Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dendi Setiawan

NIM : 043945389
UPBJJ : Jakarta

Soal

Bandingkan kondisi Perbankan Indonesia saat terjadinya krisis ekonomi 1998 dengan kondisi perbankan sekarang
tahun 2020 ketika dilanda Covid 19. Silahkan dikemukakan pendapatnya masing masing, jika perlu dukung dengan
tabel atau gambar yang menguatkan pendapat tersebut.

Jawaban

Pandemi COVID 19 di berbagai negara mengganggu roda perekonomian dunia. Pandemi bahkan 'memangkas'
proyeksi pertumbuhan ekonomi global karena ketidakstabilan ekonomi yang terjadi di pasar keuangan dan sektor
riil. Krisis keuangan di Indonesia, pernah terjadi dua kali sebelumnya, yaitu krisis moneter pada tahun 1998 dan
krisis ekonomi pada 2008. Namun, kali ini ditekankan hanya pada krisis moneter.

Perbedaan kondisi perekonomian Indonesia yang menurun pada saat pandemi dengan krisis moneter tahun 1998
terletak pada latar belakang masalah, dampak, dan juga penanganannya. Krisis moneter pada tahun 1998
disebabkan oleh utang swasta luar negeri yang telah mencapai jumlah yang besar dan jatuh tempo, sehingga
berdampak pada melonjak/overshoot nilai tukar dollar AS dan merosotnya nilai tukar rupiah. Sedangkan, krisis
ekonomi pada saat pandemi covid berawal dari wabah virus yang masuk di Indonesia, dan menjadi uncontrolled
disease karena penanganan yang terlambat oleh pemerintah, sehingga mengharuskan pemberlakuan pembatasan
sosial berskala besar dan juga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat yang sayangnya semakin
memperburuk kondisi ekonomi Indonesia.

Krisis moneter tahun 1998 fokus pada dampak ekonomi, sedangkan krisis saat pandemi selain fokus pada dampak
ekonomi juga fokus terhadap kesehatan masyarakat. Krisis moneter malah berujung krisis politik dan kepercayaan
Sejumlah indikator ekonomi menunjukkan kondisi memprihatinkan. Pertumbuhan PDB minus 13,7% yoy (PDB
berkisar Rp955,63 triliun), rasio utang negara 57,7% terhadap PDB. Sejumlah menteri Kabinet Pembangunan VII
juga menyampaikan mosi tidak percaya. Mundurnya sejumlah menteri bidang perekonomian memaksa Soeharto
lengser dan diganti BJ Habibie pada Mei 1998.

Berikut beberapa perbedaan antara krisis 1998 dengan krisis pandemi covid 19 tahun 2020:
Krisis 1998 Pandemi Covid 19
Nilai rupiah mencapai Rp16.800 per dollar Pada April 2020 nilai rupiah mencapai
AS per Juni 1998 Rp16.741 per dollar AS

Tingkat inflasi 77% pada saat krisis Inflasi kuartal I 2020 sebesar 2.67% (yoy)
moneter 1998 pada krisis 2020

Pemerintah masih intervensi suku bunga Bank Indonesia menyuntik langsung


bank acuan Bank Indonesia likuiditas ke pemerintah

Upaya apapun dilakukan untuk Bank Indonesia bersikap moderat dengan


pemotongan, penggandaan, dan menurunkan tingkat suku bunga acuan dari
pemangkasan kembali suku bunga acuan 5% menjadi 4,5%
dalam kurun waktu singkat, suku bunga
acuan pernah dinaikkan dari 70,44%
sampai 35,52%
Pelemahan rupiah dinilai bersifat Pelemahan rupiah cenderung persisten dan
sementara dan menguat dalam kurun butuh waktu lama untuk menguat dan stabil
waktu singkat
Nilai tukar rupiah pernah mencapai angka Nilai tukar rupiah sebelum pandemi berada
stabil pasca krisis moneter 1998 di angka di angka Rp14.000 per dollar AS dan dinilai
Rp8.000 per dollar AS sulit untuk kembali berada di level tersebut

Sektor keuangan lemah namun sektor riil Sektor keuangan dan sektor riil sama-sama
masih kuat, melemah

Dampak krisis fokus terletak hanya pada Dampak krisis fokus pada sektor keuangan
sektor keuangan, dan juga kesehatan

Demikian jawaban yang dapat saya berikan, terima kasih

Sumber Referensi :
ESPA 4314
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/05/11/menelisik-perbedaan-nilairupiah-saat-krismon-1998-dan-
sekarang

Anda mungkin juga menyukai