Anda di halaman 1dari 36

Kamis 1-3

KARTU PLASTIK (PLASTIC CARD)

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank

yang dibina oleh Bapak Drs. Gatot Isnani, M.Si.

Oleh Kelompok 1

Lovei Arika Saskia (07) Ketua

Kartika Ayu Andarwati (03)

Kristanti Nurfadila (05)

Mahendra Edo Wardhana (08)

Nuriza Ledy Gesy (31)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

FEBRUARI 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan yang telah memberikan
rahmat dan ridho-Nya kepada penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh Bapak
Drs. Gatot Isnani, M.Si. dalam matakuliah Bank dan Lembaga Keuangan Bukan
Bank.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh


karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar
kami lebih maju lagi di masa yang akan datang. Kami berharap, makalah ini dapat
memberikan ilmu yang bermanfaat untuk kami dan untuk orang lain yang
membacanya.

Malang, 28 Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
BAB II ......................................................................................................................3
PEMBAHASAN ......................................................................................................3
2.1 Pengertian Kartu Plastik .............................................................................. 3
2.2 Sejarah Kartu Plastik ................................................................................... 3
2.3 Kartu Plastik di Indonesia ........................................................................... 4
2.4 Penggolongan Kartu Plastik ........................................................................ 5
2.4.1 Berdasarkan Fungsinya .......................................................................5
2.4.2 Berdasarkan Wilayah Berlakunya ......................................................9
2.5 Fungsi Kartu Plastik .................................................................................. 10
2.6 Keuntungan Penggunaan Kartu ................................................................. 11
2.7 Perbedaan Charge Card, Credit Card, dan Debit Card ............................ 13
2.8 Konsep Kartu Kredit ................................................................................. 13
2.9 Pendanaan .................................................................................................. 14
2.10 Mekanisme Transaksi dengan Kartu Kredit .............................................. 15
2.11 Statement Tagihan ..................................................................................... 18
2.12 Pihak-Pihak yang Terkait dengan Kartu Plastik ....................................... 20
2.13 Perjanjian Dasar Penggunaan Kartu .......................................................... 21
BAB III ..................................................................................................................28
KESIMPULAN ......................................................................................................28
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................31

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 2. 1 Perbedaan Charge Card, Credit Card, dan Debit Card ........................ 13

iii
DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman
Gambar 2. 1 Transaksi dengan Kartu Kredit: Pemegang Kartu, Merchant, Issuer
(Acquirer) (Sumber: Siamat, 2005:642) ............................................................... 17
Gambar 2. 2 Transaksi dengan Kartu Kredit: Pemegang Kartu, Merchant dan
Issuer (Acquirer) (Sumber: Siamat 2005:643) ...................................................... 18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangan tekonologi dalam penggunaan alat pembayaran


ditemukan cara yang efisien dan efektif untuk melakukan transaksi yaitu
diciptakannya alat transaksi kartu plastik atau yang disebut juga dengan kartu
kredit.

Kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai yang dapat
digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa yang
diinginkannya di tempat-tempat yang dapat menerima pembayaran dengan
menggunakan kartu kredit (merchant).

Pengertian kartu kredit dalam pasal 1 angka 4 Peraturan Bank Indonesia


Nomor 7/52/PBI/2005 sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 10/8/PBI/2008 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran
Dengan Menggunakan Kartu, yaitu:

“ Kartu Kredit adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang


dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari
suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk
melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu
dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu
berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada
waktu yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) ataupun secara
angsuran.”

Semakin lama penggunaan kartu kredit di Indonesia semakin luas.


Perkembangan penggunaan kartu kredit terjadi dengan cepat karena ada banyak
kemudahan yang diperoleh dari penggunaan kartu kredit yaitu alat pembayaran
dan mengambil uang tunai mengingat kepraktisan, rasa nyaman dan aman yang

1
ditimbulkan. Kartu kredit dinilai lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan
alat pembayaran lain, sehingga lebih dikenal pula di tengah masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan


sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan kartu plastik?


2. Bagaimana sejarah perkembangan dari kartu plastik?
3. Bagaimana perkembangan kartu plastik di Indonesia?
4. Bagaimana penggolongan kartu plastik berdasarkan fungsi dan wilayah?
5. Apa fungsi dari penggunaan kartu plastik?
6. Apa keuntungan penggunaankartu plastik?
7. Apa perbedaan charge card, credit card dan debit card?
8. Bagaimana konsep penggunaan kartu plastik?
9. Bagaimana pendanaan dari kartu plastik?
10. Bagaimana mekanisme transaksi dari kartu plastik?
11. Bagaimana statement tagihan dari kartu plastik?
12. Siapa saja pihak-pihak yang terkait dalam penggunaan kartu plastik?
13. Bagaimana perjanjian dasar penggunaan kartu palstik?

Teknik penulisan makalah ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan


Karya Tulis Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM 2017).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kartu Plastik

Menurut Siamat, (2005:633), Kartu plastik adalah kartu yang diterbitkan


oleh bank atau perusahaan tertentu yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran atas transaksi barang atau jasa, menjamin keabsahan cek yang
dikeluarkan, dan untuk melakukan uang tunai.

Penggunaan istilah kartu kredit sebenarnya menimbulkan kerancuan


karena istilah tersebut sering dimaksudkan pula untuk jenis-jenis kartu lainnya
yang tidak selalu berkaitan dengan fungsi kartu kredit. Oleh karena itu, istilah
yang tepat digunakan adalah Kartu Plastik (Plastic Card).

Dalam pembahasan bab ini, istilah kartu kredit diartikan pula sebagai
kartu plastik. Perkembangan bisnis kartu kredit sejak diperkenalkannya dapat
dikatakan sangat pesat. Perkembangan tersebut sesungguhnya disebabkan oleh
beberapa faktor yang ditawarkan, antara lain keamanan, kenyamanan,
kemudahan, dan faktor lainnya yang cukup penting, yaitu adanya unsur prestise
bagi pemegangnya. Namun, unsur tersebut perlahan-lahan menjadi semakin
pudar sejalan dengan makin memasyarakatnya penggunaan kartu plastik dalam
transaksi jual beli.

2.2 Sejarah Kartu Plastik

Sejarah dari kartu plastik menurut Siamat, (2005: 633-634) sebelum


digunakannya kartu plastik sebagai alat pembayaran dalam melakukan transaksi
jual beli, Edward Bellamy, seorang pergacara Amerika yang beralih profesi
menjadi wartawan, menulis sebuah buku pada tahun 1887 yarg diterbitkan
setahun kemudian dengan judul Looking Backward, kemudian menjadi salah
satu buku terlaris pada masanya. Dalam buku tersebut Bellamy mengambil set
cerita di Boston, Amerika Serikat untuk tahun 2000. Dalam salah satu dialognya
disebutkan bahwa pada tahun 2000 (seratus tiga belas tahun setelah penulisan

3
buku tersebut), uang sebagai alat pembayaran akan tergeser dengan kartu kredit,
dimana pemegangnya dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan
menggunakan kartu tersebut.

Prediksi Bellamy ternyata tidak perlu menunggu waktu selama itu untuk
membuktikan kebenarannya karena pada tahun 1950-an, atau 63 tahun
kemudian penggunaan kartu kredit telah dimulai dan terjadi secara kebetulan di
suatu restoran di New York, Amerika Serikat. Seorang pengusaha yang cukup
terkenal mengundang mitra bisnisnya untuk makan Bersama. Selesai makan,
pengusaha tersebut terkejut karena baru menyadari kalau ia tidak membawa
dompe. Dengan perasaan yang teramat malu, pengusaha tadi memberikan kartu
identitasnya kepada restoran tersebut sebagai jaminan untuk kemudian dapat
ditagih dikantornya pada esok harinya. Kejadian tidak terduga tersebut
mengilhami Frank McNamara untuk menciptakan suatu mekanisme
pembayaran dengan menggunakan instrumen kartu.

Metode pembayaran transaksi dengan kartu tersebut lebih aman dan


praktis dibandingkan membawa dan menggunakan uang tunai. Kartu plastik
pertama yang dikeluarkan dirintis oleh pengusaha yang bersangkutan, dikenal
dan digunakan sampai saat ini adalah Diners Club. Penggunaan kartu plastik
untuk pembayaran sebagai uang tunai sejak itu semakin banyak. Pada awal-
perkenalan, kartu plastik ini pemakainya terbatas pada kalangan tertentu.
Namun beberapa dekade kemudian, industri kartu plasik mengalami
perkembangan pesat mengikuti keberhasilan Diners Club. Kartu plastik
terutama memasuki akhir 1970 an, merambah hampir ke seluruh bagian dunia,
Kartu plastik yang paling umum digunakan masyarakat dan berlaku
intemisional saat ini terdiri atas berbaga merek, antara lain yang sangat populer
adalah Visa dan Master Card, yang masing-masing dikeluarkan oleh
perusahaan kartu kredit Visa International dan Mastercard International.

2.3 Kartu Plastik di Indonesia

Penggunaan kartu plastik di Indonesia dapat dikatakan masih relatif


baru, namun sudah sanget luas digunakan sebagai instrumen pembayaran sejak
memasuki dekade 1980-an. Terutama setelah deregulasi 20 Desember 1988,

4
bisnis kartu kredit ini digolongkan sebagai kelompok usaha jasa pembiayaan
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.125 1/KMK.013/1988 tanggal
20 Desember 1988 Citibank dan Bank Duta (merger dengan Bank Danamon)
dapat dikatakan sebagai bank yang cukup berperan dalam memelopori
pengembangan atau pemasyarakatan penggunaan kartu plastik di Indonesia
dengan menerbitkan Visa dan Master Card, dan kemudian diikuti beberapa
bank yang bertindak sebagai penerbit atau pengelola kartu plastik tersebut.

Jenis kartu plastik yang telah beredar dan dapat digunakan oleh
masyarakat sebagai alat pembayaran saat ini di Indonesia di samping Visa dan
Master Card, adalah Amex Card, Inernational Diners, BCA Card, Procard,
Exim Smart, Duta Card, Kassa Card, dan beberapa kartu lainnya yang
diterbitkan oleh bank-bank. Umumnya kartu plastik tersebut dikeluarkan oleh
bank-bank umum dan perusahaan pembiayaan. Penerbitan kartu plastik oleh
bank harus melalui prosedur yang diatur oleh Bank Indonesia. Sedangkan izin
penerbitan kartu plastik oleh perusahan pembiayaan diberikan Departemen
Keuangan, misalnya Diners Card oleh FIT Diners Jaya Indonesia Internasional
dan Kassa Card oleh PT Kassa Multi Finance.

2.4 Penggolongan Kartu Plastik

Menurut Siamat, (2005: 635). Kartu plastik pada prinsipnya dapat


digolongkan berdasarkan fungsi dan tempat berlakunya.

2.4.1 Berdasarkan Fungsinya


Menurut Siamat, (2005: 635) Dilihat dari fungsinya, kartu plastik
ini dapat dibedakan menjadi 5 antara lain sebagai berikut:
1. Credit Card
Kartu kredit atau credit card adalah jenis kartu yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa
dimana pelunasan atau pembayarannya kembali dapat dilakukan sekaligus
atau dengan cara mencicil sejumlah minimum tertentu. Jumlah cicilan
tersebut dihitung dari nilai saldo tagihan ditambah bunga bulanan. Tagihan
pada bulan yang lalu termasuk bunga (retail interest), merupakan pokok
pinjaman pada bulan berikutnya.

5
Misalnya, tagihan bulan sebelumnya adalah Rp. 1.000.000.
Pembayaran minimum ditetapkan misalnya 10% dari total tagihan dengan
pembayaran minimum sebesar Rp. 50.000. Dari angka tersebut maka
pemegang kartu harus membayar cicilan sebesar 10% x Rp.1.000.000 =
Rp. 100.000. Sekiranya hasil perkalian dari tagihan tersebut kurang dari
Rp.50.000, maka jumlah cicilan bulan yang bersangkutan minimum
Rp.50.000. Misalnya jumlah tagihan sebesar Rp.200.000, maka jumlah
cicilan adalah 10% x Rp.200.000 = Rp.20.000. Karena jumlah tersebut
kurang dari Rp.50.000 maka pemegang kartu harus mencicil minimal
Rp.50.000.
Apabila card holder melakukan transaksi melampaui kredit limit,
maka pembayaran minimum adalah sebanyak kelebihan dari kredit limit
ditambah 10% dari total kredit limit. Pembayaran tersebut sudah harus
dilakukan paling lambat pada tanggal jatuh tempo setiap bulan yang
ditetapkan oleh issuer untuk setiap pemegang kartu.
Keterlambatan pembayaran akan mengakibatkan kena denda
keterlambatan late charge. Kartu kredit dapat digunakan pula untuk
melakukan penarikan uang tunai baik langsung melalui teller pada kantor
bank yang bersangkutan maupun melalui ATM (automated teller
machine) yang tertera logo atau nama kartu yang dimiliki, baik didalam
maupun diluar negeri. Kartu kredit yang umum digunakan dalam transaksi
ini adalah Visa dan Master Card.
2. Charge Card
Charge card adalah kartu yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran suatu transaksi jual beli barang atau jasa dimana nasabah
harus membayar kembali seluruh tagihan secara penuh pada akhir bulan
atau bulan berikutnya dengan atau tanpa biaya tambahan.
Misalnya, total nilai transaksi pada bulan sebelumnya adalah Rp.
1.000.000, maka pada saat tagihan diterima dari perusahaan kartu maka
jumlah tagihan tersebut (atau ditambah biaya lain bila ada) harus dibayar
seluruhnya paling lambat pada tanggal jatuh tempo pembayaran setiap
bulan yang sebelumnya telah ditetapkan oleh issuer.

6
3. Debit Card
Debit card berbeda dengan kedua kartu plastik yang telah
disebutkan diatas. Pembayaran atas transaksi jual beli barang atau jasa
dengan menggunakan kartu debit ini pada prinsipnya merupakan transaksi
tunai dengan tidak menggunakan uang tunai akan tetapi pelunasannya atau
pembayarannya dilakukan dengan cara mendebit (mengurangi) secara
langsung saldo rekening simpanan pemegang kartu yang bersangkutan dan
dalam waktu yang sama mengredit rekening penjual (merchant) sebesar
jumlah nilai transaksi pada bank penerbit (pengelola).
Mekanisme pembayaran dengan debit card yang sedang
dikembangkan saat ini adalah pemegang kartu menyerahkan kartu
debitnya pada kasir di counter penjualan (at the point of sales), kemudian
dengan menggunakan alat elektronik yang on line dengan bank, saldo
rekening pemegang kartu akan langsung terlihat pada monitor yang
selanjutnya akan didebit sebesar jumlah nilai transaksinya dengan
mengredit rekening merchant. Seperti halnya dengan credit card, jenis
kartu debit ini dapat digunakan pula untuk menarik uang tunai, baik
melalui counter bank maupun melalui mesin kas otomatis atau ATM, dan
dapat berfungsi pula sebagai cash card.
4. Cash Card
Cash card pada dasarnya adalah kartu yang memungkinkan
pemegang kartu untuk menarik uang tunai, baik langsung pada kasir bank
maupun melalui ATM bank tertentu yang biasanya tersebar ditempat-
tempat strategis, misalnya: dihotel, pusat-pusat perbelanjaan, dan wilayah
perkantoran. Dengan melakukan perjanjian kerja sama terlebih dahulu,
pemegang cash card salah satu bank dapat pula menggunakannya pada
bank lainnya.
Jadi berbeda dengan tiga kartu plastik yang telah dijelaskan
terdahulu, cash card tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran
dalam melakukan transaksi jual beli barang atau jasa sebagaimana dengan
credit card, debit card, atau charge card.

