Pekerjaan Manajer
Oleh :
ADMINISTRASI PERHOTELAN
SEMESTER 3
TAHUN 2018
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugrahNya
penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan paper ini hingga bisa
tersusun dengan baik.
Paper ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari beberapa buku dan
media elektronik dengan harapan orang yang membaca dapat memahami tentang pengertian
organisasi, karakteristik organisasi, organisasi tradisional & organisasi modern, pengertian
manajer, pengertian manajemen, alas an-alasan dibutuhkan manajemen, fungsi & proses
manajemen dan peran & keterampilan manajemen.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki paper ini di masa
mendatang.
Akhir kata kami berharap semoga paper tentang organisasi ini bermanfaat bagi para pembaca.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1.10 .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA 18
1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan.
Sebuah syarat yang perlu bagi keputusan adalah persoalan, sehingga apabila tidak ada masalah,
maka tidak perlu keputusan. Hal ini menggarisbawahi pentingnya menetapkan tujuan dan sasaran yang
dapat diukur. Tahap ini meliputi kegiatan pengumpulan informasi, proses informasi, dan pertimbangan
yang mendalam. Beberapa indicator lain yang dapat membantu dalam melihat permasalahan organisasi
adalah sebagai berikut:
a. Penyimpangan kerja
Indicator ini muncul apabila terjad sebuah perubahan secara tiba-tiba pada beberapa
pola kinerja yang telah ditetapkan, contohnya, meningkatnya perputaran karyawan,
tingkat absensi yang meningkat, penurunan tingkat penjualan, pengeluaran yang
semakin meningkat, dan banyaknya produk yang rusak.
b. Kritikan orang lain.
Berbagai tindakan orang di luar organisasi bisa menjadi petunjuk adanya masalah.
Pelanggan mungkin tidak puas dengan sebuah produk yang di konsumsi, pemerintah
memberikan tindakan hokum, dan serikat buruh yang mungkin memberikan
keluhannya.
c. Lingkungan.
Lingkungan dapat memberi informasi masalah melalui berbagai cara. Sebagai contoh,
jika pesaing sukses dalam meluncurkan produk baru yang menjadi pesaing produk
organisasi, maka timbul suatu masalah.
Tipe-Tipe Masalah
Setiap hari seorang manajer selalu menghadapi permasalahan- permasalahan pekerjaan. Masalah
itu muncul dengan cepat dalam situasi yang komplek dan membutuhkan tipe-tipe keputusan yang
berbeda. Secara umum tipe masalah dapat digolongkan tiga tipe, yaitu:
a. Masalah terstruktur dan tidak terstruktur.
Masalah-masalah terstruktur merupakan masalah pada umumnya, terus terang dan
jelas dalam hal informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Beberapa masalah
sering diantisipasi dengan membiasakan situasi-situasi yang muncul secara regular.
Sebagai contoh, masalah –masalah pribadi biasanya terjadi ketika pembuatan keputusan
kenaikan gaji dan promosi, permintaan liburan, dan tugas-tugas kepanitiaan.
Masalah tidak terstruktur (unstructured problems) merupakan masalah yang
membingungkan dan memiliki informasi yang terbatas dalam situasi yang baru atau tidak
terduga. Masalah tersebut sering tidak diantisipasi dan ditindaklanjuti ketika masalah
tersebut terjadi. Masalah tidak terstrukur memerlukan solusi-solusi baru. Contohnya,
perusahaan dihadapkan dengan masalah dimana unit bisnisnya terpaksa dijual karena
hilangnya pelanggan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, organisasi biasanya selalu
melakukan pelatihan terhadap karyawan terutama pada unit bisnis yang kronis.
Situasi yang dihadapi oleh para manajer di dalam pengambilan sebuah keputusan
seringkali sangat berlainan. Pada situasi tertentu manajer menghadapi situasi yang relative pasti,
konsekuensi dari keputusan dapat diperkirakan dengan tingkat kepastian yang relative tinggi.
Pada situasi lain, manajer lebih sering menghadapi situasi dengan ketidakpastian yang tinggi.
Dalam hal ini tidak mudah memperkirakan konsekuensi dari keputusan situasi resiko dengan
tidak pasti berada diantara dua ekstrem tersebut. Oleh karena itu,hubungan antara alternative
keluaran didasarkan pada tiga kondisi tersebut.
1. Kondisi kepastian. Dalam keadaan yang pasti manajer memiliki informasi yang cukup
untuk pemecahan masalah untuk mengetahui alternative yang mungkin dan masing-
masing hasilnya. Hal ini merupakan kondisi ideal untuk pemecahan masalah. Hanya
sedikit masalah manajerial terjadi pada kondisi yang pasti. Namun, langkah-langkah
kadang-kadang dapat diambil untuk mengurangi ketidakpastian tersebut.
2. Kondisi beresiko. Dalam keadaan beresiko manajer kekurangan informasi lengkap pada
alternative-alternatif tindakan dan konsekuensi. Pengambilan keputusan dengan resiko
mungkin merupakan situasi yang paling sering di jumpai. Dalam hal ini mengevaluasi
alternative pada kondisi inilah para ahli statistik dan ahli riset telah memberikan
kontribusi vital kepada teori keputusan.
3. Kondisi ketidakpastian. Manajer sebagai pengambilan keputusan memiliki sedikit
perkiraan mengenai kemungkinan dari keluaran masing-masing alternative.
Ketidakpastian mendorong para manajer untuk menekankan kreativitas dalam
memacahkan masalah. Dalam kebanyakan kasus, tanggapan terhadap ketidakpastiaan
sangat bergantung pada intuisi, dugaan yang beralasan dan firasat yang semuanya tanpa
pertimbangan dan mungkin salah.
Tahap keempat merupakan tindakan terpenting yaitu memilih alternative terbaik diantara
alternative-alternatif yang telah di nilai dan dievaluasi. Tujuan pemilihan alternative adalah
memecahkan masalah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
sebelumnya. Ini berarti bahwa suatu keputusan itu sendiri bukan merupakan tujuan akhir, tetapi
hanya suatu cara untuk mencapai tujuan.
Kebanyakan manajer dalam sebuah organisasi, jarang sekali menentukan situasi di mana
hanya ada satu alternative saja yang dapat mencapai sasaran, tanpa mempunyai sesuatu pengaruh
baik yang positif maupun yang negative terhadap sasaran lain. Seringkali terdapat situasi dimana
dua sasaran tak dapat dioptimalkan, maka sasaran yang lain menjadi kurang dioptimalkan.
Tahap akhir adalah monitor dan evaluasi. Tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan keputusan yang diambil mengenai sasaran atau tujuan yang ingin dicapai. Jika
ternyata tujuan tidak tercapai, manajer dapat melakukan respon dengan cepat, missal, mengubah
keputusan atau memilih keputusan terbaik kedua, menggantikan keputusan yang tidak sejalan
tersebut. Manajer juga dapat kembali ke langkah awal, yaitu kembali mendefinisikan problem
dan seterusnya.
Apabila sasaran semula harus dirubah, maka proses pengambilan keputusan secara
totalitas perlu diulangi kembali. Hal yang penting adalah bahwa, jika keputusan tersebut
dilaksanakan, maka manajer tidak dapat beranggapan bahwa keluarnya akan memenuhi sasaran
semula. System pengendalian dan evaluasi tertentu perlu untuk menjamin bahwa keluarnya nyata
adalah konsisten dengan keluaran yang direncanakan pada waktu keputusan tersebut diambil.
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah masalah yang dihadapi
merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan
pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat
diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat
yang di akui saat itu.
2. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta
yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi.
Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan
informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu
menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan. Keputusan yang
berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan
yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah
kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui
arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa
lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal
melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika
masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah
yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan
masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis.
Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah
dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
4. Pengambilan Keputusan berdasarkan wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang
yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan
dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-
keuntungan tersebut antara lain :
Banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari
wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh
pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi
kabur atau kurang jelas.
5. Pengambilan Keputusan berdasarkan Intuisi. .
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah
terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain.
Dalam peran ini manajer harus berperan dalam empat peran bertalian dengan
pengambilan keputusan yang dapat diambil oleh manajer. Peran manajer yang dimaksudkan
adalah peran wirausaha, peran pereda gangguan, peran pengalokasian sumber daya, dam peran
perunding.
Untuk membuat keputusan yang efekttif, para manajer sangat membutuhkan masukan atau
ide-ide maupun gagasan-gagasan lain untuk mengembangkan alternative yang ada dan
memilihnya sebagai suatu keputusan. Tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, manajer akan
merasa kesulitan untuk membuat keputusan yang sesuai. Melibatkan pihak lain dalam pembuatan
keputusan sangat dibutuhkan, hal ini dapat berupa formal seperti penggunaan kelompok atau
informal seperti permintaan gagasan-gagasan.
Banyak para manajer yang beranggapan bahwa keputusan yang dibuat kelompok seperti
panitia lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan yang lain. Namun, ada juga
manajer yang sangat anti dengan pengambilan keputusan yang melibatkan kelompok, mereka
beranggapan bahwa melibatkan kelompok akan memprlambat jalannya proses pengambilan
keputusan, dan menjadikan keputusan yang tidak berbobot.
Vroom dan Yetton adalah para teoritisi dan konsultan yang mengemukakan karakteristik-
karakteristik situasi dalam pengambilan keputusan :
1. Adakah persyaratan kualitas dimana suatu penyelesaian lebih rasional disbanding yang lain ?
2. Apakah menejer mempunyai informasi yang cukup untuk membuat keputusan yang berkualitas
tinggi ?
3. Apakah situasi keputusan terstruktur ?
4. Apakah penerimaan keputusan oleh para bawahan menejer merupakan faktor kritis implementasi
efektif keputusan ?
5. Adakah kepastian yang layak bahwa keputusan yang diterima para bawahan bila manejer
membuat keputusan sendiri ?
6. Apakah para bawahan manejer menyebarkan tujuan organisasi untuk dicapai bila masalah
diocehkan ?
7. Apakah penyelesaian yang disukai akan menyebabkan konflik diantara para bawahan ?
Variabel-variabel kunci diatas akan menentukan apakah sebaiknya manajer melibatkan
bawahan dalam proses pengambilan keputusan atau mengambil keputusan sendiri tanpa
memerlukan masukan-masukan dari para bawahan.
Dinamika Kelompok
Kelompok yang baik adalah kelompok yang telah dewasa atau terus menerus menjadi lebih
dewasa, maksudnya :
1. Kemampuan membina kerjasama yang intim dan harmonis dalam pelaksanaan tugas yang
menjadi tanggung jawab bersama
2. Kesediaan untuk membawahkan urusan pribadi dan kelompok kepada kepentingan yang lebih
luas yakni kepentingan organisasi
3. Kesediaan untuk menyerahkan sebagian daripada hak kepada organisasi yang dibarengi
kesanggupan untuk menerima kewajiban yang lebih besar
4. Kemampuan untuk memikirkan cara baru, prosedur baru, system baru demi untuk peningkatan
kemampuan kerja yang lebih besar
5. Kemampuan untuk menerima dan mempergunakan perubahan.
Perlunya Sebuah Kelompok
1. Setiap individu, yaitu anggota dari suatu organisasi akan lebih mudah diidentifikasikan dengan
tujuan organisasi dan diharapkan akan aktif mebantu keberhasilan apabila mereka dilibstksn
dalam pengambilan keputusan tentang tujuan organisasi dan bagaimana mencapainya
2. Dengan menjadi anggota ti manajemen, para anggota kelompok akan merasa ikut serta
mengontrol diri sendiri
3. Sewaktu para anggota berperan serta memecahkan masalah kelompok, mereka akan belajar
betapa komleksnya tugas kelompok
4. Peran serta setiap anggota kelompok dalam manajemen akan membuka kesempataan kepada
mereka untuk memuaskan kepada kebutuhan tingkat tingginya
5. Suatu kelompok manajemen akan meluluhkan perbedaan diatas status antara staf dan pimpinan
6. Tim manajemen menjadi sarana prinsip bagi pemimpin agar dapat menunjukkan dirinya sebagai
contoh tentang tingkah laku kepemimpinan yang diharapkan dapat ditiru oleh para anggota.
1.7 Kebaikan Dan Kelemahan Keputusan Kelompok
Pengambilan keputusan kelompok memiliki kebaikan dan kelemahan masing-masing.
Dalam menggunakan kelompok , manajer harus memperhatikan kebaikan dan kerugian dari
kelompok tersebut. Menurut J.L. Gibson, J.M. Ivancevich, dan J.H. Donnelly, Jr
dalam Organization : Behavior, Structure, and Processes, keuntungan dan kerugian
pembuatan keputusan kelompok dengan melibatkan bawahan adalah sebagai berikut :
A. Dalam pengembangan tujuan, kelompok memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar.
B. Dalam pengembangan alternatif, usaha-usaha individual para anggota kelompok dapat
memungkinkan pencarian lebih luas dalam berbagai bidang fungsional organisasi.
C. Dalam penilaian alternatif, kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih lebar.
D. Dalam pemilihan alternatif, kelompok lebih dapat menerima resiko dibanding pembuat
keputusan individual.
E. Karena berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, para anggota kelompok secara individual
lebih termotivasi untuk melaksanakan keputusan.
F. Kreativitas yang lebih besar dihasilkan dari interaksi antar individu dengan berbagai pandangan
yang berbeda-beda.
Bagi para manajer, membuat rencana-rencana dan keputusan-keputusan yang efektif sangat
sulit, karena semakin kompleks dan mahalnya informasi berbagai organisasi. Manejer tidak bisa
hanya bergantung padapada intuisinya saja dalam perencanaan dan pembuatan keputusan, tetapi
mereka memerlukan berbagai teknik dan peralatan kuantitatif.
Teknik dan peralatan kuantitatif dalam pembuatan keputusan telah dikembangkan 40 tahun
yang lalu, dan dikenal sebagai teknik-teknik “operation research/riset operasi”. Pendekatan-
pendekatan riset operasi muncul dalam perang dunia ke-II. Pada dasarnya, riset operasi
mencakup pengumpulan tim-tim para ahli, seperti ahli matematika, fisika, dan statistik untuk
membantu kekuatan angkatan perang membuat berbagai keputusan pengoperasian strategik.
Mereka memadukan berbagai pengetahuan untuk mengembangkan “model-model” kuantitatif,
yang menunjukkan perilaku variabel-variabel dalam setiap situasi.
Metode-metode Kuantitatif
1. Konsep Probabilita
2. Peramalan
3. Teori keputusan
4. Model Persediaan
5. Program Linier
6. Algoritma bertujuan khusus
7. Program integer
8. Heuristic
9. Simulasi
10. Teori antrian
11. Jadwal jaringa kerja
12. Analiisis markov
KEISTIMEWAAN METODE KUANTITATIF/ RISET OPERASI
1. Dapat memberi pandangan yang luas
2. Dapat memberi indentitas dan ukuran dari sasaran
3. Memberi kuantitas dari variabel-variabel yang relevan
4. Menggunakan model-model yang memperlihatkan hubungan secara kuantitatif
5. Optimalisasi atau minimalisasi fungsi-fungsi tertentu
6. Berfikir secara teratur dengan metoda yang logis
CIRI-CIRI RISET OPERASI
1. Terpusat pada pembuatan keputusan. Hasil akhir riset operasi harus berupa informasi yang
secara langsung membantu manejer mencapai suatu keputusan. Lebih dari itu, usulan riset
operasi harus dapat diimplementasikan
2. Penggunaan metode ilmiah. Riset operasi mempergunakan pendekatan ilmiah untuk pemecahan
masalah. Ini meliputi perumusan masalah, pemahaman perilaku system masalah, dan
pengembangan berbagai penyelesaian yang mungkin
3. Penggunaan model matematik. Suatu model menurut definisi adalah, suatu penyajian dari
kenyaataan. Riset operasi menyederhanakan, unsur-unsur masalah kompleks menjadi persamaan
matematik, yang digunakan untuk menyusun suatu model
4. Efektifitas ekonomi. Kegiatan yang disarankan oleh riset operasi harus member hasil keuangan
yang lebih besar dibanding biayanya, dalam bentuk penghematan atau penghasilan
5. Bergantung pada komputer. Komputer biasanya diperlukan untuk memproses model
6. Pendekatan tim. Masalaah-masalah yang dialamatkan kepada riset operasi sering terlalu
kompleks bagi seorang untuk memecahkannya sendiri
7. Orientasi system. Riset operasi mempertimbangkan apa yang paling baik bagi organisasi secara
keseluruhan, bukan bagi departemen atau divisi.
KEBAIKAN dan KELEMAHAN PENGGUNAAN METODE KUANTITATIF
(RISET OPERASI)
KEBAIKAN:
1. Memungkinkan untuk memperinci suatu masalah kompleks dan berskala besar menjadi bagian-
bagian lebih kecil sehingga lebih mudah untuk didiagnosa dan dianalisa
2. Dalam penyusunan dan analisa model-model riset operasi, Para peneliti harus memperhatikan
perincian dan mengikuti berbagaai prosedur logik dan sistemaatik. Hal ini menambah
kemungkinan bahwa pembuaatan keputusan akan menghasilkan keputusan yang baik
3. Teknik-teknik riset operasi sangat membantu dalam penilaian alternatif-alternatif
Ada beberapa tambahan[16] :
4. Riset operasi dengan cepat menunjukkan selisih atau variasi data yang dibutuhkan untuk
menghasilkan pemecahaan persoalan yang dikerjakan
5. Riset Operasi memungkinkan kita memahami situasi dan perubahan kondisi yang mendasari
keputusan yang harus dibuat, serta memastikan pengaruh perubahan tersebut, tanpa dampak
negative dan biaya yang berlebihan
6. Riset operasi memungkinkan kita mendapatkan pemecahan persoalan yang kompleks jauh lebih
cepat daripada bila kita herus memeriksa semua kemungkinan kombinasi variabel yang terlibat
7. Riset operasi memungkinkan kita menyusun suatu model situasi sehingga pemecahan yang
dihasilkannya dapat dikerjakan dengan computer
8. Karena lebih mampu memecahkan persoalan, Riset operasi menghemat waktu manajemen dan
menghindari dilibatkannya intuisi-intuisi yang tidak perlu
KELEMAHAN:
1. Proyek-proyek riset operasi sering terlalu mahal bagi banyak organisasi atau banyak jenis
masalah, sehingga sebelum keputusan untuk menggunakannya dibuat perlu dailakukan analisa
keuangan terlebih dahulu
2. Riset operasi tidak dapat diterapkan secara efektif dalaam banyak situasi. beberapa masalah
sangat kompleks untuk dipecahkan dengan peralatanperalatan matematik yang tersedia
3. Riset operasi dapat dengan mudah menjadi teknik-teknik yang terpisah dari kenyataan, mungkin
kaarena anggapan-anggapan tentang masalah atau karena variabel-variabel tertentu diabaikan
Ada beberpapa tambahan
Wagner mengemukakan bahwa program-program riset operasi akan paling berguna dengan
meliputi delapan unsur :
1. Dukungan manajemen puncak. Tanpa dukungan manajemen puncak, suatu program riset operasi
akan cenderung kurang mempunyai kerjasama antar manejer. Manajemen puncak juga
berkepentingan untuk menjamin bahwa program riset operasi memberikan pemenuhaan
kebutuhan organisasi keseluruhan, dan bukan hanya satu bagian.
2. Tanggung jawab manejerial bagi program. Jika para manejer mempunyai tanggung jawab akhir
keberhasilan suatu proyek riset operasi, mereka akan lebih cenderung menjadi terlibat secara
aktif.
3. Partisipasi manejer. Bila para manejer berpartisipasi dalam penetapan tujuan-tujuan program,
model-model riset operasi akan lebih realistic.
4. Penggunaan kebijakaan manejerial. Saran seorang manejer juga harus dipertimbangkan dalam
proses riset operasi. Prosedur ini akan menghindarkan suatu proyek riset operasi berjalan pada
jalur yang salah dan mmembuat lebih terbuka terhadap penyelesaian-penyelesaian yang
ditawarkan oleh riset operasi.
5. Pengumpulan data secara cepat. Proses pengadaan informasi yang lama dan berkepanjangan
tidak berguna bagi manejer yang memerlukannya untuk membuat keputusan secepat mungkin.
6. Aspek-aspek teknik tidak dibiarkan mendominasi. Prosedur-prosedur matematik dan teknik riset
operasi tentu saja harus dilakukan dengan benarbila teknik tersebut diharapkan bernilai.
7. Persiapan untuk kesulitan-kesulitan awal. Ketika suatu system riset operasi baru sedang diuji dan
diterapkan, kesulitan-kesulitan sementara akan timbul. Bila manejer mengantisipasi masalah-
masalah dan mempersiapkannya, efektivitas system tidak akan terganggu.
8. Penyimpanan laporan secara akurat.
Richard I. Levin dkk. Pengambilan Keputusan Secara Kuantitatif. 1995. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta
Richard I. Levin, dkk, Pengambilan Keputusan Secara Kuantitatif, hal. 11
Ibid, Richard I. Levin, dkk, Pengambilan Keputusan Secara Kuantitatif, hal. 11
bermanfaat sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan, model tersebut memuat tiga
tahap pokok yaitu Riset,Perancangan,Pemilihan.
James L. Gibson,dkk. Mengemukakan proses pengambilan keputusan seluruhnya terdiri
atas enam tahapan yaitu Identifikasi dan definisi masalah, Mengembangkan alternatif
pemecahan, Evaluasi alternatif pemecahan, Memilih alternative, Implementasi
keputusan,Evaluasi dan Pengendalian.
Para ahli dalam bidang teori keputusan telah mengembangkan beberapa cara untuk
mengelompokkan beberapa macam keputusan yang berbeda-beda. Dalam hal ini penulis
akan menggunakan pengelompokkan keputusan yang sudah banyak di terima umum yang
disarankan oleh Herbert Simon. Secara umum Simon membedakan antara dua jenis
keputusan, yaitu (1) keputusan yang terprogram (programmed decision) dan (2) keputusan
yang tidak terprogram (non-programmed decisions).
Ada beberapa jenis-jenis pengembilankeputusan yang dilakukan oleh seorang manajer
diantaranya adalah Pengambilan Keputusan Rasional,Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Fakta, Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman, Keputusan berdasarkan
wewenang,Pengambilan Keputusan berdasarkan Intuisi.
Dalam peran pengambilan keputusan manajer harus berperan dalam empat peran
bertalian dengan pengambilan keputusan yang dapat diambil oleh manajer. Peran manajer
yang dimaksudkan adalah peran wirausaha, peran pereda gangguan, peran pengalokasian
sumber daya, dam peran perunding.
Pengambilan Keputusan Kelompok adalah pengambilan keputusan yang
mengikutsertakan kelompok didalamnya, dimana para kelompok diberikan kebebasan untuk
membagikan pengetahuannya atau analisanya terhadap suatu alternative
Para manajer memiliki berbagai gaya menyangkut pengambilan keputusan dan
penyelesaian berbagai persoalan. Salah satu pandangan mengenai gaya-gaya pengambilan
keputusan mengemukakkan bahwa ada tiga cara yang berbeda dimana para manajer
mendekati masalah-masalah di tempat kerja. Cara-cara manajer dalam mendekati masalah
tersebut antara lain: Penghindar Masalah,Penyelesaian Masalah dan Pencari Masalah
S.P. Robins dan DA. DeCenzo membagi gaya pengambilan keputusan manajemen dalam
emat gaya, antara lain:
Dr. H. B. Siswanto, M.Si. pengantar Manajemen. 2011. PT. Bumi Aksara: Jakarta
https://fannyver.wordpress.com/2015/06/05/makalah-pengambilan-keputusan/
Richard I. Levin dkk. Pengambilan Keputusan Secara Kuantitatif. 1995. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta
yafie Kencana Inu, dkk. 1999. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta : Reneka Cipta