Disusun oleh :
i
ABSTRAK
Tingkat pendidikan orang tua yang baik, disiplin serta bijaksana akan menghasilkan Pola Asuh
yang lebih baik. Hal Ini terdorong oleh adanya suatu kebutuhan akan dorongan dan upaya untuk
meningkatkan kualitas pola asuh anak. Masa perkembangan anak merupakan masa emas yang
harus dikelola semaksimal mungkin untuk mewujudkan masa depan yang cerah. Ini merupakan
masa di mana seorang anak dibentuk secara fisik, emosional, konsep, artistic, moral, dan juga
kecerdasan intelektual. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui korelasi antara
pengetahuan orangtua dengan pengembangan potensi anak, mengingat bahwa moral
masyarakat Indonesia sangatlah penting bagi kemajuan bangsa Indonesia ini. Makalah ini
berjudul “Hubungan Pendidikan Orangtua Terhadap Potensi Anak” juga membahas pola asuh
yang baik untuk mengembangkan potensi anak.
ii
DAFTAR ISI
JUDUL .............................................................................................................................. i
ABSTRAK ......................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul hubungan Pendidikan orang
tua terhadap Pendidikan anak ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Kewarganegaraan
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengajaran dan
perkembangan anak bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dosen , selaku Dosen Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
07 April 2021
Penyusun
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Orangtua dalam hal ini menjadi pihak yang memiliki tanggung jawab tidak hanya
mengasuh, namun juga mendidik anak. Anak harus diberikan pemahaman terkait berbagai
hal yang ada di sekitar. Tujuannya tentu saja agar anak memiliki cukup pengetahuan
sebagai bekalnya di masa mendatang. Masing-masing orang tua tentu saja memiliki
pola asuh tersendiri dalam mengarahkan perilaku anak. Semua jelas sangatlah
dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan orang tua, orang tua dalam memberikan
pengasuhan tentangpendidikan, sopan santun, membentuk latihan-latihan tanggung
jawab, yang semua penerapannya pun pasti dari pengalamannya dalam keluarganya
ataupun lingkungannya, baik lingkungan sosial lingkunganpendidikan maupun
lingkungan budayanya. Manakala suami istri di masa kalanya menerima penerapan
pola arah yang baik niscaya mereka pun akan memberikan pelayanan pola asu h
yang lebih baik pula ke anaknya ataupun generasi selanjutnya, secara sadarpun
bilamana dulu orang tua mendapatkan pengalaman pola asuh yang kurang baikpun,
dengan sendirinya orang tua akan membuangnya jauh-jauh dan tidak ingin semuanya
terulang pada anak-anaknya.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh korelasi
orangtua dengan pengetahuan yang cukup terhadap keberhasilan mengelola potensi anak.
Potensi anak yang dimaksud di sini sangat beragam meliputi potensi intelektual, kesenian,
emosional, dan sebagainya.
3
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat diperoleh dari rumusan masalah diatas yaitu:
4
BAB II
Sebagai orang tua yang bijaksana dan mengerti akan anak, maka orang tua harus
memahami terlebih dahulu makna dari pola asuh. Pola asuh terdiri atas dua kata, yaitu
pola dan asuh. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pola artinya adalah
corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Sementara itu, asuh
memiliki arti menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing (membantu,
melatih, dan sebagainya), dan memimpin satu badan atau Lembaga. Definisi dari pola
asuh terhadap anak adalah suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mendukung perkembangan anak baik dari fisik, emosional, sosial, finansial, dan
intelektual sampai dengan dewasa. Dapat dikatakan bahwa pola asuh merupakan cara
perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak. Banyak ahli mengatakan pengasuhan
anak adalah bagian penting dan mendasar, karena dapat menyiapkan anak untuk
5
menjadi masyarakat yang baik. Pengasuhan anak merupakan Pendidikan umum yang
dapat diterapkan pada anak. Interaksi yang baik antara orang tua dan anak sangat
diperlukan. Maksud dari interaksi yang baik adalah perawatan terhadap anak, seperti
dari mencukupi kebutuhan makan, mendorong keberhasilan dan melindungi, maupun
mensosialisasi yaitu mengajarkan tingkah laku umum yang diterima oleh masyarakat.
Bentuk nyata pendampingan orang tua dapat dilihat melalui pendidikan cara-cara orang
tua dalam mendidik anaknya. Cara orang tua mendidik anak nya disebut sebagai pola
pengasuhan. Interaksi anak dengan orang tua, anak cenderung menggunakan cara-cara
tertentu yang dianggap paling baik bagi anak.