7
Penerbitan kartu khusus untuk tujuan penarikan uang tunai dari bank
ini pada dasarnya hanya untuk mempermudah dan mempercepat layanan
kepada nasabah yang sebelumnya telah memiliki simpanan di bank yang
bersangkutan. Beberapa bank telah memberikan pelayan ATM 24 jam.
Bank biasanya menentukan limit uang tunai yang dapat ditarik atau
ditransfer melalui ATM, misalnya, secara harian atau mingguan,
tergantung bagaimana perjanjian bank dengan nasabah pemegang karta.
Untuk melakukan penarikan melalui ATM tersebut, pemegang kartu
diberikan nomor identifikasi pribadi (personal identification number, PIN)
dan untuk demi keamanan, pemegang kartu harus menjaga kerahasiaan
PIN tersebut.
Pemegang kartu ini dimungkinkan untuk menarik uang tunai dengan
cara yang sangat cepat, mudah dan praktis tanpa komunikasi sama sekali
dengan petugas bank, cukup dengan memasukkan kartu pada ATM dan
memasukkan PIN melalui tombol-tombol pada keyboard ATM.
Disamping pelayanan penarikan uang tunai, maka penggunaan cash
card melalui ATM dapat melakukan beberapa fungsi bank, antara lain
meminta informasi saldo rekening. Informasi tersebut lengkap dengan
tanggal tanggal mutasi debit kredit dan bisa dilihat langsung melalui
monitor, atau alat instruksi, informasi tersebut dapat langsung di printout.
Dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi, pemegang kartu
dapat pula transfer antar rekening secara global dengan electronic fund
transfer, EFT.
Cash card saat ini di Jakarta telah banyak dikeluarkan oleh bank
yang telah memiliki fasilitas ATM. Semakin banyak jumlah dan luas
jaringan online ATM ini, akan semakin memudahkan pelayanan nasabah.
Misalnya seorang nasabah pemegang cash card yang memiliki rekening
tabungan disuatu bank di Blok M Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dengan
menggunakan cash card, pemegang kartu tersebut dapat melakukan
penarikan langsung uang tunai melalui ATM di Ujung Pandang atau di
kota-kota lain di mana penggunaan kartuaya di dipergunakan pada ATM
bank yang bersangkutan.

8
5. Check Guarantee Card
Kartu ini pada prinsipnya dapat digunakan sebagai jaminan dalam
penarikan cek oleh pemegang kartu. Kartu jenis ini sangat populer di
Eropa, terutama Inggris. Di samping itu, kartu tersebut dapat juga
digunakan dalam melakukan penarikan unang melalui ATM.
2.4.2 Berdasarkan Wilayah Berlakunya
Menurut Siamat, (2005: 637) Dilihat dari wilayah berlakunya, kartu
plastik ini dapat dibedakan antara kartu plastik yang berlaku secara
domestik (lokal) dan internasional.
1. Kartu Plastik Lokal
Kartu plastik lokal merupakan kartu plastik yang hanya berlaku dan
dapat digunakan di suatu wilayah tertentu saja. Pesatnya penggunaan kartu
plastik menyebabkan béberapa perusahaan pengecer dan perusahaan jasa
menerbitkan kartu plastik sendiri (umumnya charge card) guna
memberikan pelayanan yang lebih mudah dan praktis bagi nasabahnya,
misalnya: Hero, Astra Card, Golden Truly, Garuda Executive Card.
2. Kartu Plastik Internasional
Kartu plastik internasional adalah kartu yang dapat digunakan dan
berlaku sebagai alat penbayaran internasional. Pasar kartu kredit
internasional didominasi oleh dua merek kartu yang memiliki jaringan
antarbenua, yaitu Visa dan Master Card. Kedua merek kartu memiliki lebih
dari 100 juta pemegang kartu yang tersebar dikota-kota seluruh dunia dan
digunakan untuk melakukan transaksi hampir di semua kota.
Pemegang kedua kartu tersebut lebih dari separonya dipegang oleh
penduduk Amerika Serikat. Selebihnya dipegang oleh Jepang, Inggris,
Kanada, dan sebagian kecil negara-negara laianya. Kartu plastik
internasional yang dapat dipergunakan melakukan transaksi diberbagai
tempat di dunia adalah sebagai berikut:
1) Visa
Visa adalah kartu kredit internasional yang dimiliki oleh perusahaan
kartu Visa Internasional Pelaksanaan operasionalnya berdasarkan
lisensi dari Visa Internationl dengan sistem franchise.

9
2) Master Card
Kartu kredit ini dimiliki oleh Master Card International dan beroperasi
berdasarkan liensi dari Master Card International.
3) Diners Club
Diners Club dimiliki oleh Citicorp. Cara operasionalnya dilakukan
dengan cara mendirikan subsidiary atau dengan cara franchise.
4) Carte Blanc
Kartu ini juga dimiliki oleh Citicorp dan beroperasi persis sama dengan
Diners Club, yaitu dengan membentuk subsidiary atau dengan
franchise.
5) American Express
Kartu kredit ini dimilki oleh American Express Travel Related Services
Incorporated dan beroperasi dengan mendirikan subsidiary American
Express ini pada prinsipnya adalah charge card namun dapat
memberikan fasilitas credit line kepada pemegang kartu.
2.5 Fungsi Kartu Plastik

Menurut Siamat, (2005: 638) Fungsi kartu plastic sebagai intrumen dalam
melakukan transaksi pada prinsipnya dapat dibedakan antara lain sebagai
berikut:

1. Sumber Kredit
Kartu plastik dapat digunakan sebagai instrumen untuk memperoleh
kredit yang dilakukan dengan cara; pertama, mekanisme pembayaran
dilakukan secara bulanan atas setiap transaksi (charge card); kedua, kartu
plastik dapat memberikan keleluasaan kepada pemegangnya untuk
membayar bulanan sejumlah minimum tertentu dari total transaksi yang
dilakukan (kartu kredit); ketiga, jumlah pembayaran yang harus dilakukan
setiap bulan lebih pasti.
2. Sumber Uang Tunai
Beberapa cara di mana kartu plastik ini dapat digunakan untuk
memperoleh uang tunai adalah melalui counter ATM atau menggunakan
kartu sebagai jaminan atas cek yang ditarik (check guarantee card). Dengan
menunjukkan kartu misalnya, Visa atau Master Card, di negara manasaja

10
pada bank yang memiliki kerja sama dengan pengelola kartu tersebut,
pemegang kartu yang bersangkutan dapat menarik dana tunai.
Beberapa kartu kredit yang diterbitkan oleh bank-hank tertentu
dapat pula berfungsi sebagai Cash Card, misalmya Visa dan Master Card
yang diterbitkan oleh Citibank untuk menarik uang tunai dari berbagai ATM
di hampir semua negara yang dapat menerima kedua merek kartu tersebut.
Seorang pemegang kartu Danamon Master Card Jakarta misalnya,
kebetulan membutuhkan uang tunai ketika mengunjungi kota London.
Pemegang Danamon Master Card tersebut dapat memperoleh uang tunai
(Poundsterling) melalui ATM yang dapat menerima merek Master Card di
sepanjang jalan di kota tersebut. Sama halnya apabila penarikan uang tunai
melalui ATM dilakukan di New York.
3. Penjaminan Cek
Kartu plastik yang diterbitkan beberapa bank dapat digunakan untuk
menjamin penarikan cek. Di Inggris fungsi kartu sebagai penjamin cek
sangat umum dikeluarkan oleh bank. Misalnya: check guarantee card yang
dikeluarkan Barclays Bank. Trustcard, dan sebagainya dapat digunakan
untuk meyakinkan penerima cek yang ditarik oleh pemegang kartu dalam
melakukan transaksi jual beli barang dan jasa. Jadi, füngsi kartu 11lastic ini
antara lain oleh pemegang kartu dapat digunakan untuk menjamin setiap
pembayaran dengan menggunakan cek.
Dalam perkembangannya, check guarantee card ini dapat pula
digunakan untuk menarik uang tunai dari kantor-kantor cabang bank
anggota skema kartu tersebut.
Di samping itu dapat juga digunakan sebagai cash card untuk
memperoleh uang tunai melalui ATM. Check guarantee yang dapat
digunakan untuk menarik dana, baik melalui ATM maupun melalui kantor-
kantor bank, erring disebut sebagai check encashment card.
2.6 Keuntungan Penggunaan Kartu

Menurut Siamat, (2005:649), Keuntungan-keuntungan yang dapat


diperoleh bagi pihak-pihak yang terlibat dalam menggunakan kartu plastik
antara lain sebagai berikut:

11
1. Pemegang Kartu
a. Lebih aman dan praktis karena tidak perlu membawa uang tunai dalam
jumlah besar.
b. Leluasa. Karena kartu plastik (khususnya kartu kredit) telah diterima
sebagai alat pembayaran hampir di seluruh kota di seluruh dunia
(misalnya, visa dan Master Card).
c. Sistem pembayaran yang fleksibel. Pembayaran atas tagihan dapat
diangsur (credit card) atau tempo beberapa waktu (charge card).
d. Program merchandising yaitu kesempatan membeli barang-barang
dengan mengangsur tanpa bunga
e. Bantuan-bantuan perjalanan terutama di luar negeri, misalnya: referensi,
dokter, rumah sakit dan bantuan hukum.
f. Purchase protection plan, yaitu asuransi perlindungan pembelian
barang yang diberikan secara otomatis.
g. Berbagai fasilitas yang menarik lainnya.
2. Issuer
a. Uang pangkal
b. luran tahunan anggota
c. Discount dari merchant
d. Pendapatan bunga
e. Pembayaran denda atas keterlambatan/penunggakan pembayaran (late
charge).
f. Interchange fee.
3. Merchant
a. Keamanan lebih terjamin karena merchant tidak menerima/menyimpan
uang tunai dari hasil penjualan.
b. Pembayaran atas penjualan dijamin penerbit sepanjang merchant
memenuhi prosedur dan ketentuan yang ditetapkan oleh issuer
c. Dapat meningkatkan turnover atau omset penjualan.
d. Mengurangi beban dan menyederhanakan pembukuan.
e. Mencegah larinya nasabah ke pesaing lainnya yang memberi fasilitas
kemudahan berbelanja dengan menerima kartu.

12
4. Acquirer
Keuntungan yang diharapkan oleh acquirer adalah komisi yang diterima
dari merchant
2.7 Perbedaan Charge Card, Credit Card, dan Debit Card

Tabel 2. 1 Perbedaan Charge Card, Credit Card, dan Debit Card

Charge Card Credit Card Debit Card


1. Tidak ada ketentuan limit 1. Ketentuan limit kredit 1. Pemegang kartu harus
penggunaan transaksi tergantung dari jenis memilih rekening pada
2. Pembayaran penuh atas kartu (gold, regular atau bank
semua tagihan berikutnya classic) 2. Transaksi hanya dapat
3. Apabila tidak melakukan 2. Pembayaran minimal dilakukan apabila
pembayaran penuh dari 10%-20% dari total saldo pemegang kartu memiliki
tagihan, akan dikenakan tagihan dan dibayarkan saldo yang mencukupi
denda keterlambatan (late paling lambat pada pada rekening untuk
charge) sebesar tanggal jatuh tempo menutup biaya transaksi
presentase tertentu penagihan yang 3. Pembayaran dilakukan
4. Tidak dikenakan bunga ditentukan setiap bulan dengan mendebit langsung
atas setiap pembayaran 3. Tingkat bunga dikenakan saldo rekening pemegang
tagihan atas saldo kredit, kartu dan mengkredit
besarnya sesuai tingkat rekening pihak merchant
bunga pasar
4. Keterlambatan
pembayaran (setelah
tanggal jatuh tempo) akan
dikenakan denda
keterlambatan (late
charge) sebesar
presentase tertentu dari
pembayaran minimum
atau sejumlah tertentu
tanpa dikaitkan dengan
jumlah pembayaran
minimum
(Sumber: Siamat, (2005:639)

2.8 Konsep Kartu Kredit

Konsep dasar kartu kredit sebenarnya relative sederhana dan jelas, yaitu
suatu alat identifikasi pribadi yang dimaksudkan untuk menunda pembayaran
atas transaksi jual beli barang dan jasa. Namun dalam praktiknya, terdapat
beberapa prosedur yang cukup kompleks.

Di beberapa negara, perusahaan harus tunduk pada undang-undang yang


mengaturnya. Di Inggris misalnya, perusahaan kartu diatur dengan Consumers
Credit Act 1974. Oleh karena itu, perusahaan kartu harus mengikuti aturan-
aturan dalam UU tersebut di samping ketentuan perbankan dan kontrak
perjanjian secara umum.

13
Meskipun demikian, perusahaan kartu senantiasa dirancang untuk
memaksimalkan efisiensi.

Menurut Siamat, (2005: 639) Secara umum, tujuan perusahaan kartu kredit
meliputi:

a. Menerima sebanyak-banyaknya nasabah yang memiliki kelayakan


kredit
b. Menerima merchant yang dapat dipercaya
c. Merangsang penggunaan maksimum fasilitas credit line
d. Membatasi dan mengurangi piutang bermasalah dan penyelewengan
e. Memaksimalkan nilai rata-rata setiap transaksi kartu (sehingga
mengurangi jumlah voucher yang nilainya kecil.
2.9 Pendanaan
Masalah pendanaan bagi kelanjutan usah perusahaan kartu kredit
merupakan pertimbangan yang cukup krusial, lebih-lebih untuk masa-masa
puncak, misalnya menjelang dan setelah periode hari raya. Karena umumnya
perusahaan kartu kredit membayar merchantnya relative cepat, maka likuiditas
perusahaan kartu kredit akan terpenuhi. Sehubungan dengan itu, perlu
dilakukan perhitungan mengeani total kebutuhan dana untuk membiayai puncak
permintaan pada saat tertentu, dengan mempertimbangkan margin yang cukup
aman terhadap maksimum puncak pembelian dan maksimum permintaan
kredit. Berdasarkan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya,
pada dasarnya dapat diperkirakan rata-rata permintaan kredit pada waktu
puncak.

Kemudian jumlah kebutuhan dana untuk memenuhi permintaan kredit


dapat dinegosiasikan dengan banknya berdasarkan pembiayaan yang dilakukan
oleh perusahaan kartu dari sumber dana jangka panjang, misalnya modal
cadangan. Selanjutnya, selisih antara permintaan kredit pada masa-masa puncak
dengan pada masa rata-rata dapat dibiayai dengan pinjaman jangka menengah
dari bank, yang biasanya berupa fasilitas credit line yang diberikan bank.
Namun umumnya, banyak perusahaan kartu sangat tergantung dari perusahaan
induknya untuk mendapatkan pendanaan.

14
Untuk menjaga keseimbangan keuangan akibat dari pendanaan,
perusahaan kartu kredit harus memperhatikan gearing ratio-nya yang hubungan
anatara modal perusahaan sendiri dengan total kewajibannya. Posisi gearing
ratio bagi perusahaan kartu kredit yang umum dipertahankan, khusunya bagi
perusahaan kartu kredit yang bukan anggota grup perusahaan besar, berkisar
antara 5 : 1 atau 15 : 1 artinya total pinjaman adalah 5 kali atau 15 kali dari
modal sendirinya. Semakin tinggi gearing ratio semakin besar kemungkinan
perusahaan mengalami kesulitan keuangan.

2.10 Mekanisme Transaksi dengan Kartu Kredit

Calon anggota atau pemegang kartu harus mengajukan permohonan


lebih dahulu dengan memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan oleh
perusahaan kartu atau penerbit. Persyaratan pokok untuk menjadi anggota
pada prinsipnya adalah calon pemegang kartu harus memenuhi ketentuan
minimum jumlah penghasilan per tahunnya. Masing-masing perusahaan
kartu (penerbit) memiliki standar minimum penghasilan tahunan pemohon
untuk dapat diterima sebagai pemegang kartu. Namun dengan semakin
ketatnya persaingan, persyaratan keanggotaan, terutama yang berkaitan
dengan ketentuan tingkat minimum penghasilan, cenderung diturunkan dan
lebih diperlonggar. Pemegang kartu diharuskan membayar uang pangkal
dan iuran tahunan yang besarnya tergantung dari jenis kartu. Gold card
lebih mahal daripada reguler atau classic card. Di samping itu, persyaratan
untuk menjadi pemegang gold card ini biasanya jauh lebih ketat,
penghasilan tahunan minimum yang dipersyaratkan jauh lebih tinggi, atau
dengan kata lain, pemegang gold card ini memiliki credit standing atau
credit worthiness yang tinggi. Kelebihan gold card adalah memiliki credit
limit yang jauh lebih tinggi daripada kartu reguler dan adanya fasilitas yang
lebih menarik lainnya. Selain itu, yang cukup penting adalah gold card jelas
memberi rasa prestise yang tinggi kepada pemegangnya.

Selanjutnya, pemegang kartu dapat menggunakan kartunya setiap


melakukan transaksi kepada semua merchant (service establishment) yang
menerima merek kartu yang dimiliki. Merchant yang menerima merek-

15
merek kartu tertentu biasanya mudah diketahui dari logo atau gambar yang
ditempelkan atau diperlihatkan di sekitar kasir atau di kaca pintu masuk
merchant. Umumnya hotel-hotel, restoran, travel biro, dan toko-toko yang
relatif besar, bersedia menerima berbagai jenis kartu. Sebelum tajamnya
persaingan kartu plastik ini, merchant biasanya mengenakan charge (antara
2%-3%) yang dibebankan kepada pemegang kartu yang ditambahkan
kejumlah nilai transaksi.

Merchant kemudian melakukan penagihan seluruh transaksi jual


beli yang dibayar dengan menggunakan kartu kepada pihak issuer. Apabila
semua slip penjualan (voucher) dianggap sah dan telah memenuhi ketentuan
sesuai yang disepakati dengan merchant, maka issuer akan membayar
seluruh tagihan yang diajukan merchant setelah dikurangi dengan discount
(komisi) yang besarnya sesuai dengan yang telah diperjanjikan terlebih
dahulu (3%-5%). Jangka waktu tanggal transaksi sampai dengan penagihan
oleh merchant kepada issuer juga diatur dalam perjanjian, misalnya berkisar
3-10 hari.

Contoh:

Seorang pemegang kartu melakukan transaksi dengan nilai Rp. 1.000.000.


Apabila issuer memungut discount sebesar 5%, maka total tagihan yang
seharusnya dibayarkan kepada merchant adalah Rp. 1.000.000 (5% x Rp.
1.000.000) = Rp. 950.000.

16
Gambar 2. 1 Transaksi dengan Kartu Kredit: Pemegang Kartu, Merchant, Issuer (Acquirer)
(Sumber: Siamat, 2005:642)

Selanjutnya, apabila kartu yang digunakan tersebut adalah charge


card maka pemegang kartu harus membayar lunas seluruh tagihan pada saat
jatuh temponya. Sedangkan apabila yang digunakan kartu kredit, maka
pemegang kartu dapat membayar sejumlah minimum tertentu (minimum
payment) dari total tagihan termasuk bunga. Pembayaran minimum
biasanya ditetapkan oleh issuer dan tergantung jenis kartu, gold atau
regular/classic card. Saldo tagihan akan dikenakan bunga oleh issuer yang
saat ini berkisar 3%-3,75%. Penarikan uang tunai biasanya dikenakan
tingkat bunga sedikit lebih tinggi daripada transaksi pembelian barang atau
jasa.

Mekanisme transaksi jual beli dengan menggunakan kartu


sebagaimana dijelaskan pada Gambar 2.1, dilakukan dengan melibatkan
pihak pemegang kartu, merchant dan issuer, di mana issuer disini sekaligus
bertindak sebagai acquirer atau servicing agent.

Mekanisme transaksi kartu dapat pula terjadi di mana issuer


melibatkan pihak acquirer, yaitu pihak yang melakukan penagihan dan
pembayaran antara pihak issuer dengan merchant, apabila kartu tersebut
dilakukan dengan cara franchise. Dengan mengambil ilustrasi di atas, maka
servicing agent membayar merchant setelah dipotong discount sebesar Rp.
950.000. Kemudian, servicing agent mengklaim kepada issuer dengan
memperoleh interchange fee (3%), yaitu Rp. 30.000 sehingga jumlah

17
reimbursement oleh issuer adalah Rp. 980.000. Dengan demikian, issuer
dalam transaksi tersebut memperoleh discount Rp. 20.000. Selanjutnya,
issuer akan melakukan tagihan kepada card holder sebesar Rp. 1 juta.
(Gambar 2.2).

Keterlibatan servicing agent tersebut dilakukan dengan terlebih


dahulu membuat kontrak perjanjian dengan issuer. Sebagaimana halnya
dengan perjanjian antara issuer dengan merchant. Namun tidak ada
perjanjian yang dilakukan antara acquirer dengan merchant. Karena fungsi
acquirer hanyalah untuk mempermudah dan mempercepat proses
pembayaran kepada merchant.

Gambar 2. 2 Transaksi dengan Kartu Kredit: Pemegang Kartu, Merchant dan Issuer
(Acquirer) (Sumber: Siamat 2005:643)

2.11 Statement Tagihan

Pemegang kartu secara periodik akan memperoleh statement tagihan


dari issuer yang dikirimkan ke alamat pemegang kartu setiap tanggal
tertentu setiap bulannya. Siamat, (2005: 643) menjelaskan statement tagihan
tersebut berisi perincian informasi mengenai hal-hal sebagai berikut:

1. Nomor kartu, Nomor kartu merupakan nomor identitas yang selalu


harus dicantumkan pada setiap pembayaran tagihan.
2. Tanggal tagihan, yaitu tanggal di mana perincian tagihan dicetak.
Tanggal jatuh tempo berkisar 7-15 hari setelah tanggal penagihan.

18
3. Tanggal jatuh tempo, yaitu tanggal di mana batas paling lambat untuk
melakukan pembayaran atas tagihan. Issuer akan membebankan biaya
keterlambatan membayar (late charge) kepada pemegang kartu apabila
pembayaran dilakukan melewati tanggal jatuh tempo tersebut.
4. Pembayaran minimum, yaitu pembayaran terendah yang merupakan
kewajiban pemegang kartu yang harus dibayarkan sebelum tanggal
jatuh tempo pembayaran. Sisa tagihan dapat dibayarkan dengan
mencicil dan untuk itu akan dikenakan bunga dari saldo kredit.
Pembayaran minimum berkisar 10%-20% dari total tagihan atau
misalnya, minimum Rp. 50.000. Ketentuan ini berlaku untuk kartu
kredit.
5. Jumlah tagihan, Jumlah tagihan adalah jumlah seluruh transaksi dengan
menggunakan kartu kredit yang belum dilunasi.
6. Limit kredit, Limit kredit bagi kartu kredit adalah jumlah maksimal yang
diberikan untuk setiap kartu. Pagu kredit untuk kartu gold umumnya
jauh lebih tinggi daripada kartu regular. Jumlah kredit limit masing-
masing pemegang kartu biasanya berbeda, tergantung dari credit
standing anggota yang bersangkutan.
7. Batas penarikan uang tunai, yaitu uang tunai yang dapat diambil pada
posisi rekening seperti yang tertera pada perincian tagihan. Penarikan
uang tunai, yang umumnya berkisar sampai 50% dari kredit limit,
biasanya dikenakan biaya di samping bunga. Tingkat bunga yang
dikenakan atas penarikan uang tunai tersebut biasanya lebih tinggi
dariapada tingkat bunga untuk transaksi pembelian barang atau jasa.
8. Tunggakan, yaitu jumlah pembayaran minimum pada rincian tagihan
bulan sebelumnya yang belum dibayar (bagi kartu kredit)
9. Tanggal posting, yaitu tanggal ditagihkannya pemakaian kartu.
10. Tanggal transaksi, yaitu tanggal terjadinya transaksi pengambilan uang
tunai dan pembayaran dengan menggunakan kartu.
11. Nomor referensi, yaitu nomor identitas setiap transaksi.

19
2.12 Pihak-Pihak yang Terkait dengan Kartu Plastik

Menurut Siamat, (2005:644)) Pihak-pihak yang terkait dengan


penerbitan dan penggunaan kartu plastik adalah sebagai berikut:

1. Penerbit, Penerbit (issuer) di sini merupakan pihak atau lembaga yang


mengeluarkan dan mengelola suatu kartu. Penerbit dapat berupa bank,
lembaga keuangan lain, dan perusahaan non-lembaga keuangan.
Perusahaan yang khusus akan menerbitkan kartu plastik harus terlebih
dahulu memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Apabila penerbit
adalah bank, maka harus mengikuti ketentuan Bank Indonesia.
2. Acquirer, Acquirer adalah lembaga yang mengelola penggunaan kartu
plastik terutama dalam hal penagihan dan pembayaran antara pihak
issuer dengan pihak merchant. Dalam mekanisme pengelolaan kartu
kredit misalnya, issuer dapat sekaligus berfungsi sebagai acquirer atau
hanya akan terkonsentrasi pada salah satu fungsi saja.
3. Pemegang kartu, Pemegang kartu atau card holder terdiri atas
perseorangan yang telah memenuhi prosedur atau persyaratan yang
ditetapkan oleh penerbit untuk dapat diterima sebagai anggota dan
berhak menggunakan kartu sesuai dengan kegunaannya. Untuk dapat
diterima menjadi anggota suatu kartu, calon pemegang kartu harus
memenuhi persyaratan pokok, yaitu jumlah minimum penghasilan per
tahunnya. Pemegang kartu dapat dibedakan dengan pemegang kartu
utama (basic card) dan kartu suplemen (supplementary card). Kartu
suplemen ini biasanya diterbitkan untuk digunakan pihak-pihak yang
akan ditanggung oleh pemegang kartu utama, misalnya anggota
keluarga, dan sebagainya. Pemegang kartu utama bertanggung jawab
atas pembayaran terhadap tagihan kepada pemakai kartu suplemen.
Selanjutnya, pemegang kartu harus benar-benar mengikuti perjanjian
card holder yang dibuat oleh issuer dalam melakukan transaksi dengan
menggunakan kartu dan bertanggung jawab atas risiko-risiko atau
kewajiban yang ditimbulkannya.
4. Merchant, Merchant adalah pihak yang menerima pembayaran dengan
kartu atas transaksi jual beli barang atau jasa. Merchant dapat berupa

20
pedagang, toko-toko, hotel, restoran, travel biro, dan sebagainya. Antara
merchant dengan issuer/acquirer biasanya terlebih dahulu harus
melakukan kerjasama (perjanjian) lebih dahulu untuk dapat ditunjuk
sebagai merchant suatu kartu plastik.

2.13 Perjanjian Dasar Penggunaan Kartu

Menurut Siamat, (2005: 645) Mengatakan penggunaan suatu kartu


plastik dalam melakukan transaksi jual beli barang atau jasa seperti telah
dijelaskan terdahulu melibatkan pihak pemegang katu, merchant dan
issuer/acquirer.

Penggunaan kartu tersebut terlebih dahalu dilakukan perjanjian


antara pemegang kartu dengan issuer (disebut perjarjian pemegang kartu)
dan antara issuer dengan merchant (disebut perjanjian merchant).

1. Perjanjian Pemegang Kartu


Perjanjian pemegarg kartu adalah perjanjian yang dibuat antara card
holder dengan issuer yang pada prinsipnya memuat pokok-pokok
ketentuan antara lain sebagai berikut:
1) Pemilikan kartu
a. Kartu adalah milik issuer dan karenanya harus dikembalikan
atas pemintaan. Pemegang kartu harus membubuhkan tanda
tangan pada bagian belakang kartu saat penerimaan kartu
b. Dengan ditandatangani kartu pemegang kartu setuju
mengikatkan diri dan tunduk pada ketentuan dan persyaratan
yang terdapat dalam perjanjian.
c. Kartu tidak boleh dipindahtangankan
d. Pemegang kartu harus membayar uang pangkal dan iuran
tahunan.
2) Masa berlakunya kartu
a. Kartu hanya dapat digunakan selama masa berlakunya kartu
yang tercantum dalam kartu tersebut.

21
b. Perpanjangan kartu dapat dilakukan secara otomatis atas
persetujuan issuer.
3) Transaksi-transaksi
a. Pemegang kartu harus menandatangani slip pembelian barang-
barang/jasa-jasa yang menggunakan kartu dan cash advance slip
untum setiap pengambilan uang tunai.
b. Pemegang kartu bertanggung jawab atas semua transaksi
termasuk tagihan-tagihan, ongkos-ongkos, dan bunga yang
dibebankan pada rekeningnya.
c. Issuer tidak bertanggung jawab terhadap merchant yang
menolak pembayaran dengan kartu dan setiap permasalahan
pembelian barang-barang atau jasa-jasa oleh pemegang kartu.
4) Pembayaran tagihan
a. Statement tagihan akan dikirim issuer setiap bulan sekali kepada
pemegang kartu dan pemegang kartu wajib membayar minimum
selambat-lambatnya dalam jangka waktu tertentu dari tanggal
statement tagihan dikeluarkan.
b. Apabila ada kesalahan terhadap tagihan yang terdapat dalam
statement tagihan issuer, harus diberitahukan selambat-
lambatnya beberapa hari sejak tanggal penerimaan statement
tagihan tersebut.
c. Besarnya pembayaran minimum
d. Tagihan atas penggunaan kartu suplemen adalah tanggung jawab
pemegang kartu utama dan akan ditagih bersama-sama dalam
satu statement tagihan.
e. Issuer dapat melakuıkan pemotongan langsung atas tagihan
pemegang kartu yang mempunyai rekening pada issuer
(umumnya issuer adalah bank).
5) Bunga dan biaya-biaya
a. Pemegang kartu yang melakukan pembayaran seluruh jumlah
tagihan sebelum tanggal jatuh tempo, maka issuer tidak akan
menarik biaya administrasi.

22
b. Issuer akan mengenakan bunga atas sisa tagihan yang belum
dibayar.
c. Pemegang kartu yang tidak melunasi pembayaran minimum
sampai jatuh tempo atau membayar kurang dari jumlah
minimum akan dikenakan biaya administrasi yang ditentukan
oleh issuer.
6) Limit credit
a. Pemegang kartu tidak dibenarkan menggunakan kartu lebih dari
limit kredit yang telah ditetapkan issuer.
b. Apabila penggunaan kartu melebihi limit kredit, dikenakan
bunga yang besarnya diperhitungkan sejak terjadinya transaksi
yang melampaui limit kredit.
7) Penarikan uang tunai
a. Pemegang kartu dapat menarik uang tunai (cash advance) di
setiap tempat yang ditunjuk.
b. Penarikan uang tunai akan dikenakan biaya administrasi sebesar
persentase tertentu dari jumlah penarikan atau sebesar minimum
tertentu.
8) Transaksi dalam valuta asing

Transaksi yang dilakukan dalam valuta asing akan ditagih dalam rupiah
berdasarkan nilai konversi ang ditentukan oleh issuer pada saat tagihan
atas transaksi tersebut diterima oleh issuer.

9) Kehilangan kartu
a. Apabila terjadi pencurian atau kehilangan kartu, pemegang kartu
harus segera memberitahukan kepada issuer atau perusahaan
kartu.
b. Pemegang kartu bertanggung jawab sepenuhnya atas transaksi
yang telah terjadi sebelum diterimanya laporan kehilangan
tersebut.
c. Issuer akan mengenakan biaya administrasi sebesar tertentu
untuk penggantian kartu yang dilaporkan hilang.

23
10) Jasa pihak ketiga

Dalam hal pemegang kartu tidak membayar tagihannya yang masih


terutang sesudah keanggotannya dibatalkan, issuer berhak
menggunakan jasa pihak ketiga untuk melakukan penagihan terhadap
pemegang kartu, dan semua biaya yang timbul akibat penagihan ini
menjadi beban pemegang kartu.

11) Tanggung jawab pemegang kartu


a. Pemegang kartu wajib memberitahukan issuer apabila ada
perubahan alamat penagihan.
b. Pemegang kartu yang diterbitkan oleh issuer di Indonesia, yang
bukan warga negara Indonesia dan akan kembali ke negaranya
karena masa kerjanya di Indonesia sudah habis atau dengan
alasan apa pun, harus melunasi semua sisa tagihan dan
mengembalikan kartunya
c. Untuk menjamin pelunasan pembayaran seluruh tagihan
berkenaan dengan penggunaan kartu, pemegang kartu berjanji
dan mengikatkan diri bahwa harta kekayaan pemegang kartu,
baik yang berupa benda bergerak maupun tidak bergerak,
ataupun rekening bank yang ada sekarang maupun yang akan
ada di kemudian hari, merupakan jaminan pelunasan kewajiban
pemegang kartu kepada issuer.
12) Pengakhiran perjanjian
a. Issuer berhak memblokir atau membatalkan penggunaan kartu
tanpa pemberitahuan terlebil dahulu dan seluruh tagihan
pemegang kartu menjadi jatuh tempo serta harus dibayar
seketika jika terjadi hal keadaan sebagai berikut:
1. Pemegang kartu tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh issuer.
2. Pemegang kartu dinyatakan pailit.
3. Pemegang kartu melakukan perbuatan yang melawan hukum
4. Pemegang kartu meninggal dunia, maka kewajiban-
kewajibannya harus diselesaikan oleh tu ahli warisnya.

24
5. Pemegang kartu dinyatakan mengundurkan diri dari
keanggotaan.
b. Kartu harus dikembalikan apabila terjadi pembatalan atau
pengakhiran perjanjian.
c. issuer berhak untuk memblokir penggunaan, kartu atau
permohonan otorisasi tanpa memberikan alasan apa pun atau
memberitahukan lebih dahulu, kepada pemegang kartu dan tidak
bertanggung untuk setiap kerugian yang diderita oleh pihak
pemegang kartu akibat pemblokiran atau penolakan tersebut.
13) Lain-lain
a. Issuer berhak mengubah perjarjian ini setiap saat dan setiap
perubahan akan diberitahukan kepada pemegang kartu secara
tertulis
b. Issuer berhak bertukar informas tentang dana remegang kartu
dengan pusat-pusat kartu lainnya.
2. Perjanjian Merchant
Ketentuan-ketentuan pokok perjanjian antara merchant dergan
perusahaan kartu (issuer) biasanya dibuat secara jelas. Oleh karena itu,
relatif jarang terjadi perselisihan antara issuer, baik dengan merchant
maupun dengan pemegang kartu. Namun, sumber-sumber permasalahan
yang paling sulit antara merchant dengan issuer adalah penetapan tingkat
discount dan masalah-masalah yang timbul dari pengisian slip penjualan
atau sales voucher yang tidak lengkap yang menyebabkan issuer tidak dapat
mengidentifikasi pemegang kartu yang bersangkutan.
Klausula-klausula pokok yang umum diatur dalam suatu perjanjian
merchant ini antara lain sebagal berikut:
a. Merchant akan menerima semua kartu merek tertentu sampai jumlah
floor limit yang ditetapkan
b. Merchant akan senantiasa memeriksa keabsahan kartu, misalnya: masa
berlakunya, masuk atau tidaknya dalam daftar void card (stop list) yang
secara rutin dikeluarkan oleh issuer ata perusahaan kartu, atau
kebenaran tanda tangan pemegang kartu yang diketahui dengan

25
membandingkan antara tanda tangan yang ada di kartu dengan yang ada
di slip penjualan.
c. Merchant harus menggunakan slip penjualen yang disediakan
perusahaan kartu, meminta setiap pemegang kartu pelanggan
menandatangani slip penjualan, kemudian mencetak data-data kartu
dengan menggunakan imprinter Selanjutnya, merchant memberikan
satu kopi slip penjualan kepada pemegang kartu.
d. Merchant akan mengklaim pembayaran kemba!i setelah dikurangi
discount ke perusahaan kartu (issuer) pada waktunya, misalnya dalam
waktu 3 hari, 10 hari, atau 15 hari, dan seterusnya.
e. Rekening bank merchant akan dikredit sebesar jumlah penjualan
dikurangi discount, yang besamya tergantung pada ada tidaknya slip
penjualan yang invalid dan ditolak pembayarannya oleh issuer.
f. Merchant harus menjual barang atau jasa tidak melebihi dari harga
penjualan tunai. Dalam klausula ini mencakup pula mengenai semua
slip penjualan yang dimintakan pembayarannya kepada issuer harus
dijamin bahwa:
1. semua data adalah benar;
2. merchant benar-benar telah menjual dan meny erahkan barang atau
jasa dengan nilai seperti an tertera dalam slip penjualan. dengan
harga yang tidak melebihi harga normal. dan tidak terdapat unsur
kredit untuk tujuan lain apa pun:
3. pemberian kredit atas penjualan barang atau jasa dengan
menerbithkan slip penjunlan adalah melanggar ketentuan perjanjian.
g. Merchant memberikan hak kepada issuer untuk mendebit rekening
banknya sejumlnh yang harus dibayarkan antara lain:
1. discount;
2. pajak atas discount.
3. refund kepada pemegang kartu:
4. nilai slip penjualan yang diterbitkan yang tidak sesuai ketentuan
yang diatur dalam perjanjian;
5. bunga atas setiap jumlah yang scharusnya dibayar merchant;

26
6. setiap jumlah yang berkaitan dengan kewajiban merchant kepada
issuer.
h. Kontrak perjanjian dapat diakhiri beberapa minggu setelah
pemberitiahuan oleh pihak mana pun. Imprinter dan slip penjualan tetap
milik issuer dan harus dikembalikan setelah pemutıisan kontrak.
i. Masalah lain yang mungkin diatur dalam perjanjian meliputi hal-hal
khusus mengenai ketentuan tidak berlakunya suatu sales voucher, yaitu:
1. transaksi yang dilakukan jelas-jelas ilegal;
2. tanda tangan pada voucher penjualan berbeda dari kartu;
3. terdapat perbedaan antara voucher yang diserahkan untuk
pembayaran dan kopi yang diserahkan kepada pemegang kartu atau
voucher tidak lengkap;
4. harga yang dikenakan melebihi harga eceran normal;
5. harga melebihi floor limit merchant dan tidak dimintakan otorisasi;
6. terjadi penyimpangan dari ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
perjanjian merchant;
7. kartu dinyatakan tidak berlaku dan terdapat dalam daftar kartu tidak
berlaku, yang dikeluarkan oleh perusahaan kartu.

