipun kekuatan eksperimennya
rendah. Dengan mengetahui bahwa suatu penyakit atau gangguan dapat
digolongkan pada kelompok atau lokasi tertentu, peneliti akan dapat
mengidentifikasi karakteristik yang berbeda yang menempatkan kelompok
atau daerah ini pada risiko yang lebih tinggi.
5. Metode Studi Kasus
Studi kasus mempunyai pengaruh penting dalam perkembangan teori dan
penanganan perilaku abnormal. Freud mengembangkan teorinya pertama kali
dengan studi kasus seperti kasus mengenai Anna O.
E. PERSPEKTIF PSIKOLOGIS TENTANG PERILAKU ABNORMAL
1. Model Psikodinamika
Disebut teori psikoanalisis ( psychoanalyic theory )
Dikemukakan oleh Sigmund Freud
Hipotesis Strukturalnya adalah keyakinan bahwa kekuatan kekuatan
yang saling bertentangan dalam kepribadian dapat dibagi menjadi 3 ( tiga
) struktur yaitu id, ego dan superego.
Kesehatan mental adalah fungsi dari keseimbangan dinamis antara
struktur struktur psikis dari id, ego dan superego.
2. Model Model Belajar
Dikenal dengan teori behaviourisme. Dikemukakan oleh Ivan Pavlov dan
John B. Watson. Berfokus pada refleks yang dikondisikan peran dari belajar
dalam menjelaskan perilaku normal maupun abnormal. Dari perspektif
belajar perilaku abnormal mencerminkan perolehan atau pembelajaran
dari perilaku yang tidak sesuai dan tidak adaptif.
3. Teori Kogniti Sosial
Kontribusi teoritikus seperti Albert Bandura, Julian B Rotter dan
Walter Mischel. Menekankan peran peran dari proses berpikir atau

kognisi dari belajar melalui pengamatan atau modeling dari perilaku


manusia.Manusia memberi pengaruh pada lingkungannya sebagaimana
lingkungan memberi pengaruh kepada mereka. Memperluas lingkup dari
behaviourisme tradisional. Terlalu sedikit memberi penekanan pada
kontribusi genetikterhadap perilaku gagal.
4. Model Model Humanistik
Dikemukakan oleh Carl Rogers dan Abraham Maslow. Dalam diri terdapat
dorongan untuk self actualization, untuk menjadi apapun yang mampu
kita raih. Manusia sebagai actor dalam drama kehidupan bukan
reactor.Keyakinan utamanya adalah bahwa perilaku abnormal adalah hasil
dari perkembangan konsep tentang self terganggu.
5. Model model Kognitif
Model kognitif yang paling menonjol dalam pola perilaku abnormal adalah
pendekatan pemrosesan informasi dan model model yang
dikembangkan oleh Psikolog Albert Ellis dan Psikiater Aaron Beck.
Distress emosional disebabkan oleh keyakinan yang dimiliki oleh
seseorang tentang pengalaman hidup mereka bukan apa yang dialami
sendiri oleh mereka
6. Model Diatesis Stress
Diatesis adalah suatu kerentanan atau predisposisi terhadap gangguan
tertentu. Mengemukakan bahwa masalah masalah perilaku abnormal
meliputi interaksi antara kerentanan dan peristiwa atau pengalaman
kehidupan yang penuh stress.
F. PENGGOLONGAN DAN ASSESMENT PERILAKU ABNORMAL
Penggunaan menggunakan metode DSM (Diagnostic and Statistical Manual
Of Mental Disorders). Perlaku abnormal diperlakukan sebagai tanda tanda atau
simtom simtom dari patologi yang mendasari yang disebut dengan ganggan
mental.

1. GANGGUAN KECEMASAN ( ANXIETY )


Adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan
mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Tipe - Tipe Gangguan Kecemasan :
a.

Agorafobia

b.

Gangguan panic tanpa agoraphobia

c.

Gangguan panic dengan agoraphobia

d.

Gangguan kecemasan menyeluruh

e.

Fobia Spesifik

f.

Fobia Sosial

g.

Gangguan Obsesif Kompulsif

h.

Gangguan Stress pasca Trauma

i.

Gangguan Stress Akut

2. GANGGUAN MOOD

khawatir

yang

Mood adalah kondisi keadaan yang terus ada yang mewarnai kehidupan
psikologis kita. Orang dengan gangguan mood akan mengalami
gangguanmood yang luar biasa parah atau berlangsung lama dan
mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi dalam memenuhi
tanggungjawab secara normal.
Tipe Tipe Gangguan Mood
a. Gangguan Depresi Mayor
b. Gangguan Distimik
c. Gangguan Bipolar
d. Gangguan Siklotimik
3. Gangguan Kepribadian
Adalah Pola Perilaku atau cara berhubungan dengan orang lain yang benar
benar kaku. Kekakuan mereka menghalangi untuk menyesuaikan diri
dengan ketentuan eksternal.
Tipe Tipe Gangguan Kepribadian
a. Gangguan kepribadian yang ditandai dengan perilaku aneh.
b. Gangguan kepribadian paranoid.
c. Gangguan kepribadian schizoid.
d. Gangguan kepribadian antisocial
e. Gangguan kepribadian ambang.
f. Gangguan kepribadian histronik.
g. Gangguan kepribadian Narsistik.
h. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif.
4. Penyalahgunaan dan Ketergantungan Zat
Penyalahgunaan zat melibatkan pola penggunaan berulang yang
menghasilkan konsekwensi yang merusak. Penyalahgunaan zat dapat

berlangsung untuk periode waktu yang panjang dan meningkat menjadi


ketergantungan zat.
5. Gangguan Makan
a. Anoreksia Nervosa dan Bulimia Nervosa
b. Gangguan makan berlebihan atau obesitas
6. Gangguan Identitas Gender
Adalah bagaimana seseorang merasa bahwa ia adalah seorang pria atau
wanita. Identitas gender secara normal didasarkan pada anatomi gender.
Namun pada gangguan identitas gender terjadi konflik antara anatomi
gender seseorang dengan odentitas gendernya
7. Skizofrenia
Adalah gangguan psikologis yang berhubungan dengan gila atau sakit
mental. Hal ini sering menimbulkan rasa takut. Skizofrenia menyerang jati
diri seseorang, memutus hubungan yang erat antara pemikiran dan
perasaan serta mengisinya dengan persepsi yang terganggu, ide yang
salah dan konsepsi yang tidak logis. Skizofrenia biasanya berkembang
pada masa remaja akhir atau dewasa awal tepat pada saat orang mulai
keluar dari keluarga menuju dunia luar. Orang yang mengidap skizofrenia
semakin lama semakin terlepas dari masyarakat.
8. Gangguan Abnormal Pada Anak dan Remaja
a.

Gangguan Perkembangan Pervasif

Menunjukkan gangguan fungsi dari berbagai area perkembangan.


Gangguan ini menjadi tampak nyata pada tahun tahun pertama
kehidupan.
b.

Autisme

c.

ADHD

d.

Retardasi Mental

e.

Gangguan Belajar

f.

Gangguan komunikasi

g.

Gangguan Eliminasi

G. METODE METODE PENANGANAN


1. Terapi Psikodinamika
Sigmund
Freud
disebutpsikoanalisis.
memperoleh insight
dipercaya merupakan

mengembangkan
model
psikoterapi
yang
Terapi psikodinamika membantu individu untuk
mengenai, mengatasi konflik bawah sadar yang
akar dari perilaku abnormal.

2. Terapi Humanistik
Berfokus pada pengalaman klien yang subyektif dan disadari. Bentuk
utama
dari
terapi
Humanistik
adalah
terapi
berpusat
pada
individu ( Person Centered Therapy ) yang dikembangkan oleh Carl Rogers
3. Terapi Kognitif
Diantaranya adalah terapi Rasional Emotif.
DAFTAR PUSTAKA
King, Laura A., 2010. Psikologi Dasar, Jakarta : Salemba Humanika
Nevid, Jeffrey S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal, Edisi ke 5. Jakarta: PT. Gramedia
Nevid, Jeffrey S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal, Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama
http://kusbiantari.blogspot.co.id/

Perilaku Abnormal
1. 1. 2 Uraian Materi A. Pengertian perilaku abnormal Sebelum membicarakan perilaku
abnormal, kita coba membahas tentang perilaku normal, sehingga kita memiliki gambaran
bagaimana perilaku yang abnormal. Menurut Kartini Kartono, perilaku normal adalah
perilaku yang adekuat (serasi dan tepat), yang bisa diterima masyarakat pada umumnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku pribadi normal adalah sikap hid-up sesuai
dengan pola kelompok masyarakat tempat ia berada, sehingga ter-capai satu relasi
interpersonal dan interaksi sosial yang memuaskan. Menurut Atkinson R.L. dkk, menetapkan
6 kriteria normalitas, yaitu : 1. Persepsi dan realitas yang efisien, maksudnya individu dapat
menilai reak-si dan menginterpretasikan hal-hal yang terjadi dilingkungan sekitarnya secara
realistic. 2. Mengenali diri sendiri, individu mampu melakukan penyesuaian, memiliki

kesadaran, perasaan dan motif secara baik. 3. Kemampuan mengendalikan perilaku secara
sadar, maksudnya individu memiliki kepercayaan diri untuk mengendalikan perilakunya. 4.
Harga diri dan penerimaan, adalah kemampuan menyesuaikan diri, mam-pu menilai harga
dirinya dan merasa diterima oleh orang lain. 5. Kemampuan membentuk ikatan kasih, artinya
mampu menjalin hubun-gan yang erat dan harmonis dengan orang lain. 6. Produktivitas,
artinya mampu menyesuaikan diri dan menyalurkan ke-mampuan dengan baik ke aktivitas
produktif. Setelah kita tahu tentang perilaku yang normal, sekarang kita bahas bagaimana
perilaku yang abnormal. Perilaku pribadi abnormal adalah perilaku yang menyimpang jauh
dari per-ilaku normal atau berbeda dari keadaan integrasi ideal. Menurut Atkinson R.L. dkk
perilaku abnormal dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu : 1. Secara statistic, dikatakan
perilaku abnormal jika secara statistic jarang Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Kunci
Jawaban
2. 2. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan atau
menyimpang dari normal, jadi tidak sesuai dengan perilaku mas-yarakat umumnya 2.
Maladaptive, perilaku dianggap abnormal jika bersifat maladaptive dan memiliki pengaruh
buruk pada individu atau masyarakat 3. Menyimpang dari norma social, perilaku yang
menyimpang secara jelas dari standar atau norma dalam masyarakat 4. Distress pribadi,
adanya perasaan distress subyektif individu Dengan demikian, kita dapat menilai suatu
perilaku abnormal atau tidak bisa dikaji secara statistic, daya adaptasi, penyimpangan dari
norma social atau subyektif individunya. Cabang ilmu psikologi yang mempelajari kelainan
psikis disebut psikopatologi, adapaun usaha untuk menyembuhkannya dilakukan oleh psikologi klinis. Kelainan psikis merupakan penyakit kejiwaan oleh karena itu dipelajari oleh
cabang ilmu kedokteran yang disebut psikiatri. Perbedaan antara psikologi klinis dengan
psikiatri adalah metode pendekatan, dimana psikologi klinis menggunakan teknik, seperti
pemeriksaan psikologis, wawan-cara, observasi, pemberian nasehat dan usaha
penyembuhan secara psikolo-gi (psikoterapi). Sedangkan psikiater menggunakan teknik
kedokteran yaitu dengan menggunakan obat (psikofarmaka) karena ia seorang dokter B.
Penyebab Perilaku abnormal Penyebab yang mendasari seseorang mengalami perilaku
abnormal, adalah : 1. Faktor keturunan, seperti idiopathy, psikosis, neurosis, idiocy dan
psikosa sifilitik 2. Faktor sebelum lahir, yaitu terjadi pada ibu karena : kekurangan nutrisi, infeksi, luka, keracunan, menderita penyakit, menderita psikosis dan trauma pada kandungan.
3. Faktor ketika lahir, seperti : kelahiran dengan alat, asphyxia, premature, pri-mogeniture 4.
Faktor setelah lahir, seperti : pengalaman traumatic, kejang/ stuip, infeksi pada otak atau
selaput otak, kekurangan nutrisi dan factor psikologis. Uraian Materi Rangkuman Tes
Formatif Kunci Jawaban
3. 3. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan C.
Jenis-jenis perilaku abnormal Pada kehiduan sehari-hari, kita sering menyaksikan perilaku
manu-sia yang aneh-aneh. Dari mulai pembunuhan, perampokan sampai penyim-pangan
seks. Pada kerangka tersebut maka perilaku abnormal digolongkan sebagai berikut: 1.
Psikopat Disebut juga psikopati atau sosiopatik, karena perbuatannya masyarakat menderita
dan dirugikan. Psikopat ialah bentuk kekalutan mental yang ditandai dengan tidak adanya
pengorganisasian dan pengintegrasian pribadi, selalu konflik dengan norma social dan
hukum. Psikopat ada-lah kelainan tingkah laku berbentuk tingkah laku anti sosial, dimana se-

olah- olah tidak mempunyai hati nurani, berbuat semaunya sendiri tanpa mempertimbangkan
kepentingan orang lain. Dalam bentuk ekstrimnya dapat menjadi pembunuh berdarah dingin
atau penipu ulung. Ditinjau dari sudut psikodinamika dan genetika, asal-usul psikopat
bersumber dari kelakuan menyimpang pada masa kanak-kanak dan ke-nakalan remaja.
Tanda-tandanya, sebagai berikut : a. Tidak pernah membentuk keterikatan yang baik dengan
orang tua atau pengganti orang tua. b. Suka melawan terhadap hal-hal yang dilarang oleh
masyarakat, kare-na biasa dimanja dan merasa diperlakukan tidak adil. c. Membutuhkan
penerimaan orang lain dan ada perasaan bersalah, tetapi tidak terjalin dengan baik dalam
kepribadian keseluruhannya. Menurut beberapa ahli, psikopat dibedakan menjadi : a.
Simpatik tetapi tidak bertanggung jawab, orang psikopat tipe ini memiliki ciri seperti :
simpatik, mudah bergaul, disukai ramah, ting-kah lakunya sopan dan menarik, mudah
mendapat kepercayaan dan perhatian, perilaku baik digunakan untuk menipu atau
menjerumus-kan orang lain. Dapat ditemukan pada individu yang memiliki pendi-dikan tinggi,
tetapi kelakuannya tidak bertanggung jawab. Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Kunci
Jawaban
4. 4. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan b.
Pendendam dan pemberontak, tipe ini orangnya gemar memusuhi dan memberontak
terhadap hal-hal yang tidak disukainya. Orang seperti ini biasanya mudah marah, agresi
lisan maupun fisik, cepat menyerang, membandel, keras kepala, sering membantah,
melawan c. Hipokondriasis dan tidak adekuat, dengan cirri-ciri : banyak menge-luh sakit, fisik
seolah tidak berdaya sebagai alasan tidak mau bekerja, suka berbohong, banyak keluhan
dan mengharap selalu mendapat bantuan orang, hidupnya ibarat benalu (merugikan orang
lain) d. Antisosial, dengan cirri-ciri : sama sekali tidak peduli akan kepent-ingan org lain,
orang lain tidak diperhatikan, melakukan perbuatan yang berulang-ulang dan berbenturan
dengan nilai-nilai social atau hokum. Psikopat jenis ini dapat mencuri, membunuh,
melakukan ke-jahatan seks tanpa ia sendiri merasa bersalah/ berdosa 2. Defisiensi Moral
Disebut juga defect moral, dicirikan dengan individu yang hidupnya delinquent, selalu
melakukan kejahatan (crimes) dan berperilaku aso-cial/ anti social, tetapi tidak ada
penyimpangan atau gangguan pada inteleknya. Penyebab utama adalah terpisah
(separation) dengan orang tua pada usia kurang dari 3 tahun, khususnya berpisah dengan
ibun-ya pada umur 0 4 tahun. Efek perpisahan menyebabkan individu ti-dak mendapatkan
kasih sayang, tidak mendapatkan afeksi dan sela-lu mendapatkan perlakuan yang keras dan
kejam. Akibatnya individu menjadi pendendam, bersifat agresi, miskin hubungan
kemanusiaan, emosinya dingin dan beku, tidak memiliki super ego, adanya peno-lakan
super ego dan hati nurani Kelemahan dan kegagalan individu pada defisiensi moral,
diantaranya : tidak mampu mengenal, mengerti, mengendalikan dan mengatur emosi dan
perilaku; memiliki perilaku yang salah dan jahat; kegagalan dalam mengadakan penyesuaian
terhadap hukum, nor-ma- norma dan standar social yang berlaku. Ciri-ciri orang dengan
defisiensi moral : secara fisik dan or-ganic normal namun pada umumnya bersifat semaunya,
keras kepala, Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Kunci Jawaban
5. 5. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan pikiran
sering berubah-ubah, perangai kasar dan munafik. Kelemahan dorongan instingtif primer,
sehingga ego menjadi lemah, kemiskinan afektif, tanpa self respect dan ada relasi longgar

dengan sesama manu-sia. Perilaku abnormal : defisiensi moral dikelompokkan menjadi : a.


Damage children, sikap ini terjadi akibat terlalu lama terpisah den-gan ibunya sejak masa
bayi. Sikap dan perilakunya antara lain : suka protes, badung, suka melawan, depresi,
tindakan meledak-ledak, egoistis, tindakan kasar dan tidak mengenal ampun, tidak tahu rasa
belas kasihan b. Juvenile delinquency, adalah anak-anak muda (dibawah umur 18 ta-hun),
yang selalu melakukan kejahatan dan melanggar hukum, yang dimotivasi oleh keinginan
mendapatkan perhatian, status social dan penghargaan dari lingkungan. Penyebab juvenile
delinquency adalah fungsi persepsi yang defektif, impuls tidak terkendalikan, defisiensi dari
kontrol super ego dan instabilitas psikologis. Ciri-ciri anak dengan juvenile delinquency, yaitu
tidak memiliki ke-sadaran social dan moral, mental lemah, labil dan tidak terkendali karena
super ego tidak terbentuk. Disharmoni dan disfungsi doron-gan, kemauan (volusi) sehingga
pribadinya tidak terintegrasi, over-acting, perilaku liar dan mengarah kepada psikosis.
Mempunyai rasa inferior, frustasi dan dendam yang dikompensasi dengan perbuatan
kekerasan, agesif, destruktif dan kriminal yang secara tidak sadar di-gunakan untuk
mempertahankan harga dirinya untuk memperoleh perhatian dan pestise social. 3.
Abnormalitas seksual a. Menurut Kartini Kartono yang dimaksud dengan perilaku seksual
ab-normal adalah bentuk relasi seks yang abnormal dan buruk/ jahat yaitu relasi seks yang
tidak bertanggung jawab, yang didorong oleh kompulsi-kompulsi dan dorongan-dorongan
yang abnormal. Ber-dasarkan tersebut, abnormalitas seksual digolongkan menjadi : Uraian
Materi Rangkuman Tes Formatif Kunci Jawaban
6. 6. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 1)
Dorongan seksual yang abnormal, seperti prostitusi, perzinahan, sedukasi, frigiditas,
impotensi, ejakulasi dini, nimfomania, satyri-asis, dispareunia dan anorgasme. 2) Partner
seks yang abnormal, seperti homoseksualitas, lesbian-ism, bestiality, zoofilia, nekrofilia,
pronografi, pedofilia, fetisisme dan lain-lain 3) Cara abnormal dalam pemuasan, seperti
onani dan masturbasi, sadism, masokisme dan sadomasokisme, voyeurism, exhibion-isme,
transvestitisme dan transeksualisme. b. Maramis menyebutkan yang dimasud dengan
perilaku seksual ab-normal adalah perilaku seks yang tidak dapat menyesuaikan diri, bukan
saja dengan tuntutan masyarakat, tetapi juga dengan kebu-tuhan individu mengenai
kebahagiaan, perwujudan diri sendiri atau peningkatan kemampuan individu untuk
mengembangkan keprib-adiannya menjadi lebih baik. Bentuk abnormal perilaku seksual
menurut Maramis dibedakan menjadi dua kategori, yaitu : a. Gangguan kemampuan
seksual, seperti impotensi, ejakula-si pradini, frigiditas, disparenia dan vaginismus serta hipo
dan hiperseksual b. Deviasi seksual, seperti homoseksual dan lesbian, fetisisme, pedofilia,
transvestititsme, voyeurism, sadism dan masokisme serta transeksualisme Pengertianpengertian perilaku seksual abnormal: 1) Impotensi adalah ketidakmampuan pria melakukan
hubungan seksual karena penis tidak dapat ereksi 2) Ejakulasi pradini/ premature adalah
peristiwa keluarnya sperma sebelum mencapai orgasme (ejakulasi sebelum waktunya) 3)
Frigiditas adalah gairah seksual yang dingin atau tidakmnegala-mi orgasme pada saat
hubungan seksual pada wanita 4) Disparenia adalah hubungan seksual yang disertai nyeri
(sakit) Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Kunci Jawaban
7. 7. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 5)
Vaginismus adalah spasme (kejang)otot-otot vagina yang men-yakitkan pada saat hubungan

seksual 6) Hipo dan hiperseksual adalah dorongan seksual yang kecil (hipo) dan dorongan
seksual yang besar (hiper) 7) Homoseksual adalah ketertarikan melakukan hubungan
seksual dengan sesama jenis pada pria, sedangkan pada wanita disebut Lesbian, 8)
Fetisisme adalah hubungan seksual yang mencari gairah dan kepuasan seksual secara
berulang dengan memakai benda mati (fetish) milik sek lain sebagai pengganti obyek
seksual. 9) Pedofilia adalah pemuasan seksual dengan obyek anak (belum akil balig), baik
sejenis maupun lawan jenis 10) Transvestititsme adalah abnormalitas seksual pada laki-laki
het-eroseksual dalam memperoleh kepuasan seksual dengan me-makai pakaian wanita 11)
Voyeurism adalah memperoleh kepuasan seksual dengan meli-hat (mengintip) orang
telanjang atau sedang melakukan hubun-gan seksual tanpa sepengetahuan yang diintip 12)
Sadism adalah memperoleh kepuasan seksual dengan menyakit secara fisik atau psikologis
obyek seksual, sedangkan masok-isme adalah kebalikan sadisme 13) Transeksualisme
adalah abnormalitas seksual, berupa adanya gejala merasa memiliki sesksualitas yang
berlawanan dengan struktur fisiknya 4. Psikoneurosis Pada hakekatnya bukan penyakit,
tetapi yang diderita adalah ketegan-gan pribadi yang terus menerus akibat adanya konflik
dalam dirinya sehingga ketegangan tak kunjung reda dan akhirnya psikoneurosis. Mereka
cukup kritis menilai situasi dan motif-motif yang saling ber-tentangan sehingga dirasakan
adanya konflik. Bisa disebabkan faktor eksternal maupun internal. Psikoneurosis disebut
juga sebagai kelain- Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Kunci Jawaban
8. 8. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan an
mental ringan, karena gejala-gejalanya ringan dan orang yang ber-sangkutan sepenuhnya
normal. Ia masih dapat bergaul, bekerja, belajar dan sebagainya seperti orang-orang
lainnya. Gejala timbul sedikit demi sedikit, biasanya faktor penyebab diendap-kan pada alam
ketidaksadaran akhirnya tingkah laku aneh tapi tidak tahu penyebabnya. Psikoneurosis
berdasarkan gejalanya digolongkan menjadi : a. Neurosa ansiteas, gejala: adanya rasa
khawatir/ waswas yang terus menerus dan tidak beralasan. Penderita menjadi gelisah, tidak
ten-ang dan sukar tidur. b. Histeria, secara tidak sadar meniadakan fungsi salah satu
anggota tubuhnya, sekalipun secara organis tidak ditemukan kelainan c. Obsesif-kompulsif,
ditandai adanya pikiran/ dorongan tertentu ter-us menerus, individu tahu tidak benar dan
tidak masuk akal tetapi tidak dapat melepaskannya 5. Psikosa Disebut juga kelainan
kepribadian yang mayor, karena seluruh keprba-dian orang tersebut terkena, sehingga tidak
dapat hidup dan bergaul normal dengan orang disekitarnya. Psikosa berbeda dengan
psikoneurosis/ neurosa. Perbedaan psikosa dan neurosa diantaranya : a. Tingkah laku
umum, pada neurosa masih ada kontak dengan re-alitas, sedangkan pada psikosis seluruh
kepribadian terpengaruh, tidak ada kontak dengan realitas b. Gejala, pada neurosa tidak
menetap, sedikit mengalami hambatan dalam partisipasi sosial, jarang ada gangguan dalam
bicara, sedang-kan pada psikosa, gejala menetap dan makin lama makin buruk, umumnya
tidak mampu berpartisipasi sosial, sering ada gangguan bicara c. Orientasi, pada neurosa
kemampuan orintasi terhadap lingkungan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Kunci
Jawaban
9. 9. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
adekuat, sedangkan pada psikosa terjadi kehilangan orientasi pada lingkungan d.
Pemahaman, pada neurosa masih dapat memahami tingkah lakun-ya sendiri, sedangkan

pada psikosa sudah tidak dapat memahami tingkah lakunya e. Aspek social, pada neurosa
tingkah lakunya jarang membahayakan, jarang memerlukan perawatan di RS, sedangkan
pada psikosa : tingkah laku membahayakan dan perlu di rawat di RS f. Perawatan, pada
neurosa : mudah diatur, hasil perawatan baik , se-dangkan pada psikosa : sulit diatur dan
sulit dicapai kesembuhan tetap Jenis-jenis psikosa adalah sebagai berikut : 1. Psikosa
Fungsional : a. Skizofrenia = perpecahan kepribadian : pikiran, perasaan dan perbuatannya
berjalan sendiri-sendiri dengan gejala-gejala se-bagai berikut : 1) Pola pikir dan alam
perasaan tidak teratur, tidak sesuai den-gan yang dirasakan, inkoheren, kadang neologisme
2) Apatis, tidak menujukkan perasaan pada situasi yang seha-rusnya menimbulkan reaksireaksi emosi 3) Tingkah laku bizar, aneh, eksentrik dan tidak dapat dimen-gerti 4) Seklusif :
arah minat dan kontak sosial sangat dipersempit, lebih suka menarik diri dan menyendiri 5)
Delusi/ waham : keyakinan yang salah tetapi tidak bisa dibantah 6) Tidak mau mengikuti
kebiasaan manusia normal Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Kunci Jawaban
10. 10. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Skizofrenia terbagi menjadi : 1) Reaksi simpleks : menunjukkan gejala diatas tanpa ada
komplikasi lain 2) Reaksi hebeprenik : disertai kemunduran mental 3) Reaksi katatonik :
disertai tingkah laku motorik yang tidak terkontrol 4) Reaksi paranoid : disertai kecurigaan
dan kebencian terha-dap orang lain tanpa alasan yang jelas b. Paranoia dan kondisi
paranoid, ditandai adanya kecurigaan yang tidak beralasan yang terus menerus, puncaknya
menjadi tingkah laku agresif. Emosi dan jalan pikirannya masih berjalan baik dan saling
berhubungan. Jalan pikirannya cukup sistematis, mengikuti suatu logika dan teratur, tetapi
berakhir dengan in-terpretasi yang menyimpang dari kenyataan. Kondisi paranoid :
merupakan bentuk bentuk antara skizof-renia paranoid dan paranoi. Paranoid jenis lanjut
yang sudah lebih lanjut ditandai halusinasi dan kecurigaan yang sangat kuat, pola berpikir
makin kacau dan tingkah laku makin aneh. c. Psikosis manik depresif, terutama menyangkut
aspek emosi penderita, dimana menjadi sangat gembira atau sangat sedih, sangat agresif
atau diam seperti patung 2. Psikosa Organik, berbeda dengan psikosis fungsional, dimana
penyebabnya semata-mata adalah faktor kelainan fisiologik. Mis-alnya karena usia senil
terjadi penyempitan pembuluh darah otak sehingga bertingkah laku seperti psikosis, dalam
beberapa kasus psikosis ini diturunkan (psikokongenital) Uraian Materi Rangkuman Tes
Formatif Kunci Jawaban
11. 11. 12 Rangkuman Perilaku normal adalah perilaku yang adekuat (serasi dan tepat), yang
bisa diterima masyarakat pada umumnya. Sedangkan perilaku pribadi normal adalah sikap
hidup sesuai dengan pola kelompok masyarakat tempat ia berada, sehing-ga tercapai satu
relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan. Perilaku pribadi abnormal adalah
perilaku yang menyimpang jauh dari perilaku normal atau berbeda dari keadaan integrasi
ideal. Suatu perilaku disebut abnormal atau tidak bisa dikaji secara statistic, daya adaptasi,
penyimpangan dari norma social atau subyektif individunya. Penyebab yang mendasari
perilaku abnormal adalah faktor keturunan, gangguan sebelumlahir, saat lahir dan gagguan
setelah lahir. Jenis-jenis perilaku abnormal diantaranya psikopat, defisiensi moral, abnormalitas seksual,psikoneurosis dan psikosa. Psikopat adalah kelainan tingkah laku
berbentuk tingkah laku anti sosial, bersumber kelakuan menyimpang pada masa kanakkanak. Psikopatak dibedakan menjadi psikopat simpatik; pendendam dan pemberontak;

hipokondriasis dan tidak teratur;anti social. Defisiensi Moral, dicirikan dengan individu yang
hidupnya selalu melakukan kejahatan (crimes) dan berperilaku asocial/ anti social, tetapi
tidak ada penyimpangan atau gangguan pada inteleknya. Penyebab utamanya adalah
terpisah dari orang tua pada usia kurang dari 3 tahun. Defisiensi moral dikelompokkan
menjadi damage children dan Juvenile delinquency. Perilaku seksual abnormal adalah relasi
seks yang tidak bertanggung jawab, yang didorong oleh kompulsi-kompulsi dan dorongandorongan yang abnormal. Dibedakan menjadi gangguan kemampuan seksual dan deviasi
sek-sual. Psikoneurosis adalah ketegangan pribadi yang terus menerus akibat adanya konflik
dalam dirinya sehingga ketegangan tak kunjung reda dan akhirnya neu-rosis. Berdasarkan
gejalanya digolongkan menjadi neurosa ansietas, hysteria dan obsesif-kompulsif. Psikosa
merupakan kelainan kepribadian yang mayor, dimana tidak dapat hidup dan bergaul normal
lagi. Psikosa berbeda dengan psikoneurosa baik dari tingkah lakunya , gejala, orientasi,
pemahaman, aspek social dan perawatannya. Jenis psikosa terdiri : psikosa fungsional
seperti skizofrenia, paranoid dan kondisi paranoid dan psikosa manic depresif serta psikosa
organic. Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Kunci Jawaban

http://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/perilaku-abnormal

Anda mungkin juga menyukai