Anda di halaman 1dari 51

PENGARUH MEDIATELEVISI TERHADAP MINAT BELAJAR

ANAK KELAS IV PUI HAURKOLOT INDRAMAYU JAWA


BARAT

SKRIPSI

Oleh :

SAMRODIN

NIM : 1130101005

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AZ- ZAYTUN INDONESIA
(IAI AL-AZIS)
2018

1
PENGARUH MEDIATELEVISI TERHADAP MINAT BELAJAR
ANAK KELAS IVMI HAUR KOLOT
INDRAMAYU JAWA BARAT

NEGRI GANTAR INDRA MAYU JAWA

SKRIPSI

Diajukan kepada

Institut Agama Islam Az-Zaytun Indonesia (IAI AL-AZIS) untuk memenuhi salah
satu persaratan dalam menyelesaikan

Program Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Oleh:

PROGAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH
FAKUTAS TARBIYAH

2
INSTITUT AGAMA ISLAMA AZ-ZAYTUN INDUNESIA(IAI AL-
AZIS)
2018
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH MEDIATELEVISI TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK


KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGRI GANTAR INDRA MAYU JAWA
BARAT
Yang di susun oleh Samrodin di periksa dan di setujui untuk di uji.

Mekarjaya, Gantar,Al-Zaytun,Indramayu,1 Mei 2018 Pembibing

Dr. Henri PeranginanginT .,S. AN.,M.Kes

HALAMAN PENGESAHAN

Skipsi berjudul Pengaruh mediatelevisi terhadap minat belajar anak kelas iv sekolah Pui
Haurkolot Haurgelis Indramanyui, teiah di pertahankan di depan dewan penguji sekripsi
yang dinyatakan luius pada tanggal 25 Oktober 2018

Dewan Penguji:

1.Dr. Henri Peranginangin,S.AN,M.Kes (Ketua) ( )

2.Moch. Hasyim Fanirin, S.Pd.i,MA.Pd.(Anggota) ( )

3.Ahmad Asrof Fitri,S.H.I, M.E.Sy. (Anggota ) ( )

Mengesahkan,

Rektor Institut Agama Islam Az-Zaytun Indonesia (IAI AL-AZIS)

3
DR. A. S. Panji Gumilang

ABSTRAK

Samrodin : 1130101005 Pengaruh media telivisi terhadap minat belajar anak kelas
1V sekolah MI Haurkolot kecamata Haurgelis Kab. Indramayu Jawa Barat .
Faktor – paktor yang mempengaruhi .
Skripsi program Studi Pendidikan Guru madrasah ibtidaian Fakultas
Tarbiah Istitut Agama Islam Al-zaytun Indonesia ( IAI AL - AZIS)
Pembimbing 1 : Hendri Paranginangin
Pembimbing 2 : Abdul Rohim
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media telivisi
terhadap minat belajar anak kelas 1V sekolah MI Haurkolot Kec Haurgelis
Kab Indramayu Jawa Barat
Dari materi yang di ambil penelitian pengaruh media televisi terhadap
prestasi belajar anak kelas 1V madrasah ibtidaiah PUI Haurkolot Kec
Haurgelis Indramayu Jawa Barat
Terdapat dua jenis variabel sebagai berikut
a. Variabel bebas (Х) media televisi
b. Variabel terikat (Y) minat belajar anak

Kata kunci pengaruh media televisi terhadap minat belara anak

4
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………….i
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………ii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………….iii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………..iv
ABSTRAK………………………………………………………………………....v
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….vi
DAPTAR ISI……………………………………………………………………..vii
DAPTAR TABEL………………………………………………………………..vii
DAPTAR GAMBAR……………………………………………………………..vii
DAPTAR LAMPIRAN……………………………………………………………ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………............1


B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah………………………………...2
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………2
D. Kajian Penelitian….………………………………………………………3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pengaruh………………………………………………….…..4
B. Pengertian Tayangan……………………………………………………..6
C. Pengertian televise………………………………………………………..8
D. Dasar Dan Tujuan Televisi………………………………………………10
E. Macam Macam gelombang televise……………………………………..12
F. Materi Media Televisi……………………………………………………12
G. Fungsi Media Televisi…………………………………………………...13
H. Pengertian Prestasi…………………………………………………….…15
I. Pengertin Belajar………………………………………………………...16

5
J. Prestasi Belajar…………………………………………………………..17
K. Pengertian Pendidikan…………………………………………………..21
L. Pengertian pndidikan Agama Islam……………………………………..21
M. Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Prestasi Belajar Pendidikan agama
islamPada Anak-anak MI Haurkolot kelas IV………………………….26

BABA III METODELOGI DAN PEMBAHASAN

A. Tempat waktu penelitian…………………………………………..…….27


B. Metode penelitian………………………………………………………...28
C. Teknik pengambilan sampel……………………………………………..29
D. Teknik pengembalian data……………………………………………….30
E. Teknik analisa data………………………………………………………..31
F. Hasil analiasa data………………………………………………………...32

BAB 1V KESIMPULAN DAN SARAN

A. kesimpulan……………………………………………………………….33
B. saran……………………………………………………………………...34

DAPTAR RUJUKAN…………………………………………………………….35

PERNYATAN KEABSAHAN TULISAN……………………………………….36

LAMPIRAN- LAMPIRAN……………………………………………………….37

RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………….38

6
DAPTAR TABEL

Tabel 1 : Daftar Populasi Siswa Kelas XII IPS II SMA Negeri 1 Binangun..........47

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Perjalanan dan Perkembangan Pendidikan Hingga Hari ini sangat pesat
sekali didukungoleh Sarana Media ELEKTRONIC COMPIUTER LACTOP
RADIO TELEVISI Bagi Para Pendidik tentunya harus dapat Mempergunakan
Media ini dengan sebaik Baiknya,Apa lagi Televisi Hampir Setiap Rumah
mempunyai televise anak amak Sesudah Bermain atau pulang Sekolah BIasanya
Langsung Melihat Televisi mau tidak mau Lama lama ter biasa mengi kuti
acara Televisi
Dan kadang kadang apa yang dia lihat dia ikuti itu wajar saja karena bisa
tergantung kepada kebiasaan apa yang dia lihat peneliti punyaide bagai mana
acara atau tayangan televise kalaudi jadikan media pembelajaran mungkin cepat
meresap bagi anak kita Tayangan-tayangan yang bermoral atau yang ada
kaitannya dengan pendidikan sangat di butuhkan bagi anak-anak kita jadi kesanya
menonton telrvisi itu makin cerdas bukan tambah tidak cerdas atau di masuki
pelajaran pelajaran dalam acara senetron atau tayangan tayangan yahg lainya
jaman dahulu saja ada sandi wara radio saur sepuh atau tutur tinular masyarakat
Indonesia hapal ceritanya dan pemainmya satu per satu
Itu saja lewat media audio apa lagi kalau audio visual contohnya televise
mungkinlebih cepat menerimanya
Gagne [200B;1] dalam buku pembelajaran nilai moral berbasis kisah
mengatakan Belajar Adalah Proses Alami yang dapat membawa perubahan pada
pengetahuan,tindakan dan prilaku sese orang

7
Heinich dkk’[20005.6] mengatakan,belajar merupakan sebuah prose
pengembangan pengetahuan,ketrampilan dan sikap yang terjadi ketika sese orang
melakukan intensif dengan sumber-sumber belaja
Dari Witberington dalam buku Educational psychology mengatakan
Belajar sebagai proses atau aktifitas di isarat kan oleh banyak sekali hal-hal atau
factor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut;
A factor yang berasal dari luar faktor dari indivdu[eksternal]

B. RUMUSAN MASALAH DAN BATASAN MASALAH

1. Rumusan masalah
a. Apakah terdapat hubungan antara televisi dengan minat belajar
siswa?
b. Jenis program apa yang disukai siswa yang menjadi faktor
pendorong dan penghambat minat belajar siswa?
c. Bagaimana upaya orang tua dalam mengurangi dampak negatif
televisi terhadap minat belajar siswa

2. Batasan masalah
Agar pembahasan dalam proposal ini lebih fokus dan terarah serta
tidak terjebak pada pembahasan yang terlalu luas, maka penulis
membatasi masalah Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Minat
Belajar Siswa. Objek penelitiannya yaitu fokus kepada siswa-siswi
sekolah dasar kelas V. Batasan masalah yang hendak dikaji dalam
proposal ini yaitu:
a. Tayangan televisi yang menjadi faktor pendorong dan penghambat
minat belajar siswa. Seperti tayangan komedi, kartun, sinetron dan
infotainment.
b. Upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengurangi
dampak negatif televisi terhadap minat belajar siswa

C. TUJUAN

8
1. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara televisi dengan minat
belajar siswa
2. Untuk mengetahui jenis program apa yang disukai siswa yang dapat
menjadi faktor pendorong dan penghambat minat belajar siswa
3. Untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan orang tua untuk
mengurangi dampak negatif televisi

D. MANFAAT

1. Secara teoritis dapat memberikan gambaran tentang bagaimana


pengaruh televisi terhadap minat belajar siswa
2. Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi
dan wacana dalam meningkatkan minat belajar siswa serta sebagai
masukan bagi orang tua dalam pemberian fasilitas terhadap anak-
anaknya
3. Secara khusus, bagi peneliti kegiatan penelitian ini diharapkan menjadi
penunjang untuk melatih kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah
dalam mencari penjelasan dan pengetahuan untuk mengurangi dampak
negatif televisi dan meningkatkan minat belajar siswa

9
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pengaruh
Pengertian Pengaruh menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah daya
yang ada atau timbul dari sesuatu baik orang atau benda yang ikut membentuk
watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang .
Pengaruh juga bisa diartikan sebagai suatu daya yang menyebabkan sesuatu
yang terjadi, sesuatu yang membentuk atau mengubah sesuatu yang lain, dan
tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain .
Tayangan televisi berpengaruh terhadap perkembangan perilaku anak
tergantung dari penyesuaian anak. Anak yang penyesuaiannya baik kurang
kemungkinannya terpengaruh secara negatif, apakah temporer atau permanen
dibandingkan dengan anak yang buruk penyesuaiannya, dan anak yang sehat
dibandingkan dengan anak yang tidak sehat.
Pengaruh akan timbul dimana seseorang berada. Bertempat tinggal di desa
sumber pengaruh utamanya dari tetangga di desanya. Hidup di kota pengaruhnya
juga sangat luar biasa. Contohnya, bergaya hidup mewah, kurang tanggap terhadap
keadaan orang lain, minimnya kerukunan dan lain sebagainya. Sedangkan
pengaruh anak di sekolah tergantung pada teman sebangkunya, teman sekelasnya,
juga pribadi dari kepala sekolah dan gurunya.
Pendidikan anak di sekolah sebaiknya mendapatkan bimbingan dari
gurunya. Karena tidak menutup kemungkinan anak mendapat pengaruh yang besar
dari berbagai pihak. Sehingga dapat menganggu proses belajarnya. Pengaruh
tersebut muncul dari berbagai aspek. Diantaranya pengaruh tetangga atau

