A. Belajar dan Bermain Matematika, Sains dan Teknologi Anak Usia Dini
Belajar dan bermain matematika, sains dan teknologi sebenarnya dapat diperkenalkan pada
anak sejak usia dini. Pengenalan ketiga konsep disebut juga dengan STEM (Science, Technology,
Mathematics). Belajar dan bermain ini dapat dilakukan setiap hari melalui kegiatan sehari-hari
yang dilakukan oleh anak.
Tujuan pengembangan matematika, sains dan tkenologi pada anak, yaitu untuk membangun
kepekaan anak terhadap lingkungan sekitas dan mampu untuk memecahkan masalah yang
terjadi disekitarnya. Oleh karena itu belajar matematika terlebih dahulu diawali dengan
mengembangkan kemampuan keterampilan berpikir logis, kemudian setelah anak memiliki
kemampuan berlogika dengan baik, maka anak akan dengan mudahnya dapat mempelajari
cabang ilmu matematika yaitu; bilangan, aljabar, geometri, pengukuran, dan statistik analisis
data. Misalnya pada saat anak memilih pakaian yang akan dikenakanya, ia mencoba untuk
mencocokan antara warna, jenis dan kegiatan yang akan dilakukan oleh anak. Dari hal sederhana
ini anak belajar berlogika tentang keterkaitan antara pakaian dan situasi. Mari kita maknai
bersama ilustrasi tersebut, dalam melaksanakn pembelajaran matematika untuk anak usia dini
sebaiknya:
• Berikan kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan benda atau obejek secara
langsung.
• Berikan kesempatan pada anak untuk mendengarkan kata yang menunjukan nama,
proses atau kejadian.
• Anak diberikan kesempatan untuk mengamati gambar.
• Anak juga diberikan kesempatan untuk mengenal symbol (tulisan) dalam kegiatan
bermainya.
• Ajak anak untuk mendiskusikan proses yang akan dan sudah dilalaluinya pada saat
bermain.
Pada kegiatan belajar satu ini akan akan dibahas setiap konsep sebagai penguatan pahaman
terhadap konsep matematika, sains dan teknologi. Konsep matematika akan diawali dengan
membahas keterampilan berpikir matematik yang kemudia dilanjutkan dengan lima konsep
dasar dalam matematika. Kemudian dilanjutkan dengan konsep sains dan teknologi. Konsep sains
a. Mencocokkan (Matching)
Kegiatan mencocokan (matching) yaitu anak diajak untuk mencari hubungan dengan
melihat kesamaan dari ciri-ciri yang tampak, misalnya mencocoknya berdasarkan warna, fungsi,
ukuran, bahan pembuatnya, dan kegiatan mencocokan yang tertinggi dapat dilakukan
mencocokan konsep dengan lambang bilangan. Kegiatan mencocokan yang dilakukan oleh anak
sehari-hari yaitu mencocokan warna pakaian,
Kegiatan mencocokan dapat anda lihat pada tautan berikut
Adapun tahapan yang dilalui oleh seorang anak pada saat melakukan pengelompokan yaitu;
Tahap 3
Membuat
Tahap 2 pengelompokan
dengan kategori
pemilahan benda- berbeda bagian dari
Tahap 1 benda yang tidak kelompok dan bukan
menjadi milik satu dari kelompok
Pengelompokan kelompok
sederhana ke dalam 2
kelompok atau lebih.
berdasarkan satu ciri
misalnya warna
c. Mengurutkan
Kegiatan mengurutkan yaitu membandingkan lebih dari 2 benda atau situasi kemudian
diurutkan berdasrkan ciri-cirinya. Pada saat menurutkan anak melakukan proses mencari
persamaan, mengelompokan kemudian diurutkan. Pengurutan melibatkan ciri-ciri berikut:
KONSEP LABEL
Ukuran Besar x kecil
2. Konsep matematika
a) Bilangan
Salah satu konsep matematika yang utama yaitu bilangan bilangan terdiri atas nominal yaitu
Menunjukan nama bilangan, ordinal menunjukan pada urutan bilangan, dan cardinal
menunjukan set bilangan. Konsep bilangan pertama kali yang dipelajari anak yaitu
pengembangan kepekaan bilangan (number sense).
Peka terhadap bilangan berarti tidak sekedar menghitung akan tetapi anak paham tentang
bilangan dari konsep hingga lambang bilangan. Tahapan akan kepekaan bilangan itu mencakup ;
Oleh karena itu pengembangan pemahaman bilangan pada anak sebaiknya dilakukan secara
perlahan, agar anak benar-benar dapat mengusai bilangan dengan seutuhnya.
b) Aljabar
Pengenalan aljabar dimulai dengan menyortir, menggolongkan, membandingkan, dan
menyusun benda-benda menurut bentuk, jumlah, dan sifat-sifat lain, mengenal,
menggambarkan, dan memperluas pola akan memberi sumbangan kepada pemahaman anak-
anak tentang penggolongan. Mengidentifikasi dan menciptakan pola dihubungkan dengan
penggolongan dan penyortiran. Anak mulai melihat atribut-atribut yag sama dan berbeda pada
gambar dan benda-benda. Anak-anak senang membuat pola di lingkungan anak. Pola ada
bermacam-macam, yaitu :
• Pola berulang
Mulai dengan pola AB-AB-AB, kemudian dilanjutkan ke pola AAB-AAB-AAB atau
ABB-ABB-ABB, ABC-ABC-ABC,dan seterusnya. Pola berulang saring kali dilakukan
oleh guru dalam kegiatan meronce; minalnya: pola AB- AB merah – hijau – merah
– hijau. Atau membuat pola dengan bentuk geometri dengan pola ABC-ABC’
segitiga – lingkaran – persegi - segitiga – lingkaran – persegi
• Pola bertumbuh
• Pola berhubungan
Misalnya : Satu anak 2 mata, dua anak 4 mata, tiga anak 6 mata, dsb.
Paka anak usia Taman Kanak-kanak pola yang dikenalkan hanya tapa pola berulang, sedangkan
pola bertumbuh dan hubungan akan dikembangkan pada usia yang lebih tinggi
c) Geometri
Pengenalan geometri pada anak diawali dengan memperkenalkan konsep ruang. Konsep
ruang yaitu;
dimensi (bola, kerucut dan silinder). Anak dapat diajak untuk menyelidiki bangunan dan
mengelompokan gambar-gambar yang memiliki bentuk geometri sejenis.
https://www.pinterest.com/pin/450852612677565434/
https://childhood101.com/hands-on-activities-for-learning-about-2d-3d-shapes/
d) Pengukuran
Pengukuran yaitu menggunakan angka untuk menentukan kuatitas fisik. (eg. panjang,
tinggi, berat & volume) dan menggunakan direct method (pengukuran langsung) dan prosesnya
disebut dengan iterasi. Pengukuran non fisik menggunakan indirect method (penukurantidak
langsung). Contoh pengukuran tidak langsung yiatu suhu dan waktu.
https://theimaginationtree.com/exploring-capacity-with-coloured-water/
e) Analisis data
http://lovepreschool.weebly.com/blog-love-preschool/category/math
analisis data yaitu, mengelompokan dan pengukuran merupakan dasar untuk memahami
probabilitas dan analisis data
http://mrsriccaskindergarten.blogspot.co.id/2012/09/sorting-activities.html