BAB 1
اﻟﺒﺎب ا ٔﻻول ﰱ ﺑﻴﺎن ﲺﺎﺋﺐ اﻟﻘﻠﺐ
Bermula Bab yang pertama pada menyatakan yang ajaib-ajaib yang didalam hati
Halaman 1 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
Artinya, bahwasannya didalam jasad anak Adam, sekatul daging apabila baik
ia niscaya baik sekalian badan, dan apabila binasa ia niscaya binasa sekalian badan.
Ketahui olehmu yaitu hati.
Kata Imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala,
ﻓﻘﺪ ﺗﺒﲔ ﲠﺬا اﳊﺪﻳﺚ ٔان ا ٔﻻﺻﻞ ﻫﻮ اﻟﻘﻠﺐ وﻫﻮ ا ٔﻻﻣﲑ اﳌﻄﺎع ﰱ ﻋﺎﱂ اﳉﺴﺪ واﻟﺒﻘﻴﺔ رﻋﻴﺔ
Artinya, maka sungguhnya telah nyata dengan hadis Nabi (saw) ini
bahwasannya asal kemuliaan manusia itu yaitu hati, dan yaitu seperti raja yang
diangkat didalam alam jasad itu dan sekalian anggota yang zahir yang tinggal yakni
yang lain dari pada hati itu yaitu seperti tentaranya yang mengikut akan dia.
(Dan ketahui) olehmu hai saudaraku yang menjalani akan jalan tarikat yang
menyampaikan kepada ma’rifat akan Allah Ta’ala yang sebenar-benar ma’rifat itu,
bahwasannya adalah Ahli Shufi memisalkan ia akan hati itu seperti raja, dan
memisalkan ia akan badan manusia itu seperti negeri tempat kerajaannya itu, dan
memisalkan ia akan segala anggota yang zahir itu tentaranya.
(Dan) murad dengan anggota yang zahir itu yaitu seperti mata dan hidung
dan telinga dan lidah dan tangan dan perut dan faraj dan kaki. (Maka) jikalau baik
hati itu niscaya baik segala anggota yang zahir itu, maka jikalau baik anggota yang
zahir itu niscaya sempurna badan itu. Dan jikalau binasa hati itu niscaya binasa
segala anggota yang zahir itu, dan jikalau binasa anggota yang zahir hati itu niscaya
binasalah segala badan itu.
(Dan) murad dengan baik hati itu yaitu mengerjakan ta’at yang bathin dan
menjauhi akan maksiat yang bathin. (Dan) murad dengan baik anggota yang zahir
itu mengerjakan ta’at yang zahir dan menjauhi akan maksiat yang zahir. (Dan)
murad dengan ta’at yang bathin itu yaitu segala sifat yang kepujian dan segala
perangai yang baik, seperti (ikhlas) didalam segala ibadat, dan seperti (zuhud) yakni
tiada sangat gemar kepada dunia, dan seperti (wara’) yakni meninggalkan segala
yang haram dan segala subhat, dan seperti (sabar) dan (syukur) dan (tawakal) dan
(muhibbah) dan (ridho) dan barang sebagainya seperti yang lagi akan datang,
Insyaallah Ta’ala.
(Dan) murad dengan maksiat yang bathin itu yaitu segala sifat yang kejahatan
dan segala perangai yang jahat, seperti (riya) dan (‘ujub) dan (kibir) sangat kasih
kepada dunia dan (ghadab) dan (hasad) dan barang sebagainya seperti lagi akan
datang, Insyaallah Ta’ala.
(Dan) murad dengan ta’at yang zahir itu yaitu seperti sembahyang dan puasa
(dan) memberi zakat (dan) naik haji dan barang sebagainya.
Halaman 2 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
(Dan) murad dengan maksiat yang zahir itu yaitu seperti berzina (dan)
meminum arak (dan) mencuri (dan) merampas (dan) membunuh orang (dan)
mengumpat orang (dan) berdusta (dan) barang sebagainya.
(Soal) jika ditanyai orang akan dikau dengan apa membaikkan akan hati itu
supaya baik dengan dia segala anggota yang zahir itu. (Maka jawab) olehmu bahwa
membaikkan hati dengan mengamalkan ilmu tarikat, yakni ilmu tasauf dan
membanyakkan zikir Allah Ta’ala, karena tiada jadi baik hati itu melainkan dengan
menjalani ilmu tarikat Ahli Shufi yakni dengan belajar ilmu tarikat kepada ahlinya
serta mengamalkan akan dia dan serta mengambil talqin zikir dan bai’at kepada
guru yang Mursyid yang sampai silsilahnya itu kepada Nabi (saw) hingga kepada
Jibril hingga kepada haq Allah Subhanuhuwa Ta’ala Jala Wa’aza. Dan
membanyakkan zikir yang diambil talqin zikir itu dari pada gurunya itu dan serta
mengerjakan ia akan segala wirid dan segala ratib yang diambilnya dari pada
gurunya itu dengan tiada cedera sekira-kira dengan dia dibangsakan ia kepada
tarikat gurunya itu.
(Dan lagi) lagi tiada baik hati itu melainkan dengan belajar ilmu yang
memberi manfaat, seperti ilmu yang disebutkan oleh imam al-Ghazali
Rahimahullahu Ta’ala didalam Bidayatul Hidayah (( )ﺑﺪاﻳﺔ اﻟﻬﺪاﻳﺔdan) didalam
Minhajul Abidin ( )ﻣﳯﺎج اﻟﻌﺎﺑﺪﻳﻦdan didalam Ihya’ Ulumiddin ( )اﺣﻴﺎء ﻋﻠﻮم ادلﻳﻦdan seperti
yang tersebut didalam kitab yang faqir terjemahkan ini dan lainnya seperti segala
ilmu tashauf dan seperti yang tersebut didalam kitab Nafahatul Uluhiyah fi Suluk
Tharikatil-Muhammadiah ( )ﺗﻔﺤﺎت ا ٔﻻﻟﻮﻫﻴﺔ ﰱ ﺳﻠﻮك ﻃﺮﻳﻘﺔ اﶈﻤﺪﻳﺔkarangan bagi Syekh kita
Saidi Syekh Muhammad Samman wali Allah yang di Madinah ar-Rasul.
(Dan) dengan menjalani tarikat Ahli Shufi ini menyampaikan ia kepada Allah
Ta’ala, yakni kepada ma’rifat akan Allah Ta’ala dengan ma’rifat yang sebenar-
benarnya. (Dan) dengan ma’rifat akan Allah Ta’ala yang sebenar itu hasillah
kemuliaan manusia dan kelebihan. (Dan) dari karena inilah berkata imam al-Ghazali
Rahimahullahu Ta’ala didalam Ihya’ Ulumiddin dengan katanya,
ﻓﴩف اﻻٕﻧﺴﺎن وﻓﻀﻴﻠﺘﻪ اﻟﱴ ﲠﺎ ﻓﺎق ﲨةل ﻣﻦ ٔاﺻﻨﺎف اﳋﻠﻖ ابﺳـﺘﻌﺪاد ﳌﻌﺮﻓﺔ ﷲ ﺳـﺒﺤﺎﻧﻪ وﺗﻌﺎﱃ اﻟﱴ
ﱓ ﰱ ادلﻧﻴﺎ ﺟﲈهل وﻛﲈهل وﳀﺮﻩ وﰱ اﻻٓﺧﺮة ﻋﺪﺗﻪ وذﺧﺮﻩ و ٔاﻣﺎ اﺳـﺘﻌﺪاد ﳌﻌﺮﻓﻪ ﷲ ﺑﻘﻠﺒﻪ ﻻﲜﺎرﺣﺔ ﻣﻦ
وﻫﻮ اﻟﺴﺎﻋﻰ اﱃ ﷲ وﻫﻮ اﳌﺘﻔﺮب اﻟﻴﻪ وﻫﻮ$ وﺑﺼﻔﺎﺗﻪ وﻫﻮ اﻟﻌﺎﻣﻞ$ﺟﻮارﺣﻪ ﻓﺎﻟﻘﻠﺐ ﻫﻮ اﻟﻌﺎﱂ اب
Halaman 3 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
اﳌﲀﺷﻒ ﲟﺎ ﻋﻨﺪﷲ ودلﻳﻪ واﳕﺎ اﳉﻮارح ٔاﺗﺒﺎع وﺧﺪام وآﻻت ﻳﺴـﺘﺨﺪهمﺎ اﻟﻘﻠﺐ وﻳﺴـﺘﻌﻤﻠﻬﺎ اﺳـﺘﻌﲈل اﳌكل
ﻟﻠﻌﺒﻴﺪ واﺳـﺘﺨﺪام اﻟﺮاﻋﻰ ﻟﺮﻋﻴﺘﻪ واﻟﺼﺎﻧﻊ ﻻٓﻟﺘﻪ
Artinya, maka kemuliaan manusia dan kelebihannya yang dengan dia
melebihi ia akan perhimpunan dari pada segala makhluk itu yaitu dengan sebab
bersedia ia bagi ma’rifat akan Allah Subhanahuwa Ta’ala yakni dengan sebab
menjalani tarikat yang menyampaikan kepada Allah Ta’ala yang yaitu didalam
dunia keelokannya dan kesempurnaannya dan kemegahannya, dan didalam akhirat
yaitu bekalnya dan petaruhannya. Dan hanya sannya bersedia bagi ma’rifat itu
dengan hatinya dan bukan dengan anggotanya yang zahir dari pada beberapa
anggotanya. Maka adalah hati itu yaitulah yang mengetahui dengan keadaan
wujud Allah Ta’ala dan segala sifatnya yang qadim, dan yaitulah beramal karena
Allah Ta’ala, dan yaitulah yang menjalani kepada Allah Ta’ala, dan yaitu yang
menghampirkan diri kepada Allah Ta’ala, dan yaitulah yang membukakan dengan
barang yang pada hadrat Allah Ta’ala. Dan hanyasannya segala anggota yang zahir
itu mengikut bagi hati, dan seperti khadamnya, dan seperti pegawainya yang
perbuat berkhidmah akan dia oleh hati, dan yang diperamalkan akan dia oleh hati,
seperti mengamalkan oleh raja bagi segala hambanya, seperti mengkhidmatkan
oleh orang yang mempunyai rakyat bagi rakyatnya, dan seperti mengamalkan oleh
orang yang mempunyai pegawai bagi pegawainya itu.
kejahatan yang didalam hati, dan yaitu yang diberi kejahatan dan diberi celaka
apabila di cemarkan akan dia dengan segala maksiat. Dan adalah hati itu yang
berbuat ta’at pada hakikat bagi Allah Ta’ala, dan hanyasannya hasil atas segala
anggota yang zahir dari pada segala ibadat itu sebab mesra dari pada cahaya nur
hati yang baik itu. Dan lagi adalah hati yang jahat itu asal segala maksiat. Kemudian
maka mesra dari padanya kepada anggota yang zahir, maka jadilah anggota yang
zahir itu berbuat maksiat akan Allah Ta’ala karena segala kejahatan anggota yang
zahir itu bekas dari pada hati yang jahat itu.
Halaman 5 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
(Syahdan) bermula (lafaz qalbu ( ))ﻗﻠﺐyakni hati, dan (lafaz roh) dan (nafs/
ﻧﻔﺲ ) dan lafaz (aqal) itu yaitu bersalah-salahan makna mafhumnya itu, dan
bersamaan makna hakikatnya itu, sebab itulah menyatakan imam al-Ghazali
Rahimahullahu Ta’ala dengan katanya,
وﳓﻦ ﻧﺒﲔ ﻣﻌﲎ اﻟﻘﻠﺐ واﻟﺮوح واﻟﻨﻔﺲ واﻟﻌﻘﻞ
Artinya, dan kami nyatakan makna hati dan makna roh dan makna nafs dan
makna aqal.
ﻓﺎ ٔﻻول ﻟﻔﻆ اﻟﻘﻠﺐ وﻫﻮ ﻳﻄﻠﻖ ﳌﻌﻨﻴﲔ ٔاﺣﺪﻫﲈ اﻟﻠﺤﻢ اﻟﺼﻨﻮﺑﺮى اﻟﺸﲁ اﳌﻮدع ﰱ اﳉﺎﻧﺐ ا ٔﻻﻳﴪ ﻣﻦ
اﻟﺼﺪر وﰱ ابﻃﻨﻪ ﲡﻮﻳﻒ ﻳﺴﻜﻨﻪ دﻣﺎٔﺳﻮد وﻫﻮ ﻣﻨﺒﻊ اﻟﺮوح وﻣﻌﺪﲥﺎ وﻫﺬا اﻟﻠﺤﻢ ﻋﲆ ﻫﺬا اﻟﺸﲁ
ٔاﻳﻀﺎﻣﻮﺟﻮد ﰱ اﻟﻬﺎﰂ واﳌﻮﰏ
Artinya, maka yang pertama itu lafaz qalbu ( )ﻗﻠﺐyakni hati, dan yaitu di
ithilaqkan ( )اﻃﻼقbagi dua makna. Pertama daging rupanya seperti buah kayu
sanubari yang ditaruh didalam pihak kiri dari pada dada dan didalam bathinnya itu
berlubang tempat diam darah yang hitam, yaitu terbit roh dan tempat keluarnya.
Dan daging yang dinamakan hati yang atas rupa buah sanubari itu ada pula bagi
binatang dan bagi orang mati.
ﻟدلرﻛﺔ ﳌﺎ$واﳌﻌﲎ اﻟﺜﺎﱏ ﻫﻮﻟﻄﻴﻔﺔ رابﻧﻴﺔ روﺣﺎﻧﻴﺔ ﻟﻬﺎ ﲠﺬا اﻟﻠﺤﻢ اﺗﺼﺎل ﻣﺎ وﻫﺬﻩ اﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﱓ اﻟﻌﺎﳌﺔ اب
ﻟﻴﺲ ﻳﺪرﻛﻪ اﳋﻴﺎل واﻟﻮﱒ وﻫﻮ ﺣﻘﻴﻘﺔ روح اﻻٕﻧﺴﺎن وﻫﻮ اخملﺎﻃﺐ وٕاﱃ ﻫﺬا اﳌﻌﲎ الاﺷﺎرة ﺑﻘﻮهل ﺗﻌﺎﱃ
إن ﰱ ذكل ذلﻛﺮى ﳌﻦ ﰷن هل ﻗﻠﺐ
Artinya, dan makna yang kedua yaitu Lathifatu Rabbaniah rohaniah
( )ﻟﻄﻴﻔﺔرابﻧﻴﺔ روﺣﺎﻧﻴﺔyakni, yaitu jisim yang halus yang dibangsakan kepada tuhannya.
Yaitulah hakikat roh manusia, seperti firman Allah Ta’ala ( )ﻗﻞ اﻟﺮوح ﻣﻦ ٔاﻣﺮرﰉartinya,
kata olehmu ya Muhammad bermula roh itu perbuatan tuhanku. Dan adalah
baginya berhubung dengan daging yang bernama hati sanubari itu. Dan adalah hati
yang bernama lathifatu rabbaniah ini yaitu yang mengetahui akan Allah, yang
mendapat ia bagi barang yang tiada mendapat akan dia oleh khayal dan waham,
dan hati yang bernama lathifatu rabbaniah itu yaitulah hakikat insan dan yaitulah
yang di khatab ( )ﺧﻄﺎبoleh Allah Ta’ala didalam alam al-Arwah ( )ﻋﺎﱂ ا ٔﻻرواحdengan
katanya ( ) ٔاﻟﺴﺖ ﺑﺮﺑﲂ ﻗﺎﻟﻮ اﺑﲆartinya, “Tiadakah aku Tuhan kamu” maka berkata segala
roh itu, “bahkan engkaulah Tuhan kami”. Dan kepada makna yang kedua itu yaitu
Halaman 6 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
اﻟﻠﻔﻆ اﻟﺜﺎﱏ اﻟﺮوح وهل ٔاﻳﻀﺎ ﻣﻌﻨﻴﺎن ٔاﺣﺪ ﻫﲈ اﻟﺮح اﻟﻄﺒﻴﻌﻰ وﻫﻮ دﺧﺎن ﻣﻨﺒﻌﻪ دم ٔاﺳﻮدﰱ ﲡﻮﻳﻒ ﻫﺬا
اﻟﻠﺤﻢ اﻟﺼﻨﻮﺑﺮى ﻳﻨﺘﴩ ﺑﻮاﺳﻄﺔ اﻟﻌﺮوق اﻟﻀﻮارب ﰱ ﲨﻴﻊ ٔاﺟﺰاء اﻟﺒﺪن وﻣﺸﺎهل ﻛﴪاج ﰱ ﺑﻴﺖ إذا
ﻳﺴـﺘﺾء ﲨﻴﻊ زوااي اﻟﺒﻴﺖ ﻣﻨﻪ وﻫﻮ اذلى ﻳﺮﻳﺪﻩ ا ٔﻻﻃﺒﺎء ابﻃﻼﻗﺔ اﻟﺮوح
Artinya, lafaz yang kedua roh, dan ada baginya pula dua makna. Pertama
roh Thabi’i ( )ﻃﺒﻴﻌﻰnamanya, dan yaitu seperti asap yang tempat terbitnya itu darah
yang hitam yang didalam bathin daging, dinamakan akan dia hati sanubari dahulu
itu. Dan terhampar dengan perantaraan segala urat yang bergerak-gerak dan urat
yang memalu-malu didalam segala suku-suku segala badan. Misalnya itu seperti
cahaya pelita didalam rumah karena terang segala penjuru yang didalam rumah
dari pada cahaya pelita itu. Yaitu yang dikehendaki akan dia oleh segala orang yang
ahli thabib dengan ithilaq-nya akan dia itu akan roh. (Yakni) dinamakan akan roh
thabi’i itu akan roh heiwani dan dengan dia hidup sekalian heiwan ini. Dengan dia
itu keluar masuk segala nafas dan dengan dia kekal darah didalam segala badan
dan apabila terbit roh thabi’i itu dari pada badan heiwan, maka yaitu matilah segala
badan heiwan itu dan putuslah nafasnya dan hilanglah darahnya.
واﳌﻌﲎ اﻟﺜﺎﱏ ﻫﻮ اﻟﻠﻄﻴﻔﺔ اﻟﺮﻧﻴﺔ اﻟﱴ ﱓ ﻣﻌﲎ ﺣﻘﻴﻘﺔ اﻟﻘﻠﺐ ﻓﺎﻟﺮوح واﻟﻘﻠﺐ ﻣﻨﻮران ﻋﲆ ﺗكل اﻟﻠﻄﻴﻔﺔ
ﻋﲆ ﻧﺴﻖ واﺣﺪ واﻟﻴﻪ اﻻٕﺷﺎرة ﺑﻘﻮهل ﺗﻌﺎﱃ ﻳﺴﺎٔﻟﻮ ﻧﻚ ﻋﻦ اﻟﺮوح ﻗﻞ اﻟﺮوح ﻣﻦ ٔاﻣﺮ رﰉ
Artinya, dan makna yang kedua yaitu Lathifatu Rabbaniah (رابﻧﻴﺔ )ﻟﻄﻴﻔﺔyakni,
jisim yang halus yang mawujud didalam badan yang dibangsakan kepada perbuatan
Tuhan, yaitu makna hakikat hati yang makna yang kedua dahulu itu. Maka diketahui
dari pada ini bahwa lafaz roh dan qalbu ( )ﻗﻠﺐitu didatangkan keduanya ini atas
makna yang satu yaitu dinamakan al-Lathifatu Rabbaniah (اﻟﺮابﻧﻴﺔ )اﻟﻠﻄﻴﻔﺔ yang
tersebut dan didatangkan keduanya itu atas annur-nya ( )اﻧﻮرyang satu padahal
tiada berbeda dan tiada berlainan melainkan pada ibarat makna yang pertama jua.
Dan kepada makna yang kedua itu diisaratkan akan dia itu dengan firman Allah
ُ ) َوﻳ َْﺴﺎَٔﻟُﻮﻧ ََﻚ َﻋ ِﻦ ُّاﻟﺮو ِح ﻗُ ِﻞ ُّاﻟﺮartinya, dan bertanya mereka itu yakni
Ta’ala, (وح ِﻣ ْﻦ َٔا ْﻣ ِﺮ َر ِ ّﰊ
Halaman 7 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
segala orang kafir akan dikau ya Muhammad dari pada makna hakikat roh, maka
kata olehmu ya Muhammad bermula hakikat roh itu dari pada perbuatan Tuhanku,
karena hakikat sebenar-benar roh itu tiada mengetahui akan dia melainkan Allah
Ta’ala dan orang yang diberinya ilmu dari padanya dengan ilmu laduni ()ﻋﲅ دلﱏ
namanya.
اﻟﻠﻔﻆ اﻟﺜﺎﻟﺚ اﻟﻨﻔﺲ وﻟﻬﺎ ﻣﻌﻨﻴﺎن ٔاﺣﺪﻫﲈ اﳌﻌﲎ اﳉﺎﻣﻊ ﻟﻘﻮة اﻟﻐﻀﺐ واﻟﺸﻬﻮة واﻟﺼﻔﺎت اﳌﺬ ﻣﻮﻣﺔ وﻫﻮ
اﳌﺮاد ﺑﻘﻮهل ﺻﲆ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﲅ ٔاﺷﺪ اﺛﻚ ﻧﻔﺴﻚ اﻟﱴ ﺑﲔ ﺟﻨﺒﻴﻚ وﻫﻮ اﳌﺎٔﻣﻮر ابجملﺎ ﻫﺪة واﳌﺎٔ ﻣﻮر
ﺑﻜﴪﻫﺎ
Artinya, lafaz yang ketiga yaitu Nafs ()ﻧﻔﺲ. Dan ada baginya pula dua makna,
pertama yaitu makna yang menghimpun ia bagi kuat marah dan kuat syahwat dan
berhimpun padanya segala sifat kecelaan dan berhimpun padanya segala maksiat
yang bathin, dan yaitu murad dengan sabda Nabi (saw), bermula yang terlebih
sangat jahat dari pada segala seterumu itu yaitu nafsumu yang antara dua
lambungmu itu. Dan yaitu yang disuruh kamu memerangi akan dia dan disuruh
memecahkan akan dia. Dan dinamakan akan nafs ( )ﻧﻔﺲyang kepada makna yang
pertama ini akan nafs al-amarah (الاﻣﺎرﻩ )ﻧﻔﺲyang disebutkan oleh Allah Ta’ala,
padahal menghikayatkan akan hal Nabi Yusuf, menyatakan ia akan nafs al-amarah
ُّ ) َو َﻣﺎ ُٔاﺑَ ّﺮِئُ ﻧ َ ْﻔ ِﴘ ا َّن اﻟﻨَّ ْﻔ َﺲ َ َٔﻻ َّﻣ َﺎر ٌة ِابartinya, dan tiada
( )ﻧﻔﺲ الاﻣﺎرﻩitu dengan katanya: (ﻟﺴﻮ ِء
ِٕ
aku menyucikan akan diriku dari pada kejahatan bahwasannya nafs itu sangat
menyuruh dengan berbuat kejahatan.
واﳌﻌﲎ اﻟﺜﺎﱏ ﻣﳯﺎ اﻟﻠﻄﻴﻐﺔ اﻟﺮابﻧﻴﺔ اﻟﱴ ﱓ اﺣﺪى ﻣﻌﲎ اﻟﺮوح واﻟﻘﻠﺐ واﻟﻨﻔﺲ ٔاﻳﻀﺎ ﻣﻊ ﻟﻔﻆ اﻟﻘﻠﺐ
واﻟﺮوح ﻳﻄﻠﻖ ﻋﲆ ﻣﺮاد واﺣﺪ وﱓ اﻟﻠﻄﻴﻔﺔ اﻟﺮابﻧﻴﺔ وﱓ ﺣﻘﻴﻘﺔ اﻻٕﻧﺴﺎن اﻟﱴ ﱓ ﻳﳣﲒﲠﺎ ﻋﲆ ﺳﺎﺋﺮ
اﳊﻴﻮان
Artinya, dan makna yang kedua dari pada makna nafs itu yaitu Lathifatul
Rabbaniah ()اﻟﻠﻄﻴﻔﺔ اﻟﺮابﻧﻴﺔ, yakni jisim yang halus yang dibangsakan kepada perbuatan
Tuhan, yang yaitu satu makna dari pada makna roh dan qalbu ()ﻗﻠﺐ.
Bermula nafs ini pula serta lafaz qalbu dan lafaz roh itu yaitu ketiganya ini
bahwa di ithilaq kan atas murad yang satu yaitu Lathifatul Rabbaniah ()ﻟﻄﻴﻔﺔ رابﻧﻴﺔ
itu.
Halaman 8 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
(Yakni) lafaz yang ketiga itu di-isti’mal-kan ( )اﺳـﺘﻌﲈﻟﻜﻦoleh ulama Ahli Shufi
atas makna yang satu yaitu, jisim yang halus yang tiada serupa bagi segala jisim
yang kasar itu, nur, bukan seperti nur suatu yang zahir itu padahal tempat terbitnya
didalam hati daging sanubari itu, dan mesra ia kepada segala badan, kepada
segala anggota dan yaitu hakikat roh dan hakikat insan, yang dengan dia berbeda
manusia dari pada segala heiwan yang lain dari pada manusia.
(Dan apabila) suci hati itu dengan sebab membanyakkan akan zikir Allah
Ta’ala dari pada segala syahwat dunia dan suci ia dari pada sifat yang kejahatan
yang didalam bathin dan suci ia dari pada segala maksiat yang bathin, seperti suci
ia dari pada ‘ujub dan dari pada riya dan dari pada takabur dan dari pada ghadab
dan dari pada hasad dan barang sebagainya dari pada segala sifat kejahatan yang
didalam hati, maka yaitu dinamakan akan dia nafs al-Muthamainah ()ﻧﻔﺲ اﳌﻄﻤﺌﻨﺔ
dan yaitu murad dengan firman Allah Ta’ala,
َاي َٔاﻳَّﳤُ َﺎ اﻟﻨَّ ْﻔ ُﺲ اﻟْ ُﻤ ْﻄ َﻤﺌِﻨَّ ُﺔ۞ ْار ِﺟ ِﻌﻲ ا َﱃ َرﺑ ّ ِِﻚ َر ِاﺿ َﻴ ًﺔ َﻣ ْﺮ ِﺿ َّﻴ ًﺔ۞ ﻓَﺎ ْدﺧ ُِﲇ ِﰲ ِﻋ َﺒﺎ ِدي۞ َوا ْدﺧ ُِﲇ َﺟﻨ َّ ِﱵ
Artinya, hai nafs yang muthamainah kembali engkau kepada Tuhanmu
ِٕ
padahal engkau ridho akan Tuhanmu dan ridho Tuhanmu akan dikau maka masuk
engkau didalam perhimpunan martabat hambaku yang aku kasih akan dia dan
masuk engkau didalam surgaku serta Anbiya dan Auliya dan Syuhada.
Halaman 9 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
berbuat ia akan maksiat itu berkehendak ia akan kejahatan maka mencela ia akan
dirnya dan tiada suka ia kepada yang demikian itu.
Bersalahan seorang yang telah sampai martabatnya kepada nafs al-
Muthamainah, maka yaitu telah tetap hatinya kepada berbuat atas yang kebajikan,
tiada sekali-kali bergerak hatinya itu berbuat maksiat.
(Dan kedua) dinamakan akan dia nafs al-Amarah ()ﻧﻔﺲ الاﻣﺎرة, yakni nafs
menyuruh berbuat maksiat dan suka ia berbuat kejahatan. Inilah martabat yang
kebawah sekali martabat nafs yang yaitu sejahat-jahat nafs dan yaitulah nafs al-
ُّ ) َو َﻣﺎ ُٔاﺑَ ّ ِﺮ ُئ ﻧ َ ْﻔ ِﴘ ا َّن اﻟﻨَّ ْﻔ َﺲ َ َٔﻻ َّﻣ َﺎر ٌة ِابdahulu itu.
amarah yang tersebut didalam ayat ( ﻟﺴﻮ ِء
ِٕ
(Dan) dari karena inilah bersungguh-sungguh disuruh akan seorang yang
berkehendak kemenangan didalam akhirat itu menyucikan akan hatinya itu dari
pada nafs al-amarah ini dengan membanyakkan zikir Allah dan dengan
membanyakkan wirid ( ) ٔاورادdan dengan membanyakkan belajar ilmu thasauf dan
ilmu tharikat dan ilmu suluk dan ilmu yang memberi manfaat, supaya lepas ia dari
pada nafs al-amarah itu. Maka sampai naik ia kepada martabat al-lawamah dan dari
pada al-lawamah itu naik kepada martabat nafs al-muthamainah, dan inilah
perhinggaan suluk bagi orang yang menjalani tarikat, dan yaitu permulaan ma’rifat
akan Allah Ta’ala dengan ma’rifat yang sebenarnya.
(Dan hasil) dari pada perkataan yang disebutkan oleh imam al-Ghazali
Rahimahullahu Ta’ala didalam Ihya’ Ulumiddin dan didalam mukhtasharnya ()ﳐﺘﴫ
bahwa bagi nafs itu tiga martabat:
(Martabat yang pertama) dinamakan nafs al-Amarah ()ﻧﻔﺲ الاﻣﺎرة, yakni nafs
yang menyuruh berbuat maksiat dan berbuat segala kejahatan dan tiada menyuruh
dengan berbuat kebajikan dan tiada mencela atas kejahatan, dan inilah martabat
yang terkebawah sekali.
(Dan martabat yang kedua) dinamakan nafs al-Lawamah ( )اﻟﻠﻮاﻣﺔyakni nafs
mencela atas berbuat kejahatan dan tiada ridho ia atas perbuatan maksiat, padahal
suka hatinya itu kepada berbuat kebajikan, tetapi belum sangat tetap hatinya itu
kepadanya karena ada lagi didalam hatinya maksiat yang bathin seperti (‘ujub) dan
(riya) dan barang sebagainya, padahal tiada suka ia kepada maksiat yang bathin itu
tetapi belum kuasa ia berlepas sekali-kali dari pada maksiat yang bathin itu dan
sebab itulah terkadang ia berbuat akan mereka itu maksiat yang zahir, kemudian
taubat ia dan mencela ia akan dirinya itu dan menyesal ia akan dirinya sebab
Halaman 10 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
berbuat maksiat itu. Dan lagi ia mencela akan dirinya pada ketika ia taqshir ()ﺗﻘﺼﲑ
dari pada berbuat ibadat akan Tuhannya. (Bermula) martabat yang kedua ini, yaitu
permulaan martabat orang yang menjalani tarikat dan kesudahan martabat ulama
yang belum menjalani akan tarikat.
Dan martabat yang ketiga dinamakan nafs al-Muthamainah ()ﻧﻔﺲ اﳌﻄﻤﺌﻨﺔ,
yaitu apabila telah tetap hatinya didalam mengerjakan akan ibadat padahal tiada
sekali-kali ia suka akan berbuat maksiat sama ada maksiat zahir atau maksiat
bathin, karena telah suci hatinya itu dari pada maksiat yang bathin dan telah fana
ia dari pada nafsunya ( )ﻧﻔﺴﻮyang amarah bissu’ ( )اﻣﺎرة ابﻟﺴﻮءitu dan telah fana pula
dari pada nafsunya ( )ﻧﻔﺴﻮyang lawamah itu. Inilah kesudahan martabat orang yang
salikin yang menjalani tarikat dan yaitu permulaan martabat ‘Arifin ( )ﻋﺎرﻓﲔyang
telah sampai kepada ma’rifat akan Tuhannya dengan ma’rifat sebenar-benarnya
itu. (Adapun) akhir martabat ‘Arifin itu maka yaitu tiada baginya perhinggaan.
(Dan) disebutkan oleh al-‘Arif Billah Syekh Qasim al-Halibi didalam kitabnya
yang bernama Sirussuluk ( )ﺳﲑ اﻟﺴﻠﻮكbahwasannya nafs itu tujuh martabat,
Yang Pertama, nafs al-Amarah ( )ﻧﻔﺲ الاﻣﺎرةnamanya. (Dan) yaitu ada baginya
enam perkara,
Pertama baginya perjalanan, dan
Kedua baginya alam, dan
Ketiga baginya tempat, dan
Keempat baginya hal, dan
Kelima baginya wirid, dan
Keenam baginya sifat.
Halaman 11 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
Dan seyogyanya bagi orang yang salik itu bahwa membanyakkan ia akan zikir
Allah Ta’ala, yakni membanyakkan menyebut Lailaha ilallah ( )ﻻإهل إﻻ ﷲpadahal
berdiri dan duduk dan padahal barbaring supaya lepas ia dari pada nafs al-amarah
itu hingga sampai kepada nafs al-Lawamah ()ﻧﻔﺲ اﻟﻠﻮاﻣﻪ.
Halaman 12 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
(Dan) seyogyanya bagi orang yang salik, martabat yang kedua itu bahwa
membanyakkan akan zikir ( )ﷲ ﷲ ﷲpadahal berdirinya dan padahal duduknya dan
padahal berbaring supaya lepas ia dari pada Nafs Al-Lawamah ( )ﻧﻔﺲ اﻟﻠﻮاﻣﻪini hingga
ia sampai kepada Nafs Al-Mulhimah ()ﻧﻔﺲ اﳌﻠﻬﻤﻪ.
Halaman 13 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
Allah Ta’ala yakni adalah syuhud segala perbuatan dirinya dan segala manusia dan
lainnya yaitu terbit dari pada Qudrat Allah Ta’ala yakni telah fana perbuatan
sekalian yang lain dari pada Allah Ta’ala itu didalam perbuatan Allah Ta’ala. Dan
dinamakan pada istilah ulama ahli shufi akan fana’ al-af’al ()ﻓﻨﺎء الاﻓﻌﺎل. Dan tiada
tinggal baginya i’tirad ( )اﻋﱰاضatas segala makhluk sekali-kali. Dan adalah segala
manusia didalam tiliknya itu seperti wayang kulit yang digerakkan oleh dalangnya
itu. Dan setengah dari pada sifatnya itu as-Syauq ( )اﻟﺸﻮقyakni rindu dan menangis
dan susah hati dan enggan dia dari pada segala makhluk dan masy’ul ia dengan
berbuat ibadat akan Allah Ta’ala dan masy’ul ia dengan zikir Allah Ta’ala. Dan
sangat gemar ia akan Allah Ta’ala dan barang sebagainya seperti didalam kitab Sirus
Suluk ()ﺳﲑاﻟﺴﻠﻮك.
