Anda di halaman 1dari 11

STUDI KASUS SUMBER-SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Internasional

DOSEN PENGAMPU

Ahadi, S.SOS,.M.SI

Dibuat oleh

NIA RAMADONA

HUKUM PIDANA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) NATUNA
TAHUN AJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Studi
Kasus Sumber-Sumber Hukum Internasional” Pada makalah ini saya banyak mengambil
dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak. oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membacanya..

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................1

C. Tujan ..............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................2

A. Pengertian Hukum Internasional....................................2

B. Studi Kasus Antara Sengketa Maritim Kenya Dan

Somalia ..........................................................................3

BAB III PENUTUP...............................................................................7

A. Kesimpulan....................................................................7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum internasional menghormati peranan penting dari wilayah Negara seperti yang
tercermin dalam prinsip penghormatan terhadap integritas dan kedaulatan suatu wilayah
Negara (territorial integrity and sovereignity) yang dimuat dalam berbagai produk hukum
internasional. Pengakuan kedaulatan dan integritas wilayah suatu Negara ini antara lain
ditunjukan dengan adanya larangan untuk melakukan intervensi terhadap masalah
internal suatu Negara. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah Negara kepulauan
(archipelagic state) yang letaknya secara geografis sangat strategis, karena berada pada
posisi silang yakni di antara benua Asia dan Australia serta di antara Samudera Hindia
dan Pasifik.

Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan dapat
mencakup pulau-pulau lain. Pulau-pulau tersebut dihubung oleh lautlaut dan selat-selat di
Nusantara yang merupakan laut yurisdiksi nasional sehingga membentuk sebuah Negara
kepulauan yang panjangnya 5.110 Km dan lebarnya 1.888 Km, luas perairan sekitar
5877.879 Km2, luas laut teritorial sekitar 297.570 km2, Perairan Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE) 695.422 Km2, panjang pantai 79.610 km, yang dua pertiganya adalah
laut dan luas daratannya 2001.044 Km2. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara
fisik, Indonesia merupakanNegara terbesar kelima di dunia yang batas negaranya ada di
dua matra, yaitu di laut dengan 10 (sepuluh) Negara tetangga, dan di darat dengan 3
(tiga) Negara tetangga.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Hukum Internasional ?


2. Bagaimana Kasus Antara Sengketa Maritim Kenya Dan Somalia ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengertian Hukum Internasional
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Kasus Antara Sengket Maritime Kenya Dan Somalia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Internasional

Hukum internasional dapat diartikan sebagai hukum yang mengatur aktivitas entitas


dalam lingkup internasional.Inilah yang membedakan hukum internasional dengan
hukum nasional yang hanya mengatur entitas nasional.Semula hukum internasional
masih terbatas mengatur perilaku dan hubungan antar negara.Akan tetap seiring
mengikuti perkembangan zaman, hubungan dan pola perilaku yang diatur oleh hukum
internasional semakin luas.Misalnya mengatur struktur dan perilaku organisasi
internasional, perusahaan multinasional, organisasi regional, individu, sampai lembaga
non pemerintah. 

Biasanya hukum internasional bersumber dari dua hal yakni :

1. Perjanjian bilateral antar dua negara dan perjanjian multilateral yang mencakup lebih
dari dua Negara.
2. lembaga-lembaga internasiona

Pengertian Hukum Internasionl menurut para ahli, Menurut Mochtar


Kusumaatmadja hukum internasional adalah keseluruhan kaedah-kaedah dan asas-asas
yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara-negara antara
negara dengan negara serta negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau subyek
hukum bukan negara satu sama lain.Sedangkan menurut J.G. StarkeHukum internasional
adalah sekumpulan hukum atau body of law yang terdiri dari asas-asas.Hukum
internasional bersifat wajib.Sehingga harus ditaati oleh negara-negara di seluruh dunia
dalam menjalin hubungan internasional.1

1
Ridwan karim, “pengertian hukum internasional menurut para ahli”
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian-hukum-internasional/ (di akses pada 28
desember 2021, pukul 09:04)

2
B. Studi Kasus Antara Sengketa Maritim Kenya dan Somalia

1. Perselisihan Batas Laut antara Kenya dan Somalia


Perselisihan yang melibatkan dua negara di Benua Afrika tersebut
dilatarbelakangi oleh sengketa perbatasan laut. Baik kenya dan Somalia saling klaim
atas wilayah laut yang terdapat perairan Samudra Hindia.Mulanya Somalia menuduh
Kenya telah memberikan hak eksplorasi sumber daya kepada perusahaan
multinasional Total dan Eni di perairan yang menjadi sengketa.

2. Perkembangan Terkini Sengketa Kenya dan Somalia


Dilansir dari Voice of America (VOA) Kenya telah menolak untuk menghadiri
sidang sengketa selama seminggu yang diinisiasi oleh pengadilan tinggi Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB).Melalui sepucuk surat yang dilayangkan kepada Mahkamah
Internasional yang berbasis di Den Haag, atau yang disebut sebagai International
Court of Justice (ICJ), pemerintah Kenya menjelaskan alasan tidak kehadirannya
dalam sidang.Kenya mengutarakan alasan ketidakhadirannya dalam sidang lantaran
masih berlangsungnya situasi darurat COVID-19.Sementara itu, Hakim Ketua Joan
Donoghue menolak permintaan Kenya tersebut. "Pengadilan menyesalkan keputusan
Kenya yang tidak berpartisipasi dalam proses keputusan," katanya.Joan juga
mengatakan jika pengadilan memiliki sejumlah materi yang sebelumnya diajukan oleh
negara dalam memperdebatkan kasus perselisihan kedua negara.

3. Laut Sengketa antara Kenya dan Somalia Kaya Sumber Daya


Perlu diketahui perselisihan wilayah perairan antara Kenya dengan Somalia
berpusat di sekitar 100.000 kilometer persegi Samudra Hindia. Wilayah tersebut kaya
akan sumber daya di antaranya ikan, dan kemungkinan minyak dan gas.Mogadishu
sendiri berpendapat jika perbatasan maritimnya dengan Kenya harus diperpanjang di
sepanjang garis tenggara (sama dengan perbatasan daratnya).Di sisi lain, Nairobi
mengklaim jika bahwa perbatasan tersebut harus mengarah ke timur dengan garis
lurus.Selama berbulan-bulan, Kenya telah mengajukan sidang sengketa dan beberapa
permintaan juga tuntutan lainnya ditunda.Dalam pidato kenegaraannya, Wakil
Perdana Menteri Somalia Mahdi Mohamed Guled berargumen dan menggambarkan
perselisihan sebagai kepentingan nasional utama bagi negaranya.2
2
“Sengketa maritime Kenya dan Somalia”.https://voi.id/berita/39337/contoh-kasus-hukum-
internasional-terbaru-sengketa-maritim-kenya-dan-somalia (di akses pada 27 desember 2021, pukul
21: 53)

3
Kenya menyatakan Somalia sebagai negara musuh setelah negara Tanduk
Afrika itu diduga melelang blok minyak, gas dan mineral yang berada di dalam
wilayah perbatasan Kenya.Dalam sebuah pernyataan, Sekretaris Utama Kementerian
Luar Negeri Kenya Macharia Kamau mengatakan bahwa pelelangan yang
berlangsung pada 7 Februari 2019 di London adalah ilegal dan merupakan tindakan
agresi terhadap rakyat Kenya dan sumber daya mereka.Anggota parlemen Somalia
Abdirizak Mohamed mengatakan bahwa langkah Kenya adalah strategi pencegahan
untuk memaksa pemerintah Somalia membuka perundingan tentang sengketa
maritim.Akar dari pertikaian antara kedua negara adalah tanah kaya minyak dan
mineral seluas 62.000 mil persegi yang dipersengketakan di Samudra Hindia.Sehingga
Masalah ini berakhir di Mahkamah Internasional.3

4. Penyelesaian Sengketa Antara Kenya Dan Somalia

Pelajaran inti dari keputusan Pengadilan atas keberatan awal di Somalia v.


Kenyaadalah bersikap bijaksana. Jika salah satu pihak ingin bersikeras pada poin
bahwa tidak ada negosiasi yang harus dimulai sebelum tanggal tertentu, pihak tersebut
harus berhati-hati untuk tidak melakukan negosiasi sama sekali, apa pun alasannya.
Kehati-hatian juga diperlukan dalam proses reservasi terhadap yurisdiksi Pengadilan,
yang harus tegas mengenai jenis sengketa mana yang harus dikecualikan. Akibat
wajar dari persyaratan ini adalah bahwa Negara-negara tidak didorong untuk
merancang reservasi yang ambigu dengan harapan dapat melepaskan diri dari
komitmen terhadap yurisdiksi wajib Pengadilan Dunia.

Pengadilan telah menjelaskan bahwa, dalam kasus deklarasi klausul opsional


yang berisi kata-kata bahwa negara menerima yurisdiksinya atas ‘semua perselisihan’,
itu hanya akan menolak yurisdiksi jika para pihak secara eksplisit setuju untuk
menggunakan metode penyelesaian lain. perselisihan. Dalam nada yang sama,

3
Rhany Chairunissa Rufinaldo. “Kenya nyatakan Somalia sebagai negara musuh sebagai negara blok
minyak”. https://www.aa.com.tr/id/dunia/kenya-nyatakan-somalia-sebagai-negara-musuh-atas-
sengketa-blok-minyak/1395710 (di akses pada 27 desember 2021, pukul 22:19)

4
Negara-negara tidak didorong untuk mengurangi kewajiban internasional mereka
hanya dengan menyebut instrumen hukum itu sebagai nama selain perjanjian (seperti
MOU). Kehati-hatian lebih lanjut disarankan kepada perancang, yang harus
mengklarifikasi apakah mereka bermaksud untuk menunjukkan kewajiban atau
tindakan di masa depan dengan menggunakan kata ‘harus’. Praktek telah
menunjukkan bahwa tanpa bimbingan dari teks, pengadilan atau tribunal perlu
menjelajah ke ranah penafsiran kontekstual atau pelengkap, yang mungkin tidak
memberikan arti yang dimaksudkan pada kata tersebut.Dalam interpretasi, kita
cenderung melupakan pepatah umum pertama Vattel in claris non fit interpretatio
(jangan menafsirkan ketika tidak diperlukan interpretasi). Konteks, dari pasal-pasal
lain dalam perjanjian yang sama hingga paragraf-paragraf yang diartikulasikan secara
serupa dalam perjanjian lain, mungkin sama pentingnya atau bahkan lebih penting
daripada makna teks yang sederhana. Pekerjaan persiapan, terlepas dari asalnya atau
tingkat ekspresinya, dapat dianggap mendukung interpretasi yang dicapai sebaliknya.

Berdasarkan putusan di Somalia v. Kenya , Pengadilan telah menetapkan


dirinya sebagai hakim default dalam hukum sengketa laut kecuali reservasi untuk
yurisdiksinya cukup tepat. Di satu sisi, pengadilan arbitrase yang dibentuk
berdasarkan UNCLOS menghadapi situasi serupa mungkin lebih bersedia untuk
memberikan yurisdiksi kepada ICJ untuk keadilan di masa depan. Di sisi lain,
kekhawatiran akan konflik yurisdiksi yang negatif jelas menjadi salah satu alasan
yang melatarbelakangi putusan MK. Meskipun masalah ini tidak ditangani secara rinci
oleh Pengadilan, signifikansinya tidak dapat diremehkan: seperti yang pernah
dinyatakan oleh Pengadilan Permanen Keadilan Internasional dalam kasus Pabrik
Chorzów, Pengadilan tidak dapat membiarkan kompetensinya sendiri menyerah
kecuali dihadapkan pada klausul yang dianggap cukup jelas untuk mencegah
kemungkinan konflik yurisdiksi negatif yang melibatkan bahaya pengingkaran
keadilan’.Seseorang dapat membaca ini bersama dengan pilihan yang disengaja oleh
Pengadilan untuk tidak menafsirkan penerimaan yurisdiksi wajibnya dan reservasi
yang relevan secara terbatas.Dengan beberapa tingkat fleksibilitas yang
dipertahankan, Pengadilan menyelamatkan diri dari masalah yurisdiksi yang

5
membingungkan dan dengan demikian berfokus pada pencapaian keadilan substantif
bagi para pihak.4

BAB III

4
Ceanlow, “Putusan ICJ di Somalia V. Kenya dan Implikasinya terhadap Hukum
Laut”.https://www.oceanlaw.org/putusan-icj-di-somalia-v-kenya-dan-implikasinya-terhadap-hukum-
laut/ (di akses pada 27 desember 2021, pukul 22:32)

6
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum internasional dapat diartikan sebagai hukum yang mengatur aktivitas
entitas dalam lingkup internasional.Inilah yang membedakan hukum internasional
dengan hukum nasional yang hanya mengatur entitas nasional.
Mengenai studi kasus antara Kenya dan Somalia, adapun putusan di Somalia
dan Kenya, Pengadilan telah menetapkan dirinya sebagai hakim default dalam hukum
sengketa laut kecuali reservasi untuk yurisdiksinya cukup tepat. Di satu sisi,
pengadilan arbitrase yang dibentuk berdasarkan UNCLOS menghadapi situasi serupa
mungkin lebih bersedia untuk memberikan yurisdiksi kepada ICJ untuk keadilan di
masa depan.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian-hukum-internasional/

https://voi.id/berita/39337/contoh-kasus-hukum-internasional-terbaru-sengketa-
maritim-kenya-dan-somalia

https://www.aa.com.tr/id/dunia/kenya-nyatakan-somalia-sebagai-negara-musuh-atas-
sengketa-blok-minyak/1395710

https://www.oceanlaw.org/putusan-icj-di-somalia-v-kenya-dan-implikasinya-
terhadap-hukum-laut/

Anda mungkin juga menyukai