Anda di halaman 1dari 28

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Landasan Teori

3.1.1 Prosedur
3.1.1.1 Pengertian Prosedur
Prosedur menurut Mulyadi (2001:5) prosedur didefinisikan sebagai suatu
urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu
departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penangan secara seragam
transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.

3.1.1.2 Manfaat Prosedur


Suatu prosedur dapat memberikan manfaat, menurut Mulyadi (2001:15)
sebagai berikut:
1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa
yang akan datang.
2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas,
sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya
mengerjakan yang seperlunya saja.
3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi
oleh seluruh pelaksana.
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan
efisien.
5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan,
bila terjadi penyimpangan akan segera diadakan perbaikan-perbaikan
sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.

18
19

3.1.2 Perkreditan
3.1.2.1 Pengertian Kredit
Menurut Ismail (2013:93) kredit merupakan dana dari pihak pemilik dana
kepada pihak yang memerlukan dana. Penyaluran dana tersebut didasarkan pada
kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana.

Sedangkan menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 yang


dikutip oleh Kasmir (2010:96), kredit adalah penyedia uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

3.1.2.2 Tujuan Kredit


Menurut Kasmir (2010:105) menyatakan tujuan pemberian suatu kredit

sebagai berikut:

1. Mencari keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah memperoleh keuntungan. Hasil
keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh
lembaga keuangan sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit
yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk
kelangsungan hidup lembaga keuangan.
2. Membantu usaha nasabah
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk
modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat
mengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu pemerintah
Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang.
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
lembaga keuangan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak
20

kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peningkaatan


pembangunan diberbagai sektor, terutama disektor riil.

3.1.2.3 Fungsi Kredit


Menurut Kasmir (2010:107) disamping memiliki tujuan pemberian suatu
fasilitas kredit juga memiliki suatu fungsi yang luas. Fungsi yang luas tersebut
antara lain:

1. Untuk meningkatkan daya guna uang


Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang,
maksudnya jika uang hanya disimpan di rumah tidak akan
menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang
tersebut menjadi berguna untuk menghasilakan barang atau jasa oleh si
penerima kredit. Kemudian juga dapat memberikan penghasilan
tambahan kepada pemilik dana.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dalam
satu wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang
dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh
tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan akan dapat digunakan
oleh si debitur untuk mengolah barang yang semula tidak berguna
menjadi berguna atau bermanfaat.
4. Meningkatkan peredaran barang
Kredit juga dapat menambah atau memperlancar arus barang dari satu
wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari
satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit juga dapat
meningkatkan peredaran barang biasanya untuk kredit perdagangan
atau kredit eksor impor.
21

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi


Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilittas
ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah
jumlah barang yang diperlukan masyarakat.
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi si penerima kredit tentu akan meningkatkan kegairahan berusaha,
apa lagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. Dengan
memperoleh kredit nasabah bergairah untuk memperbesar atau
memperluas usahanya.
7. Untuk peningkatan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik,
terutama dalam hal meningkatkan pendapatan.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling
membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.
Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama
dibidang lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

3.1.2.4 Unsur-Unsur Kredit


Menurut Ismail (2013:94) menyatakan terdapat 7 unsur kredit, yaitu
sebagai berikut:
1. Kreditor
Kreditor merupakan pihak yang memberikan kredit (pinjaman) kepada
pihak lain yang mendapat pinjaman. Pihak tersebut bisa perorangan
atau badan usaha. Lembaga keuangan yang memberikan kredit kepada
pihak peminjam merupakan kreditor.
2. Debitur
Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang
mendapatkan pinjaman dari pihak lain.
22

3. Kepercayaan (trust)
Kreditur merupakan kepercayaan kepada pihak yang menerima
pinjaman (debitur) bahwa debitur akan memenuhi kewajiban untuk
membayar pinjaman sesuai dengan jangka waktu tertentu yang
diperjanjikan. Lembaga keuangan memberikan pinjaman kepada pihak
lain, sama seperti lembaga keuangan memberikan kepercayaan kepada
pihak peminjam, bahwa pihak peminjam akan dapat memenuhi
kewajibannya.
4. Perjanjian
Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang
dilakukan antara lembaga keuangan (kreditur) dengan pihak peminjam
(debitur).
5. Risiko
Setiap dana yang disalurkan oleh lembaga keuangan selalu
mengandung adanya resiko tidak kembalinya dana. Risiko adalah
kemungkinan kerugian yang akan timbul atas penyaluran kredit.
6. Jangka waktu
Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur
untuk membayar pinjaman kepada kreditur.
7. Balas jasa
Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditor, maka debitur
akan membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian.
Dalam lembaga keuangan konvensional, imbalan tersebut berupa
bunga, sementara didalam lembaga keuangan syariah terdapat
beberapa macam imbalan, tergantung pada akadnya.

3.1.3 Pengertian Gadai


Gadai berasal dari terjemahan dari kata pand atau vuistpand (bahasa
Belanda), atau pledge atau pawn (bahasa Inggris), pfand atau faustpfand (bahasa
Jerman). Kegiatan pokok PT Pegadaian adalah menyalurkan kredit atau uang
pinjaman atas dasar hukum gadai. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum
23

Perdata (civil code) Buku Kedua Bab XX pasal 1150 tentang gadai, pengertian
gadai adalah:
Suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak, yang
diserahkan kepadanya oleh debitur, atau oleh kuasanya, sebagai jaminan atas
utangnya, dan yang memberi wewenang kepada kreditur untuk mengambil
pelunasan piutangnya dan barang itu dengan mendahului kreditur-kreditur lain,
dengan pengecualian biaya penjualan sebagai pelaksana putusan atas tuntutan
mengenai pemilikan atau penguasaan, dan biaya penyelamatan barang itu, yang
dikeluarkan setelah barang itu sebagai gadai dan yang harus didahulukan.

3.1.4 Pengertian Kredit Gadai


Menurut Pedoman Operasioanal Kantor Cabang PT Pegadaian (Persero)
pengertian kredit gadai adalah pemberian pinjaman (kredit) dalam jangka waktu
tertentu kepada nasabah atas dasar hukum gadai dan persyaratan tertentu yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Nasabah menyelesaikan pinjamannya kepada
perusahaan (Pegadaian) sebagai pemberi pinjaman (kreditur), dengan cara
mengembalikan uang pinjaman atau membayar sewa modalnya berdasarkan
ketentuan yang berlaku.

3.1.5 Sistem Pengendalian Intern


3.1.5.1 Pengertian Sistem
Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamakan makna istilah
sistem dengan cara. Berikut ada beberapa pengertian sistem dari beberapa ahli.
Pengertian sistem menurut Mulyadi (2008:2) yaitu "sekelompok unsur yang erat
berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu". Sedangkan menurut Widjajanto (2008:2) yaitu "
sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses, output.

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri
dari banyak komponen yang saling berhubungan. Meskipun setiap sistem
24

mempunyai fungsi yang berbeda namun semua bagian memiliki tujuan yang
sama.

3.1.5.2 Pengertian Sistem Pengendalian Intern


Secara umum, pengendalian intern merupakan bagian dari masing-masing
sistem yang digunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional perusahaan
atau organisasi tertentu. Perusahaan pada umumnya menggunakan Sistem
Pengendalian Intern untuk mengarahkan operasi perusahaan dan mencegah
terjadinya penyalahgunaan sistem. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian
Sistem Pengendalian Intern, antara lain :
1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern menurut AICPA (American
Institute of Certifield Public Accountant) yang dikutip Mardi (2011:59)
adalah sebagai berikut: Sistem Pengendalian Intern meliputi struktur
organisasi dan segala cara serta tindakan dalam suatu perusahaan yang
saling terkoordinasi dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik
perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi,
meningkatkan efisiensioperasional perusahaan serta membantu menjaga
kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

2. Sistem Pengendalian Intern menurut Arens dan Loebbecke yang


diterjemahkan oleh Jusuf (2003:258) adalah “Sistem Pengendalian Intern
yang terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dirancang
untuk memberikan manajemn keyakinan memadai bahwa tujuan dan
sasaran yang penting bagi suatu usaha yang dicapai”.

3. Menurut Mulyadi (2010:163), menyatakan bahwa, “Sistem Pengendalian


Intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian,
dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen.

Berdasarkan pengertian-pengertian sistem pengendalian intern diatas, kita


dapat memahami bahwa pengendalian intern merupakan suatu proses untuk
25

mencapai tujuan tertentu, dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi
perusahaan yang diharapkan dapat menjaga keamanan harta milik perusahaan,
memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

3.1.5.3 Tujuan Pengendalian Intern


Tujuan sistem pengendalian intern menurut Mulyadi (2010:163) adalah
sebagai berikut:
1. Menjaga kekayaan organisasi
2. Mengecek keteletian dan keandalan data akuntansi
3. Mendorong efisiensi, dan
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua


macam, yaitu pengendalian intern akuntansi (internal accounting control) dan
pengendalian intern administratif (internal administrative control). Pengendalian
intern akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem pengendalian intern meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama
untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi. Pengendalian intern akuntansi yang baik akan menjamin keamanan
kekayaan para investor dan kreditor yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan
menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercayakan. Pengendalian intern
administratif meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan
manajemen.

3.1.5.4 Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern


Unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern meliputi lima unsur besar
yang tiap pointnya tidak dapat dipisahkan (Mulyadi, 2010:164), kelima unsur itu
adalah :
26

1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara


tegas. Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian
tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian
tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-
prinsip berikut:
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari
fungsi akuntansi.
b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakann semua tahap suatu transaksi.
2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
Setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dan pejabat yang
memiliki wewenanguntuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh
karena itu, dalam organisasi hanya dibuat sistem yang mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi
dalam organisasi. Salah satu media yang digunakan unttuk merekam
penggunaan wewenang untuk memberikan otorisasi terlaksananya
transaksi dalam organisasi adalah formulir. Prosedur pencatatan yang baik
akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam catatan
akuntansi denngan tingkat ketelitian dan keandalannya (reliability) yang
tinggi.
3) Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang
dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana
dengan baik jika tidak diciptakan cara-caa yang umumnya ditempuh oleh
perusahaan dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang umumnya
ditempuhh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:
a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya
harus dipertanggungjawabkan oleh yang berweenang.
b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit).
27

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksakan dari awal sampai akhir oleh
satu orang atau satu unit organiisasi, tanpa ada campur tangan dari
orang orang atau unit oorganisasi lain.
d. Perputaran jabatan (job rotation).
e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
f. Secara periodik diadakan pencocokann fisik kekayaan dengan
cattattannya.
g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian inntern yang lain.
4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya.
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik
yang sehat, semuanya sangat bergantung kepada manusia yang
melaksanakannya. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan
jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang
minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilakan
pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Untuk mendpatkan
karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ini
dapat ditempuh:
a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaannya.
b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
28

3.2 Tinjauan Praktek

Kredit Cepat Aman (KCA) adalah kredit dengan sistem gadai yang
diberikan kepada semua golongan nasabah, baik untuk kebutuhan konsumtif
maupun kebutuhan produktif. KCA merupakan solusi terpercaya untuk
mendapatkan pinjaman secara mudah, cepat dan aman. Untuk mendapatkan kredit
nasabah hanya perlu membawa agunan berupa perhiasan emas, emas batangan,
mobil, sepeda motor, laptop, handphone, dan barang elektronik lainnya.

Dalam pemberian kredit usaha gadai kepada nasabah, penggolongan uang


pinjaman ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 3.1
Daftar Uang Pinjaman dan Tarif Sewa Modal

Pembiayaan KCA (Gadai Konvensional)


Uang Pinjaman (UP) Tarif Sewa Modal Lama Pinjaman
Golongan
Min Max Emas Non-Emas (Hari)
A 50.000 500.000 0,750%xUP 0,750%xUP 1 s/d 120
B1 500.001 1.000.000 1,150%xUP 1,150%xUP 1 s/d 120
B2 1.000.001 2.500.000 1,150%xUP 1,150%xUP 1 s/d 120
B3 2.500.001 5.000.000 1,150%xUP 1,150%xUP 1 s/d 120
C1 5.000.001 10.000.000 1,150%xUP 1,150%xUP 1 s/d 120
C2 10.000.001 15.000.000 1,150%xUP 1,150%xUP 1 s/d 120
C3 15.000.001 20.000.000 1,150%xUP 1,150%xUP 1 s/d 120
D 20.000.001 1.000.000.000 1,000%xUP 1,150%xUP 1 s/d 120
Sumber : PT. Pegadaian (Persero) Cabang Karangturi

Tabel 3.1 merupakan tabel pembiayaan Kredit Cepat Aman (KCA) pada PT
Pegadaian (Persero) cabang Karangturi. Perhitungan bunga berdasarkan pada
kelipatan 15 hari dan dalam pemberian tarif sewa modal nasabah juga dikenakan
biaya administrasi yang dipotong langsung dari uang pinjaman.
29

Jenis barang jaminan pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Karangturi


disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.2
Jenis Barang Jaminan
RUBRIK JENIS BARANG JAMINAN
KANTONG Emas perhiasan/Logam mulia dan
berlian
GUDANG Alat rumah tangga
Alat pertanian/pertukangan
Kain/tekstil
Barang gudang lainnya
Mesin jahit
Sepeda
Elektronik Arloji
Elektrik
Handphone
Komputer/laptop
Kamera
Elektronik rumah tangga
Televisi
Kendaraan Mobil
Sepeda Motor
Mesin bermotor
Sumber : PT. Pegadaian (Persero) Cabang Karangturi

Tabel 3.2 menjelaskan barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan untuk
memperoleh kredit. Untuk barang non-emas maka disertakan kelengkapan barang
jaminannya seperti kardus, kwitansi, kartu garansi, dan lain-lain.
30

3.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Cepat Aman PT Pegadaian (Persero)


Setelah mengetahui daftar uang pinjaman dan tarif sewa modal dan juga
jenis barang jaminan, selanjutnya pembahasan mengenai prosedur pemberian
kredit cepat aman pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Karangturi.
1) Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam prosedur pemberian kredit adalah:
a. Nasabah
b. Penaksir
c. Kasir
d. Administrasi
e. Penyimpan
2) Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam prosedur pemberian kredit adalah:
a. Bukti pendukung
b. Formulir Permintaan Kredit (FPK)
c. Surat Bukti Kredit (SBK)
3) Catatan yang Digunakan
Catatan yang digunakan dalam prosedur pemberian kredit adalah:
a. Buku Penerimaan Barang Jaminan
b. Buku Gudang
c. Ikhtisar Kredit dan Pelunasan
4) Prosedur pemberian kredit pada PT Pegadaian (Persero) Cabang
Karangturi adalah sebagai berikut:
1. Prosedur permintaan kredit
a. Nasabah mengambil dan mengisi Formulir Permintaan Kredit
(FPK)
b. Nasabah menyerahkan FPK yang telah diisi dengan melampirkan
Bukti Pendukung (BP) yaitu fotokopi KTP/identitas lainnya serta
Barang Jaminan (BJ) yang akan dijaminkan.
31

2. Prosedur taksiran barang jaminan


a. Penaksir menerima FPK dengan lampiran fotokopi KTP/identitas
lainnya beserta Barang Jaminan (BJ) dari nasabah.
b. Penaksir memeriksa kelengkapan kebenaran pengisian FPK dan
Barang Jaminan (BJ) yang dijaminkan.
c. Penaksir menandatangani FPK (pada badan dan kitirnya) sebagai
tanda bukti penerimaan Barang Jaminan (BJ) dari nasabah.
d. Menyerahkan kitir FPK kepada nasabah.
e. Penaksir melakukan taksiran untuk menentukan nilai Barang
Jaminan (BJ) sesuai dengan Buku Peraturan Menaksir (BPM) dan
Surat Edaran (SE) yang berlaku.
f. Menentukan besarnya Uang Pinjaman (UP) yang dapat diberikan
kepada nasabah sesuai dengan ketentuaan yang berlaku.
g. Mencatat nilai taksiran dan uang pinjaman pada Buku Taksiran
Kredit (BTK), menerbitkan Surat Bukti Kredit (SBK), dan
menandatangani SBK rangkap dua sesuai dengan kewenangannya.
3. Prosedur pencairan kredit
a. Penaksir menyerahkan SBK asli dan SBK dwilipat kepada kasir.
b. Kasir menerima SBK asli dan SBK dwllipat dari penaksir.
c. Kasir mencocokan SBK tersebut dengan kitir FPK yang diserahkan
oleh nasabah.
d. Kasir menyiapkan dan melakukan pembayaran UP sesuai dengan
jumlah pinjaman yang tercantum pada SBK.
e. Kasir menyerahkan SBK asli beserta uang pinjaman kepada
nasabah sedangkan SBK dwilipat diserahkan kepada bagian
administrasi.
f. Membuat Laporan Rekening Koran (LRK) berdasarkan Buku
Kredit (BK) dan mencocokannya dengan Buku Penerimaan Barang
Jaminan (BPBJ) yang dibuat penaksir.
32

