Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Miqdaroh

NIM : 2823123115

Prodi : Perbankan Syariah / IV-D

Matkul : Fiqih Muamalah Kontemporer

Analisis Leasing

A. Hukum diperbolehkannya Leasing


1. Dasar Hukum
Leasing/Al-Ijarah sebenarnya di perbolehkan dalam syariat,
dasar hukum diperbolehkannya Al-Ijarah sesuai dengan QS. Al-
Baqarah : 233


()
Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu
kerjakan. (QS.Al-Baqarah: 233)

2. Analisis
Seperti yang kita ketahui bahwa Leasing/Al-Ijarah merupakan
akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa dalam batasan
waktu tertentu, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan atas barang. Sewa guna usaha
syariah adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi
maupun tanpa hak opsi yang akan digunakan oleh penyewa
selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
angsuran.
Dari ayat diatas yang mengungkapkan apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Ungkapan tersebut menunjukkan adanya suatu
jasa yang telah diberikan berkat adanya pembayaran kewajiban upah/jasa pada
orang lain yang diberikan secara benar/sesuai. Dalam hal ini termasuk didalamnya
jasa penyewaan atau leasing.

Jenis leasing yang yang diperbolehkan menurut syara adalah jenis Operating
Leasing, karena dalam Operating Lease pada akhir masa kontrak tidak
mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha. Jadi dalam
Operating Lease hanya terjadi 1 transaksi saja yakni sewa guna usaha/jasa yang
mana pada akhir transaksi tidak diberikan hak opsi untuk memilih. Hal inilah yang
menjadi dasar diperbolehkannya Leasing menurut syara.
B. Hukum tidak diperbolehkannya Leasing
1. Dasar Hukum


Nabi SAW melarang dua kesepakatan dalam satu kesepakatan (Shafqatain fi
shafqatin wahidah) (HR. Ahmad, Al Musnad, I/398)

2. Analisis
Dari hadist diatas menunjukkan bahwa Leasing tidak
diperbolahkan karena dalam Leasing terjadi penggabungan dua
buah akad yaitu sewa menyewa dan jual beli menjadi satu akad. Padahal
syara telah melarang keras penggabungan sebuah akad menjadi satu akad. Hal
semacam ini terjadi karena dikhawatirkan barang yang disewakan dalam transaksi
leasing sudah rusak tetapi harga jual masih tetap tinggi dan jika seperti itu terjadi
maka akan merugikan pihak yang menyewa. Padahal dalam sewa menyewa ataupun
jual beli syarat sahnya salah satunya yaitu menguntungkan kedua belah pihak.
Jika kita kaitkan dengan jenis teknik Leasing, maka dapat disimpulkan bahwa
jenis Leasing dalam bentuk Financial Leasse yang tidak diperbolehkan menurut
syara karena dalam Financial Lease pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi
untuk membeli atau tidak obyek sewa guna usaha berdasarkan kesepakatan. Jadi
jenis Financial Lease yang menurut syara tidak diperbolehkan dan haram
hukumnya.

Anda mungkin juga menyukai