10
lingkungan tempat tinggal, pengaruh teman, pengaruh orang tua dan bisa juga
pengaruh dari menonton televisi.
Pengaruh menonton televisi ada yang positif ada juga yang negatif. Yang
positif antara lain, kita dapat melihat siaran perkembangan kemajuan bangsa lain,
ilmu pengatahuan dan teknologi, berita teraktual (bencana, politik, kematian dll.)
serta kebudayaan dari berbagai suku di Indonesia. Sedangkan pengaruh negatif
bisa kita lihat bersama, anak yang menonton televisi berjam-jam seakan melupakan
kegiatan pribadinya seperti mandi, shalat, bahkan makan juga dilupakannya. Anak
akan menjadi malas belajar karena kepuasan telah didapat dari melihat televisi.
Pada media masa televisi ini komunikasinya hanya satu arah, sehingga
khalayak penonton menjadi pasif, artinya penonton tidak bisa memberikan
tanggapan-tanggapan secara langsung. Karena itu tidak mengherankan kalau ada
beberapa pendapat yang mengatakan bahwa televisi sebagai media masa yang
mendorong orang untuk bermalas-malasan. Bahkan cenderung berpengaruh negatif
terhadap tingkah laku dan sikap seseorang.
Sebetulnya sebagai pembawa pesan bersifat “netral”. Artinya dapat
berpengaruh positif ataupun negatif. Terjadinya pengaruh positif maupun negatif
terhadap khalayak penonton, khususnya anak-anak, bukan bersumber kepada
medianya melainkan bagaimana memanfaatkan media tersebut. Dengan demikian
peran orang tua sangat dominan terhadap adanya pengaruh positif maupun negatif
terhadap anak-anak tersebut.
Sebagaimana telah diungkapkan oleh Patricia Marks Greenfield dalam
bukunya Mind and Media, yang telah dialih bahasakan oleh Sugeng P, dalam buku
Pengaruh Televisi, Video Game dan Komputer terhadap Pendidikan Anak dikutip
oleh Drs. Darwanto, S.S bahwa:
Menonton televisi dapat menjadi suatu kegiatan pasif yang mematikan
apabila orang tuanya tidak mengarahkan apa-apa yang boleh dilihat oleh anak-anak
mereka sekaligus mengajar anak-anak itu untuk menonton secara kritis serta untuk
belajar dari apa-apa yang mereka tonton.
Televisi juga telah ikut mempengaruhi bahasa percakapan. Lihat saja
bagaimana kata-kata dalam tayangan iklan dan film diikuti anak-anak sekarang.
Dalam konteks ini televisi telah menjadi salah satu sentra pertumbuhan bangsa.

11
Maraknya pertumbuhan televisi swasta juga berdampak positif pada penguasaan
teknologi tinggi. Ribuan tenaga kerja professional diciptakan dan diserap dari
dunia televisi. Kualitas sumber daya manusia Indonesia meningkat, seiring dengan
permintaan tenaga kerja Internasional yang dituntut profesionalitasnya.
Dalam setiap gerak kehidupan, tentu saja ada sisi positif dan sisi negatif.
Karena itu, dibalik sisi positif televisi pun mengandung sisi negatifnya. Hal itu
tidak bisa dipungkiri lagi. Namun, benarkah pengaruh sisi televisi sebesar yang
dikhawatirkan sejumlah pakar ? Ini yang masih perlu dibuktikan, sebab tanpa
bermaksud mengecilkan arti dan jumlah korban (perkosaan atau pembunuhan)
yang notabene manusia. Peristiwa itu merupakan pengaruh dari tayangan televisi.
Presentasenya sangat kecil dibanding dengan jumlah pemirsa yang setiap hari
menyaksikan televisi dan tetap baik-baik saja.

B. Pengertian Tayangan
Dalam Kamus Besar Indonesia pengertian tayangan adalah sesuatu yang
ditayangkan (dipertunjukkan) / pertunjukkan (film dsb), persembahan.
Televisi saat ini merupakan peralatan elektronik yang paling banyak
dinikmati oleh anggota keluarga di rumah. Hal ini dapat dimaklumi, sebab televisi
menyajikan beragam acara yang dapat menghibur bagi siapa saja. Bahkan beragam
acara yang disajikan televisi sering sekali diperbincangkan tidak hanya ketika
berada di depan televisi, melainkan di tempat lain yang jauh dari siaran televisi.
Contoh, di kantor, di sekolah dll.
Di Indonesia tidak ada satupun media masa yang dikuasai pemerintah,
meski demikian mengingat siaran mempunyai pengaruh yang cukup besar. Arah
dan tujuan siaran harus sejalan dengan Undang-undang Siaran Republik Indonesia
No. 32 Tahun 2002.
Dalam Undang-Undang Siaran Republik Indonesia No. 24 Tahun 1997
Pasal 4 bahwa :
Penyiaran bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap
mental masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan membangun masyarakat adil dan makmur.

12
Sistem Penyiaran Nasional berdasarkan ketentuan penyelenggaraan
penyiaran nasional berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku menuju tercapainya asas, tujuan, fungsi dan arah penyiaran nasional
sebagai upaya untuk mewujudkan cita-cita nasional sebagaimana tercantum dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam Undang-Undang Penyiaran Republik Indonesia No. 24 Tahun 1997
Pasal 6 penyiaran diarahkan untuk :
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
b. Menyalurkan pendapat umum yang konstruktif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara serta meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
pembangunan
c. Meningkatkan ketahanan budaya bangsa
d. Meningkatkan kemampuan perekonomian nasional untuk mewujudkan pemerataan
dan memperkuat daya saing
e. Meningkatkan kesadaran hukum dan disiplin nasional
f. Meningkatkan stabilitas nasional yang mantap dan dinamis.
Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai
media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial.
Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud, penyiaran juga mempunyai
fungsi ekonomi dan kebudayaan. Penyiaran diselenggarakan dalam satu sistem
penyiaran nasional. Untuk menyelenggarakan penyiaran, dibentuk sebuah komisi
penyiaran. Dalam sistem penyiaran nasional terdapat lembaga penyiaran dan pola
jaringan yang adil dan terpadu.
Sejauh ini boleh dikatakan keberadaan penyiaran televisi di Indonesia
berlangsung alami. Acuan aturannya adalah kepentingn nasional. Dengan dasar
idealisme seperti ini, televisi tidak dikembangkan ke arah bisnis semata.
Sebagaimana kecenderungan yang semakin kuat. Untuk itu perlu ditumbuhkan
berbagai ketentuan yang perlu ditaati dan dihormati, baik melalui kode etik
penyiaran maupun pengaturan perundang-undangan yang memuat kewajiban hak
dan sanksi.
Penyiaran sebaiknya memberikan manfaat bagi penggunanya. Dalam
menyiarkan suatu berita diharapkan sesuai kenyataannya. Karena dalam agama

13
Islam kita dilarang menyiarkan atau membawa berita bohong. Karena berita
bohong itu membawa azab yang besar. Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam
Q.S. An-Nur ayat 11 yang Artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang membawa
berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. janganlah kamu kira bahwa
berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap
seseorang dari mereka mendapat Balasan dari dosa yang dikerjakannya. dan siapa
di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita
bohong itu baginya azab yang besar”.

C. Pengertian Televisi
Menurut Hadi Karyanto, S.Pd dan Drs. Sigit Giri Purwana pengertian
televisi adalah :
Televisi sebenarnya merupakan sebuah alat penangkap siaran gambar. Kata
televisi berasal dari kata tele dan vision yang artinya berturut-turut jauh (televisi)
dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh.
Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan televisi
mampu merubah peradapan dunia.
Sedangkan menurut Alimuddin Tuwu dalam sebuah karangannya pengertian
televisi adalah :
Televisi adalah suatu gambar yang diubah dalam bentuk suatu gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan ke segala arah melalui antena pemancar,
kemudian ditangkap oleh antena penerima dan kemudian dihubungkan pada layar
televisi, sehingga denyut elektromagnetik diubah menjadi gambar yang seolah-olah
sama seperti aslinya ketika diambil gambarnya.
Jadi penulis menyimpulkan bahwa pengertin televisi merupakan salah satu
media yang digunakan untuk menerima berbagai informasi yang terbaik
dibandingkan dengan sarana informasi yang lain. Tentu betul tidaknya pendapat
tersebut, kami rasa bukanlah suatu masalah yang perlu dipermasalahkan. Yang
pasti bahwa televisi merupakan salah satu media atau sarana yang bagus dalam
menyuguhkan berbagai bentuk informasi yang ada. Sebab selain suara yang
dihasilkan jernih, televisi juga mampu menampilkan gambar-gambar dari
informasi yang disampaikan.

14
Ilusi gerakan dalam televisi dihasilkan melalui penampilan tiga puluh
gambar-gambar fragmen pada setiap detik. Melalui persistensi daya penglihatan
dan kemampuan otak menahan setiap gambar sampai seterusnya. Kita tidak
menyadari, bahwa mata kita secara nyata melihat rangkaian perubahan demikian
cepat dari sejumlah besar perbedaan gambar-gambar fragmen yang sangat kecil.
Setiap gambar fragmen terdiri atas dua ratus lima puluh ribu titik-titik gambar
dengan kecemerlangan yang bervariasi seperti melukis diatas layar.
Perkembangan media televisi di Indonesia lahir mulai tahun 1961
pemerintah mulai memutuskan untuk memasukkan proyek media massa televisi ke
dalam proyek Asian Games, tentu saja proyek media massa ini sebelumnya telah
dilakukan penelitian yang mendalam tentang kemanfaatannya.
Televisi saat ini merupakan peralatan elektronik yang paling banyak
dinikmati oleh setiap anggota keluarga di rumah. Hal ini dapat dimaklumi, sebab
televisi menyajikan beraneka ragam acara yang dapat menghibur bagi siapa saja.
Bahkan beraneka ragam acara yang disajikan dalam tayangan televisi sering kali
diperbincangkan tidak hanya ketika berada di depan televisi, melainkan di tempat
lain yang jauh dari siaran televisi. Contoh, di kantor, di sekolah dll.
Maraknya pertumbuhan stasiun televisi swasta juga berdampak positif pada
penguasaan teknologi tinggi. Ribuan tenaga kerja profesional diciptakan dan
diserap dunia televisi. Kualitas sumber daya manusia Indonesia meningkat seiring
dengan permintaan tenaga kerja internasional yang dituntut profesionalitasnya.
Televisi menyajikan berbagai macam tayangan yang berdasarkan realitas,
rekaan, atau ciptaan yang sama sekali baru. Televisi mengetengahkan berbagai
siaran dalam berbagai bentuk berita, pendidikan, hiburan dan iklan.
Menurut pengamatan saya, salah satu yang menonjol pada tayangan televisi
khususnya film adalah semuanya harus diselesaikan dengan senjata, padahal
sebuah konflik tidak harus diselesaikan dengan senjata dan darah, tidak pula harus
melumpuhkan orang lain. Hal-hal semacam itu sangat berbahaya pengaruhnya.
Pengaruh besar dari televisi terlihat terutama pada aspek budaya. Kalau kita tidak
bersikap kritis, sepuluh sampai dua puluh tahun mendatang generasi yang
diharapkan oleh semua pihak tidak akan terwujud. Kedaulatan sosial budaya
adalah memang pertama kali akan dirancang.

