Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGEMBANGAN KARIR ANAK USIA DINI

“KEMATANGAN EMOSI DAN PENGEMBANGAN KARIR”

Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Pengembangan Karir Anak Usia Dini

Dosen Pengampu :

Dr. Dadan Suryana

Oleh Kelompok 4 :

1. Gina Permata Sari (18022114)


2. Ratih Elia Nova (17022072)
3. Silfany Zalliza (18022049)
4. Sri Cahaya Sihombing (18022051)
5. Vidinda Silvaretha (18022084)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat petunjuk dan bimbingan-Nya penulis
berhasil menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis mengalami
kesulitan karena kurangnya ilmu pengetahuan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan meskipun banyak kekurangan.

Penulis menyadari sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum seberapa dan
masih banyak belajar dalam penyusunan makalah. Karena itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai bahan pembelajaran di masa yang
akan datang.

Padang, 24 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................1


....

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................3

2.1 Pembinaan Untuk Meningkatkan Kualifikasi Pendidikan .............................................3

3.1 Pembinaan Kemampuan Professional ............................................................................5

BAB III PENUTUP ............................................................................................................9

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................9

3.2 Saran ................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, guru merupakan unsur utama pada keseluruhan proses
pendidikan, terutama di tingkat institusional dan instruksional. Posisi guru dalam pelaksanaan
pendidikan berada pada garis terdepan. Keberadaan guru dan kesiapannya menjalankan tugas
sebagai pendidik sangat menentukan bagi terselenggaranya suatu proses pendidikan. Menurut
Muhammad Surya, tanpa guru pendidikan hanya akan menjadi slogan yang tiada arti.
Baginya, guru dianggap sebagai titik sentral dan awal dari semua pembangunan pendidikan.

Guru merupakan pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi peserta didik dan
lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Guru merupakan pemeran utama
kegiatan pembelajaran yang berinteraksi langsung dengan peserta didik dalam kegiatan proses
belajar mengajar. Guru pelaksana terdepan pendidikan di sekolah. Berhasil tidaknya upaya
peningkatan kualitas peningkatan pendidikan banyak ditentukan oleh kemampuan yang ada pada
guru dalam mengemban tugas pokok sebagai pengelola kegiatan pembelajaran di kelas.
Mengingat begitu penting peranan guru maka sudah sepatutnya guru benar-benar memiliki
kompetensi yang sesuai dengan dengan tuntutan profesi.

Proses dan tujuan  pendidikan di manapun dilaksanakan tidak akan pernah mencapai hasil
secara optimal tanpa adanya pendidik yang profesional. Pendidik yang baik, dalam hal ini adalah
guru dengan kepemilikan profesionalisme yang memadai, merupakan persyaratan mutlak bagi
terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Dunia pendidikan merupakan sarana yang
diharapkan mampu membangun generasi muda yang diidamkan. Guru profesional akan dapat
mengarahkan sasaran pendidikan membangun generasi muda menjadi suatu generasi penuh
harapan. Karena kepemilikan profesionalisme guru harus senantiasa dibina dan dikembangkan
dengan harapan kualitas atau mutu pendidikan bisa meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah makalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pembinaan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan ?


1
2. Bagaimana pembinaan kemampuan professional ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.

1. Menjelaskan pembinaan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan.


2. Menjelaskan pembinaan kemampuan professional.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Pembinaan Untuk Meningkatkan Kualifikasi Pendidikan.


1. Pengertian Kualifikasi Pendidikan
Secara etimologis kata kualifikasi diadopsi dari bahasa Inggris
qualificationyang berarti training, test, diploma, etc. that qualifies a person).
Kualifikasi berarti latihan, tes, ijazah dan lain-lain yang menjadikan seseorang
memenuhi syarat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualifikasi adalah
“pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian yang diperlukan untuk
melakukan sesuatu atau menduduki jabatan tertentu” (Depdikbud, 1996: 533).
Menurut Ningrum (http://file.upi.edu.22/09/2010) kualifikasi berarti
persyaratan yang harus dipenuhi terkait dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan. Kualifikasi dapat menunjukkan kredibilitas seseorang
dalam melaksanakan pekerjaannya. Guru yang berkualifikasi adalah guru yang
memenuhi standar pendidik, menguasai materi/isi pelajaran sesuai dengan standar isi,
dan menghayati dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses
pembelajaran. Kualifikasi sebagai kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya.
2. Kualifikasi Akademik Guru
Guru sebagai tenaga pendidik yang berhubugan langsung dengan peserta didik
harus memiliki keahlian khusus di bidang akademik. Dengan kualitifikasi akademik
yang dimilikinya guru diharapkan dapat menjalankan tugas secara profesional untuk
mencerdaskan peserta didik. Menurut Mujtahid (dalam Rusdin, 2017: 201) kualifikasi
guru dipandang sebagai pekerjaan yang membutuhkan kemampuan yang mempuni
dan dapat dilihat dari derajat lulusannya. Lebih lanjut Mujtahid menyatakan bahwa
untuk mengukur kualifikasi guru dapat dilihat dari 3 hal yaitu :
1) Kemampuan dasar sebagai pendidik
2) Kemampuan umum sebagai pengajar
3) Kemampuan khusus sebagai pelatih
3. Peningkatan Kualifikasi Pendidikan
Sehubungan dengan peningkatan kualifikasi pendidikan maka dapat
dilakukan melalui berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi guru. (Wursanto dalam Rusdin, 2017: 204-205), yaitu:
3
a. In house training (IHT)
Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara
internal di KKG/MGMP, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan
berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan
kompetensi dan karir guru tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat
dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi kepada guru lain yang belum
memiliki kompetensi. Dengan strategi ini diharapkan dapat lebih menghemat
waktu dan biaya.
b. Program magang
Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di institusi/industri
yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi professional guru. Program
magang ini terutama diperuntukkan bagi guru kejuruan. misalnya. khususnya bagi
guru-guru sekolah kejuruan memerlukan pengalaman nyata.
c. Belajar jarak jauh
Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa
menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu,
melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya. Pembinaan
melalui belajar jarak jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua
guru terutama di daerah terpencil dapat mengikuti pelatihan di tempat -tempat
pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota kabupaten atau di propinsi
d. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus.
Pelatihan jenis ini dilaksanakan di P4TK dan atau LPMP dan lembaga
lain yang diberi wewenang, di mana program pelatihan disusun secara berjenjang
mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi. Jenjang pelatihan disusun
berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi. Pelatihan khusus
(spesialisasi) disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan adanya
perkembangan baru dalam keilmuan tertentu
e. Diklat Teknis Berbasis Kompetensi
Pendidikan dan pelatihan teknis berbasis sekolah merupakan suatu usaha
untuk meningkatkan kecakapan, dan keterampilan guru agar lebih mengerti dan
memahami terhadap penggunaan sarana dan prasarana yang diguna-kan untuk
4
kegiatan ilmiah seperti teknik penulisan karya ilmiah, teknik transformasi
informasi dengan menggunakan teknologi, dan teknik konseling, serta kegiatan
lainnya yang terintegrasi berbasis kompetensi.
f. Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya
Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya dimaksudkan
untuk melatih meningkatkan kompetensi guru dalam beberapa kemampuan seperti
melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain-lain sebagainya.
g. Pembinaan internal oleh sekolah
Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru
yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar,
pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan
sejenisnya.
2.2 Pembinaan Kemampuan Profesional

Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan mutu,


relevansi, dan efisiensi pendidikan, maka peningkatan dan pengembangan aspek
kompetensi professional guru merupakan kebutuhan. Benar bahwa mutu pendidikan
bukan hanya ditentukan oleh guru semata, melainkan juga oleh beberapa komponen
pendidikan lainnya. Akan tetapi seberapa banyak pendidikan dan pengajaran mengalami
kemajuan dalam perkembangannya selama ini, banyak bergantung kepada kepiawan guru
dalam menerapkan kompetensi standar yang harus dimiliki termasuk kompetensi
professional. Upaya pembinaan guna meningkatkan kompetensi professional guru, yaitu :
1. Dalam melaksanakan pembinaan professional guru, kepala sekolah bisa menyusun
program penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki kualifikasi D III agar
mengikuti penyetaraan S1/Akta IV, sehingga mereka dapat menambah wawasan
keilmuan dan pengetahuan yang menunjang tugasnya.
2. Untuk meningkatkan professional guru yang sifatnya khusus, bisa dilakukan
kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru melalui seminar dan pelatihan yang
diadakan Diknas maupun di luar Diknas. Hal tersebut dilakukan untuk
meningkatkan kinerja guru dalam membenahi dan metodologi pembelajaran.

5
3. Peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan kerja guru). Melalui
wadah inilah para guru diarahkan untuk mencari berbagai pengalaman mengenai
metodologi pembelajaran dan bahan ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas.
4. Meningkatkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru tidak dapat diabaikan,
karena merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan kinerja, yang
secara langsung terhadap mutu pendidikan. 
Peningkatan professional guru dapat dilakukan, antara lain dengan pemberian
indentif di luar gaji, imbalan dan penghargaan, serta tunjangan-tunjangan yang dapat
meningkatkan kinerja. Kepala sekolah pun dapat memberikan motivasi dan
mengikutsertakannya pada kegitan pembinaan, yaitu dengan belajar sendiri di rumah,
belajar di perpustakaan, membentuk persatuan pendidik seebidang studi, mengikuti
pertemuan ilmiah, belajar secara formal S1 – S3, mengikuti pertemuan organisasi profesi
pendidikan, ikut mengambil dalam kompetensi ilmiah.
Dengan cara membentuk persatuan pendidik bidang studi atau yang
berspesialisasi sama dan melakukan tukar pikiran atau berdiskusi dalam kelompok
masing-masing. Cara belajar seperti ini dilakukan lembaga pendidikan sangat intensif
sebab masing-masing peserta akan menyumbangkan pengalaman dan pikirannya yang
memberikan banyak masukan kepada para pendidikan.
Mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah dimanapun pertemuan itu diadakan
selama masih dijangkau oleh pendidik. Pertemuan-pertemuan seperti ini biasanya diisi
oleh para ahli yang sudah mempunyai nama. Dengan mengikuti hasil karya mereka dan
berpatisipasi aktif akan memberikan pengalaman tambahan kepada para pendidik
disamping kemungkinan ada materi-materi baru yang perlu diserap.
Belajar secara formal di lembaga-lembaga pendidikan baik dalam negeri maupun
di dalam negeri. Studi lanjut ini bisa ditingkat S1, S2, S3 atau dapat juga dalam waktu
pendek 1-6 bulan untuk mendalami bidang studi tertentu yang disahkan dengan
pemberian sertifikat.
Mengikuti pertemuan organisasi pendidikan. Dalam utusan-utusan dalam
beberapa daerah akan berkumpul. Pada umumnya mereka membawakan makalahnya
masing-masing yang berisi pengalaman, hasil penelitian, atau pemikiran kritis yang
bertalian dengan tugas pendidik di daerahnya masing-masing. Perpaduan informasi dari
6
seluruh penjuru ini sangat membantu pengembangan besar bagi pendidik bersangkutan
untuk mengembangkan profesinya.
Ikut mengambil dalam kompetensi-kompetensi ilmiah, seperti kompetensi untuk
mendapatkan dana penelitian dari pemerintah pusat, kompetensi pengabdian masyarakat,
kompetensi desain bangunan tertentu, kompetensi desain kendaraan bermotor,
kompetensi inovatif dalam bidang tertentu. Kemenangan dalam kompetensi seperti ini
akan memberi dorongan kuat untuk mengembangkan profesi.
Sesudah mengetahui cara dan empat pengembangan profesi, sekarang dilanjutkan
dengan apa yang harus dilakukan dalam mengembangkan profesi itu, yaitu :
1. Membaca buku atau disket, terutama yang berklenaan dengan materi materi
baru yang ditekuni dengan cara mendidik baru.
2. Meringkas isi bacaan, ringkasan ini bermanfaat untuk memudahkan
mengingat, sebab disusun atas pemahaman sendiri dengan sistam sistematika
pola. Disamping itu ringkasan ini menghindarkan pendidik untuk selalu
membaca banyak, sebab sulit mengingat suatu hanya dengan satu kali saja.
3. Membuat makalah, yaitu dengan mengemukakan ide baru didukung oleh
informasi-informasi ilmiah. Manfaat utama membuat makalah adalah belajar
menyusun pikiran secara teratur dalam bentuk tulisan. Manfaat lain adalah
belajar rajin mengumpulkan informasi dan memadukannya dengan ide baru
sehingga menjadi tulisan yang enak dibaca denagan isi yang menarik.
4. Melakukan penelitian, baik penelitian perpustakaan, laboratorium maupun
lapangan.
5. Membuat artikel hasil penelitian, atau artikel penelitian inovatif. Artikel ini
adalah untuk konsumsi majalah atau jurnal ilmiah. Hasil penelitian yang baik
adalah apabila ia dikomunikasikan lewat artikel agar dapat dimanfaatkan oleh
banyak orang.
6. Menulis buku ilmiah baik untuk perguruan tinggi maupun untuk sekolah.
Penulisan buku ini perlu digalakkan sejak awal agar ilmu tumbuh di
Indonesia.
7. Mengaplikasikan ilmu untuk kepentingan masyarakat umum atau
mengadakan pengabdian kepada masyarakat.
7
Dengan demikian kepala sekolah dalam memberdayakan kompetensi guru tak
hanya memberikan motivasi untuk memberdayakan potensi diri, melainkan pula
mengikutsertakan pada kegiatan ilmiah diluar sekolah, seperti pendidikan formal,
seminar, penataran serta peningkatan kesejahtraan guru. Melalui upaya menyeluruh maka
kompetensi guru secara bertahap akan mengalami peningkatan kualitasnya.
Untuk mempelancar kegiatan pengelolaan interaksi belajar mengajar, masih juga
diperlukan kegiatan sarana-sarana pendukung yang lain, antara lain mengetahui prestasi
siswa untuk kepentingan pengajaran. Setiap siswa itu pada hakikatnya memiliki
perbedaan antara satu dengan yang lainnya, perbedaan-perbedaan semacam ini dapat
membawa akibat perbedaan pada kegiatan yang lain, misalnya soal kreatifitas, gaya
belajar, bahkan dapat membawa akibat perbedaan dalam hal prestasi siswa. Persoalan ini
perlu diketahui oleh guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk
kepentingan pembelajaran, idealnya guru memiliki data tentang siswa.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan peningkatan kualifikasi pendidikan maka


dapat dilakukan melalui berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi guru. (Wursanto dalam Rusdin, 2017: 204-205), yaitu: In house training
(IHT), Program magang, Belajar jarak jauh, Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus,
8
Diklat Teknis Berbasis Kompetensi, Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan
lainnya, Pembinaan internal oleh sekolah.
Dan dalam upaya pembinaan guna meningkatkan kompetensi professional guru,
yaitu :
Dalam melaksanakan pembinaan professional guru, kepala sekolah bisa
menyusun program penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki kualifikasi D III agar
mengikuti penyetaraan S1/Akta IV, sehingga mereka dapat menambah wawasan
keilmuan dan pengetahuan yang menunjang tugasnya.

Untuk meningkatkan professional guru yang sifatnya khusus, bisa dilakukan


kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru melalui seminar dan pelatihan yang
diadakan Diknas maupun di luar Diknas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan
kinerja guru dalam membenahi dan metodologi pembelajaran.
Peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan kerja guru). Melalui
wadah inilah para guru diarahkan untuk mencari berbagai pengalaman mengenai
metodologi pembelajaran dan bahan ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas.
Meningkatkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru tidak dapat diabaikan,
karena merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan kinerja, yang secara
langsung terhadap mutu pendidikan. 
3.2 Saran

Penulis berharap makalah ini dapat digunakan sebaik mungkin sehingga dapat
memperluas wawasan penulis dan pembaca. Dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang mendukung penulis harapkan dari dosen,
rekan-rekan dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rusdin. 2017. Pendidikan Dan Pelatihan Sebagai Sarana Peningkatan Kompetensi Guru Di Smp
Negeri 02 Linggang Bigung. Jurnal Administrative Reform, Vol. 5, No. 4.

9
Surya, M.(2003). Percikan Perjuangan Guru .Cet. I. Semarang: CV. Aneka Ilmu.

10

Anda mungkin juga menyukai