Anda di halaman 1dari 3

Nama : Diah Rai Wardhani

NIM : 042452646
Prodi : S1 Akuntansi

Perekonomian Indonesia
Diskusi 4
Koperasi dan Privatisasi di Indonesia

A. KOPERASI

Koperasi adalah upaya bersama yang ditujukan untuk kepentingan bersama


tanpa menghilangkan peranan pribadi karena masing-masing anggota memiliki
hak untuk berperan serta. Prinsip dasar koperasi yang dituangkan dalam UU
No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yaitu keanggotaan bersifat sukarela
dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian Sisa Hasil
Usaha (SHU) dilakukan dengan adil, pemberian balas jasa yang terbatas pada
modal, dan kemandirian.

Koperasi pertama di Indonesia didirikan pada tahun 1985 di Purwokerto oleh


R. Aria Wiriaatmaja untuk menolong pegawai pamong praja rendah agar tidak
terjerat lintah darat. Koperasi tersebut diberi nama Bank Penolong dan
Tabungan (Hulp en Spaarbank). Budi Utomo juga mendirikan koperasi rumah
tangga, walaupun belum berhasil. Sarikat Islam (SI) juga mendirikan koperasi
industri kecil dan kerajinan, yang ditentang Belanda. Mulai tahun 1927,
pendirian koperasi lebih dipermudah. Hingga akhir tahun 1939, jumlah
koperasi di Indonesia menjadi sebanyak 1.712 buah. Pada masa penjajahan
Jepang, koperasi menjadi kumikai yang diharuskan untuk mengumpulkan
bahan-bahan kebutuhan pokok guna kepentingan Jepang melawan sekutu.

Setelah kemerdekaan hingga tahun 1959, koperasi mengalami perkembangan


yang cukup pesat. Namun sejak diterapkannya demokrasi liberal, koperasi
menjadi terombang-ambing. Koperasi kembali dimanfaatkan untuk kepentingan
politik. Selama masa Orde Baru, pemerintah memberlakukan berbagai undang-
undang yang mempengaruhi perkembangan koperasi. Banyak koperasi
dibubarkan atau membubarkan diri. Pemerintah juga membuat program
koperasi yang dinamakan Koperasi Unit Desa (KUD).
Kegagalan koperasi menjadi sokoguru perekonomian Indonesia disebabkan
oleh berbagai masalah struktural, antara lain deregulasi yang dilakukan
pemerintah pada tahun 1983-1988 memberikan prioritas untuk sektor
perbankan dan ekspor impor sehingga koperasi tidak mampu bersaing,
anggapan bahwa KUD (Koperasi Unit Desa) adalah instansi pemerintah yang
berfungsi sebagai perpanjangan tangan pemerintah sehingga KUD digunakan
sebagai alat politik penguasa, dan berkembangnya konglomerasi
(korporatokrasi) di Indonesia yang menyebabkan pemerintah lebih
memperhatikan kepentingan pengusaha besar dibanding koperasi.

Faktor-faktor penyebab kegagalan koperasi menjadi sokoguru perekonomian


Indonesia dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internalnya adalah ketertinggalan koperasi dalam hal profesionalitas,
pengelolaan lembaga, kualitas sumber daya manusia, dan permodalannya.
Sedangkan faktor eksternalnya meliputi iklim ekonomi politik nasional yang
kurang kondusif bagi perkembangan ekonomi rakyat termasuk koperasi.

Pemerintah harus menilai kembali arah kebijakan ekonomi yang selama ini
dijalankan. Pemerintah yang semula berorientasi terhadap pertumbuhan
ekonomi seharusnya mulai fokus pada pemerataan ekonomi melalui penerapan
agenda-agenda demokratisasi ekonomi. Selain itu, pemerintah juga harus
mengembangkan regulasi yang menguntungkan koperasi sehingga koperasi
mampu lebih mandiri dan meningkatkan kinerjanya.

B. PRIVATISASI

Privatisasi atau swastanisasi adalah proses melepaskan sebagian atau seluruh


saham kepada pihak swasta, baik secara langsung maupun melalui pasar modal
(go public). Privatisasi adalah salah satu cara yang digunakan dalam reformasi
BUMN. Mulai pertengahan tahun 1980-an, pemerintah mulai mengkaji dan
mempelajari kemungkinan privatisasi BUMN.

Faktor-faktor yang melatarbelakangi privatisasi antara lain BUMN dianggap


sebagai unit ekonomi yang boros dan kurang efisien sehingga perlu dibenahi,
BUMN diprivatisasi dengan tujuan membantu kesulitan keuangan negara, dan
privatisasi BUMN dianggap potensial untuk menarik modal asing. Alasan-
alasan lainnya yang mendorong dilakukannya privatisasi yaitu kinerja BUMN
yang tidak baik terutama dilihat dari aspek profitabilitasnya (kemampuan untuk
memperoleh laba), aspek likuiditas (kemampuan memenuhi semua kewajiban
jangka pendek), dan aspek solvabilitas (kemampuan memenuhi kewajiban
jangka panjang).

Pendekatan atau langkah yang dilakukan oleh BUMN di Selandia Baru yang
dapat diadopsi di Indonesia agar BUMN bisa berkembang menguntungkan dan
tidak menjadi beban rakyat banyak yaitu penetapan jalur tanggung jawab yang
jelas antara kementerian atau departemen yang ada, perumusan kinerja dalam
kerangka yang tidak mendua atau terukur, pelimpahan wewenang kepada top
eksekutif BUMN, pemberian penghargaan dan hukuman atau sanksi yang
dikaitkan dengan kinerja perusahaan, dan adanya sistem pelaporan dan
pemantauan kinerja BUMN. Lima prinsip dasar privatisasi yang banyak
dilakukan di negara lain adalah kejelasan tujuan, otoritas dan otonomi,
pantauan kerja, sistem penghargaan dan hukum, dan persaingan yang netral.

Privatisasi yang dilakukan akan memberikan dampak ekonomi-politik antara


lain privatisasi berdampak pada mengecilnya peranan negara dalam
penyelenggaraan perekonomian nasional, privatisasi akan memberi peluang
kepada sebagian kecil masyarakat yang memiliki modal untuk melipatgandakan
penguasaan modal mereka, terjadinya pemindahan penguasaan faktor-faktor
produksi nasional dari tangan negara kepada pemodal internasional, dan
privatisasi cenderung memicu konflik politik yang membahayakan persatuan
bangsa.

Selain privatisasi, demokratisasi merupakan strategi alternatif untuk


memaksimalkan kinerja BUMN tanpa adanya intervensi asing. Demokratisasi
ekonomi bertumpu pada keterlibatan masyarakat luas dalam penguasaan aset-
aset produktif yang menguasai hajar hidup orang banyak. Konsep bangun
usaha yang berjiwa koperasi ini disebut sebagai Triple-Co, yaitu co-
ownership (pemilikan bersama), co-determinant (penentuan bersama), dan co-
responsibility (tanggung jawab bersama).

Referensi:

Hamid, Edy Suandi. 2020. Perekonomian Indonesia. Tangerang Selatan:


Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai