Anda di halaman 1dari 17

ASPEK HUKUM PELELANGAN BENDA JAMINAN

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Jaminan

Dosen Pengampu: Dwi Fidhayanti, M.H

Oleh : Kelompok 12

Muhammad Rosyid Al Fahmi (19220186)

Sofyan Abdurrahman (19220185)

Muhammad Hisnul Islam

Fajar Adi Firmansyah

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


nikmat, hidayah, rahmat, dan ma’unah-Nya kepada kita semua sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASPEK HUKUM
PELELANGAN BENDA JAMINAN” ini dengan baik dan tepat waktu.
Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah membawa syariat yang lengkap dan sempurna sehingga
menjadi pedoman bagi umat Islam dalam mencapai kehidupan yang
bahagia di dunia dan akhirat kelak.

Kami menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak maka penulisan


makalah ini tidak mungkin terlaksana dengan baik. Oleh karena itu kami
menyampaikan terimakasih kepada :

1. Ibu Dwi Fidhayanti, M.H selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum
Jaminan yang juga telah membimbing kami dan memberi kami arahan
dengan sabar agar memahami dengan benar mengenai mata kuliah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan makalah
ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi lebih sempurnanya makalah yang akan datang. Semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami selaku penyusun pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, 04 Desember 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembang dunia perbankan dan lembaga-lembaga jaminan


yang tidak bisa lepas dari resiko bermasalah, pelaksanaan dan pelayanan lelang
barang jaminan dituntut untuk semakin ditingkatkan sesuai dengan perkembangan
dan perubahan budaya masyarakat, baik dari sarana maupun prasarananya serta
sumber daya manusia pelaksananya, maupun perangkat hukum yang dapat
menjamin kepastian hukum bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan
pelaksanaan lelang. Pelelangan dilakukan dalam kurun waktu tertentu dan
dilakukan sesuai prosedur yang sudah ditentukan dalam peraturan perundang-
undang. Perkembangan teknologi dalam dua dasawarsa terakhir juga telah
memungkinkan untuk menggunakan media elektronik sebagai saalah satu cara
penawaran. Sisi positif yang terkandung dalam pelaksanaan penjualan barang
secara lelang antara lain adalah adil, aman, cepat dan efesien, harga wajar serta
menjamin adanya kepastian hukum. Adil, karena bersifat terbuka/transparan dan
objektif. Aman, karena disaksikan oleh pemimpin dan dilaksanakan oleh pejabat
umum yang diangkat oleh pemerintah dan bersifat independent. Cepat dan efisien,
karena lelang didahului dengan pengumuman lelang sehingga peserta dapat
berkumpul pada hari lelang dan pembayaran tunai. Harga wajar, karena
menggunakan sistem penawaran yang bersifat kompetitif dan transparan serta
menjamin adanya kepastian hukum, karena dilaksanakan oleh pejabat lelang dan
dibuat risalah lelang sebagai akta otentik untuk proses balik nama ke atas nama
kepada pemenang lelang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lelang?
2. Apa dasar hukum pelelangan benda jaminan?
3. Apa saja objek lelang?
4. Apa saja jenis-jenis lelang?
5. Bagaimana tata cara pelelangan benda jaminan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian lelang 
2. Untuk mengetahui dasar hukum pelelang benda jaminan
3. Untuk mengetahui objek lelang
4. Untuk mengetahui jenis-jenis lelang
5. Untuk mengetahui tata cara pelelangan benda jaminan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lelang

Pengertian lelang, menurut pasal 1 angka 1 PERATURAN MENTERI


KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 /PMK.06/2016
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG Lelang adalah
penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara
tertulis dan/ atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai
harga tertinggi, yang didahului dengan Pengumuman Lelang1.

Lelang adalah bagian dari jual beli, namun secara umum terdapat hal yang
berbeda yaitu lelang tidak memiliki hak memilih dilakukan di depan publik
dan lelang tidak mengaplikasikan tawar menawar berbeda dengan dengan jual
beli dapat melakukan tukar menukar dan memiliki hak memilih2

Berdasarkan definisi tersebut dapat dipahami bahwa jual beli adalah suatu
bentuk perjanjian. Begitu pula dengan cara jual beli dengan sistem lelang yang
dalam penjualan tersebut ada bentuk perjanjian yang akan menghasilkan kata
sepakat antara pemilik barang maupun orang yang akan membeli barang
tersebut, baik berupa harga yang ditentukan maupun kondisi barang yang
diperdagangkan.

