Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

“ JASA – JASA PERBANKAN “


Disusun guna memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan

Dosen :
Diah Mukminatul Hasyimi, M.E.Sy.

Disusun oleh :
Cindy Azizah 1651010433
Diah Damayanti 1651010482
Fika Krismaranti 1651010438

Kelompok 9
Kelas EI/F Semester 4

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2017 – 2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarrakatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt., yang mana atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesehatan dan umur panjang sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok makalah yang berjdul, “Jasa – Jasa Perbankan” ini tepat
pada waktunya. Tak lupa pula shalawat serta salam senantiasa kami sanjungkan kepada
junjungan besar kami Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya
di yaummul akhir nanti. Amin
Sehubungan dengan tugas makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas pada
mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan. Adapun tujuan lainnya adalah agar pemakalah
dan juga pembaca dapat mengetahui “Beberapa Jasa – Jasa dalam Perbankan” dari makalah
yang telah kami susun dari berbagai sumber refrensi.
Terlepas dari semua ini, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat, tata bahasanya maupun kelengkapan materi. Oleh karena itu, kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca sebagai koreksi agar kami dapat memperbaiki
makalah ini dilain waktu.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Jasa – Jasa Perbankan” ini dapat
memberikan manfaat kepada pemakalah dan juga pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Bandar Lampung, Februari 2018


Penyusun,

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Bank Garansi
a) Pengertian Bank Garansi
b) Tujuan Bank Garansi
c) Jenis – Jenis Bank Garansi
d) Proses Permohonan Bank Garansi
e) Biaya – Biaya yang Dikenakan saat Mengajukan
Permohonan Bank Garansi
f) Manfaat Bank Garansi
B. Letter of Credit
a) Pengertian Letter of Credit
b) Jenis – Jenis Letter of Credit
c) Proses Letter of Credit
d) Fungsi dan Tujuan Letter of Credit
C. Wali Amanat
a) Pengertian Wali Amanat
b) Tugas Wali Amanat
c) Manfaat WalI Amanat
D. Kliring
a) Pengertian Kliring
b) Jenis-Jenis Kliring
c) Tujuan Kliring
d) Proses Penyelesaian Warkat-Warkat

iii
e) Kliring
f) Penolakan Kliring

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Jasa layanan dan produk produk perbankan merupakan kegiatan penunjang
untuk melancarkan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Kegiatan ini sangat
banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah, bahkan keuntungan bagi
bank semakin besar karena kelengkapan fasilitas dan pelayanan yang dimiliki
membuat banyak calon nasabah yang mau menggunakan jasa layanan bank ini.
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa
perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia
mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank
menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang
paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran
yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang
memakan waktu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Bank Garansi, Jenis, Poses, Tujuannya?
2. Apa yang dimaksud dengan Letter of Credit, baik jenis, proses, manfaatnya?
3. Apa yang dimaksud dengan Wali Amanat, tugas dan manfaatnya ?
4. Apa yang dimaksud dengan Kliring, jenis, tujuan, manfaat?

C. Tujuan Masalah
1. Agar dapat mengetahui jasa – jasa perbankan terutama jasa bank garansi.
2. Agar dapat mengetahui jasa – jasa perbankan letter of credit.
3. Agar dapat mengetahui jasa – jasa perbankan wali amanat.
4. Agar dapat mengetahui jasa – jasa perbankan kliring (clearing).

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. BANK GARANSI
a) Pengertian Bank Garansi
Bank garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada
suatu pihak, baik perorangan, perusahaan atau badan/lembaga lainnya dalam bentuk
surat jaminan. Pemberian jaminan dengan maksud bank menjamin akan memenuhi
(membayar) kewajiban-kewajiban dari pihak yang dijaminkan kepada pihak yang
menerima jaminan, apabila yang dijamin dikemudian hari ternyata tidak memenuhi
kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan yang diperjanjikan atau cidera janji.1
Sebagai contoh PT Kiam Lui memperoleh pekerjaan proyek pemasangan
kabel telephone dari PT Telkom senilai Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah).
Salah satu persyaratan yang diajukan oleh Pt.telkom kepada Pt.kiam lui adalah bahwa
PT Kiam Lui harus menyediakan Bank Garansi senilai proyek tersebut. Artinya jika
PT Kiam Lui memiliki Bank Garansi berarti sama dengan memiliki uang tunai senilai
Bank Garansi. Untuk memperoleh Bank Garansi PT Kiam Lui dapat mengajukan ke
Bank Lippo dengan memenuhi persyaratan yang telah dipersyaratkan. Bank Garansi
asli dipegang oleh PT Telkom sampai proyek selesai dikerjakan tanpa masalah.
Namun, jika PT Kiam Lui ingkar janji dan tidak menyelesaikan proyek tersebut, maka
pihak PT Telkom dapat mencairkan Bank Garansi tersebut ke Bank Lippo sebagai
ganti kelalaian PT Kiam Lui. 2
Di dalam pemberian fasilitas bank garansi ada tiga pihak terlibat, yaitu:
- Pihak penjamin (bank)
- Pihak terjamin (nasabah)
- Pihak penerima jaminan (pihak ketiga)
a. Pihak penjamin (bank)
Bank merupakan pihak yang mengeluarkan bank garansi yang diinginkan oleh
nasabah (dalam contoh diatas bank lippo) artinya bank akan memberikan jaminan
pembayaran kepada pihak lain (pihak ketiga) apabila nasabah yang dijaminkan

1
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi 2014), (Jakarta:Rajawali Pers, 2015),
hlm.146
2
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta:Rajawali Pers, 2012), hlm. 221.

2
nya ingkar janji. Untuk menghindari kerugian bank dari pihak nasabah, maka
bank juga meminta jaminan lawan dari pihak nasabah.
b. Pihak terjamin (nasabah)
Merupakan pihak yang meminta jaminan kepada bank untuk membiayai suatu
usaha atau proyek (dalam contoh diatas PT Kiam Lui). Jaminan dapat pula
dilakukan untuk mengikuti tender tujuan nya adalah agar nasabah dianggap
memiliki uang sejumlah tertentu, sehingga oleh pihak pemberi pekerjaan
(pihak ketiga) nasabah dianggap memilik uang.
c. Pihak penerima jaminan (pihak ketiga)
Merupakan pihak yang menerima jaminan atas suatu perjanjian dengan pihak
terjamin atau pihak yang menerima jaminan atas suatu konsekuensi kesalahan
(wanprestasi) yang dilakukan oleh pihak terjamin dan berhak untuk meperoleh
penggantian atas kejadian tersebut.

b) Tujuan Bank Garansi

Tujuan pemberian Bank Garansi oleh pihak bank kepada si penerima jaminan
atau yang dijaminkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi bank tujuannya adalah memberikan bantuan fasilitas dan kemudahan
dalam memperlancar transaksi nasabah.
2. Bagi pemegang jaminan tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan
bahwa pemegang jaminan tidak akan menderita kerugian bila pihak yang
dijaminkan melainkan kewajibannya, karena pemegang akan mendapat
ganti rugi dari pihak perbankan.
3. Menumbuhkan rasa saling percaya akan para pemberi jaminan, yang
doijaminkan dan yang menerima jaminan.
4. Memberikan rasa aman dan ketenraman dalam berusaha baik, bagi bank
maupun bagi pihak lain nya.
5. Bagi bank di samping keuntungan yang diatas juga akan memperoleh
keuntungan dari biaya-biaya yang harus dibayar nasabah serta jaminan
lawan yang diberikan. 3

3
Ibid., Kasmir:Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, hlm. 147-148.

3
Di samping memiliki tujuan bank garansi juga memiliki sifat-sifat tertentu.
Adapun sifat bank garansi adalah hana berlaku untuk satu kali transaksi yaitu
sampai dengan tanggal berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan sesuai dengan
klausa yang tercantum dalam surat bank garansi yang bersangkutan. Bank garansi
tidak dapat diperpanjang tetapi dapat diajukan permohonan oleh nasabah untuk
diperbaharui atas persetujuan tertulis dari pemegang surat bank garansi.

c) Jenis – Jenis Bank Garansi

Bank garansi terdiri dari beberapa jenis. Jenis ini dapat dilihat dari tujuannya
sebagai berikut :
a. Bank garansi untuk penangguahan bea masuk
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada kantor bea cukai untuk
kepentingan pemilik barang guna penangguhan pembayaran bea masuk
atau barang yang dikeluarkan oleh pelabuhan.
b. Bank garansi untuk pita cukai tembakau
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada kantor bea cukai untuk
kepentinagn yang dijamin (pengusaha pabrik rokok) guna penangguhan
pembayaran pita cukai tembakau atas rokok-rokok yang akan dikeluarkan
dari pabrik untuk peredaran.
c. Bank garansi untuk tender dalam negeri
Yaitu bank garansi yang diberikan kepada bouwheer (yang member
pekerjaan) untuk kepentingan konraktor atau leveransir yang akan
mengikuti tender dalam negeri.
d. Bank garansi untuk pelaksanaan pekerjaan
Merupakan bank garansi yang diberikan kepad bouwheer untuk
kepentingan kontraktor guna menjamin pelaksanaan pekerjaan yang
diterima dari bouwheer.
e. Bank garansi untuk uang muka pekerjaan
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada bouwheer untuk
kepentingan kontraktor untuk menerima pembayaran uang muka dari yang
memberikan pekerjaan. 4

4
Ibid., 149

4
f. Bank garansi untuk tender luar negeri
Merupakan bank garansi yang diberikan untuk kepentingan kontraktor
yang akan mengikuti tender pemborong yang mana bouwheer adalah pihak
luar negeri.
g. Bank garansi untuk perdagangan
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada agen atau dealer
perdagangan atau depot-depot perdagangan.
h. Bank garansi untuk penyerahan barang
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada nasabah yang akan
melakukan penyerahan barang, baik yang dibiayai oleh bank ataupun
tidak.
i. Bank garansi untuk mendapatkan keterangan pemasukan barang, bank
garansi yang diberikan untuk pengeluaran barang yang L/C nya belum
dibayar penuh oleh importer.

d) Proses Permohonan Bank Garansi

(5)

Bank BBD (4) PLN

(1)
Kontraktor
(2) (3)
PT “X”

(6) (6)

Keterangan :

(1) Kontaktor adalah nasabah yang mengajukan bank garansi ke bank BBD, hal
ini dilakukan karena kontraktor hendak melaksanakan pekerjaan milik PLN.
(2) BBD akan menerbitkan garansi bank jika kontraktor memenuhi syarat
termasuk telah menyetor jaminan lawan.
(3) Bank garansi asli diserahkan oleh kontraktor kepada pihak PLN.

5
(4) Jika telah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan atau yang dapat merugikan
pihak PLN, misalnya kontraktor ingkar jani, maka pihak PLN dapat langsung
membawa garansi asli yang dipegangnya di BBD untuk dicairkan.
(5) Pihak BBD akan memberikan ganti rugi dengan cara mencairkan jaminan
lawan yang diserahkan oleh kontraktor sebelumnya.
(6) Jika tidak terjadi masalah dalam pekerjaanna, maka pihak PLN akan
mengembalikan garansi asli ke kontraktor sehingga kontraktor dapat
mengembalikannya ke BBD.
Bank dalam hal ini bertindak sebagai penjamin yang akan membayar sejumlah
uang kepada pihak PLN apabila si kontraktor ingkar janji tidak dapat memenuhi
kewajibannya atau cedera janji.5

e) Biaya – Biaya yang Dikenakan saat Mengajukan Permohonan Bank Garansi


Selanjutnya setiap transaksi yang berkaitan dengan bank garansi akan
dikenakan biaya. Biaya-biaya yang dikenakan kepada nasabah yang mengajukan
permohonan bank garansi merupakan balas ajasa atau pendapatan bagi bank.
Biaya-biaya ini merupakan konpensasi darri resiko yang akan dihadapi bank yang
mungkin akan terjadi di kemudian hari. Biaya-biaya yang dimaksud adalah :
a. Biaya Provisi
Merupakan sejumlah uang yang wajib dibayar oleh terjamin kepada
bank sebagai balas jasa untuk pemberian bank garansi. Besarnya provisi
ditetapkan berdasarkan tujan penggunaan bank garansi dan ditetapkan
berdasarkan persentase. Pemerintah melalui Bank Indonesia menetapkan
besarnya provisi bank garansi secara umum tanpa membedakan tujuan
penggunaan garansi bank.
Contoh :
Jumlah bank garansi Rp 10.000.000,-
Jangka waktu 3 bulan
Provisi ditetapkan 1% setahun
Maka, besarnya biaya provisi dapat dihitung sebagai berikut :6
3 x 1% x Rp 10.000.000,- = Rp 25.000,-
12

5
Ibid., 147.
6
Ibid., 150.

6
b. Biaya Administrasi
Merupakan biaya yang lazim dipungut berhubungan untuk pelaksanaan
administrasi. Jumlah yang dikenakan terhadap terjamin tergantung bank
masing-masing.
c. Bea Materai
Merupakan biaya materai yang diletakan pada surat perjanjian bank garansi
yang ditandatangani oleh bank dan pihak terjamin.7

f) Manfaat Bank Garansi


1. Sebagai sarana untuk memperlancar lalu lintas barang dan jasa.
2. Penerima jaminan tidak akan menderita kerugian bila pihak yang dijamin
melalaikan kewajiban karena penerima jaminan akan mendapat ganti rugi
(pembayaran) dari bank.
3. Memberikan pelayanan kepada nasabahnya sehingga nasabah menjadi lebih
loyalkepada bank.
4. Penerimaan berupa biaya administrasi (provisi/komosi) yang merupakan fee
based income bagi bank.

B. LETTER OF CREDIT
a) Pengertian Letter of Credit
Letter of credit (L/C) merupakan salah satu jasa bank yang diberikan kepada
masyarakat untuk memperlancar pelayanan arus barang (ekspor-impor) termasuk
barang dalam negeri (antarpulau). Kegunaan letter of credit adalah untuk menampung
dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli (importir) maupun penjual
(eksportir) dalam transaksi dagangnnya.
Pengertian secara umum leter of credit meurupan suatu pernyataan dari bank
atas permintaan nasabah (biasanya importir) untuk menyediakan dan membayar
sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga (penerima L/C atau eksportir).
Pengertian L/C juga sering disebut dengan kredit berdokumen atau documentary
credit. 8

7
Ibid
8
Ibid., 142

7
b) Jenis-Jenis Letter of Credit (L/C)

Jenis-jenis Letter of Credit (L/C) antara lain sebagai berikut :


a. Revocable L/C
Merupakan L/C yang setiap saat dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak
oleh bank pembuka (opening bank), tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
kepada benefeciary.
b. Irrevocable L/C
Kebalikan dari revocable L/C yaitu L/C yang tidak dapat dibatalkan atau
diubah tanpa persetujuan dari semua pihak yang terlibat.
c. Sight L/C
Merupakan L/C yang syarat pembayarannya langsung pada saat dokumen
diajukan oleh eksportir kepada advise bank.
d. Usance L/C
Usance L/C merupakan L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan
tenggang waktu tertentu, misalnya satu bulan dari pengapalan barang atau satu
bulan setelah penunjukkan dokumen.
e. Restricted L/C
Merupakan L/C yang pembayarannya atau penerusan L/C hanya dibatasi
kepada bank-bank tertentu saja yang namanya tercantum dalam L/C.
f. Unrestricted L/C
Merupakan jenis L/C yang membebaskan negoisasi dokumen dibank
manapun. Artinya tidak ada batasan kepada bank tertentu.
g. Red Clause L/C
Merupakan L/C dimana bank pembuka L/C memberi kuasa kepada bank
pembayar untuk membayar uang muka kepada beneficiary sebagian tertentu
atau seluruh nilai L/C sebelum beneficiary menyerahkan dokumen.
h. Transferable L/C
Merupakan L/C yang memberikan kepada beneficiary untuk memindahkan
sebagian atau seluruh nilai L/C kepada satu atau beberapa pihak lainnya.
i. Revolving L/C
Merupakan jenis L/C yang penggunaanya dapat dilakukan secara berulang-
ulang.9

9
Ibid., 143-144.

8
c) Proses Letter of Credit
Skema mekanisme proses penyelesaian L/C guna memperlancar kegiatan
perdagangan antara eksportir dengan importir dapat dilihat pada gambar berikut:

Importir Eksportir
5
“A” “B”

9 2 6 4 7
3
Opening Bank Advising Bank

Keterangan :
1. Importir dan Ekspotir mengadakan perjanjian dan persetujuan penjualan
barang yang tertuang dalam sales contract.
2. Importir melakukan pembukaan L/C di opening bank.
3. Berdasarkan aplikasi importir, opening bank meneuskan L/C ke advising
bank berikut syarat-syarat yang harus dipenuhinya.
4. L/C berikut dokumen diserahkan oleh advising bank kepada ekspotir.
5. Setelah menerima dokumen dari advising bank, maka eksportir mengirim
barang kepada importir sesuai perjanjian.
6. Bukti pengiriman barang berikut dokumen oleh eksportir diserahkan untuk
memperoleh pembayaran dari advising bank.
7. Advising bank akan melakukan pembayaran setelah mempelajari dokumen
yang diserahkan eksportir memenuhi syarat.
8. Advising bank meneruskan dokumen pembayaran dan pengapalan barang
kepada opening bank untuk menerima pembayaran kembali.
9. Opening bank akan mempelajari dokumen dari advising bank dan apabila
sudah lengkap barulah akan dibayar kembali.10

10
Ibid., 145-146.

9
10. Opening bank memberitahukan importir atas kedatangan dokumen dari
eksportir (advising bank).
11. Importir akan melunasi pembayaran L/C yang telah dibuatnya serta
memperoleh dokumen yang dikirim oleh advising bank.

d) Fungsi dan Tujuan Letter of Credit


1. Letter of Credit berfungsi untuk menampung dan juga menyelesaikan suatu
kesulitan ataupun kendala dari pihak importir sebagai pembeli maupun pihak
eksportir sebagai penjual. Demikian adanya, Letter of Credit menjadi jaminan
ataupun kepastian atas kelancaran pembayaran dan juga pengiriman barang
yang sesuai dengan suatu kesepakatan yang telah dibuat oleh eksportir dan
juga importir. 
2. Letter of Credit berfungsi untuk memberikan suatu keuntungan, baik kepada
eksportir maupun juga importir. Eksportir memberikan jaminan untuk
menerima pembayaran, jika mampu dalam menunjukkan dokumen pengiriman
barang yang tertera dalam L/C. Bank memiliki kewajiban untuk memeriksa
kelengkapan dokumen yang tercatat dalam L/C, tetapi tidak bertanggung
jawab atas kondisi fisik barang. 
3. Letter of Credit mempunyai suatu fasilitas kredit eksportir ataupun importir
lewat perbankan. Hal demikian karena L/C memberikan suatu fasilitas
pembayaran di muka ataupun pembayaran dengan masa tenggang tertentu. 
4. Letter of Credit memberikan jaminan dalam pembayaran atas kontraktor
dengan suatu beneficiary. L/C berfungsi memberikan issuing bank terhadap
permintaan kontraktor, peminjam atau applicant untuk tujuan jaminan khusus
kepada pihak beneficiary ketika terjadi kegagalan dalam mematuhi atau
melaksanakan kontraknya. 

C. WALI AMANAT
a) Pengertian Wali Amanat11
Wali amanat merupakan pihak yang ditunjuk oleh emiten untuk mewakili
kepentingan investor (para pemegang obligasi). Wali amanat adalah kegiatan

11
Gunawan Widjaja & Jono, Penerbitan Obligasi dan Peran serta Tanggung Jawab wali Amanat dalam
Pasar Modal, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm.60

10
usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum untuk mewakili kepentingan
pemegang surat berharga berdasarkan perjanjian antara bank umum dengan
emiten surat berharga yang bersangkutan.12
Yang dapat bertindak sebagai wali amanat adalah bank, lembaga keuangan
bukan bank, atau lembaga lain yang mendapat persetujuan dari BAPEPAM
(Badan Pengawas Pasar Modal).

b) Tugas Wali Amanat


Beberapa kegiatan yang berkaitan dengan tugas wali amanat adalah sebagai
berikut:
1. Menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten apakah secara operasional
perusahaan (emiten) mempunyai kesanggupan menghasilkan dan membayar
obligasi beserta bunganya.
2. Menilai kekayaan emiten yang akan dijadikan jaminan wali amanat harus  
mengetahui dengan pasti apakah kekayaan emiten yang menjadi jaminan
setara atau memadai disbanding nilai obligasi yang diterbitkan.
3. Melakukan pengawasan terhadap kekayaan emiten. Apabila harta yang
menjadi jaminan tadi dialihkan pemanfaatannya atau pemilikannya haruslah
sepengetahuan wali amanat.
4. Mamantau dan mengikuti perkembangan secara terus menerus terhadap
perkembangan perusahaan  emiten dan memberikan nasihat serta masukan
kepada emiten.
5. Melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pembayaran bunga dan
pinjaman pokok obligasi yang menjadi hak pemodal, tepat pada waktunya.
6. Berperan sebagai pemimpin dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi
(RUPO)13

12
Ibid.
13
Mohammad Irsan Nasarudin, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2007), hlm. 173-174

11
c) Manfaat Wali Amanat
Wali amanat memberikan manfaat yang cukup besar kepada pemegang obligasi.
Adapun manfat tersebut adalah:
1. Pemantauan Seksama
Wali amanat dapat melakukan pemantauan secara terus-menerus dan
seksama.
2. Sumber Dana
Wali amanat dapat mengecek apakah emiten dari waktu ke waktu
selama jangka waktu obligasi telah memenuhi kewajiaban-kewajiban,
pernyataan-pernyataan dan larangan-larangan yang diatur di dalam perjanjian
perwaliamatan dan peraturan perundang-undangan.
3. Sentralisasi Upaya Penegakan Hukum
Sulit dibayangkan apabila terdapat 1000 pemegang obligasi yang 200
diantaranya, masing-masing mengajukan gugatan. Gugatan tersebut tidak
hanya dilakukan di Indonesia, tetapi di luar negeri karena tidak ada larangan
bagi orang asing untuk memiliki obligasi. Hal yang terjadi adalah adanya
multy jurisdiction dispute. Dengan adanya wali amanat maka proses tersebut
dapat disederhanakan.
4. Fungsi Negosiasi
Dalam hal negosiasi, wali amanat mempunyai peranan yang sangat
sentral. Selain mempertemkan pemegang obligasi dengan emiten, wali amanat
juga memiliki peranan dalam menyampaikan usulan-usulan layaknya seorang
mediator. Selain sebagai mediator, walia mananat juga berperan sebagai
negosiator. Wali amanat harus aktif terutama dalam menghadapi situasi sulit,
antara lain ketika emiten melakukan default atau kelalaian.
5. Pembayaran Pro Rata
Dalam hal ini wali amanat terpaksa melakukan eksekusi terhadap asset
emiten, maka wali amanat harus dapat mendistribusikan penghasilan yang
diterimanya secara pro rata kepada masing-masing pemegang obligasi.

12
D. KLIRING (CLEARING)
a) Pengertian Kliring
Kliring adalah merupakan jasa penyelesaian utang-piutang antarbank dengan
cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga
kliring.
Lembaga kliring ini dibentuk dan dikoordinasi oleh Bank Indonesia setiap
hari kerja. Peserta kliring adalah bank yang sudah memperoleh izin dari Bank
Indonesia. Sedangkan pengertian warkat-warkat adalah surat-surat berharga
seperti cek, bilyet giro, dan surat piutang lainnya.
Keuntungan dengan adanya kliring adalah waktu penagihan menjadi lebih
cepat terutama untuk warkat dalam jumlah yang banyak. Kemudian biaya
penagihan menjadi lebih murah serta risiko keamanan dari uang nasabah menjadi
terjamin.
Warkat-warkat yang dapat dikliringkan atau diselesaikan di lembaga kliring
adalah warkat-warkat yang berasal dari dalam kota seperti:
1. Cek
2. Bilyet Giro (BG)
3. Wesel Bank
4. Surat Bukti Penerimaan Transfer dari luar kota
5. Lalu Lintas Giral (LLG) / nota kredit

b) Jenis – Jenis Kliring


1. Kliring umum adalah penghitungan warkat antar bank, di atur oleh Bank
Indonesia.
2. Kliring lokal adalah penghitungan warkat antar bank yang masih dalam satu
wilayah. 
3. Kliring antar cabang adalah penghitungan warkat antar bank yang masih
dalam satu wilayah cabang bank peserta.

c) Tujuan Kliring14
Tujuan utama dilaksanakan kliring oleh bank Indonesia antara lain :
1. Untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayara giral antar bank
diseluruh Indonesia.

14
Ibid., Loc.Cit., Kasmir:Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, hlm. 132

13
2. Agar perhitungan penyelesaian utang-piutang dapat dilaksanakan lebih mudah,
aman, dan efisien.

d) Proses Penyelesaian Warkat-Warkat Kliring


Proses penyelesaian warkat-warkat kliring di lembaga kliring terdiri dari :
1. Kliring keluar, yaitu membawa warkat-warkat kliring ke lembaga kliring dan
menyerahkan kepada yang berhak. Kliring keluar terdiri dari penyerahan surat-
surat debet keluar dan penyerahan Nota Kredit Keluar (LLG).
2. Kliring masuk, menerima warkat di lembaga kliring dan diproses di bank yang
bersangkutan. Kliring masuk terdiri dari penerimaan surat – surat debet masuk
dan Nota Kredit Masuk (LLG).
3. Pengembalian kliring (clearing retour), yaitu pengembalian warkat-warkat
kliring yang tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan.15

e) Penolakan Kliring
Ada beberapa alasan penolakan kliring pada saat penerimaan warkat-warkat
kliring dalam kliring masuk. Penolakan pembayaran cek atau BG disebabkan:
1. Asal cek atau BG salah.
2. Tanggal cek atau BG belum jatuh tempo, artinya cek atau BG tanggalnya
diatas tanggal hari ini.
3. Materai tidak ada atau tidak cukup sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Jumlah yang tertulis diangka dan huruf berbeda.
5. Tanda tangan/cap perusahaan tidak sama atau tidak lengkap.
6. Coretan atau perubahan tidak ditandatangani.
7. Cek atau BG sudah kadaluarsa.
8. Resi belum kembali, artinya nasabah belum mengirim resi (bukti
penerimaan cek atau BG) ke bank bahwa nasabah sudah menerima buku
cek atau BG.
9. Endorsement cek tidak benar artinya pemindahtangananantar nasabah
dalam cek tidak benar atau tidak memenuhi syarat.
10. Rekening sudah ditutup.

15
Ibid.

14
11. Dibatalkan penarik, artinya sipemberi cek atau BG dengan suatu alas an
tertentu membatalkan cek yang diberikannya dan melaporkan ke bank
dimana rekeningnya berada.
12. Rekening diblokir oleh pihak berwajib, artinya rekening nasabah yang
mengeluarkan cek atau BG karena sesuatu hal diblokir oleh pihak
berwajib.
13. Kondisi cek atau BG rusak atau tidak sempurna.16

Setelah proses kliring berjalan selama sehari, pada sore harinya masing-
masing bank membuat perhitungan kliring hari ini. Perhitungan kliring dilakukan
setiap hari, untuk mengetahui apakah bank tersebut menang kliring atau kalah kliring.

16
Ibid., 133

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bank garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada
suatu pihak, baik perorangan, perusahaan atau badan/lembaga lainnya dalam bentuk
surat jaminan. Pemberian jaminan dengan maksud bank menjamin akan memenuhi
(membayar) kewajiban-kewajiban dari pihak yang dijaminkan kepada pihak yang
menerima jaminan, apabila yang dijamin dikemudian hari ternyata tidak memenuhi
kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan yang diperjanjikan atau cidera janji.
Pengertian secara umum leter of credit meurupan suatu pernyataan dari bank
atas permintaan nasabah (biasanya importir) untuk menyediakan dan membayar
sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga (penerima L/C atau eksportir).
Pengertian L/C juga sering disebut dengan kredit berdokumen atau documentary
credit.
Wali amanat merupakan pihak yang ditunjuk oleh emiten untuk mewakili
kepentingan investor (para pemegang obligasi). Wali amanat adalah kegiatan usaha
yang dapat dilakukan oleh bank umum untuk mewakili kepentingan pemegang surat
berharga berdasarkan perjanjian antara bank umum dengan emiten surat berharga
yang bersangkutan.
Kliring adalah merupakan jasa penyelesaian utang-piutang antarbank dengan
cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring.

16
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Widjaja & Jono. 2006. Penerbitan Obligasi dan Peran serta Tanggung Jawab wali
Amanat dalam Pasar Modal. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Kasmir. 2015. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi 2014). Jakarta:Rajawali
Pers.

Kasmir. 2012. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta:Rajawali Pers.

Mohammad Irsan Nasarudin. 2007. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

17

Anda mungkin juga menyukai