Anda di halaman 1dari 4

DISKUSI 2

EVALUASI PERKEMBANGAN ANAK TK

1. Tujuan Asesmen
2. Prinsip-prinsip anak usia dini
3. Prosedur evaluasi dan asesmen perkembangan anak TK.

JAWABAN :

1. tujuan dari asesmen anak usia dini adalah sebagai berikut:


a. Mendeteksi perkembangan dan arahan dalam melakukan penilaian diagnostik ketika
terindikasi, yang meliputi deteksi tentang kesehatan anak usia dini, kepekaan indra,
bahasa, motorik kasar, motorik haluus, dan perkembangan sosial emosional.
b. Mengidetifikasi minat dan kebutuhan anak usia dini.
c. Menggambarkan kemajuan perkambangan dan kemajuan anak usia dini.
d. Mengembangkan kurikulum.
e. Memperbaiki dan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan dak kebutuhan dengan anak usia dini.
f. Mengasesmen program dan lembaga (akuntabilitas program dan lembaga).
Sumber : Sudjana, Nana. 2010. Penilaan Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Waseso, Iksan. 2008. Evaluasi Pembelejaran TK. Jakarta: Universitas
Terbuka.

2. Prinsip-prinsip anak usia dini antara lain :


a) Usia anak adalah sebagian dari kehidupan secara keseluruhan, merupakan masa
persiapan untuk menghadapi kehidupan yang akan datang.
b) Keseluruhan diri anak secara utuh itu penting. Fisik, mental dan kesehatan sama
pentingnya dengan berfikir maupun aspek psikis (spiritual). Oleh karena itu
keseluruhan (holistis) aspek perkembangan anak merupakan pertimbangan yang
sama pentingnya.
c) Pembelajaran pada usia dini saling terkait, tidak dapat dipisahkan. Sehingga
pembelajaran pada AUD itu bersifat terpadu (integral)
d) Motivasi intrinsik (motivasi dari dalam diri) anak akan menghasilkan inisiatif
sendiri (self directed activity) yang sangat bernilai. Oleh karena itu motivasi
intrisik perlu diberi penghargaan.
e) Program pendidikan pada anak usia dini perlu menekankan pada pentingnya
sikap disiplin karena sikap tersebut dapat membentuk watak dan kepribadiannya.
Oleh karena itu disiplin anak perlu diperhatikan.
f) Ada kurun waktu tertentu reseptif bagi anak untuk belajar. Masa peka tersebut
muncul pada usia dan tahap yang berbeda sesuai perkembangan anak.
g) Tolak ukur pembelajaran hendaknya bertumpu pada hal-hal atau kegiatan yang
telah mampu dikerjakan anak, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan anak.
h) Ada kehidupan dalam diri anak (innerlife) anak yang akan muncul pada kondisi
yang sesuai.
i) Orang-orang sekitar dalam berinteraksi pada anak merupakan hal yang penting
karena mereka secara otomatis menjadi guru yang terbaik.
j) Pada hakikatnya, pendidikan anak usia dini merupakan interaksi antara anak,
lingkungan, orang dewasa dan pengetahuan.

Sumber : Waseso, Iksan. 2008. Evaluasi Pembelejaran TK. Jakarta: Universitas


Terbuka.

3. Prosedur evaluasi dan asesmen perkembangan anak TK antara lain sebagai berikut :
a. Prosedur Formatif dan Sumatif
Terdapat dua prosedur pelaksanaan dalam evaluasi, yaitu: prosedur formatif
yang menekankan pada proses dan prosedur sumatif yang berorientasi pada
hasil.
Prosedur formatif merupakan suatu langkah dalam asesmen dan evaluasi yang
lebih menekankan pada proses yang berlangsung secara kontinu. Misalnya,
mengumpulkan secara teratur hasil karya anak atau memotret aktivitas anak
dalam model pembelajaran yang digunakan. Prosedur ini lebih menekankan
pengamatan perkembangan anak didik dalam kurun waktu tertentu (proses)
dalam konteks keseharian yang otentik, daripada tes. Prosedur ini menurut
penulis lebih tepat untuk konteks pendidikan anak usia dini. Pertimbangannya
karena melalui prosedur tersebut, anak usia dini akan menampilkan dirinya
secara optimal dalam lingkup yang informal, alami, otentik, santai, dan
bermakna.
Akan tetapi, para pendidik umumnya menggunakan pendekatan formatif belum
menunjukkan kejelasan prosedur tersebut. Oleh karena itu, pendidik diharapkan
berupaya untuk menggunakan prosedur formatif lebih eksplisit.
Prosedur formatif berfungsi menjaga keseimbangan antara perlakuan pendidik
terhadap anak didiknya melalui tanggapan anak didik terhadap tindakan
pendidik.
Sedangkan prosedur sumatif adalah salah satu prosedur asesmen dan evaluasi
yang cara pengumpulan datanya berlangsung sesaat dalam kurun waktu
tertentu, hasilnya dibandingkan dengan suatu norma tertentu juga. Evaluasi
sumatif dan asesmen ini dapat dilakukan dua kali setahun. Contoh evaluasi
sumatif: pemeriksaan taraf kemampuan membaca anak dengan tes membaca
atau pengisian format kemajuan perkembangan anak dalam KMS (Kartu Menuju
Sehat) di posyandu, dan lain sebagainya.
Prosedur sumatif dapat dilakukan dalam anak usia dini dengan mengingat
perbedaan individual pada anak. Oleh karena itu acuannya adalah PAI (Penilaian
Acuan Individual), bukan PANK (Penilaian Acuan Norma Kelompok). Penganut
paham positivistik-empiris atau dikenal kaum behaviorisme berpendapat bahwa
hasil terbaik dalam pendidikan ialah apa yang nampak dan terukur. Jika ini
diterapkan untuk PAUD maka hasil pendidikan anak yang tak dapat muncul
begitu saja. Fenomena hasil pendidikan yang muncul pada anak pun tak mudah
untuk diukur secara kuantitatif sebagaimana pertumbuhan fisik anak.
b. Prosedur Formatif dan Sumatif sebagai Kesatuan
Pendekatan interaksionis yang diimplementasikan pada program PAUD tentu
dapat memungkinkan penggunaan kedua prosedur tersebut (formatif dan
sumatif) secara terpadu dalam asesmen dan evaluasi. Karena pendekatan
interaksionis tidak mengabaikan interaksi antara anak dengan lingkungannya
baik alam, benda sekitar, orang dewasa, teman sebaya, gagasan dari luar
maupun dalam diri anak. Interaksionisme disebut juga konstruktivisme atau
konstruktivisme, dan dalam pendidikan anak usia dini terwujud dalam
pengembangan model pembelajaran interaksionis.
Penggunaan prosedur formatif dan sumatif dalam pendidikan anak usia dini,
seharusnya memiliki acuan dalam konsep DAP ( Developmentally Aproriate
Practice). Hal tersebut merupakan ciri khas dalam pendidikan anak usia dini.
Tanpa adanya kesatuan dalam penggunaaan pendekatan tersebut, akan
mengalami ketimpangan dalam melakukan evaluasi di PAUD.
c. Arti Keterpaduan Prosedur Formatif dan Sumatif bagi Orang Tua Anak
Orang tua merupakan rekan kerja bagi pendidik dalam melakukan evaluasi
pembelajaran di PAUD. Pentingya keterlibatan orang tua dalam proses penilaian
sebagai bentuk mitra. Keuntungan menggunakan prosedur formatif sekaligus
sumatif ialah bahwa orang tua anak didik dan pihak lainya (misalnya penilik
PAUD) diharapkan dapat aktif terlibat dala proses pendidikan.
Keterlibatan orang tua dapat berperan sebagai observer dala proses asesmen
dan evaluasi ini sangat bermanfaat. Orang tua akan dapat melihat dengan lebih
jelas berjalannya suatu proses pembelajaran yang memberikan suatu
hasil/produk. Para orang tua biasanya akan senang melihat kemampuan-
kemampuan baru yang diperlihatkan anaknya. Orang tua juga dapat memberikan
saran pada sekolah jika menemukan beberapa kelemahan dalam proses
pembelajaran yang dialami anak.

Sumber : 
S. Eko Putro Widoyoko, 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
Anita, Yus,2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak TK. Jakarta: Kencana
Iksan, Waseso, 2014. Evaluasi Pembelajaran TK. Banten: Penerbit Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai