Anda di halaman 1dari 26

1) SYAHADAT

1.1 Pengertian

Syahadat berasal dari kata: syahidayasyhadusyahadatan. Secara bahasa, kata ini


memiliki makna Menyampaikan berita yang pasti. Secara istilah, syahadat artinya menyampaikan
kebenaran di depan saksi.

1.2 Makna syahadatain

Kata syahadatain artinya dua kalimat syahadat. Dua kalimat ini merupakan gerbang bagi orang
nonmuslim ketika masuk Islam. Lafal syahadatain adalah:

Makna syahadat la ilaha illallah

Ketika seseorang mengucapkan syahadat ini, berarti dia mengakui dengan lisan dan hatinya bahwa
tidak ada sesembahan yang berhak disembah dan dijadikan tujuan ibadah kecuali Allah. Adapun
semua sesembahan selain Allah adalah sesembahan yang batil dan tidak boleh dijadikan tujuan
beribadah.

Makna syahadat Muhammad adalah utusan Allah

Ketika seseorang mengucapkan syahadat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, berarti
dia siap untuk menaati Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam semua syariat yang beliau bawa,
baik bentuknya berita, perintah, maupun larangan.

1.3 Rukun Syahadat

Laa ilaha illallah memiliki 2 rukun yaitu:

-Laa ilaha = An-Nafyu, yaitu meniadakan dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan serta
mengingkari segala sesuatu yang disembah selain Allah Taala.

-illallah = Al-Itsbat, yaitu menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi
melainkan Allah serta beramal dengan landasan ini.
1.4 Syarat syahadat
a. Berilmu dan memahami kandungan makna dan rukun syahadat ini sehingga hilang kebodohan
terhadap kandungan makna dan rukun kalimat ini.
b. Meyakini segala yang ditunjukkan oleh kalimat ini tanpa ada keraguan sedikitpun.
c. Menerima konsekuensi (tuntutan) kalimat ini berupa beribadah hanya kepada Allah semata dan
meninggalkan beribadah kepada selain-Nya tanpa adanya penolakan yang didasari keengganan,
pembangkangan,dan kesombongan.
d. Tunduk dan berserah diri terhadap segala tuntutan kalimat ini tanpa mengabaikannya.
e. Jujur dalam mengucapkan kalimat ini dengan disertai hati yang membenarkannya.
f. Ikhlas dalam mengucapkannya dan memurnikan amal dari segala kotoran syirik, bukan karena riya,
atau untuk ketenaran, maupun tujuan-tujuan duniawi.
g. Mencintai kalimat ini dan segala tuntutannya serta mencintai orang yang melaksanakan
tuntutannya.
2) THAHARAH (BERSUCI)

2.1 Hakikat Thaharah


Thaharah (bersuci) menurut bahasa berarti bersih dan membersihkan diri dari kotoran yang bersifat
hissiy (indrawi) seperti najis serta kotoran yang manawi seperti cacat atau aib. Thaharah sendiri
mengandung nilai ibadah bagi yang menjalankannnya. Nilai ibadah inilah yang kemudian menjadikan
thaharah sebagai nilai lebih yang dimiliki umat Islam.

2.2 Macam Macam Thaharah

2.2.1 Wudlu
a. Pengertian Wudlu
Wudlu menurut bahasaya itu sebutan untuk pembersihan sebagian anggota badan . Adapun
menurut syara, wudlu adalah sebutan untuk pembersihan bagian-bagian tertentu dengan niat
yang tertentu . Hukum wudlu ada dua, wajib bagi orang yang hadats dan sunnah bagi orang yang
memperbarui wudlu baik

b. Fardlu/Rukun Wudlu
1. Niat
2. Membasuh wajah
3. Membasuh kedua tangan beserta dua siku
4. Mengusap sebagian kepala
5. Membasuh dua kaki sampai mata kaki
6. Tertib

c. Syarat Wudlu
Syarat wudlu yaitu hal-hal yang harus terpenuhi sebelum melaksanakan wudlu. Sayyid Ahmad telah
mengemukakan beberapa syarat wudlu seperti:
1. Islam
2. Cerdas/ tidak bodoh atau gila
3. Suci dari haid dan nifas
4. Bersih dari hal-hal yang menghalangi atau mencegah mengalirnya air sampai kekulit
5. Mengerti kefardluan wudlu
6. Air yang suci
7. Menghilangkan najis yang terlihat
8. Mengalirkan air di seluruh anggota wudlu

d. Sunnah Wudlu
Sunnah wudlu merupakan hal yang ketika dilakukan pada saat wudlu dan mendapat pahala serta
tidak berdosa jika ditinggalkan. Diantaranya yaitu:

1. Bersiwak
2. Membaca Basmalah
3. Membasuh kedua telapak tangan
4. Berkumur
5. Menghisap dan menyemprotkan air dari lubang hidung
6. Mengulangi rukun sebanyak tiga kali
7. Mengusap seluruh kepala

e. Hal- Hal Yang Membatalkan Wudlu


1. Segala sesuatu yang keluar dari dubur kecuali mani
2. Hilangnya akal kecuali sebab tidur yang tetap duduknya
3. Bertemunya dua kulit laki-laki dan perempuan yang sudah baligh dan berlainan
4. Menyentuh qubul atau lubang dubur dengan telapak tangan atau ujung jari bagian dalam.

f. Tatacara wudhu
1. Mencuci / membasuh kedua telapak tangan tiga kali sambil membaca basmalah
2. Membersihkan mulut dan lubang hidung, masing-masing sebanyak tiga kali
3. Membasuh muka sebanyak tiga kali sambil mengucapkan doa niat wudhu




Nawaitul wudhuu-a lirafll hadatsil ashghari fardhal lilaahi taaalaa
Artinya :
Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah.
Artinya:
Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah semata.
4. Mencuci / membersihkan tangan kanan dan kiri, mulai dari ujung jari hingga pangkal /
batas siku, masing-masing sebanyak tiga kali
5. Mengusap kepala mulai dari dahi hingga batas rambut bagian atas sebanyak tiga kali
6. Menyapu / membersihkan kedua telinga mulai bagian daun telinga bawah dan menuju
bagian atas, sebanyak tiga kali
7. Mencuci / membersihkan kaki kanan dan kiri, mulai dari ujung jari merata hingga mata kaki,
masing-masing sebanyak tiga kali
8. Membaca doa setelah wudhu Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lahu,
wa asyhadu anna mUhammadan abduhu wa Rasuuluhu. Allahumma jalnii minat
tawwabiina, wajalnii minal mutathahiriina wajalnii min ibaadikash shalihiina.
Artinya : Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, tiada sekutu baginya, dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu hamba dan utusanNya. Ya Allah! Jadikanlah aku dari
golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang
bersuci dan jadikanlah aku bagian dari hamba-hamba-Mu yang sholeh.

2.2.2 Mandi
a. Pengertian Mandi
Menurut syara mandi yaitu mengalirkan air ke seluruh anggota badan dengan niat tertentu. Dalam
islam, mandi memiliki posisi yang cukup penting. Hal ini mengingat mandi bertujuan untuk
menghilangkan hadats atau kotoran yang tidak bisa dihilangkan hanya dengan wudlu.
b. Hal Hal Yang Mewajibkan Mandi
1. Bertemunya dua kemaluan
2. Keluarnya mani
3. Haid
4. Nifas
5. Wiladah
6. Meninggal dunia

c. Fardlu/Rukun Mandi
Fardlu mandi ada tiga yaitu niat, membersihkan najis yang ada di seluruh tubuh serta mengalirkan
air hingga mengenai seluruh anggota tubuh.

d. Sunnah Mandi
1. Membaca basmalah
2. Berwudlu sebelum melakukan mandi
3. Menggosok-gosokkan tangan pada tubuh
4. Berturut-turut
5. Mendahulukan anggota sebelah kanan

e. Syarat Mandi
Adapun syarat mandi adalah sebagaimana syarat melaksanakan wudlu.

f. Mandi Mandi Yang Di Sunnahkan


Beberapa mandi yang disunnahkan dalam Islam adalah mandi jumat, mandi dua hari raya, mandi
dua gerhana, mandi karena islamnya orang kafir serta mandi karena sembuhnya orang gila dan
orang yang berpenyakit ayan.

2.2.3 Tayamum
9. Pengertian tayamum
Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi wajib yang tadinya seharusnya
menggunakan air bersih digantikan dengan menggunakan tanah atau debu yang bersih. Yang boleh
dijadikan alat tayamum adalah tanah suci yang ada debunya. Dilarang bertayamum dengan tanah
berlumpur, bernajis atau berbingkah. Pasir halus, pecahan batu halus boleh dijadikan alat
melakukan tayamum.
Orang yang melakukan tayamum lalu shalat, apabila air sudah tersedia maka ia tidak wajib
mengulang sholatnya. Namun untuk menghilangkan hadas, harus tetap mengutamakan air
daripada tayamum yang wajib hukumnya bila sudah tersedia. Tayamum untuk hadas hanya bersifat
sementara dan darurat hingga air sudah ada.
Tayamum yang telah dilakukan bisa batal apabila ada air dengan alasan tidak ada air atau
bisa menggunakan air dengan alasan tidak dapat menggunakan air tetapi tetap melakukan
tayamum serta hal yang membatalkan tayamum sama seperti yang membatalkan wudlu.
10. Alasan Melakukan Tayamum
1. Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya sedikit
2. Telah berusaha mencari air tapi tidak diketemukan
3. Air yang ada suhu atau kondisinya mengundang kemudharatan
4. Pada sumber air yang ada memiliki bahaya
5. Sakit dan tidak boleh terkena air

11. Syarat Sah Tayamum


1. Telah masuk waktu salat
2. Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis dan kotoran
3. Memenuhi alasan atau sebab melakukan tayamum
4. Tidak haid maupun nifas bagi wanita / perempuan
5. Menghilangkan najis yang yang melekat pada tubuh

12.Sunah Tayamum
1. Membaca Basmalah
2. Mendahulukan anggota yang kanan dari pada yang kiri
3. Menipiskan Debu (Mengembus/meniup tanah dari dua telapak tangan agar tanah yang ada di
telapak tangan menipis)
4. Membaca dua kalimat syahadat sesudah selesai tayamum

13. Rukun Tayamum


1. Niat Tayamum
2. Menyapu muka dengan debu atau tanah
3. Menyapu kedua tangan dengan debu atau tanah hingga ke siku

14. Tatacara Tayamum


1. Membaca basmalah
2. Membaca niat

Artinya:
"Sengaja aku bertayamum untuk melakukan sholat, fardhu karena Allah Ta'ala"
3. Menepukkan kedua tangan ke tanah, lalu menipiskannya dengan cara meniup-niup atau
mengibaskannya
4. Mengusap-usap muk
5. Mengusap kedua tangan hingga pergelangan tangan
6. Tertib (berurutan)
7. Membaca doa seperti doa setelah selesai berwudhu.

2.2.4 Istinja
1. Pengertian Istinja
Istinja secara bahasa artinya terlepas atau selamat, dari bahasa Arab . Sedangkan istinja
menurut istilah syariat Islam ialah bersuci sesudah buang air besar atau buang air kecil.
2. Cara Melakukan Istinja
Melakukan istinja ini hukumnya adalah wajib bagi orang yang baru saja buang air besar maupun
buang air kecil, baik dengan air ataupun dengan benda selain air. Benda selain air yang dapat
digunakan untuk istinja ialah benda yang keras dan kesat seperti batu, kertas atau daun-daun yang
sudah kering. Cara melakukan istinja dapat dilakukan dengan salah satu tiga cara sebagai berikut:
1). Membasuh atau membersihkan tempat keluar kotoran air besar atau air kecil dengan air sampai
bersih. Ukuran bersih ini ditentukan oleh keyakinan masing-masing.
2). Membasuh atau membersihkan tempat keluar kotoran air besar atau air kecil dengan batu,
kemudian dibasuh dan dibersihkan dengan air.
3). Membasuh dan membersihkan tempat keluar kotoran air besar atau air kecil dengan batu atau
benda-benda kesat lainnya sampai bersih. Membersihkan tempat keluar kotoran air besar atau air
kecil ini sekurang-kurangnya dengan tiga buah batu atau sebuah batu yang memiliki tiga
permukaan sampai bersih.

