Anda di halaman 1dari 9

MODUL 2

RAMBU RAMBU PENDIRIAN LEMBAGA PAUD

KB. I. Dasar Legalitas PAUD di Indonesia

A. Kerangka Aksi Pendidikan Untuk Semua


Pada pertemuan Forum Pendidikan Dunia pada tahun 2002 di Senegal, dihasilkan 6
komitmen sebagai kerangka aksi pendidikan untuk semua:
1. Memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan AUD.
2. Menjamin bahwa menjelang 2015, semua anak mempunyai akses pada dan dapat
menyelesaikan pendidikan dasar yang bebas.
3. Menjamin bahwa kebutuhan belajr semua manusia muda terpenuhi melalui akses yang adil.
4. Mencapai perbaikan 50% pada tingkat keniksaraan orang dewasa menjelang tahun 2015.
5. Menghapus perbedaan gender di pendidikan dasar dan menengah, mencapai persamaan
gender dalam pendidikan di tahun 2015.
6. Memperbaiki semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin keunggulannya.

Ada 12 strategi untuk mendukung keenam komitmen tersebut, yaitu:


1. Mengerahkan komitmen politik nasional dan internasional yang kuat bagi pendidikan anak.
2. Mempromosikan kebijakan pendidikan untuk semua dalam kerangka sector yang berlanjut.
3. Menjamin keikutsertaan dan peran serta masyarakat madani.
4. Mengembangkan sistem pengaturan dan manajemen pendidikan.
5. Memenuhi kebutuhan system pendidikan yang dilanda oleh pertikaian.
6. Melaksanakan strategi-strategi terpadu.
7. Melaksanakan program untuk memerangi epidermi HIV/AIDS.
8. Menciptakan lingkungan sumber daya pendidikan yang aman.
9. Meningkatkan status, moral dan profesionalisme guru-guru.
10. Memanfaatkan teknologi-teknologi informasi dan komunikasi.
11. Memantau kemajuan ke arah tujuan-tujuan dan strategi-strategi pendidikan.
12. Membangun di atas mekanisme yang sudah ada guna mempercepat kemajuan ke arah
pendidikan untuk semua.

Ada 4 prinsip yang terkandung dalam konvensi Hak Anak:


a. Prinsip konvensi hak anak
1) Prinsip nondiskriminasi, semua hak yang diakui dan terkandung dalam Konvensi Hak
Anak harus diberlakukan kepada setiap anak.
2) Prinsip yang terbaik bagi anak, dalamsetiap tindakan yang menyangkut anak yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga kesejahteraan social pemerintah atau badan legislatif.
3) Prinsip atas hak hidu, kelangsungan, dan perkembangan, negara-negara peserta mengakui
bahwa setiap anak memiliki hak yang melekat ats kehidupannya.
4) Prinsip penghargaan terhadap pendpat anak, bahwa pendapat anak, terutama hal-hal yang
menyangkut kehidupannya, perlu diperhatikan oleh setiap pengambil keputusan.

Nilai-nilai dasar yang menjadi pegangan dalam merancang proses pembelajaran


bagi anak usia dini, yaitu:
a) Memiliki kebebasan yang diterapkan secara professional,
b) Adanya kesetaraan dan kesempatan, adanya toleransi, di mana tidak adanya pemaksaan
kehendak untuk menyamakan sesuatu,
c) Menghargai lingkungan,
d) Mampu untuk berbagi tanggung jawab.
b. Hak setiap anak
1) Untuk dilahirkan, memiliki nama, dan kewarganegaraan.
2) Untuk memiliki keluarga yang menyayangi dan mengasihinya,
3) Untuk hidup dalam komunitas yang aman, damai, dan lingkungan yang sehat,
4) Untuk mendapatkan makanan yang cukup dan tubuh yang sehat dan aktif,
5) Untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan mengembangkan potensinya,
6) Untuk diberikan kesempatan bermain di waktu santai,
7) Untuk dilindungi dari penyiksaan, eksploitasi, disia-siakan, kekerasan, dan dari mara
bahaya,
8) Untuk dipertahankan dan diberikan bantuan oleh pemerintah,
9) Agar bisa mengekspresikan pendapat sendiri.

Konvensi Hak Anak mengandung hak-hak sipil, politik, dan hak-hak ekonomi,
social budaya sekaligus dalam pasal-pasalnya. Secara umum, yang dimaksud dengan
pelanggaran dalam Konvensi Hak Anak diukur dari compliance atau pemenuhan Negara
terhadap kewajiban-kewajibannya.

B. Landasan Dasar Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia

1. Landasan Yuridis
Landasan hukum yang terkait dengan pentingnya PAUD tersirat dalam UUD 1945 Pasal
28 ayat (2), “Negara menjamin kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan
anak terhadap eksploitasi dan kekerasan.”

2. Landasan Empiris
Baru sekitar 7,16 juta (27,36%) anak yang terlayani PAUD melalui progam PAUD
sehingga dapat disimpulkan masih terdapat sekitar 19,01 juta anak usia dini (72,64%)
yang masih belum terlayani program PAUD.

3. Landasan Keilmuan
Pentingnya PAUD didukung oleh penelitian-penelitian tentang kecerdasan otak. Oleh
karena itu, anak memerlukan program pendidikan yang mampu membuka kapasitas
tersembunyi melalui pembelajaran bermakna sedini mungkin.

C. Jalur dan Bentuk Layanan Pendidikan Anak Usia Dini

1. Adanya persepsi yang keliru apabila kita mengidentifikasikan PAUD dengan pendidikan
pra-sekolah, karena PAUD bisa dilaksanakan dalam wadah prasekolah maupun sekolah.
PAUD juga bukan prasyarat bagi seorang anak untuk mengikuti pendidikan dasar.
Konsep PAUD lebih bersifat umum untuk anak usia prasekolah.

2. Salah konsep, jika TK/RA dikatakan bukan PAUD. TK/RA termasuk dalam lembaga
PAUD. Saat ini TK/RA di tangani oleh Direktorat TK-SD di bawah Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah.

3. Jalur dan Bentuk Layanan PAUD

a. Jalur Formal
1) Taman Kanak-kanak
TK adalah pendidikan prasekolah yang ditujukan bagi anak usia 4-6 tahun sebelum
memasuki pendidikan dasar. Tujuan penyelenggaraan TK adalah membantu
meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan,
serta daya cipta anak didik.
2) Raudhatul Athfal
Tujuan penyelenggaraan RA adalah untuk membantu meletakkan dasar kea rah
perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta anak didik.
b. Jalur NonFormal
1) Kelompok Bermain
KB adalah salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak usia dini, khususnya anak
yang berusia 3 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Penyelenggaraan kelompok
bermain hanya sebagian kecil yang dilakukan oleh pemerintah.
2) Taman Penitipan Anak
TPA adalah wahana kesejahteraan social yang berfungsi sebagai pengganti keluarga
untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya berhalangan (bekerja, mencari
nafkah atau halangan lain)
3) Bentuk lain yang sejenis
Bentuk pelayanan PAUD lain yang sejenis sudah berkembang, antara lain Posyandu
dan Bina Keluarga Balita.

KB. II. Pendirian Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

A. Penyelenggaraan Kelompok Bermain (Direktorat PAUD, 2006)


1. Prinsip Pendidikan pada Kelompok Bermain (KB):
a) Setiap anak adalah unik
Tidak ada dua orang anak atau lebih yang sama persis satu dengan lainnya.
Masing-masing individu memiliki keunikan dan ciri tersendiri yang tidak sama
dengan individu lainnya.
b) Anak usia 2-6 tahun adalah anak yang senang bermain
Bermain merupakan komponen penting dan berpengaruh pada kualitas suatu
program bagi anak usia dini. Bermain adalah pekerjaan anak-anak dan anak-anak
selalu ingin bermain.

2. Peserta Didik pada KB


a) Anak usia 2-4 tahun berjumlah minimal 10 anak
b) Anak usia 5-6 tahun yang tidak mendapat kesempatan masuk TK dengan jumlah
minimal 10 anak

3. Pendidik pada KB
a) Kualifikasi, antara lain:
 Minimal SLTA sederajat
 Mendapat pelatihan anak usia dini
 Memahami dan menyayangi anak
 Memahami tahapan tumbuh kembang anak
 Memahami prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini
 Sehat jasmani rohani
b) Hak dan kewajiban:
Para pendidik berhak mendapat insentif baik dalam bentuk materi atau
penghargaan, dan juga peningkatan kinerja. Pendidik juga berkewajiban untuk
membimbing anak, menyiapkan lingkungan belajar yang mendukung
pengembangan semua potensi anak.

4. Pengelola KB
a) Kualifikasi, antara lain:
 Minimal SLTA sederajat
 Memiliki kemampuan dalam mengelola program KB secara professional
 Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat dan anak didik
serta orang tuanya.
b) Hak dan kewajiban
Pengelola berhak mendapat pengakuan tentang pengelolaan KB dari pemerintah
setempat, dan juga mendapat insentif dalam bentuk materi, penghargaan atau
peningkatan kinerja.
Pengelola juga berkewajiban untuk melakukan pendataan, mengusulkan
perizinan, menyiapkan sarana dan prasarana, juga melakukan fungsi manajemen
ketat.

5. Teknis Penyelenggaraan KB
a) Persyaratan pendirian:
 Memiliki tempat yang layak untuk menyelenggarakan kegiatan KB
 Memiliki anak didik
 Memiliki tenaga pendidik
 Memiliki pengelola
 Memiliki sarana dan prasarana
 Memiliki APE
 Memiliki program pembelajaran
b) Prosedur perizinan
Setiap penyelenggara program KB, mengajukan permohonan izin
penyelenggaraan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat melalui Dinas
Pendidikan Kecamatan (UPTD).
c) Pelaksanaan Kegiatan
 Mencakup bimbingan kepada anak didik
 Mencakup penilaian bimbingan pada anak didik
 Memberikan informasi yang diperlukan orang tua
 Pembinaan kepada orang tua anak didik

6. Pengelolaan Administrasi di KB
Meliputi 2 jenis:
 Administrasi pengelolaan kegiatan
 Administrasi pengelolaan Keuangan

7. Pelaporan KB
Ada 2 jenis:
 Pelaporan yang diberikan kepada orang tua anak didik
 Pelaporan yang diberikan kepada Dinas Pendidikan setempat

8. Pembinaan KB
Dilakukan oleh petugas Dinas Pendidikan terkait dengan kegiatan;
 Pembinaan terhadap anak didik, terutama yang memiliki masalah
 Pembinaan terhadap pendidik terutama yang memiliki permasalahan
 Pembinaan terhadap pengelola

B. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak


1. Dasar filsafat pendidikan di TPA
a) Tempa
Mewujudkan kualitas fisik anak usia dini melalui upaya pemeliharaan kesehatan,
peningkatan mutu gizi, olahraga yang teratur, serta pendidikan jasmani.
b) Asah
Mendidik untuk menumbuhkembangkan potensi, minat, bakat, apresiasi, persepsi,
dan kreativitas.
c) Asih
Merupakan pendampingan dan perlindungan anak usia dini, untuk mewujudkan
dan menjamin pemenuhan kebutuhan anak.
d) Asuh
Mewujudkan kualitas kepribadian dan jati diri anak agar memiliki karakter
patriotisme, rasa tanggung jawab,jiwa tanggap, optimis, kreatif, dan professional.

2. Model Penyelenggaraan TPA


a. TPA Umum
TPA yang terdapat di lingkungan perkantoran dan TPA yang terdapat di
lingkungan perumahan.
b. TPA Khusus
TPA yang berada di lingkungan pasar, perkebunan, pabrik, rumah sakit, daerah
nelayan, dan sebagainya.

3. Peserta Didik
a. Anak usia lahir-4 tahun yang orang tuanya bekerja (prioritas).
b. Anak usia lahir-6 tahun yang tidak mendapat layanan PAUD.
c. Anak usia 3 bulan- 6 tahun, dan berjumlah 5 orang atau lebih.

4. Pendidik
a. Kualifikasi;
 Memiliki kualifikasi akademik min. SLTA sederajat
 Mendapat pelatihan pendidikan AUD
 Memahami dan menyayangi anak
 Memahami tahapan tumbuh kembang anak
 Memahami prinsip-prinsip PAUD
 Memiliki kemampuan mengelola proses pembelajaran PAUD
b. Hak dan kewajiban
Pendidik berkewajiban membimbing anak dan menyiapkan lingkungan belajar
yang mendukung pengembangan semua potensi anak. Pendidik juga berhak
mendapat insentif baik dalam bentuk materi, penghargaan maupun peningkatan
kinerja.

5. Pengelola
a. Kualifikasi;
 Lulusan SLTA sederajat
 Memiliki ketrampilan tentang dasar-dasar manajemen
 Memiliki wawasan tentang PAUD
 Memiliki pengalaman dalam mengelola suatu lembaga
 Sehat jasmani dan rohani
b. Hak dan kewajiban
Pengelola berkewajiban mendukung proses kegiatan dengan memfasilitasi sarana
dan prasarana di TPA, serta memberikan rasa aman agar anak mampu mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Pengelola juga berhak mendapat insentif baik dalam
bentuk materi, penghargaan maupun peningkatan kinerja.
6. Teknis Penyelenggaraan TPA
a. Lingkungan
Lingkungan TPA harus dapat menciptakan suasana rasa aman kepada anak untuk
belajar dan berkembang sehingga anak merasa seperti di rumahnya sendiri.
b. Tempat belajar
Adanya gedung, ruangan, perabot
c. Sarana belajar dan alat permainan
d. Pemeliharaan kebersihan
e. Perizinan, merupakan suatu ketetapan pemerintah yang diberikan kepada setiap
TPA.
f. Keamanan, kesehatan, hygiene, dan gizi

7. Pengelolaan Administrasi di TPA


a. Administrasi umum
Sebuah lembaga TPA yang baik dapat dilihat dari pengelolaan administrasi di
bidang pelayanan, ketenagakerjaan, keuangan maupun dalam kegiatan
pembelajaran yang tertib dan teratur.
b. Administrasi keuangan
c. Administrasi kegiatan

8. Evaluasi, Pelaporan, dan Pembinaan


a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program kegiatan yang
dilaksanakan di TPA telah tercapai.
b. Pelaporan
TPA wajib membuat laporan kepada Dinas Pendidikan setempat untuk
mengetahui keberadaaan dari kemajuan dari lembaga tersebut.
c. Pembinaan
Pembinaan dilakukan oleh pemilik dan atau Petugas PAUD di tingkat kecamatan
terhadap penyelenggaraan TPA.

C. Satuan PAUD yang Sejenis (SPS)


Tujuan satuan PAUD sejenis yakni mewujudkan anak dini usia yang sehat, cerdas, dan
ceria. Anak didik adalah usia lahir-6 tahun. Kurikulum yang dikembangkan yang
mencakup aspek-aspek pengembangan, yaitu moral dan nilai-nilai agama, fisik, bahasa,
kognitif, sosial emosional, dan seni. Tempat kegiatan PAUD sejenis dapat menggunakan
ruangan khusus atau rumah penduduk, mushola, sekolah, dan ruang lain yang memadai.
Biaya penyelenggaraan PAUD sejenis, ditanggung oleh masyarakat, didasarkan atas
kesepakatan antara pengelola dengan orang tua anak.
Tujuan Program PAUD Terintegrasi Posyandu:
1. Memberikan fasilitas bermain yang mendidik bagi anak.
2. Memperluas jangkauan layanan PAUD, terutama untuk daerah yang belum
terjangkau layanan PAUD apa pun.
3. Memperkenalkan fungsi bermain bagi anak agar dipahami para orang tua/pengasuh
dan selanjutnya untuk dilakukan di rumah masing-masing.
4. Mengkoordinasikan anak agar memiliki kesiapan masuk sekolah.
KB. III. Pengajuan Rintisan Program Pendidikan Anak Usia Dini

A. Ketentuan Umum

1. Latar Belakang
Direktorat PAUD mengajak masyarakt luas untuk berperan serta dalam melaksanakan
pengembangan model/rintisan program PAUD di daerah masing-masing.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memotivasi masyarakat dalam memperluas layanan dan meningkatkan mutu
layanan PAUD.
b. Tujuan Khusus
 Memperluas layanan PAUD
 Memperkuat lembaga PAUD
 Meningkatkan mutu layanan PAUD
3. Sasaran
 Masyarakat yang berpengalaman mengelola lembaga pendidikan
 Masyarakat yang belum berpengalaman mengelola lembaga pendidikan
 Tokoh masyarakat
 Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB)
 Pusat PAUD
4. Persyaratan Umum Penerima Dana Rintisan
 Memiliki calon warga belajar
 Memiliki tempat pembelajaran yang memadai
 Memiliki calon tenaga pendidik
 Merencanakan menggunakan dana rintisan program
 Adanya keterlibatan masyarakat dalam bentuk pemberian dukungan
keberlangsungan program
 Belum pernah menerima dana bantuan pemerintah untuk kegiatan yang sama
5. Persyaratan Khusus Penerima Dana Rintisan
a. Masyarakat yang berpengalaman mengelola lembaga PAUD
b. Masyarakat yang berpengalaman mengelola lembaga pendidikan umum
c. Masyarakat atau tokoh masyarakat yang belum berpengalaman mengelola
lembaga pendidikan
d. Balai pengembangan kegiatan belajar/sanggar kesiapan belajar
e. Pusat PAUD
6. Hak Kewajiban dan Sanksi Penerima Dana Rintisan
a. Hak penerima dana rintisan
 Mendapat dana rintisan
 Mendapat pembinaan
b. Kewajiban penerima dana rintisan
 Memanfaatkan dana rintisan yang diterima
 Melaksanakan semua ketentuan sesuai dengan kesepakatan
 Menyampaikan laporan penyelenggaraan program
c. Sanksi penerima dana rintisan
7. Dana Rintisan
a. Rp. 10.000.000,00 maksimal 30.000.000,00
b. Diberikan sekali dalam tahun anggaran yang bersangkutan
8. Pemanfaatan Dana Rintisan
a. Pengadaan sarana pembelajaran termasuk alat permainan di dalam dan di luar
ruangan
b. Pengadaan mebelair
c. Peningkatan mutu tenaga pendidik atau pengasuh
d. Penyelenggaraan proses pembelajaran
9. Keberlangsungan Program
a. Harus dapat menjamin keberlangsungan program sehingga mandiri
b. Untuk menjaga keberlangsungan program penerima dana rintisan dapat
menjalankan usaha penggalian dana yang tidak bertentangan dengan perundangan
yang ada

B. Pelaksanaan
1. Mekanisme Pelaksanaan
a. Sosialisasi
b. Pengajuan proposal
c. Penilaian dan penetapan penerima dana
d. Penetapan penerima dana
e. Penandatanganan Akad Kerjasama
f. Penyaluran dana rintisan program
2. Penyusunan Proposal
Memuat;
 Halaman muka
 Latar belakang
 Tujuan
 Sasaran
 Lokasi
 Jadwal pelaksanaan
 Ketenagaan
 Biaya
 Daya dukung
 Tindak lanjut
 Lampiran
3. Pengajuan Proposal
a. Disampaikan kepada Pemimpin Bagian Proyek PAUD kab/kota setempat
b. Disampaikan kepada Pimpro PAUD provinsi
c. Ada batas waktu
d. Ditandatangani, ada data profil, dibuat rangkap 2

C. Penilaian
1. Tim Penilai
Tim penilai yaitu tim yang ditunjuk oleh Pemimpin Proyek/pemimpin bagian proyek
atas persetujuan kepala dinas.
2. Langkah-langkah penilaian
 Menghimpun proposal yang dikirim
 Menyusun daftar lembaga
 Melakukan penilaian
 Melakukan kunjungan lapangan
 Membuat berita acara
 Merekomendasikan lembaga yang layak memperoleh dana
 Menyampaikan BA pada pimpro setempat
 Membuat laporan hasil penilaian
D. Tindak Lanjut
1. Penetapan Penerima Dana
 Mengumumkan hasil seleksi
 Menerbitkan Surat Penetapan penerima Dana Rintisan
 Menyiapkan Akad Kerjasama
2. Proses Penyaluran Dana
 Diberikan kepada penerima dana rintisan
 Dana disalurkan setelah ada penandatanganan Akad Kerjasama
 Dilakukan secara giral
 Diberikan dalam 2 tahap
3. Pertanggungjawaban Dana Rintisan
 Penerima dana rintisan wajib melakukan pembukuan
 Pembina berhak memeriksa penggunaan dana bantuan
 Bukti pengeluaran wajib disimpan oleh lembaga yang bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai