DOSEN PENGAMPU
Ahadi, S.SOS,.M.SI
Dibuat oleh
NIA RAMADONA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Studi
Kasus Sumber-Sumber Hukum Internasional” Pada makalah ini saya banyak mengambil
dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak. oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membacanya..
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................1
C. Tujan ..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................2
Somalia ..........................................................................3
A. Kesimpulan....................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum internasional menghormati peranan penting dari wilayah Negara seperti yang
tercermin dalam prinsip penghormatan terhadap integritas dan kedaulatan suatu wilayah
Negara (territorial integrity and sovereignity) yang dimuat dalam berbagai produk hukum
internasional. Pengakuan kedaulatan dan integritas wilayah suatu Negara ini antara lain
ditunjukan dengan adanya larangan untuk melakukan intervensi terhadap masalah
internal suatu Negara. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah Negara kepulauan
(archipelagic state) yang letaknya secara geografis sangat strategis, karena berada pada
posisi silang yakni di antara benua Asia dan Australia serta di antara Samudera Hindia
dan Pasifik.
Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan dapat
mencakup pulau-pulau lain. Pulau-pulau tersebut dihubung oleh lautlaut dan selat-selat di
Nusantara yang merupakan laut yurisdiksi nasional sehingga membentuk sebuah Negara
kepulauan yang panjangnya 5.110 Km dan lebarnya 1.888 Km, luas perairan sekitar
5877.879 Km2, luas laut teritorial sekitar 297.570 km2, Perairan Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE) 695.422 Km2, panjang pantai 79.610 km, yang dua pertiganya adalah
laut dan luas daratannya 2001.044 Km2. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara
fisik, Indonesia merupakanNegara terbesar kelima di dunia yang batas negaranya ada di
dua matra, yaitu di laut dengan 10 (sepuluh) Negara tetangga, dan di darat dengan 3
(tiga) Negara tetangga.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengertian Hukum Internasional
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Kasus Antara Sengket Maritime Kenya Dan Somalia
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perjanjian bilateral antar dua negara dan perjanjian multilateral yang mencakup lebih
dari dua Negara.
2. lembaga-lembaga internasiona
1
Ridwan karim, “pengertian hukum internasional menurut para ahli”
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian-hukum-internasional/ (di akses pada 28
desember 2021, pukul 09:04)
2
B. Studi Kasus Antara Sengketa Maritim Kenya dan Somalia
3
Kenya menyatakan Somalia sebagai negara musuh setelah negara Tanduk
Afrika itu diduga melelang blok minyak, gas dan mineral yang berada di dalam
wilayah perbatasan Kenya.Dalam sebuah pernyataan, Sekretaris Utama Kementerian
Luar Negeri Kenya Macharia Kamau mengatakan bahwa pelelangan yang
berlangsung pada 7 Februari 2019 di London adalah ilegal dan merupakan tindakan
agresi terhadap rakyat Kenya dan sumber daya mereka.Anggota parlemen Somalia
Abdirizak Mohamed mengatakan bahwa langkah Kenya adalah strategi pencegahan
untuk memaksa pemerintah Somalia membuka perundingan tentang sengketa
maritim.Akar dari pertikaian antara kedua negara adalah tanah kaya minyak dan
mineral seluas 62.000 mil persegi yang dipersengketakan di Samudra Hindia.Sehingga
Masalah ini berakhir di Mahkamah Internasional.3
3
Rhany Chairunissa Rufinaldo. “Kenya nyatakan Somalia sebagai negara musuh sebagai negara blok
minyak”. https://www.aa.com.tr/id/dunia/kenya-nyatakan-somalia-sebagai-negara-musuh-atas-
sengketa-blok-minyak/1395710 (di akses pada 27 desember 2021, pukul 22:19)
4
Negara-negara tidak didorong untuk mengurangi kewajiban internasional mereka
hanya dengan menyebut instrumen hukum itu sebagai nama selain perjanjian (seperti
MOU). Kehati-hatian lebih lanjut disarankan kepada perancang, yang harus
mengklarifikasi apakah mereka bermaksud untuk menunjukkan kewajiban atau
tindakan di masa depan dengan menggunakan kata ‘harus’. Praktek telah
menunjukkan bahwa tanpa bimbingan dari teks, pengadilan atau tribunal perlu
menjelajah ke ranah penafsiran kontekstual atau pelengkap, yang mungkin tidak
memberikan arti yang dimaksudkan pada kata tersebut.Dalam interpretasi, kita
cenderung melupakan pepatah umum pertama Vattel in claris non fit interpretatio
(jangan menafsirkan ketika tidak diperlukan interpretasi). Konteks, dari pasal-pasal
lain dalam perjanjian yang sama hingga paragraf-paragraf yang diartikulasikan secara
serupa dalam perjanjian lain, mungkin sama pentingnya atau bahkan lebih penting
daripada makna teks yang sederhana. Pekerjaan persiapan, terlepas dari asalnya atau
tingkat ekspresinya, dapat dianggap mendukung interpretasi yang dicapai sebaliknya.
5
membingungkan dan dengan demikian berfokus pada pencapaian keadilan substantif
bagi para pihak.4
BAB III
4
Ceanlow, “Putusan ICJ di Somalia V. Kenya dan Implikasinya terhadap Hukum
Laut”.https://www.oceanlaw.org/putusan-icj-di-somalia-v-kenya-dan-implikasinya-terhadap-hukum-
laut/ (di akses pada 27 desember 2021, pukul 22:32)
6
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum internasional dapat diartikan sebagai hukum yang mengatur aktivitas
entitas dalam lingkup internasional.Inilah yang membedakan hukum internasional
dengan hukum nasional yang hanya mengatur entitas nasional.
Mengenai studi kasus antara Kenya dan Somalia, adapun putusan di Somalia
dan Kenya, Pengadilan telah menetapkan dirinya sebagai hakim default dalam hukum
sengketa laut kecuali reservasi untuk yurisdiksinya cukup tepat. Di satu sisi,
pengadilan arbitrase yang dibentuk berdasarkan UNCLOS menghadapi situasi serupa
mungkin lebih bersedia untuk memberikan yurisdiksi kepada ICJ untuk keadilan di
masa depan.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian-hukum-internasional/
https://voi.id/berita/39337/contoh-kasus-hukum-internasional-terbaru-sengketa-
maritim-kenya-dan-somalia
https://www.aa.com.tr/id/dunia/kenya-nyatakan-somalia-sebagai-negara-musuh-atas-
sengketa-blok-minyak/1395710
https://www.oceanlaw.org/putusan-icj-di-somalia-v-kenya-dan-implikasinya-
terhadap-hukum-laut/