BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kegiatan bank yang sangat penting dan utama adalah
kredit lembaga atau kredit perusahaan. Bila diamati dari sisi pendapatan
bank, akan ditemui bahwa pendapatan terbesar bank adalah dari pendapatan
bunga dan provisi atau komisi kredit. Dengan demikian, jika kredit yang
dapat berjalan lancar, sebagian ada yang kurang lancar dan sebagian menuju
pinjaman oleh nasabah, terlihat pada tata usaha bank dan hal ini merupakan
B. Identifikasi Masalah
1. Maksud Pembahasan
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Prekreditan.
2. Tujuan Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kredit
pada saat sekarang ini atas dasar kepercayaan sebagai pengganti sesuatu
hari.
yang dimaksud dengan kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang
pemberian bunga”
Istilah kredit berasal dari bahasa latin, credo, yang berarti I believe, I
trust, saya percaya atas saya menaruh kepercayaan (Rivai, 2013:197). Jadi
1. Kredit adalah suatu penyerahan uang atau tagihan tersebut kepada pihak
lain dengan harapan member pinjaman ini, bank akan memperoleh suatu
2. Dari proses kredit itu telah didasarkan pada suatu perjanjian yang saling
masing.
dan bunga akan diselesaikan dalam waktu tertentu yang telah disepakati
bersama.
B. Analisis Kredit
sebagai acuan bank apakah permohonan kredit dari nasabah dapat disetujui
atau ditolak. disamping itu, bank perlu melakukan analisis yang mendalam
agar bank terhindar dari masalah kredit yang timbul di kemudian hari.
permohonan calon debitur antara lain dikenal dengan prinsip 5C. Penerapan
prinsip dasar dalam pembrian kredit serta analisis yang mendalam terhadap
calon debitur, perlu dilakukan oleh bank agar bank tidak salah memilih
2010: 111).
6
konsep 5C ini akan dapat memberikan informasi mengenai itikad baik dan
1. Character
2. Capacity
3. Capital
Capital atau modal merupakan jumlah modal yang dimiliki oleh calon
debitur atau berapa banyak dana yang akan dikutsertakan dalam proyek
yang dibiayai oleh calon debitur. Semakin besar modal yang dimiliki
4. Collateral
jaminan, kecuali untuk kredit program atau kredit khusus yang kadang –
5. Condition of Economy
tersebut akan berpengaruh pada usaha calon debitur di masa yang akan
datang.
8
artinya “yang dapat ditagih”. Jadi, kolektibilitas adalah piutang yang dapat
penjualan secara kredit. Kredit yang diberikan oleh bank dengan maksud
bank berkewajiban menjaga agar kualitas kredit yang diberikan atas dasar
penggolongan kolektibilitasnya.
keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga oleh nasabah
ataupun bunganya.
kualitas kredit sehingga bank dapat mengantisipasi risiko kredit secara dini
1. Prospek Usaha
hidup.
2. Kinerja Debitur
a. Perolehan laba;
b. Struktur permodalan;
c. Arus kas;
3. Kemampuan Membayar
komponen-komponen:
diikuti dengan risiko yang mungkin timbul. Risiko atas kredit adalah tidak
Meskipun, analisis kredit telah dilakukan dengan tepat, akan tetapi risoko
kredit tetap ada. Oleh karena itu, bank harus dapat meminimalisasi risiko
Bank Sentral menjadi lima status / lima kol (kolek) dari yang tertinggi
1. Kol-1 (Lancar)
nasabah dan tidak terjadi tunggakan, baik tunggakan pokok dan bunga.
perjanjian kredit.
dilaksanakan.
4. Kol-4 (Diragukan)
diragukan apabila :
hari.
memburuk.
asumsi angsuran pokok dan bunga kredit tidak terbayarkan dan bersiap
pelelangan agunan. Pada tahap ini, secara manual Kol-4 dapat digeser ke
5. Kol-5 (Macet)
270 hari atau lebih. Bank akan mengalami kerugian atas kredit macet
ada).
bunga kredit, NPL dan ratio bisnis terkait lainnya. Dalam hal ini, ada 3
pokok atas perbandingan baki debet yang seharusnya dengan baki debet
pada dasarnya merupakan hal prinsip yang harus diketahui oleh admin
dan bagian kredit yang terkait sehingga dapat memudahkan kontrol atas
14
KOLEKTIBILITAS
2
1 3 4
JENIS KURANG
LANCAR DIRAGUKAN MACET
LANCAR
1,2,3 TP <= 3 bln TP > 3 ≤ 6 TP > 6 ≤ 12 bln TP > 12 bln
Bulanan (PB) TB <= 3 bln bln TB >6 ≤ 12 bln TB > 12 bln
TB > 3 ≤ 6
bln
Kredit Tanpa TB <= 3 bln TB > 3 ≤ 6 TB >6 ≤ 12 bln JT > 12 bln
Angsuran bln TB > 12 bln
(LJT)
Blm jatuh Tlh jt. tempo JT >3 <=12 bln Telah jatuh tempo
tempo TAP+plf.(krd Telah jatuh >2
Baru) u/luas tempo
usaha >1 dan ≤ 2
H. BI Checking
keuangan lainnya. Dengan adanya laporan ini, maka dapat diketahui status
Checking Online.
Padahal, data yang dikeluarkan dalam proses BI Checking ini hanya berupa
informasi awal yang berisi ada atau tidaknya seseorang dalam database
BAB III
KESIMPULAN
bank memiliki kriteria dan penggolongan terhadap kualitas kredit yang mereka
berpengaruh terhadap portofolio bank dan menjadi salah satu indikator penilaian
kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
akan memiliki pengertian dan penjelasan yang cukup mengenai kualitas kredit
tidak melakukan pembayaran kredit tepat waktu, maka hal tersebut akan sangat
merugikan debitur di masa yang akan datang, terutama jika mereka ingin
bagi pihak bank selaku kreditur, karena semua informasi debitur mengenai
riwayat kredit sebelumnya akan tercatat pada Sistem Informasi Debitur (SID)
Bank Indonesia yang dapat diakses oleh pihak bank sebagai bahan pertimbangan
DAFTAR PUSTAKA
Persada.
Ani Rohaeni. 2009. Analisis Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bermasalah
Basar. 2009. Kondisi Perbankan 2009 dan Prospek. 2010. Economic Review
No.218.
Utama.
Alfabeta.
Empat.
Kasmir, 2008. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada;
https://id.wikipedia.org/wiki/Kolektibilitas_(perbankan)
https://www.bi.go.id/id/moneter/jibor/data-historis/Default.aspx
https://www.kreditpedia.net/bi-checking-dan-penggolongan-kualitas-kredit/
https://repository.unair.ac.id/30124/3/3.%2520BAB%25202.pdf