Anda di halaman 1dari 10

EdukasI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935

Vol. 2, No. 2, 2021, pp. 173-182 173

Pola Asuh Otoritatif Untuk Membentuk Karakter Anak


Ni Luh Ika Windayani 1, Komang Teguh Hendra Putra 2
1,2Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja, Indonesia
1windayaniika3@gmail.com, 2komangteguh2018@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRACT


The development of this era is so rapid that parents are not only
Received intellectually intelligent but also have character to shape the
2021-08-19 character of their children. Character is learned by children through
modeling the family members around them, especially the parents.
Revised The behavior of parents will be imitated directly or indirectly then
2021-09-03 will be studied and imitated by children. Therefore, the importance
of the right parenting style to create a child with character is really
Accepted crucial. Authoritative parenting is the ideal parenting style. The
2021-09-14 application of authoritative parenting has a positive impact on the
development of children in the future because children are always
trained to make decisions and are ready to accept all the
consequences of the decisions taken. Thus the potential of the child
can develop optimally, because the child performs all activities
according to his will and potential. While parents provide control
and guidance when children do negative things that can damage the
child's personality.

Keywords: Child Character, Authoritative Parenting

Perkembangan zaman yang begitu pesat ini menuntut orang tua


tidak hanya cerdas intelektual tetapi juga berkarakter untuk
membentuk karakter anak. Karakter dipelajari anak melalui
memodel para anggota keluarga yang ada di sekitar terutama
orang tua. Perilaku orang tua akan ditiru secara langsung maupun
tidak langsung akan dipelajari dan ditiru oleh anak. Oleh sebab itu,
pentingnya pola asuh yang tepat untuk mewujudkan anak yang
This is an berkarakter. Pola asuh otoritatif merupakan pola asuh yang ideal.
open access article Penerapan pola asuh otoritatif berdampak positif terhadap
under the CC–BY-SA
license. perkembangan anak kelak, karena anak senantiasa dilatih untuk
mengambil keputusan dan siap menerima segala konsekuensi dari
keputusan yang diambil. Dengan demikian potensi yang dimiliki
anak dapat berkembang secara optimal, karena anak melakukan
segala aktivitas sesuai dengan kehendak dan potensinya. Sementara
orangtua memberikan kontrol dan bimbingan manakala anak
melakukan hal-hal negatif yang dapat merusak kepribadian anak.

Kata Kunci: Karakter Anak, Pola Asuh Otoritatif

http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/edukasi Penerbit: STAHN Mpu Kuturan Singaraja


174 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 2, No. 2, 2021, pp. 173-182

PENDAHULUAN Terbentuknya karakter


Terkadang sebagian besar orang memerlukan proses yang relatif lama dan
tua “merugi” pada masa golden age terus menerus. Karakter dibentuk melalui
karena ketidaktahuan mereka mengenai pendidikan karakter. Pendidikan karakter
tahap pertumbuhan seorang anak. yang utama dan pertama bagi anak adalah
Terutama bagi orang tua yang lingkungan keluarga. Dalam lingkungan
berpandangan bahwa, bisa menyusui dan keluarga, anak akan mempelajari dasar-
memberi anak makan dianggap sudah dasar perilaku yang penting bagi
lunas kewajibannya. Padahal, selain kehidupannya kemudian. Karakter
makanan dan susu, anak juga dipelajari anak melalui memodel para
membutuhkan banyak aspek lainnya anggota keluarga yang ada di sekitar
seperti stimulasi, kasih sayang, dan pola terutama orang tua. Perilaku orang tua
asuh yang baik. akan ditiru secara langsung maupun tidak
Seperti nasehat orang bijak “tak langsung akan dipelajari dan ditiru oleh
kenal maka tak tahu”, ada baiknya anak. Orang tua merupakan lingkungan
orangtua mulai peduli dan memahami terdekat yang selalu mengitarinya dan
secara detail bagaimana tahapan sekaligus menjadi figur dan idola anak.
perkembangan anak. Saat orangtua Bila anak melihat kebiasaan baik dari
memahami betapa pentingnya masa orang tuanya maka anak akan dengan
golden age dan mengerti urutan cepat mencontohnya, demikian sebaliknya
pertumbuhan anak, dengan demikian bila orang tua berperilaku buruk maka
dimungkinkan orangtua bisa mendidik akan ditiru perilakunya oleh anak-anak.
anak lebih baik. Anak meniru bagaimana orang tua
Pada zaman digital ini, tantangan bersikap, bertutur kata, mengekspresikan
orang tua begitu besar dalam mengasuh harapan, tuntutan, dan kritikan satu sama
anak. Kecanggihan teknologi tidak hanya lain, menanggapi dan memecahkan
dikonsumsi oleh para remaja maupun masalah, serta mengungkapan perasaan
dewasa tetapi juga pada anak-anak. dan emosinya.
Kecanggihan teknologi akan berdampak Model perilaku yang baik akan
pada dua sisi baik sisi positif maupun membawa dampak baik bagi
negatif yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak demikian juga
perkembangan karakter anak. sebaiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Perkembangan zaman yang begitu pesat Hurlock (1978) yang menyatakan bahwa
ini menuntut orang tua tidak hanya cerdas perlakuan orang tua terhadap anak akan
intelektual tetapi juga berkarakter untuk mempengaruhi sikap anak dan
membentuk karakter anak. Menurut perilakunya. Sikap orang tua sangat
Lickona (2010), pendidikan karakter menentukan hubungan keluarga sebab
merupakan pendidikan untuk membentuk sekali hubungan terbentuk, ini cenderung
kepribadian seseorang melalui pendidikan bertahan. Peran orang tua menurut
budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam Norman (1996) bila orang tua memahami
tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah anak dengan baik dan mengenali sikap dan
laku baik, jujur, bertanggung jawab, bakatnya yang unik, mengembangkan dan
menghormati orang lain, kerja keras, dan membina kepribadiannya tanpa
lain sebagainya. memaksanya menjadi orang lain. Dalam
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 175
Vol. 2, No. 2, 2021, pp. 173-182

berkomunikasi pada anak hendaknya tidak anak kecil. Menurut Maccoby dalam
mengancam dan menghakimi tetapi Chatib (2012) menyakan bahwa pola asuh
dengan perkataan yang mengasihi atau merupakan interaksi antara orang tua dan
memberi dorongan/memotivasi supaya anak-anaknya yang meliputi
anak mencapai keberhasilan dalam pengekspresian, perilaku, sikap, minat,
pembentukan karakter anak. Keberhasilan bakat, dan harapan-harapan orang tua
pembentukan karakter pada anak, salah dalam mengasuh, membesarkan, dan
satunya dipengaruhi oleh pola asuh orang memenuhi kebutuhan anak-anaknya,
tua. sehingga secara garis besar pola asuh bisa
Setiap orang tua memiliki pola diartikan sebagai sebuah cara orang tua
asuh yang berbeda dalam mendidik dalam mengasuh dan mendidik putra-putri
seorang anak dan biasanya diturunkan mereka. Setiap orang tua memiliki cara
oleh pola asuh yang diterima dari orang yang berbeda-beda dalam mengasuh dan
tua sebelumnya. Pola asuh dapat mendidik anaknya. Kondisi ini
didefinisikan sebagai pola interaksi antara disebabkan karena pengaruh perbedaan
anak dengan orangtua yang meliputi pemikiran, kondisi sosial ekonomi,
pemenuhan kebutuhan fisik (seperti pendidikan orang tua, atau bisa juga
makan, minum dan lain-lain) dan dipengaruhi oleh budaya atau adat istiadat.
kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, Menurut Ebi CH (2007), pola asuh
kasih sayang dan lain -lain), serta orang tua terbagi menjadi tiga macam
sosialisasi norma-norma yang berlaku di yaitu otoriter, permisif, dan otoritatif.
masyarakat agar anak dapat hidup selaras Pola asuh otoriter merupakan pola asuh
dengan lingkungannya (Latifah dalam dimana orang tua membuat suatu
Anisah, 2017). Dengan kata lain, pola peraturan sepihak yang harus dilakukan
asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dan harus dituruti oleh anak tanpa melihat
dengan anak dalam rangka pendidikan apakah menyukainya atau tidak. Pola asuh
karakter anak. Jadi gaya yang diperankan permisif justru tidak membuat aturan
orang tua dalam mengembangkan karakter mutlak yang harus dituruti anak, orang tua
anak sangat penting, apakah ia otoriter, dengan cara ini bahkan tidak mau pusing
otoritatitif (demokratis), atau permisif dengan apa yang akan dialami anaknya.
Pola asuh orang tua memiliki Masing-masing pola asuh ini mempunyai
peranan yang sangat penting bagi dampak bagi perkembangan anak. Pola
pertumbuhan dan perkembangan anak. otoritatif menjadi jalan terbaik dalam
Bahkan, pola asuh ini bisa menentukan pembentukan karakter anak, karena pola
apakah perkembangan dan pertumbuhan otoritatif ini bercirikan orang tua bersikap
anak berjalan dengan baik atau tidak. demokratis, menghargai dan memahami
Apakah kelak anak menjadi pribadi yang keadaan anak dengan kelebihan
manja, kasar, mandiri, egois, pintar, kekurangannya sehingga anak menjadi
ataupun memiliki sikap empati tergantung pribadi yang matang, supel, dan bisa
pada bagaimana pola asuh orang tuanya. menyesuaikan diri dengan baik. Melalui
Pola asuh menurut Kamus Besar Bahasa pola asuh otoritatif akan membentuk
Indonesia (KBBI) merupakan suatu kepribadian anak yang berkarakter yang
bentuk struktur, sistem dalam menjaga, senantiasa menjunjung nilai-nilai
merawat, mendidik, dan membimbing peradaban bangsa Indonesia. Pola asuh
176 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 2, No. 2, 2021, pp. 173-182

otoritatif merupakan pola asuh yang dikenalkan terhadap ajaran-ajaran yang


paling ideal di antara pola asuh lainnya. sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku
Orang tua memberikan nasehat dan arahan dalam agama maupun masyarakat. Semua
jika yang dilakukan anak bisa merusak aktivitas anak dari mulai prilaku dan
dirinya. Dengan begitu, anak akan bebas bahasa tidak terlepas dari perhatian dan
berkreasi dan bereksplorasi dalam binaan orang tua.
dunianya sehingga perkembanganpun
lebih baik. Orang semacam ini cenderung 1.1 Pengertian dan Bentuk Pola Asuh
memiliki sikap hangat, terbuka, Orang Tua
menghargai pendapat anak, dan Istilah pola asuh berasal dari kata
memberikan dukungan terbaik bagi anak pola dan asuh. Dalam Kamus Besar
dan menjadikan musyawarah sebagai Bahasa Indonesia, pola artinya sistem,
jalan dalam mengambil sebuah keputusan. cara kerja, sedangkan asuh artinya
Cara pola asuh otoritatif yaitu pola asuh bimbing, pimpin. Sehingga pola asuh bisa
yang memberikan kebebasan kepada anak diartikan cara membimbing atau
untuk melakukan sesuatu, namun tetap memimpin anak. Menurut Sochib (2000),
dalam pengawasan. pola asuh adalah upaya orang tua yang
diaktualisasikan terhadap penataan
METODE lingkungan fisik, lingkungan sosial
Metode pengumpulan data adalah internal dan eksternal, pendidikan internal
studi pustaka (library research) yang dan eksternal, dialog dengan anak-
menggunakan buku dan literatur-literatur anaknya, suasana psikologi, perilaku yang
lainnya. Menurut Sanafiah (2007) studi ditampilkan pada saat terjadinya
pustaka merupakan suatu teknik pertemuan dengan anak-anak, kontrol
pengumpulan data yang digunakan dalam terhadap perilaku anak, menentukan nilai-
penelitian dengan mengumpulkan data- nilai moral sebagai dasar perilaku yang
data dan sumber-sumber penelitian diupayakan kepada anak-anak. Ada dua
melalui buku, jurnal, majalah, surat kabar macam pola pengasuhan, yaitu: (1)
dan lain-lain. Studi pustaka digunakan Pengasuhan bersyarat atau disebut dengan
dengan mengumpulkan data-data yang cinta bersyarat, artinya anak-anak harus
ada kemudian memahami dari setiap mendapatkannya dengan bertindak dalam
kesimpulan dan mengambil sumber- cara-cara yang kita anggap tepat, atau
sumber data tersebut untuk dijadikan melakukan sesuatu sesuai dengan standar
literatur dan referensi dalam memahami kita. (2) Pengasuhan tidak bersyarat atau
dan menganalisa penelitian. cinta tidak bersyarat, yaitu cinta ini tidak
bergantung pada bagaimana mereka
HASIL DAN PEMBAHASAN bertindak, apakah mereka berhasil atau
Keluarga merupakan pondasi bersikap baik atau yang lainnya.
penting dalam membentuk pribadi anak. Mengasuh atau mendidik anak adalah
Keluarga merupakan media sosialisasi tugas yang paling mulia yang pernah
pertama bagi anak. Oleh karena itu orang diamanatkan Tuhan kepada para orang
tua memiliki tanggung jawab terhadap tua. Orang tua tidaklah cukup memenuhi
perkembangan fisik dan mental seorang kebutuhan sehari-hari demi kelangsungan
anak. Di keluargalah anak mulai hidup anaknya. Anak membutuhkan
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 177
Vol. 2, No. 2, 2021, pp. 173-182

perhatian yang lebih mendalam serta umumnya menilai anak sebagai


pengelolaan yang lebih intensif, baik obyek yang harus dibentuk oleh
melalui pendidikan formal (sekolah) orangtua yang merasa “lebih
maupun pendidikan non formal tahu” mana yang terbaik bagi
(keluarga). Melalui sarana pendidikan ini anak-anaknya. Anak yang diasuh
orang tua dapat memberikan pengaruh dengan pola otoriter sering kali
dalam pembentukan pribadi anak dan terlihat kurang bahagia, ketakutan
watak yang akan dibawanya hingga dalam melakukan sesuatu karena
dewasa nanti. takut salah, minder, dan memiliki
Mendidik anak dalam keluarga kemampuan komunikasi yang
diharapkan anak agar mampu berkembang lemah. Contoh orangtua dengan
kepribadiannya, menjadi manusia dewasa tipe pola asuh ini, mereka
yang memiliki sikap positif terhadap melarang anak laki-laki bermain
agama, kepribadian kuat dan mandiri, dengan anak perempuan, tanpa
bersikap sosial, serta intelektual yang memberikan penjelasan ataupun
berkembang secara optimal. Untuk alasannya.
mewujudkan hal itu ada berbagai cara Cara asuh semacam ini
dalam pola asuh yang dilakukan oleh bisa dilihat pada orangtua yang
orang tua.Ada tiga bentuk pola asuh orang setiap harinya menjadwalkan
tua terhadap anaknya, yaitu: anak untuk mengikuti berbagai
a. Pola Asuh Otoriter (authoritarian kursus baik kursus, matematika,
parenting) bahasa, piano, ataupun yang
Sesuai Namanya pola asuh lainnya tanpa memberi
otoriter merupakan pola asuh kesempatam bermain bersama
dimana orangtua membuat suatu teman-temannya. Anak yang
peraturan sepihak yang harus biasa diasuh secara otoriter akan
dilakukan dan dituruti oleh anak terus berada dalam ketakutan dan
tanpa melihat apakah anak tegang.
menyukainya atau tidak. Dengan b. Pola Asuh Permisif (permissive
kata lain, pola asuh semacam ini parenting)
terlihat seperti memaksakan Orangtua dengan gaya
kehendak pada anak. pengasuhan ini tidak pernah
Orangtua dengan tipe pola berperan dalam kehidupan anak.
asuh ini biasanya cenderung Anak diberikan kebebasan
membatasi dan menghukum. melakukan apapun tanpa
Mereka secara otoriter mendesak pengawasan dari orangtua.
anak untuk mengikuti perintah Orangtua cenderung tidak
dan menghormati mereka. menegur atau memperingatkan,
Orangtua dengan pola ini sangat sedikit bimbingan, sehingga
ketat dalam memberikan batasan seringkali pola ini disukai oleh
dan kendali yang tegas terhadap anak (Ebi CH, 2007). Orangtua
anak-anak, serta komunikasi dengan pola asuh ini tidak
verbal yang terjadi juga lebih satu mempertimbangkan
arah. Orangtua tipe otoriter perkembangan anak secara
178 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 2, No. 2, 2021, pp. 173-182

menyeluruh. Anak yang diasuh dan orangtua bersifat mengasuh


dengan pola ini cenderung dan mendukung. Anak yang
melakukan pelanggaran- diasuh dengan pola ini akan
pelanggaran karena mereka tidak terlihat lebih dewasa, mandiri,
mampu mengendalikan ceria, mampu mengendalikan
perilakunya, tidak dewasa, diri, beriorientasi pada prestasi,
memiliki harga diri rendah dan dan mampu mengatasi stresnya
terasingkan dari keluarga. dengan baik.
Pola asuh ini sering Pola otoritatif mendorong
dimiliki oleh orangtua yang sibuk anak untuk mandiri, tetapi orang
bekerja, sehingga orangtua tua harus tetap menetapkan batas
cenderung menyerahkan dan kontrol. Orang tua biasanya
tanggung jawabnya kepada baby bersikap hangat, dan penuh welas
sitter dan hanya berkomunikasi asih kepada anak, bisa menerima
seperlunya saja. Saat anak ingin alasan dari semua tindakan anak,
bercerita tentang teman ataupun mendukung tindakan anak yang
sekolahnya, orangtua akan lebih konstruktif. Anak yang terbiasa
memilih untuk mengerjakan dengan pola asuh otoritatif akan
berbagai kerjaan kantornya. membawa dampak
Padahal sejatinya anak menguntungkan. Di antaranya
membutuhkan perhatian dan anak akan merasa bahagia,
kasih sayang dari orang tuanya. mempunyai kontrol diri dan rasa
Biasanya anak yang terbiasa percaya dirinya terpupuk, bisa
diasuh dengan pola asuh ini mengatasi stres, punya keinginan
kekurangan perhatian dan kasih untuk berprestasi dan bisa
sayang sehingga membuatnya berkomunikasi, baik dengan
memiliki pola perilaku yang teman-teman dan orang dewasa.
salah. Anak lebih kreatif, komunikasi
c. Pola Asuh Otoritatif lancar, tidak rendah diri, dan
(authotitative parenting) berjiwa besar.
Pola pengasuhan dengan
gaya otoritatif bersifat positif dan
mendorong anak-anak untuk 1.2 Pendidikan Karakter dalam
mandiri, namun orangtua tetap Keluarga
menempatkan batas-batas dan Menurut Kamus Besar Bahasa
kendali atas tindakan mereka. Indonesia, karakter merupakan sifat-
Orangtua tipe ini juga sifat kejiwaan, akhlak atau budi
memberikan kebebasan kepada pekerti yang membedakan seseorang
anak untuk memilih dan dari yang lain, tabiat, watak.
melakukan suatu tindakan, serta Berkarakter berarti mempunyai watak
pendekatan yang dilakukan dan mempunyai kepribadian.
orangtua ke anak juga bersifat Karakter adalah “ciri khas” yang
hangat. Pada pola ini, dimiliki oleh individu. Artinya anak
komunikasi yang terjadi dua arah dikatakan memiliki karakter apabila
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 179
Vol. 2, No. 2, 2021, pp. 173-182

anak tersebut memiliki ciri khas. mensosialisasikan anak,


Dalam hal ini sesuai dengan tujuan mengembangkan kemampuan
pendidikan Indonesia yaitu memiliki seluruh anggota agar dapat
karakter sebagai bangsa Indonesia. menjalankan fungsinya di masyarakat
dengan baik, serta memberikan
Pendidikan karakter pada anak kepuasan dan lingkungan yang sehat
menjadi dasar terbentuknya sikap dan guna tercapainya keluarga sejahtera
perilaku anak ketika dewasa. dan tempat pembentukan karakter
Pendidikan karakter yang baik akan anak yang utama.
membentuk pribadi anak yang Menurut Koesoema (2012), fungsi
mandiri, bertanggung jawab, dan pertama orang tua dalam kontek
berani mengambil resiko atas suatu pengembangan karakter anak adalah
yang akan diperjuangkannya. Serta sebagai model peran. Orang tua
membentuk mental spiritual dengan memainkan peran penting dalam
kepercayaan diri (percaya diri). penanaman berbagai macam nilai
Implikasi pendidikan karakter bagi kehidupan yang dapat diterima dan
anak dilihat dari nilai-nilai dipeluk oleh anak. Anak lebih meniru
pendidikan karakter yang diajarkan dan meneladan orang tua, entah itu
dalam lingkungan keluarga, yaitu dari cara berbicara, cara berpakaian,
berperilaku jujur, memiliki cara bertindak, dan lain-lain. Orang
keberanian, cinta damai, disiplin diri, tua tetap menjadi pedoman bagi
setia, hormat, cinta dan kasih sayang, pembentukan nilai-nilai pada pola
peka, tidak egois, adil, murah hati, tingkah laku yang diakui oleh anak
dan memiliki jiwa yang teguh. dalam masa awal perkembangan
Orang tua memiliki peran kunci hidupnya. Maka dari itu perlunya
dalam menentukan tingkat memilih pola asuh yang tepat agar
keberhasilan pendidikan karakter. dapat mewujudkan karakter anak.
Dengan pernyataan lain, orang tua Menurut Furqon (2010) karakter
memiliki peranan yang strategis seseorang dapat diklasifikasikan
dalam menentukan keberhasilan dalam tahap-tahap sebagai berikut:
pengembangan karakter anak. Dalam a. Adab (5-6 tahun). Pada fase ini,
kehidupan sehari-hari, terkadang anak dididik budi pekerti,
dalam keluarga pengasuhan tidak terutama yang berkaitan dengan
hanya dilakukan oleh orang tua saja, nilai-nilai karakter: jujur (tidak
namun juga anggota keluarga lain berbohong), mengenal mana yang
yang turut mengambil peranan dalam benar dan mana yang salah,
mengasuh dan mendidik anak. mengenal mana yang baik dan
Apabila pengasuhan senada atau mana yang buruk, serta mengenal
selaras tentunya itu tidak jadi mana yang diperintah (yang
masalah. Keluarga adalah tempat dibolehkan) dan mana yang
pertama dan utama untuk mendidik dilarang (yang tidak boleh
dan membesarkan anak. Fungsi dilakukan). Fase ini anak dididik
keluarga sebagai wahana untuk mengenai karakter benar dan
mendidik, mengasuh, dan salah, karakter baik dan buruk.
180 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 2, No. 2, 2021, pp. 173-182

Lebih meningkat lagi apa yang dengan orang tuanya. Pada fase
boleh dilakukan dan apa yang kemandirian ini berarti anak telah
tidak boleh dilakukan. mampu menerapkan terhadap hal-
b. Tanggung jawab diri (7-8 tahun). hal yang menjadi perintah dan
Perintah agar anak usia 7 tahun yang menjadi larangan, serta
mulai menjalankan ibadah, sekaligus memahami konsekuensi
menunjukkan bahwa anak mulai resiko jika melanggar aturan.
dididik untuk bertanggung jawab, e. Bermasyarakat (13 tahun ke atas).
terutama dididik bertanggung Tahap ini merupakan tahap anak
jawab pada diri sendiri. Anak dipandang telah siap memasuki
mulai diminta untuk membina kondisi kehidupan di masyarakat.
dirinya sendiri, anak mulai Anak diharapkan telah siap
dididik untuk memenuhi bergaul di masyarakat dengan
kebutuhan dan kewajiban dirinya berbekal pengalaman-
sendiri. Anak dididik untuk tertib pengalaman yang dilalui
dan disiplin termasuk beribadah. sebelumnya. Setidak-tidaknya
c. Caring-peduli (9-10 tahun). ada dua nilai penting yang harus
Setelah anak dididik tentang dimiliki anak walaupun masih
tanggung jawab diri, maka bersifat awal atau belum
selanjutnya anak dididik untuk sempurna, yaitu integritas dan
mulai peduli pada orang lain, kemampuan beradaptasi.
terutama dengan teman Proses pembentukan karakter anak
sebayanya. Menghargai orang merupakan sebuah eksplorasi terhadap
lain (hormat kepada yang lebih nilai-nilai universal yang berlaku dimana,
tua dan menyayangi kepada yang kapan, oleh siapa, dan terhadap siapa saja
lebih muda), menghormati hak- tanpa mengenal etnis, sosial, budaya,
hak orang lain, bekerja sama di warna kulit, paham politik dan agama
antara teman-temannya, serta yang mengacu pada tujuan dasar
membantu dan menolong orang kehidupan. Bahwa anak pada prinsipnya
lain, merupakan aktivitas yang mempunyai hasrat untuk mencapai
sangat penting pada masa ini. kedewasaan, menjalin cinta kasih dan
Pada usia ini, anak mulai memberi sumbangan yang berarti bagi
dilibatkan dengan nilai-nilai masyarakat secara lebih luas. Pemenuhan
kepedulian dan tanggung jawab ketiga hasrat tersebut merupakan
pada orang lain, yaitu mengenai kepuasan hidup dan sangat tergantung
aspek kepemimpinan. pada kehidupan yang mengacu pada nilai-
d. Kemandirian (11-12 tahun). nilai tertentu sebagai cerminan karakter
Berbagai pengalaman yang telah yang baik.
dilalui pada usia-usia sebelumnya Pembentukan karakter anak
makin mematangkan karakter melalui orangtua sejak dini sangatlah
anak sehingga akan membawa penting. Keterkaitan komponen lain
anak kepada kemandirian. Pada seperti sekolah dan lingkungan
masa ini, anak sudah mulai dilatih masyarakat dalam pelaksanaannya juga
untuk berpisah tempat tidur sangat mutlak diperlukan. Memilih
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 181
Vol. 2, No. 2, 2021, pp. 173-182

orangtua sebagai entripoint dalam karena anak melakukan segala aktivitas


persemaian karakter yang dilakukan sesuai dengan kehendak dan potensinya.
dengan konsep serta pendekatan yang Sementara orangtua memberikan kontrol
benar, diharapkan dapat berperan sebagai dan bimbingan manakala anak melakukan
potensi pendidik dalam mengembangkan hal-hal negatif yang dapat merusak
karakter sesuai dengan nilai-nilai agama, kepribadian anak. Dalam mengasuh anak,
norma dan etika yang dianutnya. orangtua hendaknya bersikap arif dan
Intervensi orang tua sebagai bijaksana, tidak ekstrim terhadap salah
pendidik pada lingkungan keluarga sangat satu pola asuh yang ada, dalam arti
berperan dalam pembentukan karakter mampu memberi pengasuhan sesuai
anak sejak dini. Tahap-tahap dalam dengan apa yang sedang dilakukan anak
pendidikan karakter ini hendaknya dapat dan apa harapan orangtua. Jadi orangtua
dilakukan dengan baik sehingga pada dapat menerapkan ketiga pola asuh
tingkat usia berikutnya tinggal tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi.
menyempurnakan dan Dengan demikian pengasuhan yang
mengembangkannya. Orang yang diberikan oleh orangtua lebih
memiliki karakter kuat, akan memiliki mengutamakan kasih sayang,
kesempatan untuk mencapai tujuan, kebersamaan, musyawarah, saling
sebaliknya orang yang memiliki karakter pengertian dan penuh keterbukaan. Jika
mudah goyah akan lebih lamban untuk anak-anak dibesarkan dan diasuh dengan
bergerak dan tidak bisa menarik pola asuh yang otoritatif, niscaya dapat
kerjasama dengannya. Anak secara tumbuh dan berkembang dengan baik.
kontinu berkembang baik secara fisik Seluruh potensi yang dimiliki anak dapat
maupun secara psikis untuk memenuhi dikembangkan secara optimal. Dengan
kebutuhannya. Kebutuhan anak dapat demikian pada gilirannya nanti anak-anak
terpenuhi apabila orang tua dalam yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak
memberi pengasuhan dapat mengerti, mulia dapat terwujud. Dampak positif
memahami, menerima dan yang akan muncul adalah terwujudnya
memperlakukan anak sesuai dengan suatu tatanan masyarakat yang baik, saling
tingkat perkembangan psikis anak, menghargai, saling menghormati, saling
disamping menyediakan fasilitas bagi menyayangi, saling mengasihi,
pertumbuhan fisiknya. Hubungan orang masyarakat yang terbuka, berpikiran
tua dengan anak ditentukan oleh sikap, positif, jujur, dan.mempunyai toleransi
perasaan dan keinginan terhadap anaknya. yang baik.
Sikap tersebut diwujudkan dalam pola
asuh orang tua di dalam keluarga SIMPULAN
Penerapan pola otoritatif Keluarga memiliki peran yang
berdampak positif terhadap penting dalam membentuk karakter anak
perkembangan anak kelak, karena anak karena keluarga merupakan pendidikan
senantiasa dilatih untuk mengambil pertama dalam kehidupan. Setiap orang
keputusan dan siap menerima segala tua memiliki pola asuh yang berbeda.
konsekuensi dari keputusan yang diambil. Terdapat tiga macam pola asuh yang
Dengan demikian potensi yang dimiliki digunakan oleh orang tua dalam
anak dapat berkembang secara optimal, memberikan pengasuhan pada anak, yakni
182 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 2, No. 2, 2021, pp. 173-182

pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan Kecerdasan dengan Menghargai
pola asuh otoritatif. Pola asuh orangtua Fitrah Setiap Anak. Bandung:
dapat mempengaruhi dan membentuk Kaifa PT Mizan Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2014.
karakter anak secara signifikan melalui
Kamus Besar Bahasa Indonesia
berbagai macam hal mereka lakukan. Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia
Peran orang tua pada dasarnya Pustaka Utama.
mengarahkan anak-anak sebagai generasi Ebi CH, Shantika. (2007). Golden Age
unggul, karena potensi anak tidak akan Parenting. Bandung: Psikologi
tumbuh dengan sendirinya tanpa bantuan Corner.
orang tua. Adapun solusi atau pola asuh Furqon Hidayatullah. (2010). Pendidikan
Karakter: Membangun Peradaban
yang terbaik dalam pembentukan karakter
Bangsa. Yuma Pustaka: Surakarta.
anak adalah tipe pola asuh otoritatif. Pola Hurlock, Elizabeth B. (1978).
asuh tipe otoritatif memiliki ciri orang tua Perkembangan Anak. Jakarta:
yang cenderung menganggap sederajat Penerbit Erlangga.
antara hak dan kewajiban anak dibanding Koesoema, Doni. (2012). Pendidikan
dirinya karena pada prakteknya tipe pola Karakter: Strategi Membidik Anak
asuh otoritatif ini, para orang tua memberi di Jaman Global. Jakarta:
Grasindo.
kebebasan dan bimbingan kepada anak.
Lickona, Thomas. (2010). Educating for
Orang tua banyak memberi masukan- Character. Mendidik untuk
masukan dan arahan terhadap apa yang Membentuk Karakter. Jakarta:
dilakukan oleh anak. Orang tua bersifat Bumi Aksara.
obyektif, perhatian dan kontrol terhadap Norman Wirght. (1996). Menjadi Orang
perilaku anak. Orangtua tetap Tua yang Bijak (terjemahan). Andi
Offset: Yogyakarta.
memberikan nasehat dan arahan jika yang
Sanafiah Faisal. (2007). Format-Format
dilakukan anak bisa merusak dirinya. Penelitian Sosial. Jakarta: PT.Raja
Dengan begitu, anak akan bebas berkreasi Grafindo Persada.
dan bereksplorasi dalam dunianya Shochib, M. (2000). Pola Asuh Orang
sehingga perkembangannya pun lebih Tua. Jakarta: Rineka Cipta.
baik. Anak yang dibesarkan dengan pola
otoritatif akan hidup dengan percaya diri,
ceria, mudah bergaul atau bersosialisasi,
tidak ada beban karena ia bersikap terbuka
pada orang tua. Anak juga cenderung
lebih kreatif dan memiliki inisiatif
terhadap berbagai hal.

DAFTAR PUSTAKA
Anisah, Ani Siti. (2017). Pola Asuh Orang
Tua dan Implikasinya terhadap
Pembentukan Karakter Anak.
Jurnal Pendidikan Universitas
Garut,Volume 5, No. 1, 72-73.
Chatib, Munif. (2012). Orangtuanya
Manusia: Melejitkan Potensi dan

Anda mungkin juga menyukai