OLEH :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena berkat dan
anugerah Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas Critical Book Report ini tepat pada waktunya.
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari dosen pengampu kami Ibu “Erny Luxy D.Purba, S.E., M.Si.” dalam mata kuliah
“Akuntansi Keuangan II”.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis berharap, dengan adanya tugas ini
dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun
pembaca.
Saya sadar bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan waktu yang dimiliki. Maka dari itu, saya
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar menjadi panduan dalam penyusunan
laporan saya berikutnya.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENGANTAR
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 1
BAB II ISI
2.1 Pengertian Sekuritas Dilutif ........................................................................... 2
2.2 Macam-macam Sekuritas Dilutif ................................................................... 2
2.3 Earning Per Share .......................................................................................... 5
ii
BAB I
PENGANTAR
Sesuai dengan istilah “dilutif” yang berarti penurunan, sama hal -nya denganSekuritas
Dilutif yang dimana merupakan surat berharga yang dapatdikonversikan menjadi saham biasa
sehingga pada saat dikonversikan akanmemengaruhi jumlah saham yang beredar dan
berdampak pada penurunan nilaiLaba Per Saham atau terdilusi. Lebih simpelnya bahwa
dalam perhitungan laba per saham komponen atas (Pembilang) yang merupakan Earning atau
Pendapatansedangkan pada komponen bawah perhitungan EPS (Penyebut) yang
merupakanOutstanding Common Stock atau saham biasa yang beredar dimana jika semakin
banyak jumlah saham yang beredar dikerenakan adanya sekuritas dilutive makaakan
berpotensi menurunkan nilai EPS atau sering dikenal dengan istilah Laba PerSaham Dilusian.
Pada prinsipnya dalam menghitung Laba Per Saham Dilusian, perlu dipahami bahwa
sekuritas dianggap dilutif bila dikonversi menjadi saham biasa, dapat berpotensi menurunkan
laba bersih per saham. Karena ada saatnya tidak dilakukan perhitungan Laba Per Saham
dilusian apabila efek berpotensi saham biasa yangdimiliki perusahaan bersifat antidilutif.
Maksudnya bahwa efek tersebut tidak berpotensi menurunkan EPS atau bisa jadi malah
menaikan nilai EPS.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari sekuritas dilutif
2. Mengetahui macam-macam sekuritas dilutif
3. Mengetahui tentang earning per share
1
BAB II
ISI
2
a. Opsi Saham
Opsi saham merupakan kontrak yang diterbitkan oleh investor untuk dijual kepada
investor lainnya dimana kontrak tersebut memberikan opsi/hak bagi penerimanya untuk
menjual/membeli suatu saham perusahaan (underlying stock) yang menjadi dasar
perdagangan opsi tersebut dalam jumlah dan pada harga yang telah ditetapkan sebelumnya
(exercise price), serta berlaku dalam periode tertentu. Opsi saham dibagi atas dua jenis yaitu
opsi beli (call option) dan opsi jual (put option). Opsi menyebabkan jumlah saham
perusahaan yang beredar menjadi bertambah sehingga mendilusi Laba Per Saham.
b. Waran Saham
Waran saham merupakan opsi yang diberikan oleh perusahaan kepada pemilik waran
untuk membeli saham dengan harga tertentu dalam waktu tertentu. Perbedaan utama waran
saham dengan opsi saham adalah pihak yang mengeluarkannya dan jenisnya. Waran
dikeluarkan oleh perusahaan penerbit saham sedangkan opsi dikeluarkan oleh investor.
c. Obligasi Konversi
Obligasi Konversi merupakan surat utang yang memberikan fitur opsi bagi pemegangnya
untuk mengonversikannya menjadi saham biasa perusahaan setelah, selama, atau pada
tanggal tertentu setelah surat utang dikeluarkan biasanya pada rasio pertukaran yang sudah
ditentukan terlebih dahulu pada penerbitan obligasi tersebut. Sekuritas ini merupakan
sekuritas hibrida yaitu suatu sekuritas yang terdiri dari dua unsur yaitu utang dan ekuitas.
Terdapat beberapa alasan bagi perusahaan untuk mengeluarkan utang konversi. Pertama,
meningkatkan permodalan perusahaan dengan kemungkinan mengeluarkan saham dalam
jumlah yang lebih kecil. Kedua, fitur konversi yang melekat pada obligasi dapat berfungsi
sebagai pemanis yang berdampak pada tingginya permintaan atas obligasi tersebut dan
turunnya biaya modal dari pengeluaran obligasi tersebut.
3
Berikut ilustrasi dari Obligasi Konversi :
4
Maksudnya bahwa efek tersebut tidak berpotensi menurunkan EPS atau bisa jadi malah
menaikan nilai EPS.
2.3 Earning Per Share
Pengertian EPS (Earning per Share atau Laba per Saham) dan Rumus EPS – Laba per
Saham atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Earning per Share yang disingkat dengan
EPS adalah bagian dari laba perusahaan yang dialokasikan ke setiap saham yang beredar.
Laba per saham atau Earning per Share ini merupakan indikator yang paling banyak
digunakan untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan.
Laba per saham adalah ukuran profitabilitas yang sangat berguna dan apabila
dibandingkan dengan Laba per Saham pada perusahaan sejenisnya, Laba per Saham ini akan
memberikan suatu gambaran yang sangat jelas tentang kekuatan profitabilitas antara
perusahaan yang bersangkutan dengan perusahaan pembandingnya. Perlu diketahui bahwa
perusahaan pembandingnya harus merupakan perusahaan yang bergerak di jenis industri yang
sama. Earning per Share atau EPS ini apabila dihitung selama beberapa tahun, maka akan
menunjukan apakah profitabilitas perusahaan tersebut semakin membaik atau malah semakin
memburuk. Investor biasanya akan menginvestasikan dananya pada perusahaan yang Laba
per Sahamnya yang terus meningkat.
Pertumbuhan EPS (Earning per Share) merupakan ukuran penting kinerja perusahaan
karena menunjukan berapa banyak uang yang dihasilkan perusahaan untuk pemegang
sahamnya. Tidak hanya karena perubahan keuntungan namun juga setelah semua dampak
penerbitan saham baru.
a. Rumus EPS (Earning per Share atau Laba per Saham)
EPS (Earning per Share atau Lembar per Saham) dihitung dengan membagi laba bersih
setelah pajak dan dividen yang dibagikan dengan jumlah saham yang beredar. Earning per
Share ini dapat dinyatakan dengan rumus EPS dibawah ini :
Laba per Saham (EPS) = (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen) / Jumlah Saham yang
Beredar
Jika terjadi perubahan struktur modal (contohnya perubahan jumlah saham) selama
perioda pelaporan, maka saham yang beredar harus dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang
saham (weighted average share) yang beredar selama tahun berjalan.
Laba per saham ( Earnings Per Share ) merupakan alat ukur yang berguna untuk
membandingkan laba dari berbagai satuan usaha yang berbeda dan untuk membandingkan
laba satu-satuan dari waktu ke waktu manakala terjadinya perubahan dalam struktur modal.
5
Ketika mengevaluasi perusahaan investor tidak langsung puas dengan hanya mengetahui
laba telah meningkat. Investor ingin mengetahui bagaimana kaitan antara laba bersih dengan
saham yang dimiliki dan dengan harga pasar saham. Laba per saham (LPS) dengan ringkas
menyajikan kinerja perusahaan dikaitkan dengan harga pasar saham beredar. LPS yang
dikaitkan dengan harga pasar saham (Price-Earning Ratio) bisa memberikan gambaran
tentang kinerja perusahaan dibanding dengan uang yang ditanam pemilik perusahaan.
Data laba per saham sudah diakui secara luas dalam laporan tahunan yang dikeluarkan
oleh perusahaan, dalam media penerbitan, dan dalam publikasi laporan keuangan.
Pengukuran ini sering dianggap sebagai faktor penentu yang penting untuk harga pasar saham
biasa.
Penerapan keseragaman teknik penghitungan LPS secara konsisten dan sederhana
tidaklah mudah, karena terdapat berbagai cara untuk menentukan dua variabel penentu LPS
yang keduanya sulit untuk dihitung, yaitu :
• Jumlah laba dalam satu periode
• Jumlah saham biasa yang beredar selama periode bersangkutan.
Jumlah laba sangat dipengaruhi oleh metode-metode akuntansi yang diterapkan oleh
perusahaan, sedangkan jumlah saham biasa beredar dipengaruhi oleh penambahan atau
pengurangan saham dalam satu periode di samping adanya peluang penambahan dari efek
yang memiliki potensi untuk diubah menjadi saham biasa (Potential Common Share), seperti
opsi dan kontrak perolehan saham lain.
Penghitungan laba per saham tidak hanya berdasarkan saham biasa beredar tapi juga
berdasarkan jumlah lembar saham yang akan beredar jika sekuritas konvertibel tertentu
ternyata dikonversi dan jika opsi atas saham tertentu ternyata digunakan.
Laba per saham akan menurun jika saham biasa diterbitkan karena pengkonversian
sekuritas dan penggunaan opsi. Akibat kejadian tersebut, laba per saham akan menurun dan
disebut dengan laba per saham dilusian (Dilution Of Earnings). Namun demikian, dalam
beberapa hal pengguanaan opsi atau konversi sekuritas dapat mengakibatkan kenaikan LPS.
Akibat tersebut disebut sebagai laba antidilusian ( Antidilution Of Earnings ) sekuritas atau
surat berharga yang akan mengakibatkan penurunan LPS disebut sekuritas dilutif (Dilutive
Securities), dan yang akan mengakibatkan kenaikan LPS disebut sebagai sekuritas antidilutif
( Antidilutive Securities ).
6
b. Laba Per Saham Struktur Modal Sederhana
Struktur modal perusahaan dikatakan sederhana ( Simple Capital Structure ) jika hanya
terdiri dari saham biasa dan tidak mencakup saham biasa potensial ( sekuritas konvertibel,
opsi, waran ).
Laba per saham = ( laba bersih dikurangi dividen saham preferen ) dibagi Jumlah rata -rata
tertimbang saham biasa beredar
Pembilang maupun penyebut ataupun keduanya harus disesuaikan terlebih dulu karena
adanya kondisi sebagai berikut :
• Jika saham biasa diterbitkan atau diperoleh kembali dalam suatu periode, maka harus
dihitung rata-rata tertimbang seluruh saham yg beredar.
• Jika jumlah saham beredar telah berubah selama suatu periode akibat adanya dividen
saham, pemecahan saham, atau kebalikan pemecahan saham (Reverse Split).
• Jika struktur modal mencakup saham preferen nonkonvertibel.
• Laba Per Saham Struktur Modal Kompleks
7
• Konversi sekuritas konvertibel pada awal periode atau pada saat penerbitan, mana
yang lebih lambat.
• Penghapusan bunga yang berhubungan, sesudah pajak.
Jadi pembagi/penyebut : Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar + saham yang
diasumsikan dapat diterbitkan. Dan pembilang : Laba bersih + jumlah beban bunga sesudah
pajak.
Jika obligasi dijual dengan premi atau diskonto, maka beban bunga harus disesuaikan
setiap periode untuk memperhitungkan kejadian ini.
Jika sekuritas konvertibel adalah saham preferen konvertibel, maka saham preferen
konvertibel itu akan dianggap sebagai saham biasa yang potensial dan dianggap sebagai
saham beredar dalam perhitungan LPS Dilusian. Dividen saham preferen tidak dikurangi dari
laba bersih saat menghitung pembilang karena diasumsikan bahwa saham preferen
konvertibel dikonversi dan beredar sebagai saham biasa.
d. LPS Dilusian - Opsi dan Waran.
Opsi saham dan waran yang beredar (apakah dapat atau tidak dapat digunakan saat ini)
dimasukkan dalam LPS dilusian kecuali jika bersifat antidilutif. Opsi saham dan waran serta
ekuivalennya dimasukkan dalam perhitungan LPS melalui metode saham treasuri (Treasury
Stock Method).
Metode saham treasuri mengasumsikan bahwa opsi atau waran digunakan pada awal
tahun atau tanggal penerbitan, mana yg lebih lambat. Dan hasil penggunaannya akan
digunakan untuk membeli saham.
e. Contoh Kasus Perhitungan Laba per Saham (Earning per Share atau EPS)
Berikut ini adalah contoh perhitungan Laba per lembar saham dengan menggunakan
Rumus EPS yang disebutkan diatas.
Contoh 1
Perusahaan XXZZ mempunyai saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar pada tahun 2016,
Laba bersih setelah pajak adalah Rp. 1 miliar. Perusahaan A kemudian memutuskan untuk
membagikan 10% dividen atau sekitar Rp. 100 juta kepada pemegang sahamnya. Berapakah
Earning Per Share (EPS) atau Laba per lembar sahamnya ?
Diketahui :
Jumlah Saham yang beredar = 1.000.000
lembar saham Laba bersih setelah Pajak = Rp. 1.000.000.000,-
Dividen yang dibagikan = Rp. 100.000.000,-
Laba per Saham = ?
8
Jawaban :
Laba per Saham (EPS) = (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen) / Jumlah Saham yang
Beredar
Laba per Saham (EPS) = (Rp. 1.000.000.000 – Rp. 100.000.000) / 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = Rp. 900.000.000 / 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = Rp. 900,-
Jadi Laba per Saham atau Earning per Share (EPS) PT. XXZZ adalah sebesar Rp. 900,-
Contoh 2
PT. AABB mempunyai saham yang beredar sebanyak 1.500.000 lembar dengan perincian
sebagai berikut :
01 Januari 2016, Saham yang beredar sebanyak 1.000.000 lembar
01 Juli 2016, penambahan saham baru sebanyak 500.000 lembar
Laba bersih setelah Pajak PT. AABB adalah sebesar Rp. 1 miliar. Dividen saham yang akan
diberikan kepada pemegang sahamnya adalah sebesar 10% atau Rp. 100 juta dari laba bersih
setelah pajak. Berapakah Earning per Share atau Laba per lembar Sahamnya ?
Diketahui :
Laba bersih setelah Pajak = Rp. 1.000.000.000,-
Dividen yang dibagikan = Rp. 100.000.000,-
Jumlah Saham yang beredar = 1.250.000 lembar, dihitung dengan cara rata-rata tertimbang
seperti dibawah ini :
Lama
Jumlah Bobot Rata-rata
peredaran
Saham (Weight) Tertimbang
(bulan)
Jawaban :
Laba per Saham (EPS) = (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen) / Jumlah Saham yang
Beredar
Laba per Saham (EPS) = (Rp. 1.000.000.000 – Rp. 100.000.000) / 1.250.000
Laba per Saham (EPS) = Rp. 900.000.000 / 1.250.000
Laba per Saham (EPS) = Rp. 720,-
9
Jadi Laba per lembar Saham atau Earning per Share (EPS) PT. XXZZ adalah sebesar Rp.
720,-
f. Penilaian EPS (Earning per Share atau Laba per Saham)
Umumnya, Laba per Saham yang tinggi menandakan profitabilitas yang lebih baik
dibandingkan dengan Laba per Saham yang rendah. Artinya, perusahaan dapat menghasilkan
laba yang lebih tinggi untuk dibagikan ke pemegang sahamnya. Meskipun demikian, investor
tidak hanya memperhatikan nilai dari Laba per lembar saham ini saja untuk membuat
keputusan membeli atau tidak membeli saham pada perusahaan yang bersangkutan, karena
pada dasarnya EPS ini dapat berubah menjadi tinggi apabila jumlah saham yang beredar
dikurang.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada umumnya, Laba per Saham yang tinggi menandakan profitabilitas yang lebih baik
dibandingkan dengan Laba per Saham yang rendah. Artinya, perusahaan dapat menghasilkan
laba yang lebih tinggi untuk dibagikan ke pemegang sahamnya. Meskipun demikian, investor
tidak hanya memperhatikan nilai dari Laba per lembar saham ini saja untuk membuat
keputusan membeli atau tidak membeli saham pada perusahaan yang bersangkutan, karena
pada dasarnya EPS ini dapat berubah menjadi tinggi apabila jumlah saham yang beredar
dikurangi.
3.2 Saran
Setelah membaca laporan ini, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-
teman agar pembuatan makalah kedepannya lebih baik. Dan kami mengharapkan agar
kiranya teman-temann dapat memahami materi yang saya tulis dengan benar.
11
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, Donal E., Waygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. 2011. Intermediete Accounting. IFRS
Edition. Volume 2. USA: John Wiley & Sons
12