27
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
1. Kartu plastik adalah kartu yang diterbitkan oleh bank atau perusahaan
tertentu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran atas transaksi
barang atau jasa, menjamin keabsahan cek yang dikeluarkan, dan untuk
melakukan uang tunai.
2. Sejarah dari kartu plastic, Edward Bellamy, seorang pergacara Amerika
yang beralih profesi menjadi wartawan, menulis sebuah buku pada tahun
1887 yarg diterbitkan setahun kemudian dengan judul Looking Backward,
disebutkan uang sebagai alat pembayaran akan tergeser dengan kartu
kredit, dimana pemegangnya dapat memenuhi seluruh kebutuhannya
dengan menggunakan kartu tersebut. Frank McNamara, mengilhaminya
untuk menciptakan suatu mekanisme pembayaran dengan menggunakan
instrumen kartu. Metode pembayaran transaksi dengan menggunakan
kartu tersebut jauh lebih aman dan praktis dibandingkan dengan membawa
dan menggunakan uang tunai. Kartu plastik pertama yang dikeluarkan
dirintis oleh pengusaha yang bersangkutan, dikenal dan digunakan sampai
saat ini adalah Diners Club.
3. Keputusan Menteri Keuangan No.125 1/KMK.013/1988 tanggal 20
Desember 1988 Citibank dan Bank Duta (merger dengan Bank Danamon)
dapat dikatakan sebagai bank yang cukup berperan dalam memelopori
pengembangan atau pemasyarakatan penggunaan kartu plastik di Indonesia
dengan menerbitkan Visa dan Master Card, dan kemudian diikuti beberapa
bank yang bertindak sebagai penerbit atau pengelola kartu plastik tersebut.
4. Penggolongan Kartu Plastik Kartu Plastik pada prinsipnya digolong
menjadi 2 yaitu berdasarkan fungsi kartu plastik dan tempat berlakunya.
Berdasarkan fungsinya kartu plastik dibedakan lagi menjadi 5 yaitu: Credit
Card, Charge Card, Debit Card, Cash Card dan Check Guarante Card.
Sedangkan berdasarkan tempat berlakunya dibedakan menjadi 2 yaitu Kartu

28
Plastik lokal dan kartu plastik Internasional. Dalam kartu plastik
Internasional dibedakan menjadi 5 yaitu: Visa, Master Card, Diners Club,
Carte Blanc dan American Express.
5. Fungsi kartu plastik pada prinsipnya dibedakan menjadi 3 yaitu: sebagai
sumber kredit jadi kartu plastik ini selain untuk alat transaksi pembayaran
juga dapat digunakan untuk memperoleh kredit, sumber uang tunai jadi
kartu plastik ini dapat digunakan untuk memperoleh uang tunai melalui
Counter ATM dan untuk penjaminan cek jadi kartu plastik ini juga dapat
digunakan untuk menjamin penarikan cek.
6. Ada 4 pihak yang mendapat keuntungan dari penggunaan kartu plastik
adalah Pemegang Kartu, Issuer, Merchant dan Acquirer.
7. Perbedaan mendasar pada Charge Card, Credit Card dan Debit Card adalah
ketentuan limit pada setiap jenisnya. Pada Charge Card tidak ada ketentuan
limit penggunaan transaksi, pada Credit Card ketentuan limit kredit
tergantung dari jenis kartu (gold, regular atau classic) sedangkan pada Debit
Card pemegang kartu harus memilih rekening pada bank.
8. Konsep dasar kartu kredit yaitu suatu alat identifikasi pribadi yang
dimaksudkan untuk menunda pembayaran atas transaksi jual beli barang
dan jasa.
9. Untuk menjaga keseimbangan keuangan akibat dari pendanaan, perusahaan
kartu kredit harus memperhatikan gearing ratio yang hubungan anatara
modal perusahaan sendiri dengan total kewajibannya. Posisi gearing ratio
bagi perusahaan kartu kredit yang umum dipertahankan, khusunya bagi
perusahaan kartu kredit yang bukan anggota grup perusahaan besar, berkisar
antara 5 : 1 atau 15 : 1 artinya total pinjaman adalah 5 kali atau 15 kali dari
modal sendirinya. Semakin tinggi gearing ratio semakin besar
kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
10. Mekanisme transaksi jual beli dengan menggunakan kartu sebagaimana
dilakukan dengan melibatkan pihak pemegang kartu, merchant dan issuer,
di mana issuer disini sekaligus bertindak sebagai acquirer atau servicing
agent. Mekanisme transaksi kartu dapat pula terjadi di mana issuer
melibatkan pihak acquirer, yaitu pihak yang melakukan penagihan dan

29
pembayaran antara pihak issuer dengan merchant, apabila kartu tersebut
dilakukan dengan cara franchise. Keterlibatan servicing agent tersebut
dilakukan dengan terlebih dahulu membuat kontrak perjanjian dengan
issuer. Sebagaimana halnya dengan perjanjian antara issuer dengan
merchant. Namun tidak ada perjanjian yang dilakukan antara acquirer
dengan merchant. Karena fungsi acquirer hanyalah untuk mempermudah
dan mempercepat proses pembayaran kepada merchant.
11. Statement tagihan tersebut berisi perincian informasi mengenai nomor
kartu, tanggal tagihan, tanggal jatuh tempo, pembayaran minimum, limit
kredit, batas penarikan uang tunai, tunggakan, tanggal posting, yaitu tanggal
ditagihkannya pemakaian kartu, tanggal transaksi, yaitu tanggal terjadinya
transaksi pengambilan, nomor referensi, yaitu nomor identitas setiap
transaksi.
12. Pihak-pihak yang terkait dengan penerbitan dan penggunaan kartu plastik
adalah Penerbit, Acquirer, Pemegang kartu, Merchant.
13. Penggunaan kartu kredit terlebih dahalu dilakukan perjanjian antara
pemegang kartu dengan issuer (disebut perjarjian pemegang kartu) dan
antara issuer dengan merchant (disebut perjanjian merchant). Perjanjian
Pemegang Kartu adalah perjanjian pemegarg kartu adalah perjanjian yang
dibuat antara card holder dengan issuer. Perjanjian Merchant memiliki
ketentuan-ketentuan pokok perjanjian antara merchant dergan perusahaan
kartu (issuer) biasanya dibuat secara jelas. Oleh karena itu, relatif jarang
terjadi perselisihan antara issuer, baik dengan merchant maupun dengan
pemegang kartu.

30
DAFTAR RUJUKAN

Siamat, D., 2005. Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan


Perbankan Edisi ke 5. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Universitas Negeri Malang. 2017. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi Keenam
Malang: Universitas Negeri Malang

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/8/Pbi/2008 Tentangperubahan Atas


Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/52/Pbi/2005 Tentang Penyelenggaraan
Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (online),
(https://www.bi.go.id), diakses tanggal 20 Maret 2019

31

Anda mungkin juga menyukai