3) Pemicu terjadinya inovasi keuanganInovasi keuangan terjadi karna adanya perkembangan teknologi,
perkembangan ini biasanya bertujuan untuk mempermudah transaksi, mengelola resiko, memperluas model
investasi dan transaksi. Inovasi keuangan berlandaskan pada gagasan baru sehingga produk keuangan
semakain berkembang terutama dalam hal solusi dan instrument keuangan. Perkembangan inovasi
merupakan hal yang penting mengingat Lembaga keuangan merupakan salah satu aspekpenting pada
kegiatan ekonomi, yang nantinya diharapkan dapat juga meningkatkan perekonomian yang artinya
kesejahteraaan masyarakat juga meningkat. Klasifikasi inovasi keuangan antara lain inovasi produk (new
product)seperti hipotek yang disesuaikan, lalu ada inovasi pelayanan (new services)seperti penjualan
saham secara online, dan inovasi metode dan proses produksi (new production process)seperti pencatatan
saham secara elektronik.Faktor-faktor pendorong munculnya inovasi keuangan, antara lain :
Faktor InternalFaktor internal muncul dari tujuan dan kebutuhan pengelolaan usaha, baik dibidang
keuangan maupun bidang bisnis lain. Faktor ini sering disebut sebagai faktor permintaan (demand driven
innovation).
Faktor EksternalFaktor eksternal muncul karna adanya pasar yang tidak sempurna, adanya perubahan
lingkungan bisnis, dan adanya tantangan perkembangan ekonomi baru. Faktor eksternal sering disebut
sebagai faktor suplai (supply driven innovation).Ada juga yang menyatakan bahwa inovasi keuangan
muncul karna adanya pihak-pihak yang ingin mengelak dari peraturan sehingga inovasi yang muncul
merupakan upaya untuk memanfaatkan celah dalam ketentuan-ketentuan misalnya ketentuan pajak. Selain
itu juga ada pandangan yang menyatakan bahwa inovasi adalah munculnya instrument-instrumen baru
yanglebih efisien dalam hal penyebaran resiko antar pelaku pasar. 4) Tugas Bank IndonesiaBerdasarkan UU
No. 3 Tahun 2004 dan UU No. 6 Tahun 2009 Tugas utama Bank Indonesia antara lain :
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan monoter
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaranc.
Mengatur dan mengawasi bankNamun, saat ini tugas mengatur dan mengawasi bank sudah dinaungi oleh
Otoritas Jasa Keuangan sehingga Tugas Bank Indonesia ditopang oleh 3 pilar. Tugas Bank Indonesia yang
dapat ditempuh dari aspek kemanusiaan dan ekonomi untuk mengatasi dampak kepada masyarakat,
UMKM, dan dunia usaha berdasarkan 3 pilar, dijabarkan sebagai berikut :
Pilar 1 : Menetapkan dan melaksanakan kebijakan monoterBank Indonesia melakukan koordinasi kebijakan
moneter, fiskal, dan sektor keuangan dilakukan secara bersama dalam tataran global, sesuai kewenangan
negara. Selain itu Bank Indonesia, Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan
koordinasi secara erat dari aspek stabilitas moneter, SSK, dan fiskal, dalam mendorong ekonomi dan
mengurangi beban masyarakat dalam mengatasi dampak COVID-19.
Pilar 2 : Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaranBank Indonesia menjamin ketersediaan uang
layak edar yang higienis, dan mendorong penggunaan pembayaran non-tunai termasuk melalui
perpanjangan masa berlakunya MDR 0% untuk QRIS dari Mei menjadi September 2020, yang disepakati
bersama ASPI dan PJSP. Memperhatikan aspek kemanusiaan dan kesehatan masyarakat dalam memitigasi
penyebaran COVID-19 dan mempertimbangkan hasil koordinasi dengan, antara lain Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), industri perbankan, dan penyelenggara jasa sistem pembayaran, BI menetapkan penyesuaian jadwal
kegiatan operasional dan layanan public.
Pilar 3 : Stabilitas sistem keuanganBank Indonesia terus berusaha melakukan langkah-langkah memperkuat
stabilisasi di pasar valas, pasar keuangan, bersama Pemerintah dan OJK dalam penyediaan pembiayaan dari
perbankan. Otoritas bank sentral ini juga telah menempuh langkah-langkah kebijakan seperti penurunan
suku bunga kebijakan, stabilisasi nilai tukar rupiah, injeksi likuiditas dalam jumlah yang besar baik
likuiditas rupiah maupun valas, mempermudah bekerjanya pasar uang dan pasar valas di domestik maupun
luar negeri, relaksasi ketentuan bagi investor asing terkait lindung nilai dan posisi devisa neto, pelonggaran
makroprudensial agar tersedianya pendanaan bagi eksportir, importir dan UMKM.
Referensi :BMP EKMA4205