Anda di halaman 1dari 2

Diskusi 8

PUTRI MEGA LESTARI (042640739)


Resume Bab 5

KOPERASI INDONESIA
Koperasi adalah upaya bersama yang ditujukan untuk kepentingan bersama tanpa
menghilangkan peranan pribadi karena masing-masing anggota memiliki hak untuk
berperan serta. Prinsip dasar koperasi adalah keanggotaan bersifat sukarela,
pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan
dengan adil, pemberian balas jasa yang terbatas pada modal, semangat
kesetiakawanan dan tolong menolong, dan kemandirian.
Koperasi pertama di Indonesia didirikan oleh tahun 1895 oleh seorang patih dari
Purwokerto bernama R. Aria Wiriaatmaja untuk menolong para pegawai pamong
praja rendah agar tidak terjerat oleh lintah darat. Gerakan Budi Utomo (1908) juga
mendirikan koperasi rumah tangga, namun belum juga berhasil. Pada tahun 1913,
Sarikat Dagang Islam yang berubah menjadi Sarikat Islam juga mendirikan koperasi
industri kecil dan kerajinan. Usaha tersebut tidak juga. berkembang dengan baik.
Penjajah Jepang mengubah struktur koperasi menjadi kumikai. Kumikai diharuskan
mengumpulkan bahan-bahan kebutuhan pokok guna kepentingan Jepang melawan
Sekutu.
Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia mulai merumuskan koperasi sebagai
soko guru perekonomian Indonesia seperti yang tertuang pada pasal 33 UUD 1945.
Koperasi seringkali digunakan sebagai alat politik oleh partai politik dan penguasa
Orde Baru. Program pengembangan koperasi yang dinilai berhasil adalah Koperasi
Unit Desa (KUD). Namun program tersebut disalahgunakan kembali orang
sekelompok orang yang ingin memperkaya diri sendiri. Akibatnya, koperasi tidak lagi
dikerjakan untuk kepentingan anggotanya tetapi bertujuan mendapatkan keuntungan
sebanyak-banyaknya. Keuntungan tersebut tidak selalu dapat dinikmati oleh anggota.
Selama ini koperasi belum berperan secara optimal bagi perkembangan ekonomi
Indonesia karena berbagai masalah struktural. Masalah struktural yang menghambat
perkembangan koperasi adalah: deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah pada
tahun 1983-1988 pada sektor perbankan dan ekspor impor membuat koperasi tidak
mampu bersaing, KUD digunakan sebagai alat politik penguasa, dan konglomerasi
(korporatokrasi) yang terjadi di Indonesia.
PRIVATISASI DI INDONESIA
Reformasi BUMN dilakukan dengan dua pendekatan yang berjalan simultan, yaitu
restrukturisasi dan privatisasi. Dalam hal ini restrukturisasi diartikan sebagai upaya
untuk meningkatkan kesehatan perusahaan dan pengembangan kinerja usaha atau
privatisasi BUMN. Langkah yang dilakukan antara lain dengan memperkuat posisi
manajemen perusahaan sebesar-besarnya kepada manajemen dan meminimalkan
keterlibatan pemerintah.
Pemerintah beralasan melakukan privatisasi BUMN untuk mengatasi kesulitan
keuangan negara dan menarik masuknya modal asing dalam perekonomian nasional.
Privatisasi dilakukan dengan menjual seluruh atau sebagian besar saham-saham
pemerintah di BUMN. Lima prinsip dasar privatisasi, yaitu: (a.) kejelasan tujuan; (b.)
otoritas dan otonomi; (c.) pantauan kerja; (d.) system penghargaan dan hokum; dan
(e.) persaingan yang netral.
Privatisasi bukanlah agenda yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari agenda
liberalisasi ekonomi ala Washington Consensus yang bertujuan membuka seluas-
luasnya perekonomian Indonesia kepada masuknya korporat asing. Targetnya adalah
penguasaan sumber-sumber daya strategis (faktor-faktor produksi) yang makin besar
di tangan korporat. Privatisasi ditandai beralihnya kepemilikan tampuk produksi ke
pihak asing (misalnya Indosat). Akibatnya, pola produksi dan pola konsumsi nasional
akan dibentuk oleh kebebasan kekuatan pasar internasional sehingga tidak lagi
menerima prioritas pengutamaan kepentingan nasional.
Demokratisasi ekonomi merupakan strategi alternatif untuk mengoptimalkan kinerja
BUMN tanpa harus menggadaikan kedaulatan ekonomi-politik bangsa. Demokratisasi
ekonomi yang bertumpu pada keterlibatan masyarakat luas dalam penguasaan dan
pengelolaan aset aset produktif yang menguasai hajat hidup orang banyak. Konsep
bangun usaha yang berjiwa koperasi ini disebut sebagai Triple-Co, yaitu co-
ownership (pemilikan bersama), (pemilikan bersama), co-determinant (penentuan
bersama), dan co-responsibility (tanggung jawab bersama).

SUMBER REFRENSI :ESPA4314/3 MODUL 5

Anda mungkin juga menyukai