Anda di halaman 1dari 17

IKHLAS DAN KEUTAMAANNYA

Mata kuliah : Aqidah Akhlaq


Dosen : Aries Hermawan, SEI

Disusun oleh :

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb ..
Segala puji serta syukur kami limpahkan kepada Allah swt, sang penguasa apa yang ada
dilangit dan dibumi, penguasa akhir zaman, dan pencipta segala apa yang ada dimuka bumi ini. Berkat
segala nikmat dan karunia yang telah diberikanNya, kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
ikhlas dan keutamaan-keutamaannya ini.
Adapun salah satu tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk meyelesaikan salah satu
tugas kelompok membuat makalah bertemakan ikhlas yaitu pada mata kuliah Aqidah Akhlaq, dengan
dosen kami yaitu Bpk. Aries Hermawan SEI .. Selain itu, kami juga ingin mengenalkan kepada para
pembaca mengenai apa sih sebenarnya pengetian ikhlas dan apa aja yang dibahas dan bisa dikupas
mengenai ikhlas tersebut..
Kami meminta maaf apabila banyak kekurangan dalam laporan ini, karena kami menyadari
kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf, semoga makalah yang kami buat ini
bisa bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi kami pribadi.
Sekian,
Wassalamualaikum wr.wb ..
Bojongsari, Februari 2013

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkaitan dengan suatu perbuatan, Islam sangat menekankan pentingnya motif dan tujuan dari
seorang yang melakukan perbuatan tersebut tidak cukup hanya bentuk lahiriahnya saja.Dalam hal ini
dapat diibaratkan bahwa setiap perbuatan itu ada badan dan ruhnya.Badannya adalah bentuk luar yang
terlihat dan terdengar, sedangkan ruhnya adalah niat yang mendorong dilakukannya perbuatan itu dan
jiwa ikhlas yang mendorong terciptanya perbuatan tersebut.Bagi golongan ahli hakikat (tasawuf),
ikhlas merupakan syarat sahnya suatu ibadah.Dengan demikian, diterima atau tidaknya suatu
perbuatan sangat tergantung kepada niat yang melakukannya.
Allah swt. Hanya menerima amal shaleh jika ia dikerjakan dengan ikhlas tanpa dicampuri oleh
syirik, baik yang besar maupun yang kecil, yang tampak jelas maupun yang tersembunyi. Allah swt.
Berfirman Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal
yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya (QS
Al-Kahfi [18] : 110)
Ikhlas adalah perbuatan baik yang, jika dilihat dari sekilas, seakan- akan mudah dilakukan.
Akan tetapi, saat kita diharuskan untuk mengikhlaskan sesuatu untuk diberikan kepada orang lain
misalnya, dan apalagi barang tersebut adalah termasuk barang kesayangan kita, akan terasa sangat
berat untuk memberikannya kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa untuk berbuat ikhlas
adalah perbuatan yang sangat membutuhkan kelapangan hati yang super lapang. Oleh karena itu,
dengan adanya makalah ini semoga dapat membantu kita semua untuk lebih bisa berbuat ikhlas dan
benar- benar bisa mendalami apa yang disebut dengan ikhlas itu sendiri.
Demikian tingginya nilai keikhlasan dan berlimpah ruah kebaikannya, walaupun bercampur
sesuatu yang sedikit, ikhlas bisa tumbuh menjadi banyak, sehingga bisa menandingi hal-hal yang
besar.Tetapi pada kenyataanya masih banyak orang-orang yang sulit untuk mengaplikasikan
keikhlasan dalam setiap perbuatannya, selain karena kurangnya pemahaman, banyak juga yang tidak
mengetahui urgensi serta keistimewaan dari ikhlas itu sendiri.Oleh karena itu, dalam makalah ini kami
ingin memaparkan keutamaan ikhlas sehingga bisa memotivasi kita semua untuk bisa melakukan
segala perbuatan dengan ikhlas dan semoga Allah menjadikan kita golongan yang jika berilmu, maka
beramal dan jika beramal maka beramal dengan ikhlas. Amiin

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ikhlas?
2. Bagaimana ciri-ciri orang yang ikhlas?
3. Bagaimana menumbuhkan ikhlas?
4. Apa saja keutamaan ikhlas?
5. Apa yang menyebabkan orang tidak ikhlas?
6. Apa sajakah hikmah ikhlas?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ikhlas
Ikhlas menurut arti bahasa ialah suci-murni, tidak bercampur dengan sesuatu yang lain.
Sedangkan menurut istilah syariat islam ialah seluruh ketaatan yang semata-mata ditujukan kepada
Allah. Yakni ketaatan kepada Allah bukan dibuat-buat untuk manusia, untuk mendapatkan pujian
manusia atau untuk supaya disayangi manusia, atau maksud apa saja selain hanya kepada Allah dan
mengharapkan kehidupan akhirat. Jadi, ikhlas itu membersihkan amal dari keinginan untuk
diperhatikan manusia.(Ikhlas,Imam Al-Ghazali)
Dalam Al-Quran banyak kita jumpai ayat-ayat yang menyatakan tentang ikhlas ini, misalnya
dalam surat Al-Bayyinah

Artinya:
Dan mereka (ahli kitab) tidak diperintah melainkan supaya mereka beribadah kepada Allah dengan
ikhlas semata-mata demi berbakti kepada-Nya dengan berlaku lurus, dan supaya mereka itu
mendirikan sholat serta menunaikan zakat.Itulah agama yang lurus. (QS. Al- Bayyinah: 5)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT tidak pernah memerintahkan dalam semua kitab yang
diturunkan kepada para rasulNya untuk menyembah selainNya, bahkan Allah meminta keikhlasan
hambaNya dalam beribadah, lahir maupun batin adalah semata-mata kepadaNya dan tiada sekutu
bagiNya dan iapun tidak perlu mengambil sekutu, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Ikhlas :

Katakanlah! Dia (Tuhan) itu adalah Allah yang Esa, Allah tempat bergantung, ia tidak beranak dan
tidak diperanakkan. Dan tidak ada satupun makhluk yang sama dengan Dia

Atas dasar ayat ini maka seluruh manusia harus cenderung kepada agama Islam dengan
meninggalkan agama-agama lain. Sebagaimana halnya kita diharuskan ikhlas kepada Allah dalam
beraqidah juga dalam beribadah, seperti sholat dan zakat, dan itulah agama yang lurus.
Ikhlas merupakan amalan hati, bahkan ia merupakan amalan hati yang paling utama, karena
diterima atau tidaknya suatu amal bergantung kepada ikhlas.
Prinsip mengikhklaskan amal adalah mengkhususkan niat semata-mata karena Allah
taala.Adapun makna niat adalah motif yang muncul pada diri seseorang untuk merealisasikan tujuan
yang dicarinya.Motif ialah yang menggerakkan keinginan seseorang untuk bergerak melakukan suatu
pekerjaan.Motif ini sangat banyak dan bermacam-macam.Diantaranya adalah berkaitan dengan
kebendaan atau kejiwaan, individu atau masyarakat, dunia atau akhirat, yang rendah dan hina, atau
yang agung dan mulia. Adapula yang berhubungan dengan kenikmatan akal dan ruh, ada yang
dilarang, mubah, sunnah, dan ada pula yang wajib.
Sesungguhnya menentukan motif-motif ini hanyalah keyakinan-keyakinan dan nilai-nilainya
yang diimani oleh seseorang, serta pengetahuan, pemikiran, dan pemahaman yang dibentuk oleh
pelajaran dan pengamalan, atau oleh pengaruh lingkungan dan taklid kepada orang lain.
Mukmin sejati adalah orang yang motif agama dalam hatinya dapat mengalahkan hawa
nafsunya, dorongan akhirat menang atas dorongan dunia, dan ia lebih memilih apa yang ada di sisi
Allah swt, daripada yang ada pada manusia. Ia pun menjadikan niat, perkataan, dan perbuatannya
hanya untuk Allah dan menjadikan shalat, ibadah, hidup, dan matinya untuk Allah, Tuhan semesta
alam. Inilah yang disebut ikhlas.
Ikhlas Berhubungan Dengan Niat
Ikhlas tidak akan terealisasi dalam amal, kecuali dengan dua unsur pokok:
Pertama, menghadirkan niat didalam beramal tersebut, karena setiap amal itu bergantung pada
niat. Orang yang mengerjakan suatu amal tanpa disertai niat, yang baik atau buruk, ia tidak akan
masuk golongan orang yang ikhlas.
Kedua, memurnikan niat dari semua motif yang bersifat pribadi atau duniawi, sehingga
menjadi benar-benar ikhlas karena Allah taala.
Jadi, bisa dikatakan niat adalah ruh dan penopang amal. Amal itu akan mengikuti niatnya, ia
sah dengan dengan sahnya niat dan rusak dengan rusaknya niat. Nabi saw telah mengatakan dua
kalimat yang mencukupi dan dibawah keduanya ada bendaharaan ilmu. Kedua kalimat adalah sabda
beliau, Sesungguhnya setiap amal itu bergantung pada niatnya, dan setiap orang akan diganjar
sesuai dengan apa yang diniatkannya.

Contohnya seseorang berniat memeras (buah anggur) untuk menghasilkan khamr (minuman
keras), baginya apa yang ia niatkan. Karena itulah ia pantas mendapat laknat. Dan jika seseorang
berniat dengan satu perbuatan untuk melakukan muslihat terhadap apa yang telah diharamkanNya,
baginya apa yang ia niatkan.
Menghadirkan niat juga harus dibarengi dengan mengosongkannya dari berbagai ambisi dan
keinginan bersifat pribadi/duniawi.Kita harus mengikhlaskan niat semata-mata untuk Allah swt dalam
semua hal akhirat, menyerahkan diri kepada Allah sehingga memperoleh penerimaan disisi Allah.
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya
kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan (QS An-Nisa [4] :125)
Niat yang ikhlas saja belum mencukupi untuk diterimanya amal, apabila amal tersebut tidak
sesuai dengan syariat dan tidak dibenarkan oleh Sunnah. Begitu pula amal yang sudah sesuai dengan
syariat tidak dapat mengangkatnya ke derajat qabul (diterima) selama tidak ada ikhlas didalamnya dan
mengosongkan niat semata-mata untuk Allah azza wa jalla. Amal apa saja diantara amal-amal akhirat
yang tidak memiliki keikhlasan, maka amal tersebut tidak ada nilai sama sekali diatas neraca
kebenaran.
Ibn Athaillah berkata,
Amal-amal itu ibarat patung-patung yang berdirir tegak, sedangkan ruhnya adalah keberadaan
rahasia ikhlas didalamnya
Jika demikian, tanpa ikhlas, amal tidak akan diterima betapapun pada lahirnya ia tampak baik
dan shaleh.
B. Ciri-ciri Orang Yang Ikhlas
IKHLAS itu mempunyai berbagai ciri dan tanda yang tampak di dalam kehidupan dan tingkah
laku orang yang ikhlas, serta dalam pandangannya terhadap dirinya dan orang banyak. Berikut
beberapa ciri dan tanda-tandanya:
1. Takut Terhadap Ketenaran
Orang yang iklhas takut kalau ia terkenal, tersebar nama harum diri dan agamanya. Ia yakin
bahwa penerimaan amal di sisi Allah itu bergantung pada hati sanubari. Dan apabila niat manusia
hanya ingin dikenal, sebanyak apapun amalnya maka tidak ada yang bisa menolongnya dari adzab
Allah.basyir Al- Hafi berkata saya tidak mengenal seseorang yang suka dikenal melainkan lenyap
agamanya dan terbuka aibnya juga tidak akan merasakan manisnya nakhirat orang yang ingin selalu
dikenal manusia. Jadi, ketika melakukan amal ia cenderung melakukanamal di tempat yang sunyi dan

jauh dari keramaian seperti akar pohon besar. Dengan akar itu sebatang pohon berdiri tegak namun
akar itu tersembunyi.
2. Curiga Terhadap Diri Sendiri
Orang yang ikhlas selalu merasa takut kalau riya menyusup ke dalam jiwanya tanpa ia sadari.
Oleh karena itu, dia selalu mencurigai setiap amal yang akan ia kerjakan dan takut kalau amalnya
terkontaminasi oleh riya karena riya itu disebut syahwat yang tersembunyi yang menyusup ke dalam
jiwa seseorang yang menempuh jalan akhirat tanpa disadarinya.
3. Tidak Mencari Pujian dan Tidak Tertipu dengannya
Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan
duniawi dari apa yang dapat ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana
agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT.
Apapun yang dilakukan kalau konsentrasi kita hanya kepada Allah, itulah ikhlas.Seperti yang
dikatakan Imam Ali bahwa orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap
amalnya diterima oleh Allah. Seorang pembicara yang tulus tidak perlu merekayasa kata-kata agar
penuh pesona, tapi ia akan mengupayakan setiap kata yang diucapkan benar-benar menjadi kata yang
disukai oleh Allah. Bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.Bisa dipertanggungjawabkan
artinya.Selebihnya terserah Allah.Kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata kita, Allah-lah yang
kuasa menghujamkannya kepada setiap qalbu.(AA.Gym)
Salahsatu konsekuensi dari pernyataan aku rela Allah sebagai Rabb, islam sebagai agama dan
Muhammad sebagai Nabi adalah bahwa kita harus ikhlas kepada Allah yang itu berarti ikhlas dengan
semua hukumNya, ridho dengan qodho dan qodarNya baik yang jelek maupun yang baik, yang pahit
ataupun yang manis.
Banyak juga tipe orang yang ikhlas kepada Rabbnya pada saat keadaan lapang saja tapi tidak
pada saat sempitnya, yang taat pada saat senang dan menentang pada saat sengsara.(La Tahzan, 2003).
Dalam Al-Quran disebutkan :
Dan diantara manusia ada yang menyembah Allah di tepi; maka jika dia memperoleh
kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik kebelakang.Dia rugi di
dunia dan di akhirat.Itulah kerugian yang nyata.(QS. Al hajj : 11)

4. Beramal di Tempat Sunyi, Jauh dari Keramaian


Orang yang ikhlas lebih menyukai amal yang diam daripada amal yang terang-terangan dan
diiming-imingi popularitas.Dia lebih memilih selamanya menjadi prajurit tak dikenal yang hanya
memberi tapi tidak dikenali, berkorban tapi tidak dikenang.
5. Tidak Kikir Memuji Orang yang Pantas Dipuji
Nabi saw pernah memuji beberapa sahabat beliau, sebagai ungkapa pujian atas keutamaan dan
kebajikan mereka. Beliau berkata tentang Abu Bakar r.a Seandainya aku boleh mengambil kekasih
selain Tuhanku, niscahya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai kekasihku. Tetapi ia adalah
saudara dan sahabatku.
Beliau berkata kepada Umar r.a Kalau engkau menempuh satu jalan, pasti setan akan
menempuh jalan yang lain
Beliau berkata tentang Utsman r.a Ia adalah seorang laki-laki yang malaikat malu
kepadanya
6. Suka dan Benci Karena Allah Bukan Karena Nafsu
Orang yang ikhlas itu suka dan bencinya, memberi dan tidak memberinya, senang dan
marahnya semata-mata karena Allah dan agamanya, bukan karena nafsu dan manfaat-manfaatnya.Ia
tidak menjadi seperti orang munafik, yang dicela Allah didalam kitabNya, yang sekedar mencari
keuntungan. Dan diantara mereka ada orang yang mencelamu tentang (pembagian) zakat, jika
mereka diberi sebagian darinya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian
darinya, dengan serta-merta mereka menjadi marah (QS At-Taubah [9] : 58)
7. Sabar atas Jauhnya Perjalanan
Orang yang ikhlas tidak dibebani olehnya jauhnya perjalanan, lambatnya hasil pekerjaan,
tertundanya kesuksesan, dan lelahnya berinteraksi dengan orang-orang yang heterogen dalam selera
dan kecenderungannya, yang akan menjadikannya malas dan lamban, atau melepaskan diri atau
berhenti ditengah jalan. Ia bekerja dan meraih kesuksesan semata-mata untuk meraih keridhaan Allah
dan menuruti perintahNya, dari permulaan sampai akhir.
8. Gembira dengan Rekan Seprofesi
Orang yang ikhlas akan bergembira dengan orang-orang yang memiliki kompetensi dibarisan
para pekerja untuk memikul panji atau iku andil dalam bekerja. Ia akan memberikan kesempatan
kepada setiap orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil tempatnya tanpa menghalanghalanginya, mempersempitnya, mendengkinya, atau merasa bosan darinya.
9. Menginginkan Amal yang Lebih Berguna
Orang yang ikhlas lebih mengutamakan amal yang banyak manfaatnya dan kuat pengaruhnya,
sekalipun tidak ada kesenangan dan kenikmatan didalamnya.
10. Terhindar dari Bahaya Ujub
Diantara kesempurnaan ikhlas adalah tidak merusak amal sesudah amal itu sempurna dengan
merasa ujub, tenang, dan sombong karena telah melakukannya. Sebab, sikap yang seperti itu akan
membutakan orang yang bersangkutan dari kekurangan-kekurangan yang ada di dalamnya.

C. Sebab Orang Tidak Ikhlas


Ketidak-ikhlasan bisa disebabkan karena kegagalan mendapat apa yang disenangi dan
diinginkannya. Bisa juga disebabkan oleh hal-hal yang memberatkannya dan tidak bisa ia terima.kalau
tidak ada ikhlas akan banyak kekecewaan dalam hidup ini. Orang yang tidak ikhlas akan banyak
tersinggung dan terkecewakan karena ia memang terlalu banyak berharap. Karenanya biasakanlah jika
sudah berbuat sesuatu, maka lupakan perbuatan itu.Titipkan saja di sisi Allah yang pasti aman. Jangan
pula disebut-sebut, diingat-ingat, nanti malah akan berkurang pahalanya.
Ada beberapa hal yang bisa merusak keikhlasan yaitu:

Riya' ialah memperlihatkan suatu bentuk ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu orangorangpun memujinya.

Sum'ah, yaitu beramal dengan tujuan untuk didengar oleh orang lain (mencari popularitas).

'Ujub, masih termasuk kategori riya' hanya saja Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah membedakan
keduanya dengan mengatakan bahwa: "Riya' masuk didalam bab menyekutukan Allah denga
makhluk, sedang ujub masuk dalam bab menyekutukan Allah dengan diri-sendiri. (Al fatawaa,
10/277)
Disamping itu ada bentuk detail dari perbuatan riya' yang sangat tersembunyi, atau di sebut
dengan riya' khafiy' yaitu:

Dalam Hati Kecil Mengharap di Hormati. Seseorang sudah secara diam-diam melakukan
ketaatan, akan tetapi bersamaan dengan itu ia menyukai kalau orang lain mendahului salam
terhadapnya, menyambutnya dengan ceria dan penuh hormat, memujinya, segera memenuhi
keinginannya, diperlakukan lain dalam jual beli (diistimewakan), dan diberi keluasan dalam
tempat duduk. Jika itu semua tidak ia dapatkan, ia merasa ada beban yang mengganjal dalam
hatinya, seolah-olah dengan ketaatan yang ia sembunyikan itu ia mengharapkan agar orang
selalu menghormatinya.

Menjadikan ikhlas sebagai wasilah (sarana) bukan maksud dan tujuan.


Syaikhul Islam telah memperingatkan dari hal yang tersembunyi ini, beliau berkata:
"Dikisahkan bahwa Abu Hamid Al Ghazali ketika sampai kepadanya, bahwa barangsiapa yang
berbuat ikhlas semata-mata karena Allah selama empatpuluh hari maka akan memancar
hikmah dalam hati orang tersebut melalui lisanya (ucapan), berkata Abu Hamid: "Maka aku

berbuat ikhlas selama empat puluh hari, namun tidak memancar apa-apa dariku, lalu
kusampaikan hal ini kepada sebagian ahli ilmu, maka ia berkata: "Sesungguhnya kamu ikhlas
hanya untuk mendapatkan hikmah, dan ikhlasmu itu bukan karena Allah semata.
Kemudian Ibnu Taymiyah berkata: "Hal ini dikarenakan manusia terkadang ingin disebut ahli
ilmu dan hikmah, dihormati dan dipuji manusia, dan lain-lain, sementara ia tahu bahwa untuk
medapatkan semua itu harus dengan cara ikhlas karena Allah.Jika ia menginginkan tujuan
pribadi tapi dengan cara berbuat ikhlas karena Allah,maka terjadilah dua hal yang saling
bertentangan. Dengan kata lain, Allah di sini hanya dijadikan sebagai sarana saja, sedang
tujuannya adalah selain Allah.
Yaitu apa yang diisyaratkan Ibnu Rajab beliau berkata: "Ada satu hal yang sangat tersembunyi,
yaitu terkadang seseorang mencela dan menjelek-jelekan dirinya dihadapan orang lain dengan tujuan
agar orang tersebut menganggapnya sebagai orang yang tawadhu' dan merendah, sehingga dengan itu
orang justru mengangkat dan memujinya. Ini merupakan pintu riya' yang sangat tersembunyi yang
selalu diperingatkan oleh para salafus shaleh. (Doc. Al Ikhlash Wa Asy Syirkul Asghar,)
D. Cara-cara Untuk Menumbuhkan Niat yang Ikhlas
Ada beberapa hal yang dapat membantu seorang muslim yang sedang menempuh jalan menuju
Allah agar bisa mengikhlaskan niat dan amal untuk Allah swt semata. Yaitu motivasi-motivasi bersifat
kejiwaan, pendorong-pendorong bersifat spiritual, dan faktor-faktor yang yang bersifat konsepsi dan
praktis. Semua hal ini bisa memengaruhi akal dan hati muslim tersebut secara positif, dan
membawanya ke garis depan dari jalan orang-orang yang ikhlas, serta membantunya untuk
membersihkan jiwanya dan membersihkan dari hal-hal yang bersifat pribadi dan keduniaan.
1. Senantiasa meluruskan niat sebelum mulai beramal.
Sediakan waktu sejenak setiap akan memulai suatu amal untuk memastikan bahwa dorongan
motivasi beramal itu memang benar-benar untuk semata-mata mencapai keridhaan Allah dan
bukan untuk ambisi-ambisi lainnya. Setelah niat dalam diri benar, barulah beramal.
2. Menyerahkan segala cintanya hanya kepada Allah, rasul dan akhirat
3. Ilmu yang luas dan mendalam
Ikhlas tidak bisa menjadi sempurna kecuali dengan membaca dan mengamati kandungan di dalam
Al-Quran dan Sunnah yang membicarakan masalah ikhlas atau membaca perkataan orang-orang

shalih.Ia juga harus mengetahui bahaya riya, cinta pangkat dan ketenaran, serta cinta dunia. Jika
semua pengetahuan ini telah dimiliki dan melekat di dalam jiwa, seseorang pasti terbantu untuk
melepaskan diri dari hawa nafsu yang sifatnya pribadi, dan keinginan-keinginan yang berkaitan
dengan keduniaan.Tidak mungkin seseorang menghadap ke sesuatu di luar jangkauan
pengetahuannya.
4. Berteman dengan orang-orang yang ikhlas
Agar bisa mengikuti irama langkah mereka, mengambil pelajaran dari mereka dan mencontoh
akhlak mereka. Sebab, mengikuti mereka termasuk kebaikan dan menyerupai mereka merupakan
keberuntungan. Dalam hadisnya Nabi saw menggambarkan pengaruh persahabatan dengan jelas.
Beliau bersabda Sesunggunya, perumpamaan teman duduk yang saleh dan yang jahat itu adalah
seperti orang yang membawa minyak wangi dan pandai besi. Orang yang mebawa minyak wangi
itu boleh jadi ia memberi anda (minyak wangi itu) atau anda membeli darinya, atau (setidaktidaknya) anda dapat mencium bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, boleh jadi baju anda
terbakar (oleh percikan api), atau bisa juga anda mencium bau yang kurang sedap darinya.
Karena itu, kenalilah saudara-saudarimu karena Allah swt, letakkan tangan anda diatas tangan
mereka, belajarlah dari mereka dan ajarilah mereka, saling bantulah dengan mereka dalam
perbuatan baik dan taqwa, saling berwasiatlah bersama mereka agar menaati kebenaran dan jalani
kesabaran.
5. Membaca sirah orang-orang yang ikhlas
Sejarah Islam dipenuhi cerita-cerita kepahlawanan yang sangat menakjubkan.Kejadian-kejadian
yang dialami oleh orang-orang ikhlas yang telah menazarkan diri mereka untuk Allah dan
menjadikan hidup mereka seluruhnya untuk Allah serta jihad mereka seluruhnya untuk
Allah.Mengenali kehidupan mereka, mengikuti jejak dan petunjuk mereka.
6. Mujahadah (berjuang) terhadap nafsu
Maksudnya, mengarahkan kehendak untuk memerangi hawa nafsu yang menjurus kepada
keburukan, mengendalikan egoisme dan kecenderungan kepada keduniaan, hingga ikhlas karena
Allah.
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan
Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benarbenar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al-Ankabut : 69)
7.

Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah. (Doc. Niat dan Ikhlas)

Yang memperkuat semua hal yang disebutkan tadi dan meneguhkan keyakinan seseorang yang
sedang meniti jalan kebaikan adalah meminta tolong kepada Allah swt atas semua urusan, karena
hanya dariNya pertolongan dan taufik serta hanya kepadaNya kembali segala urusan. Allah swt
mengajarkan kita selalu mengucapkan doa berikut ini didalam shalat ashar kita iyya kanabudu
wa iyyaka nastain(QS Al-Fatihah [1] :5)
D. Keutamaan Ikhlas
Kekuatan ikhlas, ternyata dapat memberikan perubahan positif dalamkehidupan
manusia.Kekuatan positif inilah yang membuat orang ikhlas,selalu mendapatkan kemudahankemudahan dalam hidupnya. Orangikhlas hatinya, akan selalu di lapangkan hidupnya oleh Allah,
jiwanyaselalu berserah diri pada pencipta-Nya. Sehingga beban-beban dipunggungnya, akan di
ringankan oleh Allah dari beban-beban ujian yangmemberatkan hidupnya, semua kesulitannya akan di
mudahkan olehAllah. Karena orang ikhlas selalu percaya, sesudah kesulitan pasti adakemudahan. Dan
ia percaya, Allah akan selalu menolong hamba-hambanya yangikhlas.
Adapun, keutamaan lainnya yaitu :
1. Mendatangkan ketenangan jiwa. Ikhlas memberikan kepada orang yang memilikinya
ketenangan jiwa dan ketentraman hati. Ikhlas menjadikan seseorang itu lapang lapang dada dan
lega hati. Hatinya berkumpul pada satu tujuan, yaitu ridha Allah Azza wa Jalla, dan cita-citanya
terangkum pada satu hal, yaitu menempuh jalan yang akan menyampaikannya kepada
keridhaan-Nya.
2. Dengan melatih otak untuk tetap berada di zona ikhlas maka akantercipta suatu sikap rela
dan jujur. Dimana semua fikiran, perasaan, ucapan dan tindakan kita dilakukan dngan
jujurdan rela (ikhlas). Rela, karena semua yang kita lakukan untuk keperluan yang lebih besar,
lebih tinggi dan lebih mulia. Jujur karena apapun yang kita lakukan itu adalah pilihan kita.
3. Senantiasa bersyukur kepada Allah
4. Suatu pekerjaan yang tidak diiringi dengan keikhlasan, tidak akan diberkahi oleh Allah.
Al-Quran telah menjelaskan keutamaan ikhlas (al-araaf: 29)
Maka telah jelas bahwa asalnya suatu pekerjaan adalah keikhlasan ,jika tidak ada keikhlasan
suatu pekerjaan tidak dianggap keberadaannya. Artinya, manusia telah membuat letih dirinya
sendiri untuk melakukan berbagi pekerjaan yang tidak ada gunanya dalam kehidupan.
5. Tidak akan pernah merasa riya dan tidak bekerja demi mencari pujian/sanjungan dari orang
lain.
6. Mendatangkan pahala secara sempurna. Dengan niat ikhlas semata-mata karena Allah
seorang muslim bisa mendapatkan pahala amal dengan sempurna sekalipun tidak
menyelesaikan amalan tersebut dengan sempurna atau bahkan belum dilaksanakan.

Dalam riwayat Muslim, Nabi saw bersabda Barang siapa memohon mati syahid kepada Allah
dengan jujur, Allah akan menyampaikannya ke erajat orang-orang yang mati syahid,
walaupun ia mati ditempat tidurnya.
Beliau juga bersabda, Barang siapa mencari syahadah (mati dengan syahid) dengan
sebenarnya, ia akan diberi syahadah itu, walaupun tidak mengalaminya.
Abi Umamah meriwayatkan bahwa seorang laki-laki yang bertanya pada rasulullah
apakah seorang yang bekerja untuk mendapat upah akan mendapat pahala? Rasulullah
menjawab dia tidak mendapatkan apa-apa maka orang itu mengulang pertanyaanya sebanyak
tiga kali dan Rasulullah menjawab :dia tidak mendapatkan apa-apa karena sesungguhnya
Allah azza wa jalla tidak mau menerima pekerjaan yang tidak berdasarkan keikhlasan dan
semata-mata untuk mencari keridhaanNya.
Pada dasarnya keikhlasan itu adalah mengerjakan semua pekerjaan semata-mata karena
mencari keridhaan Allah.Lalu menjadikan keikhlasan sebagai tujuan utama hidup.Oleh karena
itu, jagalah selalu keikhlasan dalam hati sehingga kehidupanmu selalu dipenuhi dengan
kebaikan dan keberkahan, selalu dilindungi dan diberikan taufik oleh Allah.
7. Ikhlas merupakan sebab diampuninya dosa
Abu Hurairah radhiallahu 'anhu meriwayatkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam :"Tatkala ada seekor anjing yang hampir mati karena kehausan berputar-putar
mengelilingi sebuah sumur yang berisi air, tiba-tiba anjing tersebut dilihat oleh seorang wanita
pezina dari kaum bani Israil, maka wanita tersebut melepaskan khufnya (sepatunya untuk turun
ke sumur dan mengisi air ke sepatu tersebut-pen) lalu memberi minum kepada si anjing
tersebut. Maka Allah pun mengampuni wanita tersebut karena amalannya itu" (HR Al-Bukhari
no 3467 dan Muslim no 2245)
Tidak ada seorangpun yang melihat sang wanita tatkala menolong sang anjing. Yang
melihatnya hanyalah Dzat Yang Maha melihat yaitu Allah.

Amalan yang cukup berat yang dikerjakan oleh sang wanita ini, di mana ia turun ke

sumur lalu mengisi air ke sepatunya lalu memberikannya ke anjing tersebut. Bagi seorang
wanita pekerjaan seperti ini cukup memberatkan. Akan tetapi terasa ringan bagi seorang yang
ikhlas
-

Wanita ini sama sekali tidak mengharapkan ucapan terima kasih dari hewan yang hina

seperti anjing tersebut, apalagi mengharapkan balas jasa dari anjing tersebut. Ini menunjukkan
akan ikhlasnya sang wanita pezina tersebut.(www.firanda.com)
8. Memperoleh pertolongan dan perlindungan Illahi berupa taufiqk kejalan yang lurus.
Sebagaimana firman Allah Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hambaNya?(QS
Az-Zumar [39] : 36). Atas dasar ikhlas dan pengosongan niat seseorang kepada Tuhannya,
sebesar itu pula bantuan , pertolongan, dan perlindungan Allah baginya. Sesungguhnya bantuan
bergantung pada kadar persiapan. Bantuan Allah adalah berupa kemenangan dan penguatan,
atau taufik dan petunjuk kejalan yang lurus sesuai tingkat pengosongan niat dan pemebersihan
hati
9. Pertolongan dan perlindungan Allah pada momen-momen sulit dan krisis. Allah akan
membantu orang yang ikhlas dan menjaganya dengan penglihatanNya yang tak pernah tidur,
serta tidak akan membiarkannya tertimpa bencana dan dikelilingi oleh kesulitan dan
kesusahan. Allah swt akan mengabulkan doaanya, menyambut panggilannya, dan
menghilangkan kesusahan darinya.
Ada sebuah kisah menakjubkan dalam Al-Quran yang berkaitan dengan hal ini yaitu
dikabulkannya oleh Allah swt doa orang-orang yang musyrik.Ketika mereka berlayar ditengah
lautan yang luas, lalu bertiup angina kencang kearah mereka, dan mereka dihantam gelombang
dari berbagai arah, mereka lalu berdoa dengan jujur dan ikhlas kepada Allah, memohon
pertolonganNya.Doa merekapun dikabulkan oleh Allah swt.Meskipun sesudah itu mereka
berubah lagi dan berbalik kepada sesembahan mereka semula.
Sesungguhnya Allah swt menyelamatkan dan mengabulkan doa mereka karena mereka
berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepadaNya. Pada situasi yang genting
itu, mereka kembali kepada fitrah dan tumbanglah berhala-berhala yang palsu.Di dalam diri
mereka saat itu hanya ada Allah, mereka berdoa dan menghadap diri kepadaNya dengan
penuh keikhlasan.
10. Kehidupan masyarakat menjadi aman sejahtera.
Kehidupan menjadi rusak dan neraca keadilannya miring karena ikhlas tidak ada dan
sifat munafik muncul. Suara orang-orang munafik terdengar keras dan barang dagangan
mereka laris manis. Untuk memenuhi keinginan dan syahwat, orang-orang munafik itu
seenaknya menjadikan orang kerdil menjadi raksasa, setan menjadi malaikat, dan pencuri
menjadi orang yang paling mulia; menuduh orang-orang yang terhormat, mengkhianati
amanah, dan melakukan kebohongan dan kedustaan terhadap orang-orang yang tak bersalah;
serta menjadikan fatamorgana sebagai air dan kawan sebagai lawan, sebagaimana bisa kita

lihat pada perilaku sebagian penyair tempo dulu dan sebagian wartawan pada pada masa
sekarang.
Keikhlasan tidak hanya terbatas pada kepentingan akhirat.Kita tidak menuntut ikhlas
agar amal kita diterima di sisi Allah, selamat di akhirat dengan masuk surge dan terhindar dari
neraka saja. Lebih dari semua itu, sikap ikhlas dituntut agar segala urusan didunia menjadi
lurus, yang benar menjadi benar, yang hak menjadi nyata, yang salah menjadi salah, serta
kebaikan merata, keadilan ditegakkan, kedzaliman lenyap, dan masyarakat terbebas dari
pengaruh perbuatan merusak.

E. Hikmah Keikhlasan
Keikhlasan membuka pintu keselamatan
Membuat hati jadi terbebas dan bersih dari tipu daya, kebusukan dan kedengkian
Membuat hati bersih dari syuhbat (keraguan) dari menyekutukan Allah dan dari jerat-jerat iblis
yang menyesatkan.
Terhindar dari rasa dengki
Akan ditambah petunjuk oleh Allah

BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Ikhlas merupakan amalan hati, bahkan ia merupakan amalan hati yang paling utama, karena
diterima atau tidaknya suatu amal bergantung kepada ikhlas.
Ikhlas tidak akan terealisasi jika tidak diiringi dengan menghadirkan niat didalam beramal
tersebut, karena setiap amal itu bergantung pada niat. Orang yang mengerjakan suatu amal tanpa
disertai niat, yang baik atau buruk, ia tidak akan masuk golongan orang yang ikhlas.
Menghadirkan niat juga harus dibarengi dengan mengosongkannya dari berbagai ambisi dan
keinginan bersifat pribadi/duniawi.Kita harus mengikhlaskan niat semata-mata untuk Allah swt dalam
semua hal akhirat, menyerahkan diri kepada Allah sehingga memperoleh penerimaan disisi Allah.
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya
kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan (QS An-Nisa [4] :125)
Niat yang ikhlas saja belum mencukupi untuk diterimanya amal, apabila amal tersebut tidak
sesuai dengan syariat dan tidak dibenarkan oleh Sunnah. Begitu pula amal yang sudah sesuai dengan
syariat tidak dapat mengangkatnya ke derajat qabul (diterima) selama tidak ada ikhlas didalamnya dan
mengosongkan niat semata-mata untuk Allah azza wa jalla. Amal apa saja diantara amal-amal akhirat
yang tidak memiliki keikhlasan, maka amal tersebut tidak ada nilai sama sekali diatas neraca
kebenaran.
Ibn Athaillah berkata,
Amal-amal itu ibarat patung-patung yang berdirir tegak, sedangkan ruhnya adalah keberadaan
rahasia ikhlas didalamnya
Jika demikian, tanpa ikhlas, amal tidak akan diterima betapapun pada lahirnya ia tampak baik
dan shaleh.

Anda mungkin juga menyukai