Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI KURIKULUM NASIONAL DAN INTERNASIONAL

A. Pengertian Evaluasi Kurikulum


Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap
perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi.
Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut
dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.
Sebelum suatu kurikulum diberlakukan secara nasional, diperlukan adanya fase
pengembangan dimana kurikulum yang baru tersebut dirancang dengan cermat dan
diujicobakan dalam lingkup terbatas, sebelum akhirnya diputuskan untuk disebar luaskan
ke semua lembaga pendidikan. Berbagai upaya perlu dilakukan selama fase
pengembangan, termasuk ke dalamnya evaluasi dan perbaikan. Melalui fase
pengembangan, kurikulum yang baru tersebut akan disesuaikan terlebih dahulu
berdasarkan hasil evaluasi, sebelum diberlakukan dalam sistem yang ada.
Pemahaman mengenai pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai
dengan pengertian kurikulum yang bervariasi menurut para pakar kurikulum. Oleh
karena itu dapat kita jabarkan definisi dari evaluasi dan definisi dari kurikulum secara
per kata sehingga lebih mudah untuk memahami evaluasi kurikulum.
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam
bahasa Arab; al-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti; penilaian. Akar katanya adalah
value; dalam bahasa Arab; al-qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai.
Beberapa pengertian tentang evaluasi sering dikemukakan oleh beberapa ahli
seperti:
- Lessinger (Gibson, 1981: 374), mendefinisikan evaluasi adalah proses penilaian
dengan jalan membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan
kemajuan/prestasi nyata yang dicapai.
- Wysong (1974), mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses untuk
menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang berguna untuk
mempertimbangkan suatu keputusan.
- Uman, (2007: 91), mengemukakan bahwa proses evaluasi adalah untuk mencoba
menyesuaikan data objektif dari awal hingga akhir pelaksanaan program sebagai dasar
penilaian terhadap tujuan program.
- Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977): evaluation refer to the act or process to
determining the value of something. Menurut definisi ini, istilah evaluasi itu
menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses
untuk menetukan nilai dari sesuatu.
- Rutman and Mowbray (1983) mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode
ilmiah untuk menilai implementasi  dan outcomes suatu program yang berguna untuk
proses membuat keputusan.
- Purwanto dan Atwi Suparman (1999) mendefinisikan evaluasi adalah proses
penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk
membuat keputusan tentang  suatu program.
Sedangkan pengertian kurikulum adalah:
- Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
- Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta
metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran
(Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan).
- Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan
keluaran (out-comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut
disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman
dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam
kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan
(objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai
Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat,
kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi
kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang
valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan
atau telah dijalankan.
Evaluasi kurikulum sulit dirumuskan secara tegas, hal tersebut disebabkan
beberapa faktor :
a. Evaluasi kurikulum berkenaan dengan fenomena-fenomena yang terus berubah
b. Objek evaluasi kurikulum adalah sesuatu yang berubah-ubah sesuai dengan konsep
kurikulum yang digunakan
c. Evaluasi kurikulum merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia yang
sifatnya juga berubah.
Evaluasi dan kurikulum merupakan dua disiplin yang berdiri sendiri. Ada pihak
yang berpendapat antara keduannya tidak ada hubungan, tetapi ada pihak lainyang
menyatakan keduannya mempunyai hubungan yang sangat erat. Pihak yang memandang
ada hubungan, hubungan tersebut merupakan hubungan sebab akibat. Perubahan dalam
kurikulum berpengaruh pada evaluasi kurikulum, sebaliknya perubahan evaluasi akan
memberi warna pada pelaksanaan kurikulum.
Evaluasi pelaksanaan kurikulum bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
penerapan kurikulum berstandar nasional dipakai sebagai pedoman pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum di daerah/sekolah, sehingga pelaksanaan kurikulum dapat
dimengerti, dipahami, diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dianalisa oleh peserta
didik. Evaluasi dilakukan pada setiap tahapan pelaksanaan pengembangan kurikulum
sebagai upaya untuk mengkaji ulang pelaksanaan kurikulum pada setiap jenjang
pendidikan.
Sebelum suatu kurikulum diberlakukan secara nasional, maka kurikulum
tersebut perlu dirancang dengan cermat dan diujicobakan dalam lingkup terbatas,
sehingga akhirnya diputuskan untuk disebar luaskan ke semua lembaga pendidikan.
Berbagai upaya perlu dilakukan termasuk ke dalamnya evaluasi dan perbaikan. Melalui
proses tersebut, kurikulum akan disesuaikan terlebih dahulu berdasarkan hasil evaluasi,
sebelum diberlakukan dalam sistem yang ada.
Hasil evaluasi pelaksanaan kurikulum dapat digunakan oleh pengambil
keputusan untuk menentukan kebijakan pendidikan pada tingkat pusat,daerah dan
sekolah untuk memperbaiki kekurangan yang ada dan meningkatkan hasil yang lebih
optimal. Hasil tersebut dapat juga digunakan oleh Kepala Sekolah, Guru, dan
pelaksanaan pendidikan di daerah dalam memahami dan membantu meningkatkan
kemampuan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode, dan perangkat.

