Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 2

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

NAMA : RAYHAN AHMAD FAISAL


NIM : 043267773
UPBJJ : JAKARTA

TUGAS TUTORIAL KE-2


PROGRAM STUDI STUDI AKUNTANSI
Nama Mata Kuliah : Akuntansi
Kode Mata Kuliah : EKSI 4205
Jumlah sks : Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Nama Pengembang : 3 SKS
Nama Penelaah : Christina Natalia, SE.Ak., M.Ak., CA
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2021
Edisi Ke- : 3

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1. Sebutkan dan jelaskan jasa-jasa yang diberikan oleh Bank Umum dan 25 Modul 4
BMP EKSI4205 Bank
Bank syariah!
dan Lembaga
Keuangan Non Bank
Edisi 3
Karangan
Dr. Murti Lestari, M.Si

2. Berdasarkan bacaan dibawah ini 25 Modul 5


BMP EKSI4205 Bank
Indikator Kesehatan Bank Saat Pandemi dan Lembaga
Keuangan Non Bank
Selasa, 28 Juli 2020 / 09:34 WIB Edisi 3
https://analisis.kontan.co.id/news/indikator-kesehatan-bank-saat- Karangan
pandemi Dr. Murti Lestari, M.Si

KONTAN.CO.ID - Pandemi Covid-19 telah mengganggu


kesehatan perbankan nasional melalui jalur pemburukan kualitas
kredit. Upaya untuk mencegah penularan virus korona tersebut
melalui pembatasan pergerakan masyarakat telah menyebabkan
banyak korporasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM)
mengurangi atau bahkan menutupi kegiatan produksi/jasanya.
Penjualan menyusut tajam dan akhirnya mengancam kemampuan
mereka dalam membayar kewajibannya di bank.

Untuk mencegah agar pemburukan kualitas kredit perbankan tidak


kian dalam, maka sejak Maret 2020 otoritas terkait telah memberikan
lampu hijau kepada bank untuk melakukan restrukturisasi pada kredit
yang terdampak Covid-19. Kualitas kreditnya pun tetap diperlakukan
lancar. Kemudahan ini memang bersifat temporer, hanya berlaku
selama satu tahun ke depan yakni hingga Maret 2021.

Selain itu, atas kredit yang telah direstrukturisasi tadi, perbankan


nasional juga dibolehkan untuk tidak menambah pembentukan
provisi atau Cadangan Kerugian Penyusutan Nilai (CKPN) kredit.
Namun, dengan catatan bahwa bilamana debitur yang telah
mendapatkan fasilitas restrukturisasi tersebut yang berkinerja baik
pada awalnya, lantas diperkirakan menurun karena terdampak Covid-
19 dan tidak dapat pulih pasca restrukturisasi/dampak Covid-19
berakhir, maka bank tetap wajib membentuk CKPN. Lalu, bagaimana
dengan perkembangannya saat ini?

Berdasarkan data perbankan, jumlah kredit yang direstrukturisasi


hingga Mei 2020 telah mencapai Rp 740,01 triliun atau 13,25% dari
total kredit yang disalurkan. Kredit restrukturisasi tersebut telah
melonjak pesat hingga 147,49% atau setara Rp 441,01 triliun
ketimbang Februari 2020 (periode sebelum ketentuan restrukturisasi
diberlakukan) yang mencapai Rp 299,00 triliun. Dari peningkatan
tersebut, sebesar 97,07% nya atau setara Rp 428,10 triliun merupakan
kredit restrukturisasi dengan kualitas lancar.

Apabila dilihat perkembangan bulan ke bulan mulai Maret hingga


Mei 2020, peningkatan kredit restrukturisasi yang paling tinggi
sebetulnya terjadi pada April 2020. Kala itu, kredit restrukturisasi
melesat 61,33% atau Rp 196,48 triliun ketimbang Maret 2020 yang
naik 7,15% atau Rp 21,37 triliun. Sementara kredit restrukturisasi
yang dilakukan pada Mei 2020 naik 43,18% atau setara Rp 223,17
triliun, masih tinggi meski melambat ketimbang bulan sebelumnya.

Upaya perbankan melakukan restrukturisasi kredit tersebut telah


berdampak positif dengan tertahannya pemburukan risiko kredit lebih
dalam. Hal ini terlihat dari rasio kredit bermasalah (NPL) yang relatif
naik sedikit, dari 2,79% pada Februari 2020 menjadi 3,00% pada Mei
2020. Masih naiknya rasio NPL tersebut tidak lepas dari jumlah
kredit bermasalah yang meningkat 8,72% atau bertambah Rp 13,46
triliun.

Indikator keuangan lainnya seperti rasio pendapatan bunga bersih


(NIM) yang meski terlihat menyusut namun juga relatif tidak dalam.
Pada Mei 2020, NIM industri perbankan sebesar 4,36%, sedikit turun
dari posisi Februari 2020 yang sebesar 4,67%.

Bila dilihat dari nominalnya, penurunan pendapatan bunga bersih


tersebut hanya sebesar 5,99% atau Rp 19,99 triliun, yakni dari Rp
334,02 triliun menjadi Rp 314,03 triliun. Gambaran ini menunjukkan
bahwa skema restrukturisasi melalui penundaan pembayaran
angsuran bunga relatif belum signifikan. Tampaknya, perbankan
lebih memilih skema restrukturisasi kredit dengan penundaan
angsuran pokok kredit, perpanjangan jangka waktu atau penurunan
suku bunga.

Hal yang masih positif lainnya adalah penurunan pendapatan bunga


bersih ini masih belum menggerus likuiditas bank secara
keseluruhan. Kondisi ini tidak lepas dari penghimpunan dana pihak
ketiga (DPK) yang masih tumbuh positif yakni 8,89% secara tahunan
pada Mei 2020 dan bahkan cenderung naik.

Di sisi lain, penyaluran kredit melemah, yakni hanya tumbuh 3,09%


secara tahunan pada posisi yang sama. Hal ini berarti ada kelebihan
DPK yang lantas ditempatkan bank pada alat likuid seperti Surat
Berharga Negara (SBN). Hal ini mengakibatkan likuiditas bank yang
tercermin dari rasio alat likuid terhadap DPK yang kian
membumbung tinggi mencapai 24,33%.

Kondisi yang sama juga terjadi pada indikator CKPN. Pada Februari
2020, bank telah membentuk CKPN hingga mencapai Rp 248,92
triliun. Dan pada Mei 2020, terdapat tambahan CKPN lagi sebesar
Rp 21,24 triliun atau naik 8,53% menjadi Rp 270,16 triliun.

Tetap waspada

Tambahan CKPN tersebut sesungguhnya sejalan dengan tambahan


kredit bermasalah yang mencapai Rp 13,46 triliun. Tertahanya
peningkatan pembentukan CKPN membuat rasio permodalan
perbankan (CAR) relatif tidak terpengaruh, masih tercatat tinggi
meski hanya turun sedikit dari 22,27% pada Februari 2020 menjadi
22,14% pada Mei 2020.

Kendati begitu, bila kita mencermati indikator kredit berisiko (Loan


at Risk) secara konservatif yang terdiri dari kredit bermasalah (NPL),
kredit kualitas dalam perhatian khusus dan kredit restrukturisasi
dengan kualitas lancar, maka sejatinya terdapat lonjakan yang tajam.

Pada Mei 2020, rasio kredit berisiko terhadap total kredit tercatat
cukup tinggi, mencapai 19,21% atau meningkat pesat dari Februari
2020 yang baru tercatat sebesar 11,14%. Peningkatan rasio kredit
berisiko tersebut memang dikontribusi dari peningkatan kredit
restrukturisasi dengan kualitas lancar sebagaimana tersebut di atas.

Sementara tambahan CKPN untuk kenaikan kredit yang


direstrukturisasi sepertinya belum dibentuk bank, terutama yang
berkualitas lancar yang mendominasi kredit restrukturisasi
perbankan. Hal ini juga yang menjelaskan mengapa coverage CKPN,
yakni rasio CKPN terhadap NPL, relatif tidak berubah, bahkan
sedikit menurun dari 161,25% (Februari 2020) menjadi 160,97%
(Mei 2020). Hal yang sama juga terjadi pada rasio CKPN terhadap
total kredit yang tetap rendah, meski sedikit naik dari 4,49% menjadi
4,84%.

Meskipun indikator penting (vital signs) yang menunjukkan


kesehatan bank seperti kualitas aset, likuiditas dan permodalan
tersebut tampak baik-baik saja, namun kewaspadaan dan pemantauan
secara ketat tetap perlu dilakukan seiring dengan sumber masalah
yakni pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan akan berakhir. Hal
ini karena pelonggaran ketentuan prudensial tersebut sejatinya
merupakan tindakan mengulur waktu (buying time) hingga satu tahun
ke depan, sampai diperoleh gambaran yang jelas dan pasti tentang
dampak pandemi Covid-19 yang sebenarnya.

Maka dari itu, ada baiknya terhadap kredit yang direstruktuisasi


tersebut, bank tetap perlu berupaya untuk membentuk CKPN. Tentu
dengan tetap menilai kondisi debitur yang sesungguhnya, sehingga
tindakan lebih dini dapat segera dilakukan. Di samping itu, komitmen
pemegang saham untuk menyuntik modal atau likuiditas tetap sangat
diperlukan dan menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan
bank, terutama dalam menghadapi serangan Pandemi Covid-19 ini.

Penulis : Ardhienus Asisten Direktur di Departemen Surveilans


Sistem Keuangan Bank Indonesia

Uraikan dan jelaskan menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan


No. 4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum:
a) Mengapa kesehatan bank perlu dijaga?
b) Kegiatan yang dapat dilakukan oleh Bank yang sehat

3. Sewa guna usaha atau leasing dapat menjadi alternatif 25 Modul 6


sumber pembiayaan baik bagi perorangan maupun BMP EKSI4205 Bank
perusahaan dan memiliki banyak keunggulan dan Lembaga
dibandingkan sumber pembiayaan lainnya. Sebutkan Keuangan Non Bank
Edisi 3
dan jelaskan kelebihan dan kelemahan leasing
Karangan
dibandingkan dengan sumber pembiayaan lainnya!
Dr. Murti Lestari, M.Si

4. Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.35/POJK.05/2015 25 Modul 6


tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura, BMP EKSI4205 Bank
uraikanlah: dan Lembaga
a) pengertian usaha modal ventura Keuangan Non Bank
b) kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh perusahaan modal Edisi 3
ventura Karangan
c) pihak-pihak yang terkait dalam mekanisme modal ventura Dr. Murti Lestari, M.Si

* coret yang tidak sesuai


JAWABAN

1. Sebutkan dan jelaskan jasa-jasa yang diberikan oleh Bank Umum dan Bank syariah!

BANK UMUM :

A. Kegiatan Bank Umum dalam Menghimpun Dana (Funding)

Kegiatan ini dilakukan dengan menawarkan berbagai jenis simpanan. Jenis-jenis simpanan
yang sering digunakan adalah:

- Simpanan Giro (Demand Deposit)

Simpanan giro adalah simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan
menggunakan bilyet giro atau cek. Rekening giro biasa digunakan karena merupakan
dana murah, sebab bunga yang diberikan kepada nasabah juga relatif rendah
dibandingkan dengan simpanan lainnya.

- Simpanan Tabungan (Saving Deposit)

Simpanan tabungan adalah simpanan pada bank, yang penarikannya sesuai dengan
persyaratan bank. Bisa melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM), buku tabungan,
kwitansi dan slip penarikan. Besarnya bunga tabungan tergantung kebijakan bank yang
bersangkutan, namun biasanya lebih tinggi dari rekening giro.

