Anda di halaman 1dari 20

DESAIN RUANGAN BERLAJAR INDOOR PAUD

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Desain Setting Kelas PAUD

Oleh Dosen Pengampu

Thorik aziz, M.Pd.

Disusun Oleh :

Vera maulidatus sholihah (19381062001)

Rizqi Antika (19381062019)

Yayik Indah Susnita (19381062020)

St. arifah (19381062037)

Arini Zainur Ridha (20160701060006)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

2022

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur  Alhamdulillah kami haturkan kepada Ilahi Robbi,


Berkat  melimpahkan rahmatnya dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan  tugas mata kuliah Desain Setting Kelas PAUD/Tk tentang “
Desain setting kelas paud ”, walaupun dengan keadaan makalah yang menurut
kami masih jauh dari kata kesempurnaan.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad


SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir
zaman.

Selanjutnya dalam  makalah  ini kami akan mengulas tentang “Desain


setting kelas paud”. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan yang membutuhkan perbaikan,sehinggakami sangat mengharapkan
masukan serta kritikannya.

Pamekasan, 20 Maret
2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

A. Konsep Ruang Belajar Indoor Untuk AUD..........................................3


B. Prinsip Desain Interior Dalam Ruang Belajar indoor...........................5
C. Manfaat Desain Interior Untuk Ruang Belajar Indoor.........................6
D. Prinsip Lingkungan Belajar Indoor AUD…………………………….7
E. Persyaratan Ruangan Bermain Indoor AUD…………………………8

BAB III PENUTUP.........................................................................................13

A. Kesimpulan...........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang diperlukan
bagi setiap manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan
formal maupun nonformal merupakan sarana untuk membentuk karakter
kepribadian anak. Melalui pendidikan, seseorang dapat melakukan proses
untuk mengaktualisasi semua potensi yang dibawa sejak lahir. Oleh karena
itu, kesadaran masyarakat terlebih para orangtua dalam memberikan
perhatian tumbuh kembang anak-anak harus ditingkatkan untuk
mendapatkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak. Hal ini dimulai
dari jenjang pendidikan yang paling awal yaitu taman kanak-kanak.
Taman Kanak-Kanak merupakan lembaga pendidikan formal
pertama yang berperan sebagai sarana untuk membantu memberi
rangsangan dan dukungan dalam masa pertumbuhan serta perkembangan
anak usia 3-6 tahun sampai memasuki anak sekolah dasar.
Untuk mendukung proses belajar anak agar anak merasa nyaman
maka perlu di dukung ruang kelas sebagai bagian dari lingkungan fisik,
yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Hal yang
dimaksud yaitu desain interior TK yang bertujuan memberikan sistem
pendidikan yang berkualitas dengan kurikulum yang sesuai, serta dapat
menunjang perkembangan anak agar menciptakan calon generasi bangsa
yang beriman serta berwawasan global sehingga mampu bersaing. Oleh
karena itu diharapkan dapat mendukung dan menunjang program kegiatan
belajar sesuai kebutuhan anak agar berkembangan mereka dapat berjalan
secara optimal dan mampu mengikuti serta menyerap ilmu yang di ajarkan
secara baik dan lancar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep ruang belajar Indoor untuk AUD?
2. Bagaimana prinsip desain interior dalam ruang belajar Indoor?
3. Apa manfaat desain interior untuk ruang belajar indoor?

1
4. Bagaimana prinsip lingkungan belajar indoor AUD?
5. Apa saja persyaratan ruangan bermain indoor untuk AUD?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui konsep ruang belajar Indoor untuk AUD.
2. Untuk mengetahui prinsip desain interior dalam ruang belajar Indoor.
3. Untuk mengetahui manfaat desain interior untuk ruang belajar indoor.
4. Untuk mengetahui prinsip lingkungan belajar indoor AUD.
5. Untuk mengetahui persyaratan ruangan bermain indoor untuk AUD.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Ruang Belajar AUD

Ruang belajar anak usia dini identik dengan suasana yang ramai
dengan warna, dilengkapi dengan berbagai macam bentuk serta gambar
bahkan penuh dengan hasil-hasil karya anak-anak yang dipajang di papan
atau dinding kelas. Berikut adalah penjelasan lebih rinci dalam konsep
ruang belajar AUD:

a. Citra Ruang

Ruang yang ceria, bebas, serta nyaman seperti di rumah


dapat diwujudkan dengan suatu ambiance dari sebuah interior yaitu
homey namun cheerful . Cheerful merupakan sesuatu yang
menyenangkan, gembira dan fullcolor (khususnya untuk kelas
calistung). Penggabungan antara natural dengan cheerful
diharapkan dapat membuat anak bersemangat dalam menjalani
semua kegiatan didalam sekolah namun tanpa menghilangkan rasa
nyaman layaknya dirumah mereka sendiri.

Namun pada ruang kelas utama (kelas Montessori) ruang


yang akan ditampilkan adalah ruangan yang natural, “apa adanya”,
dan nyaman layaknya di rumah (homey tidak cheerful). Hal ini
dikarenakan agar anak – anak yang belajar didalamnya dapat
memfokuskan pikiran mereka terhadap alat-alat peraga (alat
pembelajaran Montessori) yang membutuhkan konsentrasi yang
cukup untuk mengoperasikannya.1
b. Bentuk dan Garis
Anak dididk KB dan TK masih belajar mengenal bentuk
melalui benda – benda ataupun elemen interior yang ada

1
Harjali, Penataan Lingkungan Belajar Strategi Untuk Guru Dan Sekolah, (Jawa Timur: CV.
Seribu Bintang. 2019). Hal. 11-13.

3
disekitarnya serta bentuk – bentuk yang aman digunakan untuk
para siswa dan siswinya. Bentuk – bentuk geometris dipilih agar
dapat membantu menambah wawasan anak terhadap bentuk dan
garis, serta garis lengkung dan garis “S” yang memiliki arti
gerakan lincah anak dan dengan penggunaan garis tersebut, dapat
meminimalisir kecelakaan pada anak terhadap furniture yang
digunakannya.
c. Warna

Warna-warna yang akan digunakan merupakan warna-


warna yang akan mengangkat keceriaan dan semangat para anak-
anak itu sendiri. Warna-warna yang dimaksud adalah warna-warna
murni seperti merah yang dapat memberikan motivasi, biru yang
dapat menenangkan dan membuat fokus, kuning yang dapat
meningkatkan konsentrasi, jingga yang dapat memupuk
kepercayaan diri serta memberikan semangat, ungu yang dapat
memicu kreativitas dan hijau yang dapat menenangkan sistem
syaraf, warna-warna tersebut akan digunakan sebagai aksen dan
dipadu dengan warna coklat dan turunannya.2 Hal ini dikarenakan
terlalu banyak perpaduan warna dan menggunakan warna-warna
tersebut berlebihan makan akan menyilaukan mata dan dapat
membuat pusing apabila berada di dalam ruangan tersebut.

Pemberian warna coklat berfungsi untuk memberikan rasa


nyaman pada anak di dalam ruang kelas dan untuk menetralkan.
Untuk kelas utama, kelas Montessori , menggunakan warna netral
yaitu warna coklat dan turunannya (monokromatik coklat). Hal ini
dikarenakan oleh penggunaan alat peraga / alat pembelajaran
Montessori yang membutuhkan konsentrasi yang cukup, sehingga
tidak menggunakan warna – warna yang mencolok dan bentuk
yang beraneka ragam yang dapat membuyarkan konsentrasi anak
dalam mengoperasikan alat peraga tersebut.
2
Muhammad, Hasan. Ade, Ismail Fahmi. Pengelolaan Lingkungan Belajar. (Medan: Yayasan
Kita Menulis. 2021). Hal. 35.

4
d. Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang dipilih adalah sistem pencahayaan alami
dengan menggunakan bukan berupa jendela yang tidak dilapisi
oleh sticker maupun gorden, serta menggunkan sistem
pencahayaan buatan sebagai cahaya bantuan agar didalam kelas
terpenuhi kebutuhan cahayanya dengan menggunakan lampu jenis
fluorescent, dimana lampu jenis ini menghasilkan cahaya yang
bersifat keras yang akan dilunakan dengan cahaya matahari yang
dihasilkan dari jendela kelas.
e. Penghawaan
Penghawaan sangat diperlukan pada gedung KB dan TK,
mengingat dengan penghawaan yang cukup para anak didik serta
para guru dapat melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik.
Sistem penghawaan yang dipilih adalah sistem penghawaan alami,
mengingat penghawaan alami dapat mengurangi pemakaian daya
listrik dan menyelamatkan dunia dari pemanasan global.
Penggunaan penghawaan alami juga dapat memberikan
pembelajaran terhadap anak untuk peduli terhadap lingkungan
ataupun alam sedari mereka kecil.

B. Prinsip-prinsip Desain Interior Dalam Ruang Belajar AUD


Berikut ini merupakan prinsip-prinsip desain interior, yaitu:
1. Membuat anak merasa nyaman.
2. Mendorong anak untuk dapat bereksplorasi.
3. Mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkunganya.
4. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
5. Memperhatikan karakteristik anak, kemampuan anak, latar
belakang keluarga, lingkungan bermain dan budaya setempat.
6. Lingkungan main yang ditata dapat membantu anak
memperkirakan berbagai kegiatan yang akan dilakukan baik
pelaksanaanya (kelompok atau individu) maupun tempat alat main
yang dibutuhkan.

5
7. Mengembangkan kemandirian. Lingkungan yang ditata dengan
rapi, semua mainan yang boleh digunakan anak ditata dalam rak
yang terjangkau anak, membuat anak dapat secara mandiri
mengambil dan menyimpan kembali, tanpa harus minta tolong
pendidik. Apabila disatuan PAUD menerima anak berkebutuhan
khusus dengan kursi roda maka ramp harus tersedia agar anak bias
mengakses lingkungan tanpa harus tergantung pada orang lain.
8. Mengembangkan kepercayaan diri anak. Lingkungan yang ditata
sesuai dengan kondisi anak dapat membangun kepercayaan diri
anak, bahwa mereka mampu melakukannya.
9. Mengembangkan keterampilan motorik halus kordinasi tangan-
mata, keterampilan social, keaksaraan awal, sains dan teknologi,
kemampuan matematika, serta kemampuan berkomunikasi.3

C. Manfaat Desain Interior Untuk Ruang Belajar Indoor


Manfaat Desain Interior (Untuk Anak) untuk menciptakan ruangan kelas
yang nyaman, menarik dan pastinya dan tentunya diminati oleh banyak
anak. Berikut ini beberapa manfaat desain interior untuk AUD:
1. Membuat pekerjaan guru menjadi mudah.
2. Hari-hari anak akan menjadi menyenangkan.
3. Anak dapat menyelesaikan tugas secara lebih produktif dan
tertantang.
4. Anak-anak akan terus berkeliling dari satu kegiatan ke kegiatan
lainnya tanpa merasa bosan.
5. Atmosfer kegiatan pembelajaran lebih dapat terantisipasi,
cemerlang, inspiratif, menajubkan, menantang dan mempesona.
6. Dapat merangsang anak untuk belajar, memberikan rasa aman dan
nyaman.
D. Prinsip lingkungan belajar indoor
Prinsip-prinsip lingkungan belajar di dalam ruangan:
1) Kesesuaian dengan usia dan tingkat perkembangan anak.
3
Farida, Yusuf. Pedoman Pengelolaan Kelas Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana .
2018).hal 27.

6
Alat main yang ditata dan akan dimainkan anak seharusnya
sesuai dengan kemampuannya, tidak terlalu sulit yang
menyebabkan anak frustrasi dan tidak terlalu mudah yang
menyebabkan anak bosan karena tidak tertantang.
2) Keselamatan dan kenyamanan.
Keselamatan maksudnya tidak membahayakan anak/beresiko dan
tidak menimbulkan rasa takut atau khawatir. Misalnya:
 Alat yang membutuhkan perhatian khusus/membutuhkan
pendampingan guru harus ditata di tempat yang tidak
terjangkau anak
 Stop kontak diberi penutup atau diletakkan jauh dari jangkauan
anak
 Antar ruang kegiatan diberi sekat setinggi anak saat berdiri,
misalnya loker. Dengan demikian guru dapat melakukan
pengawasan secara menyeluruh
 Bebas dari asap rokok, bahan pestisida, dan toxin
 Bebas dari bahan yang mudah terbakar atau rapuh Kenyamanan
maksudnya menimbulkan suasana tenang dan menyenangkan
sehingga anak tidak harus berebut dengan teman atau
berbenturan, misalnya: sentra seni dan sentra main bahan alam
posisinya saling berdekatansentra balok dan sentra main peran
posisinya saling berdekatanbuku ditempatkan di setiap sentra
atau di tempat tertentu yang mudah dijangkau oleh anak
Sentra musik dan gerak lagu diletakkan di area tempat semua
anak berkumpul.
3) Menarik dan dapat diperkirakan.
Menarik dan dapat diperkirakan maksudnya bahwa alat main
seharusnya ditata di tempat/rak sedemikian rupa sehingga dapat
menumbuhkan gagasan anak untuk memainkannya dan mendorong
anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen.

4) Kesesuaian dengan kegiatan pembelajaran;

7
Penataan sarana bermain dalam ruang (indoor) harus disesuaikan
untuk berbagai kebutuhan kegiatan pembelajaran, seperti: penataan
sarana untuk pembelajaran sains, seni kreativitas, matematika,
motorik, moral agama dan bahasa.
5) Fleksibilitas;
Fleksibilitas maksudnya fleksibel untuk ditukar, dipindah, dimodifi
kasi atau diganti pada setiap periode tertentu, agar dapat
disesuaikan dengan tema pembelajaran dan menghindari
kebosanan.
6) Perbandingan dengan jumlah anak.
Alat main disediakan dalam jumlah yang memadai agar anak bisa
terhindar dari berebut mainan dan bisa digunakan untuk kegiatan
bermain bersama.
7) Keterjangkauan;
Alat main ditata pada tempat yang mudah dijangkau anak untuk
mendukung pengembangan kemandirian dan rasa tanggungjawab
pada anak.
8) Labeling.
Semua alat main diberi nama sesuai dengan jenis alat main.
9) Kebersihan.
Alat main yang ditata untuk dimainkan anak harus diperhatikan
kondisi kebersihannya secara umum, misalnya dari bau, debu,
jamur, kelembaban, dan lain-lain.
E. Persyaratan Ruang Belajar Indoor Untuk AUD
Beberapa persyaratan ruang bermain, yaitu:
a) Ukuran dan luas ruang bermain
Ukuran dan luas ruang bermain di dalam minimal 3 m2 per
peserta didik agar dapat memfasilitasi kegiatan bermain anak
secara optimal dan anak dapat bergerak secara bebas atau leluasa.
 Contoh Luas ruangan PAUD 50 m2, idealnya dapat
digunakan untuk APE dan perlengkapan bermain dengan
maksimal 15 anak.

8
 Apabila lembaga PAUD memiliki jumlah anak yang
banyak tetapi luas ruang bermain terbatas, maka kegiatan
bermain anak bisa dengan memanfaatkan halaman bermain,
taman, atau lapangan yang ada di lingkungan sekitar,
dengan tetap memperhatikan prinsip penataan ruang
bermain.4
b) Arah ruang
Ruangan bermain diharapkan menghadap kearah datangnya cahaya
dan udara segar sehingga ruangan mendapatkan cahaya yang cukup
dan menimbulkan rasa nyaman.
c) Jenis Ruang
Memiliki ruangan yang terdiri dari ruang dalam dan ruang luar
yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas belajar dan
bermain anak. Setiap ruang bermain diharapkan berdekatan dengan
ruang kamar mandi/toilet/jamban yang dapat digunakan untuk
kebersihan diri dan BAK/BAB dengan air bersih yang cukup dan
ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan bermain
anak.
d) Jumlah ruang
Selain ruang bermain, diharapkan memiliki ruang khusus lain
seperti ruang perpustakaan, ruang kesehatan (ruangan khusus untuk
menangani anak yang sedang sakit), dalam rangka mendukung
pertumbuhan dan perkembangan anak, Kebutuhan jumlah ruang
disesuaikan dengan jenis layanan, jumlah anak, kelompok usia
yang dilayani, dan jenis kegiatan bermain yang akan dilaksanakan.
e) Dinding
1) Warna Dinding
Warna dinding ruang bermain sebaiknya berwarna cerah dan
lembut (seperti biru muda, hijau muda, krem, dsb). Warna-
warna tersebut memiliki efek tenang dan dapat mempengaruhi
emosi anak.

4
Rita, Mariyana. Pengelolaan Lingkungan Belajar. (Jakarta: Prenada Media Grup. 2010). Hal. 74.

9
2) Lapisan dinding
Lapisan dinding yang permanen dapat berfungsi meredam
suara dan memberikan sensori akustik yang lebih baik.
Misalnya pemakaian gypsum board, glass wool sebagai lapisan
dinding peredam suara. Sementara dinding tambahan yang
tidak permanen relatif lebih mudah ditata, didesain ulang sesuai
kebutuhan, namun tidak mampu meredam suara dari bagian
ruang lain.
3) Dekorasi dinding dipajang leluasa untuk anak, sejajar dengan
mata anak, namun tidak terlalu penuh dengan tempelan hasil
karya anak. Misalnya white board, soft board, dan lain-lain.
Sebaiknya masih ada ruang kosong untuk keleluasaan
pandangan anak.
4) Instalasi dan panel listrik pada dinding sebaiknya aman dari
jangkauan anak.
5) Sebagian dinding dapat dipasang cermin. Bahan dasar
disarankan terbuat dari tempered glass atau cermin yang
dilapisi kaca film. Cermin ini lebih tahan lama, tidak mudah
pecah, anti gores dan tidak mudah kusam. Cermin digunakan
untuk mengenalkan konsep diri anak. Selain itu cermin dapat
memberikan kesan ruangan lebih luas dan bayangan lebih jelas.
f) Lantai
a. Tekstur lantai tidak licin agar tidak membahayakan anak.
Lantai bisa dari bahan keramik, kayu, dan-lain-lain.
b. Lantai mudah dibersihkan.
c. Lantai tidak mudah lembab.
d. Jenis bahan lantai yang digunakan diharapkan mampu
mengenalkan macam-macam tekstur untuk merangsang
sensori-motorik anak. Misalnya lantai untuk kegiatan main
di sentra bahan alam menggunakan paving block/conblock,
lantai kamar mandi menggunakan tekstur kasar, dan
sebagainya.

10
e. Penggunaan karpet sebagai salah satu alternatif dapat
mengurangi resiko luka akibat jatuhnya anak atau
kerusakan jatuhnya benda, serta mengurangi suara gaduh di
dalam ruang bermain. Pemasangan karpet tidak perlu satu
ruangan penuh, tetapi cukup sebagai tempat anak bermain.
Khusus di sentra/area balok disarankan tidak menggunakan
karpet untuk alas kerja anak karena susunan balok yang
dipasang akan tidak stabil/mudah roboh. jenis karpet
disarankan berbahan lembut, tidak mudah tercerabut atau
rontok, dan harus terjaga kebersihannya.5
f. Jika lantai menggunakan kontur (tinggi-rendah) diharapkan
sesuai dengan kebutuhan dan fungsi ruang, misalnya kontur
antara ruang bermain dengan toilet.
g. Lantai tidak boleh terlewati oleh kabel-kabel listrik agar
tidak membahayakan keselamatan jiwa anak.
g) Atap dan plafon
1. Tinggi plafon minimal 3 meter. Plafon yang rendah akan
memberi kesan pengap dan sempit.
2. Bahan dasar atap kuat, aman dan tidak berbahaya, misalnya
genting dari tanah liat atau sirap. Tidak disarankan
menggunakan atap yang berasal dari asbes. Hal tersebut
dikarenakan atap dengan asbes dapat menimbulkan
resiko kesehatan.
3. Warna plafon cerah, lembut, dan tidak gelap.

h) Pintu ruang bermain

5
Lara,fridani. Inspiring Education PAUD(Pendidikan Anak Usia Dini). (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo. 2009). Hal. 32.

11
a. Ukuran pintu ruang bermain minimal tinggi 2 meter dan
lebar 120 cm. Disarankan pintu dengan sistem dua bukaan
mengarah keluar.
b. Jika lembaga PAUD memiliki luas ruangan yang terbatas,
disarankan menggunakan pintu geser.
c. Handle/pegangan pintu sebaiknya mudah dijangkau anak.
d. Diharapkan Tersedia pintu darurat ruang bermain selain
pintu masuk utama.9. Sirkulasi dan pencahayaan.
e. Terdapat jendela atau ventilasi yang cukup untuk terjadinya
pergantian udara segar. Penggunaan jendela sebagai
sirkulasi udara lebih sehat bagi anak.
f. Terdapat pencahayaan sinar matahari secara langsung untuk
penerangan ruangan.
g. Terlindung dari silau cahaya matahari
i) Bersih dan aman dari polusi udara dan suara
1. Jauh dari sumber polusi yang berasal dari udara, air, dan
suara.
2. Sanitasi dan kebersihan ruang harus terpelihara

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Konsep ruang belajar indoor untuk anak usia dini perlu
memerhatikan beberapa hal diantaranya mulai dari citra ruang yang
menggambarkan suasana ceria dan nyaman. Interior didalam kelas
yang berbentuk dan bergaris, pewarnaan ruangan yang sesuai serta
pengcahayaan dan penghawaan yang baik didalam kelas.
2. Prinsip-prinsip dalam mendesain interior kelas anak usia dini yaitu:
1) Membuat anak merasa nyaman 2) Mendorong anak untuk dapat
bereksplorasi 3) Sesuai dengan perkembangan anak 4)
Memperhatikan karakteristik anak 5) Mengembangkan
kemandirian anak.
3. Desain ruang kelas indoor memiliki banyak manfaat untuk anak
usia dini diantaranya hari-hari anak menjadi menyenangkan
dengan suasana kelas yang nyaman dan penataan yang rapi, anak
dapat menyelesaikan tugasnya secara lebih produktif dan tertantang
dan dapat merangsang anak untuk belajar dan memberikan rasa
aman dan nyaman.
4. Prinsip-prinsip lingkungan belajar indoor aud: kesesuaian dengan
usia tingkat perkembangan anak, keselamatan dan kenyamanan,
menarik dan dapat diperkirakan, kesesuaian dengan kegiatan
pembelajaran dan perbandingan jumlah anak.
5. Persyaratan ruangan bermain indoor AUD: a) Ukuran dan luas
ruangan bermain b) arah ruang c) Jenis ruangan d) Jumlah Ruang
e) Warna dinding f) lantai g) Atap dan plafon.

13
B. Saran
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak
sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.  Dengan sebuah pedoman
yang bisa dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab itu penulis harapkan kritik
serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Fridani, Lara. 2009. Inspiring Education PAUD(Pendidikan Anak Usia Dini).


Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Harjali. 2019. Penataan Lingkungan Belajar Strategi Untuk Guru Dan Sekolah,
Jawa Timur: CV. Seribu Bintang.
Hasan, Muhammad. Ade, Ismail Fahmi. 2021. Pengelolaan Lingkungan Belajar.
Medan: Yayasan Kita Menulis.

Mariyana, Rita. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Prenada Media


Grup.

Yusuf, Farida. 2018. Pedoman Pengelolaan Kelas Pendidikan Anak Usia Dini,
Jakarta: Kencana.

15

Anda mungkin juga menyukai