Anda di halaman 1dari 2

Tugas Ke : 2

Nama : Rudi Iskandar


NIM : 031009287
MTK. : EKSI 4205

1. Analisis perbedaan risiko kredit dan risiko investasi, beserta contoh masing-masing ...

Risiko Kredit (Credit Risk), adalah :


Suatu risiko kerugian yang disebabkan oleh ketidak mampuan (gagal bayar) dari debitur
atas kewajiban pembayaran utangnya baik utang pokok maupun bunganya ataupun
keduanya.
Contohnya :
 Bank A memberikan kredit perumahan kepada debitur perorangan. Saat memberikan
kredit tersebut, bank memiliki risiko bahwa sebagian – atau seluruh – debitur
perorangan tersebut akan gagal membayar bunga ataupun pokok kredit yang
diterimanya.
 Risiko kredit timbul dari adanya kemungkinan bahwa kredit yang diberikan oleh bank,
atau obligasi yang dibeli, tidak dapat dibayarkan kembali. Risiko kredit juga timbul dari
tidak dipenuhinya berbagai bentuk kewajiban pihak lain kepada bank, seperti kegagalan
memenuhi kewajiban pembayaran dalam kontrak derivatif.

Risiko Investasi, adalah :


Suatu risiko yang terkait dengan investasi dan aktivitas perdagangan. Ada beberapa
bentuk risiko investasi, tetapi kebanyakan terkait dengan fluktuasi harga pasar. Kita
dapat memasukkan risiko pasar, likuiditas, dan kredit sebagai bagian dari kelompok
risiko investasi.
Contohnya :
 Risiko pasar adalah risiko yang berhubungan dengan fluktuasi harga suatu aset. Sebagai
contoh, jika Alice membeli Bitcoin, dia akan terkena risiko pasar karena volatilitas
dapat menyebabkan harga jatuh.
 Risiko inflasi adalah risiko yang diambil oleh investor saat memegang uang tunai atau
berinvestasi dalam aset yang tidak terkait dengan inflasi. Risikonya adalah bahwa nilai
tunai akan berkurang oleh inflasi. Sebagai contoh, jika seorang investor memegang
dana tunai sebesar Rp10 juta dan inflasi tahunan adalah sebesar 5%, maka dana investor
akan tergerus inflasi sebesar Rp 500 ribu per tahun (Rp10 juta x 5%).
2. Perbedaan Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito, keuntungan dan kelemahanya serta
contoh masing-masing ...

Deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat
dilakukan pada waktu tertuntu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang
bersangkutan. Jatuh tempo deposito umumnya terdiri dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12
bulan, 18 bulan dan 24 bulan.
Perbedaannya, adalah :
Sertifikat Deposito diterbitkan atas tunjuk (pembawa), sedangkan Deposito Berjangka
diterbitkan atas tunjuk (nama). Sebagai deposito yang diterbitkan atas pembawa berarti
siapa saja boleh menarik sertifikat deposito selama bisa menunjukkan sertifikat deposito
tersebut kepada bank penerbit.

Contoh Deposito Berjangka :


Pada tanggal 2 Mei 2010 Bpk. Riadi membuka deposito berjangka
di Bank Mitra Bandung dengan nominal Rp.100.000.000,
bunga 10% pertahun, jangka waktu 6 bulan.
Untuk ini Bpk. Riadi menyerahkan bilyet giro
sebesar Rp. 30.000.000,- atas namanya sendiri,
cek yang ditarik oleh Munir sebesar Rp. 40.000.000,-
transfer masuk dari bank Mitra Semarang sebesar Rp. 20.000.000,- dan
sisanya tunai. Pajak bunga 15%.

Contoh Sertifikat Deposito:


Tanggal 1 Juni 2011 Murni membeli sertifikat deposito seri A
sebanyak 10 lembar @ Rp 10.000.000 secara tunai pada Bank Mitra Niaga Bandung
Jangka waktu 3 bulan dengan suku bunga 20%, pajak bunga 15%.

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui jumlah yang harus dibayarkan ke
Bank oleh deposan untuk membuka sertifikat deposito tersebut, yaitu :
Rp. 100.000.000 – Rp. 4.047.619 = Rp. 95.952.381,-

Keuntungannya Deposito:
 Sarana investasi yang menguntungkan
 Suku bunga yang lebih tinggi
 Lebih mudah mengakses bunga deposito
 Resiko kerugian yang cukup kecil

Kelemahannya Deposito:
 Hasil imbal yang rendah
 Deposito lemah terhadap inflasi
 Nilai investasi yang tidak akan bertambah

Anda mungkin juga menyukai