15
Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat
sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara
satu Negara dengan Negara lainnya terlebih setelah digunakannya satelit untuk
memancarkan sinar televisi. Inilah yang disebut globalisasi di bidang informasi.
Peristiwa yang terjadi di daratan Eropa, Amerika atau Rusia pada saat yang sama
dapat pula diketahui di Negara-negara lain atau bahkan sebaliknya melalui bantuan
satelit yang mampu memultipancarkan siaran ke berbagai penjuru dunia tanpa ada
hambatan geografis yang berarti.
Salah satu sebab minimnya tayangan televisi yang secara khusus ditujukan
kepada anak-anak, boleh jadi disebabkan para pengelola televisi tidak melihat
anak-anak sebagai pasar potensional dalam penjualan produk iklan. Akibatnya,
tentu sudah bisa ditebak. Karena kehadiran televisi swasta lebih banyak disadari
oleh “perhitungan bisnis” tayangan yang tidak memiliki pasar potensional dalam
penjualan iklan tidak bakal digarap oleh pengelola televisi. Pihak televisi juga
tidak mau tahu bahwa siarannya ternyata berdampak buruk terhadap anak-anak dan
remaja.

D. Dasar dan Tujuan Televisi


Menurut Undang-Undang Penyiaran (UU RI No. 24 Tahun 1997) Bab II,
tentang dasar, asas, tujuan, fungsi dan arah dalam pasal 2 yaitu :
Penyiaran diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Dengan asas manfaat, adil dan merata, kepastian
hukum, keamanan, keberagaman, kemitraan, etika, kemandirian, kebebasan dan
tanggung jawab.
Telah dimaklumi bahwa hukum adalah aturan tentang tingkah laku
manusia di dalam masyarakat tertentu termasuk masyarakat pada umumnya. Juga
telah ditetapkan dalam UUD 1945 bahwa Indonesia adalah Negara berdasarkan
hukum, tidak berdasarkan kepuasan belaka. Konsekuensinya semua elemen
masyarakat dalam tindakannya harus ada dasar hukumnya, begitu pula dalam soal
penyiaran televisi.
Menurut Kepmenpen No. III / 1990 yang dimaksud dengan penyiaran
televisi mancakup keseluruhan kegiatan, baik perangkat lunak maupun perangkat

16
kerasnya dalam proses produksi dan penyiran acara televisi. Pasal 3 Kepmen / pen
/ II / 1990, setelah diubah dengan kepmenpen No. 04 A / 92, menyatakan bahwa :
Penyiaran televisi berfungsi sebagai sarana perjuangan pembangunan
bangsa untuk membudayakan Pancasila dan UUD 1945 dalam semua segi
kehidupan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan siaran. Kegiatannya diantaranya:
1. Penerapan dan informasi serta pendidikan dan hiburan.
2. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan nasional.
3. Menyaring pengaruh buruk dari dalam dan luar negeri terhadap tata nilai
kehidupan bangsa yang bersifat kebhinekaan.
4. Memotivasi dan menyalurkan pendapat umum yang konstruktif bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi kelestarian persatuan dan kesatuan.
5. Menunjang peranan bangsa dalam hubungan pergaulan Internasional sebagaimana
tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945.
Undang-Undang disusun berdasarkan pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
1. Penyiaran harus menjamin dan melindungi kebebasan berinteraksi atau
mengeluarkan pikiran secara lisan dan tertulis, termasuk menjamin kebebasan
berkreasi dengan bertumpu pada asas keadilan, demokrasi dan supremasi hukum.
2. Penyiaran harus mencerminkan keadilan demokrasi dengan menyeimbangkan
antara hak dan kewajiban masyarakat ataupun pemerintah.
3. Lebih memberdayakan masyarakat untuk melakukan kontrol sosial dan
berpartisipasi dalam memajukan nasional.
Tujuan dari televisi untuk menyampaikan berbagai pesan utuk kalangan
masyarakat. Orang dapat menyaksikan secara langsung suatu peristiwa dibelahan
dunia lain berkat siaran televisi. Dan televisi juga menyajikan berbagai program
tayangan yang berdasarkan realitas, hasil ciptaan, daya rekaan yang semuanya
selalu baru.
Menurut Deddy Mulyana dan Idi Subandy Ibrahim RUU siaran itu harus
mencuat dalam beberapa waktu lalu yang memang baru berupa surat keputusan.
Artinya hanya lewat SK lah badan penyiaran seperti TV dimunculkan atau
digugurkan. Hubungan seperti ini memang terasa sepihak. Misalnya, dengan cara
semacam ini seseorang tidak tahu apa hak dan kewajibannya. SK bisa digugurkan
setiap saat.

17
Tujuan dari televisi yang lain adalah televisi menyajikan berbagai macam
program tayangan yang berdasarkan realitas daya cipta, rekaan dan kreasi yang
selalu baru. Televisi juga mengetengahkan berbagai siaran dalam bentuk berita,
pendidikan, hiburan dan iklan.
Kegunaan positif dari kelahiran industri televisi di Indonesia itu antara lain
sudut informasi yang mengalir. Kalau sebelum era 90-an pemirsa hanya dapat
menerima informasi televisi dari stasiun TVRI, sekarang mereka telah dapat
memilih berbagai sajian informasi dari berbagai stasiun swasta. Keragaman
informasi ini juga ditambah dengan keragaman sudut pandang dan penyampaian
yang memberi peluang lebih besar pada masyarakat untuk memilih dan menilai
informasi.
Sebaiknya penyiaran televisi berfungsi sebagai media informasi,
pendidikan, hiburan yang sehat dll. Akan tetapi televisi swasta sekarang ini banyak
menyampaikan hiburan semata. Ilmu pendidikan dan informasi dinomor duakan.
Sehingga anak malas untuk belajar, karena tontonan televisi yang beragam selalu
menyuguhkan hiburan saja.

E. Macam-macam Gelombang Televisi


Media televisi di Indonesia saat ini sangatlah berkembang. Seiring dengan
menjanjikannya bisnis pertelevisian dan berkembangnya teknologi dalam
memudahkan pembuatan stasiun televisi, hal ini yang membuat stasiun-stasiun
televisi swasta di Indonesia menjamur dan berkembang pesat. Tidak hanya televisi
interlokal yang jangkauan siarnya luas tapi juga televisi lokal yang ikut bersaing
dalam industri media pertelevisian.
Adapun gelombang televisi yang ada di gantar yaitu:
Pada jam-jam tertentu ada beberapa televisi swasta nasional yang
menyajikan program-program acara yang bersifat hampir sama dengan televisi
lokal, adapun diantaranya adalah:
1. Indosiar, sekitar jam 14.00 WIB televisi menyajikan sebuah tayangan berita fokus.
Berita ini bisa terbilang sebuah program acara yang sangat penting dan bermanfaat,
karena berisi berita-berita yang meliputi kejadian-kejadian yang terjadi selama 24

18
jam. Program berita seperti ini sangat membantu pengetahuan bagi anak-anak,
orang tua dan kalangan umum.
2. MNCTV, sekitar jam 15.00 WIB. Program acara yang disajikan televisi ini
dikhususkan untuk anak-anak. Karena berisi film kartun yang di produksi dari
Malaysia, dengan gaya bahasa yang lucu dan tingkah laku yang unik. Hal ini
menarik bagi minat anak untuk menonton film anak tersebut.

F. Materi Media Televisi


Televisi merupakan salah satu media terpenting dalam menyampaikan
berbagai berita maupun inspirasi, dan juga merupakan salah satu pesan yang
penting bagi masyarakat. Isi pesan materi siaran tersebut sebagai berikut.
Materi Siaran Televisi sebetulnya sebagai pembawa pesan bersifat netral
artinya dapat berpengaruh positif dan negatif. Terjadinya pengaruh positif maupun
negatif terhadap khalayak penonton, khususnya anak-anak, bukan bersumber
kepada medianya melainkan bagaimana memanfaatkan media tersebut dengan
demikian peran orang tua sangat dominan terhadap adanya pengaruh positif
maupun negatif terhadap anak-anak itu.
Materi Siaran Televisi beraneka ragam kadang lebih banyak menampilkan
informasi terbaru. Namun dari banyaknya stasiun televisi yang ada, chanel ataupun
saluran televisi bisa menjadi pilihan pemirsanya. Jadi dapat kita simpulkan bahwa
materi yang kita inginkan tergantung dari keinginan kita dalam memilih saluran
televisi tersebut.
Berdasarkan salah satu sumber yang ada, kadang media televisi menjadi
sangat berguna dalam menyampaikan materi. Perihal penggunaan materi televisi
khususnya di sekolah memang besar sekali manfaatnya seperti diungkapkan oleh
Dr. Omar Hamalik sebagai berikut:
1. Televisi bersifat langsung dan nyata.
2. Televisi memperluas tinjauan kelas.
3. Televisi dapat menciptakan kembali semua peristiwa yang lalu.
4. Televisi dapat menunjukkan banyak hal dan segi.
5. Televisi menarik minat bukan saja bagi anak-anak tetapi juga orang dewasa.
6. Televisi mampu memberi bantuan kepada guru.

19
7. Televisi mampu sumber-sumber yang ada di masyarakat ke dalam kelas.
8. Masyarakat khirnya mengerti tentang sekolah secara nyata.
Oleh sebab itu materi siaran televisi tergantung dari pemilihan chanel atau
program acara dari pemirsanya.

G. Fungsi Media Televisi


Melalui televisi kita dapat melihat situasi dan kondisi diberbagai wilayah
meskipun dengan jarak yang sangat jauh. Beragam kegunaan atau fungsi dari
televisi antara lain, untuk melihat berita yang ada di negeri ini, untuk melihat
keadaan di luar negeri, untuk melihat hiburan, dan masih banyak lagi acara yang
disuguhkan dalam televisi.
Televisi sebagai media massa tidak beroperasi tanpa misi, misinya yang
sentral adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, rumusan para Founding Fathers ketika
memproklamasikan kemerdekaan.
Fungsi televisi secara universal adalah mendivusikan informasi (to in form),
mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan mempengaruhi (to influence),
yang pada kenyataannya sudah dipenuhi oleh semua stasiun televisi, baik yang
dikelola pemerintah maupun swasta.
Fungsi universal telah dilaksanakan oleh stasiun televisi di Indonesia, akan
tetapi fungsi khas televisi di Indonesia belum menjadi kenyataan. Fungsi televisi di
Indonesia pada satu sisi mendivusikan informasi positif dalam rangka akselerasi
pembangunan nasional. Disisi lain berfungsi menangkal informasi negatif dari
Negara asing yang dalam era globalisasi komunikasi sekarang ini, melalui satelit
komunikasi dan antenna parabola mudah menerpa manusia-manusia Indonesia.
Fungsi pertama, yakni mendivusikan informasi positif sudah dapat dikelola
oleh para komunikator televisi kita dengan kreatifitas yang tinggi. Akan tetapi,
fungsi kedua yakni menangkal informasi negatif serta budaya negatif yang
dipancarkan oleh televisi asing masih perlu dipertanyakan.
Menurut Undang-Undang Penyiaran (UU RI No. 24 Tahun 1997) fungsi
televisi diarahkan sebagai: Media informasi dan penerangan, pendidikan, dan

20
hiburan, yang memperkuat ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta
pertahanan dan keamanan.
Fungsi televisi yang utama yakni “mencerdaskan” masyarakat. Bukan pada
acara hiburan semata yang kemudian membuat seorang anak menjadi bermalas-
malasan. Tayangan televisi sebaiknya diseleksi terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi oleh penonton. Karena penonton banyak dari kalangan anak-anak.
Sehingga generasi bangsa khususnya anak-anak Indonesia tidak konsumtif
terhadap acara televisi.
Fungsi lain dari televisi, sebaiknya dapat meningkatkan mutu siaran itu
sendiri. Hal itu dapat dilakukan secara berangsur-angsur dengan mengintroduksi
perbaikan-perbaikan tanpa memerlukan biaya dalam jumlah yang besar.
Fungsi atau guna televisi itu sendiri tidak menutup kemungkinan
bertentangan dengan hati kita. Contohnya, anak tanpa disuruh dan dipaksa akan
siap dalam melihat televisi. Sedangkan untuk belajar mereka dipaksa saja tidak
mau. Jadi kekuatan televisi diibaratkan “kotak ajaib” yang sangat berpengaruh
terhadap anak, sehingga kita sebagai orang tua harus pandai dan selektif dalam
memilihkan acara televisi.
Sejauh mana produk televisi dpat mengandung maupun mempengaruhi
nilai-nilai sosial, tentunya akan tetap selalu menjadi bahan perbincangan yang tak
ada habis-habisnya.
Selain menarik dan berbagai macam acara dapat ditampilkan dari televisi,
seharusnya pengelola dari pihak televisi sadar terhadap fungsi televisi yang
sesungguhnya. Sehingga tayangannya akan bermanfaat sebagaimana mestinya.
Dan acara yang disiarkan tidak dikhawatirkan lagi oleh orang tua terhadap
perkembangan psikologi anaknya.
Bersamaan dengan berbagai fungsi yang dapat dipetik dari televisi, perlu
pula kita sadari akan sejumlah dampak yang akan timbul bagi anak-anak.
Diantaranya, anak kurang dapat membedakan khayalan dengan kenyataan, waktu
akan dihabiskan anak untuk menonton televisi saja.

H. Pengertian Prestasi

21
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang tediri dari dua kata yaitu
“Prestasi” dan “Belajar”. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang
berbeda. Oleh karena itu sebelum membahas pengertian prestasi belajar maka kita
harus mengetahui apa yang dimaksud dengan prestasi dan belajar.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang harus dikerjakan, diciptakan
baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan
selama seseorang tidak pernah melakukan sesuatu kegiatan. Pencapaian prestasi
tidaklah mudah, akan tetapi kita harus menghadapi berbagai rintangan dan
hambatan hanya dengan keuletan dan optimis dirilah yang dapat membantu untuk
mencapainya.
Berbagai kegiatan dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan
prestasi. Semuanya tergantung dari profesi dan kesenangan dari masing-masing
individu. Pada prinsipnya setiap kegiatan harus digeluti secara optimal. Dari
kegiatan tertentu digeluti untuk mendapatkan prestasi, maka beberapa ahli
berpendapat tentang prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan. Sejalan dengan itu
beberapa ahli berpendapat tentang prestasi antara lain:
1. W.J.S. Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai
(dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)
2. Mas’ud Said Abdul Qahar, prestasi adalah apa yang telah kita dapat ciptakan, hasil
pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan
3. Nasrun Harahap dkk, prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan
dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang
disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

I. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan dan
sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat seseorang. Orang tua
wajib mengjarkan anak-anaknya agar kelak ia dewasa ia mampu hidup mandiri dan
mampu mengembangkan dirinya.
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tiap orang mempunyai
ciri yang unik untuk belajar. Hal itu terutama disebabkan oleh efisiensi mekanisme
penerimaannya dan kemampuan tanggapannya. Seorang pelajar yang normal akan

22
dapat memperoleh pengertian dengan cara mengolah rangsangan dari luar yang
ditanggapi oleh indranya, baik indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa
maupun peraba. Semakin baik tanggapan seseorang tentang suatu objek, orang,
peristiwa atau hubungan, semakin baik pula hal tersebut dapat dimengerti dan
diingat.
Menurut pandangan B. F. Skinner dikutip oleh Prof. Dr. H. Syaiful Sagala,
M.Pd :
Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku pada
saat belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar,
maka responnya menurun. Jadi belajar ialah suatu perubahan dalam kemungkinan
atau peluang terjadinya respon. Seorang anak belajar sungguh-sungguh dengan
demikian pada waktu ulangan siswa tersebut dapat menjawab semua soal dengan
benar. Atas hasil belajarnya yang baik itu dia mendapat nilai yang baik, karena
mendapatkan nilai yang baik ini, maka anak akan belajar lebih giat lagi. Nilai
tersebut dapat merupakan “operant conditioning” atau penguatan (reinforcement).
Kita dianjurkan untuk belajar melalui banyak membaca, sebab membaca
merupakan kegiatan belajar yang paling pokok. Dengan membaca kita akan
berpengetahuan luas, mendapatkan informasi yang banyak dari berbagai sumber
dan menjadi anak yang pintar tentunya. Membaca merupakan komponen
terpenting dalam belajar atau mengajarkan suatu ilmu. Sebagaimana perintah
pertama Allah SWT pada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca.
Hal tersebut sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Q.S. Al-‘Alaq ayat 4-5 :
‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعل‬ َ ‫علَّ َم بِا ْلقَلَ ِم‬
ِ ْ ‫علَّ َم‬
َ ‫ال ْن‬ َ ‫الَّذِي‬
Artinya : “Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

J. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai”. Dalam hal ini bukti usaha
yang dicapai setelah melalui proses pengalaman belajar.

23
Prestasi atau pencapaian peserta didik yang dilambangkan dengan nilai-
nilai hasil belajar pada dasarnya mencerminkan sampai sejauhmana tingkat
keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam pencapaian tujuan
pendidikan yang telah ditentukan bagi masing-masing mata pelajaran atau bidang
studi.
Dengan kata lain prestasi merupakan hasil yang telah diperoleh sebagai
akibat dari pengalaman dalam proses belajar.
“Sedangkan belajar pada manusia merupakan suatu proses psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai-sikap,
yang bersifat konstan/ menetap.”
Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa sesuatu yang baru, yang segera
nampak dalam perilaku nyata atau yang masih tinggal tersembunyi, mungkin juga
perubahan lainnya berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah dipelajari.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang
dicapai oleh peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dan hasil
tersebut bisa berupa perubahan yang meliputi bidang pengetahuan pemahaman
(kognitif), ketrampilan (psikomotorik), dan nilai sikap (afektif) dalam waktu
tertentu. Prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau
ujian.

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadang-kadang
lancar dan kadang-kadang tidak. Kadang-kadang cepat menangkap apa yang
dipelajari dan kadang-kadang terasa sulit untuk memahami. Dalam hal semangat
pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa berkonsentrasi
dalam belajar.
Setiap siswa memang tidak sama perbedaan individual inilah yang
menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan siswa sehingga
menyebabkan dalam prestasi belajar.
Menurut Syah secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

24
a. Pendidikan agama Islam sebagai sendi-sendi umat Islam tentunya tidak dapat
dipisahkan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai landasan pokok dalam
pengembangan pendidikan agama Islam itu sendiri.
b. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala
pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai
upaya yang bukan saja membutuhkan manfaat yang besar, pendidikan juga
merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sering dirasakan belum
memenuhi harapan. Hal itu disebabkan banyak lulusan pendidikan formal yang
belum dapat memenuhi kriteria tuntutan lapangan kerja yang tersedia, apalagi
menciptakan lapangan kerja baru sebagai presentase penguasaan ilmu yang
diperolehnya dari lembaga pendidikan. Kondisi seperti ini merupakan gambaran
rendahnya kualitas pendidikan kita.
c. Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama”.
Dalam hal ini beberapa ahli mengungkapkan tentang pendidikan agama
Islam diantaranya:
Menurut Ahmad D Marimba, “Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani
engan rohani berdasarkan hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran Islam”.
Endang Saifuddin Anshari memberikan pengertian pendidikan Islam
sebagai proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh subyek didik terhadap
perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi dan sebagainya), dan raga
obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka tertentu, dengan
metode dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu
disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam.
Pendidikan agama hendaknya dapat membentuk kepribadian anak sesuai
dengan ajaran agama serta membina sikap, mental, dan akhlak jauh lebih penting
dari pada pandai menghafal dalil-dalil dan hukum-hukum agama yang tidak
diresapkan dan dihayatinya dalam hidup.
Dari beberapa definisi diatas dapat dikemukakan bahwa segala bentuk
pendidikan Islam diarahkan pada suatu upaya peranan untuk membentuk dan

25
mengembangkan manusia yang beriman, bertakwa, dan juga berakhlak mulia demi
terbentuknya kepribadian muslim yang sejati.
Dalam dunia pendidikan, yang disebut pendidikan adalah orang tua, guru,
dan pemimpin-pemimpin, masyarakat, atau tegasnya orang-orang yang telah
dewasa. Karena orang dewasa mempunyai sifat-sifat tertentu yang lebih dari si
terdidik.
Dalam istilah bimbingan ini, terkandung pula unsur yang lain, yaitu
menunjukkan bahwa usaha itu tidak sekali jadi. Dengan kata lain bimbingan itu
merupakan suatu proses, yaitu si terdidik mengalami proses yang berjalan secara
bersama-sama kearah kedewasaan jasmaniah dan rohaniah.
Kalau kita memperhatikan perkembangan jasmaniah anak, akan dapatlah
kita melihat kenyataan, bahwa anak bayi yang mula-mulanya demikian lemah dan
menggantungkan seluruh kebutuhan-kebutuhan dan memeliharanya kepada orang-
orang sekitarnya (terutama pendidikan) setelah mengalami masa-masa belasan
tahun dan menjadi orang dewasa secara jasmaniah kebutuhannya tidak usah
seluruhnya lagi bergantung kepada orang lain.
Akan jelasnya bahwa dalam perkembangan ini ada tendensi kearah berdiri
sendiri. Tendensi ini tidak hanya dalam bidang jasmaniah melainkan juga dalam
bidang rohaniah.
Kalau mulanya yang baik dan yang buruk ditentukan oleh orang lain, anak-
anak hanya dapat menirukannya, maka akhirnya ia dapat memilih sendiri apa-apa
yang baik dan apa-apa yang buruk.
“Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran Islam”.
Dari pernyataan diatas bahwa yang dimaksud kepribadian yang utama
adalah “ kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya
yakin, baik tingkah laku luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun hidupnya dan
kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan dan penyerahan diri
kepadaNya”.

26
Al-Qur’an adalah sumber nilai-nilai Islam yang tidak dapat diragukan
kebenarannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 2
yang berbunyi:
َ‫ْب ِفي ِه ُهدًى ِل ْل ُمتَّ ِقين‬ ُ َ‫ذَ ِلكَ ا ْل ِكت‬
َ ‫اب ََل َري‬
Artinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa”
Jelaslah apa yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah
pendidikan yang disertai dengan niat dan cara-cara tertentu untuk mencapai tujuan
terbentuknya pribadi muslim sebagai kholifah fil ardhi yang harus berbekal iman,
takwa dan juga ilmu pengetahuan (IMTAK) dan (IPTEK).
Demikian juga dari apa yang diuraikan diatas dapat ditarik pengertian
bahwa yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah suatu usaha atau
bimbingan yang dilakukan oleh orang dewasa yang mempunyai ilmu pengetahuan
(guru) dan menyampaikan ilmu pengetahuan tersebut kepada anak didik secara
sadar agar anak mandiri dan mampu menjalankan syariat Islam.

K. Pengertian Pendidikan
Manusia mempunyai keinginan luhur agar anak keturunannya menjadi
“orang”. Orang di sini merupakan kata kiasan yang artinya menjadi orang
terhormat dan terpandang di kalangan masyarakat. Orang tua mengharapkan agar
anaknya melebihi orang tuanya dalam segala hal. Karena itu sejak kecil si anak
sudah diarahkan agar menjadi anak yang pandai, berbudi luhur dan sholeh/
sholehah. Semuanya itu tidak lain menunjukkan rasa tanggung jawab dan rasa
cinta kasih orang tua kepada anaknya demi menuju hari depannya yang lebih
cerah.
Pengertian pendidikan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Butir 1
disebutkan bahwa:
Yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peseta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual

27
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sedangkan menurut Sugarda Poerbakawatja pendidikan adalah usaha secara
sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke
kedewasaan yang selalu diartikan mampu memikul tanggung jawab moril dari
segala perbuatannya.

L. Pengertian Pendidikan Agama Islam


Menurut istilah Pendidikan adalah Pengaruh, bantuan, atau tuntutan yang
diberikan oleh orang yang bertanggungjawab kepada anak didik
Untuk mengetahui pengertian Pendidikan terlebih dahulu penulis
mengemukakan beberapa pendapat tentang pengertian Pendidikan Agama Islam
yaitu :
1. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba “Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan
jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran- ukuran Islam”.
2. Menurut Zakiyah Daradjat yang dikutip oleh Abdul Majid, S.Ag, dkk
mengemukakan bahwa : “Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk
membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran
Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup” .
3. Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, yang dikutip oleh Aminuddin,
Aliaras Wahid dan Moh Rofiq, mengemukakan bahwa “Pendidikan Agama Islam
adalah usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan ajaran Islam, bersikap inklusif, rasional dan filosofis dalam
rangka menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan dan kerjasama antar
umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional”.
4. Menurut Drs. H. Zuhairini, dkk.
“Pendidikan Agama adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam
membentuk anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran islam”.

28
Jelaslah bahwa proses kependidikan merupakan rangkaian usaha
membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan -
kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan didalam
kehidupan pribadinya sebagai mahluk individual dan sosial serta dalam
hubungannya dengan alam sekitar dimana ia hidup.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha secara sadar dan bertanggung jawab
untuk mengetahui perkembangan anak didik untuk dapat memahami, menghayati,
dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Agama Islam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan nasional. Agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist
mengatur tata kehidupan manusia dengan sesama manusia, manusia dalam
hubungannya dengan Allah SWT, juga dengan lingkungannya.
Dalam pelaksanaannya Pendidikan Agama Islam diperlukan adanya suatu
bimbingan dan contoh yang baik, agar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam itu
berhasil dengan baik sebagai mana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW,
kepada masyarakat pada saat mengembangkan ajaran- ajaran Islam. Hal itu
didasarkan atas Firman Allah SWT yang terdapat dalam Q.S. Al- Ahzab ayat 21:
ً ‫َّللاَ َك ِث‬
‫يرا‬ َّ ‫سنَةٌ ِل َم ْن كَانَ يَ ْر ُجو‬
َّ ‫َّللاَ َوا ْليَ ْو َم ْاْلَ ِخ َر َوذَك ََر‬ ْ ُ ‫َّللاِ أ‬
َ ‫س َوةٌ َح‬ ُ ‫لَقَ ْد كَانَ لَ ُك ْم فِي َر‬
َّ ‫سو ِل‬
Artinya :“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (
kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

Pendidikan Agama Islam, disamping memberikan pengetahuan tentang


ajaran Agama Islam juga membentuk kepribadian yang sesuai dengan ajaran-
ajaran Agama Islam
Secara termologis, Pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan dan
penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi manusia. Pendidikan juga
dapat diartikan sebagai ikhtiar manusia untuk membina kepribadiannya sesuai
dengan nilai-nilai dan kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Dan pada dasarnya
pengertian pendidikan adalah usaha atau proses perubahan dan perkembagan
manusia menuju kearah yang lebih baik dan sempurna .

29
Berdasarkan pengertian diatas, maka Pendidikan merupakan pembentukan
manusia kearah yang dicita-citakan. Pendidikan juga mempunyai tugas pokok
yaitu membentuk kepribadian Islam dalam diri manusia selaku makhluk individual
dan sosial. Disamping itu Pendidikan juga mempunyai tugas lain yaitu
menyerahkan kebudayaan kepada generasi berikutnya (generasi muda), yang
nantinya akan menumbuhkan adanya sifat selektif dan continous. Dan akan
menghasilkan perubahan dan perkembangan dalam generasi muda tersebut.
Oleh karena itu Pendidikan Agama dalam lembaga pendidikan formal
maupun informal merupakan urgensi bagi terwujudnya manusia agamis yang
mencakup unsur rasionalitik, humanistic, naturalistic, dan spiritualistic.
Secara umum dapat dikatakan bahwa Pendidikan Islam dapat memberi kan
kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan
nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.
Dengan kata lain manusia yang mendapat Pendidikan Islam harus mampu
hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana diharapkan oleh Islam.
Mengingat luasnya jangkauan yang harus diselesaikan oleh Pendidikan Islam,
maka Pendidikan Islam tetap terbuka terhadap tuntutan kesejahteraan umat
manusia, baik tuntutan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi maupun
tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup rohani. Kebutuhan itu semakin meluas
sejalan dengan meluasnya tuntutan hidup manusia itu sendiri. Oleh karena itu
dilihat dari pengalamanya, Pendidikan Agama Islam berwatak akomoditif terhadap
tuntutan kemajuan zaman sesuai acuan norma-norma kehidupan Islam
Dan perlu diketahui bahwa manusia hidup itu harus berproses melalui
adanya proses Pendidikan. Segala pengalaman sepanjang hidupnya merupakan
pengaruh yang memberikan Pendidikan baginya. Berarti masalah Pendidikan
mempunyai ruang lingkup yang luas, yang menyangkut aspek hidup dan
kehidupan manusia. Baik aspek sosial, politik, ekonomi, kebutuhan, hukum, etika,
agama, jiwa dan seterusnya. Kesemuanya itu tidak lepas dari Pendidikan.
Untuk menjamin bahwa Pendidikan itu benar dan prosesnya efektif, maka
dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai asas normativ
dan pedoman pelaksanaan pembinaan.

30
”Islam adalah doktrin agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
hamba-Nya melalui para Rosul. Dalam Islam memuat sejumlah ajaran, yang tidak
sebatas pada aspek ritual, tetapi juga mencakup aspek peradaban dengan misi
utamanya sebagai Rahmatan lil ‘alamin”. Apabila dalam pribadinya terdapat
banyak unsur pendidikan maka akan timbullah sikap, tindakan, serta kelakuan
didalam menghadapi persoalan kehidupan yang mereka hadapi, yaitu sesuai
dengan ajaran-ajaran agama Islam, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
sesama teman, orang tua maupun orang yang lebih pandai, serta orang yang lebih
lemah dari dirinya.
Tujuan pendidikan merupakan hal yang dominan dalam pendidikan.
Menurut Breiter yang dikutip oleh Abdul Majid, S.ag bahwa pendidikan adalah
persoalan tujuan dan fokus. Mendidik anak berarti bertindak dengan tujuan agar
mempengaruhi perkembangan anak sebagai seseorang secara utuh. Apa yang dapat
anda lakukan bermacam-macam cara. Anda kemungkinan dapat dengan cara
mengajar dia, bermain dengannya, mengatur lingkungannya, menyensor nonton
televisi, atau dapat memberlakukan hukuman agar dia jauh dari penjara.
Pendidikan yang ditempuh anak dapat bermacam-macam untuk
mendapatkan ilmu Pengetahuan pendidikan secara menyeluruh baik mengenai
tempat, lingkungan maupun minat dari para siswa tersebut, dimana hal tersebut
sesuai dengan tempat tinggal serta lingkungannya yang berbeda, dengan perbedaan
lingkungan tersebut antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, sangatlah
mempengaruhi aktifitas-aktifitas diantara Anak-Anak Di SD Negeri Gantar Kelas
IV
Pada umumnya anak-anak akan dapat mencapai sesuatu yang akan dicita-
citakan harus dengan menempuh pendidikan. Pendidikan sebagai sarana mutlak
untuk ajang proses berfikir dan tingkah laku secara baik dan benar. Sehingga apa
yang selalu menjadi dambaan orang tua akan menjadi kenyataan. Manusia sebagai
makhluk sosial tidak dapat menerima keterbatasan pendidikan yang didapat hanya
disekolah secara formal, maka seorang pendidik harus mampu dan mempunyai
wawasan secara realistis, dalam tingkatan taraf berfikir serta tingkah laku anak.
Merupakan suatu keharusan bagi setiap pendidik yang bertanggung jawab, bahwa

31
dalam menjalankan tugasnya dia harus berbuat sesuai dengan keadaan si anak
didik.
“Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami sesama
manusia, dengan tujuan untuk dapat memperlakukannya dengan lebih tepat”.
“Berdasarkan studi psikologi belajar yang baru serta sosiologi pendidikan, maka
masyarakat pendidikan menghendaki agar pengajaran memperhatikan minat,
kebutuhan dan kesiapan anak didik untuk belajar, serta dimaksudkan untuk
mencapai tujuan-tujuan sosial sekolah”

Dalam perkembangan agama pada masa anak- anak, terjadi melalui


pengalaman dalam hidupnya sejak kecil didalam keluarga, disekolah, serta
masyarakat di sekitarnya. Jika anak tidak dapat menempatkan dirinya baik-baik
dalam menjalankan kewajibannya maupun atas segala haknya, dimana semakin
banyak pengalaman yang bersifat agama sesuai dengan ajaran Islam akan semakin
banyak unsur keagamaan pada dirinya.
Setiap orang tua dan guru ingin membina anak agar menjadi anak yang baik
budi pekertinya, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat
dan akhlak yang terpuji. Semuanya itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik
yang formal (sekolah) maupun yang informal (dirumah) yang dipandu oleh oang
tua atau wali. Setiap pengalaman yang dia lalui baik melalui penglihatan,
pendengaran, maupun prilaku yang mereka terima akan sangat menentukan sifat
kepribadiannya.
Setiap siswa sebagai manusia yang berakal sehat sebagai makhluk yang
mulia akan selalu mengamati sesuatu, dan hasil pengamatan tersebut diolah
sehingga akan memperoleh pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan tersebut
manusia akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, dan akan mempunyai
kemampuan terhadap ilmu pengetahuan itu merasakan betapa pentingnya
bagaimana ilmu pengetahuan itu harus didapatnya sekalipun sudah menuntut ilmu
di bangku sekolah.
Siswa yang banyak belajar dan mengamalkan ilmu yang telah didapat untuk
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar, maka siswa

32
tersebut akan mendapatkan tempat yang lebih mulia. Sebagaimana Firman Allah
SWT yang terdapat dalam QS.Al- Mujaadilah ayat 11 :

‫َّللاُ لَ ُك ْم َو ِإذَا ِقي َل ا ْنش ُُزوا فَا ْنش ُُزوا‬ َ ‫س ُحوا َي ْف‬
َّ ِ‫سح‬ َ ‫س ُحوا ِفي ا ْل َمجَا ِل ِس فَا ْف‬ َّ َ‫َيا أ َ ُّيهَا ا َّل ِذينَ آ َ َمنُوا ِإذَا ِقي َل لَ ُك ْم تَف‬
ٌ ِ‫َّللاُ بِ َما ت َ ْع َملُونَ َخب‬
‫ير‬ َّ ‫ت َو‬ٍ ‫َّللاُ الَّ ِذينَ آ َ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوت ُوا ا ْل ِع ْل َم د ََرجَا‬
َّ ‫يَ ْرفَ ِع‬

Artinya :
“Hai orang- orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu:”
”Berlapang- lapanglah dalam majlis’’ maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : “berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

Pendidikan akan dirasakan berhasil, akan tercermin dalam akhlak/ budi


pekerti para siswa. Baik dikala mereka sedang memperoleh kenikmatan
atau musibah . Orang yang banyak pengetahuan tentang ilmu- ilmu agama akan
mudah menentukan sikapnya atas segala permasalahan, baik yang berkenaan
dengan jasmani maupun rohani.
Dapat disimpulkan bahwa, Tugas pokok pendidikan adalah memberikan
pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan
potensi peserta didik agar terbentuk dan berkembang daya kreativitas dan
produktivitasnya tanpa mengabaikan potensi dasarnya.

M. Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama


Islam Pada Anak-anak di SD Negeri Gantar kelas IV
Televisi merupakan salah satu media tercepat dalam menyampaikan
informasi dan hiburan. Maka dari itu saat ini televisi banyak digemari oleh semua
kalangan, karena tayangan didalamnya lebih banyak mengandung sesuatu yang

33
ada di sekeliling kita. Oleh sebab itu, hal inilah yang menjadikan televisi mampu
memberi pengaruh yang sangat besar pada semua kalangan terutama anak-anak
dan remaja.
Acara-acara televisi sebagian merupakan siaran kata, sehingga keberhasilan
atau kegagalan acara tersebut sepenuhnya tergantung dari pada orang yang
membawakan acara itu. Dengan demikian, dalam acara siaran pendidikan, masalah
guru atau siapapun yang akan membawakan acara, merupakan hal yang sangat
penting. Jika guru yang membawakan acara pendidikan benar-benar baik, itu sudah
merupakan jaminan akan keberhasilan acara yang disajikan kepada anak-anak,
demikian pula sebaliknya.
Pengaruh negatif dari menonton televisi sangat banyak jenisnya, baik dilihat
dari segi akhlak dan perilaku, antara lain:
1. Mendorong anak menjadi konsumtif
2. Mengurangi semangat belajar
3. Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga
4. Menonjolkan perilaku imitatif
Maka dari itu, televisi sangat besar pengaruhnya terhadap siswa pada saat
ini. Karena mereka akan cenderung berbuat nekat, brutal dan anarkis. Hal tersebut
adalah pengaruh dari media televisi. Sungguh ironis, remaja sebagai ujung tombak
yang nantinya diharapkan menjadi agen perubahan sosial mereka malah berbuat
hal yang sebaliknya.
Pengaruh televisi itu sendiri tidak menutup kemungkinan bertentangan
dengan hati nurani kita. Contoh kecil saja, anak tanpa disuruh dan dipaksa akan
sangat siap melihat tayangan televisi. Sedangkan untuk belajar saja mereka bahkan
ada yang tidak mau. Jadi, kekuatan televisi sangat berpengaruh terhadap anak
sehingga orang tua harus selektif dan pandai dalam memilih acara televisi agar
anak tidak terpengaruh dari tayangan-tayangan yang tidak semestinya mereka lihat.

N. Cara Mengatasi Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Prestasi Belajar


Pendidikan Agama Islam Pada Anak-anak SD Negeri Gantar Klas IV
Cara mengatasi pengaruh media televisi terhadap prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam ialah dimulai dari lingkungan keluarga.

34
Misalnya; orang tua harus aktif memantau acara-acara televisi dan mengarahkan
anak-anaknya, acara mana yang tepat ditonton oleh anaknya. Sedangkan di
sekolah misalnya; guru-guru memberikan tugas tertentu kepada anak-anak untuk
memantau acara siaran televisi. Misalnya, Acara Cerdas Cermat, Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Acara Pedesaan dan bahkan masalah komposisi warna. Setelah
anak memberikan laporan dari hasil pengamatan acara tersebut, dapat diteruskan
dengan mendiskusikan hasil pengamatannya.
Dengan demikian, anak-anak merasa ada manfaat ilmu yang diambil ketika
melihat tayangan atau acara yang disaksikannya. Hal yang paling berperan besar
dalam mengatasi pengaruh media televisi terhadap prestasi belajar adalah orang
tua. Bagaimana cara orang tua memantau tayangan televisi yang layak dikonsumsi
oleh anaknya, tentunya tidak lepas dari empat fungsi pokok televisi yakni :
memberi informasi, menjadi media pendidikan, sarana hiburan bagi masyarakat
dan kontrol sosial masyarakat. Ke-empat fungsi pokok tersebut harus dikayuh
dalam bingkai-bingkai norma yang berlaku, baik norma hukum, norma agama,
norma susila maupun norma kesopanan.
Karena disinilah letak pentingnya orang tua dalam mendidik anak, karena
jika televisi dikonsumsi dengan cara-cara yang benar akan menghasilkan kegunaan
atau fungsi yang baik bagi anak. Diantaranya dapat memperluas wawasan atau
membukakan cakrawala, dapat membantu memahami dunia sekitar, memperkaya
pengalaman hidup serta dapat menunjang pelajaran sekolah terutama dalam bidang
pengetahuan umum.
Adapun cara yang bisa dilakukan oleh para orang tua untuk membendung
pengaruh televisi adalah sebagai berikut:
1. Beri batasan waktu untuk menonton televisi. Kapan ia boleh dan kapan waktunya
ia harus berhenti menonton televisi. Untuk anak prasekolah, kondisi tersebut
mungkin agak sulit karena pada usia tersebut anak sudah mulai bisa membantah.
Cobalah membuat kesepakatan bersama mengenai batasan-batasannya. Misalnya
jenis tayangan yang ia inginkan dan lamanya waktu menonton. Untuk balita,
tetapkan batasan waktunya, yaitu cukup satu jam sehari. Sedangkan untuk usia
prasekolah boleh menonton televisi kurang dari dua jam sehari.

35
2. Manfaatkan waktu yang sedikit tersebut sekaligus sebagai sarana belajar anak.
Duduklah bersama anak dan diskusikan isi tayangan pilihannya. Siapkan kegiatan
alternatif pengganti agar anak tidak lagi merengek dan kembali menonton televisi.
3. Tanamkan nilai-nilai keluarga secara berulang agar anak mengerti apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan, sehingga anak lebih percaya diri menghadapi teman-
temannya.
4. Usahakan televisi hanya menjadi bagian kecil dari keseimbangan hidup anak. Yang
penting, anak-anak perlu punya cukup waktu untuk bermain bersama teman-teman
dan mainannya, untuk membaca cerita dan istirahat, berjalan-jalan dan menikmati
makan bersama keluarga. Sebenarnya, umumnya anak-anak senang belajar dengan
melakukan berbagai hal, baik sendiri maupun bersama orang tuanya.
5. Mengikutsertakan anak dalam membuat batasan. Tetapkan apa, kapan dan
seberapa banyak acara televisi yang ditonton. Tujuannya, agar anak menjadikan
kegiatan menonton televisi hanya sebagai pilihan, bukan kebiasaan ia menonton
televisi jika perlu saja. Hal ini akan mengajarkan pada anak bahwa mereka harus
memilih (acara yang paling digemari), menghargai waktu dan pilihan.
Selain itu guru disekolah juga harus memberikan banyak pengetahuan
kepada murid tentang dampak positif dan negatif yang ada dalam televisi.

O. Evaluasi Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Prestasi Belajar Pendidikan


Agama Islam
Pengertian evaluasi adalah melakukan penilaian (judgement) mengenai nilai
(value), ide-ide, kreasi dan metode. Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris
yaitu “Evaluation”. Dalam buku Essentials of Educational Evaluation karangan
edwind Wand dan Gerald W. Brown dikatakan bahwa : Evaluation refer to the act
or prosses to determining the value of something (Wand an Brown, 19, hal 1). Jadi
menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai daripada sesuatu.
Evaluasi adalah tujuan pendidikan yang paling tinggi, sebab melibatkan
penggunaan pengetahuan, pengamatan, aplikasi, analisis dan sintesis sebelum
sampai pada penyelesaian evaluasi.

36
Pendidikan keluarga sebagai dasar pembentukan prestasi belajar siswa.
Peranan ayah dan ibu sangat menentukan bagi faktor prestasi belajar anak. Mereka
yang bertanggung jawab seluruh keluarga. Merekalah yang menentuakn kondisi
perkembangan anak, kemana keluarga itu akan dibawa, warna apa yang diberikan
kepada keluarga. Anak-anak sebelum dapat bertanggung jawab sendiri, masih
sangat menggantungkan orang tua Orang tua mempunyai peranan yang sangat
penting, karakter dan akhlak siswa dipengaruhi oleh lingkungannya, terutama dari
orang tuanya. Setiap orang tua mempunyai tanggung jawab untuk selalu
mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya. Oleh sebab itu hal-hal
sekecil apapun harus bisa diantisipasi oleh setiap orang tua mengenai dampak
positif dan negatif yang akan ditimbulkan.
Sebenarnya banyak dampak yang diakibatkan oleh tontonan televisi.
Beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua, yaitu :
1. Memilih acara yang sesuai dengan usia anak. Jangan biarkan aak-anak menonton
acara yang tidak sesuai dengan usianya, walaupun ada acara yang memang untuk
anak-anak.
2. Mendampingi anak menonton televisi. Tujuannya adalah agar acara televisi yang
mereka tonton selalu terkontrol dan orang tua bisa memperhatikan acara yang
layak atau yang tidak untuk ditonton. Sehingga anak selalu dalam pengawasan
orang tua.
3. Manfaatkan waktu yang sedikit tersebut sekaligus sarana belajar anak. Dududklah
bersama anak dan diskusikan isi tayangan pilihannya. Siapkan kegiatan alternatif
pengganti agar anak tidak lagi merengek dan kembali menonton televisi.
4. Mengajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi
dengan orang lain. Sekali-kali refreshing untuk menghilangkan kejenuhan akibat
seringnya nonton televisi dengan acara yang bisa meracuni pikiran anak. Mengajak
anak mengenal lingkungan sekitar. Dengan itu, anak bisa belajar dari lingkungan
dan bersosialisasi dengan orang lain.
5. Memperbanyak membaca buku dan meletakkan buku ditempat yang mudah
dijangkau anak-anak. Kegiatan ini sangat positif bagi anak-anak, karena dengan
membaca buku, mereka bisa mendapatkan pengetahuan yang positif dan sangat
bermanfaat untuk perkembangannya. Anak menjadi cerdas dengan membaca buku

37
daripada menonton acara televisi yang tidak layak ditonton. Hal ini merupakan
alternatif lain yang membuat anak lupa dengan seringnya menonton televisi.
6. Memperbanyak mendengar radio, memutar kaset-kaset atau mendengarkan musik
sebagai pengganti menonton televisi. Hal ini sangat penting untuk dilakukan
karena dengan mendengarkan radio, anak akan terlatih kemampuan mendengar.
Jika dibandingkan dengan menonton televisi hanya merangsang anak untuk
mengikuti alur cerita tanpa menganalisa lebih lanjut yang dilihat dan didengar.
Evaluasi Pengaruh Tayangan Televisi terhadap prestasi belajar siswa dari
pernyataan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwasanya tayangan televisi
yang menyajikan berbagai acara, baik hiburan, informasi, pendidikan,
bahkan acara yang bernuansa kekerasan, peranan Orang tua dan guru sangat
dibutuhkan untuk memberikan arahan dan nasehat terhadap hal yang positif.
Sebab, sifat seorang anak lebih cenderung meniru apa yang disaksikan mereka
secara langsung.
Maka, pengawasan orang tua dan guru sangat berperan penting dalam tercapainya
prestasi belajar anak.

38
BAB III
METODELOGI DAN PEMBAHASAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Peneliti mengambil objek penelitian kelas XII IPS II di SMA Negeri 1
Binangun Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap pada tanggal 20 September
2012.
Sebelum melacak ke objek penelitian, terlebih dahulu peneliti mengadakan
perencanaan dan persiapan sebab tanpa perencanaan dan persiapan yang matang
segala sesuatu tidak membawa hasil yang memuaskan bahkan juga dapat gagal.
Penulis akan mengemukakan langkah-langkah persiapan dan perencanaan yang
bersifat umum adalah sebagai berikut :
1. Penulis mendapat pengarahan umum dari guru pembimbing mata pelajaran
sosiologi.
2. Penulis berkonsultasi dengan pembimbing untuk meminta petunjuk
wawasan yang berkaitan dengan penelitian dan penyusunan Laporan Penelitian.
3. Penulis menghubungi narasumber secara lisan sehari sebelum penelitian.
4. Penulis mulai melakukan penelitian tunggal.

B. Metode Penelitian

39
Dalam penelitian ini metode yang penulis pergunakan untuk mendapatkan data
kuantitaf adalah :
1. Metode Interview
Metode interview merupakan salah satu metode penelitian dengan
melakukan proses wawancara secara face to face, untuk memecahkan atau
menjawab permasalahan yang sedang dihadapi seperti yang diungkapkan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari wawancara
(interview).

Ditinjau dari pelaksanaannya, interview digolongkan menjadi 3 (tiga) jenis yaitu :


1. Interview bebas
Artinya pewawancara bebas bertanya apa saja tanpa memakai acuan pertanyaan.
Kelebihannya, respon bias merasa santai dan tidak merasa kalau sedang
diwawancarai. Sedangkan kekurangannya arah pertanyaan menjadi tidak terkendali
dan terarah.
2. Interview trpimpin
Wawancara terpimpin (guided interview) pewawancara menggunakan sederetan
daftar pertanyaan lengkap dan terperinci sama dengan wawancara terstruktur.
3. Interview bebas terpimpin
Wawancara bebas terpimpin merupakan kombinasi dari wawancara diatas.

Dari ketiga jenis interview diatas, maka penulis menggunakan metode


interview bebas yaitu yang dilakukan oleh pewawancara dengan sederetan
pertanyaan yang telah dibuat, kemudian narasumber menjawab pertanyaan
tersebut.

C. Teknik Pengambilan Sampel


Pelaksanaan pengambilan sampel banyak berhubungan dengan variable-
variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang diteliti. Variable
penelitian diperoleh dari objek, baik berupa manusia maupun gejala yang muncul
untuk mendapat variable dari objek penelitian tersebut. Adapun pengambilan dari
berbagai objek penelitian, untuk mewakili seluruh objek penelitian.

40
Menurut Muhammad Ali bahwa “Populasi adalah keseluruhan objek yang
menjadi objek penelitian” (1985 : 25). Sampel adalah sebagai objek yang timbul
dari keseluruhan yang menjadi objek penelitian dan memiliki populasi atau dapat
diartikan bahwa sampel bagian dari populasi (1985 : 30).
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek yang akan diteliti, sedangkan sampel adalah bagian dari
populasi yang dapat mewakili dari keseluruhan objek yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini populasinya adalah sebagian siswa kelas XII IPS II SMA
Negeri 1 Binangun yang berjumlah 40 siswa, sedangkan sampel penelitian ini
adalah sejumlah 10 orang siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pelaksanaan ini untuk mendapatkan data valid dan relevan sehingga
mempunyai derajat kebenaran yang tinggi, maka penulis menggunakan 1 teknik
pengumpulan data pokok, adapun yang bersifat pokok mengandung arti teknik.
Teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah :
1. Teknik interview
Interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan
Tanya jawab pihak yang dikerjakan dengan sistematika dan berdasarkan kepada
tujuan penyelidikan, pada umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam
proses Tanya jawab itu, dan masing-masing pihak dapat menggunakan saluran
komunikasi secara wajar dan lancar. (Sutisna Hadi, 1976 : 226)
Dalam interview selalu ada dua pihak, yang masing-masing mempunyai
kedudukan yang berkelainan. Pihak satu sebagai pencari informasi (informasi
hunter), sedangkan pihak lainnya sebagai pemberi informasi ( informasi supplier),
sebagai informasi hunter penginterview aktif mengajukan pertanyaan, menilai
jawaban-jawaban, meminta penjelasan, mencatat dan menggali keterangan yang
lebih dalam. Adapun informasi menjawab pertanyaan, member penjelasan dan
kadang-kadang juga mengajukan pertanyaan. Dalam hal ini interview berarti pula
wawancara secara langsung yakni antara peneliti dan responden atau antara
penanya dan penjawab, sehingga antara penanya dan penjawab dalam mengajukan
pertanyaan dapat berlangsung secara terbuka tanpa ada yang ditutup-tutupi kecuali

41
memang hal-hal yang bersifat dirahasiakan, hal dapat membantu dalam
memecahkan masalah. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan
interview dikarenakan ada beberapa hal kebaikan atau kelebihan antara lain :
a. Merupakan salah satu teknik yang paling efektif untuk menilai pribadi.
b. Tidak dibatasi oleh tingkatan umur dan tingkatan subyek yang diselidiki.
c. Interview mengandung unsur fleksibel atau keluwesan.

E. Teknik Analisis Data


Dalam bab ini telah dikemukakan mengenai metodepenelitian, teknik
pengumpulan data dan instrument yang digunakan sesuai dengan hal tersebut
diatas maka penelitian yang dilakukan di kelas XII IPS II SMA Negeri 1 Binangun
telah berhasil memperoleh data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian yang
penulis kemukakan pada bab terdahulu. Data-data tersebut bersifat kuantitatif yang
disajikan dalam bentuk interview pertanyaan.

1. Menurut anda televisi penting atau tidah ? sebutkan alasan Anda !


2. Berpengaruh atau tidak televisi terhadap prestasi belajar ?
3. Sebutkan pengaruh positif dan negatif adanya televisi ?

Jawaban :
1. Responden Intan
1. Penting, karena dengan adanya televisi kita bias mendapatkan beberapa informasi
yang penting.
2. Berpengaruh sekali.
3. Negatif
- Hal yang negatif sering dititukan oleh anak kecil (berkelahi, tontonan tidak
senonoh)
Positif
- Kita dapat mendapat informasi yang penting missal berita.
2. Responden Evi Dwi Setianingsih
1. Sangat penting, karena kita bias melihat suatu informasi diluar daerah maupun
dunia.

42
2. Sangat berpengaruh
3. Negatiif
- Malas belajar.
- Mengurangi konsentrasi dalam belajar dan menyita waktu belajar.
Positif
- Memberikan informasi yang penting.
- Menambah wawasan ilmu pengetahuan yang sangat penting.
- Mendorong prestasi belajar siswa.

3. Responden Aris Supriyono


1. Penting, karena pada saat pikiran kita jenuh akibat tugas sekolah yang menumpuk
televisi bias menyegarkan dan menghibur pikiran.
2. Tentu berpengaruh.
3. Negatif
- Malas belajar
- Membuat kita malas ngapa-ngapain
Positif
- Menyegarkan pikiran kita
- Media informasi

4. Responden Ariyanto
1. Penting, karena didalam televisi juga terdapat acara-acara yang bersifat edukatif.
2. Sangat berpengaruh.
3. Negatif
- Membuat anak malas belajar.
- Membuat anak menjadi bodoh.
Positif
- Dapat memperoleh informasi aktual.
- Menambah wawasan dan pengetahuan.

5. Responden Asih
1. Pentin,g karena media informasi dan pembelajaran.

43
2. Berpengaruh
3. Negatif
- Malas belajar.
- Mengajarkan hal-hal criminal
Positif
- Menginformasikan hal-hal baru
- Dapat mengambil contoh yang positif kehidupan

6. Responden Wahyu Anjarsari


1. Penting sekali, karena kia bias mengetahui kejadian-kejadian yang actual di
penjuru dunia.
2. Berpengaruh sekali karena siswa telah memilih menonton televisi dari pada
belajar.
3. Negatif
- Meniru kebiasaan jelek yang ditayangkan di televisi, dan pemborosan.
Positif
- Menambah ilmu, informasi, pengetahuan dan teknologi.

7. Responden Deni Titin Ragil Wulandari.


1. Bagi saya televisi sangat berpengaruh bagi kehidupan kita karena di televisi
banyak sekali memperoleh informasi hiburan dan lain-lain.
2. Sangat berpengaruh karena kita sudah mengetahui bahwa di televisi banyak sekali
tayangan yang tidak mendidik. Contohnya : tinju, acara sinetron-sinetron anak
muda yang tidak mendidik, semua tergantung orang tua kita. Jika orang tua
mengawasi kita maka anak-anak akan terarah ke hal-hal yang positif.
3. Negatif
- Menurunkan prestasi siswa
- Membuang waktu, karena lebih baik kita mengerjakan yang lebih positif dan
berguna.
Positif
- Kita dapat mengetahui berita terkini.
- Kita bias terhibur dengan tayangan yang mengibur.

44
8. Responden Nurul
1. Penting, karena kita dapat memperoleh banyak informasi yang berguna bagi kita.
2. Berpengaruh, kalau sering menonton tv akan malas belajar.
3. Negatif
- Banyak tayangan yang memberikan contoh yang buruk contohnya : smack down,
tayangan-tayangan yang berbau kekerasan.
- Malas belajar
Positif
- Memudahkan dalam memperoleh informasi.
- Adanya tayangan yang mendidik anak.

9. Responden Jumiati.
1. Penting, karena dari televisi kita dapat memperoleh informasi.
2. Berpengaruh.
3. Negatif
- Banyak hal-hal yang kurang baik untuk anak dibawah umur
- Anak jadi malas belajar.
Positif
- Sebagai sumber informasi aktual.
- Menambah wawasan ilmu pengetahuan.

10. Responden Indra Pratama


1. Tidak, karena televisi membuat kami bodoh dan tagian listrik naik drastis.
2. Sangat berpengaruh.
3. Negatif
- Tagihan listrik tambah.
- Membuat kita malas belajar.
Positif
- Dapat memperoleh informasi secara cepat.
- Sebagai media penghibur.

45
F. Hasil Analisa Data
Dalam teknik pengumpulan data sebagaimana yang telah dibahas dimuka,
bahwa analisa data yang digunakan ada suatu macam yaitu teknik interview
sebagai teknik pokok, dalam hal analisa data ini akan dipergunakan satu analisa
non statistik untuk menguasai hal interview.
1. Analisis data non statistik
Analisis data non statistik yang penulis sajikan beberapa analisis data interview
yang diambil berdasarkan pemikiran yang logis dan sistematis.
Bertolak dari interview yang berespon siswa kelas XII IPS II SMA Negeri 1
Binangun yang penulis sinkronkan dengan pokok masalah judul sebagai berikut.
a. Dikelas XII IPS pada khususnya dan kelas-kelas lain di SMA Negeri 1 Binangun
pada umumnya, siswa-siswanya memliki televisi. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa.
b. Dari jumlah populasi 40 orang siswa, penulis mengambil sampel 10 orangsiswa,
bersarkan hasil wawancara 9 orang siswa menjawab perpengaruh, sedang 1 orang
siswa tidak berpengaruh, maka dapat dikatakan ada pengaruh tayangan televisi
terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika smester 1.

2. Penafsiran hasil analisis data


Dari hasil analisis diatas maka dapat di interprestasikan bahwa hipotesa kerja
ada pengaruh prestasi belajar bidang studi sosiologi antara siswa yang memiliki
televisi dengan prestasi belajar siswa.

Hipotesa
Dari jumlah populasi 40 orang siswa, penulis mengambil sampel 10 orang
siswa, berdasarkan hasil wawancara 9 orang siswa menjawab ada pengaruh,
sedang 1 siswa tidak ada pengaruh. Maka dapat diinterprestasikan ada pengaruh
tayangan televisi terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika
smester 1.

3. Kesimpulan hasil analisa data

46
Berdasarkan hasil analisis data hasil penelitian pada kelas XII IPS II semester 1
SMA Negeri 1 Binangun tahun pelajaran 2012/2013 dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Dari populasi 40 siswa, penulis mengambil sampel 9 siswa yang menjawab
pengaruh tayangan televise terhadap prestasi belajar.
Maka dapat diinterprestasikan bahwa ada perbedaan antara prestasi belajar
mata pelajaran matematika antara siswa yang memiliki televisi.

Daftar Populasi Siswa Kelas XII IPS II SMA Negeri 1 Binangun.

Nilai Ulangan Pertama


L
No NIS Nama /P Semester 1 kelas XII IPS
II
1 0000 Intan Anget Anune P 30
2 0000 Evi Nyengir sekali P 75
3 0000 Aris Gripis L 45
4 0000 Ariyanto Lumer L 60
5 0000 Asih Han dehlu P 100
Wahyu Anjar
6 0000 P 100
Seerrr
7 0000 Deni titin Tiiiin tin P 75
8 0000 Nurul salip nikung P 40
9 0000 Jumiati jalan kaki P 75
Indra mata bukan
10 0000 L 20
kulit

47
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari bab-bab diatas, penulis dapat mengemukakan
beberapa kesimpulan yang dapat dirumuskan sebagai berikut
1. Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha dari kegiatan belajar yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh masing-masing siswa, setelah
menempuh proses belajar mengajar dalam periode tertentu.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar hakikatnya ada dua yaitu
intern, faktor yang berasal dari individu siswa itu sendiri dan faktor ekstern yaitu
faktor yang berasal dari luar siswa itu sendiri.
3. Peranan orang tua siswa sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar
siswa atau prestasi putrid-putrinya baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. Dari jumlah 40 orang siswa, penulis mengambil sampel 9 orang siswa,
berdasarkan hasil wawancara semuanya menjawab bahwa tayangan televisi
berpengaruh. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh tayangan televisi terhadap
prestasi siswa.
Sedangkan hipotesis yang diajukan penulis ada pengaruh tayangan televisi
terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika kelas XII IPS II Sekolah
Menengah Atas SMA Negeri 1 Binangun. Maka hipotesis dapat diterima dan teruji
kebenarannya.
A. Hendaknya mampu membangkitkan minat belajar siswa baik dalam kelas maupun
di luar kelas. Di dalam melaksanakan proses belajar mengajar diusahakan

48
menciptakan suasana senang, gembira dalam menerima pelajaran dan sejauh
mungkin melaksanakan prinsip belajar tuntas.
b. Hendaknya senantiasa mencapai hasil proses belajar mengajar sesuai target
minimal dengan melakukan program perbaikan, dan pengayaan terhadap bahan
pelajaran.

1. Dampak positif memiliki televisi terhadap prestasi belajar siswa :


a. Dengan adanya televisi siswa dapat mengetahui informasi yang aktual/ up to date.
b. Televise juga berfungsi sebagai penambah wawasan dan alat bantu belajar karena
tayangan televisi juga ada yang bersifat edukatif. Hal ini mempermudah siswa
dalam menyerap materi pelajaran.
c. Televisi juga bisa sebagai hiburan banyak tayangan televisi yang sifatnya
menghibur semisal lawak ataupun kartun.
2. Dampak negatif tayangan televisi terhadap prestasi belajar siswa :
a. Mungkin salah satu siswa sedang asik menonton tayangan televisi yang bagus
sehingga mereka lupa dengan tugas yang diberikan Bapak/ Ibu guru di sekolah.
b. Tayangan-tayangan hiburan pada televisi juga bias menurunkan prestasi belajar
siswa misalnya, sinetron atau sinema-sinema yang ditayangkan televisi itu lebih
bagus dan dapat menarik perhatian setiap siswa untuk menontonnya sehingga
menyebabkan mereka malas belajar.

B. Saran
Kepada para siswa
1. Taatilah tata tertib sekolah maupun aturan-aturan dirumah serta norma-norma
yang berlaku disekitar siswa tinggal.
2. Jangan menganak tirikan salah satu mata pelajaran walaupun sangat disenangi
karena satu mata pelajaran lainnya saling berhungungan erat.
3. Kerjakan semua tugas guru baik tugas infrakulikuler maupun ekstrakulikuler.

49
4. Jika dalam menerima pelajaran mengalami kendala-kendala atau kesulitan
hendaknya berkonsultasi dengan guru pembimbing dan penyuluh atau wali
kelasnya.
5. Bentuklah kelompok belajar dalam kelasmu yang beranggotakan minimal 5 orang
siswa.
6. Manfaatkan fasilitas yang ada di sekolahmu untuk meraih prestasi diberbagai
bidang terutama bidang akademis.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN


Saya yang bertanda tangan di bawa ini:

Nama : Samrodin

NIM : 1130101005

Progam Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,IAI AL- ALAZIS

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skrripsi yang Saya tulis benar-benar merupakan
hasil karya Sendiri , bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikanskripsi ini merupakan hasil plagiat,
maka saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan yang di tuduhkan kepada saya.

50
Mekarjaya, Gantar Al-zaytun, Indonesia, 20 Januari 2018

Yang membuat pernyataan

Samrodin

NIM : 1130101005

RIWAYAT HIDUP

Samrodin dilahirkan, di Kranggan, Madiun,jawa Timur pada tanggal 02 Juni 1974 Anak
ke Satu dari Tiga bersaudara, pasangan Bapak Poniman (alm) dan Ibu Sutiah. Sekolah
Dasar lulus di MI miftahul huda mts kebun Sejokdesa Sidotentrem Kab Banyuwangi.
Paket C Tahun 2005 di. Pendidikan Tinggi dI tempuh di IAI AL-AZIS sejak Tahun 2013,
Pada Progam Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Pekerjaan sehari-hari
menjadi relawan AL-Zaytun Sejak Tahun 2000 sampai sekarang.

51

Anda mungkin juga menyukai