Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental Abad Pertengahan dan Zaman

Renaisance

Kesehatan Mental Anak Remaja

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Kesehatan Mental Anak Remaja
Dosen Pengampu: RR. Dwi Astuti S.Psi, M.Si

Disusun oleh:

1. Izzarotul Karimah (201960051) 9. Ammar Khuseini (201960094)

2. Devika Atikah F. (201960052) 10. Kinanti Kanti W. (201960095)

3. Erico Nor AlRasyid (201960059) 11. Aulia Rosita Sari (201960099)

4. Syarif Arrasyid (201960079) 12. Winda Eka P. (201960102)

5. Afiq Azzahro (201960081) 13. Rufi Anisa (201960104)

6. Lintang Ayu C. (201960083) 14. Shania Salsa S. (201960108)

7. Nahjal Husniyah (201960084) 15. Savitri Salsa Salisa (202060138)

8. Pingky Violia M. D. (201960092) 16. Muhamad Hairul (202060103)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
Pembahasan
“Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental Abad Pertengahan dan Zaman
Renaisance”

WHO memberikan pengertian tentang sehat sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan
sosial yang lengkap sejahtera dan tidak semata-mata karena tidak adanya penyakit atau
kelemahan. Definisi ini semakin menjelaskan bahwa kesehatan mental merupakan bagian
dari kesehatan. Kesehatan mental juga sangat berhubungan dengan kesehatan fisik dan
perilaku. WHO lalu memberikan pengertian tentang kesehatan mental sebagai:
A state of well-being in which the individual realizes his or her own abilities, can
cope with normal stresses of life, can work productively and fruitfully, and is able to make a
contribution to his or her community WHO (Gunatirin,2018).
Kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu memiliki kesejahteraan yang
tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk
mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara
produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.
Mengutip dari jargon yang digunakan oleh WHO, “there is no health without mental health”
menandakan bahwa kesehatan mental perlu dipandang sebagai sesuatu yang penting sama seperti
kesehatan fisik. Mengenali bahwa kesehatan merupakan kondisi yang seimbang antara diri
sendiri, orang lain dan lingkungan membantu masyarakat dan individu memahami bagaimana
menjaga dan meningkatkannya WHO (Gunatirin, 2018).

 Abad Pertengahan

Zaman ini berada pada kurun waktu antara 400 hingga 1500 SM, dimana pengaruh dari
kalangan gereja dan Kristen mulai meluas. Ada beberapa peristiwa penting pada masa ini
yaitu:

 Pada tahun 1484 Paus Innocent VIII meminta para pendeta di seluruh Eropa untuk
menghukum mati para tukang sihir sehingga lebih dari seratus ribu orang telah
dibunuh karena dituduh sebagai penyihir.
 Pada abad ke lima belas dan enam belas, dibangun suatu tempat penampungan bagi
orang – orang yang menderita penyakit mental untuk memisahkannya dari kehidupan
normal. Tempat tersebut dinamakan Asylum. Henry VIII membangun London’s
Hospital of St. Mary of Bethlehem yang dikenal dengan nama Bedlam untuk menjadi
tempat penampungan pasien gangguan mental.

 Meski dalam sejarah kesehatan jiwa banyak didominasi oleh dunia barat, namun
sesungguhnya dalam dunia Islam sejarah kesehatan jiwa justru sudah dimulai sejak
jauh sebelum Barat mengenal metode penyembuhan penyakit jiwa berikut tempat
perawatannya. Pada abad ke-8 M di Kota Baghdad. Menurut Syed Ibrahim B PhD
dalam bukunya berjudul "Islamic Medicine: 1000 years ahead of its times",
mengatakan, rumah sakit jiwa atau insane asylums telah didirikan para dokter dan
psikolog Islam beberapa abad sebelum peradaban Barat menemukannya. Hampir
semua kota besar di dunia Islam pada era keemasan telah memiliki rumah sakit jiwa.
Selain di Baghdad ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah Insane Asylum juga terdapat di
kota Fes, Maroko. Selain itu, rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di Kairo, Mesir pada
tahun 800 M. Pada abad ke-13 M, kota Damaskus dan Aleppo juga telah memiliki
rumah sakit jiwa.

 Zaman Renaissance

Wells dalam Sudirdjo (1975) mengatakan Renaissance adalah kehidupan kembali dari
kuburnya kesenian dan pelajaran klasik. Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan
kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Surajiyo (2008) mengatakan
manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas, manusia
ingin mencapai kemajuan atas usaha sendiri tidak didasarkan campur tangan Illahi.

Di negara-negara tertentu di Eropa, suara-suara yang berhubungan dengan kesehatan dan


penyakit mental banyak diteriakkan oleh tokoh-tokoh agama, ilmu kedokteran, dan filsafat.
Usaha-usaha mereka digambarkan sebagai “terang dalam kegelapan”.

a. Switzerland
Paracelsus (Theophrastus von Hohenheim, 1493-1541) menolak demonology
dan mengakui penyebab-penyebab psikologis penyakit mental, dan mengajukan suatu
teori tentang “magnetisme tubuh”, ia dapat disebut sebagai pendahulu hipnosis. Sama
seperti orangorang lain pada masa itu, ia juga sangat mementingkan pengaruh
pengaruh bintang, yang menetapkan berbagai planet untuk mengontrol organ-organ
tubuh tertentu. Dalam pandangan Paracelsus, dancing mania merupakan suatu bentuk
penyakit dan harus dirawat sebagai penyakit
b. Jerman
Johann Weyer (1515-1588) adalah seorang dokter yang belajar di Agrippa.
Meskipun ia mahir dalam beberapa bidang pengobatan fisik, namun ia sangat
menaruh perhatian terhadap gangguan mental. Ia mengemukakan bahwa yang disebut
tukang-tukang sihir adalah orang-orang yang menderita penyakit mental. Selama ia
melaksanakan praktek medisnya, ia memusatkan perhatiannya dalam jangka waktu
lebih dari 30 tahun pada penyelidikan orangorang yang menderita sakit mental sambil
merawat mereka. Ia memasukkan perawatan psikiatrik ke dalam ilmu kedokteran
yang digunakannya dalam menangani pasien-pasiennya. Hal ini menandai permulaan
psikiatri sebagai spesialisasi ilmu kedokteran yang baru.
c. Inggris
Reginald Scott (1538-599) menerbitkan tulisan yang berjudul “The Discovery of
Witchcraft: Proving that the Compacts and Contracts of Witches and Devils… Are
But Erroneous Novelties and Imaginary Conceptions. Tetapi, Paus Jakobus I
memerintahkan agar buku itu ditahan dan dibakar, dan ia juga memberikan
sanggahan-sanggahan terhadap pandangan Scott.
d. Prancis
Vinsensius de Paul (1581-1660) menekankan bahwa penyakit mental sama sekali
tidak berbeda dengan penyakit fisik. Ia menganjurkan suatu pendekatan yang lebih
manusiawi terhadap pasien sakit mental.

Ada beberapa pandangan penting tentang manusia pada masa ini, yaitu : Pola pikir
yang lebih mekanistik dalam memandang alam semesta dan manusia. Itu berarti alam
memiliki sistem, dapat diramalkan dan tidak tunduk pada hukum-hukum spiritual belaka.
Manusia juga memiliki reason, kemampuan untuk berpikir logis dan dengan demikian tidak
tunduk total kepada hukum spiritual dan kesetiaan semata. Dengan adanya pandangan
antroposentris ini bukan berarti bahwa orang-orang pada masa ini memusuhi agama, mereka
hanya berusaha menampilkan kemampuan manusia untuk dapat berkembang. Pada masa ini
juga mulai muncul diskusi tentang “knowledge”, yang menyebabkan perkembangan ilmu dan
metode ilmiah yang maju dengan pesat. Penekanan pada fakta-fakta yang nyata daripada
pemikiran yang abstrak. Ilmu-ilmu yang menggunakan pendekatan empiris menjadi semakin
dominan, sesuatu yang selalu dapat dirasakan sampai sekarang.
Penanganan

Menurut Aditiyawaraman (2010) Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826)


menggunakan filasafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit
mental. Dia telah terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini,
para pasiennya (yang maniak) dirantai, diikat di tembok dan di tempat tidur. Para pasien yang
telah dirantai selama 20 tahun atau lebih karena dipandang sangat berbahaya dibawa jalan-
jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, di antara mereka banyak yang berhasil. Mereka tidak
lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya sendiri.
Kesimpulan

Kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu memiliki kesejahteraan yang


tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk
mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja
secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada
komunitasnya.

Pada abad pertengahan, pada kurun waktu antara 400 hingga 1500 SM, dimana
pengaruh dari kalangan gereja dan Kristen mulai meluas Ada beberapa peristiwa penting
pada masa ini yaitu: Pada abad ke lima belas dan enam belas, dibangun suatu tempat
penampungan bagi orang – orang yang menderita penyakit mental untuk memisahkannya dari
kehidupan normal. Tempat tersebut dinamakan Asylum. Sementara pada zaman reanaissance,
Surajiyo (2008) mengatakan manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan
pemikiran yang bebas, manusia ingin mencapai kemajuan atas usaha sendiri tidak didasarkan
campur tangan Illahi.

Daftar Pustaka

Gunatirin. 2018. Kesehatan mental anak dan remaja .


http://repository.ubaya.ac.id/35835/1/Kesehatan%20Mental%20Anak%20dan
%20Remaja%20-%20Buku%20Ajar-part.pdf
Retno, Devita. 2017. Sejarah Kesehatan Mental Paling Lengkap.

https://dosenpsikologi.com/sejarah-kesehatan-mental

Grhasia, Admin. 2013. Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa.

http://grhasia.jogjaprov.go.id/berita/41/sejarah-perkembangan-keperawatan-jiwa.html

Astawa, I N Temon. 2016. Teori-Teori Dalam Dunia Pendidikan Modern. Fakultas Dharma
Acarya IHDN Denpasar, 1(1), 67.

https://doi.org/10.25078/jpm.v1i1.40

Herdi, Dede Rahmat Hidayat. 2013. Bimbingan Konseling: Kesehatan Mental di Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Aditiyawarman, I. (2010). Sejarah perkembangan gerakan kesehatan mental. Komunika, 4(1),


91-110.

https://doi.org/10.24090/komunika.v4i1.140

Anda mungkin juga menyukai