Ikhlas merupakan suatu sikap yang sangat dianjurkan dalam Islam, karena dengan
sikap ikhlas bernilai ibadah dan akan orang yang ikhlas akan dicintai oleh Allah
SWT. Namun, dalam realita sekarang sikap ikhlas sudah sulit untuk diaplikasikan
dalam kehidupan muslim sehari-hari sebab masih banyak yang belum paham akan
penting dan keutamaan ikhlas. Tujuan tulisan ini yaitu, agar menyadarkan terhadap
sesama akan pentingnya ikhlas. Metode penulisan yang digunakan adalah metode
pustaka yaitu mencari dan mengumpulkan bahan tulisan dari berbagai sumber, baik
sumber cetak seperti buku maupun sumber online. Tulisan ini membahas tentang
makna, bagaimana proses untuk mencapai keikhlasan serta keutamaan ikhlas. Ikhlas
merupakan perbuatan yang berlandaskan motivasi untuk memperoleh keridhoan
Allah swt. Ikhlas adalah prasyarat utama bagi diterimanya semua amal ibadah.
Tanpa adanya ikhlas, amal ibadah tidak akan sampai kepada Allah dan akan
tergolong sebagai amal yang sia –sia.
Kata Kunci : Ikhlas, Sikap, Ridha
Abstract
Sincere attitude is an attitude that is highly recommended in Islam, because a sincere
attitude has the value of worship and a sincere person will be loved by Allah SWT.
However, in today's reality, sincerity is difficult to apply in Muslim daily life because
there are still many who do not understand the importance and virtue of sincerity. The
purpose of this paper is to make others aware of the importance of sincerity. The
written method used is the library method, which is to find and collect written material
from various sources, both printed sources such as books and online sources. This
paper discusses the meaning, how is the process to achieve sincerity and the virtue of
sincerity. Sincere actions based on motivation to get the pleasure of God Almighty.
Ikhlas is the main prerequisite for the acceptance of all acts of worship. Without
sincerity, acts of worship will not reach Allah and will be classified as futile deeds.
Keywords: Sincerity, Attitude, Pleased
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amal yang pasti diterima adalah yang dikerjakan dengan ikhlas. Amal
hanya karena Allah semata, dan tidak ada harapan kepada makhluk sedikit pun.
Niat ikhlas bisa dilakukan sebelum amal dilakukan, bisa juga disaat melakukan
amal atau setelah amal dilakukan. Salah satu karunia Allah yang harus disyukuri
adalah adanya kesempatan untuk beramal. Menjadi jalan kebaikan dan
memberikan manfaat kepada orang lain. Karenanya, jangan pernah menunda
kebaikan ketika kesempatan itu datang. Lakukan kebaikan semaksimal mungkin
dan lupakan jasa yang sudah dilakukan. Serahkan segalanya hanya kepada
Allah. Itulah aplikasi dari amal yang ikhlas.
Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras
dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras. Jika beras itu telah
bersih, beras yang dimasak menjadi nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih
kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil. Demikianlah
keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan
segala pengorbanan tidak terasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan
riya’ akan menyebabkan amal tidak terasa nikmat. Pelakunya akan mudah
menyerah dan selalu kecewa. Namun, banyak dari kita yang beribadah tidak
berlandaskan rasa ikhlas kepada Allah SWT, melainkan dengan sikap riya’ atau
sombong agar mendapat pujian dari orang lain. Hal inilah yang dapat
menyebabkan ibadah kita tidak diterima oleh Allah SWT.
Sedemikian pentingnya kedudukan ikhlas dalam amal ibadah, sehingga
dalam al-Qur’an sendiri sebagai sumber utama dalam ajaran Islam-terdapat
banyak ayat yang membicarakan masalah ikhlas dalam berbagai aspeknya. Oleh
karena itu, sesuai dengan tema yang telah ditentukan, kajian dalam tulisan ini
akan berupaya memaparkan konsep ikhlas.
B. Pernyataan Masalah
Pemahaman tentang ikhlas sangat penting karena berkaitan dengan agama
Islam. Selain sebagai prinsip dasar tauhid, ikhlas merupakan salah satu aspek
utama akhlak Qur’ani yang mempunyai pengaruh sangat penting bagi amal
perbuatan manusia dalam kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Namun,
di era saat ini semakin banyak umat muslim mengabaikan aspek penting ini,
karena penghambaannya hanya kepada kehidupan duniawi. Penghambaan ini
yang menjadikan jarak antara hamba dengan Tuhan semakin jauh, karena
semakin ternodainya tempat kehadiran-Nya, yaitu hati. Oleh sebab itu, perlunya
dikaji lebih dalam mengenai makna ikhlas, bagaimana proses untuk menggapai
ikhlas dan mengapa kita harus ikhlas dikarenakan masih banyak muslim yang
belum sadar akan pentingnya ikhlas untuk kebaikan dunia dan akhirat.
C. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan ikhlas?
2. Bagaimanakah proses prewujudan ikhlas dimasyarakat beserta contohnya?
3. Mengapa seorang mukmin harus ikhlas?
D. Tujuan
1. Mengetahui makna dari ikhlas.
2. Mengetahui proses perwujudan ikhlas beserta contohnya.
3. Mengetahui manfaat dan keutamaan ikhlas.
E. Metodologi
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah menggunakan
metode pustaka. Metode pustaka merupakan metode dengan cara mencari dan
mengumpulkan bahan tulisan dari berbagai sumber, baik sumber tercetak seperti
buku maupun sumber online.
F. Hasil
Hasil setelah pembahasan makalah ini adalah mahasiswa dapat memahami
makna ikhlas, mengetahui manfaat dan keutamaan ikhlas serta
mengimplementasikan ikhlas di kehidupan sehari –hari.
BAB II
ISI
A. Pengertian Ikhlas
Ikhlas ditinjau dari sisi bahasa berasal dari kholusho, yaitu kata kerja intransitif
yang artinya bersih, jernih, murni, suci, atau bisa juga diartikan tidak ternoda
(terkena campuran). Ikhlas menurut bahasa adalah sesuatu yang murni yang tidak
tercampur dengan hal- hal yang bisa mencampurinya. Dalam al-Qur’an disebutkan:
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu
yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya.” (QS. an-Nahl: 66)
Pada ayat di atas Allah swt. telah memberikan pelajaran bagi kita lewat binatang
ternak. Betapa Dia telah memisahkan susu dari bercampurnya kotoran dan darah,
padahal ketiga macam benda tersebut sama-sama berada dalam satu tubuh (perut).
Demikian itulah makna ikhlas, yakni sesuatu yang bersih dan murni dari segala
campuran. Dikatakan bahwa “madu itu murni” jika sama sekali tidak tercampur
dengan campuran dari luar.
Selanjutnya, setelah mengalami penambahan huruf menjadi akhlasho, maka kata
itu berubah menjadi transitif yang berarti membersihkan atau memurnikan. Orang
yang membersihkan atau memurnikan dikatakan sebagai al-mukhlis. Dalam al-
Qur’an disebutkan:
Maka dapat disimpulkan, untuk dapat mencapai rasa ikhlas adalah dengan
mengosongkan pikiran disaat sedang beribadah kepada Allah SWT. Kita hanya
memikirkan Allah, shalat untuk Allah, zikir untuk Allah, semua amal yang kita
lakukan hanya untuk Allah. Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju pada
Allah. Jangan munculkan rasa riya’ atau sombong di dalam diri. Rasakanlah Allah
berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita. Insya Allah dengan cara
tersebut keikhlasan dapat dicapai. Dan jangan lupa untuk berdo’a memohon kepada
Allah SWT agar kita dapat beribadah secara ikhlas untuk-Nya, sebagaimana do’a
Nabi Ibrahim a.s, ”Sesungguhnya jika Rabb-ku tidak memberi hidayah kepadaku,
pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.” (QS. al An'aam: 77).
C. Keutamaan Ikhlas
Ikhlas merupakan buah dari intisari iman. Seseorang tidak dianggap beragama
dengan benar jika tidak disertai keikhlasan. Hal ini termaktub dalam firman Allah
Swt, dalam Q.S. al-An‟am [6]:162 dan Q.S. al-Bayyinah [98]:5.
Amal apa yang mungkin dapat kita kerjakan dengan ikhlas? Semua perintah
Allah merupakan amal ibadah yang dapat kita kerjakan dengan ikhlas selama
mengharapkan keridhaan-Nya. Seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lainnya, selain
itu juga perbuatan duniawi seperti makan, tidur, nikah, kerja dan olahraga harus
disertai dengan niat mencari ridha Allah Swt.
Amal kebajikan yang dilakukan dengan hati yang ikhlas menurut para salaf-
saleh, akan membuat seorang pejalan ruhani atau ahli ibadah jadi tidak mau
memikirkan tentang masalah ganjaran. Sebab, amal kebajikan yang dilakukan itu
dilandasi oleh rasa senang kepada Allah dan RasulNya. Sedang amal kebajikan
yang dilakukan karena merasa senang kepada allah dan rasul- Nya itu, merupakan
amal ibadah yang tidak memikirkan tentang masalah apakah ia bakal mendapat
ganjaran atau tidak. Ia melakukan ibadah itu karena ia ingin berterimakasih kepada-
Nya. firman Allah:
Artinya : ” Dan (aku telah diperintah): hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan
tulus dan ikhlas, dan jangan sekali-kali kamu termasuk orang yang musyrik”
Amirul mukminin ali bin abi thalib berkata, “Janganlah kalian berusaha keras
untuk beramal banyak, tetapi berusahalah agar amal kalian terkabul.” Janganlah kita
bertujuan untuk memperbanyak amal baik. Tapi berusahalah agar amal baik yang
kita lakukan diterima Allah Swt. Karenanya manusia, harus senantiasa menjaga dan
berusaha meraih keikhlasan dalam beramal.kita juga harus berusaha melakukan
tarbiyah islam, serta mendorong para remaja dan orang tua agar beramal secara
ikhlas dan murni karena Allah.
Kedudukan ikhlas sangat penting karena ia menjadi penentu suatu amal. Ikhlas
adalah penentu kualitas. Dalam beribadah yang sifatnya ritual, menjadi bernilai di
mata Allah Swt, jika ia dilakukan semata karenaNya. Kita paham bahwa ibadah itu
mulia, tetapi menjadi sia-sia ketika tidak diniatkan karena Allah Swt. Oleh karena
itu, dengan setiap beribadah atau beramal, kita harus memurnikan niat dengan
hanya karena Allah Swt.
6. Tegar, Kuat, dan Tidak Putus Asa dalam Menghadapi Berbagai Persoalan
Hidup
Hidup ini adalah masalah, ujian dan cobaan. Tidak ada seorang pun dalam
kehidupan ini yang tidak menemui masalah. Setiap manusia pasti akan diuji
dengan masalah. Allah swt. berfirman:
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan
(yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”
(QS. Al-Anbiyaa: 25)
Hanyalah orang yang ikhlas yang mampu menghadapi hidup ini dengan tetap
tegar, tabah, dan sabar. Kekuatan keyakinan akan indahnya pahala di sisi Allah
swt. bagi orang yang beramal dan berjuang secara ikhlas, akan membuahkan
sikap mental: segala beban dan penderitaan yang didapat saat berjuang
dirasakan ringan, bahkan dirasakan sebagai sesuatu yang nikmat,
menyenangkan, dan membahagiakan. Ia menjalaninya tanpa keluh-kesah.
Ikhlas adalah melakukan sesuatu perbuatan dengan hati bersih, murni semata-
mata hanya untuk mencari keridhaan Allah dan memurnikan perbuatan dari segala
bentuk kesenangan duniawi, dan tidak dicampuri dengan keinginan atau motivasi-
motivasi yang dapat merusakkan keikhlasan.
Perbuatan yang dilakukan secara ikhlas mencari keridhaan- Nya dapat
mempengaruhi setiap amal perbautan manusia. Dengan keikhlasan manusia dapat
merasakan ketenangan jiwa, kepasrahan terhadap ketentuan Allah, keistiqamahan dalam
beramal, dan menciptakan masyarakat yang aman serta stabilitas kehidupan, sehingga
dapat mengendalikan perbuatan yang batin dan yang bersifat merusak.Ikhlas merupakan
esensi dari ibadah, baik ritual maupun non ritual. Tanpa keikhlasan, ibadah apapun tidak
memiliki nilai sama sekali dihadapan Allah.
Ikhlas dalam amal adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Karena itu, perlu usaha
terus-menerus untuk melatih dan mengevaluasi keikhlasan secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Andirja, Abu Muhsin Firanda, Ikhlas dan Bahaya Riya ( Januari, 2011)
Daud, Miss Rosidah Haji, Skripsi : Ikhlas Dalam Perspektif Al-Quran.(Banda Aceh :
UIN Ar-Ranry , 2017)
Khadijah, Nur, Skripsi : Ikhlas Dalam Beramal menurut Mussafir (Surabaya : UIN
Sunan Ampel, 2018)
Mustafa, Mahmud Ahmad, Dasyatnya Ikhlas. (Penerbit MedPress Digital, 2012)
Sanusi, Mohammad Ruhan, Kuliah Wahidiyah, (Jombang : DPP PSW, 2010)