Anda di halaman 1dari 12

MENGASUH ANAK USIA SEKOLAH DASAR

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Desain program parenting

Oleh Dosen Pengampu Muliatul Maghfiroh, M.Pd

Disusun Oleh : KELOMPOK 8

Farhatul Jazilah (19381062025)

Maszeri (19381061040)

Abd. Hamid (19381061009)

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH

IAIN MADURA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur  Alhamdulillah kami haturkan kepada Ilahi Robbi,


Berkat  melimpahkan rahmatnya dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan  tugas
mata kuliah Desain program parenting tentang ”Mengasuh Anak Usia Sekolah Dasar”,
walaupun dengan keadaan makalah yang menurut kami masih jauh dari kata kesempurnaan.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir zaman.

Selanjutnya dalam  makalah  ini kami akan mengulas tentang " Mengasuh Anak Usia
Sekolah Dasar”. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
yang membutuhkan perbaikan,sehingga kami sangat mengharapkan masukan serta
kritikannya.

Pamekasan, 11 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..............................................................................................2
C. Tujuan ................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Cara Mengasuh Anak Usia Sekolah Dasar ........................................................3


B. Orang Tua Mengasuh Anak Usia Sekolah Dasar ..............................................4
C. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Anak UsiaSekolah dasar.....................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................9
B. Saran ..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................10


A. Latar Belakang

Pada anak-anak usia sekolah dasar, umumnya berada dalam proses perkembangan yang
berlangsung dengan cepat dalam aspek fisik, emosional, intelektual dan sosial. Dalam tahap
perkembangan tersebut, tak jarang anak mengalami hambatan atau bahkan melakukan
perilaku yang keliru yang dapat merugikan mereka, baik untuk dirinya sendiri maupun orang
lain. Perilaku yang dicerminkan dapat berupa perilaku yang positif dan perilaku yang
negative. Salah satunya yaitu berupa perilaku kenakalan. Kenakalan pada anak dimaknai
sebagai suatu bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma – norma yang hidup di tengah
masyarakat. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma itu dianggap sebagai anak yang cacat
social dan kemudian masyarakat menilai cacat tersebut dianggap sebagai sebuah kelainan
sehingga perilaku mereka pun disebut dengan kenakalan. Pada umumnya kenakalan atau
istilah lain Deliquency merupakan produk konstitusi defektif dari mental dan emosiemosi,
yaitu mental dan emosi anak muda yang belum matang (labil) dan jadi rusak (defektif)
sebagai akibat proses pengondisian oleh lingkungan yang buruk.

Siswa di Sekolah Dasar (SD) akan mengalami masalah-masalah yang berkenaan dengan :
Pertama, perkembangan individu. Kedua, perbedaan individu dalam hal : kecerdasan,
kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap,kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita,
kebutuhan, minat, pola-pola, dan tempo perkembangan, ciri-ciri jasmaniah dan latar belakang
lingkungan. Ketiga, kebutuhan individu dalam hal: memperoleh kasih sayang, memperoleh
harga diri, memperoleh penghargaan yang sama, ingin dikenal, memperoleh prestasi dan
posisi, untuk dibutuhkan orang lain, merasa bagian dari kelompok, rasa aman dan
perlindungan diri, dan untuk memperoleh kemerdekaan diri. Keempat, penyesuaian diri dan
kelainan tingkah laku. Kelima, masalah belajar.

Perilaku yang sering terjadi pada anak adalah perilaku agresif. Perilaku agresif secara
psikologi cenderung (ingin) menyerang kepada sesuatu yang dipandang sebagai hal yang
mengecewakan, menghalangi atau menghambat. Perilaku ini terjadi pada masa
perkembangan, karena pada masa inilah seorang anak sudah mulai merasa ingin mengetahui
dan ingin melakukan sesuatu yang dia inginkan walaupun tanpa dia sadari sesuatu yang dia
lakukan itu dapat berdampak negative pada dirinya sendiri ataupun pada orang lain.
Sikap marah terhadap anak yang kelewat nakal tentu diperbolehkan dengan maksud untuk
mengingatkan dia agar tidak mengulangi kenakalannya. Namun harus diingat juga, jangan
sampai terlewat marah hingga memukul anak. Menampar/memukul anak saat berumur 5
tahun justru akan membuat dia menjadi nakal dan agresif, meskipun itu dilakukan sesekali.
Anak selalu mencontoh apapun yang dia lihat dan alami. Perilakuagresif anak muncul
manakala ia merasakan adanya ancaman, marah, gusar, atau frustrasi.