Pola asuh yang diterapkan orang tua sangat berperan dalam membentuk
pedoman atau prinsip terhadap perkembangan kecerdasan emosional anak. Oleh karena
itu, pola asuh dikatakan sebagai pendidikan dasar keluarga untuk anak agar memilih
langkah yang tepat dalam memapahi kehidupan selanjutnya, dalam melakukan,
melindungi, merawat dan mengajarkan anak. Pengasuhan disadari sebagai pengalaman
penting kehidupan manusia yang dapat berpengaruh secara emosi dan intelektual.
Pengasuhan menjadi pengalaman penting kehidupan manusia yang dapat berpengaruh
secara emosi dan intelektual.
6
1) Pola Asuh Makan
Makanan dan minuman bergizi menjadi hal wajib untuk anak bahkan saat anak
masih di dalam kandungan orang tua dan juga saat kelahiran anak sampai dengan
periode usia bayi, balita, usia prasekolah, usia sekolah hingga periode usia dewasa.
2) Pola asuh Hidup Sosial Emosi
Didalam pola asuh sosial emosi terdapat Pendidikan tentang cinta, kasih saying,
dan sikap yang dibutuhkan individu sebagai makhluk sosial. Keterampilan untuk
bersosialisasi dan beretikat harus diajarkan dan ditanamkan sejak dini, hal ini
berupaya agar anak memiiki keterampilan berhubungan sosial dengan orang lain.
Anak yang diajarkan keterampilan sosial dan etikat sejak dini akan lebih dapat
belajar menahan diri, mengontrol emosi dan menghargai peraturan yang berlaku
dalam masyarakat.
3) Pola Asuh Moral dan Spiritual
Setiap individu membutuhkan penanaman moral dan spiritual, karena
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan pedoman penting dalam
kehidupan dan kebutuhan rohani tiap manusia. Pengasuhan moral dan spiritual
juga harus diterapkan sejak dini. Dapat dikatakan pola asuh memiliki berbagai
tahapan mulai dari fisik maupun psikis yang bermula semenjak anak masih di
dalam kandungan sampai lahir dan mengetahui dunia. Pola asuh ini bersifat
kontinyu dan saling mendukung.
4) Pola Asuh Hidup Sehat
Pola asuh hidup sehat adalah salah satu aspek penting yang wajib diterapkan
pada anak. Pola ini merupakan usaha prefentif yang dilakukan orang tua terhadap
anak dengan mengajarkannya pola hidup sehat, agar selalu hidup bersih dan
teratur. Pengasuhan kesehatan termasuk dalam upaya kuratif orang tua untuk
mengeluarkan biaya dalam memberikan perawatan dan pengobatan agar anak
selalu dalam kondisi terbebas dari penyakit.
7
dianut orangtua, kehidupan perkawinan orangtua dan alasan orangtua mempunyai anak
(Gunarsa,1976:144).
Faktor internal ini menyangkut Ideologi yang dimiliki orang tua mengenai
pengasuhan akan mempengaruhi nilai dan tingkah lakunya dalam mengasuh
anakanaknya. Ideologi disini bukan hanya mengenai kepercayaan dalam penerapan
pola asuh namun juga sikap yang ada dalam diri orangtua baik berupa kesabaran,
intelegensi, dan kedewasaan oragtua. Hal tersebut akan menentukan bagaimana
tingkat sensifitas orangtua terhadap kebutuhan anaknya. Selain itu, ada bebarapa
faktor internal dari diri orangtua diantaranya:
a) Usia orangtua
Orangtau yang berusia lebih muda akan bersikap demokratis dan permisisive
dimana pendekatan terhadap anak akan cenderung lebih besar daripada
penerapan pola asuh yang didapat orangtua dengan usia yang lebih tua.
b) Jenis kelamin
Dalam beberapa penelitia didapat kesimpulan bahwa seorang ibu akan bersifat
itoriter terhadap anak dibandingkan seorang bapak.
c) Orientasi religius
Orangtua yang menganut agama dan keyakinan religius tertentu senantiasa
berusaha agar anaknya juga mengikuti agama dan keyakinan religius tersebut.
Orangtua yang memiliki keyakinan dalam agam yang tinggi cenderung lebih
posesif daripada orangtua yang biasa saja dalam bidang agama.
d) Pendidikan orangtua
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membimbing anak yang nantinya
akan berguna saat berkehidupan dimasyarakat, namun pendidikan formal anak
hanya 10% dalam hidupnya sehingga seorang anak tidak selamanya akan
mengalami pendidikan, hal tersebut menunjukan betapa pentingnya pola asuh
dan bimbingan dari orangtua agar mempunyai bekal yang cukup. Dalam
kehidupan keluarga orang tua lah yang berperan sebagai pendidik yang pertama
dan yang utama. Walau pada dasarnya orang tua mempunyai kemampuan yang
8
berbeda-beda, hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya pendidikan yang
dicapainya. Sehingga tingkat pendidikan yang berbeda juga menunjukkan
perbedaan kemampuan orang tua. Orang tua yang telah mendapatkan
pendidikan yang tinggi, dan mengikuti kursus dalam mengasuh anak lebih
menggunakan teknik pengasuhan authoritative dibandingkan dengan orang tua
yang tidak mendapatkan pendidikan dan pelatihan dalam mengasuh anak.
Orangtua yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan cenderung
mengembangkan pola asuh sesuai dengan diri anak tersebut.
9
e. Ketergantungan anak
Anak yang sedari kecil memiliki kedekatan terhadap orangtua yang berlebihan
memungkinkan terjadinya pola asuh yang berbeda disetiap anak. Dimana
orangtua akan membedakan pola pengasuhannya tergantung ketergantungan
anak tersebut terhadap orangtua.
2.4 Penerapan Pola Asuh Yang Baik Bagi Pembentukan Kepribadian Anak
Penerapan pola asuh orangtua yang baik adalah teori kepribadian transactional
analysis (analisis transaksional), yang dicetuskan oleh Eric Berne (Berne,1961).
Analisis transaksional menggambarkan struktur manusia secara psikologis, yang terdiri
atas tiga bagian kepribadian yang disebut Ego States, yakni (1) Parent, (2)Adult, dan
10
(3) Child (Berne, 1961) yang merupakan susunan kelakuan, pikiran, dan perasaan yang
saling berkaitan.
Faber (1980), Hansen (1982), James (1985), dan Gordon (2000) mengemukakan ciri-
ciri perilaku orangtua yang dapat dikategorikan ke dalam kelompok orangtua dengan
pola asuh yang baik dalam pembentukan kepribadian anak diantaranya:
12
BAB III
3.1 Sikap Orang Tua
Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya. Maka
dari itu sikap orang tua untuk memberi perhatian akan sangat dibutuhkan oleh anak
Kita tahu sikap orang tua terhadap anak sangat mempengaruhi kepribadian anak.
Adapun beberapa sikap yang baik untuk dapat mendukung pembentukan
kepribadian anak yaitu:
a) Penanaman Pekerti Sejak Dini dan Bimbingan Belajar
Orang tua dan keluarga merupakan penanggung jawab pertama dalam hal sopan
santun dan budi pekerti bagi anak. Dimana selanjutnya untuk proses penanaman
akan dilanjutkan oleh guru dan masyarakat. Ketiga unsur ini, seharusnya bekerja
sama secara harmonis. Sopan santun wajib ditanamkan pada anak di usia sedini
mungkin. Karena sopan santun dan tata karma merupakan perwujudan dari jiwa
yang memiliki nilai moral. Yang selanjutnya moral akan turut berkembang dengan
yang lain dan akan menajdi nilai untuk pedoman dalam perilaku keseharian.
Dalam penanaman nilai baik dan buruk sebaiknya dilakukan secara perlahan,
dan sesuai dengan tahap pertumbuhan anak, daya tangkap dan serap mentalnya.
Kita ajarkan anak rasa bersyukur setelah memperoleh sesuatu, kejujuran, sopan
santun, mencintai sesama, memelihara, memperbaiki, dan lain-lain.
Bimbingan dan penanaman vudi pekerti ini merupakan bantuan yang diberikan
orang-tua sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya, untuk menolong
anaknya dalam mengatur kegiatan hidupnya, mengembangkan pandangan
hidupnya, dan membuat keputusan-keputusan, serta memikul beban hidupnya
sendiri.
Memberikan bimbingan serta penanaman budi pekerti kepada anak merupakan
kewajiban orangtua. Seorang anak tidak mungkin tumbuh sendiri dengan segala
kelebihan dan kekurangannya. Sebagai contoh seorang anak mudah sekali putus asa
karena ia masih labil, maka untuk itu orangtua perlu memberikan bimbingan ini
agar anak akan merasa semakin termotivasi, dan dapat menghindarkan kesalahan
dan memperbaikinya. Bimbingan dan penanaman pekerti sejak dini memegang
peranan penting dalam Perkembangan anak kedepannya.
13
b) Mendisiplinkan Anak
Dengan menerapkan kedisiplina kepada anak sejak dini, maka hal ini akan
menumbuhkan pribadi anak yang mandiri. Dimana seorang anak akan belajar
berperilaku untuk sesuai dengan apa yang diterima dimasyarakat, agar mereka
dapat diterima oleh anggota kelompok sosial mereka. Banyak sekali orang tua yang
tidak tahu apa yang harus dilakukannya ketika anaknya mulai melanggar aturan
yang telah diterapkan bersama didalam keluarga. Dan hal yang terjadi kemudian
adalah reaksi emosional seperti marah dan sebagainya yang pada akhirnya
menimbulkan rasa bersalah orang tua. Adapun cara Pendekatan yang bisa
digunakan orang tua yaitu dengan mengkombinasikan cinta dengan batasan-batasan
yang telah disepakati bersama dalam keluarga. Lalu menekankan prinsip disiplin
yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak dan keluarga.
14
Tetapi terkadang saat orang dewasa memberikan hukuman namun anak tidak
memahami mengapa mereka harus dihukum. Hal ini tidak membuat perilaku anak
menjadi lebih baik tetapi malah memberikan masalah baru kepada anak yaitu rasa
dendam atau benci. Lalu lama kelamaan hukuman pun akan menimbulkan dampak
anak akan menyepelekan masalah. Pemberian konsekuensi dengan cara
mendiskusikan atas apa yang terjadi sangatlah penting agar anak tidak mengulangi
lagi kesalahan yang telah diperbuatnya. Mencari solusi bersama sehingga ada
kesepakatan konsekuensi antara anak dan orangtua memberikan peluang kepada
anak agar mereka memiliki tanggung jawab menjalankan konsekuensi yang telah
dipilihnya. Yang paling penting dari proses ini adalah adanya refleksi yang
dilakukan secara mandiri sehingga mereka akan menjadi individu yang lebih baik.
16
dapat memajukan kesempurnaan hidup, dan menghidupakan anak yang selaras
dengan alam dan masyarakatnya.
Namun pada hakikatnya pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran supaya peserta didik
dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya agar memiliki potensi spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam hal
ini dijelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya yang terencana, yang
mana dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Kita tahu potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik pasti berbeda–beda, ini
nantinya merupakan tugas seorang pendidik untuk mampu melihat dan mengasah
potensi–potensi yang dimiliki peserta didiknya supaya mampu berkembang
menjadi manusia berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Dari tabel di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa hakekat pendidikan yaitu
pendidikan untuk manusia dan dapat diperoleh selama manusia lahir hingga
dewasa.
17
tinggi, dan masa dunia kerja. Masa relevansi ini terus menerus secara
kontinuitas.
3) Masa penyesuaian diri merupakan masa dimana manusia harus bisa serta
mampu menyesuaikan dengan keadaan lingkungannya. Lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, desa, kota. Manusia juga harus menyesuaikan diri dengan
segala situasinya, berpendidikan ataukah kurang perpendidikan, miskin atau
kaya. Di samping itu juga ia harus menyesuaikan diri dengan tempat atau
penyesuaiakan diri secara geografis.
4) Cita-cita manusia juga harus sesuai dengan tanggung jawab manusia dan
pendidikannya, baik pendidikan formal maupun pendidikan
masyaraka/lingkungan.
5) Manusia diharapkan memiliki upaya sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui bimbingan pengajaran agar menguasai kemampuan sesuai dengan peran
yang harus dimainkan manusia.
18
Dan dalam proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan, setiap orang tua
diharapkan dapat memberikan teladan yang baik. karena Anggota keluarga
terutama orang tua mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam dan
merupakan orang yang pertama berperan sebagai pendidik. Dengan memberikan
teladan yang baik maka akan menjadi penopang dalam upaya meluruskan anak ke
jalan yang baik pula, tanpa memberikan teladan yang baik, pendidikan anak tidak
akan berhasil.
Lalu pendidikan untuk orang tua sendiri lebih ke arah bagaimana orang tua
sebagai payung keluarga bisa menjadi pendidik bagi anak-anaknya yang secara
natural melalui kasih sayangnya mampu membawa satu perubahan kearah lebih
baik dan lebih siap dalam menghadapi masa depan anak-anaknya.
Pertemuan antara laki-laki dan perempuan yang didasari rasa saling cinta
kemudian menyatukan kasih menuju kehidupan rumah tangga, hal tersebut yang
akan dinamakan sebagai orang tua. Menyatunya dua orang ini akan sempurna dan
sah apabila dilaksanakan sesuai peraturan Negara dan keyakinan masing-masing.
Walaupun masih berusia muda, dimana dirasa belum cukup umur, tetapi jika sudah
terikat ikatan perkawinan, dan telah dinyatakan sah menurut aturan Negara, saat
itu juga mereka sedang menjadi orang tua. Hasil dari menyatunya orang laki-laki
dan perempuan, nantinya akan beranak-pinak untuk meneruskan keturunan.
Merupakan rumah tangga yang sempurna jika suatu keluarga telah diberi keturunan
untuk meneruskan sejarah keluarganya.
19
Walaupun orang tua adalah dua orang laki-laki dan perempuan, tetapi tugas
mereka hanya satu, yaitu bertugas untuk mendidik anak secara baik dan benar.
Dalam kehidupan berumah tangga, ayah berperan sebagai kepala keluarga, dan ibu
sebagai penasihat/pendamping agar tetap seimbang. Keharmonisan sebuah rumah
tangga ditentukan oleh orang tua. Kewajiban yang dimiliki orang tua juga harus
dikerjakan dengan runtut, ayah dan ibu harus saling memahami kewajiban masing-
masing. Selain itu, terdapat pribadi yang dapat dianggap sebagai orang tua, yaitu
seseorang yang gemar dan ikhlas untuk menolong siapa pun yang membutuhkannya
baik anak maupun orang tua. Tidak semua orang memiliki sikap seperti pribadi
tersebut. Di masyarakat, orang ini disebut orang tua. Orang seperti inilah yang
sepantasnya dijadikan suri teladan segala tindakan dan ucapannya selalu menjadi
contoh dan panutan.
20
Seorang Ibu (istri) memiliki wewenang untuk mengatur/menata rumah agar
terlihat indah dan rapi. Tujuan dari menata rumah bukan hanya agar terlihat indah
dan rapi, tetapi juga untuk memberi contoh pada anak agar saat mereka telah
berumah tangga dapat menata rumahnya sendiri. Di dalam rumah tangga yang rukun,
tenteram, bahagia, seorang istri/ibu harus memiliki sifat seperti:
(1) Dapat memahami situasi, kondisi dan keadaan yang sedang dihadapi.
(2) Tekun, tidak malas. Artinya, sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga harus bisa
menerima baik dan buruk asalkan hal tersebut untuk kebahagiaan keluarga.
Selain sifat di atas, seorang perempuan/ibu juga harus memiliki jiwa yang
kuat. Karena, apabila sang laki-laki/ayah tidak sanggup menjadi tauladan atau
pemimpin rumah tangga, maka ibu harus maju menjadi pemimpin kendali keluarga.
Namun, hal tersebut wajib dimusyawarahkan bersama dahulu, agar tidak ada yang
merasa disalahkan. Musyawarah bertujuan untuk menyelematkan rumah tangga, dan
ketenteraman keluarga. Melalui pembahasan di atas kita dapat mengetahui serta
memperluas wawasan tentang hakekat orang tua.
21
BAB IV
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Berne, E. 1961. Transactional Analysis in Psychoterapy. New York: Grove Press, Inc.
Faber, A. dan Mazlish, E. 1980. How to Talk so Kids will Listen and Listen so Kids
will Talk. New York: Avon Books.
Fauzi, Muhammad R. 2015. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Anak
Berolahraga di Akademi Futsal Maestro Bandung. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Gunarsa, S. D. 1976. Psikologi untuk keluarga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Gordon. 2000. Parent Effective Training: The Proven Program for Raising Responsible
Children. New York: Random House Inc.
Hansen, J. C. 1982. Counseling: Theory and Process. Third Edition. Boston: Allyn and
Bacon, INC
Hurlock, Elizabeth. B. 1997. Psikologi Perkembangan : Suatu Perkembangan
Sepanjang Rentang Kehidupan (alih bahasa : Istiwidiyanti & Soedjarwo).
Jakarta: Erlangga
James, M. 1985. It’s Never Too Late to Be Happy. Massachusetts: Addison Wesley
Publishing Company, Inc.
Kharmina, N. 2011. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan
Orientasi Pola Asuh Anak Usia Dini. (Skripsi, Universitas Negeri Semarang)
Redaksi Halodoc. 2021. Pola Asuh Anak di Informasi Terlengkap Tentang Pola Asuh
Anak. Halodoc.com (di akses 7 April)
Sunarty, Kustiah. 2015. Pola Asuh orangtua dan kemandirian anak. Makasar: Edukasi
Mitra Grafika.
23
Wulandari,Tiani. 2013. Hubungan Aantara Sikap Orang Dalam Memberi Perhatian
Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa SD Se-Gugus Empat Kecamatan
Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. (Skripsi, Universitas Bengkulu).
24