Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Jaminan
Oleh : Kelompok 12
FAKULTAS SYARIAH
2020
KATA PENGANTAR
1. Ibu Dwi Fidhayanti, M.H selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum
Jaminan yang juga telah membimbing kami dan memberi kami arahan
dengan sabar agar memahami dengan benar mengenai mata kuliah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan makalah
ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi lebih sempurnanya makalah yang akan datang. Semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami selaku penyusun pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lelang?
2. Apa dasar hukum pelelangan benda jaminan?
3. Apa saja objek lelang?
4. Apa saja jenis-jenis lelang?
5. Bagaimana tata cara pelelangan benda jaminan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian lelang
2. Untuk mengetahui dasar hukum pelelang benda jaminan
3. Untuk mengetahui objek lelang
4. Untuk mengetahui jenis-jenis lelang
5. Untuk mengetahui tata cara pelelangan benda jaminan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lelang
Lelang adalah bagian dari jual beli, namun secara umum terdapat hal yang
berbeda yaitu lelang tidak memiliki hak memilih dilakukan di depan publik
dan lelang tidak mengaplikasikan tawar menawar berbeda dengan dengan jual
beli dapat melakukan tukar menukar dan memiliki hak memilih2
Berdasarkan definisi tersebut dapat dipahami bahwa jual beli adalah suatu
bentuk perjanjian. Begitu pula dengan cara jual beli dengan sistem lelang yang
dalam penjualan tersebut ada bentuk perjanjian yang akan menghasilkan kata
sepakat antara pemilik barang maupun orang yang akan membeli barang
tersebut, baik berupa harga yang ditentukan maupun kondisi barang yang
diperdagangkan.
1
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 /PMK.06/2016 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG
2
Muhammad Anas ANALISIS PELAKSANAAN LELANG BENDA JAMINAN GADAI BERDASARKAN
FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL TENTANG RAHN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG PASAR
BARU BANTAENG
Pemerintah.” Maka lelang hanya boleh dilakukan oleh pejabat yang
berwenang saja3.
B. Objek Lelang
Objek Lelang Objek lelang yang diatur dalam Pasal 6 Vendu Reglement
ialah:5
3
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 /PMK.06/2016 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG
4
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 /PMK.06/2016 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG
5
http://repository.unair.ac.id/105641/4/4.%20BAB%20I.pdf
2. Lelang yang dilakukan oleh rumah gadai.
3. Lelang kayu kecil.
4. Lelang hasil perkebunan atas biaya penduduk indonesia di tempat- tempat
yang di tunjuk oleh Menteri keuangan.
5. Lelang hewan-hewan tangkapan polisi.
6. Lelang harta peninggalan anggota tentara yang tidak mempunyai keluarga.
7. Lelang buku-buku perpustakaan yang di lakukan oleh para anggotanya.
8. Lelang yang dilakukan oleh juru sita yang berkenan dengan eksekusi
hukuman.
D. Jenis-jenis Lelang
a. Pasal 5
Lelang Eksekusi: Lelang eksekusi adalah lelang untuk
melaksanakn putusan atau penetapan pengadilan. Lelang Eksekusi
terdiri dari:
a. Lelang Eksekusi Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)
b. Lelang Eksekusi pengadilan.
c. Lelang Eksekusi pajak; d. Lelang Eksekusi harta pailit
d. Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan
(UUHT)
e. Lelang Eksekusi benda sitaan Pasal 45 Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
f. Lelang Eksekusi barang rampasan
g. Lelang Eksekusi jaminan fidusia.
h. Lelang Eksekusi barang yang dinyatakan tidak dikuasai
atau barang yang dikuasai negara eks kepabeanan dan
cukai.
i. Lelang Eksekusi barang temuan
j. Lelang Eksekusi gadai
k. Lelang Eksekusi barang rampasan yang berasal dari benda
sitaan Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor
20 Tahun 2001.Lelang Eksekusi lainnya sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.6
b. Pasal 6
Lelang Non Eksekusi Wajib : Lelang Non Eksekusi wajib
adalah lelang unutuk melaksanakan penjualan barang.Lelang
Noneksekusi Wajib terdiri dari:
a. Lelang Barang Milik Negara/Daerah
b. Lelang Barang milik Badan Usaha Milik Negara/Daerah
c. Lelang Barang milik Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
d. Lelang Barang Milik Negara yang berasal dari aset
eksekusi kepabeanan dan cukai
e. Lelang Barang gratifikasi
f. Lelang aset properti bongkaran Barang Milik Negara
karena perbaikan
g. Lelang aset tetap dan barang jaminan diambil alih eks bank
dalam likuidasi
h. Lelang aset eks kelolaan PT Perusahaan Pengelola Aset7
c. Pasal 7
Lelang Non Eksekusi Sukarela : Lelang Non Eksekusi
Sukarela adalah lelang atas barang milik swasta, orang, badan
hukum/badan usaha yang dilaksanakan secara sukarela. Lelang
Non Eksekusi Sukarela terdiri dari:
a. Lelang Barang Milik BUMN/D berbentuk Persero
b. Lelang harta milik bank dalam likuidasi kecuali ditentukan
lain oleh peraturan perundang-undangan
c. Lelang Barang Milik Perwakilan Negara Asing
d. Lelang Barang Milik Swasta8
6
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2010/93~PMK.06~2010Per.htm
7
ibid
8
ibid
E. Tata Cara Pelelangan Benda Jaminan
1. Persiapan Lelang
a. Permohonan Lelang
Permohonan lelang diajukan oleh penjual kepada kantor lelang setempat.
Permohonan itu di ajukan secara tertulis oleh penjual disertai dokumen-
dokumen yang disyaratkan. Tata cara permohonan diatur lebih lanjut oleh
Kepala Badan Lelang.
b. Tempat Pelelang
Pada dasarnya lelang dilaksanakan dalam wilayah kerja kantor lelang
tempat barang itu berada, namun tidak menutup kemungkinan bahwa
lelang dapat dilakukan di luar wilayah Kerja Kantor Lelang setelah
mendapat persetujuan Kepala Badan Lelang. Untuk barang-barang yang
berada di wilayah kerja antar kantor wilayah BUPLN setempat.
c. Syarat Lelang
Ada dua syarat lelang, yaitu syarat umum dan syarat khusus.
a) Syarat yang umum itu meliputi:
Setiap pelelangan tanah ataupun bangunan dilengkapi dengan
surat keterangan tanah dari kantor badan pertanahan setempat
Lelang dilaksanakan/dilakukan pada jam dan hari kerja.
Ketentuan ini dapat disimpangi apabila ada izin superintenden,
yaitu pengawas lelang sebagai atasan langsung dari kantor
lelang.
b) Syarat khusus ditentukan oleh penjual
Penjual adalah orang atau badan yang mengajukan permohonan
kepada kantor lelang agar barang yang dimiliki dan atau dikuasainya
dijual secara lelang. Penjualan secara lelang merupakan penjualan
barang yang dilakukan di muka umum termasuk melalui media
elektronik atau dengan penawaran lisan dengan harga semakin
meningkat dan atau dengan penawaran harga yang semakin menurun,
dan atau dengan penawaran harga secara tertulis yang didahului
dengan usaha mengumpulkan peminat. Penentuan ini tidak boleh
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban
umum, dan kesusilaan.
d. Penundaan Dan Pembatalan Lelang
Pada prinsipnya pelaksanaan lelang dapat ditunda atau dibatalkan.
Penundaan dan pembatalan harus dengan keputusan/penetapan pengadilan
atau atas permintaan penjual. Penundaan dan atau pembatalan yang
ditunda oleh penjual harus diajukan secara tertulis kepada Kepala Kantor
lelang dan jangka waktu selambat- lambatnya 3 hari kerja sebelum tanggal
lelang,tetapi yang di perkenankan untuk penundaan dan pembatalan
pelelangan yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Uang Jaminan Lelang
Salah satu syarat dari peserta lelang adalah menyerahkan uang
jaminan penawaran lelang yang besarnya ditentukan oleh penjual lelang.
Yang diartikan dengan uang jaminan lelang adalah uang yang disetor
terdahulu sebagai syarat sahnya menjadi peserta lelang, bagi lelang yang
dipersyaratkan uang lelang.
f. Pengumuman Lelang
Pengumuman lelang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Pengumuman lelang pertama.
2. Pelaksanaan Lelang
Dalam pelaksanaan lelang barang jaminan terdapat 2 tahapan, yakni:
a. Penyimpanan Nilai Batas Barang
Jaminan Penyampain nilai batas barang jaminan disampaikan oleh
penjual kepada pejabat lelang. Penyampaian nilai batas di lakukan
selambat-lambatnya pada saat akan dimulainya pelaksanaan lelang.
b. Pelaksaan Lelang
Pelaksanaan lelang dilakukan menurut urutan-urutan sebagai
berikut:
a) yang melaksanakan lelang Setiap lelang dilaksankan
dihadapan pejabat lelang.
b) Lelang dapat dilaksanakan melalui internet, kecuali lelang
eksekusi.
c) Penawaran.
3. Risalah Lelang
Risalah lelang memuat catatan atau rekaman tentang pelaksanaan
lelang. Risalah lelang diatur dalam Pasal 41 sampai dengan Pasal 49
Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 337/KMK.01/2000 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang.9
Risalah lelang dibuat oleh pejabat lelang. Risalah lelang terdiri
dari:
Bagian Kepala
Bagian Badan
Bagian Kaki
9
Subekti, Hukum Acara Perdata, (Bandung: Bina Cipta, 1989), hal. 128
b. Membuat laporan/pertanggungjawaban semua penerimaan dan
pengeluaran uang hasil pelaksanaan lelang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Subekti, Hukum Acara Perdata, (Bandung: Bina Cipta, 1989), hal. 128
http://repository.unair.ac.id/105641/4/4.%20BAB%20I.pdf
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2010/93~PMK.06~2010Per.htm