Wakaf produktif adalah harta benda atau pokok tetap yang diwakafkan untuk dipergunakan
dalam kegiatan produksi dan hasilnya di salurkan sesuai dengan tujuan wakaf.seperti wakaf
tanah untuk digunakan bercocok tanam, Mata air untuk dijual airnya dan lain – lain.
Atau wakaf produksi juga dapat didefenisikan yaitu harta yang digunakan untuk kepentingan
produksi baik dibidang pertanian, Perindustrian, perdagangan dan jasa yang menfaatnya
bukan pada benda wakaf secara langsung, tetapi dari keuntungan bersih dari hasil
pengembangan wakaf yang diberikan kepada orang –orang yang berhak sesuai dangan tujuan
wakaf.
“Abu Tsaur meriwayatkan dari imam syafi’I tentang kebolehan wakaf dinar dan dirham.
Dari Wahbah az- Zuhaily, dalam kitab Al- fiqh islamy wa adilatuhu menyebutkan bahwa
mazhab Hanafi membolehkan wakaf uang karena uang yang menjadi modal usaha itu,
dapat bertahan lama dan banyak manfaatnya untuk kemaslahatan umat.
Bahkan MUI juga telah mengeluarkan fatwa tentang wakaf tunai sebagai berikut :
a. Wakaf uang ( cash wakaf / waqf al – Nuqut )
Adalah wakaf yang dilakukan oleh sekelompok atau seseorang maupun badan hukum
yang berbentuk wakaf tunai.
b. Termasuk dalam pengertian uang adalah surat – surat berharga.
c. Wakaf yang hukumnya jawaz ( boleh )
d. Wakaf yang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal – hal yang dibolehkan
secara syar ‘i
e. Nilai pokok wakaf yang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibah kan
atau diwariskan.
Selain fatwa MUI diatas, pemerintah melalui DPR juga telah mengesahkan undang –
undang no 41 tahun 2004 tentang wakaf, yang didalamnya juga mengatur bolehnya wakaf
berupa uang.
2. Wakaf Saham
Saham sebagai barang yang bergerak juga dipandang mampu menstimulus hasil – hasil
yang dapat didedikasikan untuk umat, Bahkan dengan modal yang besar, Saham malah
justru akan memberi kontribusi yang cukup besar dibandingkan jenis perdagangan yang
lain.
Setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik, berkah,
tumbuh, dan berkembang (at-Taubah: 103, dan ar-Rum: 39)
Persyaratan harta yang wajib dizakatkan itu:
1. harta itu dikuasai secara penuh dan dimiliki secara sah, yang didapat dari usaha,
bekerja, warisan, atau pemberian yang sah, dimungkinkan untuk dipergunakan,
diambil manfaatnya, atau kemudian disimpan.
Di luar itu, seperti hasil korupsi, kolusi, suap, atau perbuatan tercela lainnya, tidak sah
dan tak akan diterima zakatnya. HR Muslim, Rasulullah bersabda bahwa Allah SWT
tidak akan menerima zakat/sedekah dari harta yang ghulul (didapatkan dengan cara
batil).
2. harta yang berkembang jika diusahakan atau memiliki potensi untuk berkembang,
misalnya harta perdagangan, peternakan, pertanian, deposito mudharabah, usaha
bersama, obligasi, dan lain sebagainya.
3. telah mencapai nisab, harta itu telah mencapai ukuran tertentu. Misalnya, untuk
hasil pertanian telah mencapai jumlah 653 kg, emas/perak telah senilai 85 gram emas,
perdagangan telah mencapai nilai 85 gram emas, peternakan sapi telah mencapai 30
ekor, dan sebagainya.
5. telah mencapai satu tahun (haul) untuk harta-harta tertentu, misalnya perdagangan.
Akan tetapi, untuk tanaman dikeluarkan zakatnya pada saat memanennya (Q.S. Al-
An'am: 141).
Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi
maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit (Q.S Ali Imran: 134).
Jika zakat ada nisabnya, infak tidak mengenal nisab. Jika zakat harus diberikan pada
mustahik tertentu (8 asnaf) maka infak boleh diberikan kepada siapapun juga,
misalnya untuk kedua orangtua, anak yatim, dan sebagainya (Q.S. Al-Baqarah: 215).
Berinfak adalah ciri utama orang yang bertakwa (al-Baqarah: 3 dan Ali Imran: 134),
ciri mukmin yang sungguh-sungguh imannya (al-Anfal: 3-4), ciri mukmin yang
mengharapkan keuntungan abadi (al-Faathir: 29). Berinfak akan melipatgandakan
pahala di sisi Allah (al-Baqarah: 262).
Sedekah sama dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan ketentuan-
ketentuannya. Hanya saja, jika infak berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti
lebih luas, menyangkut hal yang
bersifat non materiil.
HR Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika tidak mampu
bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, membaca takbir, tahmid, tahlil,
berhubungan suami-isteri, dan melakukan kegiatan amar ma'ruf nahi munkar adalah
sedekah.
Keistimewaan Wakaf
Selain memiliki keutamaan sebagaimana infak di jalan Allah, wakaf memiliki keutamaan
khusus dibandingkan dengan sedekah dan hibah, yakni:
Pahalanya akan terus mengalir sekalipun pelakunya sudah meninggal dunia. Ini
didasarkan pada hadits Nabi saw:
Jika manusia mati, terputuslah amalnya kecuali tiga: sedekah jariah, ilmu yang
dimanfaatkan, atau anak salih yang mendoakannya. (HR Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi,
an-Nasa’i dan Ahmad).
Imam al-Nawawi, dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan hadits di atas sebagai berikut:
“Para ulama menyatakan, amal perbuatan orang yang telah meninggal dunia terputus
dengan kematiannya kecuali tiga hal ini. Sebab, tiga perkara tersebut berasal dari usaha
orang yang telah meninggal itu. Sesungguhnya anak shaleh termasuk hasil usahanya;
demikian pula dengan ilmunya yang terus diajarkan atau dikaji setelah kematiannya; dan
sedekah jariyah, yakni wakaf. Pahala doa akan sampai kepada orang yang mati, demikian
juga dengan pahala sedekah.“
Imam al-Syaukani dalam Nayl al-Awthâr ketika menjelaskan kalimat ‘illâ min tsalâtsah
asyâ` (kecuali tiga perkara) dalam hadits tersebut berkata, “Di dalamnya ini terdapat dalil
bahwa pahala tiga perkara tersebut tidak terputus oleh kematian. Para ulama berkata:
“Makna hadits ini adalah amal mayit terputus oleh kematiannya dan terputus pula untuk
mendapatkan pahala baru lagi kecuali dalam tiga perkara tersebut. Itu karena ketiga
perkara tersebut merupakan hasil usahanya.Sesungguhnya anak adalah hasil
usahanya.Demikian juga ilmu yang ditinggalkan seperti buku karangan dan
pengajaran.Begitu pula sedekah jariyah, yakni wakaf.” Kemudian dilanjutkan, “Di sini
terdapat pelajaran tentang keutamaan sedekah jariyah, ilmu yang tetap langgeng setelah
kematian, dan menikah yang menjadi sebab bagi adanya anak.”
Menurut Imam Mubarakfuriy dalam Tuhfat al-Ahwadziy, yang dimaksud dengan terputusnya
amal seseorang, adalah terputusnya ganjaran dan pahala dari amal perbuatannya, kecuali tiga
perkara. Pahala dari tiga perkara ini tidak akan terputus; yakni sedekah jariyah yang berujud
wakaf dan sedekah-sedekah yang tidak hilang manfaatnya; ilmu pengetahuan yang
ditinggalkannya; dan anak sholeh yang selalu mendoakan dirinya. Menurut Ibnu Malik anak
di sini ditaqyid (dibatasi) dengan anak sholeh. Sebab, pahala tidak akan didapatkan dari anak
yang tidak shole.
ص َحفًا َو َّرثَهُ أَ ْو َمس ِْجدًا بَنَاهُ أَ ْو َ سنَاتِ ِه بَ ْعدَ َم ْوتِ ِه ِع ْل ًما َعلَّ َمهُ َونَش ََرهُ َو َولَدًا
ْ صا ِل ًحا ت ََر َكهُ َو ُم َ إِ َّن ِم َّما يَ ْل َح ُق ْال ُمؤْ ِمنَ ِم ْن َع َم ِل ِه َو َح
ْ
ص َّحتِ ِه َو َحيَاتِ ِه يَل َحقُهُ ِم ْن بَ ْع ِد َم ْو ِت ِه َ ً
ِ صدَقَة أ ْخ َر َج َها ِم ْن َما ِل ِه فِي َ َ َ
َ سبِي ِل بَنَاهُ أ ْو نَ ْه ًرا أجْ َراهُ أ ْو َّ بَ ْيتًا ِالب ِْن ال
Bagi orang yang berwakaf, harta yang diwakafkan juga akan diletakkan dalam
timbangan kebaikan pada hari Kiamat. Rasulullah saw dalam sabdanya:
َ ت فِى ِم
يزانِ ِه يَ ْو َم َ شبَعُهُ َو ِريُّهُ َوبَ ْولُهُ َو َر ْوثُهُ َح
ٍ سنَا ِ َصدِيقا ً ِل َم ْوعُو ِد ِه كَان َّللاِ إِي َمانا ً بِ ه
ْ َ اَّللِ َوت َ س فَ َرسا ً ِفى
سبِي ِل ه َ ََم ِن احْ تَب
ا ْل ِقيَا َم
Barang siapa yang mewakafkan kuda intuk (jihad) sabilillah karena didasari iman dan
membenarkan janji-Nya, maka makanan, minuman, kencing, dan kotoran kuda tersubut akan
berubah menjadi amal baiknya pada timbangannya di hari kiamat (HR al-Bukhari, Ahmad
dan al-Nasa’i).
Harta yang diwakafkan beserta manfaat yang dihasilkan darinya dapat dinikmati oleh banyak
orang, bahkan lintas generasi.Ini disebabkan karena yang diambil dan dinikmati oleh
penerima wakaf adalah manfaat dari harta saja.Sementara harta yang diwakafkan tetap utuh
dan langgeng.
Sebagai contoh, ketika kebun diwakafkan kepada fakir miskin, maka manfaat yang dipetik
dari harta itu terus dapat dinikmati oleh orang-orang miskin, bahkan dari generasi ke
genarasi.Demikian juga ketika ada masjid yang diwakafkan.Bisa digunakan oleh banyak
orang.
Ringkasnya, wakaf amat bermanfaat kepada kedua belah pihak, baik yang berwakaf maupun
penerima wakaf.