Anda di halaman 1dari 27

AKUNTANSI MURABAHAH

PSAK 102 REVISI 2016


PAPSI 2013
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Sedangkan dalam
Fatwa Dewan Syariah Nasional (Fatwa, 2006) yang dimaksud dengan Murabahah
adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan
pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.

Murabahah Tanpa Murabahah


PESANAN Dengan PESANAN

2
RUKUN & SYARAT MURABAHAH
No Rukun Syarat
1 Para pihak yaitu 1.1. Boleh berupa orang atau yang dipersamakan dengan orang, baik berbadan hokum
Penjual (al-Ba’i) maupun tidak berbadan hukum, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
dan Pembeli (al- 1.2. Wajib cakap hukum sesuai dengan syariah dan peraturan perundang-undangan yang
Musytari) berlaku.
1.3. Wajib memiliki kewenangan untuk melakukan akad jual beli, baik kewenangan yang
bersifat ashliyyah maupun kewenangan yang bersifat niyabiyyah, seperti wakil.
2 Barang 2.1. Boleh dalam bentuk barang dan/atau berbentuk hak, serta milik penjual secara penuh
(Mutsman/mabi‘) 2.2. Harus berupa barang dan/atau hak yang boleh dimanfaatkan menurut syariah serta
boleh diperjual-belikan menurut syariah dan peraturan dan perundangan yang berlaku.
2.3. Harus wujud, pasti/tertentu dan dapat diserah-terimakan pada saat akad jual beli
dilakukan, atau pada waktu yang disepakati jika akad yang dilakukan menggunakan akad
jual beli salam atau akad jual beli istishna'.
2.4. Dalam hal mabi' berupa hak, berlaku ketentuan dan batasan berdasarkan peraturan
dan perundangan yang berlaku.
RUKUN & SYARAT MURABAHAH
No Rukun Penjelasan
3 Harga 3.1. Harga dalam akad jual beli harus sudah dinyatakan secara pasti pada saat akad, baik
(Tsaman ditentukan melalui tawar menawar, lelang, atau tender.
) 3.2. Harga perolehan wajib disampaikan oleh penjual hanya dalam jual beli amanah seperti jual
beli murabahah, dan tidak wajib dalam selain jual beli amanah.
3.3. Pembayaran harga dalam jual beli boleh dilakukan secara tunai, tangguh, dan
angsur/bertahap
3.4. Harga dalam jual beli yang tidak tunai boleh tidak sama dengan harga tunai.
4 Shigat 4.1. Akad Jual Beli harus dinyatakan secara tegas dan jelas serta dipahami dan dimengerti oleh
penjual dan pembeli.
4.2. Akad Jual Beli boleh dilakukan secara lisan, tertulis, isyarat, dan perbuatan/tindakan, serta
dapat dilakukan secara elektronik sesuai syariah dan peraturan penrndang-undangan yang berlaku.
Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000
(Fatwa, 2006) sebagai berikut:

Pertama : Ketentuan umum murabahah dalam bank syariah


 Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba
 Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah Islam
 Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya
 Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan
bebas riba
 Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian
dilakukan secara berhutang .
 Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli
plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada
nasabah berikut biaya yang diperlukan.
 Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah
disepakati
 Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat
mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.
 Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli
murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank

5
Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000
(Fatwa, 2006) sebagai berikut:

Kedua : Ketentuan murabahah kepada nasabah


Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu barang atau asset kepada bank
Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan
pedagang
Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakatinya, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat; kemudian kedua belah pihak harus
membuat kontrak jual beli
Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal
pemesanan
Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut
Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya
kepada nasabah.
Jika uang muka memakai kontrak ‘urbun sebagai alternatif dari uang muka, maka :
a) Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga
b) Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut;
dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya

6
Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000
(Fatwa, 2006) sebagai berikut:

Ketiga : Jaminan dalam murabahah


Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya
Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang

7
Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000
(Fatwa, 2006) sebagai berikut:

Keempat: Hutang dalam murabahah


Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitannya dengan
transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah menjual
kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan
hutangnya kepada bank
Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak wajib segera melunasi
seluruhnya
Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus menyelesaikan hutangnya
sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu
diperhitungkan.

8
Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000
(Fatwa, 2006) sebagai berikut:

Kelima : Penundaan pembayaran dalam murabahah


Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian hutangnya
Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau jika salah satu pihak tidak menunaikan
kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.

Keenam : Bangkrut dalam murabahah


Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan hutangnya, bank harus menunda tagihan
hutang sampai ia sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan.

9
APLIKASI MURABAHAH TANPA WAKALAH
Pemasok
Perusahaan
/Supplier
Nasabah Pembiayaan
1 2

4
Keterangan:
1. Wa’d, pengajuan pembiayaan, dan analisis pembiayaan nasabah ke perusahaan pembiayaan.
2. Pembelian dan pembayaran barang oleh perussahaan pembiayaan kepada supplier/pemasok serta penyerahan dokumenpembelian
dan dokumen barang kepada perusahaanpembiayaan.
3. Akad Murabahah antara nasabah dengan perusahaan pembiayaan.
4. Pengiriman Barang dari supplier/pemasok ke nasabah.
5. Pembayaran angsuran.
APLIKASI MURABAHAH DENGAN WAKALAH
Pemasok
Nasabah /Supplier
3

1 Perusahaan
Pembiayaan
2
5
4
6
5
Keterangan:
1. Wa’d, pengajuan pembiayaan, dan analisis pembiayaannasabah ke perusahaan pembiayaan.
2. Wakalah membeli dari perusahaan pembiayaan diwakilkan oleh nasabah.
3. Pembelian barang oleh nasabah langsung ke supplier/pemasok.
4. Akad murabahah antara nasabah dengan perusahaan pembiayaan.
5. Pelunasan dan pengiriman Barang dari perusahaan pembiayaan kepada supplier/pemasok.
6. Pembayaran angsuran.
A. Definisi (PSAK Syariah 102)
1. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar beban perolehan ditambah
keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan beban perolehan barang tersebut
kepada pembeli.
2. Pembiayaan Murabahah, adalah Penyediaan dana dari Bank kepada nasabah untuk membeli barang
dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli (nasabah) dan pembeli (nasabah) membayarnya
dengan harga yang lebih sebagai keuntungan Bank yang disepakati.
3. Aset Murabahah adalah aset yang diperoleh dengan tujuan untuk dijual kembali dengan menggunakan
akad Murabahah.
4. Diskon harga beli adalah pengurangan harga atau penerimaan dalam bentuk apapun yang diperoleh
pihak pembeli (nasabah) dari pemasok.
5. Harga perolehan adalah harga beli barang oleh Bank sebelum dikurangi uang muka dari nasabah.
6. Potongan piutang Murabahah adalah pengurangan kewajiban pembeli (nasabah) yang diberikan oleh
pihak penjual (Bank).
7. Uang muka (urbun) adalah jumlah yang dibayar oleh pembeli (nasabah) kepada penjual sebagai bukti
komitmen untuk membeli barang dari penjual.

12
B. Pengakuan dan Pengukuran
1. Uang muka yang diterima Bank dari nasabah diakui sebagai uang muka
Murabahah dari pembeli sebesar jumlah yang diterima Bank.
2. Jika transaksi Murabahah dilaksanakan, maka uang muka tersebut diakui
sebagai bagian dari pembayaran piutang Murabahah (merupakan bagian
pokok).
3. Piutang Murabahah diakui pada saat akad transaksi Murabahah, sebesar harga
perolehan ditambah keuntungan (marjin) yang disepakati. Dalam hal Bank
menggunakan metode anuitas, maka piutang Murabahah yang diakui termasuk
pendapatan dan beban yang belum diamortisasi.
4. Potongan pelunasan piutang Murabahah diakui sebagai pengurang pendapatan
Murabahah pada saat pelunasan sebesar jumlah yang diberikan.
5. Denda (ta’zir) atas nasabah yang lalai diakui sebagai sumber dana kebajikan
sebesar dana yang diterima Bank.

13
C. Penyajian
1. Uang muka Murabahah dari pembeli disajikan sebagai liabilitas lainnya.
2. Tagihan kepada nasabah atas pembatalan transaksi Murabahah dimana uang muka nasabah lebih kecil
dari beban riil yang dikeluarkan nasabah disajikan sebagai piutang qardh.
3. Piutang Murabahah disajikan sebesar saldo pembiayaan Murabahah nasabah kepada Bank.
4. Marjin Murabahah ditangguhkan disajikan sebagai pos lawan piutang Murabahah.
5. Beban potongan pelunasan / angsuran Murabahah sebagai pos lawan pendapatan marjin Murabahah.
6. Dalam hal Bank menggunakan metode proporsional, pendapatan dan beban yang terkait langsung
dengan transaksi Murabahah yang belum diamortisasi, disajikan sebagai liabilitas lainnya dan aset
lainnya.
7. Pendapatan marjin Murabahah yang akan diterima disajikan sebagai bagian dari aset lainnya pada
saat nasabah tergolong performing. Sedangkan, apabila nasabah tergolong non-performing maka
pendapatan marjin Murabahah yang akan diterima disajikan pada rekening administratif.
8. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Murabahah disajikan sebagai pos lawan (contra account) piutang
Murabahah.
9. Denda (ta’zir) disajikan sebagai komponen dari sumber dana kebajikan (qardhul hasan).

14
D. Ilustrasi Jurnal
15
01. Penerimaan uang muka dari nasabah
Db. Kas/rekening
Kr. Liabilitas lainnya - uang muka Murabahah dari pembeli

02. Pada saat perolehan aset Murabahah


Db. Persediaan
Kr. Kas

03. Pada saat penyaluran pembiayaan Murabahah kepada nasabah


Db. Piutang Murabahah
Kr. Marjin Murabahah ditangguhkan
Kr. Persediaan

04. Uang muka nasabah diakui sebagai pembayaran piutang


Db. uang muka Murabahah dari pembeli
Kr. Piutang Murabahah – porsi pokok

05. Pembayaran Cicilan


Db. Kas/rekening nasabah
Kr. Piutang Murabahah

Db. Marjin Murabahah yang ditangguhkan


Kr. Pendapatan marjin Murabahah
Contoh Transaksi - 1
16
Ahmad membeli sepeda motor Honda pada tanggal 15 Juni 2018 melalui bank BMI dengan
kesepakatan sebagai berikut:
a. Harga Sepeda Motor di show room Rp 18.000.000,-
b. Jangka waktu cicilan 20 bulan
c. Margin murabahah 0,5 % perbulan
d. Uang muka Rp 3.000.000,- dibayar tanggal 15 Juni 18
e. Pembiayaan direalisasikan 16 Juni 2018

Hitunglah
a. Jumlah pembiayaan dari dana bank
b. Jumlah margin bank untuk 20 bulan
c. Jumlah pembiayaan yang akan dibukukan bank
d. Jumlah cicilan perbulan

Bukukan jurnal Akuntansi


a. Penerimaan uang muka tanggal 15 juni 2018
b. Pembelian sepeda motor ke show room tanggal 15 Juni 2018
c. Pembukuan Pembiayaan murabahah tanggal 16 Juni 2018
d. Uang muka mengurangi pokok pembiayaan tanggal 16 Juni 2018
e. Penerimaan cicilan setiap bulan mulai tanggal 16 Juli 2018
Perhitungan Murabahah contoh transaksi -1

Harga Show Room (harga beli Bank BMI) 18,000,000


Uang Muka Ahmad 3,000,000
Pembiayaan dari Bank BMI 15,000,000
Margin per-bulan 0.50%
Margin 20 bulan 20 10%
Margin dalam rupiah 1,500,000
Harga Jual BMI (Harga Show Room + Margin 19,500,000
Uang Muka Ahmad 3,000,000
Jumlah kewajiban 16,500,000
Cicilan perbulan 825,000
Porsi Pokok 750,000
Porsi Margin 75,000

17
Jawab
18
01. Penerimaan uang muka dari nasabah
Db. Kas/rekening Rp 3 juta
Kr. Liabilitas lainnya - uang muka Murabahah dari pembeli Rp 3 juta

02. Pada saat perolehan aset Murabahah


Db. Persediaan Rp 18 juta
Kr. Kas Rp 18 juta

03. Pada saat penyaluran pembiayaan Murabahah kepada nasabah


Db. Piutang Murabahah Rp 19,5 juta
Kr. Marjin Murabahah ditangguhkan 1,5 juta
Kr. Persediaan Rp 18 juta

04. Uang muka nasabah diakui sebagai pembayaran piutang


Db. uang muka Murabahah dari pembeli Rp 3 juta
Kr. Piutang Murabahah – porsi pokok Rp 3 juta

05. Pembayaran Cicilan


Db. Kas/rekening nasabah Rp 825 ribu
Kr. Piutang Murabahah 825.000

Db. Marjin Murabahah yang ditangguhkan Rp 75.000,-


Kr. Pendapatan marjin Murabahah Rp 75.000,-
Contoh Transaksi -2

Ahmad membeli sepeda motor Honda pada tanggal 15 Juni 2018 melalui bank BMI dengan kesepakatan sebagai berikut:
a. Harga Sepeda Motor di show room Rp 18.000.000,-
b. Jangka waktu cicilan 20 bulan
c. Margin murabahah 1 % perbulan
d. Uang muka Rp 2.000.000,- dibayar tanggal 15 Juni 18
e. Pembiayaan direalisasikan 16 Juni 2018

Hitunglah
a. Jumlah pembiayaan dari dana bank = Rp 16.000.000,-
b. Jumlah margin bank untuk 20 bulan = Rp 3.200.000,-
c. Jumlah pembiayaan yang akan dibukukan bank = Rp 21.200.000,-
d. Jumlah cicilan perbulan = Rp 960.000,-
e. Jumlah margin per-bulan = Rp 48.000,-

Bukukan jurnal Akuntansi


a. Penerimaan uang muka tanggal 15 Juni 2018
b. Pembelian sepeda motor ke show room tanggal 15 Juni 2018
c. Pembukuan Pembiayaan murabahah tanggal 16 Juni 2018
d. Uang muka mengurangi pokok pembiayaan tanggal 16 Juni 2018
e. Penerimaan cicilan setiap bulan mulai tanggal 16 Juli 2018

19
Perhitungan Murabahah contoh transaksi -2

Harga Show Room (harga beli Bank BMI) 18,000,000


Uang Muka Ahmad 2,000,000
Pembiayaan dari Bank BMI 16,000,000
Margin per-bulan 1.00%
Margin 20 bulan 20 20%
Margin dalam rupiah 3,200,000
Harga Jual BMI (Harga Show Room + Margin 21,200,000
Uang Muka Ahmad 2,000,000
Jumlah kewajiban 19,200,000
Cicilan perbulan 960,000
Porsi Pokok 800,000
Porsi Margin 160,000

20
Jawab

01. Penerimaan uang muka dari nasabah


Db. Kas/rekening Rp 2 juta
Kr. Liabilitas lainnya - uang muka Murabahah dari pembeli Rp 2 juta

02. Pada saat perolehan aset Murabahah


Db. Persediaan Rp 18 juta
Kr. Kas Rp 18 juta

03. Pada saat penyaluran pembiayaan Murabahah kepada nasabah


Db. Piutang Murabahah Rp 21,2 juta
Kr. Marjin Murabahah ditangguhkan 3,2 juta
Kr. Persediaan Rp 18 juta

04. Uang muka nasabah diakui sebagai pembayaran piutang


Db. uang muka Murabahah dari pembeli Rp 2 juta
Kr. Piutang Murabahah – porsi pokok Rp 2 juta

05. Pembayaran Cicilan


Db. Kas/rekening nasabah Rp 960 ribu
Kr. Piutang Murabahah 960.000

Db. Marjin Murabahah yang ditangguhkan Rp 160.000,-


Kr. Pendapatan marjin Murabahah Rp 160.000,-

21
Kerugian Atas Pembatalan Akad Murabahah

Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 13 / DSN-MUI /IX / 2000 tertanggal 16 September
2000 perihal Uang Muka Dalam Murabahah, yang mengatur ketentuan bahwa :
(a) Jika nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah harus memberikan ganti rugi kepada LKS
dari uang muka tersebut,
(b) Jika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS dapat meminta tambahan kepada nasabah
(c) Jika jumlah uang muka lebih besar dari kerugian, LKS harus mengembalikan kelebihannya kepada
nasabah.

Pembatalan Oleh Nasabah


Contoh : (uang muka dari pembeli / nasabah)
Pada tanggal 5 Juni 2008 sebagai tanda keseriusan pemesanan mobil antik kepada Bank Syariah
“Amanat Ummat”, Tuan Abdullah untuk menyerahkan uang muka sebesar Rp.10.000.000,--, sesuai
kesepakatan kedua belah pihak.
Pada saat penerimaan uang muka dari pembeli, jurnal yang dilakukan oleh Bank Amanah Ummah
adalah sebagai berikut:
Dr. Kas / Rekening pembeli Rp. 10.000.000,--
Cr. Hutang uang muka Rp. 10.00.000,--

22
Kerugian Atas Pembatalan Akad Murabahah (Lanjutan)
(uang muka kepada pemasok)
Pada tanggal 10 Juni 2008 Bank Syariah “Amanat Ummat” membayar uang muka pembelian mobil
antik kepada PT OTOMBIL sebesar Rp.15.000.000,-- dan kekurangannya dibayar pada saat
penyerahan barang. Disepakati bahwa apabila pesanan dibatalkan maka uang muka tersebut
dipotong sebesar 50%
Atas pembayaran uang muka tersebut Bank Syariah Amanat Ummat melakukan jurnal :
Dr. Piutang Uang muka (U M ke pemasok) Rp. 15.000.000,--
Cr. Kas Rp. 15.000.000,--

(kerugian bank)
Karena pembeli membatalkan pesanan pembelian mobil maka bank syariah terpaksa membatalkan
pesanan mobil antik pada PT Oto-Mobil. Atas pembatalan tersebut PT Oto-Mobil mengenakan
pemotongan uang muka sebesar 50% dari uang muka yaitu sebesar Rp. 7.500.000,-- sehingga Bank
Syariah Amanah Ummat mengalami kerugian sebesar jumlah tersebut.
Atas pembatalan pesanan, urbun diterima dari pemasok sebagian, dilakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Kas Rp. 7.500.000,--
Dr. Kerugian Pemesanan Mbh Rp. 7.500.000,--
Cr. Piutang Uang muka Rp. 15.000.000,-

23
Kerugian Atas Pembatalan Akad Murabahah (Lanjutan)
(penggantian kerugian bank)
Atas pembatalan pesanan pembelian mobil antik oleh Tuan Abdullah bank syariah membatalkan pesananannya
kepada PT Oto-Mobil dan atas pembatalan tersebut Bank Syariah Amanah Ummat mengalami kerugian sebesar
Rp.7.500.000,-
Oleh karena transakasi Murabahah tersebut merupakan Murabahah Berdasarkan Pesanan dan Sifatnya
Mengikat, maka kerugian tersebut dapat dimintakan kepada Tuan Abdullah (nasabah), sehingga jurnal yang
dilakukan oleh Bank Syariah Amanah Ummat adalah sebagai berikut:
Dr. Hutang uang muka Rp. 10.000.000,-
Cr. Kerugian Pemesanan Mbh Rp.7.500.000,--
Cr. Kas / rekening pembeli ( Tn Abdulah) Rp 2.500.000,--
(kerugian bank lebih besar dari uang muka)
Misalnya selain kerugian atas pemotongan uang muka oleh PT OTOMBIL sebesar Rp. 7.500.000,--
tersebut (contoh 3-3), atas pemesanan mobil antik oleh Tuan Abdullah tersebut Bank Syariah Amanah
Ummat juga telah mengeluarkan beban atas survey kelayakan mobil antik dan sebagainya sebesar
Rp.5.000.000,-- sehingga jumlah kerugian yang ditanggung oleh Bank Syariah Amanah Ummat
sebesar Rp.12.5000.000,--
Dr. Hutang Uang muka Rp. 10.000.000,--
Dr. Piutang Nasabah (Abdullah) Rp. 2.500.000,--
Cr. Kerugian Pemesanan Murabahah Rp. 7.500.000,--
Cr. Beban Survey Murabahah Rp. 5.000.000,--

24
Kerugian Atas Kesalahan Bank

(kerugian karena kesalahan bank)


Karena mendapat penawaran yang lebih menjanjikan Bank Syariah Amanah Ummat membatalkan
pemesanan mobil antik kepada PT Oto-Mobil (bukan atas kesalahan atau permintaan Tuan Abdullah),
sehingga Bank Syariah Amanah Ummat mengalami kerugian sebesar Rp. 7.500.000,--
Atas pembatalan pesanan mobil antik tersebut, kerugian sebesar Rp.7.500.000,-- ditanggung sendiri oleh
Bank Syariah Amanah Ummat dan tidak dapat dimintakan ganti rugi kepada Tuan Abdullah, sehingga
jurnal yang dilakukan oleh Bank Syariah sebagai berikut:
Dr. Rekening PT Oto-Mobil Rp. 7.500.000,--
Dr. Beban Kerugian Pemesanan Mbh Rp. 7.500.000,--
Cr. Piutang Uang muka Rp. 15.000.000,-

25
Kerugian Atas Kesalahan Bank (Lanjutan)

Yang bertanggung jawab untuk mengadakan barang adalah bank syariah sebagai penjual dan atas
pengadaan tersebut pembayaran yang dilakukan oleh bank syariah kepada pemasok sesuai yang
disepakati kedua pihak.

Atas pesanan yang dilakukan Bank Syariah Amanat Ummat kepada PT Oto-Mobil diterima mobil antik yang
dipesan, dengan harga beli sebesar Rp.110.000.000,-- (lihat contoh 1-1) Pembayaran sisa harga mobil
dibayarkan pada saat penyerahan tersebut dengan mengkredit rekening suplier.
Atas transaksi tersebut dilakukan jurnal :
Dr. Persediaan/Aset Murabahah Rp. 110.000.000,--
Cr. Piutang Uang muka (UM pemasok) Rp. 15.000.000,--
Cr. Rekening suplier (PT Oto-Mobil) Rp. 95.000.000,--

26
Latihan 1

Ahmad memohon membeli Laptop pada tanggal 17 Maret 2018 melalui bank BMI dengan kesepakatan sebagai berikut:
a. Harga Laptop di toko Rp 15.000.000,-
b. Karena promo, terdapat discount 10% ( Rp 1.500.000)
c. Jangka waktu cicilan 20 bulan
d. Margin murabahah 0,5 % perbulan
e. Uang muka Rp 3.500.000,- dibayar tanggal 17 Maret 18
f. Pembiayaan direalisasikan 18 Maret 2018

Hitunglah
a. Jumlah pembiayaan dari dana bank
b. Jumlah margin bank untuk 20 bulan
c. Jumlah pembiayaan yang akan dibukukan bank
d. Jumlah cicilan perbulan

Bukukan jurnal Akuntansi


a. Penerimaan uang muka tanggal 17 Maret 2018
b. Pembelian Laptop ke toko tanggal 17 Maret 2018
c. Pembukuan Pembiayaan murabahah tanggal 18 Maret 2018
d. Uang muka mengurangi pokok pembiayaan tanggal 18 Maret 2018
e. Penerimaan cicilan setiap bulan mulai tanggal 18 April 2018

27

Anda mungkin juga menyukai