Anda di halaman 1dari 15

Perbankan Konvensional dan Syariah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembiayaan Agribisnis

Disusun oleh Kelompok 9:


Muhammad Zharfan 150610170087
Hanifan Ramadhan 150610170113

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’Ala, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas
mata kuliah Pembiayaan Agribisnis.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga jadilah makalah
ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan
saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali
lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.

Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak
yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami
terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Jatinangor, November 2019

Kelompok 9
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank secara harfiah berasal dari Bahasa Italia, yakni Banco yang artinya bangku. Bangku sendiri
merujuk pada meja yang yang digunakan oleh para banker untuk melakukan kegiatan operasional
melayani masyarakat atau nasabah. Istilah bangku pun semakin berkembang menjadi Bank.

Menurut para ahli, Pengertian Konvensional adalah semua hal yang sifatnya mengikuti kebiasaan-
kebiasaan yang lazim digunakan atau berdasarkan kesepakatan banyak orang. Misalnya,
kelaziman, kebiasaan, atau adat di suatu tempat. Sedangkan bank syariah, dia menerapkan sistem
perjanjian sesuai hukum Islam dengan pihak-pihak terkait dalam penyimpanan dana, pembiayaan,
dan berbagai kegiatan perbankan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


- Apa Definisi Bank, Bank Konvensional, dan Bank Syari”ah?
- Apa Prinsip, Fungsi, dan tujuan Bank Konvensional, Bank Syari’ah?
- Apa perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syari’ah?
- Bagaimana sistem perjanjian dalam Bank Syari’ah?

1.3 Tujuan
- Mengetehui Definisi Bank, Bank Konvensional, dan Bank Syari”ah?
- Mengetahui Prinsip, Fungsi, dan tujuan Bank Konvensional, Bank Syari’ah?
- Mengetahui perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syari’ah?
- Mengetahui bagaimana sistem perjanjian dalam Bank Syari’ah?
BAB 2 PEMBAHASAN

1.1 Pengertian atau Definisi Bank

1.1.1 Pengertian Bank secara umum

Bank secara harfiah berasal dari Bahasa Italia, yakni Banco yang artinya bangku. Bangku
sendiri merujuk pada meja yang yang digunakan oleh para banker untuk melakukan kegiatan
operasional melayani masyarakat atau nasabah. Istilah bangku pun semakin berkembang menjadi
Bank. Selain arti harfiah, bank pun memiliki beberapa definisi secara luas, mulai dari Undang-
Undang yang berlaku di Republik Indonesia, hingga Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Berikut definisi selengkapnya:
- Undang Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (pasal 1 ayat 2), menyebutkan bahwa
bank adalah sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dengan
tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak.
- Undang Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (pasal 1 ayat 3) menjelaskan, definisi
bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan-kegiatan konvensional maupun secara
syariah dalam kegiatannya memberikan jasa keuangan dalam lalu lintas pembayaran.
- Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 31 dijelaskan bank adalah suatu lembaga yang
berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-
pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas
pembayaran.
1.1.2 Konvensional dan Syari’ah/Syari’at

Sebenarnya, apa arti konvensional? Menurut para ahli, Pengertian Konvensional adalah
semua hal yang sifatnya mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang lazim digunakan atau berdasarkan
kesepakatan banyak orang. Misalnya, kelaziman, kebiasaan, atau adat di suatu tempat.
Secara etimologi, kata konvensional berasal dari kata konvensi yang artinya kesepakatan atau
permufakatan yang dibuat oleh sejumlah orang, baik itu dalam organisasi, daerah, maupun negara.
Sehingga istilah konvensional adalah hal-hal yang dilakukan berdasarkan kesepakatan umum
Secara bahasa, syari’at / syari’ah berasal dari kata asy-syar’u. Yang memiliki arti: membuat
jalan, penjelasan, tempat yang didatangi, dan jalan. Adapun secara istilah, syari’at memiliki makna
umum dan khusus. Makna syari’at secara umum ialah, agama yang telah dibuat oleh Allah,
mencakup ‘aqidah (keyakinan) dan hukum-hukumnya. Sedangkan makna syari’at secara khusus,
yaitu peraturan yang dibuat oleh Allah yang berupa hukum-hukum, perintah-perintah, dan
larangan-larangan.

 Jenis Bank Dilihat dari Cara Menentukan Harga


Berdasarkan jenis bank dilihat dari cara menentukan harga, bank dibagi dengan prinsip
konvensional, dan prinsip syariah.
- Bank konvensional menerapkan sistem harga sesuai suku bunga atau yang biasa dikenal sebagai
spread base, serta metode fee base atau istilahnya yakni menghitung biaya yang dibutuhkan.
- Sedangkan bank syariah, dia menerapkan sistem perjanjian sesuai hukum Islam dengan pihak-
pihak terkait dalam penyimpanan dana, pembiayaan, dan berbagai kegiatan perbankan lainnya.
Bank dengan prinsip syariah menerapkan sistem sebagai berikut:
 Pembiayaan menggunakan prinsip bagi hasil atau disebut dengan mudharabah
 Pembiayaan dengan prinsip penyertaan modal atau dikenal dengan istilah musharakah
 Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan atau dengan istilah murabaha
 Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan atau ijarah
 Maupun menerapkan prinsip dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain atau dikenal sebagai ijarah wa iqtana.

1.2 Bank Konvensional

1.2.1 Pengertian Bank Konvensional

Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 : Bank Konvensional yaitu bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang mana dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan.

1.2.2 Tujuan Bank Konvensional


Secara umum, tujuan perbankan Indonesia adalah untuk membantu melaksanakan pembangunan
nasional untuk mencapai pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Berdasarkan tujuan-tujuan ini, Bank di Indonesia harus menjalankan tugas dan fungsinya dengan
baik berdasarkan demokrasi ekonomi.
Pada dasarnya kegiatan ekonomi dan pembangunan di Indonesia sangat erat kaitannya dengan
perbankan. Jadi, jika selama ini Anda mengira bahwa Bank bertujuan hanya untuk mendapatkan
keuntungan maksimal, maka itu salah.

1.2.3. Fungsi Perbankan Konvensional

1. Agent of Trust
Aktivitas perbankan dapat berjalan dengan baik hanya jika ada kepercayaan dari masyarakat. Jika
masyarakat percaya pada Bank, mereka tidak akan ragu untuk menyetor dana mereka di Bank.
Kepercayaan masyarakat bahwa dana yang mereka setor di Bank akan selalu aman dan dapat
dicairkan kapan saja.
Demikian pula sebaliknya, dalam menyalurkan dana yang disetor ke masyarakat dalam bentuk
pinjaman didasarkan pada kepercayaan dan hukum yang berlaku.

2. Agent of Development
Dalam kegiatan ekonomi ada dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu sektor riil dan sektor
moneter. Keduanya saling mempengaruhi.
Kegiatan Bank untuk mengumpulkan dan menyalurkan dana publik membuka peluang bagi publik
untuk melakukan kegiatan investasi, distribusi, dan kegiatan ekonomi lainnya yang tidak dapat
dipisahkan dari penggunaan uang.
Jika semua kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, itu akan berdampak besar pada peningkatan
ekonomi masyarakat secara keseluruhan.

3. Agent of Service
Selain mengumpulkan dan menyalurkan dana, Bank juga memiliki layanan perbankan lainnya
yang ditawarkan kepada masyarakat.
Sebagaimana disebutkan dalam definisi Bank di atas, layanan perbankan tersebut mencakup
layanan transfer uang, layanan pembayaran, tabungan, kartu kredit, dan lainnya.

1.2.4 Prinsip Bank Konvensional

Bunga menjadi fondasi bank konvensional dalam menjalankan aktivitasnya, terlepas dari biaya
administrasi lainnya. Dalam prinsip bank konvensional ada dua metode yang digunakan:
Tetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk tabungan seperti tabungan, deposito berjangka,
dan produk pinjaman (kredit) yang diberikan berdasarkan tingkat bunga tertentu.
Untuk layanan bank lain, bank menggunakan atau menerapkan berbagai biaya dalam nominal atau
persentase tertentu. Sistem penetapan biaya ini disebut berbasis biaya.

1.3 Bank Syariah

1.3.1 Pengertian Perbankan Syariah

Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur
dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa
tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar,
maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Selain itu, UU Perbankan Syariah juga
mengamanahkan bank syariah untuk menjalankan fungsi sosial dengan menjalankan fungsi seperti
lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana
sosial lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi
wakaf (wakif).

Secara umum terdapat bentuk usaha bank syariah terdiri atas Bank Umum dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS), dengan perbedaan pokok BPRS dilarang menerima simpanan berupa giro
dan ikut serta dalam lalu lintas sistem pembayaran. Secara kelembagaan bank umum syariah ada
yang berbentuk bank syariah penuh (full-pledged) dan terdapat pula dalam bentuk Unit Usaha
Syariah (UUS) dari bank umum konvensional. Pembagian tersebut serupa dengan bank
konvensional, dan sebagaimana halnya diatur dalam UU perbankan, UU Perbankan Syariah juga
mewajibkan setiap pihak yang melakukan kegiatan penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk
simpanan atau investasi berdasarkan prinsip syariah harus terlebih dahulu mendapat izin OJK.

1.3.2 Tujuan Perbankan Syariah

Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan pada Prinsip Syariah,
demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Perbankan Syariah bertujuan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan
pemerataan kesejahteraan rakyat.

1.3.3 Fungsi Perbankan Syariah

Fungsi dari perbankan syariah adalah :

1. Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat.
2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal,
yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial
lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.
3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan
menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf
(wakif).
4. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

1.3.3 Akad-akad Dalam Transaksi Perbankan Syariah

a. Wadiah
Akad penitipan batang atau uang antara pihak yang mempunyai barang atau uang dan pihak yang
diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang
atau uang.
b. Mudharabah
Akad kerjasama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shahibul mal, atau bank syariah) yang
menyediakan seluruh modal dan pihak kedua ('amil, mudharib, atau nasabah) yang bertindak
selaku pengelola dana dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian
ditanggung sepenuhnya oleh Bank Syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang
disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian.
c. Musyarakah
Akad kerjasama diantara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu yang masing-masing pihak
memberikan porsi dana masing-masing.
d. Murabahah
Akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.
e. Salam
Akad pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga yang dilakukan
terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang disepakati.
f. Istisna'
Akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu yang disepakati
antara pemesan atau pembeli (mustashni') dan penjual atau pembuat (shani').
g. Ijarah
Akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang
atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikian barang itu
sendiri.
h. Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik
Akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang
atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang.
i. Qardh
Akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan
dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati.
1.4 Perbedaan Antara Bank Konvensional dan Bank Syari’ah

1. Keuntungan Bank Syariah vs Konvensional


Kedua bank sama-sama memberikan keuntungan bagi nasabahnya. Hanya saja pemberian
keuntungan kedua Bank ini berbeda bentuk. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Bank
Konvensional merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
memberi keuntungan berupa suku bunga kepada nasabahnya. Sementara itu, dalam Bank Syariah,
pemberian suku bunga sama sekali dihindarkan.

Bank Syariah : Keuntungan berasal dari pendekatan bagi hasil (al-mudharabah).


Bank Konvensional : Keuntungan berasal dari suku bunga dengan jumlah nominal tertentu. Selain
itu, nasabah memperoleh keuntungan bunga simpanan yang tinggi, sedang kepentingan pemegang
saham di antaranya adalah memperoleh spread yang optimal antara suku bunga simpanan dan suku
bunga pinjaman (mengoptimalkan interest difference).

2. Pengelolaan Dana
Perbedaan kedua bank ini juga terjadi dalam hal pengelolaan dana. Bank memiliki caranya masing-
masing untuk mengelola dana nasabah agar terus berputar. Bahkan pemutaran keuangan dapat
melalui produk apa saja. Bisa dari tabungan, deposito hingga giro. Akan tetapi, pada bank syariah,
pegelolaan keuangan ini tak bisa sembarangan.

Bank Syariah : Pengelolaan keuangan dalam bentuk titipan maupun investasi. Segala pengelolaan
yang berasal dan diinvestasikan pada kegiatan bisnis yang melanggar hukum Islam, seperti
perdagangan barang-barang haram, perjudian (maisir), dan manipulatif (ghahar) sangat
diharamkan.

Bank Konvensional : Pengelolaan keuangan bisa berasal dari sumber manapun tanpa harus
mengetahui dari mana atau kemana uang tersebut disalurkan, selama debitur bisa membayar
cicilan dengan rutin.

3. Proses Transaksi Perbankan


Proses transaksi serta perjanjian yang terjadi di kedua bank menujukkan perbedaan. Dalam Bank
Syariah, transkasi dilakukan sesuai prinsip Syariah Islam. Sementara pada Bank Konvensional
semua transaksi dan perjanjian berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.
Bank Syariah : Transaksi berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist dan telah difatwakan oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI). Jenis transaksinya antara lain akad al-mudharabah (bagi hasil), al-
musyarakah (perkongsian), al-musaqat (kerja sama tani), al-ba’i (bagi hasil), al-ijarah (sewa-
menyewa), dan al-wakalah (keagenan).
Bank Konvensional : Transaksi berdasarkan pada hukum yang berlaku di negara Indonesia.

4. Promosi dan Cicilan


Dua hal tersebut merupakan daya tarik bank dalam menjaring nasabah. Dan keduanya memiliki
taktik masing-masing dalam memberian promosi dan juga cicilan. Apabila Bank Konvensional
gemar menebar promosi dan cicilan yang menggiurkan misalnya cicilan 0% diberikan bagi
nasabah yang memiliki tabungan di bank tertentu atau suku bunga tetap saat ingin membeli rumah.
Nah, Bank Syariah juga memiliki caranya sendiri dalam memberikan promosi dan cicilan.

Bank Syariah : Program cicilan diterapkan dengan jumlah tetap berdasarkan keuntungan yang
sudah disetujui antara pihak bank dan nasabah saat akad kredit. Sementara untuk pemberian
promosi harus tersampaikan dengan jelas, tidak ambigu, dan transparan.

Bank Konvensional : Hampir setiap bulan memberikan promosi yang berbeda-beda dan bertujuan
menarik nasabah untuk menggelontorkan uangnya di bank tersebut. Promosinya sangat beragam
seperti pemberian suku bunga tetap atau fixed rate selama periode tertentu, sebelum akhirnya
memberikan suku bunga berfluktuasi atau floating rate kepada nasabah.

5. Sistem Bunga
Terdapat perbedaan dalam hal pemberian sistem bunga. Tentu seperti dijelaksan di poin
sebelumnya bahwa Bank Syariah sangat mengesampingkan pemberian bunga karena tak sesuai
dengan hukum Islam.

Bank Syariah : Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama
Islam. Maka itu, Bank Syariah tidak menganut sistem ini.
Bank Konvensional : Penentuan suku bunga dilakukan pada waktu akad dengan pedoman harus
selalu menguntungkan pihak bank. Besarnya persentase didasarkan pada jumlah uang (modal)
yang dipinjamkan. Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan
berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Definisi bank konvensional yang sudah kita ketahui ialah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional yang mana dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan. Sedangkan bank Syari’ah adalah bank
yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang
diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa
tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar,
maysir, riba, zalim dan obyek yang haram.

Setelah kita mengetahui apa saja yang terkait dengan bank konvensional dan bank syari’ah dapat
disimpulkan bahwa perbedaan bank konvensional dan bank Syariah ada pada keuntungan masing
masing bank, pengelolaan dana, proses tranksaksi perbankan, promosi dan cicilan, serta sistem
bunga.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, G. (2019, Juny 11). Guru Akuntansi. Retrieved from guruakuntansi.co.id:


https://guruakuntansi.co.id/bank-konvensional/

Atsari, U. A. (2010, November 3). Almanhaj. Retrieved from Almanhaj.or.id:


https://almanhaj.or.id/2882-hubungan-antara-aqidah-dan-syariat.html

Cermati.com. (2017, November 13). Cermati. Retrieved from Cermati.com:


https://www.cermati.com/artikel/bank-syariah-vs-bank-konvensional-inilah-4-perbedaannya-
yang-paling-mendasar

imoney. (2017, February 27). Atur Duit Pusat Pengetahuan. Retrieved from Atur Duit.com:
https://www.aturduit.com/articles/perbandingan-bank-syariah-dan-bank-konvensional/

Maxmanroe. (n.d.). Retrieved from Maxmanroe.com:


https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-konvensional.html

Otoritas Jasa Keuangan. (n.d.). Retrieved from OJK.go.id:


https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan-Kelembagaan.aspx

Otoritas Jasa Keuangan. (n.d.). Retrieved from ojk.go.id:


https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Konsep-Operasional-PBS.aspx

Otoritas Jasa Keuangan. (n.d.). Retrieved from ojk.go.id:


https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Akad-PBS.aspx

Anda mungkin juga menyukai