3. Syarat Syarat Istinja


Syarat istinja dengan menggunakan batu atau benda keras (kesat) terdiri dari enam macam:

1. Batu atau benda itu keras (kesat) dan harus suci serta dapat dipakai untuk membersihkan najis.
2. Batu atau benda itu tidak termasuk yang dihormati misalnya bahan makanan dan batu masjid.
3. Sekurang-kurangnya dengan tiga kali usapan dan sampai bersih.
4. Najis yang akan dibersihkan belum sampai kering.
5. Najis itu tidak pindah dari tempat keluarnya.
6. Najis itu tidak bercampur dengan benda lain, meskipun benda itu suci dan tidak terpercik oleh air.
3) SHALAT
Shalat adalah kewajiban atau keharusan bagi setiap orang yang beriman. Dimana jika melakukannya,
seseorang akan mendapat pahala dan jika tidak mengerjakannya maka dia akan berdosa, bahkan termasuk
dosa besar. Ibadah yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam disebut dengan Shalat,
dan dengan catatan harus sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rosulullah saw. Shalat yang wajib untuk
dilaksanakan disebut dengan shalat Fardhu yaitu Shalat Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya, ( Shalat
Jumat untuk laki laki ). Itu semua wajib dilakukan oleh setiap Muslim yang telah baligh. Sedangkan Shalat
selain Shalat Fardhu adalah Shalat sunnah seperti tahiyyatul masjid, rawatib, dhuha, tahajud, hajat dan lain
lain. Mendapat pahala apabila dikerjakan dan tak berdosa apabila ditinggalkan. Shalat Fardhu wajib
dikerjakan dalam berbagai keadaan, dimana pun berada.

3.1 Ketentuan Ketentuan Shalat


1. Syarat Wajib Shalat
1) Muslim: orang yang beragama Islam, yang bukan Muslim tidak wajib mengerjakannya
2) Baligh: orang yang telah dapat membedakan yang benar dan yang salah. Anak berumur 7 tahun
harus sudah diajarkan mengerjakan shalat dan yang berumur 10 tahun harus sudah terbiasa
mengerjakannya
3) Berakal sehat: yang gila, sedang tidur atau dalam keadaan mabuk tidak wajib mengerjakannya.

2. Syarat Sah Shalat


1) Suci dari hadats kecil dan hadats besar. Hadats kecil apabila telah buang air kecil atau buang air
besar disucikannya dengan berwudhu atau tayammum. Hadats besar seperti haid, nifas, mimpi
zina, dan junub disucikannya dengan mandi besar atau tayamum.
2) Badan, pakaian dan tempat shalat suci daripada najis.
3) Menutup aurat, bagi laki-laki antara pusat sampai lutut. Sedangkan bagi wanita menutup
seluruh bagian tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan.
4) Sudah tiba pada waktu Shalat.

3. Rukun Shalat
Rukun shalat adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakan pada shalat. Jika tidak dikerjakan maka
shalatnya tidak sah. Gerakan dan bacaan yang termasuk rukun shalat, yaitu:
1) Niat di dalam hati dengan ikhlas, untuk mengerjakan shalat.
2) Berdiri menghadap kiblat bagi yang mampu. Jika tidak mampu berdiri boleh dengan duduk,
kalu tidak mampu duduk boleh sambil berbaring.
3) Takbiratu ihram Allahu Akbar pada permulaan melaksanakan shalat.
4) Membaca surah Al-Fatihah pada setiap rakaat.
5) Ruku
6) Itidal
7) Dua kali sujud, dan tumaninah
8) Duduk diantara dua sujud dan tumaninah
9) Duduk pada tasyahud / tahiyyat akhir (tawarruk)
10) Bacaan tasyahud akhir
11) Membaca shalawat kepada Nabi, setelah membaca tasyahud
12) Mengucapkan salam yang pertama.
13) Tertib

4. Sunnah Shalat
Jika sunnah shalat ini dikerjakan maka ibadah shalatnya lebih utama. Gerakan dan bacaan yang
termasuk sunnah dalam mengerjakan shalat yaitu:
1) Mengangkat dua belah tangan sejajar dengan pundak atau telinga. (Ketika takbiratul ihram,
hendak rukuk, bangkit dari rukuk, dan ketika berdiri dari tasyahud awal).
2) Membaca doa iftitah.
3) Membaca kalimah taawudz sebelum membaca surah Al-Fatihah pada rakaat pertama.
4) Membaca aamiin setelah selesai membaca Al-Fatihah.
5) Membaca surat atau ayat Al-Quran setelah membaca Al-Fatihah pada rakaat pertama dan
kedua.
6) Menyaringkan bacaan surah Al-Fatiha dan Surah atau ayat Al-Quran pada shalat Maghrib,
Isya dan Shubuh.
7) Mengucapkan takbir, setiap pindah dari gerakan shalat.
8) Membaca doa ketika Itidal.
9) Membaca tasbih dalam rukuk dan sujud.
10) Meletakkan kedua belah tangan pada paha, sehingga ujung jari kanan dan kiri tepat pada
ujung lutut, pada duduk ketika tasyahud atau duduk diantara dua sujud.
11) Ketika tasyahud awal / akhir, ibu jari dan jari tengah tangan kanan dibuat melingkar dan
telunjuk ditunjukkan.
12) Mengucapkan salam yang kedua.

5. Hal Hal Yang Membatalkan shalat


1) Berbicara atau tertawa dengan disengaja.
2) Keluarnya hadats kecil atau hadats besar.
3) Terbuka aurat ketika sedang shalat.
4) Bergerak dengan disengaja, yang tidak ada hubungannya dengan keperluan shalat.
5) Makan atau minum ketika shalat.
6) Sengaja pindah atau kiblat

6. Tatacara Shalat Fadlu dan Bacaan Beserta Artinya


1) mengangkat ke2 belah tangan srta mmbaca "ALLOOHU AKBAR" (Takbiratul ihram)
2) Setelah takbiratul ihram kedua belah tangannya disedekapkan pada dada. Kemudian
membaca doa iftitah. Bacaan Doa Iftitah:
"Ya Alloh, jauhkanlh aku daripada kesalahan dan dosa sebagairnana Engkau telah
menjawuhkan antara timur dan barat
Ya Alloh, Ya Tuhan kami, bersihkanlh aku dr sgala kesalahan & dosa sebagaimana bersihnya
kain putih dari segala kotoran.
Ya Alloh, Ya Tuhan Kami, sucikanlah sgala kesalahan-ku dgn air, salju & air embun se-bersih-
bersihnya. "
3) kemudian membaca Al-Fatihah pada rakaat satu dan dua
4) Membaca surat lain selain Al-fatihah
5) Mengangkat kedua belah tangan setinggi telinga seraya membaca "Allaahu Akbar,"
kemudian rukuk (badannya membungkuk, kedua tangannya memegang lutut dan
ditekankan antara punggung dan kepala supaya rata).
Setelah cukup sempurna bacalah tasbih 3x sebagai berikut:
Subhaana rabbiyal-`azhiimi wa bihamdih
"Maha Suci Alloh, Tuhan Yg MahaAgung serta memujilah aku kepada-Nya"
6) Selesai rukuk, terus bangkitlah tegak dengan mengangkat kedua belah tangan setentang
telinga, seraya membaca:
Sami`allaahu li man hamidah.
"Alloh mendengar pujian orang yng memuji-Nya
Pada waktu berdiri tegak (i'tidal) terus membaca:

"Ya Alloh! Bagi-Mu segala puji, spenuh langit & bumi, dan seperti apa yg Engkau khendaki
ssudah itu. "
7) sujud (tersungkur ke bumi) dengan meletakkan dahi ke bumi dan ketika turun seraya
membaca Allohu Akbar, dan setelah sujud sambil membaca tasbih sebanyak 3x:

"Mahasuci Tuhanku, Tuhan Yang MahaTinggi serta memujilah aku kepada-Nya.. "
8) Duduk diantara dua sujud serta membaca "Allaahu akbar" dan setelah duduk membaca:

"Ya Alloh, ampunilah dosaku, belas kasihinilah aku dan cukupkanlah segala kekuranganku
dan angkatlah derajatku dan berilah rezeki kepadaku, dan berilah aku petunjuk dan berilah
kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.
9) Sujud kedua, ketiga dan keempat dikerjakan seperti pada waktu sujud yang pertarna, baik
caranya maupun bacaannya.
10) Duduk Tasyahud/Tahiyat Awal pada rokaat ke-2, kalau sholat kita tiga rakaat atau empat
rakaat, maka pada rakaat ke2 ini kita duduk untuk membaca tasyahud tahiyat awal,
dengan duduk kaki kanan tegak dan telapak kaki kiri diduduki. Bacaan Tahiyat Awal:

"Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan itu kepunyaan Alloh.


Keselamatan atas mu wahai Nabi Muhammad, dmikian pula-rahmat Alloh dan berkah-Nya.
keselamatan dicurahkan pula untuk kami & atas seluruh hamba Alloh yang sholaeh-sholeh.
Aku brsaksi bahawa tak ada Tuhan melainkan Alloh.
Dan aku brsaksi bhw Nabi Muhammad adalah utusan Alah.
Ya Alloh! Limpahilah rahmat kpd Nabi-Muhammad SAW.
11) Tasyahud Akhir. Bacaan tasyahud/tahiyat akhir ialah seperti tahiyat awal yang ditambah
dengan shalawat atas keluarga Nabi Muhammad, dan lafalnya sebagai berikut:

"Ya Alloh! Limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad!"


Cara duduk pada tahiyat akhir ialah:
a. Supaya pantat langsung ke tanah, dan kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan.
b. Jari-jari kanan tetap menekan ke tanah
c. Pada tahiyat akhir disunahkan membaca shalawat Ibrahimiyah

Sebagaimana telah engkau beri rahmat kpada Nabi-Ibrahim & kluarganya.


Dan limpahilah berkah atas Nabi-Muhammad beserta para keluargaya. Sebagai-mana
Engkau tlah memberi berkah kepada Nabi Ibrahim & kluarganya.
Bahwasanya Engkau, Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat Mulia di seluruh alam.
12) Salam, saat membaca salam yang pertama, maka kita menengok ke kanan, dan waktu
membaca salam yang kedua muka kita menengok ke kiri dengan membaca:

"Keselamatan dan rahmat Alloh semoga tetap pada kamu sekalian"


3.2 Shalat Sunah
Mendapat pahala apabila dikerjakan dan tak berdosa apabila ditinggalkan.

3.2.1 Shalat Idul Fitri dan Idul Adha


1. Pengertian dan Ketentuan Shalat Ied

Secara bahasa Ied artinya kembali, dikatakan ied karena kembalinya hari itu dengan perputaran tahun,
atau karena kembalinya rasa gembira dan bahagia tiap datangnya hari tersebut. Shalat ied hukumnya
adalah fardhu kifayah, jika sudah dilaksanakan oleh sebagian orang maka gugurlah dosa bagi sebagian yang
lainnya dan ketika ditinggalkan oleh semuanya maka berdosalah seluruhnya. Disunnahkan untuk
melaksanakan shalat ied di tanah terbuka di luar daerah perkampungan.

Waktu pelaksanaan shalat ied adalah seperti shalat dhuha, yaitu setelah matahari naik seukuran satu
tombak sampai dengan waktu zawal (tergelicir matahari). Karena Rasulullah shallaallhualaihi wa sallam
dan para sahabat selalu shalat setelah naiknya matahari, selain itu karena waktu sebelum matahari naik
adalah waktu yang terlarang untuk shalat.

Disunnahkan untuk menyegerakan pelaksanaan shalat Idul Adha di awal waktu dan mengakhirkan
shalat Idul Fitri di akhir waktu berdasarkan perbuatan Nabi. Pada shalat idul Adha kaum muslim ingin
segera shalat ied untuk persiapan menyembelih qurban, sedangkan pada Idul Fitri mereka memerlukan
perpanjangan waktu shalat untuk lebih melonggarkan waktu untuk menunaikan zakat fitri.

2. Syarat Syarat Shalat Ied

1) Masuknya waktu, maka tidak diperbolehkan atau tidak sah shalat ied sebelum waktunya
2) Terdapat jumlah yang mencukupi, maka tidak boleh dengan jumlah kurang dari tiga orang
3) Berdomisili di daerah tersebut (al-isthithan), sehingga tidak diperkenankan bagi orang yang
sedang dalam perjalanan menyelenggarakan shalat ied, meskipun pada saat itu sedang
tinggal di daerah itu. Musafir hanya boleh mengikuti shalat ied yang diselenggarakan oleh
masyarakat di suatu daerah yang dilewatinya dan shalatnya sah. Adapun jika dia bertindak
sebagai penyelenggara maka shalat ied-nya tidak sah.

3. Hal hal yang di sunnahkan pada Shalat Ied

1) Disunnahkan melaksanakan shalat ied di tempat terbuka dan luas yang berada di luar daerah
perkampungan. Kaum muslim berkumpul di tempat tersebut untuk menampakkan syiar ini.
Akan tetapi diperbolehkan melaksanakan shalat ied di masjid ketika terdapat udzur.
2) Disunnahkan untuk menyegerakan shalat Idul Adha dan mengakhirkan shalat Idul Fitri, seperti
yang telah dijelaskan pada pembahasan mengenai waktu shalat.
3) Disunnahkah untuk makan beberapa butir kurma sebelum shalat Idul Fitri, dan tidak makan
sebelum shalat Idul Adha hingga shalat. Hal ini berdasarkan pada perbuatan Nabi. Kebiasaan
Nabi adalah tidak keluar ke shalat idul fitri sampai makan berbuka dengan beberapa butir
kurma, beliau memakannya dalam jumlah ganjil (ini berdasarkan riwayat Bukhari). Beliau tidak
makan pada hari raya kurban hingga melaksanakan shalat (ini berdasarkan riwayat Tirmidzi dan
Ibnu Majah).
4) Disunnahkan untuk bertakbir ketika keluar menuju shalat ied setelah shalat subuh dengan
berjalan, agar memungkinkan untuk mendapatkan tempat yang dekat dengan imam dan
mendapatkan pahala keutamaan menunggu shalat.
5) Disunnahkan untuk berpenampilan yang terbaik pada hari raya, membersihkan diri (mandi),
mengenakan pakaian yang terbaik dan memakai wewangian. Berpenampilan yang terbaik di
sini bukan berarti memperbolehkan untuk berdandan bagi wanita muslimah, tetapi
berpenampilan yang terbaik yang terbingkai oleh syariat. Untuk para muslimah, tidak
bertabaruj dan tidak menggunakan wewangian.
6) Disunnahkan untuk berkhutbah dengan khutbah yang mencakup seluruh urusan agama.
Memotivasi untuk menunaikan zakat, dan menjelaskan apa yang harus dikeluarkan untuk
zakat. Pada khutbah Idul Adha berisikan motivasi untuk berkurban, penjelasan hukumnya.
Hendaknya memberikan bagian khusus untuk wanita, karena mereka membutuhkan nasehat
khusus. Khutbah tersebut dilaksanakan setelah shalat dua rakaat.
7) Disunnahkan untuk banyak berdzikir dengan memperbanyak takbir dan tahlil
8) Bertakbir dengan suara keras bagi laki-laki di rumah-rumah, masjid dan pasar-pasar, sedangkan
wanita dengan melirihkan suaranya.
9) Melewati jalan yang berbeda, berangkat menuju shalat ied melalui suatu jalan dan kembali
dengan melalui jalan yang lain. Berdasarkan hadits Jabir, Ketika hari raya ied, nabi melalui
jalan yang berbeda(Bukhari). Hikmah dari hal tersebut adalah agar dua jalan itu bersama-sama
menjadi saksi atas ketaatan yang kita lakukan dengan beribadah kepada Allah. Selain itu agar
menampakkan syiar Islam di kedua jalan tersebut, dan hikmah-hikmah lainnya.
10) Tidak mengapa jika di antara kaum muslim saling mengucapkan selamat di hari raya ied,
dengan mengatakan, taqabbalallhu minna wa minkum lihul aml. Demikianlah yang
dilakukan oleh para shahabat nabi, sambil menampakkan wajah yang berseri-seri dan
kebahagiaan kepada orang-orang yang ditemuinya.

4. Letak Khutbah
Letak khutbah pada shalat ied adalah setelah shalat ied, Pada khutbah Idul Fitri memaparkan
tentang zakat fitrah dan pada Idul Adha tentang hukum hukum Qurban

5. Tatacara Shalat Id

Jumlah rakaat shalat Idul Fithri dan Idul Adha adalah dua rakaat. Adapun tata caranya adalah
sebagai berikut:

a. Niat bacaannya:

Niat shaat idul fitri

Niat shalat idul adha

b. Takbir, Allahu Akbar sambil mengangkat kedua tangan seperti shalat fardhu
c. Tangan bersendekap dan membaca doa iftitah
d. Takbir, membaca tasbih hingga tujuh kali. Bacaan tasbih:

e. Setelah takbir 7 kali, membaca surat Al-Fatihah, dan surat pendek dianjurkan
surat al-lail pada rakaat pertama
f. Kemudian ruku, Itidal, sujud, duduk diantara dua sujud, an sujud yang kedua
g. Setelah sujud yang kedua, langsung berdiri sambil membaca takbir tanpa
mengangkat kedua tangan. Lalu bersendekap membaca tasbih seperti rakaat
pertama namun pada rakaat kedua hanya 5 kali
h. Dilanjutkan membaca surat Al-fatihah, surat pendek dianjurkan surat al-ghasiyah
pada rakaat kedua, ruku, Itidal, sujud, duduk diantara dua sujud, sujud kedua,
dan tasyahud akhir
i. Salam

3.2.2 Shalat Tahajud


1. Pengertian Shalat Thajud
Sholat Sunah yg dikerjakan pd waktu malam sedikitnya 2 (dua) Rakaat dan sebanyak
banyaknya tidak terbatas dan masing masing di 2 Rakaat dibarengi dg salam. Adapun Waktu
Mengerjakan Sholat Tahajud dikerjakan setelah mengerjakan Sholat Isya sampai terbit fajar yg
hanya bisa di lakukan di malam hari. Sholat Tahajud ini hanya bisa dilakukan dimalam hari selepas
Sholat Isya dg syarat harus tidur dulu atau selepas tidur, walaupun tidur itu hanya sebentaar saja.

2. Tatacara Shalat Tahajud


1) Mengucapkan niat sholat Tahajud pelan dan menghayati artinya dalam hati
2) Mengucapkan takbir (Allahhuakbar) sambil mengangkat kedua tangan ke atasseperti takbir
sholat biasanya
3) Membaca doa iftitah. Karena sifatnya sunnah, akan lebih baik apabila dilakukan
4) Membaca surat Al-fatihah.
5) Membaca surat pendek Al Quran seperti An-Nas, Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau surat lainnya
dalam Al Quran.
6) Melakukan gerakan ruku, itidal, sujud, hingga salam sambil membaca bacaan untuk
gerakan tersebut.
7) Untuk rakaat selanjutnya, ikuti langkah 2-6
8) Setelah salam, Anda disunahkan membaca wirid, tasbih, tahmid, takbir, sholawat, istigfar,
dan doa sholat tahajud
Melaksanakan sholat tahajud bisa menggunakan beberapa waktu sholat tahajud yang dianjurkan
untuk dikerjakan:

1/3 pertama malam, kira-kira berkisar jam 19.00 hingga jam 22.00, ini saat utama
2/3 pertama malam, kira-kira, berkisar jam 22.00 sampai jam 01.00, ini saat yang lebih utama
1/3 pertama malam terakhir, berkisar dari jam 01.00 sampai masuknya waktu subuh, ini saat yang
paling utama

Jumlah rakaat salat tahajud adalah tidak terbatas,paling sedikit 2 rakaat dan dikerjakan dalam dua
rakaat satu salam.

Niat Sholat Tahajud


Tidak berbeda dengan niat sholat pada umumnya, hanya diganti dengan sholatnya saja.

Artinya: "Aku niat shalat sunat tahajud dua rakaat karena Allah"

Bacaan Doa Setelah Shalat Tahajud


Setelah selesai shalat duduk dengan khusyu berdzikir, membaca shalawat nabi dan membaca doa
setelah shalat tahajud, bacaannya:
Ya Alloh, bagimu segala puji. Engkau-lah (Alloh) penegak langit dan bumi dan alam semesta serta segala
isinya. Bagimulah segala puji, Engkau (Alloh) Raja penguasa langit dan bumi. Bagimu-lah (Alloh) segala puji,
pemancar cahaya langit dan bumi. Bagimu-lah (Alloh) segala puji, Engkau-lah (Alloh) yg hak dan janjimu
adalah benar dan perjumpaanmu itu adalah hak dan firmanmu adlh benar, dan surga adlh hak dan Neraka
adlh hak dan Nabi Nabi itu hak benar dan Nabi Muhammad Saw adalah benar, dan saat hari Kiamat itu
benar. Ya Alloh kepadamulah kami berserah diri (bertawakal) kepada Engkau jualah kami kembali dan
kepadamulah kami rindu dan kpd engkaulah kami Berhukum

Ampunilah kami atas kesalahan yg sudah kami lakukan dan yg sebelumnya baik yg kami sembunyikan
maupun yg kami nyatakan. Engkaulah Tuhan yg terdahulu dan Tuhan yg terakhir, Tiada Tuhan melainkan
Engkau Alloh Rabbul Alamin. Tiada daya dan kekuatan melainkan Alloh

3.2.3 Shalat Dhuha


1. Pengertian Shalat Dhuha
Sholat Dhuha merupakan Shalat Sunnah yg dikerjakan minimal dua Rakaat dan bisa
dikerjakan maksimal 12 Rakaat yg masing masing dua Rakaatnya diakhiri dg satu salam.
Kemudian Waktu Sholat Dhuha sendiri bisa dikerjakan saat matahari sedang terbit atau
tepatnya sekitar pukul 07.00 pagi sampai masuk waktu shalat Zhuhur lebih tepatnya kurang
dari jam 12.00 siang sehingga jika anda ingin mengerjakan Sholat Dhuha ini ada baiknya sekitar
jam 08.00 10.00 pagi.
Keutamaan Sholat Dhuha sendiri ialah untuk memperlancarkan, melapangkan dan
mempermudahkan suatu rezeki, Menghapus dosa dosa, mendapatkan pahala sholat sunnah
dan masih banyak lagi. Tetapi Manfaat Sholat Dhuha yg paling besar ialah untuk
mempermudahkan Rezeki

2. Tatacara Shalat Dhuha


Sholat dhuha dikerjakan dua rakaat salam dua rakaat salam, seperti shalat fardlu
biasanya. Adapun jumlah rakaatnya, minimal dua rakaat. Rasulullah kadang mengerjakan
sholat dhuha empat rakaat, kadang delapan rakaat. Namun sebagian ulama tidak membatasi.
Ada yang mengatakan 12 rakaat, ada yang yang mengatakan bisa lebih banyak lagi hingga
waktu dhuha habis. Bacaan niat shalat dhuha:

Artinya: Aku Niat Shalat Dhuha Dua Rakaat karena Alloh Taala, Alloh Maha Besar
Setelah itu pada rakaat pertama dianjurkan membaca surat ad-dhuha dan rakaat kedua
membaca surat as-syams atau surat al-lail. Setelah selesai mengerjakan shalat dhuha, duduk
dengan khusyu berdzikir dan membaca shalawat nabi bacaan doa setelah shalat dhuha:

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah
keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan
adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah,
apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram
sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai
Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang
soleh.

3.2.4 Shalat Istikharah


1. Pengertian Shalat Istikharah
Shalat Sunah dua Rakaat yg dikerjakan oleh seorang muslim untuk meminta petunjuk kpd
Alloh Swt yg sedang bingung diantara beberapa pilihan dan merasa ragu ragu untuk memiilih
atau saat akan memutuskan sesuatu hal tersebut. Sedangkan untuk ukuran atau perihal
masalah yg dimaksudkan di atas tidak dibatasi ukurannya karena bisa masalah didlm pekerjaan,
masalah perjodohan maupun masalah lain lain. Yang pada intinya Shalat Istikharah dilakukan
saat anda sedang merasa bingung atau ragu-ragu dlm suatu hal atau memilih sesuatu hal
karena keutamaan Shalat Istikharah menurut para Ustadz antara lain untuk memohon kpd
Alloh agar urusan anda diridhoi oleh Alloh Swt dan Alloh bisa mempermudah jalan untuk
urusan anda tersebut dan jika ternyata perkara atau urusan anda tersebut tidak baik untuk
anda, maka Alloh akan datangkan penghalang dan pencegah untuk anda sehingga anda tidak
bisa melaksanakan urusan tersebut.

2. Tatacara Shalat Istikharah


Waktu Mengerjakan Shalat Istikharah yg paling utama adlh saat sepertiga malam atau bisa
dikatakan di pertengahan malam setelah Shalat Isya karena dimalam hari anda bisa
mengerjakan Shalat Sunah Istikharah dg khusyu. Sedangkan Jumlah Rakaat Shalat Istikharah ini
sendiri mempunyai jumlah 2 Rakaat dan cara mengerjakan Shalat Istikharah masih sama
seperti mengerjakan Shalat fardhu. Cara Shalat Istikharah di awali dengan membaca Niat Shalat
Artinya: Aku Niat Shalat Sunah Istikharah dua Rakaat karena Alloh Taala
Lalu membaca Surat Al Fatihah, Setelah itu diutamakan membaca Surat Al Kafirun di Rakaat
Pertama dan Surat Al Ikhlas di Rakaat 2, kemudiian Ruku, Itidal, Sujud dan Salam. Setelah
selesai mengerjakan Shalat Sunah Istikharah lalu duduklah dengan khusyu berdzikir, membaca
shalawat nabi dan membaca doa Shalat Istikharah bacaannya:

Artiannya: Ya Alloh hamba memohon agaar Tuhan memillihkan mana yg baik menurut Engkau
ya Alloh, dan hamba memohon Tuhan memberikan kepastian dg ketentuanmuu dan hamba
memohon dg kemurahan Tuhan yg besar Agung. Karena sesungguhnya Tuhan yg berkuasa, sd
hamba tidak tahu dan Tuhanlah yg amat mengetahui segala sesuatu yg masih tersembunyi. Ya
Alloh, jika Tuhan mengetahui bahwa persoalan ini baik bagi hamba, dlm agama hamba dan
dalam penghidupan hamba dan baik pula akibatnya bagi hamba, maka berikanlah perkara ini
kpd hamba, dan mudahkanlah ia bagi hamba, kemudian berilah keberhakan bagi hamba
didalamnya. Ya Alloh, jika Tuhan mengetahui bahwa sesungguhnyahal ini tidak baik bagi
hamba, baggi Agama saya dan penghiidupan hamba, dan tidak baik akiibatnya bagii hamba,
maka jauhkanlah hal inni dari pada hamba dan jauhkanlah hamba dari padanya. Dan beriilah
kebaikan dimana sajja hamba berada, kemudian jadikanlah hamba orang yg rela atas
anugerahmu.
Keterangan, Waktu menyebutkan hal yg dimaksud dalam Doa Setelah Shalat Istikharah
tersebut hendaknya disebutkan apa yg dimaksud persoalan anda itu.

3.2.5 Shalat Jumat


1. Pengertian Shalat Jumat
Sholat Jumat adalah sholat 2 rokaat yang dilakukan di hari Jumat secara berjamaah setelah
khutbah Jumat setelah masuk waktu Dhuhur. Untuk dapat melakukan sholat Jumat berjamaah,
jumlah yang hadir harus minimal 40 orang dan dilakukan di masjid yang dapat menampung banyak
jamaah. Hukum sholat jumat bagi laki-laki adalah wajib dilakukan bagi setiap laki-laki. Sedangkan
bagi wanita tidak diwajibkan, namun tetap harus melaksanakan sholat Dhuhur.
2. Hal-hal yang perlu diketahui tentang siapakah yang diwajibkan untuk melakukan sholat Jumat
1) Muslim yang sudah baligh dan berakal. Meski anak laki-laki yang belum baligh belum
mendapatkan kewajiban untuk melaksanakan sholat Jumat namun hendaknya anak laki-laki
yang sudah mumayyiz
2) Laki-laki. Tidak ada kewajiban melakukan sholat Jumat bagi perempuan. Maka hukum
sholat Jumat bagi wanita adalah mubah.
3) Orang yang menetap dan bukan musafir ( orang yang sedang bepergian ). Dasar
pemikirannya adalah ketika Rasulullah SAW dahulu melakukan safar atau bepergian, beliau
tidak melakukan sholat Jumat dalam safarnya.
4) Orang yang tidak memiliki halangan atau uzur yang dapat mencegahnya menghadiri shalat
Jumat. Apabila orang tersebut memiliki halangan, maka dia hanya wajib melakukan sholat
dhuhur saja.
5) Orang sakit yang membuatnya tidak mampu menghadiri shalat Jumat maka diperbolehkan
tidak melakukan shalat Jumat.

3. Sunnah sunnah shalat jumat


1) Mandi
2) Memotong kuku dan mencukur kumis
3) Memakai pakaian yang rapi dan bersih (lebih diutamakan berwarna putih)
4) Memakai wangi-wangian.
5) Segera menuju masjid dengan berjalan kaki perlahan-lahan dan tidak banyak bicara.
6) Ketika masuk ke masjid melangkah dengan kaki kanan dan membaca doa.
7) Melaksanakan shalat sunnah tahiyatul masjid.
8) Itikaf sambil membaca Al Quran, berdzikir atau bersholawat ketika khatib belum
naik ke mimbar, namun bila khatib telah naik ke mimbar hendaknya para jamaah
menghentikan dzikir atau bacaan Al Quran dan mendengarkan khotbah jumat.
9) Setelah shalat Jumat, jamaah disunnahkan membaca dzikir

4. Tatacara Shalat Jumat


Cara Mengerjakan Shalat Jumat ini dikerjakan dengan jumlah rakaat dua rakaat yg
dilakukan seperti melaksanakan sholat wajib dua rakaat karena diawali dengan membaca
Niat Shalat Jumat dan diakhiri dengan salam, dilakukan secara berjamaah di masjid dengan
minimal 40 orang jamaah dan terlebih dahulu mendengarkan khutbah jumat sebelum
shalat Jumat ini dilaksanakan oleh Imam Shalat.
Bacaan niat shalat jumat:

Artinya: "Aku niat shalat fardhu jumat 2 rakaat menghadap kiblat mengikuti imam karena Allah
ta'ala."
Catatan: Jika menjadi IMAM maka kata MA'MUUMAN di ganti menjadi IMAAMAN.
Setelah melaksanakan sholat Jumat maka duduklah dengan khusyu sambil berdzikir kepada Allah
SWT. Perbanyaklah membaca dzikir seperti istighfar, shalawat Nabi Muhammad Saw, tahmid, dan
tasmih yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dan berdoa sebagaimana seperti
setelah menunaikan shalat-shalat seperti biasa.

3.2.6 Shalat Jenazah


1. Pengertian Shalat Jenazah
Shalat Jenazah merupakan Shalat sunnah yang dikerjakan dengan 4 kali takbir yang
dilaksanakan ketika ada seorang muslim yang Wafat (Meninggal dunia). Dan Sebelum Jazad atau
jenazahnya di makamkan, maka orang muslim yang meninggal dunia tersebut perlu dimandikan,
dan perlu di Shalati terlebih dahulu.
Adapun Hukum Shalat Jenazah ini adalah Fardhu Kifayah atau kewajiban yang ditunjukkan
bagi orang banyak (umat islam), akan tetapi apabila sebagian dari kita sudah melaksanakan Shalat
Jenazah tersebut maka gugurlah kewajiban bagi yang lainnya.

2. Syarat Syarat Shalat jenazah


1) Shalat Jenazah Sama Halnya dengan shalat lainnya, yaitu : haruslah menutup Aurat, Suci
dari najis/ Hadas besar dan kecil, suci Badan maupun Pakaian, dan tempatnya harus
menghadap kiblat.
2) Sebelum Melakukan sholat Jenazah, Mayit sudah dimandikan dan dikafani
3) Letak Jenazah atau Mayit sebelah kiblat orang yang menyalatinya, terkecuali kalau
shalat dikerjakan di atas kubur atau Sholat Ghaib

3. Tatacara Shalat Jenazah


1) Niat
2) Takbir Pertama
Melakukan takbir pertama seperti halnya shalat biasa, lalu membaca surat al-Fatihah tanpa
diawali bacaan iftitah & tidak disertai membaca surat pendek setelahnya, seperti shalat
pada umumnya. Namun disunatkan membaca taawudz sebelum al-Fatihah
3) Takbir Kedua
Takbirotul ihram, kemudian membaca shalawat kepada Rosululloh SAW:

4) Takbir Ketiga
kembali melakukan takbir seperti halnya takbir pertama dan kedua. Kemudian membaca
doa, berikut:
5) Takbir ke empat
Membaca doa:

6) Bacaan Doa Setelah Shalat Jenazah

Artinya: Ya Alloh Jika mayit ini termasuk ke dalam orang yg baik, maka terimalah amal
kebaikanya dan jika mayit ini termasuk kedlm orang yg jahat maaka bebaskanlah dia, sebab
rahmat engkau akan kerindhaan Engkau dan jauhkanlah dia dari fitnah kubur dan
siksanya
4) PUASA

4.1 Ketentuan Puasa


1. Pengertian Puasa
Kata puasa dalam bahasa Arab disebut Shaum atau Shiyam, artinya secara bahasa adalah
menahan.
Definisi puasa dalam syariat adalah beribadah kepada Allah Taala dengan cara menahan diri dari
segala hal yang membatalkannya yang dimulai sejak terbit fajar Shubuh hingga tenggelamnya
matahari.
Adapun arti kata Ramadhan secara bahasa diambil dari kata ar-Ramd [arab: ]yang artinya
panasnya batu karena terkena terik matahari. Makna bulan Ramadhan adalah membakar dosa-
dosa, yaitu dengan melakukan amalan-amalan shalih.

2. Syarat Wajib Puasa


1) Beragama Islam
2) Berakal sehat
3) Baligh (sudah cukup umur)
4) Mampu melaksanakannya
5) Orang yang sedang berada di tempat (tidak sedang safar)

3. Syarat Sah Puas


1) Islam (tidak murtad)
2) Mummayiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk)
3) Suci dari haid dan nifas
4) Mengetahui waktu diterimanya puasa

4. Jenis Jenis Puasa

1) Puasa Wajib:
a. Puasa Ramadan
b. Puasa karena nazar
c. Puasa kifarat atau denda
2) Puasa Sunah:
a. Puasa 6 hari berturut-turut di bulan Syawal, dimulai pada hari ke-2 (setelah Idul Fitri)
sampai hari ke-7
b. Puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah bagi orang-orang yang tidak menunaikan ibadah
haji
c. Puasa Senin-Kamis
d. Puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak), bertujuan untuk meneladani puasanya Nabi
Daud As
e. Puasa 3 hari pada pertengahan bulan (menurut kalender islam)(Yaumil Bidh), tanggal
13, 14, dan 15
f. Puasa Syaban (Nisfu Syaban) pada awal pertengahan bulan Syaban
5. Rukun Puasa
1) Niat. Bacaannya:

sengaja aku berpuasa esok hari untuk menunaikan fardlu puasa pada bulan ramadhan
bagi tahun ini karena Allah Taala
2) Meninggalkan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam
matahari

6. Sunah Sunah Puasa


1) Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuma
2) Melambatkan bersahu
3) Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
4) Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
5) Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
6) Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
7) Membaca doa berbuka puasa, Bacaannya:

Ya Allah untuk-Mu aku berpuasa dan atas izin-Mu aku berbuka, Maha Besar Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang

7. Hal Yang Membatalkan Puasa


1) Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan
2) Muntah dengan sengaja
3) Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja
4) Kedatangan haid atau nifas
5) Melahirkan anak atau keguguran
6) Gila walaupun sekejap
7) Mabuk ataupun pengsan sepanjang hari
8) Murtad atau keluar daripada agama Islam
5) ZAKAT
1) Pengertian Zakat
Zakat menurut bahasa berati al-barakah (keberkahan), an-anama (pertembuhan), at-thaharah
(kesucian). Menurut istilah adalah bagian dari harta tertentu yang wajib diserahkan kepada
mustahiq dengan syarat-syarat tertentu. Dalam Al-Quran, pengertian zakat diungkapkan dengan
kata infaq. Dan zakat adalah ibadah yang menentukan keberlangsungan hidup bersama.

2) Hukum Zakat
Zakat adalah kewajiban yang Allah bebankan setiap muslim yang hartanya melebihi ketentuan
nisab.

3) Syarat Wajib Zakat


a. Merdeka, bukan budak
b. Muslim
c. Hartanya mencapai nishab. Nishab adalah kadar harta tertentu sesuai dengan jenis harta
tersebut. Baik pemilik harta maupun anak-anak, berakal maupun gila. Karena zakat wajib pada
harta bukan pada orangnya.
d. Kepemilikannya mapan dan stabil dalam satu tahun atau tiap panen. Tidak berkaitan dengan
harta orang lain.
e. Berlalu satu tahun (haul), berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu`anha bahwa Rasulullah
Shallallahu alaihi wasallam bersabda, Tidak ada zakat pada harta hingga berlalu satu tahun
(HR Ibnu Majah dan At Tirmidzi) Kecuali pada pertanian, tidak diwajibkan pada tiap tahun,
namun diwajibkan pada setiap panennya.

4) Macam Macam Zakat


a. Zakat Fitrah, merupakan zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
Ramadhan
b. Zakat Mal (Zakat Harta), mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil
ternak, harta temuan, emas dan perak

5) Harta Yang Wajib Dizakati


a. Zakat Fitrah harus diberikan sebelum shalat id, apabila lewat dari shalat id, maka itu sedekah.
Besar zakat fitrah yang dikeluarkan, yaitu 2,5 kg atau 3,5 liter dari makanan pokok yang biasa
kita makan (beras). Dengan syarat:
1. Milik sempurna
2. Cukup nisab
3. Lebih dari kebutuhan pokok

b. Hukum dari zakat mal yaitu fardu'ain atas segala yang dimiliki oleh seseorang, Harta yang wajib
dizakati:
- Pertama: Rikaz dan barang tambang dengan kewajiban zakat mencapai 20% dan tidak ada
nishab.
- Kedua: emas dan perak. Nisab emas adalah 85 gram, sedangkan perak senilai 595 gram.
- Ketiga: hewan ternak, yang telah mencapai haul. Hewan ternak meliputi unta, sapi, dan
kambing, masing-masing nisabnya 5 ekor, 30 ekor, dan 40 ekor.
- Keempat: Barang dagang, yang telah sampai nishab (haul) yaitu sama dengan emas 85
gram.
- Kelima: hasil pertanian berupa tanaman dan buah-buahan jika keduanya telah nishab
senilai 653 kg gandum/padi.
- Keenam, hasil dari profesi ialah seluruh usaha halal yang mendatangkan penghasilan
(uang) yaitu sebesar 2,5 % dari hasil profesi.

6) Orang Orang Yang Berhak Menerima Zakat


a. Fakir
b. Miskin
c. Amil
d. Mualaf
e. Riqab
f. Garim
g. Sabilillah
h. Ibnu sabil

7) Manfaat Zakat Dalam Kehidupan


a. Menolong orang lemah
b. Membersihkan diri
c. Menambah rasa syukur
d. Menanamkan sikap pemurah dan menghilangkan sifat kikir

Anda mungkin juga menyukai