Anda di halaman 1dari 10

18 SIKAP - MUTU

Assalamualaikum Wr. Wb
Mutu berdasarkan bahasa mutu berarti kualitas, tingkat, derajat, kadar. menjadi
suatu konsep, mutu acapkali ditafsirkan dengan beragam definisi, bergantung kepada pihak
dan sudut pandang mana konsep itu di persepsikan. Kualitas diri merupakan karakteristik
yang menentukan seseorang atau sesuatu dan membedakannya dari yang lain. Dalam diri
manusia, kualitas dapat bersifat fisik atau pribadi, dan dalam kasus terakhir, kualitas
tersebut merupakan bagian penting dalam konstruksi kepribadian.
Kualitas dan kemuliaan manusia ditentukan oleh pikiran, ucapan, dan tindakannya.
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan berpikir tentang sesuatu yang bermanfaat untuk
masyarakat. Bertutur dengan penuh kesantunan, terjaga lisan, dan jauh dari melukai
perasaan. Bertindak memuliakan dirinya, bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.
Kualitas diri juga ditentukan oleh kesungguhan dan tidak menyepelekan sesuatu. Boleh jadi,
urusan itu kecil bagi kita, tapi besar bagi orang lain.
Perlakukan sama segala urusan agar hasilnya optimal. “Dan, kamu menganggapnya
suatu yang ringan saja. Padahal, dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS an-Nur ayat 15).
Bersegeralah mengerjakan sesuatu agar tugas lain dapat dikerjakan dengan sebaik mungkin.
Menumpuknya hanya membuat malas dan pekerjaan semakin berat. “Maka, apabila kamu
telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang
lain.” (QS al- Insyirah:7). Bersungguh-sungguh, menyegerakan pekerjaan, dan tidak
menyepelekan sesuatu merupakan tiga kunci kualitas diri. Betapa mulianya mereka yang
bekerja keras dalam mengerjakan sesuatu.
Tentu saja tak mudah untuk tetap konsisten. Perlu kekuatan dari dalam diri untuk
terus menguatkan dan memastikan, tak ada ruang bagi kemalasan. Berat memang, niat
tulus modal awalnya. Bertujuan pada sesuatu yang mulia dan berkumpul bersama orang
yang penuh gairah dalam hidup diperlukan sebagai modal lanjutan. Mesti diingat,
perjalanan hidup selalu menyertakan pilihan. Jika mau meningkatkan kualitas hidup silakan,
tidak juga, ya tak apa. Berpulang pada diri, memilih dan tentu ada sejumlah konsekuensi.
Setiap hasil bermula dari ikhtiar, itulah bentuk keadilan Tuhan.
Tentu saja, ikhtiarnya harus dengan cara dan metode yang baik dan benar. Ibarat
ranjau, kehidupan ini kadang penuh jebakan, merusak, dan menyakitkan. Berbanding
terbalik, ibarat berada di taman indah dan kebun buah, terasa menyenangkan dan
membahagiakan. Saat sedang susah, sangat bersemangat, kala mendapatkan nikmat,
terbuai, dan senang malas-malasan. Diperlukan kemampuan untuk memilih jalan lurus,
konsisten, dan agar terlepas dari jebakan setan.
Setiap pilihan tentu memiliki risiko yang harus dipertanggungjawabkan. Bekal ilmu
pengetahuan akan memudahkan, melapangkan, dan jadi cahaya dalam gelapnya pilihan.
Ingatlah, pancaindera, semua yang dimiliki, dan apa pun yang dilakukan tak ada yang luput
dari pertanggungjawaban. Kesulitan dan keberhasilan merupakan tantangan dalam tangga
kehidupan untuk meningkatkan kualitas diri. Bersungguh-sungguh, jangan menyepelekan
urusan dan bersegeralah mengerjakan sesuatu adalah kunci keberhasilan.
Memang kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok, bahkan jam, menit, dan
detik berikutnya, tapi memaksimalkan ikhtiar saat ini merupakan kewajiban dan itulah
sebaik-baiknya amalan. Wallahualam.
18 SIKAP – IKHLAS
Assalamualaikum Wr. Wb

Ikhlas merupakan salah satu akhlakul mahmudah yang harus dimiliki oleh semua
orang. Secara sederhana, ikhlas adalah lawan dari riya yaitu kita melakukan segala pekerjaan
ataupun ibadah hanya semata-mata karena ingin mendapatkan ridho Allah SWT. Sementara
rya yaitu melakukan suatu amal perbuatan dan ibadah karena ingin mencari penghargaan dan
juga pengakuan dari manusia.

Ikhlas adalah ruh dari suatu amal perbuatan. Apabila amal perbuatan yang kita
lakukan tidak disertai dengan rasa ikhlas, maka hal itu bagaikan jasad sebuah tubuh yang
tidak memiliki ruh. Tak hanya itu saja, akhlakul karimah yang berupa ikhlas adalah buah dari
Ihsan yaitu suatu keyakinan seseorang bahwa yang kita lakukan diketahui dan dilihat oleh
Allah SWT.

Jika diartikan secara bahasa, makna Ikhlas memiliki arti membersihkan (jernih,
bersih, suci dari pencemaran, suci dari campuran, baik itu berupa materi ataupun tidak).
Selain itu, ikhlas juga bisa diartikan secara istilah, dimana artinya adalah membersihkan hati
agar menuju kepada Allah SWT saja. Dengan kata lain, dalam melakukan ibadah, hati kita
tidak boleh menuju kepada selain Allah SWT.

Kemudian pengertian ikhlas menurut Ali Al Dagog yaitu menutupi segala sesuatu dari
pandangan makhluk lain. Biasanya, orang yang memiliki hati yang ikhlas disebut sebagai
seorang Mukhlis yaitu seseorang yang ikhlas dan tidak mempunyai sifat riya. Sementara
menurut Fudhail Bin Iyadh, ikhlas adalah beramal hanya semata-mata karena Allah SWT.
Apabila seseorang beramal karena untuk menarik perhatian manusia, maka orang tersebut
termasuk orang yang riya. Sedangkan orang yang beramal karena manusia disebut syirik.
Sementara posisi ikhlas berada di antara riya dan syirik.

Lalu, ikhlas menurut Imam Nawawi yaitu:

‫ﺍِﻹ ْﺧ َﻼُﺹ ِﺑَﺄْﻥ َﻃُﻬَﺮ ْﺕ َﺣ َﻮ ﺍُﺳُﻪ ﺍﻟَّﻈﺎِﻫَﺮ ُﺓ َﻭ ﺍْﻟَﺒﺎِﻃ َﻨُﺔ ِﻣ َﻦ ﺍَﻷْﺧ َﻼِﻕ ﺍﻟَّﺬ ِﻣ ْﻴَﻤ ِﺔ‬

Ikhlas adalah membersihkan seluruh panca indranya secara lahir dan batin dari budi
pekerti yang tercela. Beramal adalah salah satu pembuktian makhluk kepada Allah SWT,
bahwa mereka adalah seorang hamba yang patuh kepada Sang Pencipta yang sudah
memberikan amanat dan rahmat yang luar biasa. Dimana amal yang dilakukan ditujukan
sebagai suatu pembuktian ketaatan mereka kepada Allah SWT. Sehingga harus dilakukan
dengan hati yang bersih dan murni. Jadi apa yang kita amalkan dan apa yang kita lakukan
benar-benar hanya karena Allah SWT dan bebas dari kemunafikan yaitu riya atau syirik. Hal
tersebut sejalan dengan salah satu ayat yang ada di dalam Al Qur’an di QS. Al Mulk ayat 2:

‫َاَّلِذ ى َخ َلَق اْلَم ْو َت َو اْلَحَيوَة ِلَيْبُلَو ُك ْم َأُّيُك ْم َأْح َس ُن َع َم ًال َّو ُهَو اْلَع ِزْيُز اْلَغ ُفْو ُر‬

Artinya:

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.
Unsur-Unsur Ikhlas

Tingkatan Ikhlas

Para ulama tasawuf membedakan akhlak tersebut ke dalam tiga tingkatan, diantaranya:

1. Ikhlas Awam

Di dalam ibadahnya kepada Allah SWT, mereka melandasinya dengan perasaan takut pada
siksa Allah dan masih mengharapkan pahala dunia. Seperti halnya orang yang melakukan
sholat dhuha agar mereka memperoleh pahala dan juga dimudahkan rezekinya. Kemudian
orang-orang yang melakukan sholat tahajud karena ingin dilancarkan urusan dunianya.

2. Ikhlas Khawas

Akhlak yang satu ini memiliki motivasi untuk memperoleh pahala dari Allah SWT. Dengan
begitu, orang yang melakukan amal ibadah akan memperoleh sesuatu dari Allah di akhirat
nanti seperti terhindar dari siksa neraka dan masuk ke dalam surganya Allah SWT.

3. Ikhlas Khawas al-Khawas

Ikhlas yang satu ini adalah suatu bentuk pengabdian dari seorang hamba kepada Allah SWT
disertai dengan kesadaran penuh bahwasannya seorang hamba sudah seharusnya mengabdi
kepada Allah SWT dengan cara melakukan perbuatan dan amal ibadah yang dilakukan
karena mencari ridho Allah dengan sebenar-benarnya. Amal ibadah yang dilakukan oleh
orang mukhlis semata-mata hanya untuk mencari ridho Allah SWT tanpa adanya hasrat untuk
mencari perhatian ataupun ketenaran di hadapan makhluk lain, entah itu berupa pujian
ataupun sejenisnya.

Adapun unsur-unsur ikhlas antara lain:

1. Niat

Di dalam Al Quran, Allah SWT telah berfirman: “Dan janganlah kamu mengusir orang-orang
yang menyeru Tuhannya di saat dan petang hari, sedangkan mereka menghendaki keridhaan-
Nya (QS 6: 52). Oleh karena itu, niat kita akan menghendaki keridhaan-Nya.

2. Mengikhlaskan Niat

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada Muadz, “Ikhlaskanlah amal, maka sedikit
darinya mencukupimu”.

3. Dapat Dipercaya

Kesempurnaan dari sebuah keikhlasan adalah bisa dipercaya. Dalam hal itu, Allah SWT telah
berfirman di dalam (QS 33:23) yang berbunyi “Orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah” (QS 33: 23) (al Ghozali, 2006: 215).

Pahamilah bahwasannya segala sesuatu tergambar dan dicampuri oleh yang lainnya.
Maka saat Ia suci dari campuran dan bersih dari apapun, niscaya Ia bisa dinamakan sebagai
yang bersih atau khalis. Sementara sesuatu yang dinamakan dengan perbuatan suci dan bersih
adalah ikhlas.

Contoh Ikhlas

Terdapat beberapa contoh yang dapat kita ambil hikmah serta pelajarannya. Yang
pertama adalah saat seseorang sedang bekerja lalu mendengarkan adzan dhuhur, setelah itu Ia
langsung bergegas pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat dhuhur. Namun hati dan juga
pikirannya dilatarbelakangi karena Ia hanya ingin menghindari pekerjaannya itu. Maka orang
tersebut tidak dapat kita golongkan ke dalam orang-orang yang ikhlas. Sebab, alasan yang Ia
miliki adalah salah satu alasan yang salah, karena Ia melakukan sholat dhuhur untuk
menghindari pekerjaan bukan karena Allah SWT. Lalu untuk contoh yang kedua adalah saat
seseorang melakukan amal dengan cara sodaqoh ataupun infaq yang bertujuan untuk mencari
perhatian orang lain. Maka amal perbuatan tersebut tidak dapat dikatakan sikap ikhlas.

18 SIKAP – RAJIN
Assalamualaikum wr. Wb

Rajin merupakan salah satu dari sifat terpuji yang disyariatkan dalam islam. sifat rajin
ini termasuk kedalam perintah ALLAH dan sunnah Rasulullah. berikut dalil sikap rajin dalam
islam : “Bukanlah termasuk baik di antaramu orang yang meninggalkan dunianya untuk
kepentingan akhiratnya; dan orang yang meninggalkan kepentingan akhiratnya demi urusan
dunianya sehingga ia mampu memadukan keduanya secara bersamaan. Karena hal-hal
dunia akan sampai ke akhirat dan janganlah menjadi beban manusia (lain).” ( H.R. Ibnu
Asakir )

“Bekerjalah untuk urusan duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan


berbuatlah untuk kehidupan akhiratmu seakan-akan kamu besok pagi mati.”( H.R. Baihaqi )

Rajin dalam islam meliputi kerajinan dalam urusan dunia dan akhirat. Maka rajin
dalam beribadah dan beramal sholeh untuk bekal kehidupan akhirat dan juga rajin dalam
mencari rizki di dunia dengan rajin belajar dan bekerja.

Menuntut ilmu tak akan berhasil jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
dan berkelanjutan. Islam menganjurkan untuk senantiasa rajin dalam belajar. Salah satu kunci
kesuksesan dalam belajar adalah dengan rajin belajar dan bukan malah sebaliknya. Rajin
Belajar adalah rangkaian kegiatan yang didukung oleh aktivitas, keratifitas, dan
produkstivitas yang tinggi sehingga menghasilkan suatu tujuan secara optimal, seperti rajin
membaca buku, menghapalkan buku, menulis buku, berdiskusi, bekerja kelompok,
mengerjakan tugas, dan lain - lainnya.

Dengan membiasakan diri untuk rajin belajar, berarti kita telah menjauhkan diri sifat
malas, apa lagi di kehidupan global yang kompetitif ini tentunya kita harus berupaya
meningkatkan kemampuan diri melalui belajar sebagai modal atau bekal dalam kehidupan.
Mengapa ? sebab pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku tidak akan datang dengan
sendirinya malainkan harus diupayakan dengan cara giat dalam menimba ilmu pengetahuan.

1. Apakah Pengertian Rajin ?

Rajin adalah suatu perilaku giat yang mengarah kepada suatu tujuan dan secara
umum, rajin digambarkan sebagai hubungan antara upaya dengan hasil nyata melalui
kegiatan kerja yang sebenarnya. Sedangkan Malas adalah salah satu penyakit yang sering
menghinggapi diri manusia.

Rajin juga digambarkan sebagai tingkat efisiensi dalam bekerja dan belajar, yakni
mengantarkan secara baik pemanfaatan material pendukung dan melaksanakan prosesnya
sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih baik, berguna daya, dan berhasil guna. Rajin
belajar sangat identik dengan beberapa berikut :

 Memperoleh hasil belajar yang baik,

 Memiliki pandangan yang luas bahwa mutu kehidupan hari ini jauh lebih baik dari hari
kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini,

 Interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial yang terdiri dari pengetahuan,
teknologi, dan riset dengan manajemen dan tenaga kerja,

 Mempunyai sikap yang universal dengan tujuan untuk lebih meningkatkan prestasi
dengan menggunakan sumber-sumber yang labih nyata,dan
 Mempunyai pendekatan yang interdisipliner untuk menetukan tujuan yang efektif,
pembuaan rencana aplikasi dan penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan
sumber-sumber secara efisien dan tetap menjaga adanya kualitas hidup yang tinggi.

Dari pengertian tersebut, rajin itu perlu mengikutsertakan pendayagunaan secara


terpadu sumberdaya kita dan keterampilan, teknlogi, manajemen, informasi, energi, dan
sumber lainnya menuju perkembangan dan peningkatan standarsasi hidup sebab belajar
merupakan suatu kegiatan fisik dan mental dimana belajar melibatkan berbagia perilaku,
pengalaman, partisipasi, aktifitas, dan kreatifitas.

2. Apakah ciri - ciri dari rajin ?

 Rajin Mengerjakan tugas dengan tepat waktu,

 Memanfaatkan waktu luang dengan sebaik mungkin,

 Mencari ilmu pengetahuan dengan rajin mengadakan penelitian sederhana untuk


kepentingan belajar,

 Rajin menganalisis pengetahuan yang berhubungan dengan pelajaran sehari-hari di


tempat menimba ilmu (sekolah, atau perguruan tinggi),

 Merealisasikan ide dan gagasan dalam pelajaran sesuai dengan kebutuhan,

 Rajin melakukan berbagia percobaan sederhana sesuai dengan ilmu yang diajarkan
atau yang didapatkan.

 Membuat laporan tentang berbagia hal yang didapatkan,

 Rajin mencari alternatif pemecahan permasalahan jika menghadapi berbagai kendala


dalam belajar,

 Rajin melakukan pencatatan terhadap hal-hal yang di temukan dalam belajar lalu
dihubungkan dengan hal-hal yang dipelajari pada hari sebelumnya,

 Melakukan diskusi dengan teman jika terdapat permasalahan yang sulit untuk
diselesaikan,

 Rajin berkonsultasi dengan orang-orang yang lebih berpengalaman atau lebih pintar
dan lebih mengetahui bidang pelajaran,

 Rajin bertanya jika banyak hal yang tidak diketahui,

 ikut serta didalam berbagai kegiatan yang berhubungn dengan kegiatan pelajaran,

 Rajin membiasakan diri mengulang-ulangi hal-hal yang telah dipelajari dan


melaksanakannya dalam pekerjaan sehari-hari, dan
 Meningkatkan pelajran dengan cara mempelajari dan memperdalam pengetahuan
yang berhubungan dengan pelajaran.

3. Cara membiasakan diri untuk rajin.

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan diri untuk rajin
yaitu:

 Meyakini bahwa belajaran adalah ibadah yang di rhidoi Allah dan kelak akan diganjar
dengan pahala,

 Ikhlas dan mencintai pelajaran yang dipelajarai meski terkadang rasa malas
menghantui,

 Mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya dengan cara, jika terdapat tugas yang
dipelajari hari ini maka selesaikan pada hari ini juga,

 Tidak belajar karena terlalu mengharapkan nilai orang lain dan baru ingin belajar jika
mendapatkan nilai atau pujian yang memuaskan,

 Membuat jadwal pelajaran dirumah dan konsisten sertra komitmen dalam


melaksanakan tugas jadwal yang telah dibuat tersebut meski dengan waktu yang
sebentar.

Kesuksesan dalam belajar dapat dimulai dengan rajin belajar yang merupakan
pendukung utama. Dengan rajin belajar, maka semua kegiatan belajar akan terasa mudah
sehingga mudah pula memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Keberhasilan tak akan
pernah datang hanya dengan mengkhayal. Sunnatullah dalam kehidupan ini menegaskan
bahwa tidak mungkin kita kenyang hanya dengan mengkhayal, tetapi rasa kenyang akan
datang setelah kita makan, begitu pun juga kesulitan hanya akan dapat diatasi ketika kita
melakukan usaha untuk mengatasinya. Rezeki akan datang ketika kita berusaha untuk
menjemputnya, dan tidak akan pernah datang hanya dengan bermimpi.

Pentingnya usaha atau ikhtiar yang kita keluarkan dalam mencapai suatu tujuan yang
kita harapkan itu menjadi landasan penting dari kesungguhan kita dalam bertawakal kepada
Allah Swt. Bertawakal bukanlah berpasrah tanpa usaha, tawakkal ialah upaya yang diawali
kebulatan tekad, menyusun rencana yang matang berdasarkan kemampuan dan ilmu yang kita
miliki.
18 SIKAP – TANGGUNG JAWAB
Assalamualaikum wr. Wb

Definisi Tanggung Jawab

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah kewajiban yang
ditanggung seorang individu termasuk menanggung akibatnya. Setiap tindakan dan keputusan
membutuhkan tanggung jawab. Tanggung jawab diberikan kepada seseorang atau orang lain
diterima sebagai kewajiban.Sikap tanggung jawab ini terwujud dalam diri sendiri, keluarga
dan masyarakat. Sikap ini terbentuk saat anak tumbuh menjadi dewasa.

Ciri-ciri Tanggung Jawab

 Menentukan jalan yang benar

 Tetap termotivasi

 Tetap menjaga kehormatan diri sendiri

 Tetap waspada

 Komitmen dalam tugas

 Melakukan tugas sesuai dengan standar yang sesuai

 Menepati janji

 Berani menerima resiko yang diambil.

Bentuk Tanggung Jawab

 Tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, Manusia memiliki tanggung
jawab untuk beriman kepada Tuhan. Tanggung jawab ini misalnya dalam
menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
 Tanggung jawab pada Keluarga, Keluarga terdiri dari orang tua, anak, dan
anggota keluarga lainnya. Keluarga termasuk dalam pengaturan komunitas
yang lebih kecil. Sebagai anggota keluarga, Anda memiliki tanggung jawab
untuk melindungi reputasi keluarga Anda. Di rumah, ayah, ibu dan anak akan
memainkan peran kesejahteraan, pendidikan dan keamanan. Umumnya semua
keluarga memiliki aturan dan hukuman untuk mendidik anggotanya.

 Tanggung jawab kepada diri sendiri, Setiap individu memiliki kewajiban


untuk memenuhi hak dan kewajibannya. Tujuan dari tanggung jawab diri ini
adalah untuk memecahkan masalah dan mengenal diri sendiri.

 Tanggung jawab kepada masyarakat, Setelah keluarga, individu membentuk


kehidupan yang lebih besar dalam kerangka masyarakat. Keselamatan adalah
tanggung jawab warga negara.

 Tanggung Jawab Negara dan Kebangsaan, Individu memiliki status


kewarganegaraan. Setiap negara memiliki norma, aturan, dan hukum yang
berlaku bagi warga negaranya. Warga negara bertanggung jawab kepada
negara dan tidak melakukan apa yang mereka inginkan.

Cara Membangun Tanggung Jawab

Seiring bertambahnya usia akan semakin banyak tanggung jawab. Sebelumnya, kita
tidak sempat berpikir untuk menyisihkan uang untuk membeli pulsa dan lain-lain. Maka
untuk mewujudkan masa depan cerahmu berikut adalah beberapa cara untuk menumbuhkan
rasa tanggung jawab.

 Menghentikan secara perlahan kebiasaan mengeluh

 Membuang kebiasaan membuat banyak alasan

 Tidak menunda pekerjaan

 Menjadi orang yang konsisten

 Belajar mengatur keuangan sendiri

Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melaksanakan apa yang telah diberikan
kepadamu. Sikap bertanggung jawab ini dapat melatih kamu menjadi pribadi yang disiplin
yang menghargai waktu.

Anda mungkin juga menyukai