(Dan seyogyanya) bagi orang yang telah sampai kepada martabat ini bahwa
ia membanyakkan zikir ( ) ُﻫ َﻮ ُﻫ َﻮ ُﻫ َﻮdan terkadang disebutnya dengan nafi dan isbat
yaitu (اﻻَّ ُﻫ َﻮ
) َﻻ ُﻫ َﻮdengan mad La ( )ﻻdan Waw ( )واوpada Hua ( )ﻫﻮitu. Serta
ِٕ
membanyakkan ia zikir itu karena tiada memberi bekas zikir Allah itu didalam hati
melainkan dengan membanyakkan zikir yang jihar serta dengan kuat dan
membanyakkan pula zikir khafi ( )اﳋﻔﻰsupaya sampai ia kepada martabat nafs al-
Muthamainah ()ﻧﻔﺲ اﳌﻄﻤﺌﻨﺔ.
(Dan) seyogyanya dihadirkan didalam hati pada ketika berzikir (ُﻫ َﻮ ) ُﻫ َﻮ ُﻫ َﻮitu
akan semata-mata wujud Allah yang muthlak, seolah-oleh ia melihat dengan mata
hatinya akan Allah Ta’ala yang tiada baginya warna dan tiada baginya tempat dan
tiada baginya jisim dan tiada baginya misal pada suatu yang baharu ini.
(Dan seyogyanya) dihadirkan didalam hati pada ketika berzikir ( ) َﻻ ُﻫ َﻮ اﻻَّ ُﻫ َﻮitu,
tiada yang mawujud hanya Allah Ta’ala, yakni dinafikan segala yang lain dari pada
ِٕ
Allah Ta’ala itu pada hatimu itu, di isbatkan semata-mata wujud Allah Ta’ala itu.
Halaman 14 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
yakni bathin ilmu syari’at yaitu ma’rifat ilmu hakikat. (Dan) sifatnya al-jud ()اﳉﻮد
yakni murah hati dan tawakal dan helim yakni tiada lekas marah dan ibadat dan
syukur dan ridha dengan qadha’ Allah Ta’ala dan sabar atas kena bala dan
berperangai ia dengan perangai Nabi (saw) dan mengikut ia akan segala perkataan
Nabi (saw) dan segala perbuatannya. (Dan) adalah maqam ini yaitu maqam Tamkin
()ﲤﻜﲔ, yakni tetap dan maqam ‘Ainul Yaqin ( )ﻋﲔ اﻟﻴﻘﲔdan maqam Iman yang Kamil.
(Dan seyogyanya) bagi seorang yang telah sampai kepada maqam martabat
ini, yaitu membanyakkan zikir Allah Ta’ala Haq Haq (٢ )ﺣﻖsama ada dengan huruf
nida’ ( )ﻧﺪاءatau tiada.
Halaman 16 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
Dan adalah zikir orang yang sampai kepada martabat nafs mardhiah itu yaitu
(ﰟ ﷲ اﻟْﻘَﻴُّﻮ
ُ ْ ) ِا
serta membanyakkan ia akan menyebut akan isim ( )اﰟini, yakni
membanyakkan ia menyebut ( ) َايﻗَﻴُّﻮم َايﻗَﻴُّﻮم َايﻗَﻴُّﻮمpada siang dan malam sekira-kira
memberi bekas zikir itu didalam hatinya itu.
(Bermula) martabat Aulia’ Allah yang awam itu yaitu martabat yang
keempat itu, martabat nafs yang muthamainah. (Dan) martabat Aulia’ Allah yang
khawash itu yaitu martabat yang kelima yaitu nafs yang radhiah. (Dan) martabat
Aulia’ Allah yang khawash al-khawash itu yaitu martabat yang keenam yaitu nafs
yang mardhiah.
Halaman 17 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
(Ketahui) olehmu hai segala orang yang salik bagi tarikat al-Muqarabin ( ﻃﺮﻳﻘﺔ
)اﳌﻘﺮﺑﲔ itu, bahwasannya masyaikh ( )ﻣﺸﺎﱗyang lain dari pada masyaikh al-
khalwatiah ( )اﳋﻠﻮﺗﻴﺔitu tiada memberi talqin ia akan murid yang salik itu, melainkan
tiga isim jua. Maka adalah mereka itu memberi talqin akan murid mereka itu
padahal ia didalam nafs al-lawamah dengan ()ﻻاهل ٕاﻻﷲ, dan padahal ia didalam
permulaan nafs al-mulhimah dengan ()ﷲ ﷲ ﷲ, dan pada ia didalam akhir nafs al-
mulhimah itu dengan (ﻫﻮ )ﻫﻮ ﻫﻮ, dan dengan isim ini masuk ia didalam nafs al-
muthama’inah, inilah kesudahan suluk mereka itu dan permulaan yakni wushul
( )وﺻﻮلmereka itu kepada ma’rifat Allah Ta’ala.
(Adapun) Masyaikh tarikat al-Khalwatiah ( )اﳋﻠﻮﺗﻴﺔitu maka yaitu terkadang
mereka itu memberi talqin akan murid mereka itu dengan tujuh isim yang tersebut
dahulu itu, seperti yang disebutkan akan dia oleh Syeikhna al-Wali al-Kamil al-
Mukamil Saidi as-Syeikh Muhammad Samman didalam kitabnya yang bernama An-
Nufahatul Uluhiyah Fi Sulukit Thariqatil-Muhammadiah ( اﻟﻨﻔﺤﺎت ا ٔﻻﻟﻮﻫﻴﺔ ﰱ ﺳﻠﻮك اﻟﻄﺮﻳﻘﺔ
)اﶈﻤﺪﻳﺔ, maka adalah mereka itu memberi talqin akan mereka itu, padahal ia
didalam nafs al-Amarah dengan ()ﻻاهل ٕاﻻﷲ, dan padahal ia didalam nafs al-Lawamah
dengan ( )ﷲ ﷲ ﷲsupaya sampai kepada Tauhid al-Af’al sekira-kira tiada ia melihat
akan segala perbuatan itu melainkan yaitu perbuatan Allah Ta’ala.
(Dan) adalah mereka itu memberi talqin akan murid mereka itu, padahal
didalam nafs al-Mulhimah dengan ( )ﻫﻮ ﻫﻮ ﻫﻮsupaya sampai ia kepada Tauhid al-
Asma’ sekira-kira tiada ia melihat akan sesuatu melainkan ingat ia kepada asma’
Allah Ta’ala ( ) ٔاﺳﲈء ﷲ ﺗﻌﺎﱃyang tersebut didalam asma’ Allahul husna () ٔاﺳﲈء ﷲ اﳊﺴـﲎ
yang sembilan puluh sembilan itu, karena sekalian sesuatu alam yang mawujud ini
yaitu muzahirkan bagi asma’ Allah Ta’ala, yakni kenyataan baginya pada orang yang
dibukakan oleh Allah Ta’ala akan hatinya itu dengan ma’rifat akan dia dengan
berkat membanyakkan akan zikir Allah itu.
(Dan) adalah memberi talqin mereka itu kepada murid mereka itu, hal ia nafs
al-Muthamainah dengan ( )ﺣﻖ ﺣﻖ ﺣﻖsupaya sampai ia kepada Tauhid Sifat sekira-
kira tiada yang bersifat dengan hayyun ( )ىحpada pada hakikat itu yakni pada
sebenar-benarnya itu melainkan Allah Ta’ala jua. (Dan) tiada yang bersifat dengan
‘alimun ( )ﻋﺎﱂpada hakikat itu melainkan Allah Ta’ala, dan tiada yang bersifat dengan
Halaman 18 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
qadirun ( )ﻗﺎدرpada hakikat itu melainkan Allah Ta’ala jua. (Dan) tiada yang bersifat
dengan muridun ( )ﻣﺮﻳﺪpada hakikat itu melainkan Allah Ta’ala jua. (Dan) tiada yang
bersifat dengan sami’un ( )ﲰﻴﻊpada hakikat itu melainkan Allah Ta’ala jua. (Dan)
tiada yang bersifat dengan bashirun ( )ﺑﺼﲑpada hakikat itu melainkan Allah Ta’ala.
(Dan) adalah mereka itu memberi talqin akan murid mereka itu padahal ia
didalam nafs ar-Radhiah itu dengan ( )ىح ىح ىحsupaya sampai ia kepada Tauhid Zat
(اذلات )ﺗﻮﺣﻴﺪ yakni (ٕاﻻﷲ )ﻻﻣﻮﺟﻮد yakni tiada yang mawujud pada hakikat itu
melainkan wujud Allah Ta’ala.
(Dan adalah) mereka itu memberi talqin akan murid itu padahal ia didalam
nafs al-Mardhiah itu dengan ( )ﻗَﻴُّﻮم ﻗَﻴُّﻮم ﻗَﻴُّﻮمsupaya sampai ia kepada maqam al-Baqa’
Billah Ta’ala ( ﺗﻌﺎﱃm)اﻟﺒﻘﺎء اب.
(Dan) adalah mereka itu memberi talqin akan murid itu, padahal ia didalam
nafs al-Kamaliah dengan ( )ﻗَﻬَّﺎر ﻗَﻬَّﺎر ﻗَﻬَّﺎرsupaya sampai ia kepada maqam Wali Allah
yang Kamil lagi Mukamil.
Dan adalah faqir ilallah Ta’ala Abdul Shamad al-Jawi Palembani yang
menterjemahkan akan kitab yang bernama Sirussalikin ila ibadat rabbil’alamin ini
telah mengambil ia akan zikir segala asma’ yang tujuh ini dari pada wali yang Kamil
lagi Mukamil Quthub al-Zaman Shyeikna Saidi Syeikh Muhammad ibnu Syeikh
Abdul Karim Assaman
َّ ﷲ اﻟْﻬَﺎ ِدي ا َﱃ َﺳ َﻮا ِء
اﻟﻄ ِﺮﻳ َﻘ ِﺔ ُّ ﻓَ ِﻠ َّ ِهل اﻟْ َﺤ ْﻤﺪُ َو،ﷲ ِﺑ ِﻪ َواﻟْ ُﻤ ْﺴ ِﻠ ِﻤ َﲔ
ُ َو،اﻟﺸ ْﻜ ُﺮ ُ ﻧ َ َﻔ َﻌﻨَﺎ
ِٕ
(Dan lagi) Imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala,
اﻟﻠﻔﻆ اﻟﺮاﺑﻊ اﻟﻌﻘﻞ وهل ﻋﺪة ﻣﻌﺎن وﳓﻦ ﻧﻮرد ﻣﻨﻪ ﻣﻌﻨﻴﲔ ٔاﺣﺪﻫﲈ اﻟﻌﲅ ﲝﻘﺎﺋﻖ ا ٔﻻﺷـﻴﺎء
Artinya, bermula lafaz yang keempat yaitu Aqal, dan adalah baginya itu
beberapa bilangan maknanya itu, dan lagi akan kami datangkan dari pada
maknanya disini dua makna,
(Pertama) makna aqal itu yaitu, mengetahui dengan hakikat sesuatu, yakni
seperti mengetahui hakikat yang wajib dan mustahil dan yang jaiz. Karena tiada
tashawur ( )ﺗﺼﻮرdidalam aqal itu melainkan tiga perkara itu,
(Pertama) Wajib, yaitu wujud Allah Ta’ala dan segala sifatnya
(Dan kedua) Mustahil, yaitu seperti Syirik al-Bari ()ﴍﻳﻚ اﻟﺒﺎرى
(Dan ketiga) Jaiz, yaitu menjadikan sekalian mumkin ini
Halaman 19 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
Seperti yang disebutkan oleh Imam Sanusi akan segala hukum aqal yang pada
makna yang pertama ini didalam Ummul Barahin ( ) ٔام اﻟﱪاﻫﲔdan lainnya. Dan adalah
aqal pada makna yang pertama ini yaitu, ibarat dari pada sifat ilmu yang tempat
terbitnya itu dari dalam hati
واﻟﺜﺎﱏ اذلى ﻳﻜﻮن اﻟﻌﲅ ﺑﻪ ﰷﻟﺼﻔﺔ وﻫﺬا اﳌﻌﲎ ﻫﻮ اﻟﻠﻄﻴﻔﺔ اﻟﱴ ﺳـﺒﻖ ذﻛﺮﻫﺎ اذ ﻻ ﳝﻜﻦ ٔان ﻳﻜﻮن اﳌﺮاد
ابﻟﻌﻘﻞ اﳌﻌﲎ ا ٔﻻول ﻟﻘﻮهل ﺻﲆ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﲅ ٔاول ﻣﺎﺧﻠﻖ ﷲ اﻟﻌﻘﻞ ﰒ ﻗﺎل هل اﻗﺒﻞ ﻓﺎٔﻗﺒﻞ ﰒ ﻗﺎل ٔادﺑﺮ
ﻓﺎٔدﺑﺮ اﳊﺪﻳﺚ
Artinya, dan makna yang kedua dari pada makna aqal itu yaitu jisim yang
adalah nisbah ( )ﻧﺴـﺒﻪilmu dengan dia itu seperti sifatnya, dan adalah makna yang
kedua dari pada makna aqal itu yaitu,
lathifatu rabaaniah awruhaniah (ٔاوروﺣﺎﻧﻴﺔ )ﻟﻄﻴﻔﺔ رابﻧﻴﺔyakni jisim yang halus yang
dibangsakan kepada perbuatan Tuhan dan dibangsakan kepada roh yang telah
terdahulu sebutnya pada makna hati yang kedua, dan pada makna roh yang kedua,
dan pada makna nafs yang kedua, dahulu itu.
Karena tiada dapat muafakat bahwa keadaan murad dengan aqal pada
makna yang pertama itu dengan makna aqal yang kedua ini, karena makna aqal
yang pertama itu ibarat dari pada ilmu dan makna aqal yang kedua itu yaitu ibarat
dari pada jisim yang halus yang rohani yang tempat terbit ilmu itu, yaitu yang
diisyaratkan dengan sabda Nabi (saw),
ٔاول ﻣﺎﺧﻠﻖ ﷲ اﻟﻌﻘﻞ ﰒ ﻗﺎل هل ٔاﻗﺒﻞ ﻓﺎٔﻗﺒﻞ ﰒ ﻗﺎل هل ٔادﺑﺮ ﻓﺎٔدﺑﺮ اﳊﺪﻳﺚ
Artinya, bermula permulaan suatu yang dijadikan oleh Allah Ta’ala itu yaitu
aqal, yang jisim yang halus yang dibangsakan kepada perbuatan Tuhan dan
dibangsakan kepada roh yaitulah hakikat hati pada makna yang kedua yang
tersebut dahulu itu. Kemudian maka firman Allah Ta’ala baginya yakni bagi aqal itu,
“Berhadap engkau kepadaku”, maka berhadap ia kepada Allah Ta’ala. Kemudian
maka berfirman pula Allah Ta’ala, “Belakangkan olehmu akan daku”, maka
membelakangkan ia akan dia. Hingga akhir hadis.
Dan faham dari pada hadis ini, bahwa aqal yang tersebut didalam hadis ini
yaitu aqal pada makna yang kedua yaitu jisim yang halus dan bukan aqal pada
makna yang pertama itu, yaitu mengetahui akan hakikat sesuatu. (Tetapi) adalah
aqal pada makna yang pertama itu ibarat dari pada ilmu yang berdiri kepada aqal
yang pada makna yang kedua itu yaitu jisim yang halus rabani wa rohani ( رابﱏ
)وروﺣﺎﱏ.
Halaman 20 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
(Dan) demikian lagi segala nafs yang tujuh yang tersebut dahulu itu,
hakikatnya itu satu jua dan tiada bersalah-salahan ia melainkan sebab bersalah-
salahan i’tibarnya jua, karena nafs insan dan hakikatnya itu satu jua, tetapi jikalau
ia berbuat maksiat sama ada maksiat zahir atau maksiat bathin maka dinamakan
nafsunya itu dengan nafs al-amarah bissu’.
(Dan) jikalau ia taubat dari pada maksiat itu dan menyesal ia dan mencela ia
akan kejahatannya itu maka yaitu dinamakan nafsunya itu dengan nafs al-
Lawamah.
Dan jikalau sangat gemar hatinya itu kepada berbuat ibadat yang zahir dan
ibadat yang belum tetap ia akan yang demikian itu dengan dia, maka dinamakan
nafsunya itu dengan nafs Mulhimah.
(Dan) jika sangat gemar hatinya itu kepada berbuat ibadat yang bathin serta
tetap hatinya itu akan yang demikian itu, maka dinamakan akan nafsunya itu
dengan nafs al-Muthamainah seperti yang telah terdahulu sebutnya itu.
وﷲ ٔاﻋﲅ
Halaman 21 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
Halaman 22 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
seperti rakyatmu dan seperti tentara maka tilik olehmu betapa engkau memeliha
akan dia, maka sekalian kamu itupun peliharaan dan tiap-tiap kamu itu ditanyai
pada hari kiamat dari pada sesuatu yang kamu peliharakan itu. Maka wajib atas
tiap-tiap orang yang mukalif memeliharakan segala anggotanya itu dari pada
berbuat maksiat.
(Dan kedua) tentara yang dapat dilihat dengan mata hati, yaitu segala yang
didalam bathin, yakni didalam hati. Karena segala maksiat yang bathin dan ta’at
yang bathin itu jadi dari pada segala sifat yang didalam hati itu atas yang lagi akan
datang sebutnya itu. Maka wajib atas tiap-tiap orang yang mukalif menyucikan
akan hati itu dari pada segala maksiat yang bathin itu dan membanyakkan akan dia
dengan ta’at yang bathin yaitu segala sifat kepujian yang didalam hati, seperti ikhlas
dan zuhud dan tawadhu’ dan sabar dan helim seperti lagi akan datang supaya jadi
baik segala anggota yang zahir itu, seperti sabda Nabi (saw),
إن ﰱ ﺟﺴﺪ اﺑﻦ آدم ﻣﻀﻐﺔ إذا ﺻﻠﺤﺖ ﺻﻠﺢ ﻟﻬﺎ ﺳﺎﺋﺮ اﳉﺴﺪ ٔاﻻوﱓ اﻟﻘﻠﺐ
Artinya, bahwasannya didalam jasad anak Adam itu segumpal daging apabila
baik ia niscaya baik baginya segala jasad itu dan yaitu hati.
Maka jikalau tiada kita sucikan hati itu dari pada segala maksiat yang bathin
dan ketahui olehmu dan tiada kita baikkan akan dia itu dengan berbuat segala ta’at
yang bathin niscaya mengikut segala anggota itu akan syahwat hawa nafsu yang
amarah bissu’, seperti sangat kasih akan dunia (dan) seperti kuat marah ia atau
barang sebagainya dari pada segala maksiat yang kecelaan yang didalam hati dan
segala maksiat yang bathin, dan apabila jadilah maksiat yang didalam bathin itu
niscaya mengikut pula segala anggota yang zahir itu pada berbuat maksiat yang
zahir pula dan adalah yang demikian itu berbilang, yakni pada ketika itu jadilah hati
itu akan hamba bagi nafsu al-amarah itu dan jadilah nafsa al-amarah itu akan raja
dan yang demikian itu membawa kepada binasa kerajaan hati itu. Dan sebab itulah
disuruh memerangi akan nafsu al-amarah dan disuruh melawan akan kehendaknya
itu yakni jangan diikuti kehendak hawa nafsu al-amarah itu supaya jadi baik
kerajaan hati seperti yang lagi akan datang pada bab riyadhatun nafs ()رايﺿﺔ اﻟﻨﻔﺲ
dan mujahadatun nafs ( )ﳎﺎﻫﺪﻧﻔﺲitu.
(Syahdan) ketahui olehmu hai saudara kami yang menjalani akan jalan orang
yang muqarabin ( )ﻣﻘﺮﺑﲔyang akhyar ()اﺧﻴﺎر, bahwa murad dengan maksiat yang
bathin yang disuruh oleh Allah Ta’ala menyucikan akan hati dari padanya itu yaitu
segala sifat yang kecelaan dan segala perangai yang kejahatan, yaitu amat banyak.
Halaman 23 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
Tetapi disebutkan oleh imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala didalam kitab Arba’in
Fi Ushuliddin ( ) ٔارﺑﻌﲔ ﰱ ٔاﺻﻮل ادلﻳﻦitu (sepuluh perkara),
1. Syarahut Tha’am (اﻟﻄﻌﺎم )ﴍﻩ yakni sangat gemar kepada membanyakkan
makan dan lagi akan datang bicaranya, Insyaallah pada bab yang ketiga, dan
2. Syarahul Kalam ( )ﴍﻩ اﻟالكمyakni sangat gemar kepada membanyakkan
berkata-kata dan lagi akan datang bicaranya, Insyaallah Ta’ala bab yang
keempat,
3. (Dan ketiga Ghadab ( )ﻏﻀﺐyakni kuat marah dan lagi akan datang, Insyaallah
Ta’ala pada bab yang kelima
4. (Dan keempat) Hasad ( )ﺣﺴﺪyakni dengki akan orang yang dapat nikmat dari
pada Allah Ta’ala dan lagi akan datang, Insyaallah Ta’ala pada bab yang
kelima
5. (Dan kelima Bakhil Wa Hubbul Mal( )ﲞﻞ وﺣﺐ اﳌﺎلyakni kikir dan kasih akan
harta dan lagi akan datang, Insyaallah Ta’ala pada bab yang ketujuh
6. (Dan keenam Hubbul Jah ( )ﺣﺐ اﳉﺎﻩyakni kasih akan kemegahan dan
kebesaran dan lagi akan datang, Insyaallah Ta’ala pada bab yang kedelapan
7. (Dan ketujuh Hubbul Dunia ( )ﺣﺐ ادلﻧﻴﺎyakni kasih akan dunia dan lagi akan
datang bicaranya pada bab yang keenam, Insyaallah Ta’ala
8. (Dan kedelapan Takabbur ( )ﺗﻜﱪyakni membesarkan dirinya dan lagi akan
datang pada bab yang kesembilan, Insyaallah Ta’ala
9. (Dan kesembilan ‘Ujub ( )ﲺﺐyakni heiran akan dirinya dan lagi akan datang,
Insyaallah Ta’ala pada bab yang kesembilan pula
10. (Dan kesepuluh Riya’ ( )رايءyakni berbuat ibadat tiada karena Allah Ta’ala dan
lagi akan datang, Insyaallah Ta’ala pada bab yang kedelapan.
(Bermula) murad dengan ta’at yang bathin itu yaitu segala perangai yang
kebajikan dan segala sifat yang kepujian yaitu amat banyak, tetapi disebutkan oleh
imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala didalam Arba’in Fi Ushuliddin ( ٔارﺑﻌﲔ ﰱ ٔاﺻﻮل
)ادلﻳﻦitu (sepuluh) perkara pula,
1. (Pertama) Taubat ( )ﺗﻮﺑﺔdari pada segala maksiat yang bathin
2. (Dan kedua) Khauf ( )ﺧﻮفyakni takut akan Allah Ta’ala
Halaman 24 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
3. (Dan ketiga) Zuhud ( )زﻫﺪyakni benci akan dunia dan tiada suka kepada
harta dan lainnya, melainkan sekedar hajat jua
4. (Dan keempat) Sabar ( )ﺻﱪdari pada bala dan dari pada sekalian
kesusahan
5. (Dan kelima) Syukur ( )ﺷﻜﻮرbagi Allah Ta’ala atas nikmatnya
6. (Dan keenam) Ikhlas ( )اﺧﻼصyakni berbuat ibadat semata-mata karena
Allah Ta’ala dan tiada karena lainnya
7. (Dan ketujuh) Tawakal ‘Alallah (ﻋﲆ ﷲ )ﺗﻮﰻyakni berpegang hatinya itu
atas Allah Ta’ala dan menyerahkan akan sekalian perbuatannya dan
sekalian takdirnya itu kepada Allah Ta’ala
8. (Dan kedelapan) Muhibbah Allah Ta’ala ( )ﳏﺒﺔ ﷲ ﺗﻌﺎﱃyakni kasih akan
Allah Ta’ala dan lazim dari pada itu kasih ia akan segala malaikatnya dan
segala Anbiya’nya dan segala Aulia’nya dan segala Muslimin
9. (Dan kesembilan) Ridha ( )رﺿﺎakan segala qadha’ Allah Ta’ala dan segala
Qudratnya yakni ridha akan perbuatan Allah Ta’ala
10.(Dan kesepuluh) Zikir Maut ( )ذﻛﺮ اﳌﻮتyakni mengingatkan mati pada tiap-
tiap waktu dan tiap-tiap masa dan lagi akan datang bicara segala ta’at
bathin ini didalam kitab Al-Munjiyat ( )اﳌﻨﺠﻴﺎتyaitu bahagi yang keempat
dari pada kitab ini, Insyaallah Ta’ala.
(Bermula) ta’at yang bathin ini yaitu terlebih besar pahalanya itu dari pada
ta’at yang zahir, seperti kata Ustadz Al-A’zham Maulana As-Said Abdul Rahman As-
Saqqaf qaddasallahu ruhah ()الاﺳـﺘﺎذالاﻋﻈﻢ ﻣﻮﻻان اﻟﺴـﻴﺪﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﻦ اﻟﺴﻘﺎف ﻗﺪس ﷲ روﺣﻪ
ٔاوﻗﻴﺔﻣﻦ ٔاﻋﲈل اﻟﺒﺎﻃﻦ ﺧﲑﻣﻦ ﻗﺘﻄﺎرﻣﻦ ٔاﻋﲈل اﻟﻈﺎﻫﺮو ذكل ﻣﺜﻞ اﻟﺼﱪ واﻟﺮﺿﺎ واﻟﺰﻫﺪ واﻟﺘﻮﰻ وﺟﺐ
اﻟﻘﺎء ﷲ ﺗﻌﺎﱃ
Artinya, bermula satu uqiyah yakni satu sekati dari pada amal yang bathin itu
terlebih baik dari pada sebahtera dari pada amal yang zahir dan demikian itu seperti
sabar dan ridha dan zuhud dan tawakal dan hubbu liqa ‘illah ( )ﺣﺐ ﻟﻘﺎء ﷲyakni kasih
akan berdapat akan Allah Ta’ala. Yakni kasih akan berdapat akan Allah Ta’ala yakni
kasih akan mati yang dengan dia berdapat dengan Allah Ta’ala.
Dan kata Maulana Saidi Abdul Qadir Al-Aidarus qaddasallahu ruhah
ذرةﻣﻦ ٔاﻋﲈل اﻟﻘﻠﻮب ﺧﲑﻣﻦ ٔاﻣﺜﺎل اﳉﺒﺎل ﻣﻦ ٔاﻋﲈل اﳉﻮارح
Halaman 25 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
Artinya, satu semut yang kecil dari pada amal yang didalam hati itu yaitu
terlebih baik dari pada seumpama gunung dari pada amal anggota yang zahir itu.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala
َ اﻧ َّ َﻤﺎ ﻳ ُ َﻮ َّﰱ ا َّﻟﺼﺎ ِﺑ ُﺮ
ون َٔا ْﺟ َﺮ ُ ْﱒ ِﺑﻐ ْ َِﲑ ِﺣ َﺴ ٍﺎب
Artinya, hanyasannya disempurnakan Allah Ta’ala akan orang yang sabar itu
ِٕ
akan pahala mereka itu dengan tiada dapat dikira-kira akan banyaknya itu.
Karena sabar itu setengah dari pada amal yang bathin, bersalahan amal yang
zahir itu maka yaitu dapat dikira-kira akan pahalanya itu.
(Dan lagi) sabda Nabi (saw),
ﺟﺬﺑﺔ ﻣﻦ ﺟﺬابت اﳊﻖ ﺗﻮازن ﲻﻞ اﻟﺜﻘﻠﲔ
Artinya, satu jadzbatul Haq itu menyamai ia akan amal ibadat segala jin dan
manusia karena jadzabah itu setengah dari pada amal yang bathin.
Dan makna jadzabah yaitu syuhud akan Allah Ta’ala dan akan sifatnya dan
akan af’alnya dengan sekira-kira fana ia dari pada dirinya dan dari pada segala
perbuatannya dan dari pada segala sifatnya.
(Dan inilah) makna perkataan Syekh al-Wali al-Kamil al-Mukamil Saidi Syekh
Muhammad Assaman Nafa’anallahu bihi,
ﰱ اﳌﻠﻜﻮت ﺗﻌﺪل ﻋﺒﺪﷲ ﻋﺒﺎدة اﻟﺜﻘﻠﲔ$ﻧﻈﺮة ﻣﻦ اﻟﻌﺎرف اب
Artinya, satu tilik mata hati dari pada orang yang arif billah ini didalam alam
malakut yaitu menyamai kepada Allah Ta’ala akan ibadat segala jin dan segala
manusia.
Dan lagi sabda Nabi (saw),
ٔاﻓﻀﻞ ﻣﻦ ٔاﻟﻒ رﻛﻌﺔ ﻣﻦ ﺟﺎﻫﻞ ﺑﻪ$رﻛﻌﺘﺎن ﻣﻦ ﻋﺎرف اب
Artinya, bermula dua raka’at dari pada orang yang Arif Billah Ta’ala itu yaitu
afdal dari pada seribu raka’at orang yang jahil dengan Allah Ta’ala.
Yakni orang yang tiada ma’rifat dengan Allah Ta’ala karena ma’rifat itu yaitu
dari pada amal yang bathin yang terlebih afdal segala amal dan dinamakan ma’rifat
itu oleh setengah kaum Ahli Shufi akan Jannatul ‘Aajilah ( )ﺟﻨﺔ اﻟﻌﺎﺟةلyakni surga yang
disegerakan didalam dunia. Seperti kata Syekh ibnu ‘Ibad didalam syarah Hikam
ibnu Atha’illah,
وﻗﺎل ﺑﻌﻀﻬﻢ ﰱ ادلﻧﻴﺎ ﺟﻨﺔ ﻣﻦ دﺧﻠﻬﺎﱂ ﻳﺸـﺘﻖ إﱃ ﺟﻨﺔ اﻻٓﺧﺮة وﻻإﱃ ﳽء وﱂ ﻳﺴـﺘﻮﺣﺶ ﻗﻴﻞ وﻣﺎﱓ
ﻗﺎل ﻣﻌﺮﻓﺔﷲ ﺗﻌﺎﱃ
Artinya, kata setengah mereka itu Ahli Shufi, adalah didalam dunia itu surga,
barang siapa masuk kedalamnya itu niscaya tiada ingin ia kepada surga yang
Halaman 26 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
didalam akhirat dan tiada ingin ia kepada sesuatu yang lain dari padanya dan tiada
ia liar didalam dunia, maka dikata oleh seorang apa surga yang didalam dunia itu
maka menjawab ia dengan katanya yaitu ma’rifat akan Allah Ta’ala.
وﷲ ٔاﻋﲅ
اﻟﺒﺎب اﻟﺜﺎﱏ ﰱ رايﺿﺔ اﻟﻨﻔﺲ وﳎﺎﻫﺪﲥﺎ
Bermula Bab yang kedua pada menyatakan kaifiyat menyucikan akan nafs al-
amarah
Yakni menyucikan akan hati dari pada segala sifat kejahatan dan dari pada
segala perangai yang kecelaan dan memerangi akan nafs amarah dan melawani
akan dia supaya hilang segala maksiat yang bathin itu didalam hati dan supaya
berperangai dengan perangai baik.
Kata imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala,
ﻓﺎﻋﲅ ٔان ﻟﻠﻨﻔﺲ رذاﺋﻞ ﻻﺑﺪ ﻣﻦ ﺗﻨﻘﻴﳤﺎ وﺗﺼﻔﻴﳤﺎ ﻋﳯﺎ ﻓﺒﺬكل ﺗﺼﻞ إﱃ ﺳﻌﺎدة ا ٔﻻﺑﺪ وﺟﻮار ﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﻗﺪ
ﻋﺮف ﳌﺎﺳـﺒﻖ ذﻛﺮﻩ
Artinya, maka ketahui olehmu hai orang yang berkehendak kemenagan
didalam dunia dan didalam akhirat bahwasannya bagi nafs yang amarah bissu’ itu
beberapa sifat kejahatan, tak dapat tiada dari pada memilih akan dia dari pada sifat
kejahatan itu dan menyucikan akan dia dari padanya maka dengan demikian itu
engkau sampai kemenangan didalam akhirat selama-lamanya dan dapat hampir
kepada Allah Ta’ala dan sungguhnya telah engkau ketahui dengan barang yang
dahulu sebutnya itu.
(Dan kata) Syekh wali Ar-Rahman Saidi Syekh Muhammad As-Saman
Rahimahullahu Ta’ala didalam kitabnya yang bernama Nafahatul Uluhiyah fi Suluk
Tharikatil-Muhammadiah ()ﺗﻔﺤﺎت ا ٔﻻﻟﻮﻫﻴﺔ ﰱ ﺳﻠﻮك ﻃﺮﻳﻘﺔ اﶈﻤﺪﻳﺔ
اﻋﲅ ٔاﳞﺎ اﳌﺮﻳﺪ اﳌﻮﻓﻖ اﻟﺴﻌﻴﺪ ٔان اﻟﻘﻮم ٔاﲨﻌﻮا ﻋﲆ ٔان اجملﺎﻫﺪة ﻻﺑﺪ ﻣﳯﺎﰱ ﺳﻠﻮك ﻃﺮﻳﻘﺔ اﳌﻘﺮﺑﲔ ا ٔﻻﺧﻴﺎر
اذلﻳﻦ ﺳﻴﺌﺎﲥﻢ ﺣﺴـﻨﺎت ﻋﻨﺪ ا ٔﻻﺑﺮار ﻣﺴـﺘﺪﻟﲔ ذلكل ابﻟﻜﺘﺎب واﻟﺴـﻨﺔ
Artinya, ketahui olehmu hai segala murid yang diberi taufiq yang
berkehendak kemenangan didalam dunia dan akhirat, bahwasannya kaum ahli al-
shufiah muafakat sekalian mereka itu atas bahwasannya mujahadah yakni
memerangi akan nafs amarah bissu’ itu dan melawani akan nafs itu tak dapat tiada
dari padanya didalam menjalani akan jalan orang yang muqarabin yang akhyar yang
adalah kejahtan mereka itu kebajikan pada orang yang abrar padahal mengambil
Halaman 27 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
dalil mereka itu bagi yang demikian itu dengan kitab yakni qur’an dan sunnah yakni
hadis Nabi (saw).
Dan setengah dari padanya firman Allah Ta’ala,
َو َّ ِاذل َﻳﻦ َﺟﺎ َﻫﺪُ وا ِﻓﻴﻨَﺎ ﻟَﳯَ ْ ِﺪﻳَﳯَّ ُ ْﻢ ُﺳـ ُﺒﻠَﻨَﺎ
Artinya, bermula mareka yang memerangi dan melawani akan nafsunya
didalam menjalani akan jalan yang menyampaikan kepadaku niscaya aku tunjukkan
akan mereka itu akan jalan yang menyampaikan ma’rifat akan daku.
Dan lagi firman Allah Ta’ala,
َو َﻣ ْﻦ َﺟﺎﻫَﺪَ ﻓَﺎﻧ َّ َﻤﺎ ُ َﳚﺎ ِﻫﺪُ ِﻟﻨَ ْﻔ ِﺴ ِﻪ
Artinya, barang siapa memerangi akan nafsunya maka sungguhnya
ِٕ
memerangi ia bagi dirinya.
Dan lagi firman Allah Ta’ala,
اهلل َﺣ َّﻖ ِ َهجﺎ ِد ِﻩ
ِ َّ َو َﺟﺎ ِﻫﺪُ وا ِﰲ
Artinya, dan perangi oleh kamu akan nafs kamu itu didalam menjalani akan
jalan yang menyampaikan kepada ma’rifat Allah Ta’ala dengan sebenar-benar
perang sabilillah.
Dan lagi firman Allah Ta’ala,
اهلل اﻟْ ُﻤ َﺠﺎ ِﻫ ِﺪ َﻳﻦ ﻋَ َﲆ اﻟْ َﻘﺎ ِﻋ ِﺪ َﻳﻦ َٔا ْﺟ ًﺮا َﻋ ِﻈﳰًﺎ
ُ َّ َوﻓَﻀَّ َﻞ
Artinya, melebihkan Allah Ta’ala akan orang yang perang sabil dengan
nafsunya atas orang yang duduk berbuat ibadat akan beberapa pahala yang amat
besar.
Dan lagi Nabi (saw),
رﺟﻌﻨﺎ ﻣﻦ اﳉﻬﺎد ا ٔﻻﺻﻐﺮ إﱃ اﳉﻬﺎد اﻻٔﻛﱪ ﻗﻴﻞ اي رﺳﻮل ﷲ وﻣﺎ اﳉﻬﺎد اﻻٔﻛﱪ ﻗﺎل اﳉﻬﺎد ﰱ اﻟﻨﻔﺲ
Artinya, kembali kami dari pada perang sabilillah yang kecil yaitu perang sabil
dengan kafir kepada perang sabil yang besar, maka sembah sahabat ya Rasulullah
apa perang sabil yang besar itu maka sabdanya yaitu perang sabil didalam nafs
Dan kata Saidi Syekh Musthafa Al-Bakri Rahimahullahu Ta’ala,
وﻻﺑﺪ ٔاﲠﺎ اﻟﻄﺎﻟﺐ ﻣﻦ اﻟﺮايﺿﺔ وﻟﻴﺲ ﱓ ﳎﺮد ﺗﻘﻠﻴﻞ اﻟﻄﻌﺎم واﻟﴩاب ﺑﻞ ﻫﺬﻩ اﻟﺮايﺿﺔ ﻣﻦ ﲨةل
ا ٔﻻﺳـﺒﺎب اﻟﱴ ﺗﻌﲔ اﳌﺮاتض ﻋﲆ رايﺿﺔ اﳌﻘﺼﻮد وﱓ رايﺿﺔ اﻟﻨﻔﺲ وﱓ اﻟﺘﺨﻠﻖ اب ٔﻻﺧﻼق اﶵﻴﺪة
والاﺻﻼح ﻋﻦ ا ٔﻻوﺻﺎف اذلﻣﳰﺔ ﻓﺎٕذا ﻗﻞ ﻣﻦ اﻟﻄﻌﺎم واﻟﴩاب واﳌﻨﺎم ﺻﻔﺎ ﻗﻠﻴﻪ و ٔاﴍق ﻟﺒﻪ ﻗﻴﺴﻞ ﻋﻠﻴﻪ
اﻟﺘﺨﻠﻖ اب ٔﻻﺧﻼق اﳌﺮﺿﻴﺔ واﻟﺼﻔﺎت اﻟﺴﻨﻴﺔ ﻣﻦ ﲢﻤﻞ ا ٔﻻذى وﻛﻒ ا ٔﻻذى
Artinya, dan tak dapat tiada, hai orang yang menuntut jalan yang
menyampaikan kepada ma’rifat Allah Ta’ala dari pada riyadhah ( )رايﺿﻪyakni tak
Halaman 28 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
dapat tiada dari pada menyucikan akan nafs, yakni hati dari pada segala sifat yang
kejahatan dan dari pada perangai yang kecelaan dan melawani akan nafsunya itu
dan berperangai ia dengan segala sifat yang kebajikan dan segala perangai yang
kepujian dan tiada memadai ia riyadhah itu dengan semata-mata mensedikitkan
makan dan mensedikitkan minum air jua tetapi riyadhah dengan mensedikitkan
makan dan mensedikitkan akan minum itu yaitu setengah dari pada beberapa
perhimpunan sebab yang menolakkan akan orang yang berkehendak mensucikan
akan nafsunya itu atas memudahkan akan riyadhah–nya yang maksud itu yaitu
riyadhah yang menyucikan akan nafsunya yaitu supaya berperangai dengan segala
perangai yang kepujian dan bersifat yang baik dan menyucikan akan nafsunya dari
pada segala sifat yang kecelaan dan dari pada segala maksiat yang bathin seperti
yang tersebut dahulu itu.
(Maka apabila) mengurangkan ia dari pada makan dan dari pada minum dan
dari pada tidur itu niscaya mudah menyucikan akan hatinya dari pada segala
kecelaan dan dari pada maksiat yang bathin itu dan jadi teranglah hatinya, maka
mudah atasnya berperangai baik itu yang di ridhokan oleh Allah Ta’ala akan dia dan
beperhiasan ia dengan segala sifat yang ketinggian dan dengan segala sifat yang
kepujian dari pada menanggung akan kesakitan dan sabar dan helim dan barang
sebagainya. Dan menegahkan ia akan dirinya dari pada menyakiti akan manusia
karena maksud dengan riyadhah itu yaitu menyucikan hati dari pada segala sifat
kecelaan yang sepuluh dahulu itu dan supaya berperangai dengan perangai yang
baik yakni supaya bersifat dengan sifat kepujian yang sepuluh dahulu itu.
(Adapun) mensedikitkan akan makan dan minum itu yaitu sebab
memudahkan akan yang demikian itu.
وﷲ ٔاﻋﲅ
ﻓﺼﻞ ﰱ ﺑﻴﺎن ﻓﻀﻴةل ﺣﺴﻦ اﳋﻠﻖ وذم ﺿﺪﻩ
Ini suatu fasal pada menyatakan kelebihan perangai yang baik dan menyatakan
kecelaan lawannya yakni kecelaan perangai yang jahat.
Firman Allah Ta’ala bagi Nabinya dan kekasihnya, padahal ia memuji atasnya
dan menyatakan ia akan nikmatnya padanya,
َواﻧ ََّﻚ ﻟَ َﻌ َﲆ ُﺧﻠُ ٍﻖ َﻋ ِﻈ ٍﲓ
Artinya, bahwasannya engkau ya Muhammad sungguh-sungguh yangِٕ
mempunyai perangai yang baik yang amat besar.
(Dan) sabda Nabi (saw),
دان ﺣﺴﻦ اﳋﻠﻖ ﻟﻴﺬﻳﺐ اﳋﻄﳰﺔ ﻛﲈ ﺗﺬﻳﺐ اﻟﺸﻤﺲ اﳉﻠﻴﺪ
Halaman 29 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
ﻗﺎل ﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﻦ ﺑﻦ ﲰﺮة ﻛﻨﺎ ﻋﻨﺪ رﺳﻮل ﷲ ﺻﲆ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﲅ ﻓﻘﺎل ر ٔاﻳﺖ اﻟﺒﺎرﺣﺔ ﲺﺒﺎ ر ٔاﻳﺖ رﺟﻼﻣﻦ
ﺟﺎﺛﻴﺎﻋﻦ رﻛﺒﺘﻴﻪ وﺑﻴﻨﻪ وﺑﲔ ﷲ ﻋﺰ وﺟﻞ ﲩﺎب ﲾﺎء ﺣﻦ ﺧﻠﻘﻪ ﻓﺎٔد ﺧهل ﻋﲆ ﷲ ﺗﻌﺎﱃ
Artinya, dan kata Abdu Rahman bin Syamarah Radhiallahu ‘Anhu, adalah
kami pada hadrat Rasulullah (saw) maka bersabda ia dengan katanya, aku pada
malam itu melihat akan suatu yang ajaib yaitu akan seorang laki-laki dari pada
umatku padahal ia berjalan atas dua lututnya dan adalah antaranya dan antara
Halaman 30 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
Allah ‘Aza Wajalla itu dinding maka datang perangainya yang baik itu kepadanya
maka memasukkan perangainya yang baik akan dia kepada Allah Ta’ala
وﻗﺎل اﻟﻔﻀﻴﻞ ﺑﻠﻐﻨﺎ ٔاﻧﻪ ﻗﻴﻞ اﻟﺮﺳﻮل ﷲ ﺻﲆ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﲅ ان ﻗﻼ ﻧﺔ ﺗﺼﻮم اﻟﳯﺎر وﺗﻘﻮم اﻟﻠﻴﻞ وﱓ
ﺳﻴﺌﺔ اﳋﻠﻖ ﺗﺆذى ﺟﲑا ﳖﺎ ﺑﻠﺴﺎ ﳖﺎ ﻓﻘﺎل ﻻ ﺧﲑﻓﳱﺎ وﱓ ﻣﻦ ٔاﻫﻞ اﻟﻨﺎر
Artinya, dan kata Fadhil Rahimallahu Ta’ala, telah sampai akan kami
bahwasannya dikata oleh seorang sahabat bagi Rasulullah (saw) bahwasannya
polanah ( )ﻓﻼﻧﺔyakni seorang perempuan puasa sehari-hari dan berdiri sembahyang
pada malam padahal ia jahat perangainya, menyakiti ia akan orang yang
sekampung dengan dia dengan lidahnya, maka sabda Nabi (saw) tiada kebajikan
didalamnya yaitu dari pada isi neraka jahanm.
Dan lagi sabda Nabi (saw),
ﺳﻮء اﳋﻠﻖ ذﻧﺐ ﻻﻳﻐﻔﺮ وﺳﻮء اﻟﻈﻦ ﺧﻄﻴﺌﺔ ﺗﻔﻮح
Artinya, bermula jahat perangai itu yaitu dosa yang tiada diampuni dan jahat
sangka seorang itu yaitu kesalahan yang bertambah-tambah.
Dan lagi sabda Nabi (saw),
ان اﻟﻌﺒﺪ ﻟﻴﻠﻎ ﻣﻦ ﺳﻮء ﺧﻠﻘﻪ ٔاﺳﻔﻞ درك هجﲌ
Artinya, bahwasannya seorang hamba Allah itu sampai ia dari pada sebab
jahat perangai itu kepada bawah pangkat yang terlebih kebawah sekali didalam
neraka jahanam.
Dan lagi sabda Nabi (saw),
ان اﻟﻌﺒﺪ ﻟﻴﺒﻠﻎ ﲝﺴﻦ ﺧﻠﻘﻪ ٔاﻧﻔﴣ درﺟﺎت اﻻٓﺧﺮة
Artinya, bahwasannya seorang hamba Allah itu sungguhnya sampai ia
dengan sebab baik perangai itu kepada tempat yang terlebih tinggi sekali dari pada
derajat surga didalam akhirat.
وﷲ ٔاﻋﲅ
Halaman 31 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
demikian itu yang dapat dilihat oleh mata kepala (dan kedua) baik pada bathin yaitu
dinamakan baik perangai, dan perangai yang baik yaitu orang yang ghalib bersifat
dengan segala sifat yang kepujian atas bersifat dengan sifat kecelaan.
Yakni bermula makna perangai yang baik itu berbuat akan ibadat yang
sepuluh yang tersebut dahulu itu dan menjauhi ia akan maksiat yang bathin yang
sepuluh yang tersebut dahulu itu.
Dan lagi akan datang perceraian bicara ibadat yang bathin dan maksiat yang
bathin itu Insyaallah Ta’ala pada tiap-tiap bab nya.
(Bermula) baik pada zahir itu yaitu dari pada ‘Alamul –Ajsam ( )ﻋﺎﱂ ا ٔﻻﺟﺴﺎمdan
baik pada bathin itu yaitu dari pada ‘Alamul –Arwah ()ﻋﺎﱂ ا ٔﻻرواح.
(Dan lagi) Kata imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala,
ﻓﻨﺤﻦ ﻧﺮﻳﺪﲝﺴﻦ اﳋﻠﻖ اﻟﺼﻮرة اﻟﺒﺎﻃﻨﺔ ﻳﻘﺪر ﻣﺎﳝﺤﻰ ﻋﻨﻪ اﻟﺼﻔﺎت اﳌﺬﻣﻮﻣﺔ وﻳﺜﺒﺖ ﺑﺪﻟﻬﺎ اﻟﺼﻔﺔ اﶈﻤﻮدة
ﻓﻬﻮﺣﺴﻦ اﳋﻠﻖ وﲤﺎم ﺣﺴﻦ اﳋﻠﻖ ﻟﺮﺳﻮل ﷲ ﺳﲆ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﲅ
Artinya, maka kami kehendaki dengan baik perangai itu yaitu suruh yang
bathin dengan sekira-kira barang yang hapus dari pada bathin itu segala sifat yang
kecelaan dan tsabit gantinya itu didalam hati segla sifat yang kepujian maka
yaitulah dinamakan baik perangai dan kesempurnaan baik perangai itu yaitu bagi
Rasulullah (saw).
Halaman 32 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
akhirnya itu mudah berperangai dengan perangai segala yang baik itu sekira-kira
jadi adat dan jadi thabiat sekalian sifat yang kepujian itu bagi orang yang salik itu.
(Karena) sabda Nabi (saw),
اﺟﻌﻠﻮا اﳋﲑ ﻋﺎدة
Artinya, bermula segala kebajikan itu jadikan olehmu akan adat dan jadikan
akan tabi’atmu.
Yakni jadikan olehmu akan adatmu itu perangai dengan segala perangai yang
baik itu dan kekakli olehmu atas berbuat ibadat yang zahir dan ibadat yang bathin
dan jauhi olehmu akan segala maksiat yang zahir dan segala maksiat yang bathin.
Dan sebab mengekalai akan yang demikian itu jadi hasil engkau berperangai
dengan perangai yang baik itu dan sebab yang demikian itu jadilah engkau kasih
akan Allah Ta’ala dan ridholah engkau akan dia.
Dan lagi sabda Nabi (saw),
اﻋﺒﺪو ﷲ ﰱ اﻟﺮﺿﺎ ﻓﺎن ﱂ ﺗﺴـﺘﻄﻴﻌﻮا ﻓﻔﻰ اﻟﺼﱪ ﻋﲆ ﻣﺎ ﺗﻜﺮﻫﻮن ﺧﲑﻛﺸﲑ
Artinya, perbuat oleh kamu akan ibadat yang zahir dan yang bathin itu
didalam keridhoan yakni dengan suka hati maka jikalau tiada kuasa engkau berbuat
ibadat dengan suka hati itu maka berbuat ibadat didalam sabar atas barang yang
engkau benci itu yaitu kebajikan yang amat banyak.
Yakni kekali olehmu didalam berbuat ibadat yang zahir dan berbuat ibadat
yang bathin dan jikalau dengan tiada suka hatimu sekalipun, maka yang demikian
itu kebajikan yang amat banyak yang tiada berbilang pahalanya itu seperti firman
Allah Ta’ala,
ون َٔا ْﺟ َﺮ ُ ْﱒ ِﺑﻐ ْ َِﲑ ِﺣ َﺴ ٍﺎب َّ اﻧ َّ َﻤﺎ ﻳ ُ َﻮ َّﰱ
َ اﻟﺼﺎ ِﺑ ُﺮ
Artinya, perbuat oleh kamu akan ibadat yang zahir dan ibadat yang bathin
ِٕ
hanyasannya menyempurnakan Allah Ta’ala akan orang yang sabar didalam
berbuat ibadat dan sabar didalam menjauhi akan maksiat dengan beberapa pahala
mereka itu yang amat banyak yang tiada dapat dikira-kira dengan bilangan akan
dia.
(Dan adalah) sabar itu yaitu permulaan maqam, yakni permulaan martabat
orang yang salik yang menjalani akan jalan tarikat Ahli Shufi ini. Seperti kata Ibnu
Ruslan didalam Hikam-nya,
ٔاول اﳌﻘﺎم ﻣﺎت اﻟﺼﱪ ﻋﲆ ﻣﺮادﻩ ﺗﻌﺎﱃ و ٔاوﺳﻄﻬﺎاﻟﺮﺿﺎ ﲟﺮادﻩ وآﺧﺮﻫﺎ ٔان ﺗﻜﺮ ﲟﺮادﻩ
Artinya, bermula permulaan dari pada segala murad ( )ﻣﺮادorang yang salik
yang menjalani akan jalan tarikat ahli shufi yaitu sabar atas barang yang
dikehendaki Allah Ta’ala akan dia, dan pertengahan martabat orang yang salik itu
Halaman 33 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
yaitu ridha dengan barang yang dikehendaki Allah Ta’ala akan dia itu, dan akhir
martabat orang yang salik itu yaitu bahwa adalah engkau itu berlaku dengan murad
( )ﻣﺮادkehendak Allah Ta’ala semata-mata sekira-kira bahwa engkau lihat dengan
mata hatimu itu akan segala perbuatan dan segala perbuatan makhluk itu yaitu
terbit dari pada qudrat Allah Ta’ala dan dari pada iradat-nya.
(Dan) dinamakan akan martabat yang akhir ini pada istilah Ulama Ahli Shufi
akan Fana’ Al-Af’al ( )ﻓﻨﺎء الاﻓﻌﺎلyakni fana segala perbuatan makhluk itu didalam
syuhud akan semata-mata perbuatan Allah Ta’ala dan dinamakan pula akan
martabat yang akhir ini Tauhid Af’al seperti hamba sebutkan akan bicaranya itu
didalam risalah yang bernama:
Zaadul Muttaqin Fi Tauhid Rabbil’alamin ()زاداﳌﺘﻘﲔ ﰱ ﺗﻮﺣﻴﺪ رب اﻟﻌﻠﻤﲔ
وﷲ ٔاﻋﲅ
ﻓﺼﻞ ﰱ ﺑﻴﺎن اﻟﻄﺮﻳﻖ ﰱ رايﺿﺔ اﻟﺼﺒﻴﺎن ﰱ ٔاول ﻧﺸﻮ ﲛﻢ ووﺟﻪ ﺗﺎٔدﻳﳢﻢ وﳓﺴﲔ ٔاﺧﻼﻗﻬﻢ
Ini suatu fasal pada menyatakan akan jalan didalam membaikkan akan segala
kelakuan kanak-kanak didalam permulaan kejadian mereka itu dan menyatakan
akan jalan adab mereka itu dan menyatakan akan jalan membaikkan akan
segala perangai mereka itu.
Halaman 34 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
Halaman 35 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
seyogyanya bagi bapak itu memeliharakan anaknya dari pada bersahabat dengan
orang yang jahat perangainya.
Dan kata imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala
وﻻﻳﻌﻮدﻩ اﻟﺘﻨﻌﻢ وﻻﳛﺒﺐ اﻟﻴﻪ اﻟﺰﻳﻨﺔ و ٔاﺳـﺒﺎب اﻟﺮﻓﺎﻫﻴﺔ ﻓﻴﻀﻴﻊ ﲻﺮﻩ ﰱ ﻃﻠﳢﺎ إذاﻛﱪ وﲠكل ﻫﻼك ا ٔﻻﺑﺪ
Artinya, seyogyanya bagi bapak itu bahwa jangan dibiasakannya akan
anaknya itu dengan bersedap-sedap, jangan dibiasakan akan dia itu beperhiasan
dan jangan diberikan kanak-kanak itu akan sebab yang membawa bersuka-suka dan
yang bersenang-senang yang membawa bersedap-sedap. Maka adalah yang
demikian itu menghilangkan ia akan umurnya didalam menuntut akan yang
demikian itu apabila ia besar, dan jadilah ia dengan sebab yang demikian itu binasa
selama-lamanya.
Dan kata imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala,
ﺑﻞ ﻳﻨﺒﻐﻰ ٔان ﻳﺮاﻗﺒﻪ ﻣﻦ ٔاول ٔاﻣﺮﻩ ﻓﻼ ﻳﺴـﺘﻌﻤﻞ ﰱ ﺣﻀﺎﻧﺘﻪ وارﺿﺎﻋﻪ إﻻاﻣﺮ ٔاةﺻﺎﳊﺔ ﻣﺘﺪﻧﻴﺔ ﺗﺎٔ ﰻ اﳊﻼل
ﻓﺎن اﻟﻠﱭ اﳊﺎﺻﻞ ﻣﻦ اﳊﻼل ﻓﻴﻪ اﻟﱪﻛﺔ واﻟﻠﱭ اﳊﺎﺻﻞ ﻣﻦ اﳊﺮم ﻻﺑﺮﻛﺔ ﻓﻴﻪ
Artinya, tetapi seyogyanya bagi bapak itu bahwa menilik ia akan anaknya itu
dari pada permulaan kejadiannya itu maka jangan diperbuat didalam
memeliharakan kanak-kanak itu melainkan perempuan yang shaleh, dan jangan
disuruh menyusui akan kanak-kanak itu melainkan perempuan yang shaleh yang
mempunyai agama yang memakan ia akan harta yang halal. Maka bahwasannya air
susu yang hasil dari pada memakan yang halal itu didalamnya berkat bagi kanak-
kanak itu dan air susu yang hasil dari pada memakan yang haram, tiada baginya
berkat didalamnya itu. Karena perangai kanak-kanak itu ghalibnya mengikut ia
akan orang yang memeliharakan akan dia itu dan mengikut bagi air susu
perempuan yang menyusui akan dia itu.
Dan lagi kata imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala
وهمﲈر ٔاى ﻓﻴﻪ ﳐﺎﺋﻞ اﻟﳣﻴﲒ ﻓﻴﻨﺒﻐﻰ ٔان ﳛﺴﻦ ﻣﺮاﻗﺒﺘﻪ و ٔاول ذكل ﻇﻬﻮر ٔاواﺋﻞ اﳊﻴﺎء ﻓﺎﻧﻪ إذا ﰷن ﳛﺘﺸﻢ
وﻳﺴـﺘﺤﻰ وﻳﱰك ﺑﻌﺾ ا ٔﻻﻓﻌﺎل ﻓﻠﻴﺲ ذكل إﻻ إﴍق ﻧﻮر اﻟﻌﻘﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﺣﱴ ﻳﺮى ﺑﻌﺾ ا ٔﻻﺷـﻴﺎء ﻋﻠﻴﻪ ﻗﺒﻴﺤﺎ
وﳐﺎﻟﻔﺎ ﻟﻠﺒﻌﺾ ﻓﺼﺎر ﻳﺴـﺘﺤﻰ ﻣﻦ ﳽء دون ﳽء وﻫﺬﻩ ﻫﺪاﻳﺔ ﻣﻦ ﷲ ﺗﻌﺎﱃ اﻟﻴﻪ وﺑﺸﺎرة ﺗﺪل ﻋﲆ
اﻋﺘﺪان ا ٔﻻﺧﻼق وﺻﻔﺎء اﻟﻘﻠﺐ وﻫﻮ ﻣﺒﴩ ﺑﻜﲈل اﻟﻌﻘﻞ ﻋﻨﺪ اﻟﺒﻠﻮغ ﻓﺎﻟﴡ اﳌﺴـﺘﺤﻰ ﻻﻳﻨﺒﻐﻰ ٔان ﳞﻤﻞ
ﺑﻞ ﻳﺴـﺘﻌﺎن ﻋﲆ ﺗﺎٔدﻳﺒﻪ ﲝﻴﺎﺋﻪ وﲤﻴﲒﻩ
Artinya, dan manakala nyata pada kanak-kanak itu kelihatan permulaan
tamyiz-nya ( )ﲤﻴﲒmaka seyogyanya bagi bapak itu bahwa membaikkan ia akan
sungguh-sungguh menilik akan anaknya itu. Maka pertama-tama yang demikian itu
Halaman 36 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
yaitu permulaan malu ia dari pada sesuatu perbuatan yang kejahatan. Maka jika
ada lagi malu ia dan meninggalkan ia setengah dari pada beberapa perbuatan
kejahatan yang di maluinya dihadapan orang yang banyak. Maka tiada ada yang
demikian itu melainkan karena terbit nur aqal itu atasnya, hingga melihat ia akan
setengah dari pada sesuatu perbuatan yang keji-keji yang menyalahi bagi setengah
pekerjaan yang baik itu, maka jadi malu ia dari pada pekerjaan yang jahat itu dan
tiada ia malu dari pada pekerjaan yang baik itu. Dan inilah hadiah dari pada Allah
Ta’ala kepadanya dan yaitu alamat yang disukai yang menunjukkan atas perangai
yang `Aadil ( )ﻋﺎدلyang baik dan yaitu alamat yang menunjukkan akan suci hatinya
dari pada sifat yang kejahatan. Dan lagi itu pemalu itu alamat yang disukai
menunjukkan sempurna aqalnya itu pada ketika balighnya itu. Maka adalah kanak-
kanak yang pemalu itu jangan diberikan sekehendaknya itu, tetapi seyogyanya bagi
bapak itu bahwa menolong ia akan anaknya yang pemalu itu atas mengajar akan
dia dengan adab malunya itu yang muafakat itu akan syari’at dan mengajar akan
dia bahwa membedakan antara malu thabi’at dan malu syari’at itu, karena malu
syariat itu yaitu setengah dari pada iman, seperti sabda Nabi (saw)
اﳊﻴﺎءﻣﻦ الاﳝﺎن
Artinya, bermula malu itu yaitu yang muafakat dengan hukum syari’at dan
yang muafakat dengan hukum tarikat itu yaitu setengah dari pada iman yang
sempurna.
Dan lagi kata imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala,
واول ﻣﺎﻳﻐﻠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﺼﻔﺎت ﴍﻩ اﻟﻄﻌﺎم
Artinya, dan yang permulaan yang nyata bagi kanak-kanak itu ghalib atasnya
itu setengah dari pada sifat yang kejahatan itu yaitu sangat suka ia membanyakkan
memakan makanan.
ﻓﻴﻨﺒﻐﻰ ٔان ﻳﺆدب ﻓﻴﻪ ﻣﺜﻞ ٔان ﻻﻳﺎٔ ﺧﺬ اﻟﻄﻌﺎم إﻻ ﺑﳰﻴﻨﻪ ﻓﻴﻖ ل ﻋﻠﻴﻪ ﺑﺴﻢ ﷲ ﻋﻨﺪ ٔاﺧﺬﻩ
Artinya, maka seyogyanya bagi bapak itu bahwa membaikkan adab kanak-
kanak didalam ia memakan itu sekira-kira jangan ia dibiasakannya akan suka ia
membanyakkan akan memakan itu. (Dan) setengah dari pada adab memakan itu
seperti bahwa ia jangan mengambil akan makanan itu melainkan dengan
tangannya yang kanan, maka mengucap ia pada ketika ia mengambil makanan itu
“bismillah”
و ٔان ﻳﺎٔ ﰻ ﳑﺎﻳﻠﻴﻪ و ٔان ﻻﻳﺒﺎدر إﱃ اﻟﻄﻌﺎم ﻗﺒﻞ ﻏﲑﻩ وﻻ ﳛﺪﰱ اﻟﻨﻈﺮ اﻟﻴﻪ وﻻإﱃ ﻣﻦ ﻳﺎٔ ﰻ
Artinya, dan setengah dari pada adab makan itu hendaklah ia memakan akan
makanan yang mengiringi akan hadapannya itu dan jangan ia mengambil makanan
Halaman 37 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
yang dihadapan orang lain itu. (Dan setengah) dari pada adab memakan itu jangan
mendahului kepada mencapi (mencicipi) akan makanan itu dahulu dari pada orang
yang lain dan jangan ia sangat melihat kepada makanan itu dan jangan ia sangat
melihat kepada orang yang bersama-sama makan dengan dia itu.
و ٔان ﻻﻳﴪع ﰱ ا ٔﻻ ﰻ و ٔان ﳚﻴﺪ اﳌﻀﻎ و ٔان ﻻﻳﻮ اﱃ اﻟﻠﻘﻢ وﻻ ﻳﻠﻄﺦ ﻳﺪﻩ وﺛﻮﺑﻪ
Artinya, dan setengah dari pada adab memakan kanak-kanak itu bahwa
jangan ia bersegera didalam makan makanan itu dan hendaklah ia memamah akan
makanan akan baik-baik hancurnya itu maka memperlahan ia akan dia dan jangan
berturut-turut antara suapnya itu dan jangan berlumuran akan kainnya
و ٔان ﻳﻌﻮداﳋﲑ اﻟﻘﻔﺎر ﰱ ﺑﻌﺾ ا ٔﻻوﻗﺎت ﺣﱴ ﻻﻳﺼﲑ ﲝﻴﺚ ﻳﺮى ا ٔﻻدم ﺣامت
Artinya, dan seyogyanya bagi bapaknya itu bahwa membiasakan anaknya itu
memakan akan roti yang tiada beserta dengan lauk didalam masa hingga jangan
jadi adatnya itu dengan sekira-kira melihat akan lazim lauk itu.
وﻳﻘﺒﺢ ﻋﻨﺪﻩ ﻛﱶة ا ٔﻻ ﰻ ﻳﺸـﺒﻪ ﰻ ﻣﻦ ﻳﻜﱶ ا ٔﻻ ﰻ ابﻟﳢﺎﰂ وﺑﺎٔن ﻳﺬم ﺑﲔ ﻳﺪﻳﻪ اﻟﻌﱮ اذلى ﻳﻜﱶ ا ٔﻻ ﰻ
وﳝﺪح ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺼﱮ اﳌﺘﺎٔدب اﻟﻘﻠﻴﻞ ا ٔﻻ ﰻ
Artinya, dan seyogyanya bagi bapak itu mengkhabarkan pada hadapan
kanak-kanak itu akan kecelaan orang yang membanyakkan akan memakan
makanan itu, dengan diserupakan orang yang membanyakkan makan itu seperti
binatang. Dan lagi bahwa mencela ia pada hadapan kanak-kanak akan kanak-kanak
yang membanyakkan memakan makanan itu dan memuji ia hadapan kanak-kanak
itu akan kanak-kanak baik adabnya yang sedikit ia memakan makanan itu.
و ٔان ﳛﺒﺐ اﻟﻴﻪ الاﻳﺜﺎر ابﻟﻄﻌﺎم وﻗةل اﳌﺒﺎﻻة واﻟﻘﻨﺎﻋﺔ ابﻟﻄﻌﺎم اﳋﺸﻦ ٔاى ﻃﻌﺎم ﰷن
Artinya, seyogyanya bagi ibu bapak bahwa menyukakan kepada kanak-kanak
itu akan memberikan dengan makanan itu kepada orang lain (yakni) seyogyanya
bagi bapak itu bahwa mengajar akan anaknya itu bersifat dengan itsar ( )إﻳﺜﺎرyakni
dengan murah hati dan jangan bersifat dengan loba kepada makanan itu dan
jangan sangat hirau ia dengan makanan itu dan menyuruh bapak itu akan anaknya
itu bersifat dengan qana’ah ( )ﻗﻨﺎﻋﺔyakni dengan memadai akan makanan yang
(٢ )ﰷﺳﻒyang kurang baik barang apa makanan yang ada ia kepadanya itu maka
memakan ia akan dia.
و ٔان ﳛﺒﺐ اﻟﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﺜﻴﺎب اﻟﺒﻴﺾ دون اﳌﻠﻮن واﺑﺮﻳﺴﻢ وﻳﻘﺮرﻋﻨﺪﻩ ٔان ذكل ﺷﺎٔن اﻟﻨﺴﺎء واخملﻨﺜﲔ وان
اﻟﺮﺟﺎل ﻳﺴﺘﻨﻜﻔﻮن ﻣﻨﻪ وﻳﻜﺮﻩ ﻋﻠﻴﻪ ذكل
Halaman 38 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
Artinya, dan seyogyanya bapak itu bahwa menyukakan kepada anaknya itu
memakai kain dari pada kain yang putih dan jangan disukakan akan dia memakai
kain yang berwarna, seperti kalamkari atau kain berpalang dan barang sebagainya.
Dan lagi jangan disukakan oleh bapak itu akan anaknya memakai kain sutera dan
dinyatakan akan yang demikian itu yaitu kelakuan pakaian perempuan dan pakaian
orang yang mukhannas ( )ﳐﻨﺜﲔyakni orang laki-laki yang menyerupai perempuan,
bukan pakaian laki-laki yang mempunyai aqal, dan bahwa laki-laki yang mempunyai
aqal itu tiada mau ia memakai dari pada kain sutera atas yang demikian itu.
وهمﲈر ٔاى ﻋﲆ ﺻﱮ ﺛﻮابﻣﻦ اﺑﺮﻳﺴﻢ ٔاوﻣﻠﻮن ﻓﻴﻨﺒﻐﻰ ٔان ﻳﺴﺘﻨﻜﺮ وﻳﺬﻣﻪ
Artinya, manakala melihat seorang atas tubuh kanak-kanak itu kain sutera
atau baju dari pada sutera atau dari pada kain yang berwarna atau baju yang
berwarna seperti kain kalamkari atau kain palang, maka seyogyanya dimurkakan
akan dia yakni ditegahkan akan dia dan di celakan yang demikian itu.
Halaman 39 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
orang, majannah ( )ﳎﺎﻧﺔyakni kebanyakan ia jadi kurang malu, dan adalah sekalian
yang tersebut itu yaitu sifat yang kejahatan. Dan hanya sungguhnya hasil bagi
bapak itu memeliharakan akan anaknya dari pada sekalian yang demikian itu
dengan dibaikkan akan adabnya itu pada ketika ia kecil itu supaya jadi baik
perangainya pada ketika ia besar itu.
Halaman 40 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
ﰒ همﲈﻇﻬﺮهل ﻣﻦ اﻟﺼﱮ ﺧﻠﻖ ﲨﻴﻞ وﻓﻌﻞ ﶊﻮد ﻓﻴﻨﺒﻐﻰ ٔان ﻳﻜﺮم ﻋﻠﻴﻪ وﳚﺎزى ﻋﻠﻴﻪ ﲟﺎﻳﻔﺮح ﺑﻪ وﳝﺪح ﺑﲔ
ٔاﻇﻬﺮ اﻟﻨﺎس
Artinya, maka manakala nyata bagi kanak-kanak itu perangai yang baik dan
perbuatan yang kepujian, maka seyogyanya bagi bapak itu bahwa memuliakan
kanak-kanak itu dan membalas akan dia dengan sesuatu yang menyukakan dengan
dia dan memuji atasnya pada antara hadapan manusia supaya jadi mengekalkan ia
akan perangainya yang baik yaitu mengekalkan ia didalam bersifat dengan yang
kepujian itu.
ﻓﺎن ﺧﺎﻟﻒ ذكل ﰱ ﺑﻌﺾ ا ٔﻻﺣﻮال ﻣﺮة واﺣﺪة ﻓﻴﻨﺒﻐﻰ ٔان ﻳﺘﻐﺎﻓﻞ ﻋﻨﻪ وﻻ ﳞﺘﻚ ﺳﱰﻩ وﻻﻳﲀﺷﻔﻪ
وﻻوﻳﻈﻬﺮهل ٔاﻧﻪ ﻳﺘﺼﻮر ٔان ﻳﺘﺠﺎﴎ ٔاﺣﺪ ﻋﲆ ﻣﺜهل ﻻﺳـامي اذاﺳﱰﻩ اﻟﺼﱮ
Artinya, maka jika menyalahi kanak-kanak itu akan perangai yang baik itu
didalam setengah kelakuannya maka berbuat ia akan satu perbuatan yang jahat
maka seyogyanya bagi bapak itu bahwa melalaikan akan demikian itu dari padanya
dan jangan dibukakan akan kejahatan itu pada orang banyak, hendak ditutup akan
kejahatannya itu dan jangan di zahirkan kepadanya bahwasannya adalah
sepertinya boleh tashaur ( )ﺗﺼﻮرterlebih berani seorang atas berbuat seumpama
yang demikian itu, karena yang demikian itu barangkali jadi berani ia berbuat akan
kejahatan seperti yang demikian itu, istimewa pula apabila menutup kanak-kanak
itu akan kejahatan yang terbuat ia akan dia itu maka seyogyanya bagi bapak itu
jangan sangat cela akan dia, jangan disesal akan dia.
واﺟﳤﺪﰱ اﺧﻔﺎﺋﻪ ﻓﺎن اﻇﻬﺎر ذكل ﻋﻠﻴﻪ رﳝﺎ ﻳﻔﻴﺪﻩ ﺟﻌﺎرة ﺣﱴ ﻻﺑﻴﺎﱃ ابﳌﲀﺷﻔﺔ ﻗﻌﻨﺪ ذكل ﻓﺎن ﻋﺎد اثﺗﻴﺎ
ﻓﻴﻨﺒﻐﻰ ٔان ﻳﻌﺎﻗﺐ ﴎاو ﻳﻌﻈﻢ ٔﻻاﻣﺮ ﻓﻴﻪ وﻳﻘﺎل هل اايك ٔان ﺗﻌﻮد ذكل ﳌﺜﻞ ﻫﺬا وان ﻳﻄﻠﻊ ﻋﻠﻴﻚ ﰱ ﻣﺜﻞ
ﻫﺬا ﻓﺘﻔﺘﻀﺢ ﺑﲔ اﻟﻨﺎس وﻻ ﺗﻜﱶ اﻟﻘﻮل ﻋﻠﻴﻪ ابﻟﻌﺘﺎب ﰱ ﰻ ﺣﲔ ﻓﺎﻧﻪ ﳞﻮن ﻋﻠﻴﻪ ﺳﲈع اﳌﻼﻣﺔ ورﻛﻮب
اﻟﻘﺒﺎٔ ﱖ وﻳﺴﻘﻂ وﻗﻊ اﻟالكم ﻣﻦ ﻗﻠﺒﻪ وﻟﻴﻜﻦ ا ٔﻻب ﺣﺎﻓﻈﺎ ﻫﻴﺒﺔ اﻟالكم ﻣﻌﻪ ﻓﻼﻳﻮ ﲞﻪ الا ٔا ﺣﻴﺎان
Artinya, dan seyogyanya bagi bapak itu bersungguh-sungguh didalam
menyembunyikan akan kejahatan yang terbuat oleh anaknya yang baik
perangainya itu, maka karena bahwasanya menzahirkan akan kejahatan yang
demikian barangkalai membuat akan dia berani akan berbuat kejahatan itu hingga
tiada ia hirau dengan membukakan kejahatannya itu. Kemudian dari pada itu
kepada hadapan orang banyak bersalahan jika disembunyikan akan satu
kejahatannya itu malu ia menyatakan akan kejahatannya itu kepada orang banyak
maka jika kembali ia kepada berbuat kejahatan itu kedua kali maka seyogyanya bagi
bapak itu bahwa menemplak akan dia dan menegur akan dia dengan sirr ( )ﴎjua
Halaman 41 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
(yakni) bersembunyi jua sekira-kira menegur akan dia didalam tempat sunyi
antaranya dan antara anaknya itu dan jangan ditegur akan dia dihadapan orang
banyak. (Dan seyogyanya) bagi bapak itu mengata bagi anaknya yang berbuat
kejahatan itu dengan katanya bahwa pekerjaanmu itu sangat besar jahatnya dan
tiada patut bagimu mengerjakan akan yang demikian itu dan seyogyanya takuti
olehmu bahwa dilihat oleh orang dan pekerjaanmu seumpama yang demikian itu
maka jadi nyata jahatmu itu antara orang banyak dan sangat jadi aib engkau. dan
lagi seyogtanya bagi bapak itu bahwa jangan membanyakkan akan perkataan atas
menyesalkan akan perbuatan anaknya seperti yang demikian itu pada ketika itu,
maka karena bahwasannya membanyakkan akan perkataan akan yang demikian itu
jadi memudahkan atasnya mendengar akan kecelaan itu dan tiada sangat hirau ia
akan berbuat kejahatan itu dan barangkali gugur memberi bekas perkataan itu dari
pada hati kanak-kanak itu maka jadi binasa tiada ia sangat hiraukan pengajaran
bapaknya itu dan tiada sangat takut ia teguran bapaknya itu. (Dan) seyogyanya bagi
bapak itu memeliharakan hebat perkataannya serta anaknya itu, jangan dikata
baginya dengan perkataan yang jahat pada ketika ia tersalah perbuatannya itu
melainkan pada masa yang sedikit jua dan pada perkataan yang sedikit jua. Dan
jangan dibanyakkan akan perkataan didalam menyesal akan dia dan marah akan
dia itu.
Halaman 42 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
hendaklah dibiasakan kanak-kanak itu tidur didalam tilam yang kasar dan pakaian
yang kasar dan makanan yang kasar yang tiada sanagat sedap.
وﻳﻨﺒﻐﻰ ٔان ﳝﻨﻊ ﻣﻦ ﰻ ﻣﺎ ﻳﻔﻌهل ﰱ ﺧﻔﻴﺔ ﻓﺎﻧﻪ ﻻ ﳜﻔﻴﻪ إﻻوﻫﻮ ﻳﻌﺘﻘﺪ ٔاﻧﻪ ﻗﺒﻴﺴﺢ ﻓﺎٕذا ﺗﺮك ﻧﻌﻮد ﻓﻌﻞ
اﻟﻘﺒﻴﺴﺢ
Artinya, dan seyogyanya bagi bapak itu menegahkan akan anaknya itu dari
pada tiap-tiap yang diperbuatnya itu didalam bersembunyi, maka bahwasannya
tiada ia berbuat akan sesuatu yang disembunyikan itumelainkan yaitu
mengi’tikadkan bahwasannya adalah yaitu kejahatan maka apabila dibiarkan akan
perbuatannya seperti yang demikian itu niscayajadi beradat akan berbuat sesuatu
kejahatan dan sesuatu yang keji.
وﻳﻌﻮ دﰱ ﺑﻌﺾ اﻟﳯﺎر واﳌﴙ واﳊﺮﻛﺔ واﻟﺮايﺿﺔ ﺣﱴ ﻻﻳﻐﻠﺐ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻜﺴﻞ
Artinya, dan seyogyanya bagi bapak itu bahwa membiasakan akan adat
kanak-kanak itu pada setengah masa akan berjalan kepada berbuat sesuatu yang
kebajikan dan membiasakan ia akan anaknya itu pada setengah masa bergerak
kepada berbuat sesuatu pekerjaan yang baik dan seyogyanya bagi bapak itu
menyuruhkan anaknya itu dengan riyadhah ( )رايﺿﺔyakni dengan bersusah-susah
pada melawani akan dirinya itu pada setengah masa, supaya jangan ghalib padanya
itu penyegan dan lemah diri.
وﻳﻌﻮ د ٔان ﻳﻜﺸﻒ ٔاﻃﺮ اﻓﻪ وﻻ ﻳﴪع اﳌﴙ وﻻ ﻳﺮىخ ﻳﺪﻳﻪ ﺑﻞ ﺗﻀﻤﻬﺎإﱃ ﺻﺪرﻩ
Artinya, dan seyogyanya bagi bapak itu bahwa membiasakan akan adat
kanak-kanak itu bahwa jangan ia membukakan segala ujung lututnya dan segala
auratnya dan jangan ia bersegera didalam perjalanan itu dan jangan ia menurunkan
akan kedua tangannya pada ketika ia berjalan itu tetapi hendaklah ia
menghimpunkan akan keduanya itu kepada dadanya.
وﳝﻨﻊ ﻣﻦ ٔان ﻳﻔﺘﺨﺮ ﻋﲆ ٔاﻓﺮ اﻧﻪ ﺑﴙء ﳑﺎ ﳝﻠﻜﻪ وادلﻩ ٔاوﺑﴙء ﻣﻦ ﻣﻄﺎﲻﻪ و ٔاﻟﻮ اﺣﺪ و ٔادواﺗﻪ
Artinya, dan seyogyanya bagi bapak itu bahwa menegahkan akan anaknya
itu dari pada ia bermegah-megah atas orang yang sama-samanya dengan sesuatu
yang dimiliki akan dia oleh dua ibu bapaknya atau suatu dari pada makanan atau
sesuatu dari pada pakaian atau sesuatu dari pada ()ﻟﻮﺣڽ/papan tulisnya atau
dengan sesuatu dari pada dakwatnya ()دﻋﻮاﺗڽ.
وﻳﻌﻮ داﻟﺘﻮاﺿﻊ والاﻛﺮام ﻟﲁ ﻣﻦ ﻋﺎﴍﻩ واﻟﺘﻠﻄﻒ ﰱ اﻟالكم ﻣﻌﻬﻢ
Artinya, seyogyanya bagi bapak itu bahwa membiasakan akan anaknya itu
merendahkan dirinya dan memuliakan ia bagi tiap-tiap orang yang bertaulan
dengan dia itu dan lemah lembut didalam perkataan serta mereka itu.
Halaman 43 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
وﳝﻨﻊ ﻣﻦ ٔان ﻳﺎٔ ﺧﺬﻣﻦ اﻟﺼﺒﻴﺎن ﺷـﻴﺎٔ ﺑﺬهل ﺣﺸﻤﺔان ﰷن ﻣﻦ ٔاوﻻداﶈﺘﺸﻤﲔ ﺑﻞ ﻳﻌﲅ ٔان اﻟﺮﻓﻌﺔﰱ الاﻋﻄﺎء
ﻻﰱ ا ٔﻻ ﺧﺬ و ٔان ا ٔﻻ ﺧﺬﻟﺆم وﺧﺴﺔ ودانءة وان ﰷن ﻣﻦ ٔاوﻻد اﻟﻔﻘﺮاء ﻓﻴﻌﲅ ٔان ا ْٔﻻﺧﺬ ﻃﻤﻊ واﻟﻄﻤﻊ همﺎﻧﺔ
وﻣﺬةل و ٔان ذكل ﻣﻦ ٔادب اﻟﳫﺐ ﻓﺎﻧﻪ ﻳﺒﻴﺾ ﰱ اﺗﺘﻈﺎر ﻟﻘﻤﺔ
Artinya, dan seyogyanya bagi bapak itu menegahkan dari pada bahwa ia
mengambil dari pada segala kanak-kanak yang bersama dengan dia itu sesuatu
yang memberikan ia akan dia dengan sebab malunya jika ada ia dari pada anak
orang yang pemalu tetapi hendaklah bapak itu memberi tahu akan anaknya itu
bahwa martabat yang ketinggian itu yaitu didalam memberi akan seorang, bukan
ketinggian itu didalam mengambil dari pada seorang akan sesuatu itu dan bahwa
mengambil dari pada seorang itu kecelaan dan kehinaan. Dan jikalau ada kanak-
kanak itu dari pada anak orang yang ahli shufi maka diberi tahu akan dia itu bahwa
mengambil akan sesuatu dari pada seseorang lain itu yaitu tamak, yakni loba dan
loba itu yaitu sifat kehinaan dan sifat kecelaan dan bahwasannya adalah yang
demikian itu dari pada kelakuan anjing, maka adalah anjing itu yaitu menghinakan
akan dirinya didalam menanti akan satu suap dari pada seorang.
وابﶺةل ﻳﻔﺒﺢ إﱃ اﻟﺼﺒﻴﺎن ﺣﺐ اذلﻫﺐ واﻟﻔﻀﺔ واﻟﻄﻤﻊ ﻓﳱﲈ وﳛﺬر ﻣﳯﲈ ٔاﻛﴩﻣﻦ اﻟﺘﺤﺬﻳﺮ ﻣﻦ اﳊﻴﺎت
واﻟﻌﻘﺎرب ﻓﺎن آﻓﺔ ﺣﺐ اذلﻫﺐ واﻟﻔﻀﺔ واﻟﻄﻤﻊ ﻓﳱﲈ ٔاﻛﱶﻣﻦ آﻓﺔ اﻟﺴﻤﻮم ﻋﲆ اﻟﺼﺒﻴﺎن ﺑﻞ ﻋﲆ ا ٔﻻ ﰷﺑﺮ
ٔاﻳﻀﺎ
Artinya, dan dengan perhimpunan perkataan itu bahwasannya seyogyanya
bagi bapak itu menjahatkan kepada kanak-kanak itu akan kasih akan emas dan
perak dan menjahatkan kepadanya akan tamak kepada keduanya itu. Dan
seyogyanya bagi bapak itu menakuti akan kanak-kanak itu dari pada kasih akan
emas dan perak itu terlebih banyak menakuti akan dia dari pada ular dan kala, maka
bahwasannya kebiasaan akan emas dan perak dan tamak itu akan keduanya itu
terlebih banyak dari pada kebinasaan racun ular dan kala atas kanak-kanak itu,
tetapi lebih lagi ditakuti emas dan perak dan tamak akan keduanya itu atas orang
tua dari pada racun ular dan kala itu.
dihadapan orang banyak-banyak yang lain dari padanya itu karena adalah sekalian
yang demikian itu pekerjaan yang menghinakan akan martabat dan meng-iba-kan
akan diri. Dan jangan ia duduk membelakangkan akan orang lain dan jangan ia
menaruhkan satu kakinya itu atas satu kakinya yang lain dan jangan ia menaruhkan
tapak tangan itu dibawah dagunya dan jangan ia menyandarkan akan kepalanya itu
lengannya itu, maka adalah sekalian yang demikian itu alamat menunjukkan akan
orang yang penyegan dan orang kurang hematnya. Dan seyogyanya bagi bapak itu
mengajarkan anaknya itu akan kaifiyat duduk yang baik dihadapan orang yang
banyak.
Halaman 45 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
Artinya, dan seyogyanya bagi kanak-kanak itu bahwa ia berdiri bagi orang
yang mempunyai martabat atasnya dan meluaskan ia baginya didalam tempat
duduk itu dan duduk ia hadapan orang itu, padahal ia mengapa akan dia. Dan
seyogyanya bagi bapak itu menegahkan akan anaknya itu dari pada berkata akan
sia-sia dan dari pada berkata akan perkataan yang keji dan dari pada berkata akan
orang dan dari pada memaki akan seorang. Dan lagi seyogyanya bagi bapak itu
bahwa menegahkan ia akan anaknya itu dari pada bercampur akan orang yang
berlaku atas lidahnya itu sesuatu dari pada yang demikian itu, maka bahwasannya
yang demikian itu jadi berlaku ia seperti kelakuan orang yang demikian itu dengan
tiada syak dari pada sebab bercampur akan orang jahat itu, dan adalah asal yang
membaikkan akan adab kanak-kanak itu yaitu memeliharakan kanak-kanak dari
pada bercampur dengan orang jahat itu.
Halaman 46 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
pada bermain dan dilazimkan kepada mengajar akan dia adab mengaji qur’an dan
lainnya selama-lamanya, niscaya jadi mati hatinya itu dan jadi batal cerdiknya itu
dan lagi menyusahkan akan kehidupan atasnya hingga menuntut ia akan ()ﺣﻴهل
didalam berlepas dari padanya sekali-kali.
Dan lagi kata imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala,
وﻳﻨﺒﻐﻰ ٔان ﻳﻌﲅ ﻃﺎﻋﺔ وادلﻳﻪ وﻣﻌﻠﻤﻪ وﻣﺆدﺑﻪ وﰻ ﻣﻦ ﻫﻮ ٔاﻛﱪ ﺳـﻨﺎ ﻣﻨﻪ ﻣﻦ ﻗﺮﻳﺐ و ٔاﺟﻨﱮ و ٔان ﻳﻨﻈﺮ
اﻟﳱﻢ ﺑﻌﲔ اﳉﻼةل واﻟﺘﻌﻈﲓ وان ﻳﱰك اﻟﻠﻌﺐ ﺑﲔ ٔاﻳﺪﳞﻢ
Artinya, dan seyogyanya bahwa diajari akan kanak-kanak itu akan berbuat
ta’at akan kedua ibu bapaknya dan jangan berbuat durhaka akan kedua ibu
bapaknya itu. Dan lagi seyogyanya diajari akan kanak-kanak itu ta’at akan orang
yang mengajar qur’an akan dia dan orang yang mengajar dan yang membanyakkan
akan dia. Dan lagi seyogyanya ia ta’at akan tiap-tiap orang yang tua dari padanya
umurnya itu sama ada kerabatnya atau dari pada orang yang ()ﻫﻠﺖ. Dan
seyogyanya bagi kanak-kanak itu melihat kepada sekalian orang yang tersebut itu
dengan tilik membesarkan ia akan mereka itu menta’zimkan ia akan mereka itu.
Dan seyogyanya bagi kanak-kanak itu bahwa meninggalkan akan bermain-main
dihadapan mereka itu.
Dan lagi kata imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala,
وهمﲈ ﺑﻠﻎ ﺳﻦ اﻟﳣﻴﲒ ﻓﻴﻨﺒﻐﻰ ٔان ﻻﻳﺴﺎ ﻣﺢ ﰱ ﺗﺮﰷ ﻟﻄﻬﺎرة واﻟﺼﻼة وﻳﺆ ﻣﺮ ابﻟﺼﻮم ﰱ ﺑﻌﺾ الاايم ﻣﻦ
ﺷﻬﺮ رﻣﻀﺎن
Artinya, manakala sampai tahun tamyiz kanak-kanak itu sekira-kira tahu ia
membedakan antara baik dan jahat maka seyogyanya bagi bapak itu bahwa jangan
memudahkan akan kanak-kanak itu pada meninggalkan akan thaharah ( )ﻃﻬﺎرةdan
jangan dimudahkan akan dia pada meninggalkan sembahyang dan disuruh akan
kanak-kanak itu puasa didalam setengah hari dari pada beberapa hari bulan
ramadhan.
Dan kata imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala,
وﳚﺘﻨﺐ اﻟﻮدل ﻟﺒﺲ اﳊﺮﻳﺮ واذلﻫﺐ وﻳﻌﲅ ﳇﲈ ﳛﺘﺎج اﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺣﺪودﻟﴩع وﳜﻮف ﻣﻦ اﻟﴪﻗﺔ و ٔاﰻ اﳊﺮام
وﻣﻦ اﻟﻜﺬب واﳋﻴﺎﻧﺔ واﻟﻔﺤﺶ وﰻ ﻣﺎ ﻳﻐﻠﺐ ﻋﲆ اﻟﺼﺒﻴﺎن
Artinya, dan seyogyanya bagi bapak itu bahwa menjauhkan anaknya itu akan
memakai kain sutera dan memakai emas dan seyogyanya bagi bapak itu mengajar
akan anaknya itu akan tiap-tiap yang berkehendak kepadanya itu dari pada hukum
syari’at dan yaitu ditakutinya akan dia akan mencuri yakni jangan ia mencuri dan
jangan ia memakan akan yang haram dan memakai akan yang haram dan
Halaman 47 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
ditegahkan akan kanak-kanak itu dari pada berdusta dan dari pada khianat dan dari
pada segala kejahatan dan dari pada segala yang ghalib atas kanak-kanak itu.
ﻓﺎذا وﻗﻊ ﻧﺸﻮﻩ ﻛﺬكل ﰱ اﻟﺼﺒﻴﺎن ﳁﻬﲈ ﻗﺎرب اﻟﺒﻠﻮغ ٔاﻣﻜﻦ ٔان ﻳﻌﺮف ٔاﴎار ﻫﺬﻩ ا ٔﻻﻣﻮرﻓﻴﺬ ﻛﺮهل ٔان ا ٔﻻ
ﻃﻌﻤﻪ ٔادوﻳﺔ واﳕﺎ اﳌﻘﺼﻮد ﻣﳯﺎ ٔان ﻳﻘﻮى الاﻧﺴﺎن ﲠﺎ ﻋﲆ ﻋﺒﺎدة ﷲ ﺗﻌﺎﱃ
Artinya, maka apabila berlaku kejadian-kejadian itu seperti yang tersebut
dahulu itu dalam kecilnya itu, maka manakala hampir ia akan baligh niscaya dapat
bahwa diajarkan dia akan segala rahasia segala perkara yang tersebut dahulu itu,
maka menyebutkan baginya bahwasannya makanan itu seperti obat dan hanya
sungguhnya maksud dari pada memakan akan makanan itu menguatkan manusia
dengan dia atas berbuat ibadat akan Allah Ta’ala
و ٔان ادلﻧﻴﺎ ﳇﻬﺎ ﻻ ٔاﺻﻞ ﻟﻬﺎ اذﻻ ﺑﻔﺎء ﻟﻬﺎ و ٔان اﳌﻮت ﻳﻘﻄﻊ ﻧﻌﳰﻬﺎ و ٔاﳖﺎ دار ﳑﺮﻻ دار ﻣﻘﺮو ٔان اﻻٓ ﺧﺮة دار
ﻣﻘﺮﻻدار ﳑﺮو ٔان اﳌﻮت ﻣﻨﺘﻈﺮ ﰱ ﰻ ﺳﺎﻋﺔ و ٔان اﻟﻜﻴﺲ اﻟﻌﺎﻗﻞ ﻣﻦ ﺗﺰ ودﻣﻦ ادلﻧﻴﺎ ﻟﻼٓﺧﺮة ﺣﱴ ﺗﻌﻈﻢ
ﻋﻨﻪ ﷲ درﺟﺘﻪ وﻳﺘﺴﻊ ﰱ ﺟﻨﺎت ﻧﻌﳰﻪ
Artinya, dan bahwasannya dunia itu sekaliannya itu tiada baginya afdhal
karena tiada kekal baginya dan bahwasannya maut itu memutuskan segala nikmat
yang didalam dunia itu. Dan bahwasannya adalah dunia itu negeri tempat lalu jua
dan adalah negeri yang tempat tetap itu yaitu negeri akhirat. Dan adalah negeri
akhirat itu negeri yang kekal dan adalah dunia itu yaitu negeri yang fana yaitu
tempat lalu berniaga kedalam akhirat. Dan bahwasannya mati itu yaitu sebaik-baik
yang dinanti didalam tiap-tiap saat. Dan bahwasannya adalah orang yang baik yang
mempunyai aqal itu yaitu orang yang mengambil bekal dari pada negeri dunia bagi
negeri akhirat hingga jadi besar martabatnya itu pada Allah Ta’ala dan luas
nikmatnya itu didalam surga, seperti firman Allah Ta’ala,
َوﺗَ َﺰ َّو ُدوا ﻓَﺎ َّن ﺧ ْ ََﲑ َّاﻟﺰا ِد اﻟﺘَّ ْﻘ َﻮى
Artinya, dan ambil oleh kamu akan bekal dari pada dunia kepada akhirat
ِٕ
maka sebaik-baik bekal itu yaitu takut akan Allah Ta’ala.
(Ketahui olehmu) bahwasannya tiada dapat takut yang jadi bekal didalam
akhirat itu melainkan belajar Ilmu Taqwa ( )ﺗﻘﻮىdan mengamalkan akan dia.
(Bermula) ilmu taqwa itu yaitu ilmu yang tersebut didalam kitab ini dan ilmu yang
tersebut didalam ushul ( ) ٔاﺻﻞkitab ini yaitu Mukhtashar Ihya ‘Ulumiddin ( ﳐﺘﴫ اﺣﻴﺎء
)ﻋﻠﻮم ادلﻳﻦ, dan ilmu yang tersebut didalam Ihya ‘Ulumiddin dan ilmu yang tersebut
didalam kitab Arba’in Fi Ushuliddin () ٔارﺑﻌﲔ ﰱ ٔاﺻﻮل ادلﻳﻦ, ilmu yang tersebut didalam
Halaman 48 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
kitab Bidayatul Hidayah ( )ﺑﺪاﻳﺔ اﻟﻬﺪاﻳﺔdan segala yang tersebut didalam kitab tashauf,
yang tersebut kebanyakan nama kitab ilmu tashauf itu pada akhir kitab ini,
Insyaallah Ta’ala.
(Bermula) orang yang mengetahui ilmu takwa dan mengamalkan akan dia itu
yaitulah orang yang menjalani tarikat Ahli Shufi itu seperti yang lagi akan datang,
kelebihan orang yang menjalani akan tarikat ahli shufi pada akhir kitab ini,
Insyaallah Ta’ala.
Halaman 49 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
Artinya, bermula orang yang memeliharakan anak yatim baginya dan bagi
orang yang lain dari padanya adalah aku dan ia seperti dua jari aku ini didalam
surga. Meriwayatkan akan hadis ini Muslim Rahimahullahu Ta’ala.
Dan lagi sabda Nabi (saw),
ﻣﻦ ﰥ ﻳﺘامي ٔاو ﻳﺘﳰﲔ ﰒ ﺻﱪ واﺣﺘﺴﺐ ﻛﻨﺖ ٔاان وﻫﻮ ﻛﻬﺎﺗﲔ ﰱ اﳉﻨﺔ رواﻩ اﻟﻄﱪاﱏ
Artinya, barang siapa menghimpunkan akan satu anak yatim atau dua anak
yatim, kemudian ia sabar atas memeliharakan akan dia berbuat kebajikan ia akan
dia karena Allah Ta’ala niscaya adalah aku dan dia seperti dua jariku ini didalam
surga, yang meriwayatkan akan hadis ini oleh Thabrani Rahimahullahu Ta’ala.
Dan lagi sabda Nabi (saw),
ﻣﻦ ٔاﺣﺴﻦ إﱃ ﻳﺘﲓ ٔاوﻳﺘﳰﺔ ﻛﻨﺖ ٔاان واايﻩ ﰱ اﳉﻨﺔ ﻛﻬﺎﺗﲔ رواﻩ اﳊﲂ واﻟﱰﻣﺬى
Artinya, barang siapa berbuat kebajikan kepada anak yatim yang laki-laki
atau anak yatim yang perempuan niscaya adalah aku dan dia didalam surga seperti
dua jariku ini, yang meriwayatkan akan hadis ini oleh Hakim dan Tarmizi
Rahimahullahu Ta’ala.
Dan lagi sabda Nabi (saw),
ﻣﻦ ﰥ ﻳﺘامي هل ٔاوﻟﻐﲑﻩ ﺣﱴ ﻳﻐﻨﻴﻪ ﷲ وﺟﺒﺖ هل اﳉﻨﺔ رواﻩ اﻟﻄﱪاﱏ
Artinya, barang siapa menghimpunkan akan anak yatim baginya atau bagi
orang yang lain dari padanya hingga mengkayakan Allah Ta’ala akan dia niscaya
wajib baginya surga, yang meriwayatkan akan hadis ini oleh Thabrani
Rahimahullahu Ta’ala.
Dan lagi sabda Nabi (saw),
ٔاﺣﺮج ﻋﻠﻴﲂ و ٔاﺣﺮم ﻋﻠﻴﲂ ﺣﻖ اﻟﻀﻌﻴﻔﲔ اﻟﻴﺘﲓ واﳌﺮ ٔاة رواﻩ اﳊﺎﰼ واﻟﺒﳱﻘﻰ
Artinya, aku picikkan atau aku haramkan atas kamu akan haq orang yang
dho’if yaitu anak yatim dan perempuan, yang meriwayatkan akan hadis ini oleh
Hakim dan Baihaki Rahimahullahu Ta’ala ‘Alaihuma.
Dan lagi sabda Nabi (saw),
ان ٔاردت ٔان ﻳﻠﲔ ﻗﻠﺒﻚ وﺗﺪرك ﺣﺎﺟﺘﻚ ارﰘ اﻟﻴﺘﲓ واﻣﺴﺢ ر ٔاﺳﻪ و ٔاﻃﻌﻤﻪ ﻣﻦ ﻃﻌﺎﻣﻚ ﻳﻠﲔ ﻗﻠﺒﻚ
وﺗﺪرك ﺣﺎﺟﺘﻚ رواﻩ اﻟﻄﱪاﱏ
Artinya, jikalau berkehendak kasih engkau bahwa jadi lembut hatimu dan
engkau dapat akan hajatmu maka kasihi olehmu akan anak yatim dan menyapu
olehmu akan kepalanya dengan tanganmu dan beri makan olehmu dari pada
makananmu niscaya jadi lembut hatimu itu dan engkau dapat hajatmu, yang
meriwayatkan akan hadis ini oleh Thabrani Rahimahullahu Ta’ala.
Dan lagi sabda Nabi (saw),
Halaman 50 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
Artinya, jika engkau berkehendak bahwa jadi lembut hatimu itu maka beri
makan olehmu akan orang miskin dan sapulah olehmu akan kepala anak yatim.
Yang meriwayatkan akan hadis ini oleh Thabrani dan Baihaki Rahimahullahu Ta’ala.
Dan lagi sabda Nabi (saw),
إن ﷲ ﺗﻌﺎﱃ إذا ٔاراد ابﻟﻌﺒﺪ ﺗﻘﻤﺔ ٔاﻣﺎت ا ٔﻻﻃﻔﺎل وﻋﻘﻢ اﻟﻨﺴﺎء ﻓﱱل ﲠﻢ اﻟﻨﻘﻤﺔ وﻟﻴﺲ ﻓﳱﻢ ﻣﺮﺣﻮم رواﻩ
اﻟﻄﱪاﱏ
Artinya, bahwasannya Allah Ta’ala apabila berkehendak ia memberi bala
dengan hamba itu maka mematikan ia akan beberapa anaknya yang kecil dan
dijadikannya akan istri mereka itu tiada beranak maka pada ketika itu menurunkan
Allah Ta’ala dengan mereka itu akan bala atasnya dan tiada didalam mereka itu
orang yang diberi rahmat akan dia. Yang meriwayatkan akan hadis ini oleh Thabrani
Rahimahullahu Ta’ala.
Dan adalah segala hadis kelebihan anak yatim ini hamba naqal dari pada
risalah Al-Alamah Al-Muhaqqiq Al-Muwaffaq ( )اﻟﻌﻼﻣﺔ اﶈﻘﻖ اﳌﺪﻗﻖbagi Maulana Syekh
Ibnu Hajar Al-Haitami Rahimahullahu Ta’ala pada bicara sedekah dan lainnya.
وﷲ ٔاﻋﲅ
ﻓﺼﻞ ﰱ ﺑﻴﺎن ﺗﻔﺼﻴﻞ اﻟﻄﺮﻳﻖ إﱃ ﲥﺬﻳﺐ ا ٔﻻﺧﻼق
Ini suatu fasal pada menyatakan perceraian jalan yang menyampaikan kepada
membaikkan akan segala perangainya itu.
Halaman 52 dari 53
Sirussalikin Juz. 3
(Bermula) Syekh yang mursyid itu yaitu thabib yang mengobati akan hati
muridnya dan mengobati akan roh muridnya itu dari pada segala penyakit yang
didalam hati, seperti riya dan takabur dan hubbul dunia dan hasad dan barang
sebagainya. Dan adalah guru yang mursyid itu yaitu seperti Nabi (saw) yang
mengobatkan hati segala sahabatnya dengan syari’at dan ilmu tarikat. (Dan)
demikian lagi masyaikh Ahli Shufi yang mursyid itu yaitu mengobati akan hati
muridnya yang menjalani ilmu syari’at dan ilmu tarikat Ahli Shufi itu.
(Syahdan)
Halaman 53 dari 53