B. Tujuan Evaluasi Kurikulum


Diadakannya evaluasi di dalam proses pengembangan kurikulum bertujuan
untuk keperluan :
a. Perbaikan Program
Dalam konteks tujuan ini, peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif,
karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di
dalam program kurikulum yang sedang dikembangkan. Disini evaluasi lebih
merupakan kebutuhan yang datang dari dalam sistem itu sendiri karena evaluasi
itu dipandang sebagai faktor yang memungkinkan dicapainya hasil
pengembangan yang optimal dari sistem yang bersangkutan.
b. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
Selama dan terutama pada akhir fase pengembangan kurikulum, perlu
adanya semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum kepada
berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang dimaksud mencakup baik
pihak yang mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum tersebut maupun pihak
yang akan menjadi konsumen dari kurikulum yang telah dikembangkan. Dengan
kata lain, pihak-pihak tersebut mencakup pemerintah, masyarakat, orang tua,
petugas-petugas pendidikan, dan pihak-pihak lainnya yang ikut mensponsori
kegiatan pengembangan kurikulum yang bersangkutan. Dalam mempertanggung
jawabkan hasil yang telah dicapainya, pihak pengembang kurikulum perlu
mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang sedang
dikembangkan serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk mengatasi
kelemahan- kelemahan, jika ada, yang masih terdapat. Untuk menghasilkan
informasi mengenai kekuatan dan kelemahan tersebut di atas itulah diperlukan
kegiatan evaluasi.
c. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas
dua kemungkinan pertanyaan : Pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau
tidak akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada ? Kedua, dalam kondisi yang
bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan
disebar luaskan ke dalam sistem yang ada ? Ditinjau dari proses pengembangan
kurikulum yang sudah berjalan, pertanyaan pertama dipandang tidak tepat untuk
diajukan pada akhir fase pengembangan. Pertanyaan tersebut hanya mempunyai
dua kemungkinan jawaban – ya atau tidak. Secara teoritis dapat saja terjadi bahwa
jawaban yang diberikan itu adalah tidak. Bila hal ini terjadi, kita akan dihadapkan
pada situasi yang tidak menguntungkan , biaya, tenaga dan waktu yang telah
dikerahkan selama ini ternyata terbuang dengan percuma; peserta didik yang telah
menggunakan kurikulum baru tersebut selama fase pengembangan telah terlanjur
dirugikan; sekolah-sekolah dimana proses pengembangan itu berlangsung harus
kembali menyesuaikan diri lagi kepada cara lama; dan lambat laun akan timbul
sikap skeptis di kalangan orang tua dan masyarakat terhadap pembaharuan
pendidikan dalam bentuk apapun. Pertanyaan kedua dipandang lebih tepat untuk
diajukan pada akhir fase pengembangan kurikulum. Pertanyaan tersebut
mengimplikasikan sekurang- kurangnya tiga anak pertanyaan : 1) aspek-aspek
mana dari kurikulum tersebut yang masih perlu diperbaiki ataupun disesuaikan,
2)strategi penyebaran yang bagaimana yang sebaiknya ditempuh, dan 3)
persyaratan-persyaratan apa yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu di dalam
sistem yang ada. Pertanyaan-pertanyaan ini dirasakan lebih bersifat konstruktif dan
lebih dapat diterima ditinjau dari segi sosial, ekonomi, moral maupun teknis.
Untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menjawab
pertanyaan yang kedua itulah diperlukan kegiatan evaluasi

C. Beberapa Konsep/Model Evaluasi


a. Measurement
Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk
mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi
digunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan
perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program/metode pendidikan. Obyek
evaluasi dititik beratkan pada hasil belajar terutama dalam aspek kognitif dan
khususnya yang dapat diukur dengan alat evaluasi yang obyektif dan dapat
dibakukan. Jenis data yang dikumpulkan dalam evaluasi adalah data obyektif
khususnya skor hasil tes.
Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara
berikut:
1) Menempatkan `kedudukan` setiap siswa dalam kelompoknya melalui
pengembangan norma kelompok dalam evaluasi hasil belajar.
2) Membandingkan hasil belajar antara dua atau lebih kelompok yang
menggunakan program/metode pengajaran yang berbeda- beda, melalui analisis
secara kuantitatif.
3) Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam bentuk
obyektif, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang
reliabel dan valid.

b. Congruence
Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian atau
congruence antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk
melihat sejauh mana perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Hasil evaluasi
diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan dan
pemberian informasi kepada pihak-pihak di luar pendidikan. Obyek evaluasi dititik
beratkan pada hasil belajar dalam bentuk kognitif, psikomotorik maupun nilai dan
sikap. Jenis data yang dikumpulkan adalah data obyektif khususnya skor hasil
tes.Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara berikut:
 Menggunakan prosedur pre-and post-assessment dengan menempuh langkah-
langkah pokok sebagai berikut: penegasan tujuan, pengembangan alat evaluasi,
dan penggunaan hasil evaluasi.
 Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian.

