Anda di halaman 1dari 8

Peran Keluarga dalam Menangani Emosi Negatif

dan Pembentukan Karakter Anak Usia Dini

Silvia Febiola1,(*), Nir Hazizah1


1
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Padang, Padang, Indonesia
(*)
silviafebiola25@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan emosi anak pada usia dini perlu mendapatkan stimulasi dan penanganan
yang tepat sesuai dengan tahap perkembanganya, peran keluarga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan emosi baik itu emosi positif maupun emosi negatif, karena peranannya yang sangat
penting orangtua perlu mengenali emosi dirinya sendiri sebelum mengenalkan, mengelola,
memotovasi, dan mengajarkan anak untuk megenal emosi orang lain, pemberian stimulasi dan
tindakan yang tepat dalam menghadapi emosi yang ditunjukan anak sejak dini akan menentukan
karakter anak dimasa yang akan datang orangtua dapat mengembangkan emosi anak melalui
kegiatan rutin yang dilakukan dirumah dan orangtua harus memahami pentingnya pengalaman
bagi masa awal kanak-kanak.
PENDAHULUAN penting terutama dalam aspek perkembangan
emosi anak, sebab waktu anak bersama
Anak usia dini merupakan anak orangtua atau keluarga lebih lama
dalam rentan usia 0-8 tahun atau lebih dibandingkan dengan guru di sekolah
dikenal dengan masa golden age karena pada sehingga anak akan menirukan apa yang
masa ini anak mengalami masa peka dan dilihat, didengar, dirasakan, dan yang dialami
sangat kritis terhadap sesuatu,selain itu pada dirumah.
priode ini khususnya 3-6 tahun banyak
orangtua yang mengasumsikan bahwa ini Pada saat ini banyak dari pendidik
adalah “usia sulit” bagi anak karena mereka termasuk orang tua ingin mengurangi waktu
akan mengalami berbagai masalah. anak bermain baik itu di sekolah maupun
dirumah karena pendidik dan orang tua
Pertumbuhan dan perkembangan berasumsi bahwa ketika anak bermain tidak
anak yang berkembang sangat pesat sehingga ada hasil yang di peroleh anak, namun
anak perlu diberikan perhatian, stimulasi, dan bermain adalah aktivitas yang sangat penting
penanganan yang tepat sesuai dengan tahap bagi perkembangan anak, anak
tumbuh kembang anak baik pada aspek membutuhkan bagaimana belajar bertahan
pengembangan nilai agama dan moral, hidup, mengendalikan perhatian,
kognitif, bahasa, sosial-emosional, fisik- mengendalikan emosi yang diperoleh dari
motorik, seni, dan keterampilan. bermain (Hazizah, 2018)
Pendidikan anak usia dini merupakan Selain itu pada priode ini lingkungan
dasar pembentukan kepribadian manusia, yang paling berpengaruh terhadap
seperti mengajar bagaimana bersikap sopan kepribadian anak adalah keluarga terutama
dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan ibu, besarnya pengaruh keluarga menjadi hal
kepribadian anak dari usia dini sangat paling menarik untuk diperhatikan baik bagi
mempengaruhi karakter dan kepribadian ibu muda maupun calon ibu yang semestinya
anak dalam kehidupan sosial dalam memahami terlebih dahulu bagaimana
masyarakat berdasarkan penelitian yang telah karakteristik perkembangan anak termasuk
dilakukan oleh Alicia Benavides-Nieto pola perkembangan emosinya agar dapat
berkata bahwa kehidupan sosialisasi tertinggi memberikan stimulasi dan penanganan yang
berawal dari pembentukan karakter yang tepat.
dilakukan sejak (Gunawan, 2017)
Emosi merupakan keadaan psikis
Taman kanak-kanak merupakan salah seseorang yang disampaikan melalui ekspresi
satu lembaga pendidikan yang menekankan atau tindakan. Emosi juga sering diartikan
pertumbuhan dan perkembangan fisik sebagai mood atau perasaan seseorang yang
motorik, kompetensi sosial, emosional, dapat dilihat dari raut wajah, perkataan,
bahasa, kognitif, seni, keterampilan, yang tulisan, dan tindakan seseorang.
disesuaikan dengan keunikan dan tahap
perkembangan masing-masing anak Kecerdasan emosi merupakan
sehingga taman kanak-kanak perlu kecerdasan yang harus dimiliki oleh
menciptakan lingkungan yang kondusif, seseorang dan harus berkembang dengan
nyaman, dan aman bagi anak (Moh, 2017). baik sebab seseorang yang memiliki
kecerdasan emosi mampu menempatkan dan
Dalam mengembangkan semua aspek mengendalikan emosi yang dimiliki, oleh
pertumbuhan dan perkembangan anak Orang sebab itu kecerdasan emosi harus distimulasi
tua juga mengambil peranan yang sangat sejak dini.
1
Terdapat beberapa aspek utama juga akan berdampak pada terbentuknya
dalam perkembangan sosial emosional, yaitu karakter anak pada saat dewasa, aktivitas
(1) empati seperti penuh pengertian, keseharian yang ada di lingkungan keluarga
tenggang rasa, dan kepedulian terhadap dan hubungan keluarga membuat anak
sesama, (2) aspek afiliasi seperti komunikasi belajar emosi baik penyebab maupun
dua arah atau hubungan antar pribadi, kerja konsekuensinya Thompson dan Lagattuta
sama, dan (3) resolusi konflik seperti dalam (Mashar, 2011)
penyelesaian konflik, dan (4) aspek
pengembangan kebiasaan positif seperti tata KAJIAN TEORI
krama, kesopanan, dan tanggung jawab
Emosi merupakan watak seperti
menurut Wolfinger dalam (Ananda et al.,
perasaan, minat, sikap, dan nilai yang
2018).
dimiliki oleh seseorang yang disertai
Keluarga adalah salah satu factor penyesuaian diri dalam diri seseorang
penting dalam pengembangan emosi anak, mengenai keadaan mental dan fisik yang
baik itu mengembangkan emosi positif yang dapat dilihat dari suatu perilaku atau tindakan
dimiliki anak serta penanganan emosi yang ditampilkan oleh individu Crow &
negative anak yang menentukan terciptanya Crow yang dikutip Sunarto dalam (Susanto,
karakter anak, kememampuan keluarga 2012)
terutama orangtua untuk mengerti,
Dalam proses perngembangan sosial-
mendeteksi, menstimulasi, dan memberikan
emosional melibatkan adanya perubahan
penanganan yang tepat sangat dibutuhkan
dalam hubungan individu satu dengan
Orangtua yang semestinya individu yang lain, baik itu perubahan emosi,
memahami berbagai macam karakteristik dan perubahan dalam kepribadian (Santrock,
anak dan aspek utama dalam pengembangan 2007)
emosi anak, pada kenyataannya banyak kita
Kompetensi sosial-emosional adalah
temukan dilapangan bahwa orang tua masih
kemampuan untuk membangun dan
belum memahami perannya sebagai orang
mempertahankan hubungan baik dengan
tua, sehingga pertumbuhan dan
orang lain, sikap, dorongan dari luar, dan
perkembangan anak tidak terstimulasi
mengenai apa yang harus dilakukan serta
dengan baik bahkan memperburuk
keterampilan seseorang untuk berkomunikasi
keadaannya, sehingga berpengaruh pada
dengan jelas dan efektif, dan keterampilan
watak dan karakter anak dimasa yang akan
membentuk sebuah hubungan yang efektif
datang.
menurut David W. Johnson dalam (Moh,
Selain itu kurangnya pengetahuan 2017)
orang tua dalam menangani emosi yang
Orang tua dan keluarga, guru, serta
dimunculkan anak ditambah dengan
teman sebaya memiliki peranan yang sangat
lingkungan keluarga yang tidak mengerti
berpengaruh dalam tercapainya aspek
akan tugas-tugas perkembangan anak secara
perkembangan sosial-emosional anak yang
keseluruhan membuat orangtua kehilangan
baik pada masa kanak-kanak menurut Boyd
pedoman dalam menyelesaikan
dkk dalam (Soetijiningsih, 2012)
permasalahan emosi yang dialami anak.
Pada saat sekarang ini masih banyak
Pengalaman dan hubungan dalam
orangtua dan keluarga yang tidak memahami
keluarga sangat berpengaruh terhadap
bahwa perkembangan sosial-emosional anak
perkembangan emosi anak usia dini yang
2
dipengaruhi oleh berbagai macam cara mengelola emosi tersebut serta
pengalaman yang dialami anak pada masa mengenali emosi orang lain (Mashar, 2011)
awal kanak-kanak, mereka masih
mempelajari kemampuan ini yang Pola asuh dapat diartikan sebagai cara
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan yang dilakukan orang tua dalam mendidik
yang dimiliki anak tetapi harus di motivasi dan merawat anak, kemampuan orang tua
dan di stimulasi terus menerus agar bisa
dalam mengolah emosi dengan baik pada diri
berkembang (Soetijiningsih, 2012)
sendiri dan orang lain dan pola asuh yang
Kondisi emosi dikelompokan tepat merupakan hasil darisebuah ikatan
menjadi dua bagian yaitu emosi negatif yang perkawinan yang sah yang dapat membentuk
terjadi akibat adanya hubungan yang keluarga yang memiliki kecerdasan sosial-
mengancam atau kondisi menyakitkan
emosional yang baik (Ekasari & Witarsa,
seperti: marah, kecemasan, rasa malu atau
bersalah, kesedihan, kecemburuan, dan jijik, 2018)
sedangkan emosi positif terjadi akibat adanya
Ada beberapa hal yang perlu
suatu keadaan yang menguntungkan seperti
reaksi dari kebahagiaan, rasa senang, bangga, diperhatikan dalam mengembangkan emosi
cinta, penghargaan, dan perasaan terharu atau anak yang perlu dipahami oleh orang tua
belas kasih menurut Lazzarus dalam yaitu (1) usia anak, setiap anak memiliki
(Mashar, 2011) perkembangan emosi yang berbeda diantara
anak satu dengan yang lain (2) perubahan
Emosi positif seperti gembira,
bahagia, ceria, dan sabar perlu dikembangkan emosi dalat dilihat dari ekspresi raut muka
sejak dini dimana emosi positif diasumsikan yang diperlihatkan (3) anak biasanya
membuat orang lebih sehat jasmani dan menunjukan emosi yang kompleks dalam
rohani, sedangkan emosi negatif seperti beberapa waktu (4) bahasa tubuh (5) suara
marah, cemas, bosan, cemburu, dengki, dan dan perkataan (6)representasi simbolik (7)
sedih biasanya akan memunculkan banyak
pengetahuan emosi (8) respon pada perasaan
masalah, kedua emosi ini baik positif maupun
negative dapat diamati dari ekspresi yang lain (9) tahap-tahap perkembangan
dapat dilihat seperti dari raut wajah, gerakan emosional (10) ikatan emosional dengan
tubuh, tangan, dan bahasa non verbal lainnya yang lain (11) menempatkan perubahan
menurut Prawitasari dalam (Mashar, 2011) emosi (Nurmalitasari, Psikologi, Psikologi,
& Gadjah, 2015)
Terdapat beberapa cara yang
dilakukan orangtua dalam memberi stimulasi Peran keluarga dalam membantu
terhadap kecerdasan emosi anak diantaranya anak mengatasi hambatan yang berhubungan
yaitu (1) orang tua harus meninjau kembali dengan perkembangan sosial-emosional anak
dan memperbaiki pola asuh yang diterapkan (1) pola asuh orang tua, dalam
selama ini kepada anak, dan menerapkan pola mengembangkan emosi anak orangtua harus
asuh yang bertolak belakang dengan disesuaikan dengan keadaan dan situasi,
kebiasaan yang dilakukan selama ini (2) adakalanya orangtua menerapkan pola asuh
memberikan perhatian pada tahap-tahap otoriter, demokratis, dan permisif (2)
perkembangan kecerdasan emosi (3) melatih perlakuan orangtua kepada anak sebaiknya
anak untuk mengenali emosi diri sendiri dan

3
disesuaikan dengan tahap perkembangan dimasa yang akan datang menurut Glatt
anak, dan usia anak(Soetijiningsih, 2012) dalam (Moh, 2017)

Kecerdasan emosi sangat penting di PEMBAHASAN


kembangkan dan di stimulasi sejak dini, anak
yang kecerdasan emosi baik terlihat bahagia, Seperti yang telah kita ketahui bahwa
bermotivasi tinggi, orangtua yang mengambil anak usia dini berada pada masa priode
peran terbesar harus terlebih dahulu memiliki pertumbuhan dan perkembangannya begitu
kecerdasan emosi dalam dirinya sebelum pesat, perkembangan emosional merupakan
mengembangkan kecerdasan emosi anak salah satu aspek perkembangan anak yang
(Mashar, 2011) sangat penting diberi stimulasi sejak dini,
sebab seperti yang dikatakan (Susanto, 2012)
Anak usia dini sering menunjukan emosi merupakan perasaan atau watak yang
respond emosi yang dapat diamati dan ada dalam diri individu baik keadaan mental
diupayakan pengembangannya yaitu (1) maupun fisik.
membiarkan dirinya nyaman dalam kondisi
tertekan (stress) upaya yang dapat membantu Dalam membantu perkembangan
stress yang dialami anak yaitu membacakan emosi anak terdapat beberapa factor yang
buku cerita, memberikan benda yang dapat mempengaruhi emosi anak usia dini baik
menstimulasi anak bisa mengungkapkan yang berasal dari dalam diri individu maupun
perasaannya, memberikan mainan besar yang dari lingkungan sekitar. Pada proses
bisa dipeluk, dll. (2) memberikan kesempatan perkembangan emosi anak orangtua dan
anak untuk makan, tidur, dan ketoilet tanpa keluarga, guru, serta teman sebaya memiliki
dipaksa (3) mengatasi situasi yang berubah peranan yang sangat penting, namun pada
tiba-tiba secara terkontrol (4) tidak kenyataan yang kita temui dilapangan dan
mengungkapkan kemarahan dengan tindakan dalam kehidupan sehari-hari masih banyak
kekerasan (5) mengatasi anak untuk tidak dari orangtua atau keluarga yang belum
menghindar dari orang lain (6) memberikan memahami peranan mereka dalam
kesempatan anak untuk menunjukan minat pengembangan emosi anak seperti yang telah
atau perhatian terhadap kegiatan (7) dikemukakan oleh (Soetijiningsih, 2012)
membiarkan anak terlihat tersenyum bahagia yang mana orangtua dan keluarga yang tidak
Menurut Beaty dalam (Susanto, 2012) mengerti bahwa perkembangan sosial
emosional anak dipengaruhi oleh
Kebutuhan emosional dikembangkan pengalaman yang dialami oleh anak pada
untuk mengontrol konflik dan perbedaan masa awal kanak-kanak, dimana pengalaman
yang ada di mana anak akan berlatih terbesar yang diterima anak berasal dari
mengendalikannya emosi, serta memberikan lingkungan keluarga nya sendiri, disini
respons yang lebih efektif terhadap perilaku seharusnya orangtua telah memiliki
yang tidak diinginkan, membuat keputusan pemahaman dan kemampuan dalam
yang lebih baik, dan mengembangkan menciptakan pengalaman positif anak dalam
hubungan yang sehat dengan orang lain rangka membantu perkembangan emosi yang

4
positif bagi anak dan mengurangi dampak emosi orang lain serta bagaimana mengelola
yang ditimbulkan dari emosi negatif yang emosi tersebut.
ditampilkan anak.
Sebagai orangtua ada beberapa hal
(Santrock, 2007) mengemukakan yang perlu kita perhatikan dalam
bahwa dalam proses perkembangan sosial- mengembangkan emosi anak, sebelum itu
emosional menginginkan terdapat perubahan kita harus bisa terlebih dahulu mengontrol
baik emosi maupun kepribadian anak, disini emosi kita sendiri. Adapun hal-hal yang
orang tua harus bisa menjalankan peranannya sebaiknya diperhatikan yaitu usia dan tahap
sebaik mungkin agar perkembangan perkembangan anak, perubahan emosi yang
emosional anak berkembang dengan baik dan ditunjukan anak, bahasa tubuh, suara dan
terjadinya perubahan karakter pada anak perkataan, dan respond dari stimulasi yang
dimasa yang akan datang. diberikan.

Emosi yang dimiliki dikategorikan Dalam mengembangkan emosi anak


menjadi dua yaitu emosi positif dan emosi pola asuh orangtua mengambil bagian
negatif, yang dapat di lihat dari ekspresi, penting sebab pola asuh yang diterapkan
gerakan tubuh, perilaku, bahasa, dan akan berdampak pada pengalaman yang
tindakan yang dilakukan anak seperti yang diterima anak sehingga jika pola yang
dikutip oleh Mashar (2011), untuk itu disini diterapkan hanya otoriter maka akan
orangtua harus memahami perananya menggangu perkembangan emosi anak
bagaimana mengembangkan emosi positif sebagai contohnya anak tidak berani
dan mengurangi emosi negative anak atau mengemukakan pendapat karena terbiasa
mengalihkannya menjadi emosi positif, menunggu perintah, selain itu orangtua
namun hal yang sering kita jumpai bahwa hendaknya juga memperlakukan anak sesuai
orang tua melakukan penanganan yang tidak dengan tahap perkembangannya menurut
terpat terhadap reaksi emosi negative yang (Soetijiningsih, 2012)
dilihatkan anak sehingga emosi negative
tersebut semakin buruk dan berkembang. Jika dilihat dalam kehidupan sehari-
hari masih banyak kita temui bahwa orangtua
Orang tua dapat mengembangkan tidak dapat mengelola emosi diri sendiri
emosi positif anak dan menangani emosi sehingga memberikan pengalaman yang
negative anak melalui kegiatan rutin yang buruk bagi masa awal anak-anak,sementara
dilakukan secara bersama, mengontrol kebutuhan anak untuk mendapatkan contoh
perkataan dan tingkah laku di depan anak, dan pengalaman harus dipenuhi, dan jika ini
melalui kegiatan bermain dan meluangkan terus-terus terjadi akan berdampak buruk
waktu bersama, selain itu orangtua harus terhadap perkembangan emosional anak,
memperbaiki kembali pola asuh yang karena kecerdasan emosi sangat penting
ditetapkan selama ini menjadi lebih baik serta untuk di stimulasi sejak usia dini.
melatih anak untuk mengenali emosi diri dan

5
Disini terlihat banyaknya orangtua ditangani dan emosi positifnya dapat
dan keluarga yang tidak memahami dikembangkan secara optimal sejak usia dini
bagaimana tindakan yang semestinya maka akan terbentuklah generasi yang
dilakukan, banyak orangtua dan keluarga berkarakter dimasa yang akan datang.
member tekanan kepada anak ketika anak
menunjukan reaksi negatifnya seperti ketika KESIMPULAN
anak marah kepada adiknya lalu menunjukan
Perkembangan emosi anak perlu
kemarahan tersebut dengan membanting
dikembangkan dan di stimulasi sejak usia
barang, orangtua sering kali kembali
dini, sebab akan berpengaruh juga terhadap
memarahi anak tersebut. Hal ini tidak
aspek perkembangan lainnya, perkembangan
semestinya terjadi sebab orangtua yang
emosi juga di tentukan oleh stimulasi dan
memahami keadaan emosi anak akan
tindakan yang dilakukan orangtua dalam
mencoba meredam amarah tersebut dengan
menangani reaksi emosi yang di timbulkan
berbagai aktivitas yang dilakukan bersama,
anak, orangtua dan keluarga yang
serta ketika emosi itu sudah mulai mereda
memberikan pengalaman mengenai emosi di
barulah mencari tau alasan dibalik tindakan
masa awal kanak-kanak perlu diperhatikan
yang dilakukan anak, lalu kemudian
dan perlu adanya perbaikan dalam
mencarikan solusi dari masalah yang
menerapkan pola asuh anak dalam keluarga
dihadapi anak dan memberikan pemahaman
karena perkembangan emosi anak baik itu
kepada anak mengenai emosi yang ada
emosi positif dan negatif tak lepas dari peran
didalam diri dan bagaimana cara
orangtua, setiap orangtua dan keluarga
mengontrolnya.
memiliki kewajiban untuk mengenalkan,
Orangtua dan keluarga juga mengelola, memotivasi, emosi yang ada pada
seharusnya mengerti dan memahami diri anak dan mengenali emosi yang ada pada
perubahan emosi yang terjadi pada anak oranglain, ini dapat dilakukan melalui
sehingga dapat di tangani dengan cara yang kegiatan rutin yang dilaksanakan dirumah
tepat, orangtua dan keluarga hendaknya dan kegiatan pembiasaan yang mana akan
dapat memberikan rasa nyaman, memberikan berdampak pada terbentuknya karakter anak
kebebasan pada anak dalam menjalankan dimasa yang akan datang. Maka disimpulkan
aktivitasnya dengan adanya pengontrolan, bahwa stimulasi dan penanganan yang tepat
mengatasi mood anak yang berubah dengan terhadap perkembangan emosi baik positif
tidak menggunakan tindakan kekerasan, maupun negative akan berdampak pada
membiasakan anak untuk bersosialisasi, serta karakter anak yang di stimulasi sejak dini.
memberikan anak kesempatan untuk
mengembangkan minat dan bakat yang
dimiliki. DAFTAR PUSTAKA
Jika saja orangtua dapat Ananda, R., Studi, P., Guru, P., Dasar, S.,
melaksanakan perannya dengan sangat baik Pahlawan, U., & Tambusai, T. (2018).
maka emosi negative anak akan dapat Peningkatan Kemampuan Sosial

6
Emosional Melalui Permainan Susanto, A. (2012). perkembangan Anak usia
Kolaboratif pada Anak KB, 2(1), 20–26. dini, pengantar dalam berbagai
aspeknya. Jakarta: prenadamedia group.
Ekasari, D., & Witarsa, R. (2018). Pengaruh
Pola Asuh Ibu terhadap Kecerdasan
Sosial Anak Usia Dini di TK Kenanga
Kabupaten Bandung Barat, 2(1), 76–84.

Gunawan, R. (2017). The Role of Character


Education for Early Children in Early
Childhood Education Programs in
Happy Kids Bogor Indonesia,
66(Yicemap), 23–26.

Hazizah, N. (2018). The Importance of


Playing for Developing Intelligence in
Early Childhood, 169(Icece 2017), 213–
215.

Mashar, R. (2011). emosi anak usia dini dan


strategi pengembangannya. Jakarta:
prenadamedia group.

Moh, A. (2017). The Development of


Children ’ s Social -Emotional
Competences : A Case Study in UNP ’ s
Labschool -Kindergarten , Padang
Indonesia, 58, 369–374.

Nurmalitasari, F., Psikologi, P. M., Psikologi,


F., & Gadjah, U. (2015). Perkembangan
Sosial Emosi pada Anak Usia
Prasekolah, 23(2), 103–111.

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak


(Ke Sebelas). Jakarta: Erlangga.

Soetijiningsih, K. hari. (2012).


Perkembangan Anak sejak pembuahan
sampai Kanak-kanak Akhir. Jakarta:
prenadamedia group.

Anda mungkin juga menyukai