Anda di halaman 1dari 13

KONSEP RISIKO

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Manajemen Risiko

Dosen Pengampu: Bambang Sri Hartono, S.E., M.Si

Disusun Oleh :

1. M. Shodik Risqianto (2013115103)


2. Dewi Safitri (2013116009)
3. Rika Aryani (2013116010)
4. Rifkotul Ulya (2013116011)

Kelas : E

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat, keselamatan dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat,
serta para pengikutnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Pak Bamabang Sri Hartono, S.E.,
M.Si selaku dosen dalam mata kuliah Manajemen Risiko ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
kami mengharap kritik dan saran yang membangun bagi kami. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Pekalongan, 4 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................i


Kata Pengantar ...................................................................................................ii
Daftar isi ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan ...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................33
A. Prinsip-Prinsip Identifikasi Risiko ..........................................................
B. Teknik Identifikasi Risiko .......................................................................
C. Manfaat Daftar Kerugian Potensial .........................................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................33
A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................45
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman modern seperti saat ini banyak sekali hal-hal yang harus
diperhatikan dan diperhitungkan dengan baik, tidak terkecuali perencanaan-
perencanaan mengenai hidup dan kehidupan kita sebagai seorang manusia.
Tuntutan zaman yang segalanya memerlukan uang menuntut setiap manusia
bekerja agar dapat hidup dan memberikan penghidupan bagi keluarganya
masing-masing, hal tersebut berarti manusia bekerja dengan kerasnya agar
mencapai tujuan meski terkadang tanpa memperdulikan kesehatan mereka.
pada zaman dahulu ketika ada orang atau keluarga yang sakit cukup dengan
mengobatinya menggunakan obat tradisional yang didapat dari alam, tetapi saat
ini ketika ada orang atau keluarga yang sakit haruslah berobat kepada dokter
atau rumah sakit. Selain penyakit pada era saat ini beragam dan semakin
banyak, kemungkinan-kemungkinan terjadi kecelakaan terhadap seseorangpun
semakin tinggi karena adanya alat transportasi seperti mobil, motor, kereta,
pesawat dan lain sebagainya. Hal itu menyebabkan kemungkinan seseorang
untuk sakit ataupun celaka semakin bertambah, bahakan kemungkinan
kematianpun semakin tinggi, meski takdir mengenai mati dan hidupnya
seseorang tetap berada di tangan Allah SWT tetap saja manusia haruslah
waspada dan hati-hati terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi,
karena pada hakikatnya manusia telah diberikan akal pikiran agar digunakan
sebaik-baiknya demi kemanfaatan bersama. Di Negara Kesatuan Republik
Indonesia hal-hal mengenai kehawatiran tentang kesehatan atau terjadinya
kecelakaan yang tentu saja dalam prosesnya memerlukan biaya atau uang untuk
mengurus segala keperluan. Bahkan jika terjadi kematian, seorang tidak perlu
khawatir lagi karena di Indonesia diatur mengenai asuransi sehingga masyrakat
dapat mengalihkan risikonya atau membagi risikonya kepada perusahaan
asuransi.
Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang
berkepentingan, baik untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang
ditentukan dalam perjanjian. Orang yang berkepentingan dapat
mengadakan asuransi itu bahkan tanpa diketahui atau persetujuan orang
yang diasuransikan jiwanya.
Jadi setiap orang dapat mengasuransikan jiwanya, asuransi jiwa
bahkan dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa
dapat diadakan selama hidup atau selama jangka waktu tertentu yang
dtetapkan dalam perjanjian.
Pihak-pihak yang mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut
penanggung dan tertanggung. Penanggung dengan menerima premi
memberikan pembayaran, tanpa menyebutkan kepada orang yang ditunjuk
sebagai penikmatnya.

B. Rumusa Masalah
1. Apa yang dimaksud dari Asuransi Jiwa?
2. Apa saja dasar hukum Asuransi Jiwa?
3. Apa saja hak dan kewajiban pihak terkait?
4. Apa penyebab berakhirnya Asuransi Jiwa?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian Asuransi Jiwa.
2. Mengetahui sasar hukum Asuransi Jiwa.
3. Mengetahui hak dan kewajiban pihak terkait.
4. Mengetahui penyebab berakhirnya Asuransi Jiwa

BAB II
PEMBAHASAN
Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa adalah sebuah janji dari perusahaan asuransi kepada

nasabahnya bahwa apabila si nasabah mengalami risiko kematian dalam

hidupnya, maka perusahaan asuransi akan memberikan santunan dengan

jumlah tertentu kepada ahli waris dari nasabah tersebut.

Asuransi jiwa biasanya mempunyai tiga bentuk :

a. Term assurance (asuransi berjangka)

Term assurance adalah bentuk dasar dari asuransi jiwa, yaitu polis yang

menyediakan jaminan terhadap risiko meninggal dunia dalam periode waktu

tertentu.

Contoh Asuransi Berjangka (Term Insurance):

usia tertanggung 30 tahun

masa kontrak 1 tahun

rate premi (misal): 5 permill/tahun dari uang pertanggungan

uang pertanggungan : rp. 100 juta

premi tahunan yang harus dibayar : 5/1000 x 100.000.000 = rp.

500.000

Yang ditunjuk sebagai penerima UP : Istri (50%) dan anak pertama

(50%)

Bila tertanggung meninggal dunia dalam masa kontrak, maka

perusahaan Asuransi sebagai penanggung akan membayar uang

Pertanggungan sebesar 100 juta kepada yang ditunjuk.

Whole life assurance (asuransi jiwa seumur hidup)

Merupakan tipe lain dari asuransi jiwa yang akan membayar sejumlah

uang pertanggungan ketika tertanggung meninggal dunia kapan pun.


Merupakan polis permanen yang tidak dibatasi tanggal berakhirnya polis

seperti pada term assurance. Karena klaim pasti akan terjadi maka premium

akan lebih mahal dibanding premi term assurance dimana klaim hanya

mungkin terjadi. Polis whole life merupakan polis substantif dan sering

digunakan sebagai proteksi dalam pinjaman.

Endowment assurance (asuransi dwiguna)

Pada tipe ini, jumlah uang pertanggungan akan dibayarkan pada tanggal

akhir kontrak yang telah ditetapkan.

Contoh asuransi dwiguna berjangka:

usia tertanggung 30 tahun

masa kontrak 10 tahun

rate premi (misal) : 85 permill/tahun dari uang pertanggungan

uang pertanggungan : rp. 100 juta

premi yang harus dibayar : 85/1000 x 100.000.000 = rp. 8.500.000,-

yang ditunjuk sebagai penerima UP : Istri (50%) dan anak pertama

(50%)

Bila tertanggung meninggal dunia dalam masa kontrak, maka

perusahaan Asuransi sebagai penanggung akan membayar uang

Pertanggungan sebesar 100 juta kepada yang ditunjuk. Bila tertanggung

hidup sampai akhir kontrak, maka tertanggung akan menerima uang

pertanggungan sebesar 100 juta.

Pengaturan Hukum Asuransi Jiwa

Pengaturan tentang asuransi (pertanggungan) jiwa dalam KUHD cukup

singkat, hanya 7 (tujuh) pasal, yakni dari Pasal 302 sampai 308. Apabila
diperhatikan ketujuh pasal tersebut tidak ada rumusan tentang apa yang

dimaksud dengan asuransi jiwa. Dalam pasal 302 hanya dikemukakan: “Jiwa

seseorang dapat dipertanggungkan untuk keperluan orang yang

berkepentingan, baik untuk selama hidup ataupun untuk suatu waktu yang

ditentukan dengan perjanjian.”

Dari ketentuan di atas dapat diketahui bahwa: Pertama, yang

berkepentingan dalam asuransi jiwa adalah orang yang bersangkutan. Untuk

itu orang tersebut dapat mengasuransikan jiwanya sendiri. Jadi yang

bertindak sebagai tertanggung adalah yang bersangkutan. Kedua, yang

berkepentingan dalam hal ini bukan yang bersangkutan akan tetapi orang

lain. Sekalipun demikian, orang yang akan mengasuransikan jiwa seseorang

tersebut harus ada hubungan hukum, misalnya orang tua mengasuransikan

anak. Pemberi kerja atau perusahaan mengasuransikan karyawannya. Dalam

hal ini, orang tua dan ataupun perusahaan dapat mengasuransikan jiwa

orang tersebut karena mempunyai kepentingan, bahkan sekalipun orang

yang jiwanya diasuransikan tidak mengetahui. Sebagaimana dijelaskan

dalam Pasal 303 KUHD, sebagai berikut:

“Yang berkepentingan dapat mengadakan pertanggungan, bahkan di luar

pengetahuan atau izin dari orang yang jiwanya dipertanggungkan.”[4]

entosa Sembiring, “Hukum Asuransi”, (Nuansa Aulia: Bandung 2015), hlm 80

Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak


Dalam perjanjian asuransi, setelah terjadi kesepakatan antara pihak-pihak tentang
isi perjanjian maka akan timbul hubungan hukum. Dalam isi perjanjian tersebut
berisi hak dan kewajiban yang mengikat dan harus dilaksanakan para pihak dalam
perjanjian. Pasal 257 Ayat (1) KUHD menentukan bahwa hak dan kewajiban itu
mulai berlaku pada saat perjanjian asuransi itu diadakan. Hak dan kewajiban
tersebut bersifat timbal balik bahkan sebelum polis ditandatangani. Hak dan
kewajiban pihak-pihak harus dicantumkan secara tegas dalam polis.
Secara umum hak dan kewajiban pihak-pihak dalam perjanjian asuransi sebagai
berikut:

1. Hak dan Kewajiban Tertanggung

a. Hak untuk mendapatkan jaminan dari penanggung untuk menanggung atas


ancaman risiko yang dapat menimbulkan kerugian bagi tertanggung. b. Hak untuk
mendapat ganti kerugian dari penanggung apabila terjadi peristiwa yang
menimbulkan kerugian.
c. Kewajiban memberitahukan yang lengkap dan jelas mengenai objek yang akan
diasuransikan kepada penanggung.
d. Kewajiban membayar uang premi kepada penanggung.

2. Hak dan Kewajiban Penanggung


a. Hak untuk memperoleh pemberitahuan yang lengkap dan jelas mengenai objek
yang akan diasuransikan dari tertanggung;

b. Hak untuk memperoleh premi dari tertanggung;

c. Kewajiban untuk memberikan jaminan kepada tertanggung untuk menanggung


tertanggung atas ancaman risiko yang dapat menimbulkan kerugian bagi
tertanggung;
d. Kewajiban membayar ganti kerugian kepada tertanggung apabila terjadi
peristiwa yang menimbulkan kerugian.

Perjanjian asuransi berakhir apabila10


Djoko Prakoso, Hukum Asuransi Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997)
Hlm. 133
:

1. Jangka waktu berlakunya sudah habis

Asuransi biasanya diadakan untuk jangka waktu tertentu, misalnya 1 (satu) tahun.
Jangka waktu ini biasanya terdapat pada asuransi kebakaran, kendaraan bermotor.
Ada juga asuransi yang diadakan untuk jangka waktu yang lama, misalnya 10
(sepuluh)-20 tahun atau lebih yang biasanya terdapat pada asuransi jiwa. Jangka
waktu asuransi tersebut ditetapkan dalam polis. KUHD tidak mengatur secara
tegas jangka waktu asuransi. Apabila jangka waktu yang ditentukan itu habis,
maka asuransi berakhir.
2. Perjalanan Berakhir

Asuransi dapat diadakan berdasarkan perjalanan. Asuransi berakhir apabila


perjalanan berakhir atau tiba ditempat tujuan. Asuransi berdasarkan perjalanan ini
pada umumnya diadakan untuk asuransi pengangkutan baik pengangkutan barang
maupun penumpang dari tempat pemberangkatan ketempat tujuan.

3. Terjadi Evenemen diikuti klaim

Dalam polis dinyatakan terhadap evenemen apa saja asuransi itu diadakan.
Apabila sementara asuransi berjalan terjadi evenemen yang ditanggung dan
menimbulkan kerugian, penanggung akan menyelidiki apakah benar tertanggung
mempunyai kepentingan terhadap benda yang diasuransikan. Disamping itu,
apakah evenemen yang terjadi itu benar bukan karena kesalahan tertanggung dan
sesuai dengan evenemen yang telah ditetapkan dalam polis. Bila benar, maka
dilakukan pemberesan berdasarkan klaim tertanggung. Dengan pemenuhan ganti
kerugian berdasarkan klaim tertanggung, maka asuransi berakhir.

4. Asuransi berhenti atau dibatalkan

Berhentinya asuransi dapat terjadi karena kesepakatan antara tertanggung dan


penanggung misalnya karena premi tidak dibayar ataupun karena faktor di luar
kemauan tertanggung dan penanggung seperti terjadi pemberatan resiko setelah
asuransi berjalan.

5. Asuransi gugur

Asuransi gugur biasanya terdapat dalam asuransi pengangkutan. Jika objek yang
diasuransikan tidak jadi diangkut, maka asuransi gugur. Tidak jadi diangkut dapat
terjadi karena kapal tidak jadi berangkat atau baru akan melakukan perjalanan
tetapi dihentikan.

Berakhirnya perjanjian asuransi dapat terjadi karena kemungkinan sebagai


berikut:

1. Dalam hal tertanggung memberi keterangan yang tidak benar atau


menyembunyikan fakta sebenarnya mengenai keadaan objek yang diasuransikan
(Pasal 251 KUHD).

2. Jika sudah diketahui bahwa sudah ada kerugian sebelum atau pada saat
dibuatnya perjanjian asuransi (Pasal 269 KUHD).

3. Jika perjanjian asuransi dengan sengaja dibuat untuk mencari keuntungan


dengan itikad tidak baik, penipuan dan kecurangan sehingga merugikan pihak
penanggung (Pasal 282 KUHD). 4. Penutupan perjanjian asuransi atas objek
asuransi yang menurut peraturan Perundang-Undangan tidak boleh
diperdagangkan (Pasal 599 Ayat (4) KUHD).
http://www.mag.co.id/asuransi-kesehatan-perorangan/

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengidentifikasian risiko adalah suatu proses yang dilakukan suatu
perusahaan secara sistematis dan terus-menerus untuk mengidentifikasi
property, liability, dan personnel exposures sebelum terjadinya peril. Jadi,
yang diidentifikasi adalah perill yang dapat menimpa harta milik dan
personil perusahaan serta kewajiban yang menimbulkan kerugian.
Pengidentifikasian yang dilakukan oleh manajer risiko pada pokoknya,
yaitu :
a. Membuat daftar (check-list) semua kerugian yang dapat menimpa
semua bisnis/perusahaan apa pun.
b. Dengan pendekatan yang sistematis mencari kerugian-kerugian
potensial yang dari check-list tersebut dapat diketahui risiko yang
akan diterima perusahaannya.
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
teknik, antara lain : Brainstorming, Questionaire, Industry benchmarking,
Scenario analiysis, Risk assessment workshop, Incident investigation,
Auditing, Inspection, Checklist, dan Hazard and Operability Syudies
(HAZOP).
B. Saran
Penulis sangat menyadari akan kekurangan-kekurangan yang ada
pada makalah ini. Baik dari segi ilmunya maupun dari segi penulisannya.
Itu semua disebabkan kurangnya referensi yang digunakan dan kurangnya
pengalaman penulis. Untuk itu, apabila ada kritik maupun saran dari
pembaca yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, agar di
penulisan berikutnya penulis dapat memperbaikinya.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyawan, Setiya. 2015. Manajemen Risiko. Bandung: CV Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai