Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Akuntansi Transaksi Ijarah

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur dalam mata kuliah Akuntansi Syariah

Disusun oleh

Kelompok 8

Sri Puput Atari 3318.121

Nency Pelianti 3318.127

Wina Yusria 3318.132

Afrima Junia Putri 3318.147

Dosen Pembimbing

MURNI YANTI, A.MD,.SE.,M.SI

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiranya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah AKUNTANSI
SYARIAH tentang AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
menyampaikan banyakk terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini

Wassalamualikum wr. Wb

Pasaman Barat, 17 Desember 2020

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................

A. Latar belakang .........................................................................................................1


B. Rumusan masalah ...................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................

2.1 Pengertian dan Penggunaan Ijarah ..........................................................................2


2.2 Ketentuan Star’i Rukun Transaksi dan Pengawasan Syariah Transaksi Ijarah dan
IMBT .......................................................................................................................3
2.3 Pengawasan Syariah Transaksi Ijarah dan IMBT ...................................................5
2.4 Alur Transaksi Ijarah dan IMBT .............................................................................6
2.5 Cakupan Standar Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiya
Bittamlik .................................................................................................................7
2.6 Teknik Perhitungan dan Penjurnalan Transaksi Ijarah bagi Bank
Syariah ....................................................................................................................7
2.7 Teknik Perhitungan dan Penjurnalan Transaksi IMBT bagi Bank
Syariah ..................................................................................................................14
2.8 Teknik perhitungan dan Penjurnalan Transaksi Ijarah dan MultiJasa bagi Bank
Syariah ..................................................................................................................18
2.9 Contoh Soal dan Pembahsan ................................................................................20

BAB III PENUTUP .............................................................................................................

A. KESIMPULAN .....................................................................................................21
B. SARAN .................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akad ijarah hendaknya memuat aturan tentang jangka waktu akad, besarnya sewa
atau upah, cara pembayaran sewa atau upah (dimuka, angsuran atau diakhir),
peruntukan aset yang disewakan dan hal lainya yang dianggap penting. Begitu kontrak
disetujui maka ia bersifat mengikat kedua belah pihak dan apabila ada perubahan pada
isi kontrak harus disepakati keduanya.
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa itu pengertian dan penggunaan ijarah
B. Apa itu ketentuan syar’i rukun transaksi dan pengawasan syariah transaksi ijarah dan
IMBT
C. Apa itu pengawasan syariah transaksi ijarah dan IMBT
D. Apa itu alur transaksi ijarah dan IMBT
E. Apa itu cakupan standar akuntansi ijarah dan ijarah muntahuya bittamlik
F. Apa itu teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah bagi bank syariah
G. Apa itu teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi IMBT bagi bank syariah
H. Apa itu teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah dan multijasa bagi bank
syariah
I. Contoh soal dan pembahasan
1.3 Tujuan
A. Mengetahui pengertian dan penggunaan ijarah
B. Mengetahui ketentuan syar’i rukun transaksi dan pengawasan syariah transaksi
ijarah dan IMBT
C. Mengetahui pengawasan syariah transaksi ijarah dan IMBT
D. Mengetahui alur transaksi ijarah dan IMBT
E. Mengetahui cakupan standar akuntansi ijarah dan ijarah muntahuya bittamlik
F. Mengetahui teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah bagi bank syariah
G. Mengetahui teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi IMBT bagi bank syariah
H. Mengetahui teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah dan multijasa bagi
bank syariah
I. Contoh soal dan pembahasan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Pengunaan Ijarah

Menurut Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunah, al ijarah berasal dari kata al-ajru
(upah) yang berarti al-iwadh (ganti/kompensasi). Menurut pengertian syara’ ijarah
berarti akad pemindahan hak guna dari barang atau jasa yang diikuti dengan
pembayaran upah atau biaya sewa tanpa disertai dengan perpindahan hak milik. Ulama
hanafiyah berpendapat ijarah adalah akad atau suatu kemanfaatan dengan pengganti.

Sedangkan ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa ijarah adalah akad atas suatu
kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah, serta menerima pengganti
atau kebolehan dengan pengganti tertentu. Adapun ulama Malikiyyah dan Hanabilah
menyatakan bahwa ijarah adalah menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah
dalam waktu tertentu dengan pengganti. Menurut fatwa DSN MUI No. 09/DSN-
MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Ijarah, Ijarah adalah akad pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan
demikian akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya perpindahan hak
guna saja dari yang menyewakan pada penyewa.

Definisi fiqh Al-ijarah disebut pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang
atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik pengertian bahwa Ijarah adalah
suatu jenis perikatan atau perjanjian yang bertujuan mengambil manfaat suatu benda
yang diterima dari orang lain dengan jalan membayar upah sesuai dengan perjanjian
dan kerelaan kedua belah pihak dengan rukun dan syarat yang telah ditentukan.1

Dengan demikian Ijarah itu adalah suatu bentuk muamalah yang melibatkan dua
belah pihak, yaitu penyewa sebagai orang yang memberikan barang yang dapat
dimanfaatkan kepada si penyewa untuk diambil manfaatnya dengan penggantian atau

1
Yaya, Rizal dkk. Akuntansi Perbankan Syariah, teori dan praktik kontemporer. Jakarta: Salemba Empat. 2009.,
h.286-287

2
tukaran yang telah ditentukan oleh syara’ tanpa diakhiri dengan kepemilikan. Ada dua
jenis Ijarah dalam hukum islam :

a. Ijarah yang berhubungan dengan sewa jasa, yaitu mempekerjakan jasa


seseorang dengan upah sebagai imbalan jasa yang disewa.
b. Ijarah yang berhubungan dengan sewa asset atau properti, yaitu
memindahkan hak untuk memakai dari asset tertentu kepada orang lain
dengan imbalan biaya sewa.
Ijarah berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna imbalan, atau upah
sewa/jasa. Istilah “Ijarah” pada umumnya digunakan dalam perbankan syariah. Secara
makna dan konteksnya dalam perbankan, Ijarah adalah pemindahan hak guna suatu
barang dengan pembayaran biaya sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas
barang tersebut. Singkat kata Ijarah berarti menyewa suatu tanpa maksud memilikinya.
Lebih lanjut, yang berperan sebagai penyewa adalah nasabah dengan objek yang
akan disewakan dan bank adalah pihak yang menyewakan. Transaksi dengan akad
Ijarah diatur dalam Fatwa MUI tentang Pembiayaan Ijarah Nomor 09/DSN-
MUI/VI/2000. Oleh sebab itu, pembiayaan dengan akad Ijarah diatur sesuai syariat
Islam.
Dalam perbankan syariah, salah satu contoh transaksi Ijarah bisa dilihat dalam
pinjaman multiguna. Contohnya, seseorang menjaminkan sepeda motornya ke bank
untuk mendapatkan pinjaman. Hak guna sepeda motor tersebut berpindah ke bank,
namun tidak atas kepemilikannya. Setelah nasabah melunaskan pinjamannya, maka hak
guna sepeda motor tersebut kembali ke nasabah.2

2.2 Ketentuan Syar’i rukun Transaksi dan Pengawasan syariah Transaksi Ijarah dan
IMBT

Berdasarkan FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL Nomor 09/DSN-


MUI/VI/2000 tentang pembiayaan Ijarah, maka ijarah mengacu pada dua hal yakni:

a. Akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan barang itu sendiri.

2
Ibid,h.288.

3
b. Akad untuk memperoleh jasa pihak lain guna melakukan pekerjaan tertentu
melalui akad ijarah dengan pembayaran upah (ujrah/fee)
Rukun dan Syarat Ijarah
a) Sighat Ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah
pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk
lain.
b) Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan
penyewa/pengguna jasa.
c) Obyek akad ijarah adalah : manfaat barang dan sewa atau manfaat jasa
dan upah.
Ketentuan Obyek Ijarah
1) Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa.
2) Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam
kontrak.
3) Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak
diharamkan).
4) Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syari'ah.
5) Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk
menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan
sengketa.
6) Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka
waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.
7) Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah
kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan
harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah.
8) Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis
yang sama dengan obyek kontrak.
9) Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat
diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.3

3
Muhammad Antonio, Bank Syariah. Jakarta: Gema Insani, 2001.h. 230-231.

4
2.3 Pengawasan Syariah Transaksi Ijarah dan IMBT
Untuk menguji kesesuaian transaksi ijrah dan IMBT yang dilakukan bank dengan
fatwa dewan DSN, DPS suatu bank syariah akan melakukan pengawasan syariah.
Menurut bank Indonesia, pengawasan tersebut antara lain berupa:
a. Memastikan penyaluran dana beredasarkan prinsip ijarah tidak dipergunakan
untuk kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah;
b. Memastikan bahwa akad pengalihan kepemilikan dalam IMBT dilakukan
setelah akad ijarah selesai, dan dalam akad ijarah, janji wa’ad untuk
pengalihan kepemilikan harus dilakukan pada saat berakhirnya akad ijarah;
c. Meneliti pembiayaan berdasarkan prinsip ijarah untuk multijasa menggunakan
perjanjian sebagaimana diatur dalam fawa yang berlaku tentang multijasa dan
ketentuan lainnya antara lain ketentuan standard akad;
d. Memastikan besar ujrah atau fee multijasa dengan menggunakan akad ijarah
telah disepakati di awal dan diyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam
bentuk persentase.
Transaksi dilakukan dengan alur sebagai berikut: Pertama, nasabah mengajukan
permohonan ijarah dengan mengisi formulir permohonan. Berbagai informasi yang
diberikan selanjutnya deverifikasi kebenarannya dan dianalisis kelayakannya oleh bank
syariah. Kedua, sebagaimana difatwakan oleh DSN, bank selanjutnya menyediakan
objek sewa yang akan digunakan nasabah. Ketiga, nasabah menggunakan barang atau
jasa yang disewakan sebagaimana yang disepakati dalam kontrak. Keempat, nasabah
menyewa membayar fee sewa kepada bank syariah sesuai dengan kesepakatan akad
sewa. Kelima, pada transaksi IMBT, setelah masa ijarh selesai, bank sebagai pemilik
barang dapat melakukan pengalihan hak milik kepada penyewa.4

4
Http://Re-Alitha.Blogspot.Com/2012/03/Akad-Ijarah-Akuntansi-Syariah.Html

5
2.4 Alur Transaksi Ijarahdan IMBT

Bank Syariah sebagai 1. Negoisasi dan Nasabah


sebagai
pemberi sewa barang akad akad ijarah
penyewa
dan jasa

4. Membayar sewa pada bank

3. Menggunakan objek ijarah

2. Membeli barang dan jasa

pada pemasok
Objek Ijarah

5. mengalihkan hak milik barang ijarah

pada nakhir masa sewa ( khusus IMBIT)

1. Nasabah mengajukan permohonan ijarah dengan mengisi formulir permohonan.


Berbagai informasi yang diberikan selanjutnya diverifikasi kebenarannya dan
dianalisis kelayakannya oleh bank syariah. Bagi nasabah yang layak, selanjutnya
diadakan perikatan dalam bentuk penandatangan kontrak ijarah atau IMBT.
2. Sebagaimana di fatwakan oleh DSN, bank selajutnya menyediakan objek sewa yang
akan digunakan oleh nasabah. Bank dapat mewakilkan kepada nesabah untuk mencari
langsung barang dan jasa yang akan disewa nasabah untuk selanjutnya dibeli atau
dibayar oleh bank syariah.
3. Nasabah menggunakan barang atau jasa yang disewakan sebagaimana yang telah
disepakati dalam kontrak.
4. Nasabah menyewa membayar fee sewa kepada bank syariah sesuai dengan
kesepakatan akad sewa.
5. Pada transaksi IMBT, setelah masa ijarah selesai, bank sebagai pemilik barang dapat
melakukan pengalihan hak milik kepada penyewa.

6
2.5 Cakupan Standar Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik
Ketentuan akuntansi untuk transaksi ijarah diatur dalam PSAK No. 107 yang
berlaku untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan mulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2009. Standar ini memuat tentang mekanisme transaksi yang terdapat
dalam skema ijarah baik untuk pemberi sewa maupun penyewa. Beberapa hal ini dicakup
dalam standar ini adalah pengakuan dan pengukuran biaya perolehan, penyusutan,
pendapatan, beban dan perpindahan kepemilikan.5

2.6 Teknis Perhitungan dan Penjurnalan Transaksi Ijarah


Pembahasan teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah akan mengacu
pada kasus berikut:
Kasus Transaksi ijarah
PT. Namira membutuhkan sebuah mobil untuk keperluan usahanya. Pada bulan
januari 20XA, PT Namira mengajukan permohonan ijarah kepada bank syariah.
Adapun informasi tentang penyewaan tersebut adalah sebagai berikut:
Harga perolehan barang : Rp 120.000.000
Umur ekonomis barang : 5 tahun (60 bulan)
Masa Sewa : 24 bulan
Nilai sisa umur ekonomis : Rp 0
Sewa per bulan : Rp 2.400.000
Biaya administrasi : Rp 480.000
a. Teknis Perhitungan Transaksi Ijarah
Beberapa hal yang perlu dilakukan perhitungan terkait transaksi ijarah adalah
perhitungan penentuan keuntungan dan fee ijarah, perhitungan uang muka sewa,
dan biaya administrasi ijarah.
1) Perhitungan penyusutan dan pendapatan ijarah
Misalkan kebijakan bank syariah adalah memperoleh keuntungan 20%
dari modal penyewaan (beban penyusutan).
Penyusutan per bulan =Rp. 2.000.000
Pendapatan Ijarah perbulan =modal penyewaan + n% modal
penyewaan
= Rp. 2.000.000 + (20% x 2.000.000)

5
Http://Arioonyon.Blogspot.Com/2013/06/Makalah-Ijarah.Html

7
= Rp. 2.400.000,

2) Perhitungan biaya administrasi ijarah


Biaya administrasi bisa diterapkan dengan menggunakan persentase
tertentu dari modal yang digunakan untuk persewaan. Misalkan dalam kasus
di atas, bank syariah menggunakan kebijakan 1% dari modal persewaan.
Biaya administrasi ijarah = n% x modal persewaan per bulan jumlah
bulan
= 1% x Rp 2.000.000 x 24
= 1% x Rp 48.000.000
= Rp 480.000
b. Perjurnalan Transaksi Ijarah
1) Transaksi pengadaan aset ijarah
Misalkan, untuk keperluan transaksi ijarah PT Namira di atas, pada
tanggal 5 juni 20XA bank syariah membeli aset pada perusahaan yang
mensuplai barang yang diperlukan. Pembelian dilakukan via rekening yaitu:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
5/66XA Db. Persediaan ijarah 120.000.000
Kr. Kas/Rekening supplier 120.000.000
2) Transaksi pada saat akad disepakati
Misalkan pada tanggal 10 Juni, PT. Namira menandatangani akad ijarah
untuk sebuah mesin. Maka jurnal yang diperlukan pada waktu itu adalah6
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
10/6/XA Db. Aset yang diperoleh untuk 120.000.000
ijarah
Kr. Persediaan ijarah 120.000.000
10/6/XA Db. Rekening nasabah PT Namira 480.000
Kr. Pendapatan administrasi 480.000

3) Transaksi Pengakuan Penerimaan Pendapatan Ijarah


N Misalkan rencana dan realisasi pembayaran sewa oleh PT. Namira
adalah:

6
http://arioonyon.blogspot.com/2013/06/makalah-ijarah.html

8
No Tanggal jatuh tempo Sewa perbulan Tanggal Jumlah yang
(Rp) pembayaran dibayar
1 10 Juli XA 2.400.000 10 Juli XA 2.400.000
2 10 Agt XA 2.400.000 10 Agt XA 2.400.000
3 10 Sept XA 2.400.000 10 Sept XA 2.400.000
4 10 Okt XA 2.400.000 10 Okt XA 2.400.000
5 10 Nov XA 2.400.000 5 Des XA 2.400.000
6 10 Des XA 2.400.000 10 Des XA 1.400.000
3 Jan XA 1.000.000

Pembayaran yang dilakukan oleh PT. Namira di atas dapat diklasifikasikan


dalam tiga bentuk, yaitu:

a. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan saat jatuh tempo


Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
10/7/XA Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000
Kr. Pendapatan sewa 2.400.000
10/8/XA Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000
Kr. Pendapatan sewa 2.400.000
10/9/XA Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000
Kr. Pendapatan sewa 2.400.000
10/10/XA Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000
Kr. Pendapatan sewa 2.400.000

b. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan setelah tanggal jatuh tempo


Misalkan untuk pembayaran sewa bulan Nopember, pada tanggal 10
November 20XA, nasabah belum membayar sewa kepada bank. Pembayaran baru
dilakukan pada tanggal 5 Desember 20XA. Maka jurnal atas transaksi tanggal 10
November dan 5 Desember tersebut adalah:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
10/11/XA Db. Piutang pendapatan sewa 2.400.000
Kr. Pendapatan sewa-akrual 2.400.000

9
5/12/XA Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000
Kr. Piutang pendapatan sewa 2.400.000
Db. Pendapatan sewa-akrual 2.400.000
Kr. Pendapatan sewa 2.400.000

c. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan sebagian pada saat jatuh tempo dan
sebagian lagi setelah tanggal jatuh tempo
Misalkan tanggal 10 Desember 20XA, nasabah membayar sebesar Rp
1.400.000. Sisanya dibayar kemudian pada tanggal 3 Januari 20XB. Maka jurnal
atas transaksi tersebut adalah:7
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
10/12/XA Db. Kas/rekening nasabah 1.400.000
Db. Piutang pendapatan sewa 1.400.000
Kr. Pendapatan sewa 1.400.000
Kr. Pendapatan sewa-akrual 1.400.000
03/01/XA Db. Kas/rekening nasabah 1.000.000
Kr. Piutang pendapatan sewa 1.000.000
Db. Pendapatan sewa-akrual 1.000.000
Kr. Pendapatan sewa 1.000.000

4) Pengakuan penyusutan aset yang diperoleh untuk ijarah


Dengan menggunakan teknik perhitungan penyusutan untuk pengakuan
penyusutan aset yang diperoleh ijarah untuk 6 bulan pertama adalah:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
10/8/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000
Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000
10/9/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000
Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000
10/10/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000
Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000
10/11/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000

7
http://arioonyon.blogspot.com/2013/06/makalah-ijarah.html

10
Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000
10/12/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000
Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000

5) Perlakuan akuntansi beban perbaikan dan pemeliharaan


Misalkan pada tanggal 23 Desember 20XA dilakukan perbaikan aset
ijarah sebesar Rp500.000. Perbaikan tersebut dilakukan atas tanggungan Bank
Syariah sebagai pemilik objek sewa dengan sistem pembayaran langsung pada
perusahaan jasa ruko maka jurnal atas transaksi tersebut adalah:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
23/12/XA Db. Beban perbaikan aset ijarah 500.000
Kr. Kas/rekening 500.000

6) Penyajian pada laporan laba rugi dan laporan perhitungan bagi hasil
Pendapatan sewa, dilaporkan baik pada laporan laba rugi maupun
laporan perhitungan bagi hasil. Pada kedua laporan, pendapatan yang disajikan
adalah pendapatan bersih yaitu pendapatan sewa dikurangi beban-beban yang
terkait dengan ijarah antara lain beban penyusutan dan beban perbaikan dan
pemeliharaan.
a) Laporan Laba Rugi
Jul Agt Sep Okt Nov Des Total
Pendapatan sewa 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000
14.400.000
(saldo kas+akryal)
(Beban 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 12.000.000
penyusutan)
(Beban perbaikan) 500.000 500.000
(Beban Lain)
Pendapatan sewa 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 100.000 1.900.000
bersih

Laporan laba rugi biasanya dibuat pada akhir tahun, sedangkan


laporan perhitungan bagi hasil biasanya disajikan setiap bulan untuk
keperluan perhitungan bagi hasil dengan pemilik dana pihak ketiga.

11
b) Laporan perhitungan bagi hasil
Jul Agt Sep Okt Nov Des Tolal
Pendapatan sewa-
2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 3.800.000 13.400.000
kas
(Beban
2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 12.000.000
penyusutan)
(Beban perbaikan) 500.000 500.000
(Beban Lain)
Pendapatan sewa 900.000
400.000 400.000 400.000 400.000 2.000.000 1.300.000
bersih

c. Variasi Transaksi Ijarah


Dalam praktik, perbankan sering menerapkan transaksi sewa atas sewa, yaitu
menyewakan barang sewaan.
Kasus Transaksi Ijarah dengan Skema Sewa atas Sewa
Misalkan PT. Yasmina menyewa sebuah ruko untuk usaha pakaian Muslim.
Pemilik tempat sepakat untuk menyewakan ruko dengan harga sewa Rp 150 juta
untuk 2 tahun. Karena PT. Yasmina hanya memiliki uang tunai untuk sewa Rp 50
juta, PT. Yasmina mengajukan permohonan pembiayaan kepada bank syariah.
Skim yang disepakati adalah skim ijarah dan agunan yang disepakati adalah
kendaraan milik PT. Yasmina, Toyota Kijang Innova tahun 2006. Kemudian bank
memberikan persetujuan pembiayaan dengan keterangan sebagai berikut:
1. Tujuan pembiayaan: pembiayaan modal kerja untuk usaha ruko
2. Jangka waktu: 24 bulan
3. Ujroh bank (margin sewa): Rp 12.976.333,34 (perhitungan margin annuity
12% untuk 24 bulan)
4. Total harga sewa: Rp 162.976.333,34
5. Uang muka nasabah: Rp 50 juta
6. Jumlah pembiayaan: Rp 100 juta
7. Sewa yang diangsur: Rp 112.976.333,34 (pembiayaan bank Rp 100 juta +
keuntungan bank)
8. Angsuran pembiayaan: Rp 4.707.347,22 (Rp 112.976.333,34 : 24 bulan)

12
9. Amortisasi per bulan: 4.166.666,67 (Rp 100.000.000 : 24 bulan)

Bentuk-bentuk jurnal terhadap transaksi diatas adalah sebagai berikut:

1) Jurnal saat pencairan


Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Aset ijarah 100.000.000
Kr. Kas/Rekening nasabah 100.000.000

2) Jurnal saat angsuran


Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Kas/rekening nasabah 4.707.347,22
Kr. Pendapatan sewa ijarah 4.707.347,22

3) Jurnal saat amortisasi per bulan


Dalam PSAK 107, suatu entitas syariah dibenarkan menggunakan istilah
penyusutan atau amortisasi untuk transaksi ijarah. Jurnal untuk pengakuan
amortisasi tersebut adalah sebagai berikut:
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Biaya amortisasi 4.166.666,67

a. Jurnal saat angsuran berakhir dan pembiayaan lunas


Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Db. Akumulasi amortisasi 100.000.000


Kr. Aset ijarah 100.000.000

b. Jurnal jika nasabah melunasi sebelum masa sewa berakhir


Apabila nasabah bermaksud melunasi setelah pembayaran angsura
ke-20. Informasi yang diperoleh saat akan pelunasan adalah:
Penyajian di neraca sebelum pelunasan
Aset Ijarah
100.000.000,00
Akumulasi Amortisasi

13
(83.333.333,33)
Nilai bersih
16.666.666,67
Sisa aset ijarah Rp 16.666.666,67 (sisa angsuran pokok bulan ke
21-24)
Sisa sewa yang masih harus dibayar Rp 18.829.388,89
{112.796.333,34 - (20 x 4.707.347,22)}
Sewa bersih yang akan diterima Rp 2.162.722,22
Maka jurnal saat pelunasan sebelum masa sewa berakhir adalah
sebagai berikut:
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Kas/rekening nasabah 18.829.288,89
Db. Akumulasi amortisasi 83.333.333,33
Kr. Keuntungan ijarah 2.162.722,22
Kr. Aset ijarah 100.000.000,00

2.7 Teknik Perhitungan Dan Penjurnalan Transaksi IMBT


Pembahasan teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi IMBT akan dilakukan
dengan mengacu pada kasus berikut:
Kasus Tansaksi IMBT
Dengan mengacu pada transaksi kasus PT Namira yang telah dibahas diatas,
misalkan akad yang disepakati adalah IMBT dengan informasi tentang penyewaan
sebagai berikut:
Biaya perolehan barang : Rp 120.000.000
Umur barang : 5 tahun (60 bulan)
Masa Sewa (umur ekonomis) : 24 bulan
Waktu Pembelian barang : Setelah bulan ke-24
a) Teknis perhitungan transaksi IMBT
Teknis perhitungan transaksi IMBT pada dasarnya sama dengan transaksi
ijarah. Perbedaan teknis perhitungan terletak pada penentuan penyusutan aset
ijarah.
1. Perhitungan penyusutan aset IMBT

14
Berdasarkan PSAK 107 disebutkan bahwa, kebijakan penyusutan
atau amortisasi yang dipilih harus mencerminkan pola konsumsi yang
diharapkan dari manfaat ekonomi di masa depan dari objek ijarah.
Berdasarkan kasus diatas, maka beban penyusutan per bulan barang
IMBT adalah:
Penyusutan IMBT per bulan =
Penyusutan IMBT per bulan =
Penyusutan IMBT per bulan = Rp 5.000.000
2. Penentuan Pendapatan IMBT
Selanjutnya dengan kebijakan keuntungan sewa 20% dari modal
barang yang disewakan, pendapatan IMBT per bulan adalah sebagai
berikut:
Pedapatan IMBT per bulan = modal penyewaan + n% modal
penyewaan
= Rp 5.000.000 + (20% x 5.000.000)
= Rp 5.000.000 + 1.000.000
= Rp 6.000.000
Total pedapatan IMBT selama masa sewa = 24 x Rp 6.000.000
= Rp 144.000.000
b) Penjurnalan Transaksi IMBT
i. Penjurnalan transaksi IMBT sama dengan penjurnalan pada transaksi
ijarah.
ii. Perbedaan mendasar hanya terdapat pada konsep perhitungan
penyusutan yang tidak dikaitkan dengan umur ekonomis, melainkan
dikaitkan dengan masa sewa sebagaimana telah dibahas pada sub bab
Teknis Perhitungan Transaksi IMBT.
iii. Perpindahan hak milik IMBT dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu : Melalui hadiah (hibah), Pembayaran sisa sewa sebelum
berakhirnya masa sewa dan Pembayaran sekedarnya serta Pelepasan
sebagai hadiah

Berdasarkan PSAK 107, perpindahan kepemilikan objek ijarah dari


pemilik kepada penyewa dalam ijarah muntahiya bittamlik dengan cara:

a. Hibah, jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai beban.

15
b. Penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar sisa cicilan
sewa/ jumlah yang disepakati.
c. Penjualan setelah selesai masa akad.
d. Pelepasan melalui penjualan objek sewa secara bertahap.

Dalam kasus transaksi IMBT, PT. Namira di atas, sekiranya pada


akhir masa sewa (setelah bulan ke-24) dilakukan pelepasan aset ijarah
oleh bank syariah dengan menghadiahkan aset tersebut kepada PT.
Namira. Adapun nilai buku aset di neraca pada bulan ke-24 adalah :

Penyajian di neraca (bulan ke-24)

Aset Ijarah 120.000.000

Akumulasi Amortisasi (120.000.000)

Nilai bersih 0

Maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah :

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Db. Akumulasi penyusutan aset ijaran 120.000.000
Kr. Aset ijarah 120.000.000

Pelepasan melalui penjualan objek sewa sebelum berakhirnya masa


sewa berdasarkan PSAK 107 disebutkan bahwa pada penjualan objek ijarah
sebelum berakhirnya masa sewa, sebesar sisa cicilan sewa atau jumlah yang
disepakati, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah
diakui sebagai keuntungan atau kerugian.

1. Jika harga jual di atas nilai buku aset ijarah


Misalkan setelah penerimaan pendapatan sewa bulan ke-20,
bank syariah menjual mesin yang menjadi aset ijarah tersebut
sebesar sisa cicilan sewa kepada nasabah penyewa yaitu Rp
24.000.000 (4 x Rp 6.000.000). Adapun nilai buku aset di neraca
pada bulan ke 20 adalah:
Penyajian di neraca (bulan ke-20)

16
Aset Ijarah 120.000.000
Akumulasi Amortisasi (100.000.000)
Nilai bersih 20.000.000
Maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah :
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Kas 24.000.000
Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah 100.000.000
Kr. Aset ijarah 120.000.000
Kr. Keuntungan penjualan aset ijarah 4.000.000

2. Jika harga jual dibawah nilai buku aset ijarah


Misalkan setelah penerimaan pendapatan sewa bulan ke 20,
bank syariah menjual mesin yang menjadi aset ijarah tersebut
sebesar Rp 15.000.000. Adapun nilai buku aset di neraca pada
bulan ke 20 adalah:
Penyajian di neraca (bulan ke-20)
Aset Ijarah 120.000.000
Akumulasi Penyusutan (100.000.000)
Nilai bersih 20.000.000
Maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah :
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Kas 15.000.000
Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah 100.000.000
Db. Kerugian penjualan aset ijarah 5.000.000
Kr. Aset ijarah 120.000.000

Pelepasan melalui penjualan objek sewa setelah berakhirnya masa


sewa berdasarkan PSAK 107 disebutkan bahwa pada penjualan setelah
selesai masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek
ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian.

17
Misalkan setelah berakhirnya masa sewa, bank syariah menjual mesin
yang menjadi aset ijarah senilai Rp 2.000.000. adapun nilai buku aset di
neraca pada bulan ke-24 adalah :

Penyajian di neraca (bulan ke-20)

Aset Ijarah 120.000.000

Akumulasi Penyusutan (120.000.000)

Nilai bersih 0

Maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah :

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Db. Kas 2.000.000
Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah 120.000.000
Kr. Aset ijarah 120.000.000
Kr. Keuntungan penjualan aset ijarah 2.000.000

Pelepasan melalui penjualan objek sewa secara bertahap berdasarkan


PSAK 107, disebutkan bahwa penjualan objek ijarah secara bertahap, maka:

a) Selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagian objek


ijarah yang telah dijual diakui sebagai keuntungan atau
kerugian; sedangkan
b) Bagian objek ijarah yang tidak dibeli penyewa diakui sebagai
aset tidak lancar atau aset lancar sesuai dengan tujuan
penggunaan aset tersebut.8

2.8 Teknis Perhitungan Dan Penjurnalan Transaksi Ijarah Dan Multijasa Bagi Bank
Syariah
Ijarah untuk multijasa adalah pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga
Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa
dengan menggunakan akad ijara dalam pembiayaan untuk multijasa ini, LKS

8
http://arioonyon.blogspot.com/2013/06/makalah-ijarah.html

18
memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee yanf harus telah disepakati diawal dan
dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan persentase.
Praktik perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah untuk jasa pada dasarnya
sama dengan perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah untuk barang. Perbedaannya
adalah pada ijarah untuk jasa tidak terdapat kegiatan pemeliharaan dan perbaikan asset
ijarah. Dibawah ini adalah contoh kasus ujarah untuk multijasa dan contoh
penjurnalannya.
Ibu Uli melakukan transaksi ijarah dengan BPRS Anugrah Sejahtera untuk
keperluan biaya sekolah anaknya selama 1 semester di Universitas Gajah Mada
(UGM). Adapun informasi tentang transaksi untuk penyediaan jasa tersebut sebagai
berikut:
Harga perolehan jasa : Rp 9.000.000 dibayar ke UGM tanggal 1 februari
Masa sewa : 6 bulan (mulai 1 Feb-Agus)
Sewa perbulan : Rp 1.700.000 (setiap tgl 1 mulai bulan Maret)
Penyusutan perbulan : Rp 1.500.000 (setiap tgl 1 mulai bulan Maret)
Biaya administrasi 0.5% : Rp 45.000 (diterima tgl 1 februari)

a. Jurnal pengadaan asset ijarah:


01/Feb; Aset yang diperoleh untuk ijarah Rp 9.000.000
Rekening UGM Rp 9.000.000
b. Saad akad disepakati (pembayaran biaya administrasi)
01/Feb; Rekening Nasabah/Kas Rp 45.000
Pendapatan administrasi Rp 45.000
c. Pengakuan penyusutan dan penerimaan pembayaran sewa ijarah
Bank mengakui penyusutan asset ijarah sebesar Rp 1.500.000 dan
penerimaan pendapatan sewa ijarah sebesar Rp 1.700.000 setiap bulannya mulai
Maret-Agustus, dengan penjurnalan setiap bulannya:
Beban amortisasi
Beban amortisasi asset ijarah Rp 1.500.000
Akumulasi amortisasi asset ijarah Rp 1.500.000

Penerimaan pembayaran sewa ijarah


Rekening nasabah/kas Rp 1.700.000
Pendapatan ijarah Rp 1.700.000

19
Mengakhiri siklus transaksi ijarah multijasa
Akumulasi amortisasi asset ijarah Rp 9.000.000
Asset yang diperoleh untuk ijarah Rp 9.000.000. 9

2.9 Contoh Soal Dan Pembahasan


Tanggal 1 agustus 2008, Bank Syariah membeli satu unit mobil untuk disewakan.
Harga mobil bersangkutan Rp. 120.000.000 (on the road).disusutkan selama 5
tahun.mobil tersebut disewa selama 25 bulan dengan biaya sewa Rp.
3.000.000/bulan.pada akhir periode sewa mobil tersebut dijual kepada penyewa dengan
harga Rp. 80.000.000.
Jawab:
Dijurnal:
Asset Ijarah Rp. 120.000.000
Kas Rp. 120.000.000

Penerimaan/pendapatan sewa langsung


Kas Rp. 3.000.000
Pendapatan sewa Rp. 3.000.000
Penyusutan aktiva ijarah
Biaya penyusutan 10.000.000
Akumulasi penyusutan 10.000.000
Pengalihan obyek sewa Ijarah Mumtahiya bit tamlik
Kas Rp. 80.000.000
Akumulasi penyusutan Rp. 50.000.000
Aktiva Ijarah Rp. 120.000.000
Keuntungan Aktiva Ijarah 10.000.000. 10

9
http://id.scribd.com/document/435225190/Akuntansi-Perbankan-Syariah-Kel-11-Ijarah-Dan-IMBT
10
http://gudangilmusyariah.blogspot.com/2015/05/akuntansi-syriah-ijarah.html

20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Menurut sayyid sabiq dalam fikih sunah, al ijarah berasal dari kata al ajru yang
berarti al ‘iwadhu (ganti/kompensasi). Ijarah dapat di definisikan sebagai akad
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu
dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
atas suatu barang atau jasa (mempekerjakan seseorang) dengan jalan penggantian
(membayar sewa atau upah sejumlah tertentu). Dari pengertian diatas, ijarah sejenis
dengan akad jual beli namun yang dipindahkan bukan hak kepemilikanya tapi hak guna
atau manfaat, manfaat dari suatu aset atau dari jasa/pekerjaan.
3.2 SARAN
Semoga makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta berguuna bagi kita
semua dalam pembuatan makalah ini kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam
penulisan atau bahasa yang kurang jelas, kami berharap untuk kedepannya jauh lebih
baik lagi dalam penulisan dan penggunaan bahasa yang kami tuangkan dalam makalah
kami.

21
DAFTAR PUSTAKA

Antonio.Muhammad, Bank Syariah. Jakarta: Gema Insani, 2001.


Rizal, Yaya dkk. Akuntansi Perbankan Syariah ; teori dan praktik kontemporer. Jakarta:
Salemba Empat. 2009.
Http://Re-Alitha.Blogspot.Com/2012/03/Akad-Ijarah-Akuntansi-Syariah.Html
Http://Arioonyon.Blogspot.Com/2013/06/Makalah-Ijarah.Html

http://arioonyon.blogspot.com/2013/06/makalah-ijarah.html\

http://gudangilmusyariah.blogspot.com/2015/05/akuntansi-syriah-ijarah.html

http://arioonyon.blogspot.com/2013/06/makalah-ijarah.html

http://arioonyon.blogspot.com/2013/06/makalah-ijarah.html

http://id.scribd.com/document/435225190/Akuntansi-Perbankan-Syariah-Kel-11-Ijarah-Dan-IMBT

22

Anda mungkin juga menyukai