Perilaku agresif sesungguhnya merupakan reaksi normal pada anak-anak yang masih
kecil (usia 2-3 tahun). Anak-anak secara naluriah akan memunculkan perilaku ini ketika
mereka merasa tidak nyaman, ketika mereka ingin melindungi diri mereka, atau ketika
mereka ingin mencapai suatu tujuan tertentu namun tidak mengetahui bagaimana cara yang
lebih baik untuk meraihnya. Selain itu, perilaku agresif juga merupakan cara khas anak kecil
untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka tidak suka pada apa yang dilakukan
orang lain terhadap mereka. Akan tetapi, seiring dengan bertambahnya usia mereka, anak-
anak seharusnya menjadi semakin mampu menggunakan cara-cara yang lebih tepat untuk
meraih tujuannya, sehingga tidak perlu bertindak dengan cara yang agresif.1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengasuh anak usia sekolah dasar ?
2. Bagaimana pola pengasuhan orang tua pada anak usia sekolah dasar ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi pola asuh anak usia sekolah dasar ?
C. Tujuan Masalah
1. untuk mengetahui cara mengasuh anak usia sekolah dasar
2. Untuk mengetahui orang tua mengasuh anak usia sekolah dasar
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pola asuh anak usia sekolah
dasar

1
Kartini Kartono, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan) (Bandung: CV.Mandar Maju, 2007), hal. 227
BAB II

PEMBAHASAN

A. Cara Mengasuh Anak Usia Sekolah Dasar

1. Ajarkan anak disiplin dan tanggung jawab

Ketika anak memasuki sekolah dasar, maka anak harus dibekali mengenai sikap
disiplin serra tanggung jawab.  Walaupun hal ini tidak dapat dikatakan mudah, namun
orang tua harus tetap berusaha untuk dapat memberikan contoh dan mengajarkannya
pada anak.  Untuk mengajarkan anak disiplin dan tanggung jawab ada beberapa cara
yang dapat dilakukan seperti menghargai waktu,  beri anak hukuman jika melakukan
kesalahan, berikan aturan-aturan dirumah dengan kesepakatan bersama, memberi
tugas pada anak,  dan lain sebagainya.  Sikap disiplin dan tanggungjawab ini
merupakan sikap yang penting yang harus dimiliki seseorang. Pembelajaran disiplin
ini harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar anak terbiasa. 2

2. Ajarkan untuk beribadah 

Ibadah merupakan faktor terpenting dalam kehidupan manusia. Di usia ini anak harus
sudah diajarkan bagaimana cara beribadah yang baik, dan bacaan yang sesuai.  Sesuai
dengan sabda nabi bahwa pukulah anakmu jika tidak melaksanakan sholat di usia 10
tahun.  

3. Ajarkan mengenai pembelajaran seks pada anak. 

Di usia ini (sekolah dasar)  anak sudah harus diajarkan mengenai pendidikan seks.
Pendidikan  seks disini sangatlah penting bagi anak-anak terutama perempuan.
Pendidikan seks disini Meliputi masalah seksual.  Selain itu juga memberikan
informasi mengenai organ reproduksi, mental, etika dan juga komitnen, agar
dikemudian hari tidak terjadi penyalahgunaan organ seksual. Mengingat dimana hal
semacam ini banyak terjadi akhir-akhir ini seperti pelecehan seksual terutama
terhadap anak-anak.  

2
Rima trianingsih,” Pengantar Praktik Mendidik Anak Usia Sekolah Dasar” Fakultas Tarbiyah, IAI Ibrahimy Genteng
Banyuwangi , hal 100
4. Mendorong anak hidup mandiri

Pada usia sekolah dasar, anak harus diajarkan untuk mandiri. Mandiri dalan arti anak
bisa memakai baju sendiri, melepas dan memakai sepatu sendiri,  makan dan mandi
sendiri dan lain-lain. Sikap mandiri ini akan membuat anak untuk tidak selalu
bergantung pada orang lain dan manja. Dengan mandiri diharapkan anak akan
memenuhi tanggung jawabnya.  

5. Ajarkan anak sopan santun

Sopan santun merupakan sikap yang harus dimiliki semua orang. Anak sekolah dasar
harus mengerti bagaimana konsep sopan santun sebenarnya.  Anak harus diajarkan
untuk bersikap sopan santun kepada siapa saja terutama kepada yang lebih dewasa.
Seperti cara berbicara serta perilakunya.  Sikap seperti ini harus dibangun oleh orang
tua sejak anak masih kecil atau lebih tepatnya diajarkan pada usia sekolah dasar.
Karena sikap sopan santun ini lama kelamaan akan terkikis dengan perkembangan
zaman. Sikap sopan santun anak sekarang terlihat sangat kurang dibandingkan dahulu.
Maka sikap seperti ini perlu dikembangkan sejak anak masih kecil agar terbiasa, dan
dapat diawali dengan hal sederhana seperti belajar mengucapkan tolong, maaf dan
terimakasih. 

B. Pola pengasuhan Orang tua Pada Anak Usia Sekolah Dasar

Anak merupakan amanah terbesar yang dititipkan sang pencipta kepada orang tua.
Karena itu, orang tua harus menjaga dan membesarkan dengan sebaik-baiknya. Orang
tua juga harus memberikan pengasuhan yang baik tanpa henti, dari sejak anak dalam
kandungan, usia dini, remaja, hingga anak sudah beranjak dewasa. Tak hanya itu saja,
orang tua memiliki tanggung jawab penuh untuk membimbing, mengawasi, dan
melindungi anaknya untuk tumbuh dan berkembang optimal. Ini tentu sesuai dengan
potensi yang dimiliki setiap anak agar kelak anak siap untuk hidup bermasyarakat
dengan karakternya yang mulia.3

3 jenis pola asuh orangtua :

1. Pola Asuh Permissif Pola asuh permisif dapat diartikan sebagai pola yang
membebaskan anak untuk melakukan apa yang ingin dilakukan tanpa
mempertanyakan. Pola asuh ini tidak menggunakan aturan yang ketat, bahkan
bimbingan pun kurang diberikan sehingga tidak ada pengendalian atau
pengontrolan serta tuntutan kepada anak. Kebebasan diberikan penuh dan anak
diizinkan untuk memberi putusan untuk dirinya sendiri. Anak berperilaku
sesuai dengan keinginannya tanpa adanya kontrol dari orang tua.

2. Pola Asuh Otoriter Untuk pola asuh otoriter, yakni ketika orang tua
menerapkan aturan dan batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberi
kesempatan pada anak untuk berpendapat, jika anak tidak mematuhi akan
diancam dan dihukum. Pola asuh otoriter ini dapat menimbulkan hilangnya
kebebasan pada anak, kurangnya inisiatif dan aktivitasnya, sehingga anak
menjadi tidak percaya diri pada kemampuannya.

3. Pola Asuh Demokratis Sedangkan pola asuh demokratis yaitu menanamkan


disiplin kepada anak, dan menghargai kebebasan yang tidak mutlak, dengan
bimbingan yang penuh pengertian antara anak dan orang tua. Dari bimbingan
itu memberi penjelasan secara rasional dan obyektif jika keinginan dan
pendapat anak tidak sesuai. Dalam pola asuh ini bisa tumbuh rasa tanggung
jawab pada anak, dan pada akhirnya, anak mampu bertindak sesuai dengan
norma yang ada.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Anak Usia Sekolah Dasar


3
Hafizh Qalbi , Zubaidah, “Gambaran Pola Asuh Ibu Pada Anak Usia Sekolah Dasar Dengan Retardasi Mental Di
Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Semarang”, Fakultas Kedokteran, hal 107
Faktor- faktor yang mempengaruhi pola asuh Adapun faktor yang mempengaruhi pola
asuh anak adalah: (Edwards, 2006),

a. Pendidikan orang tua

Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam perawatan anak akan mempengaruhi
persiapan mereka menjalankan pengasuhan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk menjadi lebih siap dalam menjalankan peran pengasuhan antara lain: terlibat
aktif dalam setiap pendidikan anak, mengamati segala sesuatu dengan berorientasi
pada masalah anak, selalu berupaya menyediakan waktu untuk anak-anak dan menilai
perkembangan fungsi keluarga dan kepercayaan anak.. 7 Hasil riset dari Sir Godfrey
Thomson menunjukkan bahwa pendidikan diartikan sebagai pengaruh lingkungan atas
individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap atau permanen di
dalam kebiasaan tingkah laku, pikiran dan sikap. Orang tua yang sudah mempunyai
pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak akan lebih siap menjalankan peran
asuh, selain itu orang tua akan lebih mampu mengamati tanda-tanda pertumbuhan dan
perkembangan yang normal (Supartini, 2004).4

b. Lingkungan

Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak mustahil jika


lingkungan juga ikut serta mewarnai pola-pola pengasuhan yang diberikan orang tua
terhadap anaknya.

c. Budaya

Sering kali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam
mengasuh anak, kebiasaan-kebiasaan masyarakat disekitarnya dalam mengasuh anak.
Karena pola-pola tersebut dianggap berhasil dalam mendidik anak kearah
kematangan. Orang tua mengharapkan kelak anaknya dapat diterima dimasyarakat
dengan baik, oleh karena itu kebudayaan atau kebiasaan masyarakat dalam mengasuh

4
Dimas Setiyo Kusuma Aji, Erna Kusuma Wati, Setiyowati Rahardjo, “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Pola Asuh Ibu Balita Di Kabupaten Banyumas, Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman, hlm 205.
anak juga mempengaruhi setiap orang tua dalam memberikan pola asuh terhadap
anaknya
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa hal yang diperoleh terdapat beberapa cara dalam mengasuh anak usia
sekolah dasar dengan baik, antara lain, mengajarkan anak disiplin dan tanggung jawab,
mengajarkan anak beribadah, mengajarkan mengenai pembelajaran seks pada anak,
mendorong anak hidup mandiri, mengajarkan anak sopan santun.

orang tua memiliki tanggung jawab penuh untuk membimbing, mengawasi, dan
melindungi anaknya untuk tumbuh dan berkembang optimal. Ini tentu sesuai dengan potensi
yang dimiliki setiap anak agar kelak anak siap untuk hidup bermasyarakat dengan
karakternya yang mulia.

Faktor yang mempengaruhi pola asuh anak usia sekolah dasar yaitu pendidikan orang
tua, lingkungan, budaya.

B. SARAN

Pada saat pembuatan makalah Kami yadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan.  Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari
banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab itu
penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas
DAFTAR PUSTAKA

Kartini Kartono, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan) (Bandung: CV.Mandar Maju,


2007)

Rima trianingsih,” Pengantar Praktik Mendidik Anak Usia Sekolah Dasar” Fakultas
Tarbiyah, IAI Ibrahimy Genteng Banyuwangi

Hafizh Qalbi , Zubaidah, “Gambaran Pola Asuh Ibu Pada Anak Usia Sekolah Dasar Dengan
Retardasi Mental Di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Semarang”, Fakultas Kedokteran

Dimas Setiyo Kusuma Aji, Erna Kusuma Wati, Setiyowati Rahardjo, “Analisis Faktor-
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pola Asuh Ibu Balita Di Kabupaten Banyumas, Jurusan
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Anda mungkin juga menyukai