Anda di halaman 1dari 15

Modul 7 Akad Mudharabah

AKAD MUDHARABAH
Tujuan Umum Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pelaporan dalam akad bagi hasil

Tujuan Khusus Pembelajaran


1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang rukun akad mudharabah
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang akad mudharabah
3. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis akad mudharabah
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan untuk transaksi dalam akad mudharabah

A. Pengertian Mudharabah
Kata mudharabah berasal dari kata dharb ( ‫ ) ضرب‬yang berarti memukul atau
berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini maksudnya adalah proses seseorang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Suatu kontrak disebut mudharabah,
karena pekerja (mudharib) biasanya membutuhkan suatu perjalanan untuk

1|Page
Modul 7 Akad Mudharabah

menjalankan bisnis. Sedangkan perjalanan dalam bahasa Arab disebut juga dharb fil
Ardhi (‫)ِِ ضرب أاْل َ أرض فِي‬.
Dalam bahasa Iraq (penduduk Iraq) menamakannya mudharabah, sedangkan
penduduk Hijaz menyebutnya qiradh. Qiradh berasal dari kata al-qardhu, yang
berarti al-qath’u (potongan) karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk
diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungannya.
Kemudian berdasarkan PSAK 105 mudharabah adalah akad kerjasama usaha
antara dua pihak di mana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana,
sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan
dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya
ditanggung oleh pemilik dana.

B. Rukun Akad Mudharabah


Faktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah:
1. Transaktor (pemilik modal dan pelaksana usaha.
2. Objek mudharabah (modal dan kerja)
3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)

C. Syarat akad mudharabah yaitu sebagai berikut:


I. Transaktor
Dalam akad mudharabah, harus ada minimal dua pelaku. Pihak pertama bertindak
sebagai pemilik modal, dan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana
usaha. Sedangkan untuk ketentuan syariahnya yaitu:
1. Pelaku harus cakap hukum dan baligh.
2. Dapat dilakukan sesama atau dengan non muslim.
3. Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi ia boleh
mengawasi.
4. Objek mudharabah (modal dan kerja)
II. Objek mudharabah
Objek Mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan
oleh pelaku. Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai objek mudharabah,
sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek
mudharabah. Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci

2|Page
Modul 7 Akad Mudharabah

berapa nilai uangnya. Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian,
keterampilan, management skill, dan lain-lain. Menurut Fatawan DSN No. 7 Tahun
2000, bahwa kegiatan usaha harus memperhatikan:
1) Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur tangan penyedia
dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan pengawasan.
2) Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola sedemikian
rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan mudharabah, yaitu
keuntungan.
3) Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam tindakannya
yang berhubungan dengan mudharabah dan harus mematuhi kebiasaan yang
berlaku dalam aktivitas itu

D. Jenis- Jenis Mudharabah


1. Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah yaitu mudharabah yang pemilik dananya memberikan
batasan kepada pengelola dana mengenai lokasi, cara, dan atau objek investasi atau
sektor usaha. Dalam PSAK 105 par. 7 tantang mudharabah, batasan tersebut bisa
berupa:
a. Tidak mencampurkan dana yang dimiliki oleh pemilik dana dengan dana
lainnya;
b. Tidak menginvestasikan dananya pada teransaksi penjualan cicilan tanpa
penjamin atau jaminan;
Apabila pengelola dana bertindak bertentangan dengan syarat-syarat yang diberikan
oleh pemilik dana, maka pengelola dana harus bertanggung jawab atas konsekuensi
yang ditimbulkannya, termasuk konsekuensi keuangan.
Dalam praktik perbankan mudharabah Muqqayadah terdiri atas dua jenis
yaitu Mudharabah Muqqayadah Executing dan Mudharabah Muqqayadah Channeling.
Pada Mudharabah Muqqayadah executing, bank syariah sebagai pengelola menerima
dana dan dari pemilik dana dengan pembatasan dalam hal tempat, cara, dan atau
objek investasi. Akan tetapi, bank syariah memiliki kebebasan dalam melakukan
seleksi terhadap calon mudharib yang layak meneglola dana tersebut. Sementara itu,
pada Mudharabah Muqqayadah Channeling, bank syariah tidak memiliki kewenangan
dalam menyeleksi calon mudharib yang akan mengelola dana tersebut.

3|Page
Modul 7 Akad Mudharabah

2. Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana dan
pengelola tanpa adanya pembatasan oleh pemilik dana dalam hal tempat, cara,
maupun objek investasi. Dalam hal ini, pemilik dana memberi kewenangan yang
sangat luas kepada mudharib untuk menggunakan dana yang diinvestasikan. Dalam
perbankan syariah kontrak mudharabah muthlaqah digunakan untuk tabungan
maupun pembiayaan. Pada tabungan mudharabah, penabung berperan sebagai
pemilik dana, sedang bank sebagai pengelola yang mengkontribusikan keahliannya
dalam mengelola dana penabung. Sedangkan pada investasi mudharabah, bank
berperan sebagai pemilik dana yang menginvestasikan dana yang ada padanya
kepada pihak lain yang memerlukan dana untuk keperluan usahanya. Mudharabah
mutlaqah biasa juga disebut dengan mudharabah mutlak atau mudharabah tidak
terikat.
3. Mudharabah Musytarakah
Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah di mana pengelola dana
menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. Di awal kerja sama,
akad yang disepakati adalah akad mudharabah dengan 100% modal dari pemilik
dana, setelah berjalannya operasi usaha dengan pertimbangan tertentu dan
kesepakatan dengan pemilik dana, pengelola ikut menambahkan modalnya dalam
usaha tersebut. Kemudian akadnya disebut mudharabah musytarakah, yaitu
perpaduan antara akad mudharabah dan musyarakah

D. Perhitungan Transaksi Mudharabah


1. Saat Penandatanganan Akad Mudharabah
Jurnal pada tanggal 1 Agustus atau saat akad mudharabah ditandatangani terdiri atas
jurnal pembukaan rekening administratif komitmen pembiayaan PT Haniya dan
jurnal pembebanan biaya administrasi.

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Db. Pos lawan komitmen


01/08/XA administratif pembiayaan 1.450.000.000

Kr. Kewajiban komitmen 1.450.000.000

4|Page
Modul 7 Akad Mudharabah

administratif pembiayaan

(izin tarik tgl 10 Agustus sebesar


1.450.000.000)

Db. Kas/Rekening nasabah -PT.


Haniya 14.500.000

Kr. Pendapatan administrasi 14.500.000

2. Penyerahan Investasi Mudharabah


Usaha mudharabah dianggap mulai berjalan sejak dana atau modal usaha
mudharabah diterima oleh pengelola dana. Berdasarkan PSAK 105 disebutkan bahwa
dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi
mudharabah pada saat pembayaran kas kepada pengelola dana. Investasi
mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan.
Misalkan tanggal 10 Agustus 20XA, BMS mencairkan pembiyaan sebesar Rp
1.450.000.000 untuk investasi mudharabah.

Tanggal Rekening Debit Kradit

05/10/XA Db. Investasi mudharabah* 1.450.000.000

Kr. Kas/Rekening nasabah 1.450.000.000

Db. Kewajiban komitmen


05/10/XA administratif pembiayaan 14.500.000

Kr. Pos lawan komitmen


administratif pembiayaan 14.500.000

*Dalam praktik perbankan, istilah “investasi mudharabah”, sebagai mana yang


terdapat dalam PSAK 105, belum umum dipakai. Saat ini perbankan syariah di
Indonesia masih menggunakan istilah “pembiayaan mudharabah”.

3. Penerimaan Bagi Hasil Mudharabah


Berdasarkan PSAK 105 par. 22 dinyatakan bahwa pengakuan penghasilan usaha
mudharabah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas
realisasi penghasilan usaha dari pengelola dana dan tidak diperkenankan mengakui

5|Page
Modul 7 Akad Mudharabah

pendapatan dari proyeksi bagi hasil. Sekiranya hasil usaha belum dibayar oleh
pengelola, bagian tersebut diakui sebagai piutang.
Berikut adalah realisasi laba bruto PT Haniya selama 10 bulan yang dilaporkan setiap
tanggal 10 bulan berikutnya.

Tanggal
Jumlah laba bruto Porsi bank 30% Pembayaran
No. Bulan (Rp) (Rp) Hasil

1 Agustus 20.000.000 6.000.000 10 Sep

2 September 50.000.000 15 000.000 10 Okt

3 Oktober 45.000.000 13.500.000 10 Nov

4 November 40.000.000 12.000.000 10 Des

5 Desember 60.000.000 18.000.000 10 Jan

6 Januari 50.000.000 15.000.000 10 Feb

Tanggal
Jumlah laba bruto Porsi bank 30% Pembayaran
No. Bulan (Rp) (Rp) Hasil

7 Februari 40.000.000 12.000.000 10 Mar

8 Maret 50.000.000 15.000.000 10 Apr

9 April 55.000.000 16.500.000 05 Jun

10 Mei 60.000.000 18.000.000 15 Jun

Klasifikasi transaksi di atas yaitu sebagai berikut.


a) Penerimaan bagi hasil yang pembayarannya dilakukan bersamaan dengan
pelaporan bagi hasil, seperti pada bulan Agustus, September, Oktober November,
Desember, Januari, Februari, Maret. Bentuk transaksinya sebagai berikut.

6|Page
Modul 7 Akad Mudharabah

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

10/09/XA Db. Kas/Rekening nasabah 6.000.000

Kr. Pendapatan bagi hasil


mudharabah 6.000.000

10/10/XA Db. Kas/Rekening nasabah 15.000.000

Kr. Pendapatan bagi hasil


mudharabah 15.000.000

10/11/XA Db. Kas/Rekening nasabah 13.500.000

Kr. Pendapatan bagi hasil


mudharabah 13.500.000

10/12/XA Db. Kas/Rekening nasabah 12.000.000

Kr. Pendapatan bagi hasil


mudharabah 12.000.000

10/01/XB Db. Kas/Rekening nasabah 18.000.000

Kr. Pendapatan bagi hasil


mudharabah 18.000.000

10/02/XB Db. Kas/Rekening nasabah 12.000.000

Kr. Pendapatan bagi hasil


mudharabah 12.000.000

10/03/XB Db. Kas/Rekening nasabah 15.000.000

Kr. Pendapatan bagi hasil


mudharabah 15.000.000

10/04/XB Db. Kas/Rekening nasabah 15.000.000

Kr. Pendapatan bagi hasil


mudharabah 15.000.000

7|Page
Modul 7 Akad Mudharabah

b) Penerimaan bagi hasil yang waktu pembayarannya berbeda dengan tanggal


pelaporan bagi hasil seperti pada bulan April dan Mei. Berdasarkan PSAK 105
disebutkan bahwa bagian hasil usaha belum dibayar oleh pengelola, maka bagian
tersebut diakui sebagai piutang. Bentuk transaksinya adalah sebagai berikut.

Tanggal Rekening Bebit (Rp) Kredit (Rp)

Db. Piutang pendapatan bagi hasil


10/05/XB mudharabah 16.500.000

Kr. Pendapatan bagi hasil mudharabah


– akrual 16.500.000

05/06/XB Db. Kas/rekening nasabah 16.500.000

Kr. Piutang pandapatan bagi hasil


mudharabah 16.500.000

Db. Piutang pendapatan bagi hasil


10/06/XB mudharabah 18.000.000

Kr. Pendapatan bagi hasil mudharabah


– akrual 18.000.000

15/06/XB Db. Kas/rekening nasabah 18.000.000

Kr. Piutang pandapatan bagi hasil


mudharabah 18.000.000

4. Saat Akad Berakhir


Pada tanggal 10 juni, saat jatuh tempo, PT Haniya malunasi investasi mudharabah
sebesar Rp 1.450.000.000. Maka, jurnal transaksi tersbut adalah sebagai berikut.

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

10/06/XB Db. Kas/rekening nasabah 1.450.000.000

Kr. Investasi mudharabah 1.450.000.000

8|Page
Modul 7 Akad Mudharabah

5. Penyajian dan Pengungkapan Transaksi Mudharabah


Penyajian
Investasi mudharabah atau transaksi mudharabah disajikan dalam laporan keuangan
(pada bagian asset) sebesar nilai tercatat (PSAK 105 paragraf 36).
Pengungkapan
Berdasarkan PSAK 105 paragraf 38 dan PAPSI (2006) terdapat beberapa hal yang
harus diungkap dalam transaksi mudharabah. Beberapa hal tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah (PSAK 105 paragaraf 38a)
2. Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya (PSAK 105
paragraf 38b)
3. Jumlah investasi mudharabah yang diberikan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa (PAPSI, 2006)
4. Jumlah investasi mudharabah yang telah direstrukturisasi dan informasi lain
tentang mudharabah yang direstrukturisasi selam periode berjalan (PAPSI,
2006)
5. Metode yang digunakan untuk menentukan penyisihan khusus dan umum
(PAPSI, 2006)
6. Kebijakan manajemen dan pelaksanaan pengendalian resiko portofolio
investasi mudharabah (PAPSI, 2006)
7. Besarnya investasi mudharabah bermasalah dan penyisihannya untuk setiap
sektor ekonomi (PAPSI, 2006)
8. Kebijakan dan metode yang dipergunakan dalam penanganan mudharabah
bermasalah (PAPSI, 2006)
9. Ikhtisar investasi mudharabah yang dihapus buku (PAPSI, 2006)
10. Kerugian atas penurunan nilai investasi mudharabah (apabila ada) (PAPSI,
2006)

PRINSIP PEMBAGIAN HASIL USAHA


♦ Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi
hasil (revenue sharing) atau bagi laba (profit sharing).
♦ Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah
laba bruto (gross profit) bukan total pendapatan usaha (omzet).

9|Page
Modul 7 Akad Mudharabah

♦ Sedangkan dalam prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba neto (net
profit) yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan
modal mudharabah.

PERLAKUAN AKUNTANSI
AKUNTANSI UNTUK PEMILIK DANA
1. Akad Mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset
nonkas kepada pengelola dana
2. Pengukuran Akad Mudharabah dalam bentuk kas dan non-kas pada saat
kontrak
3. Jurnal pada saat penyerahan kas sebesar jumlah yang dibayarkan;
Dr. Investasi mudharabah xxx
Cr. Kas xxx

Tn. Chrismen, setuju memberikan modal mudharabah kepada Ny. Bertha, sebesar Rp.
30 Juta dalam bentuk uang tunai

NERACA
Aset Liab+Equitas

Investasi Mudharabah 30.000.000

Jurnal Penyerahan modal mudharabah berupa Aset Non Kas:


● Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui
sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad
mudharabah;

10 | P a g e
Modul 7 Akad Mudharabah

Dr. Investasi mudharabah xxx


Cr. Aset Mudha./Persediaan xxx
Cr. Keuntungan M. Tangguhan xxx
Dr. Keuntungan M. Tangguhan xxx
Cr. Keuntungan Aset M. xxx
● Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui
sebagai kerugian.
Dr. Investasi mudharabah xxx
Dr. Kerugian xxx
Cr. Aset non kas xxx

Tn. Chrismen, menyerahkan 4 unit mesin jahit kepada Ny. Bertha, nilai wajar Rp. 20
Juta, HP Rp. 18. juta

NERACA
Aset Liab+Equitas

Investasi Mudharabah 30.000.000

Investasi Mudha (nonkas) 20.000.000


Keuntungan M. Tangguhan (2.000.000)

Penurunan nilai aset nonkas.


● Terjadi sebelum usaha dimulai: diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo
investasi mudharabah.
Dr. Kerugian investasi mudharabah xxx
Cr. Investasi mudharabah xxx
● Terjadi setelah usaha dimulai: diakui sebagai kerugian dan diperhitungkan
pada saat pembagian bagi hasil.
Dr. Kerugian investasi mudharabah xxx
Cr. Penyisihan Investasi Mudharabah xxx
Dr. Kas xxx
Dr. Penyisihan Investasi Mudharabah xxx
Cr. Pendapatan bagi hasil mudharabah xxx

11 | P a g e
Modul 7 Akad Mudharabah

● Pencatatan kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad


mudharabah berakhir, diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan
kerugian investasi.
Dr. Kerugian Mudharabah xxx
Cr. Penyisihan Kerugian
Investasi mudharabah xxx

Keuntungan
♦ Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai
piutang
Dr. Piutang pendapatan bagi hasil xxx
Cr. Pendapatan bagi hasil mudharabah xxx
♦ Saat pengelola dana membayar bagi hasil,
Dr. Kas xxx
Cr. Piutang pendapatan bagi hasil xxx
Tn. Chrismen,memperoleh laporan dari Ny. Bertha, atas bagi hasil sebesar (70% x Rp.
5 juta) yang belum dibayarkan

Kerugian
♦ Pengakuan Kerugian secara langsung
Dr. Kerugian Investasi Mudharabah xxx
Cr. Investasi Mudharabah xxx
♦ Pengakuan Kerugian tidak langsung
Dr. Kerugian Investasi Mudharabah xxx
Cr. Cad. Kerugian Investasi Mudharabah xxx
Dr. Cad. Kerugian Investasi Mudharabah xxx
Cr. Investasi Mudharabah xxx
 Pada saat akad mudharabah berakhir
Dr. Kas/Piutang/Aset non-kas xxx
Dr. Penyisihan Kerugian investasi xxx
Cr. Investasi Mudharabah xxx
Cr. Keuntungan xxx

12 | P a g e
Modul 7 Akad Mudharabah

ATAU
Dr. Kas/Piutang/Aset non-kas xxx
Dr. Penyisihan Kerugian investasi xxx
Dr. Kerugian xxx
Cr. Investasi Mudharabah xxx

 Penyajian : Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan


keuangan sebesar nilai tercatat.
 Pengungkapan: Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi
mudharabah, tetapi tidak terbatas, pada:
 isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana,
pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain;
 rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya;
 penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan;
 pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101tentang Penyajian
Laporan Keuangan Syari’ah.

AKUNTANSI UNTUK PENGELOLA DANA


1. Pengakuan Dana Syirkah Temporer
Dana Syirkah Temporer diakui pada saat kas atau aset nonkas diterima
2. Pengukuran Dana Syirkah Temporer
Dana Syirkah Temporer diukur sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset
nonkas yang diterima.
Dr. Kas/aset non-kas xxx
Cr. Dana syirkah temporer xxx
 Jurnal ketika menerima pendapatan bagi hasil (apabila dana syirkah temporer
disalurkan kembali)
Dr. Kas/Piutang xxx
Cr. Pendapatan yang belum dibagikan xxx
Jurnal ketika dibagihasilkan pada pemilik dana
Dr. Beban bagihasil mudharabah xxx
Cr. utang bagi hasil mudaharabah xxx

13 | P a g e
Modul 7 Akad Mudharabah

 Jurnal pada saat pengelola dana membayar bagi hasil


Dr. Utang bagi hasil mudharabah xxx
Cr. Kas xxx

● Mencatat pendapatan dan beban apabila apabila dana dikelola sendiri


Dr Kas/Piutang xxx
Cr. Pendapatan xxx
Dr Beban xxx
Cr. Kas/utang xxx
 Jurnal penutup untuk pendapatan dan beban, apabila perusahaan untung
Dr. Pendapatan xxx
Cr. Pendapatan yang belum dibagikan xxx
Cr. Beban xxx
Jurnal penutup yang dibuat apabila dana dikelola sendiri dan rugi
Dr. Pendapatan xxx
Dr. Penyisihan kerugian xxx
Cr. Beban xxx
Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana
diakui sebagai beban pengelola dana
Dr. Beban xxx
Cr. Utang lain-lain/kas xxx

 Diakhir akad pencatatan yang akan dilakukan:


Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas/Aset non-kas xxx
 Jika ada penyisihan kerugian sebelumnya:
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas/Aset non-Kas xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx`

Penyajian dalam laporan keuangan:


● dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai tercatatnya
untuk setiap jenis mudharabah;

14 | P a g e
Modul 7 Akad Mudharabah

● bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum
diserahkan kepada pemilik dana disajikan sebagai pos bagi hasil yang belum
dibagikan di kewajiban.
Pengungkapan
a. isi kesepakatan utama usaha mudharabah,
b. rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya;
c. penyaluran dana berasal mudharabah muqayadah.

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai