Anda di halaman 1dari 15

Anak Yang Mengalami Low Incidence

Disabilities Atau Severe Disabilities

Azizah
Loviandi
Liedya
Lani
Wynnie
Kevin
yumelia
PENGERTIAN ANAK TUNA GANDA DAN MAJEMUK

• Menurut Mangunsong (2011) Orang yang mengalami severe


disabilities dalam semua area biasanya memiliki lebih dari
satu ketidakmampuan. Kombinasi dari ketidakmampuan
ringan dapat memunculkan masalah pendidikan yang cukup
berat (severe)

• Menurut IDEA (dalam Heward, 2013) mendefinisikan cacat


ganda (multiple disabilities) sebagai gangguan bersamaan
(seperti kecacatan intelektual-kebutaan, kecacatan
intelektual-gangguan ortopedi), kombinasi yang menyebabkan
kebutuhan pendidikan yang sedemikian parah sehingga
mereka tidak dapat ditampung secara khusus program
pendidikan semata-mata untuk salah satu gangguan.
lanjutan
Jadi dapat disimpulkan bahwa anak tuna ganda dan
majemuk adalah individu yang memiliki kombinasi
kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang
menyebabkan adanya permasalahan dalam
pendidikan, kehidupan sehari-hari maupun social
dimasyarakat sehingga dia tidak hanya dapat
diberikan suatu program pendidikan khusus untuk
satu kelainan saja, melainkan harus didekati dengan
berbagai variasi program pendidikan sesuai dengan
kelainan yang dimiliki.
Menurut Mangunsong (2011) Yang termasuk anak cacat ganda antara lain:

• Tuna netra-tuna rungu


• Tuna netra-tuna daksa
• Tuna netra-tuna grahita mampu latih
• Tuna netra-tuna grahita mampu didik
• Tuna rungu-tuna daksa
• Tuna rungu-tuna grahita mampu latih
• Tuna rungu-tuna grahita mampu didik
• Tuna daksa-tuna grahita mampu latih
• Dan lain-lain
• Sedangkan yang termasuk anak cacat majemuk antara lain:
• Tuna netra – tuna rungu – tuna daksa
• Tuna netra – tuna rungu – tuna grahita mampu latih
• Tuna netra – tuna rungu – tuna grahita mampu didik
• Dan lain-lain
KLASIFIKASI TUNAGANDA

Menurut Hallahan dkk (dalam Mangunsong, 2011) ada beberapa


keterbatasan yang digolongkan severe disability, diantaranya:
traumatic brain injury dan deaf- blindness.
• Traumatic Brain Injury (TBI)
Menurut Mangunsong (2011) TBI adalah kerusakan otak yang
disebabkan oleh trauma kejadian tertentu, setelah seseorang
mengalami perkembangan otak yang normal.

Menurut Hallahan dkk (dalam Mangunsong, 2011) mendefinisikan


TBI dalam empat kategori, yaitu:
• Adanya kerusakan pada otak yang disebabkan oleh tekanan/benturan
dari luar.
• Kerusakan tidak disebabkan oleh degenerative atau congenital.
• Berkurangnya atau berubahnya keadaan kesadaran.
• Adanya kegagalan dari fungsi neurological dan neurobehavior yang
disebabkan oleh kecelakaan tersebut.
LANJUTAN
• Deaf – Blindness (Buta-Tuli)
• Menurut IDEA (dalam Mangunsong, 2011) buta
tuli berarti kegagalan kemampuan mendengarkan
dan melihat yang menyebabkan timbulnya
masalah yang parah dalam hal komunikasi,
perkembangan, dan kebutuhan belajar yang tidak
dapat diakomodasi semata-mata oleh pendidikan
khusus bagi anak-anak buta atau tuli saja.
Karakteristik anak buta tuli memiliki masalah
dalam tiga hal yaitu: mengakses informasi,
komunikasi, dan navigasi lingkungan.
PENYEBAB
•   terjadinya hambatan pada anak tuna
Menurut Mangunsong (2011) Sebab-sebab
ganda dan majemuk ada banyak dan biasanya cukup komplekMenurut Mangunsong
(2011) berdasarkan faktor etiologi ini akan dipandang menjadi empat segi, yaitu :
1. Luka otak ( “Brain Injuries”), sebab- sebab luka otak
• Luka waktu lahir (kelahiran sukar).
• Hydrocephalus.
• Cerebal anoxia.
• Penyakit infeksi , misalnya: TBC, cacar, meningitis, dan encephalitis.
2. Gangguan fisiologis, seperti :
• Rubelle- german measles.
• Faktor Rh.
• Monogolism.
• Cretinism.
3. Faktor keturunan, seperti :
• Kerusakan pada benih plasma;
• Hasil perkawinan dari ayah ibu yang intelegensi rendah dapat diturunkan pada anak
(feebleminded).
4. Faktor kebudayaan dan lingkungan
LANJUTAN
• Dibawah usia 5 tahun, penyebab TBI lebih banyak
dan disebabkan karena jatuh dan juga kecelakaan
atau dikarenakan juga vehicular accidents dan child
abuse
• munculnya TBI pada usia remaja. Closed head
injures juga dapat disebabkan oleh kejadian seperti
jatuh atau tindakan abusive (kekerasan) oleh orang
dewasa yang meyebabkan luka.
DAMPAK PERKEMBANGAN

Kemungkinan dampak yang disebabkan oleh TBI adalah :

• Masalah dalam hal mengingat sesuatu.


• Masalah dalam mempelajari informasi yang baru.
• Masalah dalam berbicara dan kemampuan bahasa.
• Kesulitan dalam membuat urutan- urutan (sequence).
• Kesulitan dalam memproses informasi (making sense of things).
• Sangat tidak seimbang dalam performa atau kemampuan (bisa melakukan satu pekerjaan atau
hal tapi tidak mampu melakukan hal yang lain).
• Sangat ekstrim dalam hal ketidakstabilan dalam perkembangan (kadang dapat melakukan
dengan cepat, kadang tidak).
• Menampilakn perilaku yang tidak sesuai.
• Gagal dalam memahami humor atau situasi social.
• Mudah merasa lelah, frustasi atau marah.
• Memiliki kecemasan dan ketakutan yang tidak beralasan.
• Mudah tersinggung.
• Memiliki perubahan mood yang ekstrim dan tiba- tiba.
• Depresi.
• Agresi.
• Preservation (terdapat sebuah pikiran atau tingkah laku yang diulang – ulang dan persisten)
SIMTEM PENDIDDIKAN
Menurut Mangunsong (2011) Pendiddikan bagi Tunaganda mencakup antara lain:
• Pelayanan pendidikan
Menurut DNIKS, BP3K & Depdikdup (dalam Mangunsong, 2011) Tujuan dari pelayanan
pendidikan bagi anak tunaganda adalah agar meraka dapat memperoleh kesempatan
dalam mengikuti pendidikan yang dapat memungkinkan mereka berkembang secara
optimal sesuai dengan keutuhan dan potensi yang dimiliki sehingga dapat
berpartisipasi dalam kehidupan dimasyarakat.
• Pelayanan Psikologik
Menurut Mangunsong (2011) Kelainan yang dialami oleh anak tunaganda seperti
kerusakan otak , gangguan motorik atau indranya , pengalaman yang kurang/tidak
menyenangkan pada tahun-tahun pertama kehidupannya dapat menimbulkan
berbagai hal, kurang percaya diri , dan sebagainya. Titik tolak pelayanan psikologik
adalah diciptaknnya sutu suasana pelayanan dimana anak dapat mengenal dan akrab
dengan lingkungannya serta merasa dirinya diterima dan dihargai.
Menurut Mangunsong (2011) Beberapa kegiatan yang dapat di lakukan dalam
pelayanan psikologik antara lain.
A. Membantu usaha pengenalan kemampuan-kemampuan yang dimiliki penyandang
tunaganda di nbalik ketunaannya ( misalkan taraf kecerdasan ,minat,bakat serta
kemampuan lainnya).
B. Membantu usaha pengembangan kemampuan yang dimiliki penayandang tuna ganda.
LANJUTAN…
• Pelayanan Sosial
Pelayanan sosial bagi penyandang tunaganda bertujuan agar mereka
dapat melaksanakan fungsisosial dalam kehidupan masyarakat
secaralayak. Masalah sosial yang dialami penyandang tunaganda
antara lain: memiliki hambatan fisik, mobilitas dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari, hambatan mental (rasa rendah diri, isolatif,
kurang percaya diri), hambatan dalam keterampilan kerja, dan lain-
lain (Mangunsong, 2011).
INTERVENSI

Menurut Desiningrum (2016) Intervensi dini dapat dilakukan dengan dua


cara, yaitu ketika bayi lahir cacat, atau ketika sudah berumur 1 sampai 2
tahun dan diketahui mengalami masalah pertumbuhan. The Division for
Early Childhood (DEC) telah menetapkan beberapa kriteria yang bisa
digunakan untuk membuat program belajar khusus sebagi intervensi dini
untuk ABK adalah:
• Riset atau value based practices.
Program intervensi dini sebaiknya didasarkan pada teknik-teknik yang telah
terbukti efektif.
• family centered practices
Orang tua, saudara kandung, serta keluarga besar merupakan bagian yang
penting dan terpadu dalam proses pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus
• Perspektif multi kultur .
Merupakan suatu hal yang penting pada intervensi awal, pendidik atau
pakar ahli mengambil perspektif yang multi kultur karena orangtua masih
seringkali mangalami stres karena belum bisa menerima kondisi anak yang
didiagnosis memiliki ketidakmampuan tertentu
LANJUTAN …
• Kolaborasi cross-disciplinary
Kebutuhan anak tunaganda sangatlah banyak dalam berbagai area. Oleh karna itu
perlu melibatkan profesional dari berbagai bidang yang dapat berkerja sama secara
kolaboratif dan tidak bekerja sendiri-sendiri dalam mengembangkan anak
tunaganda.

• Developmentally and chronologically age appropriate practices


Istilah developmentally approriate practices (DAP) digunakan pertama kali oleh
national association for the education of young children, DAP mengacu pada proses
penggunaan metode pendidikan yang disesuaikan pada tingkat perkembangan
pada anak dan kebutuhan individu dari anak namun beberapa ahli berpendapat
bahwa menggunakan metode pendidikan juga sebaiknya disesuaikan dengan usia
kronologis yang tepat.

• Prinsip normalisasi
Adalah prinsip dimana semua ABK harus memiliki pendidikan dan lingkungan yang
sebisa mungkin tidak berbeda dengan orang yang normal. Inklusi adalah nilai
penting untuk mendukung hak semua anak-anak baik yang berkebutuhan khusus
maupun yang normal untuk berpartisipasi aktif dalam komunitasnya secara natural.
IDENTIFIKASI TUNAGANDA
Menurut Desiningrum (2016) Adapun usaha mengenali kemampuan
anak tunaganda perlu dilakukan agar rehabilitasi pendidikan bagi anak
ini bisa dilaksanakan. Program pelayanan yang bisa dilaksanakan dalam
hubungan dengan kegiatan ini, adalah:
• Mengadakan anamnesa dengan orangtua/wali yang banyak mengetahui
keadaan perkembangan anak sejak masih di kandungan, lahir hingga
saat ini.
A. Melakukan pemeriksaan psikologis terhadap anak dengan cara:
B. Mengukur pengetahuan anak dengan tes-tes psikologis yang baku.
Misalnya: tes inteligensi dari Weschler dan Stanford binet.
C. Menggunakan tes yang sifatnya informal / tidak baku, yaitu melalui
berbagai macam permainan, serta mengadakan komunikasi dengan
anak.
D. Mengadakan observasi yang cermat, dimana hal-hal yang perlu
diobservasi antara lain: penampilan fisik, tingkah laku anak, serta cara
bicara.

Anda mungkin juga menyukai