- Simpanan Deposito (Time Deposit)

Simpanan deposito adalah simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu. Jadi,
penarikan simpanan bisa dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Jenis deposito pun
beragam,contohnya : deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposit on call.

B. Menyalurkan Dana (Lending)

Jasa bank lainnya adalah kegiatan menyalurkan dana. Kegiatan ini adalah menjual
dana yang telah dihimpun dari masyarakat. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank
dilakukan dengan memberikan pinjaman kepada masyarakat yang dikenal dengan nama
kredit.

Jenis-jenis kredit diantaranya :

- Kredit Investasi

Kredit investasi adalah kredit yang diberikan kepada nasabah yang melakukan
investasi atau penanaman modal. Contohnya: kredit membangun pabrik, membeli
peralatan pabrik seperti mesin dan lainnya.

- Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi. Contohnya
kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor dan lainnya.
- Kredit Profesi

Kredit profesi adalah kredit yang diberikan kepada nasabah khusus, seperti dosen,
dokter atau pengacara.

- Kedit Modal Kerja

Kredit modal kerja adalah kredit yang digunakan nasabah untuk modal usaha. Kredit
jenis ini biasanya hanya berjangka waktu pendek atau tidak lebih dari 1 (satu) tahun.
Contohnya: kredit untuk membayar gaji karyawan, kredit membayar bahan baku dan
kredit modal kerja lainnya.

- Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan kepada pedagang untuk


mengembangkan kegiatan dagangnya. Contohnya adalah untuk membeli barang
dagang kepada para supplier / agen.

- Kredit Produktif

Kredi produktif adalah kredit berupa investasi modal kerja atau perdagangan. Artinya,
kredit ini diberikan untuk diputar kembali sehingga pengembalian kredit adalah dari
keuntungan hasil usaha yang dibiayai.

C. Jasa Layanan dan Produk Bank Lainnya

Beberapa praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi:

- Kiriman Uang (Transfer)

Kiriman uang adalah jasa pengiriman uang lewat bank. Pengiriman uang dapat
dilakukan pada bank yang sama atau pada bank yang berlainan. Pengiriman juga bisa
dilakukan dengan tujuan dalam kota, luar kota atau luar negeri

Khusus pengiriman ke luar negeri harus melalui bank devisa. Kepada nasabah yang
mengirim dikenalan biaya kirim yang besarnya tergantung kebijakan bank masing-
masing. Pertimbangan pada umumnya, biaya kirim akan lebih mahal jika yang di
transfer berbeda banknya.

- Kliring (Clearing)

Kliring adalah penagihan warkat (surat berharga seperti cek dan bilyet giro) yang
berasal dari dalam kota. Proses penagihan biasanya hanya membutukan waktu 1 (satu)
hari saja. Besarnya biaya penagihan juga tergantung kebijakan bank yang
bersangkutan

- Inkaso (Collection)

Inkaso adalah penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro) yang
berasal dari luar kota atau luar negeri. Proses penagihan inkaso biasanya membutuhkan
waktu 1 (satu) minggu sampai 1 (satu) bulan, tergantung dari jarak lokasi penagihan.
Biaya penagihan tergantung kebijakan kepada bank yang bersangkutan.

- Safe Deposit Box


Safe Deposit Box adalah pelayanan jasa bank yang memberikan layanan penyewaan
box (tempat) menyimpan barang-barang atau surat berharga milik nasabah suatu bank.
Barang-barang berharga yang dititipkan dengan menggunakan safe deposit box akan
aman dari bahaya pencurian atau kebakaran. Nasabah yang menggunakan jasa ini akan
dikenakan biaya sewa yang jumlahnya tergantung kebijakan pihak bank

- Bank Card (Kartu kredit)

Bank card atau lebih populer dengan sebutan kartu kredit atau juga uang plastik adalah
kartu yang dapat digunakan untuk mengambil uang tunai atau digunakan untuk
membayar sejumlah barang yang dibeli biasanya pada supermarket. Nasabah yang
menggunakan jasa layanan ini harus membayar iutan tahunan yang jumlahnya sesuai
dengan perjanjian dengan pihak bank. Setiap pembelanjaan memiliki tenggang waktu
pelunasan dan dikenakan bunga dari jumlah uang yang telah dibelanjakan apabila
melewati waktu yang telah ditentukan.

- Melayani pembayaran-pembayaran

Sama halnya dengan menerima setoran, bank juga melayani pembayaran seperti yang
diperintahkan oleh nasabanya seperti

1. Membayar Gaji/Pensiun/honorarium
2. Pembayaran deviden
3. Pembayaran kupon
4. Pembayaran bonus/hadiah

- Bermain di dalam pasar modal

Bank juga berperan dalam berbagai kegiatan dipasar modal seperti bermain surat-surat
berharga.

Jasa BANK Syariah Tidak dauh beda dengan BANK Umum diatas akan tetapi harus memperhatikan
berikut :

- Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan/atau nasabah berdasarkan prinsip


wakalah
- Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan dan melakukan
perhitungan dengan atau antarpihak ketiga berdasarkan prinsip wakalah
- Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat berharga berdasarkan
prinsip wadi’ah yadamanah
- Melakukan kegiatan penitipan termasuk penatausahaannya untuk kepentinganpihak
lain berdasarkan suatu kontrak dengan prinsip wakalah
- Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lain dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek berdasarkan prinsip Syariah
- Memberikan fasilitas letter of credit(LC) berdasarkan prinsip wakalah, murabahah,
mudharabah, musyarakah, dan wadi’ah, serta memberikan fasilitas garansi bank
berdasarkan prinsip kafalah.
- Melakukan kegiatan usaha kartu debet, charge cardberdasarkan prinsip Syariah
- Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan prinsip wakalah.
2. Uraikan dan jelaskan menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2016 tentang
Penilaian Kesehatan Bank Umum:

a. Mengapa kesehatan bank perlu dijaga?

Kesehatan bank perlu dijaga berdasarkan konsep Bank Indonesia karena,

 Sebagai pembentuk suatu kepercayaan nasabah

Pentingnya kesehatan bagi bank merupakan ujung pembentukan


kepercayaan masyarakat dalam dunia perbankan sehingga masyarakat akan tetap
bertahan dan terus berkontribusi dalam perkembangan dunia perbankan itu sendiri.

 Semangat etos kerja tetap terjaga

Sama seperti halnya manusia yang harus selalu tampil prima untuk menjaga
kesehatannya, perbankan juga harus demikian agar tetap semangat, loyal dan
tampil prima dalam melayani nasabahnya.

 Sarana dalam menetapkan strategi marketing suatu bank

Jika kondisi bank sehat, tingkat layanan kepuasan nasabah terhadap bank
akan semakin tinggi hal ini akan sejalan dengan strategi marketing bank dalam
membentuk brand perbankan itu sendiri. Dengan demikian, akan semakin banyak
masyarakat yang tertarik untuk ikut berkontribusi dalam perkembangan dunia
perbankan.

 Sarana pusat pertumbuhan ekonomi

Jika kesehatan bank berkurang, maka yang terjadi pertumbuhan


perekonomian di masyarakat akan lesu, hal ini juga akan berdampak pada bank
pusat yang melemah.

b. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh Bank yang sehat

- Menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat.


- Menjalankan fungsi intermediasi.
- Menjaga dan memelihara lalu lintas pembayaran.
- Mendukung aktifitas kegiatan moneter
3. Sebutkan dan jelaskan kelebihan dan kelemahan leasing dibandingkan dengan sumber
pembiayaan lainnya

- Keunggulan Menggunakan Leasing

 Pembiayaan Penuh

Transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan


pembiayaannya dapat diberikan sampai dengan 100% (full pay out), hal ini
akan membantu cash flow terutama bagi perusahaan (lessee) yang baru
berdiri atau beroperasi dan perusahaan yang sedang berkembang.

 Lebih Fleksibel

Dipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih luwes karena leasing


lebih mudah menyesuaikan keadaan keuangan lessee dibandingkan dengan
perbankan. Pembayaran sewa guna usaha (payment lease) secara berkala
akan ditetapkan berdasarkan pendapatan yang dihasilkan lessee sehingga
pengaturan pembayaran sewa guna usaha secara berkala dapat disesuaikan
dengan pendapatan yang dihasilkan aktiva yang akan dilease.

 Sumber Pembiayaan Alternatif

Leasing merupakan sumber pembiayaan lain bagi perusahaan tanpa


menggangu jalur kredit yang telah dimiliki. Dari segi jaminan leasing tidak
terlalu menuntut adanya jaminan tambahan yang lebih banyak
dibandingkan apabila lessee memperoleh pinjaman dari pihak lainnya.

 Off balance sheet

Tidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan transaksi leasing


dalam neraca memberi daya tarik tersendiri kepada lessee karena tanpa
mencantumkan sebagai aktiva berarti prosedur pembelian aktiva tidak
perlu dipenuhi secara terperinci.

 Arus dana

Pesyaratan pembayaran dimuka yang relatif lebih kecil akan sangat


berpengaruh pada arus dana.

Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian


akibat barang yang disewa tersebut mengalami ketinggalan model atau
sistem disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi.
 Sumber pelunasan kewajiban

Pembatasan pembelanjaan dalam perjanjian kredit dapat diatasi melalui


leasing karena pada umumnya pelunasan atau pembayaran sewa hampir
selalu diperkirakan berasal dari modal kerja yang dihasilkan oleh adanya
aktiva yang di leasekan.

 Resiko keusangan

Dalam keadaan yang serba tidak menentu, leasing yang berjangka


waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee terhadap resiko
keusangan sehingga lessee tidak perlu mempertimbangkan resiko pada
tahap dini yang mungkin terjadi.

 Kemudahan penyusutan anggaran

Adanya pembayaran sewa guna usaha secara berkala yang jumlahnya


relatif tetap akan merupakan kemudahan dalam penyusunan anggaran
tahunan lessee

- Kelemahan Menggunakan Leasing

 Hak kepemilikan barang hanya akan berpindah apabila kewajiba lease


telah diselesaikan dan hak opsi digunakan.
 Seandainya terjadi pembatalan suatu perjanjian sewa guna usaha, maka
kemungkinan biaya yang ditimbulkan cukup besar.
 Barang modal yang diperoleh oleh lease tidak dapat dijadikan jaminan
untuk memperoleh kredit.
 Resiko yang melekat pada peralatan atau barang modal itu sendiri.
Kemungkinan adanya kenakalan penyewa guna usaha untuk melakukan
jual atau sewa kepada pihak sewa guna usaha yang lain.
 Fluktuasi bunga. Adanya fluktuasi bunga menimbulkan resiko bunga bagi
perusahaan sewa guna usaha, karena antara investasi dalam barang yang
disewa guna usaha dengan sumber dana pembelanjaan tidak sesuai

4. Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.35/POJK.05/2015 tentang


Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura, uraikanlah:

a) Pengertian usaha modal ventura


Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan
usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu
Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (investee Company) untuk
jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui
pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian
atas hasil usaha.

b) Kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh perusahaan modal ventura

Kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura meliputi :

 Penyertaan saham (equity participation)


 Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity participation)
 Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (profit/revenue
sharing)

c) Pihak-pihak yang terkait dalam mekanisme modal ventura

Pihak-Pihak dalam Perjanjian Modal Ventura

Adalah Pihak Perusahaan Modal Ventura (PMV) atau disebut juga Venture
Capital Company dan pihak Perusahaan Usaha (PPU). PMV ini merupakan
perusahaan yang berbadan hukum beruapa PT yang bertujuan menghimpun dana
untuk diinvestasikan dalam jangka waktu tertentu, Sedangkan PPU Merupakan
Perusahaan yang berbentuk PT, CV, Koperasi dan juga perorangan. PPU umumnya
merupakan start up dengan resiko tinggi, pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Anda mungkin juga menyukai