PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar setiap orang termasuk kami pribadi dapat mengetahui
bagaimana agar mencapai keikhlasan yang sesungguhnya yang sebenar-benar ikhlas dan menjauhi
hal-hal yang dapat merusaknya.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Arti Ikhlas
Secara bahasa, Ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih dari kotoran.
Sedangkan secara istilah, Ikhlas berarti niat dengan mengharap ridha Allah saja dalam beramal
tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain.
Ada pula yang mengatakan ikhlas ialah membersihkan amalan dari ingin mencari perhatian
manusia. Sebagian lagi ada yang mendefinisikan bahwa orang yang ikhlas ialah orang yang tidak
memperdulikan meskipun seluruh penghormatan dan penghargaan hilang dari dirinya dan
berpindah kepada orang lain, karena ingin memperbaiki hatinya hanya untuk Allah semata dan ia
tidak senang jikalau amalan yang ia lakukan diperhatikan oleh orang, walaupun perbuatan itu
sederhana.
Oleh karena itu, bagi seorang muslim sejati makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh
perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan
pahala-Nya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, kemajuan atau
kemunduran. Dengan demikian, Muslim tersebut menjadi tentara fikrah dan aqidah, bukan tentara
dunia dan kepentingan. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).” (QS.
Al-An’aam [6]: 162) Dan yang berkarakter seperti itulah yang mempunyai semboyan “Allahu
Ghayaatunaa”, yang artinya Allah adalah tujuan kami, dalam segala aktivitas dalam mengisi
kehidupan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ikhlas berarti niat dengan mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya
dengan yang lain. Keikhlasan itu sangat penting bagi umat muslim dalam melaksanakan ibadah,
karena tanpa rasa ikhlas dan hanya mengharap ridho dari Allah SWT ibadah kita tidak akan
diterima oleh Allah.
Keikhlasan dapat dicapai dengan cara mengosongkan pikiran disaat kita sedang beribadah kepada
Allah SWT. Fokuskan pikiran hanya kepada Allah, shalat untuk Allah, zikir untuk Allah, semua
amal yang kita lakukan hanya untuk Allah. Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju
pada Allah. Jangan munculkan rasa riya’ atau sombong atau sum’ah di dalam diri kita karena akan
merusak keikhlasan kita. Rasakanlah Allah berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.facebook.com/notes/tak-ada-kata-menyerah-untuk-dapatkan-ikhlas-dan-
bahagia/pengertian-ikhlas-dan-beberapa-perusaknya/120571174666460
http://www.dudung.net/buletin-gaul-islam/mengukur-ikhlas-kita.html
http://www.firanda.com/index.php/artikel/status-facebook/436-kisah-cerdiknya-seorang-pemuda-
yang-ikhlas
http://www.dakwatuna.com/2008/05/03/582/tiga-ciri-orang-ikhlas/#ixzz2eerk4RUo
https://sites.google.com/site/otoehkasela/ikhlas-menurut-islam
Az-zibari Dr. Amir Said, Dar Ibnu Hazm, pertama, November 2001, Jl. Kampung melayu kecil
III/15 jak-sel 12840
Al-Hafizh, An-Nadani Abdussalam,Penerjemah Lc, Nurtsani Imran Pipih, 2011, 8 Langkah Hebat
Menghafal Al-qur’an, Solo, Al-Hambra.