Di dalam sistem lelang sebagaimana di sebutkan dalam pasal 2


PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
27 /PMK.06/2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG
berbunyi “Setiap pelaksanaan lelang harus dilakukan oleh dan/ atau dihadapan
Pejabat Lelang kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang atau Peraturan

1
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 /PMK.06/2016 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG
2
Muhammad Anas ANALISIS PELAKSANAAN LELANG BENDA JAMINAN GADAI BERDASARKAN
FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL TENTANG RAHN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG PASAR
BARU BANTAENG
Pemerintah.” Maka lelang hanya boleh dilakukan oleh pejabat yang
berwenang saja3.

Dan dalam hal ini di laksanakan oleh DJKN sebagaimana di sebutkan


dalam pasal 1 angka 8 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 27 /PMK.06/2016 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN LELANG yang berbunyi “Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara, yang selanjutnya disebut DJKN, adalah unit Eselon I di lingkungan
Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang barang milik negara, kekayaan negara
dipisahkan, kekayaan negara lain-lain, penilaian, piutang negara, · dan lelang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”. Dan dalam
melaksanakan tugasnya DJKN di bantu oleh Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang, yang biasa di singkat KPKNL4.

B. Objek Lelang

Objek Lelang Objek lelang yang diatur dalam Pasal 6 Vendu Reglement
ialah:5

1. Barang-barang tidak bergerak


2. Usaha-usaha pertanahan di atas tanah sewa
3. Kapal yang isinya 20 m³ atau lebih
4. Efek (surat berharga)

Penjualan objek lelang harus dilakukan di hadapan pejabat lelang (pasal 1


a Vendu Reglement), namun ketentuan itu terdapat pengecualiannya. Barang-
barang yang tidak perlu di lelang di hadapan pejabat lelang adalah:

1. Lelang ikan segar.

3
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 /PMK.06/2016 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG
4
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 /PMK.06/2016 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG
5
http://repository.unair.ac.id/105641/4/4.%20BAB%20I.pdf
2. Lelang yang dilakukan oleh rumah gadai.
3. Lelang kayu kecil.
4. Lelang hasil perkebunan atas biaya penduduk indonesia di tempat- tempat
yang di tunjuk oleh Menteri keuangan.
5. Lelang hewan-hewan tangkapan polisi.
6. Lelang harta peninggalan anggota tentara yang tidak mempunyai keluarga.
7. Lelang buku-buku perpustakaan yang di lakukan oleh para anggotanya.
8. Lelang yang dilakukan oleh juru sita yang berkenan dengan eksekusi
hukuman.

Pengecualian dari barang-barang tersebut adalah karena barang- barang


tersebut cepat mengalami kerusakan.

C. Dasar Hukum Pelelangan Benda Jaminan

Ada beberapa aturan khusus yang mengatur tentang lelang, yakni:

1. Vendu Reglement (Peraturan Lelang) yang dimuat dalam Staatsblaad


nomor 189 tahun 1908 sebagaimana telah beberapa kali diubah dan
terakhir dengan Staatsblaad nomor 3 tahun 1941. Vendu reglement mulai
berlaku tanggal 1 April 1908, merupakan peraturan yang mengatur
prinsip-prinsip pokok tentang lelang.
2. Vendu Instructie (Instruksi Lelang) Staatsblaad nomor 190 tahun 1908
sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Staatsblaad
nomor 85 tahun 1930. Vendu Instructie merupakan ketentuan-ketentuan
yang melaksanakan Vendu Reglement.
3. Peraturan Meteri Keuangan Nomor 106/PMK.06/2013 atas perubahan
Peraturan Meteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang.
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.06/2013 atas perubahan
Peraturan Meteri Keuangan Nomor 176/PMK.06/2010 Tentang Balai
Lelang.
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.06/2013 atas perubahan
Peraturan Meteri Keuangan Nomor 174/PMK.06/2010 Tentang Pejabat
Lelang Kelas I.
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 159/PMK.06/2013 atas perubahan
Peraturan Meteri Keuangan Nomor 175/PMK.06/2010 Tentang Pejabat
Lelang Kelas II.

D. Jenis-jenis Lelang

Jenis-jenis lelang sudah diuraikan didalam Peraturan Menteri Keuangan


Nomor 93/PMK.06/2010, yaitu:

a. Pasal 5
 Lelang Eksekusi: Lelang eksekusi adalah lelang untuk
melaksanakn putusan atau penetapan pengadilan. Lelang Eksekusi
terdiri dari:
a. Lelang Eksekusi Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)
b. Lelang Eksekusi pengadilan.
c. Lelang Eksekusi pajak; d. Lelang Eksekusi harta pailit
d. Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan
(UUHT)
e. Lelang Eksekusi benda sitaan Pasal 45 Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
f. Lelang Eksekusi barang rampasan
g. Lelang Eksekusi jaminan fidusia.
h. Lelang Eksekusi barang yang dinyatakan tidak dikuasai
atau barang yang dikuasai negara eks kepabeanan dan
cukai.
i. Lelang Eksekusi barang temuan
j. Lelang Eksekusi gadai
k. Lelang Eksekusi barang rampasan yang berasal dari benda
sitaan Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor
20 Tahun 2001.Lelang Eksekusi lainnya sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.6
b. Pasal 6
 Lelang Non Eksekusi Wajib : Lelang Non Eksekusi wajib
adalah lelang unutuk melaksanakan penjualan barang.Lelang
Noneksekusi Wajib terdiri dari:
a. Lelang Barang Milik Negara/Daerah
b. Lelang Barang milik Badan Usaha Milik Negara/Daerah
c. Lelang Barang milik Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
d. Lelang Barang Milik Negara yang berasal dari aset
eksekusi kepabeanan dan cukai
e. Lelang Barang gratifikasi
f. Lelang aset properti bongkaran Barang Milik Negara
karena perbaikan
g. Lelang aset tetap dan barang jaminan diambil alih eks bank
dalam likuidasi
h. Lelang aset eks kelolaan PT Perusahaan Pengelola Aset7
c. Pasal 7
 Lelang Non Eksekusi Sukarela : Lelang Non Eksekusi
Sukarela adalah lelang atas barang milik swasta, orang, badan
hukum/badan usaha yang dilaksanakan secara sukarela. Lelang
Non Eksekusi Sukarela terdiri dari:
a. Lelang Barang Milik BUMN/D berbentuk Persero
b. Lelang harta milik bank dalam likuidasi kecuali ditentukan
lain oleh peraturan perundang-undangan
c. Lelang Barang Milik Perwakilan Negara Asing
d. Lelang Barang Milik Swasta8
6
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2010/93~PMK.06~2010Per.htm
7
ibid
8
ibid
E. Tata Cara Pelelangan Benda Jaminan

Dalam keputusan Menteri keuangan Nomor 337/KMK 01/2000 tentang


Petunjuk Pelaksanaan Lelang barang jaminan. Ada 4 (empat) tahap yang pokok
dalam pelaksanaan lelang barang jaminan, yaitu :

1. Persiapan Lelang

Persiapan lelang di atur dalam pasal 2 sampai dengan pasal 19 keputusan


menteri Keuangan Nomor : 3371 KMK 01/2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Lelang. Ada 6 kegiatan yang harus dilakukan, yaitu:

a. Permohonan Lelang
Permohonan lelang diajukan oleh penjual kepada kantor lelang setempat.
Permohonan itu di ajukan secara tertulis oleh penjual disertai dokumen-
dokumen yang disyaratkan. Tata cara permohonan diatur lebih lanjut oleh
Kepala Badan Lelang.
b. Tempat Pelelang
Pada dasarnya lelang dilaksanakan dalam wilayah kerja kantor lelang
tempat barang itu berada, namun tidak menutup kemungkinan bahwa
lelang dapat dilakukan di luar wilayah Kerja Kantor Lelang setelah
mendapat persetujuan Kepala Badan Lelang. Untuk barang-barang yang
berada di wilayah kerja antar kantor wilayah BUPLN setempat.
c. Syarat Lelang
Ada dua syarat lelang, yaitu syarat umum dan syarat khusus.
a) Syarat yang umum itu meliputi:
 Setiap pelelangan tanah ataupun bangunan dilengkapi dengan
surat keterangan tanah dari kantor badan pertanahan setempat
 Lelang dilaksanakan/dilakukan pada jam dan hari kerja.
Ketentuan ini dapat disimpangi apabila ada izin superintenden,
yaitu pengawas lelang sebagai atasan langsung dari kantor
lelang.
b) Syarat khusus ditentukan oleh penjual
Penjual adalah orang atau badan yang mengajukan permohonan
kepada kantor lelang agar barang yang dimiliki dan atau dikuasainya
dijual secara lelang. Penjualan secara lelang merupakan penjualan
barang yang dilakukan di muka umum termasuk melalui media
elektronik atau dengan penawaran lisan dengan harga semakin
meningkat dan atau dengan penawaran harga yang semakin menurun,
dan atau dengan penawaran harga secara tertulis yang didahului
dengan usaha mengumpulkan peminat. Penentuan ini tidak boleh
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban
umum, dan kesusilaan.
d. Penundaan Dan Pembatalan Lelang
Pada prinsipnya pelaksanaan lelang dapat ditunda atau dibatalkan.
Penundaan dan pembatalan harus dengan keputusan/penetapan pengadilan
atau atas permintaan penjual. Penundaan dan atau pembatalan yang
ditunda oleh penjual harus diajukan secara tertulis kepada Kepala Kantor
lelang dan jangka waktu selambat- lambatnya 3 hari kerja sebelum tanggal
lelang,tetapi yang di perkenankan untuk penundaan dan pembatalan
pelelangan yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Uang Jaminan Lelang
Salah satu syarat dari peserta lelang adalah menyerahkan uang
jaminan penawaran lelang yang besarnya ditentukan oleh penjual lelang.
Yang diartikan dengan uang jaminan lelang adalah uang yang disetor
terdahulu sebagai syarat sahnya menjadi peserta lelang, bagi lelang yang
dipersyaratkan uang lelang.
f. Pengumuman Lelang
Pengumuman lelang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Pengumuman lelang pertama.

Pengumuman lelang pertama, harus mengikuti prosedur sebagaimana disajikan


berikut ini. Yang melakukan pengumuman lelang adalah penjual pengumuman
lelang ini dilakukan melalui : surat kabar harian, selebaran atau tempelan yang
mudah dibaca oleh umum dan atau media elektronik berupa TV atau internet di
wilayah kerja Kantor Lelang tempat barang atau dijual. Peran Kantor Lelang
adalah menyebar luaskan pengumuman lelang kepada pihak lain. Pengumuman
lelang sekurang-kurangnya memuat :

 Identitas penjual, kecuali lelang sukarela.


 Hari, tanggal, jam, dan tempat lelang dilaksanakan.
 Nama, jenis, tipe, merek, serta jumlah dan kondisi barang
 Khusus barang tidak bergerak berupa tanah disebutkan lokasi dan luas
tanah, serta jenis hak atas tanah,
 Dalam hal ini tanah terdapat bangunan, disebutkan luas dan kondisi
bangunan.

2. Pengumuman lelang ulang


Pengumuman lelang ulang dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) lelang barang tidak bergerak atau barang bergerak yang dijual
bersama-sama dengan barang tidak bergerak dilakukan dengan
cara:
a. Pengumuman lelang ulang dilakukan 1 kali melalui surat kabar
harian selambat-lambatnya 7 hari sebelum pelaksanaan lelang,
jika waktu pelaksanaan lelang ulang dimaksud tidak melebihi
60 hari dari pelaksanaan lelang terdahulu atau dilaksanakan
lelang akhir.
b. Pengumuman lelang ulang berlaku ketentuan sebagaimana
lelang eksekusi yang pertama kali, jika waktu pelaksanaan
lelang ulang dilakukan lebih dari 60 hari dari pelaksanaan
lelang akhir.
2) Dalam hal lelang dilakukan lelang ulang terhadap barang bergerak
Pengumuman lelang ulang dilakukan 1 kali melalui surat kabar
harian selambat-lambatnya 5 hari sebelum pelaksanaan lelang.
3) Pengumuman lelang ulang sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b angka 1 menunjukan pengumuman berakhir.
Prosedur pengumuman lelang untuk bukan eksekusi berbeda
dengan eksekusi. Pengumuman lelang bukan eksekusi dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut :
 Barang tidak bergerak dilakukan 1 kali melalui surat kabar
harian sekurang-kurangnya 7 hari sebelum pelaksanaan
lelang.
 Barang bergerak dilakukan 1 kali melalui surat kabar
harian selambat-lambatnya 5 hari sebelum pelaksanaan
lelang.
 Barang bergerak yang dijual bersama-sama dengan barang
tidak bergerak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a.

2. Pelaksanaan Lelang
Dalam pelaksanaan lelang barang jaminan terdapat 2 tahapan, yakni:
a. Penyimpanan Nilai Batas Barang
Jaminan Penyampain nilai batas barang jaminan disampaikan oleh
penjual kepada pejabat lelang. Penyampaian nilai batas di lakukan
selambat-lambatnya pada saat akan dimulainya pelaksanaan lelang.
b. Pelaksaan Lelang
Pelaksanaan lelang dilakukan menurut urutan-urutan sebagai
berikut:
a) yang melaksanakan lelang Setiap lelang dilaksankan
dihadapan pejabat lelang.
b) Lelang dapat dilaksanakan melalui internet, kecuali lelang
eksekusi.
c) Penawaran.

Cara penawaran lelang ditentukan sebagai berikut:


 Diusulkan oleh penjual dan ditetapkan oleh kepala lelang
 Cara lelang yang telah ditetapkan harus diumumkan
 Cara penawaran ini dapat didahului dengan pengumuman dimedia
massa
 Penawaran yang telah diterima oleh pejabat lelang
 Dalam hal terdapat beberaapa pesert lelang yang megajukan
penawaran tertinggi secara tertulis dengan nuilai yang sama.

3. Risalah Lelang
Risalah lelang memuat catatan atau rekaman tentang pelaksanaan
lelang. Risalah lelang diatur dalam Pasal 41 sampai dengan Pasal 49
Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 337/KMK.01/2000 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang.9
Risalah lelang dibuat oleh pejabat lelang. Risalah lelang terdiri
dari:
 Bagian Kepala
 Bagian Badan
 Bagian Kaki

4. Pembukuan Dan Pelaporan Lelang


Pembukuan dan Laporan Lelang setelah pelasanaan lelang selesai
dilakukan, maka Kantor Lelang menyelenggarakan pembukuan dan
pelaporan tentang pelaksanaan lelang. Yang membuat pembukuan dan
pelaporan adalah Bendaharawan Penerima Kantor Lelang. Kewajiban
bendaharawan ini adalah :
a. Melakukan pencatatan semua penerimaan dan pengeluaran uang hasil
pelaksanaan lelang

9
Subekti, Hukum Acara Perdata, (Bandung: Bina Cipta, 1989), hal. 128
b. Membuat laporan/pertanggungjawaban semua penerimaan dan
pengeluaran uang hasil pelaksanaan lelang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lelang merupakan cara penjualan barang yang terbuka untuk umum


dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin
meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului
dengan pengumuman lelang. Penjualan dimuka umum yaitu dengan cara
mengundang orang-orang atau sebelumnya sudah diberitahu tentang adanya
pelelangan kemudian diberi kesempatan kepada orang-orang tersebut untuk
berlelang atau membeli untuk menawar harga, menyetujui harga serta
mendaftarkan.
DAFTAR PUSTAKA

Subekti, Hukum Acara Perdata, (Bandung: Bina Cipta, 1989), hal. 128

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 /PMK.06/2016


TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG

Muhammad Anas ANALISIS PELAKSANAAN LELANG BENDA JAMINAN GADAI


BERDASARKAN FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL TENTANG RAHN DI PEGADAIAN
SYARIAH CABANG PASAR BARU BANTAENG

http://repository.unair.ac.id/105641/4/4.%20BAB%20I.pdf

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2010/93~PMK.06~2010Per.htm

Anda mungkin juga menyukai