 Teknik evaluasi mencakup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya yang cocok
untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan.
 Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau lebih
program.
c. Illumination
Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai : pelaksanaan
program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program
serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi lebih
didasarkan pada judgment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk
penyempurnaan program. Obyek evaluasi mencakup latar belakang dan
perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar dan kesulitan-kesulitan
yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya data subyektif
(judgment data). Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara-
cara berikut:
1. Menggunakan prosedur yang disebut Progressive focussing dengan langkah-
langkah pokok: orientasi, pengamatan yang lebih terarah, analisis sebab-
akibat.
2. Bersifat kualitatif-terbuka, dan flesksibel-eklektif.
3. Teknik evaluasi mencakup observasi, wawancara, angket, analisis dokumen
dan bila perlu mencakup pula tes.
d. Educational System Evaluation
Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance setiap
dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan
judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan
penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Obyek evaluasi mencakup input
(bahan, rencana, peralatan), proses dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih
luas. Jenis data yang dikumpulkan meliputi baik data obyektif maupun data
subyektif (judgment data). Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh
pendekatan/cara-cara berikut:
 Membandingkan performance setiap dimensi program dengan kriteria internal.
 Membandingkan performance program dengan menggunakan kriteria eksternal
yaitu performance program yang lain.
 Teknik evaluasi mencakup tes, observasi, wawancara, angket dan analisis
dokumen.
Dengan mempelajari secara cermat tentang berbagai konsep/model evaluasi
kurikulum, akhirnya dapat dipahami pula bahwa masing- masing konsep/model tersebut
memiliki keunggulan dan kelemahan. Dalam mengevaluasi kurikulum tentunya
diperlukan kecermatan untuk memilih model mana yang dianggap tepat. Ketepatan
suatu model tak dapat dilepaskan dari tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan evaluasi
yang kita adakan. Setiap model, termasuk model yang keempat (educational system
evaluation) memiliki kekuatan dan kelemahan ditinjau dari berbagai segi. Untuk
memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang kurikulum yang sedang
dikembangkan, model educational system evaluation, tampaknya merupakan model
yang paling tepat. Kelemahan masing-masing model yang lain dapat di- tanggulangi
oleh model yang keempat ini. Terlepas dari kenyataan tersebut, untuk mencapai tujuan
evaluasi yang bersifat khusus, ketiga model yang lain pun masih dapat memberikan
sumbangan:
1. Untuk keperluan seleksi dan klasifikasi siswa serta membandingkan efektivitas
kurikulum yang baru dengan kurikulum yang ada, model measurement tepat untuk
digunakan.
2. Untuk mengkaji efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan dan untuk
menetapkan tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan pembelajaran, model
congruence tergolong ampuh untuk digunakan.
3. Untuk memperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang proses pelaksanaan
kurikulum beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, model illumination akan
sangat membantu.

Daftar Pustaka

Adnan, M. (2017). Evaluasi kurikulum sebagai kerangka acuan pengembangan pendidikan


islam. Al-Idaroh: Jurnal Studi Manajemen Pendidikan Islam, 1(2), 108-129.

Disti, A. P. K. (2021). Implementasi Kurikulum 2013 Revisi Ditinjau Dari Standar Penilaian


Dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI di MA Insan Qur’ani Susukan (Doctoral
dissertation, Tadris IPA Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon).

Elis Ratna Wulan, E., & Rusdiana, A. (2015). Evaluasi pembelajaran.

Hasan, Said Hamid. (2009). Evaluasi Kurikulum. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Masitoh, & R. Ibrahim (2016) Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Purwanto, Suparman Atwi (1999), Evaluasi Program Diklat, Jakarta: STIA LAN, Press.

Zulharman (2007) Evaluasi kurikulum : Pengertian, kepentingan dan masalah yang dihadapi.
(Online) https://zulharman79.wordpress.com/2007/08/04/evaluasi-kurikulum-
pengertian-kepentingan-dan-masalah-yang-dihadapi/. Diakses tanggal 11 November
2021

Anda mungkin juga menyukai