4. Prosedur pencatatan
a. Bagian administrasi menerima badan SBK dwilipat, Laporan
Rekening Koran (LRK) dan kitir FPK dari kasir.
b. Mencatat semua transaksi pemberian kredit semua golongan
berdasarkan SBK dwilipat yang diterima dari kasir ke dalam Kas
Kredit (KK) rangkap dua, selanjutnya dicatat di dalam Buku Kredit
dan Buku Kas rangkap dua.
c. Pada akhir jam kantor, petugas administrasi membuat rekapitulasi
kredit berdasarkan badan SBK dwilipat dan Buku Kredit serta
mencatatnya pada Ikhtisar Kredit dan Pelunasan (IKPL).
5. Prosedur penyimpanan barang jaminan
a. Penaksir memasukkan barang jaminan ke dalam kantong dan
menempelkan kitir dwilipat SBK. Setelah itu kantong barang
jaminan di plombir.
b. Penaksir menyerahkan barang jaminan yang telah di plombir
kepada penyimpan.
c. Penyimpan menerima dan menghitung Barang Jaminan (BJ) yang
diserahkan oleh penaksir.
d. Pada akhir jam tutup kantor, penyimpan mencocokan Barang
Jaminan (BJ) yang telah diterima dengan jumlah yang tertera pada
bukti penerimaan barang jaminan dan apabila telah cocok, petugas
membubuhkan tandatangan pada kolom penerimaan dan dicatat di
Buku Gudang (BG).
e. Barang Jaminan (BJ) yang diterima disimpan di gudang sesuai
dengan golongan, rubik dan bulan kredit Barang Jaminan (BJ).

Adapun prosedur pemberian kredit pada PT Pegadaian (Persero) Cabang


Karangturi disajikan dalam flow chart berikut ini:
33
34

Keterangan:
FPK : Formulir Permintaan Kredit
BJ : Barang Jaminan
BP : Bukti Pendukung
SBK : Surat Bukti Kredit
BPBJ : Buku Penerimaan Barang Jaminan
SP : Slip Penerimaan
LRK : Laporan Rekening Koran
BK : Buku Kredit
IKPL : Ikhtisar Kredit dan Pelunasan
BG : Buku Gudang
Rp : Uang Tunai

3.2.2 Prosedur Pelunasan Kredit Cepat Aman PT Pegadaian (Persero)


Setelah prosedur pemberian kredit tentunya setiap nasabah berkewajiban
mengembalikan pinjaman dan membayar bunganya. Pelunasan dan pengembalian
kredit dapat dilakukan selama kredit yang diberikan belum jatuh tempo dan
barang jaminan belum dilelang.

1) Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam prosedur pemberian kredit adalah:
a. Nasabah
b. Kasir
c. Administrasi
d. Penyimpan
2) Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam prosedur pemberian kredit adalah:
a. Bukti pendukung
b. Surat Bukti Kredit (SBK)
3) Catatan yang Digunakan
Catatan yang digunakan dalam prosedur pemberian kredit adalah:
35

a. Buku Gudang
b. Ikhtisar Kredit dan Pelunasan
4) Prosedur pengembalian atau pelunasan kredit pada PT Pegadaian (Persero)
Cabang Karangturi adalah sebagai berikut:
1. Nasabah menyerahkan SBK asli
2. Kasir menerima SBK asli dari nasabah.
3. Kasir memeriksa keabsahan SBK yang diterima, melakukan
perhitungan jumlah yang harus dibayar oleh nasabah, yaitu Pokok
Pinjaman + Sewa Pinjaman (Bunga).
4. Nasabah menyerahkan sejumlah uang untuk pelunasan sesuai jumlah
yang harus dibayar (pokok pinjaman + bunga).
5. Kasir menerima jumlah pembayaran dari nasabah, menerbitkan dan
menyerahkan Slip Pelunasan (SP) kepada nasabah sebagai tanda bukti
pelunasan dan membubuhkan cap lunas, tanggal dan paraf pada SBK
asli yang dilunasi, baik pada badan SBK, kitir dalam dan kitir luar.
Serta kasir:
a. Melakukan distribusi SBK
a) Kitir bagian dalam kepada penyimpan.
b) Kitir bagian luaar kepada nasabah.
c) Badan SBK kepada bagian administrasi
b. Melakukan pencatatan ke dalam Laporan Rekening Koran (LRK)
6. Bagian penyimpan menerima kitir SBK bagian dalam (D), memeriksa
cap lunas, tanggal dan paraf kasir, mengambil Barang Jaminan (BJ) ke
gudang dengan cara mencocokan kitir SBK bagian dalam (D) dengan
kitir SBK yang menempel di Barang Jaminan (BJ).
7. Penyimpan menyerahkan Barang Jaminan (BJ) kepada nasabah dengan
cara mencocokan dengan nomor kitir SBK bagian dalam (D) dengan
kitir SBK bagian luar (L) yang dipegang nasabah.
8. Penyimpan melakukan pencatatan ke dalam Buku Gudang (BG).
Setiap akhir jam kerja melakukan pencocokan/pemeriksaan:
36

a. Mencocokan kitir dwilipat SBK asli yang dimasukan ke dalam


lispen dengan bulan kredit, nomor rubik dan uang pinjaman.
b. Mencocokan jumlah kitir yang ada dengan jumlah kitir pada
pengeluaran Barang Jaminan (BJ).
9. Bagian administrasi mencatat setiap transaksi pelunasan atas dasar
badan SBK yang diterima dari kasir pada Buku Pelunasan, Buku Kas,
Ikhtisar Kredit dan Pelunasan serta membuat Rekapitulasi Pelunasan
dan mencocokan dengan Buku Gudang dan Buku Pelunasan.

Adapun prosedur pelunasan kredit PT Pegadaian (Persero) Cabang


Karangturi adalah sebagai berikut:
37
38

Keterangan:
SBK : Surat Bukti Kredit
Rp : Uang Tunai
SP : Slip Pelunasan
BJ : Barang Jaminan
LRK : Laporan Rekening Koran
BPL : Buku Pelunasan
BG : Buku Gudang

3.2.3 Dokumen Kredit


Dokumen yang digunakan dalam prosedur pemberian dan pelunasan kredit
cepat aman pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Karangturi adalah sebagai
berikut:

1. Bukti Pendukung
Bukti pendukung merupakan identitas/data nasabah. Bukti pendukung yang
diperlukan pihak PT. Pegadaian (Persero) adalah KTP atau SIM yang masih
berlaku.
2. Formulir Permintaan Kredit (FPK)
Formulir Permintaan Kredit (FPK) adalah dokumen yang digunakan untuk
mengajukan permohonan kredit gadai pada PT. Pegadaian (Persero).
Dokumen ini digunakan sebagai dasar dalam pemberian kredit, yang
didalamnya memuat informasi mengenai identitas nasabah, data mengenai
permohonan kredit gadai dan data mengenai barang jaminan.
3. Surat Bukti Kredit (SBK)
Surat Bukti Kredit (SBK) adalah dokumen yang menunjukan bahwa nasabah
telah menerima kredit dengan mewajibkan membayar bunga dan membayar
uang pinjaman yang telah disetujui dalam jangka waktu tertentu. Di dalam
dokumen memuat informasi perjanjian kredit yang akan ditanda tangani
kedua belah pihak.
39

3.2.4 Catatan Kredit

Catatan kredit yang digunakan dalam prosedur pemberian dan pelunasan


kredit cepat aman pada pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Karangturi adalah
sebagai berikut:

1. Buku Kredit (BKr)


Adalah catatan yang digunakan untuk mendebet rekening kas apabila terjadi
penerimaan kas atau saat pelunasan dan mengkredit rekening kas apabila
terjadi pengeluaran kas atau saat pemberian kredit.
2. Buku Rekapitulasi Kredit (RKr)
Adalah catatan yang digunakan untuk merekap kembali kredit yang
diberikan, kemudian mengakumulasikan jumlah kreditnya setiap bulan
3. Buku Penerimaan Barang Jaminan (BPBJ)
Adalah catatan yang digunakan untuk mencatat barang jaminan yang diterima
oleh PT. Pegadaian (Persero) Cabang, yang diisi setiap ada permintaan kredit.
4. Buku Gudang
Adalah catatan yang digunakan untuk memcatat masuknya barang jaminan
yang diterima oleh pihak PT. Pegadaian (Persero).
5. Ikhtisar Kredit dan Pelunasan
Adalah catatan yang berisi saldo awal yang diambil dari saldo akhir bulan
rekapitulasi kredit yang diberikan berdasarkan golongan kredit. Data
pelunasan piutang diambil dari saldo akhir bulan rekapitulasi kredit dan
taksiran serta data pelelangan diambil dari berita acara lelang. Buku
pelunasan digunakan untuk mencatat data barang jaminan dari nasabah yang
sudah ditebus.
40

3.2.5 Penerapan Sistem Pengendalian Intern atas Prosedur Pemberian dan

Pelunasan Kredit Cepat Aman (KCA) pada PT Pegadaian (Persero) Cabang

Karangturi

Lingkup pembahasan prosedur pemberian dan pelunasan kredit pada PT


Pegadaian (Persero) Cabang Karangturi mencakup unsur-unsur sistem
pengendalian intern kredit, yaitu struktur organisasi yang memisahkan tanggung
jawab fungsional secara tegas; sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang
memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya; praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungi setiap unit
organisasi; karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

3.2.5.1 Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional


Secara Tegas
Struktur organisasi merupakan salah satu unsur pokok sistem pengendalian
intern dimana di dalamnya terdapat rerangka (framework) pembagian tanggung
jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. PT Pegadaian (Persero) cabang Karangturi
menerapkan struktur organisasi sesuai dengan aktivitas yang ada disertai dengan
rincian tugas dan tanggungjawab sebagaimana telah diuraikan pada bab
sebelumnya.
Untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan, PT Pegadaian (Persero)
cabang Karangturi membentuk perangkat perkreditan sebagai berikut:

a. Fungsi Operasi
Fungsi Operasi pada PT Pegadaian (Persero) cabang Karangturi
dilaksanakan oleh kasir dan penaksir. Fungsi kasir yaitu bertanggung
jawab atas pengeluaran dan pemasukan uang kas. Sedangkan fungsi
penaksir yaitu bertugas untuk menaksir barang jaminan yang diserahkan
oleh nasabah dan menentukan nilai uang pinjaman yang dapat
dipinjamkan kepada nasabah.
41

b. Fungsi Penyimpanan
Fungsi penyimpan barang pada PT Pegadaian (Persero) cabang Karangturi
dilaksakan oleh penyimpan. Penyimpan bertanggungjawab penuh terhadap
barang jaminan nasabah, mulai dari barang jaminan masuk sampai barang
jaminan keluar dari gudang. Sedangkan untuk penyimpan uang
dilaksanakan oleh pimpinan cabang yang disimpan dalam brangkas, yang
hanya diketahui oleh pimpinan cabang.
c. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi pada PT Pegaadaian (Persero) cabang Karangturi
dilaksanakan oleh bagian administrasi. Bagian administrasi ini mempunyai
tugas yaitu, bertugas melakukaan pencatatan ke buku yang bersangkutan
atas transaksi-transaksi yang terjadi.

3.2.5.2 Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan


Perlindungan yang Cukup terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan dan
Biaya

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan merupakan alat yang digunakan untuk
mengolah data yang menghasilkan informasi yang lebih teliti dan dapat dipercaya
mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.

Pada prosedur pemberian kredit PT Pegadaian (Persero) Cabang


Karangturi melakukan sistem wewenang dan prosedur pencatatan, dengan adanya
tahapan pemberian kredit sebagai berikut:

1. Adanya permohonan kredit yaitu Formulir Permintaan Kredit (FPK) dari


nasabah.
2. Adanya pemberian putusan kredit oleh penaksir, yaitu pemberian kredit
kepada nasabah yang telah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan
perusahaan.
42

3. Adanya prosedur pencatatan dan prosedur penyimpanan barang jaminan.

Sedangkan sistem wewenang dan pencatatan pada prosedur pengembalian


atau pelunasan kredit pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Karangturi adalah
sebagai berikut:

1. Nasabah yang membayar uang pinjaman dan sewa modal (bunga).


2. Setelah kasir menerima sejumlah peembayaran dari nasabah, kasir
menerbitkan slip pembayaran kepada nasabah sebagai bukti pelunasan.
3. Adanya catatan transaksi pelunasan pada Buku Pelunasan, Buku Kas dan
Ikhtisar Kredit dan Pelunasan dan membuat Rekapitulasi Pelunasan dan
mencocokan dengan Buku Gudang dan Buku Pelunasan.

3.2.5.3 Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Setiap
Unit Organisasi
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak
diciptakan cara-caa yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam
pelaksanaannya.
Pengawasan kredit pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Karangturi
dilakukan secara langsung oleh pimpinan cabang dan penaksir.
A. Pengawasan yang dilakukan oleh Pimpinan Cabang
1. Mengawasi pelaksanaan tugas pekerjaan operasional, keuangan dan
sumber daya manusia sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar
pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan rencana perusahaan.
2. Melakukan monitoring terhadap seluruh kegiatan yang ada pada PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Karangturi.
3. Mengkoordinasikan penyaluran uang pinjaman berdasarkan taksiran
barang jaminan agar besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Menjadi Kuasa Pemutus Kredit (KPK).
5. Mengirimkan surat pemberitahuan lelang kepada nasabah apabila nasabah
43

tidak tepat waktu (lebih dari 120 hari) dalam membayar kredit.

B. Pengawasan yang dilakukan oleh penaksir

Penaksir lebih berperan penting dalam melakukan pengawasan secara


penuh untuk produk Kredit Cepat Aman (KCA). Karena dalam pemberian
kredit ini penaksir langsung mengawasi, mengotorisasi dan mengecek
mengenai keabsahan serta kelengkapan dokumen dan barang jaminan
yang dijadikan sebagai jaminan kredit apakah telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Karangturi.

3.2.5.4 Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya


Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang
paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur,
unnsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan
perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat
diandalkan. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang yang menjadi
tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efisien dan
efektif, meskipun hanya sedikit unsur sistem pengendalian intern yang
medukungnya.
Untuk medapatkan karyawan yang kompeten dan dapat daipercaya, PT
Pegadaian (Persero) kantor pusat melakukan cara sebagai berikut:

a. Seleksi calon karyawan


Seleksi calon karyawan dilakukan terhadap seluruh penduduk Indonesia
yang memiliki potensi, kualifikasi dan kemampuan yang dianggap mampu
melakukan pekerjaan.

b. Pendidikan
Pendidikan untuk karyawan baru yang terlibat secara langsung dalam
proses pemberian dan pengembalian kredit pada PT Pegadaian (Persero)
minimal memiliki pendidikan minimal Diploma 3 (D3).
44

c. Pelatihan
Pelatihan karyawan melalui diklat ini bertujuan untuk mendapatkan
kualitas dan kuantitas karyawan yang tepat yang diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi, untuk mengembangkan keahlian dan
kemampuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat
dan efektif serta untuk mengembangkan sikap sehingga menimbulkan
kerja sama antar karyawan dan pimpinan.
Jenis-jenis diklat yang diberikan kepada karyawan oleh PT
Pegadaian (Persero) yaitu:
1. Diklat dasar, adalah diklat yang diberikan kepada karyawan dan
trainee dalam proses pengadaan karyawan guna membekali karyawan
yang bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya. Diklat Dasar ini
antara lain meliputi Program Induksi (diklat pengenalan tugas-tugas
kantor cabang atau kanwil atau KPPP), program trainee di kantor
cabang dan kanwil atau KPPP.
2. Diklat fungsional, adalah diklat yang ditujukan untuk menunjang,
mengembangkan keahlian atau keterampilan kerja dititikberatkan pada
perubahan pola kerja, cara kerja, serta penggunaan metode-metode
kerja mutakhir. Diklat fungsional ini antara lain meliputi Diklat
Penaksir Muda, Diklat Ahli Taksir, Diklat Pemeriksa Madya, Diklat
Legal Office Muda, dan lain-llain.
3. Diklat Manajerial, yaitu diklat dengan sasaran utama untuk
meningkatkan karir guna memangku suatu jabatan, fungsi atau pangkat
tertentu secara bertahap dan untuk memperkaya atau meningkatkan
keterampilan manajemen kepemimpinan serta kemampuan
menciptakan metode-metode kerja baru. Diklat manajerial
dititikberatkan pada penaajaman maupun bidang manajerial. Diklat
manajerial ini antara lain meliputi Diklat Pengelola cabang, Kursus
Pimpinan Muda, (SUSPIMDA), Kursus Pimpinan Madya
(SUSPIMDYA), Kursus Pimpinan Utama (SUSPIMA).
45

4. Diklat lain-lain, diklat yang diadakan secara inhouse atau penugasan


untuk meningkatkan wawasan karyawan seperti penataan seminar,
lokakarya atau workshop, pemagangan atau praktek kerja lapangan di
instansi atau perusahaan lain baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Diklat lain-lain ini antara lain meliputi Pelatihan Akuntansi
Terapan, Diklat Pengelolaan Gadai Syariah, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai