Anda di halaman 1dari 88

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAHAMAN PELAKU

UMKM DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN


BERDASARKAN SAK EMKM DI DAERAH BEKASI

AZHAAR AYU TRI IRAWAN


NIM : S.1519.049

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TAZKIA
BOGOR
2019 M/ 1440 H
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAHAMAN PELAKU
UMKM DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN
BERDASARKAN SAK EMKM DI DAERAH BEKASI

SKRIPSI
Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Untuk Meperoleh Gelar
Sarjana Akuntansi Pada Program Studi Akuntansi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah
Institut Agama Islam Tazkia
Bogor

AZHAAR AYU TRI IRAWAN


S.1519.049

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS SYARIAH
INSTITUT AGAMAISLAM TAZKIA
BOGOR
2019 M/ 1440 H
PERNYATAAN KEASLIAN SKIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal skripsi dengan judul


“Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman Pelaku UMKM dalam Menyusun
Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM di Daerah Bekasi” beserta
seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku di masyarakat. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan pada karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini.

Bogor, 05 Agustus 2019


Pembuat Pernyataan,

Azhaar Ayu Tri Irawan


S.1519.049

i
PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAHAMAN


PELAKU UMKM DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN
BERDASARKAN SAK EMKM DI DAERAH BEKASI” yang disusun oleh :
Nama : Azhaar Ayu Tri Irawan
NIM : S.1519.049
Telah diujikan pada tanggal 05 Agustus 2019 dan disahkan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Pada Program Studi
Akuntansi Syariah Intitut Agama Islam Tazkia Bogor.
Dewan Penguji

Rochania Ayu Yunanda, M.Sc.Acc


Ketua

Putri Syifa Amalia, M.Sc Siti Khomsatun, M.Ak


Anggota Anggota

Diketahui:
Rektor Institut Agama Islam Tazkia Ketua Program Studi
Akuntansi Syariah

Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc Grandis Imama Hendra, M.Sc.Acc

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman UMKM


Dalam Menyusun Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM di Daerah
Bekasi yang disusun oleh:
Nama : Azhaar Ayu Tri Irawan
NIM : S.1519.049
Telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan dalam sidang skripsi pada
Program Studi Ilmu Akuntansi Syari’ah Institut Agama Islam Tazkia Bogor.

Bogor, 05 Agustus 2019


Pembimbing,

............................................
(Siti Khomsatun, M.Ak)

iii
ABSTRACT

Name : Azhaar Ayu Tri Irawan


NIM : S.1519.049
Major : Syariah Accounting
Tittle : Factor that Influence Understanding of SME’s Comprehension
on Arranging Financial Report Based on Financial Accounting
Standars of Entitas Micro Small and Medium in The Area of
Bekasi.

The purpose of this study is to find out SMEs’ comprehension on


arranging financial report based on Financial Accounting Standars of Entitas
Micro Small and Medium. Independent variable that used in this research are
educational background, educational level, business age and information and
socialization and dependent variable that used in this reasearch is SMEs’
comprehension on arranging financial report based on Financial Accounting
Standars of Entitas Micro Small and Medium.
Sampling method of this study is enterpreneurs in the area of Bekasi.
Sample in this study is chosen with purposive sampling method and obained 40
respondents. Analysist test using multiple linear regression analysis with used
statistical analysis capabilities of IBM SPSS software. The research result
represent that educational background and information and socialization
significantly positive towards SMEs’ comprehension on arranging financial
report based on Financial Accounting Standars of Entitas Micro Small and
Medium.

Keyword : Understanding of the SME, Financial Accounting Standars of


Entitas Micro Small and Medium.

iv
ABSTRAK

Nama : Azhaar Ayu Tri Irawan


NIM : S.1519.049
Program Studi : Akuntansi Syariah
Judul : Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman UMKM
dalam Menyusun Laporan Keuangan Berdasarkan
SAK EMKM di Daerah Bekasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman pelaku UMKM


dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah latar belakang
pendidikan, jenjang pendidikan, lama usaha, serta informasi dan sosialisasi
sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemahaman pelaku
UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.
Sampel penelitian ini adalah pelaku UMKM berdomisili di daerah Bekasi.
Sampel penelitian dipilih dengan metode purposive sampling dan diperoleh 40
responden. Dan kemudian diolah dengan analisis linear berganda dengan
menggunakan aplikasi SPSS. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa latar
belakang pendidikan serta informasi dan sosialisasi berpengaruh positif signifikan
terhadap pemahaman pelakuUMKM dalam menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK EMKM.

Kata kunci : Pemahaman UMKM, SAK EMKM.

v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Institut Agama Islam Tazkia, penulis yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama : Azhaar Ayu Tri Irawan
NIM : S. 1519.049
Program Studi : Akuntansi Syariah
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Agama Islam Tazkia Hak Bebas Royalti Noneklusif (Non Exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKU UMKM DALAM
MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK EMKM DI
DAERAH BEKASI”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti
Noneklusif ini Institut Agama Islam Tazkia berhak menyimpan, mengalih
mediakan atau memformat-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir penulis selama tetap
mencantumkan nama penulis sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik
Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Bogor
Pada Tanggal : 05 Agustus 2019

Yang menyatakan,

(Azhaar Ayu Tri Irawan)

vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB INDONESIA
Arab Latin Arab Latin Arab Latin
‫ا‬ A ‫س‬ S ‫ل‬ L
‫ب‬ B ‫ش‬ Sy ‫م‬ M
‫ت‬ T ‫ص‬ Sh ‫ن‬ N
‫ث‬ Ts ‫ض‬ Dh ‫و‬ W
‫ج‬ J ‫ط‬ Th ‫ه‬ H
‫ح‬ H ‫ظ‬ Zh ‫ء‬ ’
‫خ‬ Kh ‫ع‬ ’ ‫ي‬ Y
‫د‬ D ‫غ‬ Gh
‫ذ‬ Dz ‫ف‬ F
‫ر‬ R ‫ق‬ Q
‫ز‬ Z ‫ك‬ K

Catatan:
1. Konsonan ber syaddah ditulis rangkap, seperti kata : ”‫”ربَّنَا‬,
َ ditulis =
Rabbanâ
2. Vokal panjang (madd) fathah (baris di atas), kasrah (baris di bawah) dan
dhammah (baris di depan), ditulis â, î, û, misalnya kata :
‫سا ِكيْن‬
َ ‫ال َم‬ditulis : al-masâkîn
‫ال ُم ْف ِلحُوْ ن‬ditulis : al-muflihûn
3. Diftong ditulis : ْْ‫ = أَو‬aw, ْْ‫ =أُو‬û, ‫ي‬
ْْ َ ‫ =أ‬ay, ‫إي‬
ْْ = î
4. Kata sandang alif dan lam (‫)ال‬, baik diikuti oleh huruf Qamariyah maupun
huruf Syamsiyah, ditulis “al” di awalnya, misalnya :
َ ّ‫الن‬ditulis : al-nisâ
‫ساء‬
‫ُؤمن‬
ِ ‫الم‬ditulis : al-mu’min
5. Ta’ al marbuthah bila terletak di akhir kalimat ditulis : h, seperti
‫البقرة‬ditulis : al-Baqarah. Bila terletak di tengah kalimat, ditulis “t”,
misalnya : ‫ زكاةْالمال‬ditulis : zakât al-mâl.
6. Penulisan kalimat arab di dalam kalimat Indonesia ditulis menurut
tulisannya:
َْ‫وْ ُه َوْ َخي ُْرْالرَّ ِازقِيْن‬,
َ ditulis : wa huwa khair al-râziqîn.

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat dan karunia-Nya, karena
berkat nikmat dari-Nya penulis dapat membuat dan menyelesaikan laporan
magang ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
ShallAllahu ‘alaihi wasallam, yang telah membimbing umatnya, sehingga dapat
keluar dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang.
Tersusunnya skripsi ini juga berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai
pihak yang telah membantu penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah Subhanahu wa Ta’ala yang maha segalana yang telah memberikan
rahmat dan rahim-Nya serta atas ridho dan izin-Nya penulis dapat
mengerjakan skripsi sebagai tugas akhir. Dengan izi dan pertolongan Allah
Subhanahu wa Ta’ala, penulis diberi kemudahan dan kesempatan untuk
menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.
2. Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wasallam atas suri tauladan yang telah
diberikan kepada penulis selaku umat-Nya.
3. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Maiwan dan Ibunda Boirah yang telah
memberi kasih sayang, do’a, perhatian, dukungan dan motivasi serta
pengorbanan keduanya baik materi dan non materi sehingga dapat
membimbing penulis hingga sampai saat ini. Dan juga kepada kedua kakak
penulis yaitu Septia Eka Irawan dan Yulita Dwi Irawan yang turut serta
dalam pencapaian penulis hingga saat ini.
4. Kepada Ibu Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc, selaku selaku rektor Institut
Agama Islam Tazkia yang saya hormati.
5. Bapak Grandis Imama Hendra, M.Sc.Acc selaku Ketua Prodi Akuntansi
Institut Agama Islam Tazkia yang telah memberikan arahan, bimbingan
kepada penulis.
6. Ibu Siti Khomsatun, M. Ak selaku dosen pembimbing dalam menyusun
skripsi ini yang telah sabar membantu penulis, memberikan saran dan

viii
motivasi kepada penulis, serta mengarahkan penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini. Jazakallah khairan.
7. Seluruh dosen Institut Agama Islam Tazkia yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis.
8. Sahabat terbaik saya Arviana, Ratmi, Lobes, Mela, Bunga, April, Mecca,
Kadek, Widia, Bona yang selalu ada disaat suka maupun duka, yang selalu
mendoakan dan menyemangati penulis dan selalu bersama menemani,
menghibur penulis dalam menyusun skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan di Institut Agama Islam Tazkia 2015 yang telah
saling mendukung dalam penyusunan skripsi.
Dan akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih
terdapat beberapa kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Namun
penulis berharap skripsi ini dapat menjadi pelajaran yang bermanfaat bagi
penulis khususnya, dan juga bagi pembaca skripsi ini.
Bogor, 05 Agustus 2019

Azhaar Ayu Tri Irawan


S.1519.049

ix
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKIPSI .................................................................. i


PENGESAHAN ..................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB INDONESIA .................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................4
1.4 Batasan Masalah ........................................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian .....................................................................................5
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 7
2.1 Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia ..................................................7
2.2 SAK EMKM..............................................................................................8
2.3 Laporan Keuangan SAK EMKM ............................................................11
2.4 Pemahaman UMKM terhadap SAK EMKM ..........................................17
2.5 Latar Belakang Pendidikan......................................................................18
2.6 Jenjang Pendidikan ..................................................................................19
2.7 Lama Usaha .............................................................................................19
2.8 Informasi dan Sosialisasi .........................................................................19
2.9 Penelitian Terdahulu ................................................................................21
2.10 Kerangka Penelitian ................................................................................25

x
2.11 Pengembangan Hipotesis ........................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 29
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................29
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ..............................................................29
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................29
3.4 Metode Pengumpulan Data .....................................................................30
3.5 Identifikasi Variabel ................................................................................30
3.5.1 Variabel Dependen ...........................................................................30
3.5.2 Variabel Independen ........................................................................30
3.6 Metode Analisis .......................................................................................33
3.7 Pengertian Regresi Linear Berganda .......................................................33
3.8 Uji Validitas dan Realibitas .....................................................................34
3.8.1 Uji Validitas .....................................................................................34
3.8.2 Uji Reliabilitas .................................................................................35
3.9 Uji Asumsi Klasik ...................................................................................36
3.9.1 Uji Multikolinieritas .........................................................................36
3.9.2 Uji Heteroskedastisitas .....................................................................37
3.10 Uji Hipotesis ............................................................................................37
3.10.1 Uji t (Uji Secara Individu)................................................................37
3.10.1 Koefisien Determinasi ......................................................................38
3.10.2 Uji F (Uji Secara Simultan)..............................................................38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 40
4.1 Data Responden .......................................................................................40
4.2 Deskripsi Akuntansi dan Laporan Usaha Responden .............................45
4.3 Uji Kualitas Data ....................................................................................50
4.3.1 Uji Validitas .....................................................................................50
4.3.2 Uji Reliabilitas .................................................................................52
4.4 Uji Asumsi Klasik ...................................................................................52
4.4.1 Uji Multikolinearitas ........................................................................52
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) ...............................................53
4.5 Uji Hipotesis ............................................................................................53
4.5.1 Uji F .................................................................................................54

xi
4.5.2 Koefisien Determinasi ......................................................................54
4.5.3 Uji t ..................................................................................................54
4.6 Pembahasan .............................................................................................55
4.6.1 Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dalam Menyusun Laporan
Keuangan Berdasarkan SAK EMKM .............................................................55
4.6.2 Pengaruh Jenjang Pendidikan Dalam Menyusun Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK EMKM ..............................................................................56
4.6.3 Pengaruh Lama Usaha Dalam Menyusun Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK EMKM ..............................................................................57
4.6.4 Pengaruh Informasi dan Sosialisasi Dalam Menyusun Laporan
Keuangan Berdasarkan SAK EMKM .............................................................57
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 59
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................59
5.2 Keterbatasan Penelitian ...........................................................................60
5.3 Saran ........................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 62
LAMPIRAN ......................................................................................................... 64

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Kriteria Usaha ............................................................. 7


Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 21
Tabel 3.1 Operasional Tabel ........................................................................31
Tabel 4.1 Ringkasan Demografi Responden ...............................................44
Tabel 4.2 Uji Validitas ................................................................................. 51
Tabel 4.3 Uj Reliabilitas .............................................................................. 52
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas.................................................................... 52
Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 53
Tabel 4.6 Uji Hipotesis ................................................................................ 53

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 25


Gambar 4.1 Grafik Jenis Kelamin ...............................................................41
Gambar 4.2 Grafik Posisi Usaha .................................................................. 41
Gambar 4.3 Grafik Latar Belakang Pendidikan ........................................... 42
Gambar 4.4 Grafik Jenjang Pendidikan ....................................................... 42
Gambar 4.5 Grafik Lama Usaha .................................................................. 43
Gambar 4. 6 Grafik Jenis Usaha .................................................................. 43
Gambar 4. 7 Grafik Omzet ........................................................................... 44
Gambar 4.8 Grafik Pencatatan Pembukuan ................................................. 46
Gambar 4.9 Grafik Divisi Khusus Pencatatan Akuntansi ............................ 46
Gambar 4.10 Grafik Pencatatan Akuntansi Secara Rutin ............................ 47
Gambar 4.11 Grafik Laporan Keuangan Disusun Secara Rutin .................. 47
Gambar 4.12 Grafik Standar Akuntansi Yang Digunakan........................... 48
Gambar 4.13 Grafik Penyusunan Laporan Keuangan Menggunakan
Software ....................................................................................................... 49
Gambar 4.14 Grafik Software Membantu Dalam Penyusunan Laporan
Keuangan...................................................................................................... 49
Gambar 4.15 Grafik Tujuan Laporan Keuangan.......................................... 50

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha dengan
kapasitas kecil dan biasanya dikelola oleh usaha masyarakat dan keluarga, bukan
oleh korporasi. Secara kuantitas, UMKM mendominasi di Indonesia sehingga
dapat mempengaruhi perekonomian nasional dengan penyerapan pengangguran
dan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) (Tuti dan Dwijayanti, 2014). Di
Indonesiapada tahun 2018, jumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) mencapai 58,9
juta orang, sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun tersebut mencapai
265 juta jiwa (Kontan.co.id, 2018). Jumlah usaha mikro yang ada sebanyak 58,91
juta unit, usaha kecil 59.260 unit dan usaha besar 4.987 unit (Kontan.co.id, 2018).
Dari jumlah tersebut, penyerapan tenaga kerja mencapai 97%. UMKM
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
yaitu sebesar 60,34% (Liputan6, 2018). Dengan kata lain, UMKM menjadi
penggerak terbesar pertumbuhan perekonomian Indonesia.
UMKM telah diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 yang
disertai Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013. Dimana dengan adanya
peraturan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran
serta kelembagaan UMKM dalam perekonomian nasional, maka pemberdayaan
dilaksanakan oleh pemerintah dan berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun
2008 Pasal 7 tentang UMKM.Aspek pendanaan, sarana dan prasarana, informasi
usaha, kemitraan, perizinan usaha, kesempatan berusaha, promosi dagang dan
dukungan kelembagaan merupakan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
yang ditetapkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam menumbuhkan iklim
usaha.
UMKM mengalami kendala dalam proses pengambangannya, salah satunya
mengenai pendanaan (Tuti & Dwijayanti, 2014). Dalam proses perkembangannya,
UMKM mengalami beberapa kendala salah satunyaa adalah masalah
pemahaman. UMKM juga dapat mengajukan pembiayaanatau kredit dari
lembaga keuangan atau bank. Namun, UMKM perlu mempunyai pembukuan dan

1
2

akuntansi yang layak sehingga dapat dipertimbangkan dalam Analisa bisnis


nasabah bank.
Dengan adanya aspek pendanaan, akuntansi merupakan kunci dari
indikator kinerja suatu usaha. Untuk meningkatkan pengelolaan perusahaan,
informasi yang disediakan oleh catatan–catatan akuntansi berguna sebagai
pengambilan keputusan (Weygant et al., 2015; Scott, 2015). Dengan adanya
informasi akan akuntansi memungkinkan pelaku UMKM mengetahui
permasalahan yang mungkin timbul, kemudian mengambil tindakan koreksi
dengan tepat waktu. Oleh karena itu masalah yang mungkin timbul dapat
dihindari guna mencegah kebangkrutan usaha tersebut. Pengusaha diharapkan
mampu membaca dan menafsirkan informasi akuntansi sehingga diharapkan
mampu untuk menghitung untung ruginya laporan keuangan suatu perusahaan.
Dimana laporan keuangan berguna untuk suatu perusahaan dalam mengetahui
informasi keuangan dan hasil keuangan perusahaan pada saat tertentu, selain itu
laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut tentang posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan.
Di Indonesia praktek akuntansi pada UMKM masih rendah dan memiliki
banyak kelemahan (Prawesti, 2016; Rudiantoro dan Siregar, 2012; Tuti dan
Dwijayanti, 2014).Menurut penelitian terdahulu ada beberapa faktor yang
mempengaruhi rendahnya praktik akuntansi di UMKM, yaitu latar belakang
pendidikan, jenjang pendidikan terakhir, lama usaha, skala usaha, sosialisasi dan
informasi (Tuti, 2012; Prawesti 2015; Rudiantoro dan Siregar 2012; Lestanti,
2015; Bhaird, 2010). Latar belakang pendidikanadalah yang dapat membedakan
tingkat rendahnya tingkat pemahaman yang dimiliki UMKM (Tuti dan
Dwijayanti, 2014). Pasalnya dengan latar belakang pendidikan yang bukan berasal
dari bidang akuntansi atau tata buku yang membuat pemahaman pelaku UMKM
jadi terbatas (Rudiantoro dan Siregar, 2012). Penelitian Prawesti (2016) latar
belakang pendidikan berpengaruh positif signifikan. Hal ini karena kurangnya
pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Keterbatasan
pengetahuan berpengaruh positif signifikan terhadap praktik akuntansi (Lestanti,
2016; Swastika et. al, 2017). Namuan penelitian ini tidak mendukung penelitian
Budi dan Hanafi (2016) menyatakan bahwa keterbatasan pengetahuan pembukuan
3

akuntansi, rumitnya proses akuntansi, dan anggapan bahwa laporan keuangan


bukanlah hal yang penting membuat proses pembukuan laporan keuangan
terhambat.
Peneliti Rudiantoro dan Siregar (2012), Tuti dan Dwijayanti(2014),
Prawesti (2016), Rahmawati dan Pusparani (2016) meneliti praktik akuntansi
UMKM terkait dengan SAK ETAP. Namun, saat ini ada standar akuntansi yang
dianggap lebih sederhana dibandingkan SAK ETAP, yaitu SAK EMKM. Dalam
penelitian Tuti dan Dwijayanti (2014) menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan
yang masih rendah, kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
akuntansi, tidak memiliki divisi khusus khusus pembukuan akuntansi, adanya
persepsi yang tidak penting akan laporan keuangan, menyebakan kurangnnya
pemahaman akan SAK ETAP. Selain itu SAK ETAP masih dianggap terlalu
memberatkan serta rumit untuk usaha UMKM, oleh karena itu Dewan Standar
Akuntansi (DSAK) lebih mempermudah para pelaku UMKM dalam membuat
laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM yang mulai berlaku efektif pada 1
Januari 2018. Sejauh penelusuran belum banyak yang meneliti tentang
pemahaman pelaku usaha UMKM atas SAK EMKM. Sehingga penelitian ini
dianggap perlu untuk membahas determinan pemahaman pelaku usaha atas SAK
EMKM.
UMKM di Bekasi mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 410 ribu orang
dan diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya. Terdapat 2.186 UMKM yang
ada di Bekasi, dimana menurut Bekasikota.go.id (2018) UMKM berdasarkan
katergori makanan dan minuman sebanyak 1.234 pengusaha, fashion 143
pengusaha, aksesoris 62 pengusaha, kerajinan tangan 133 pengusaha, kerajinan
kulit santadoges (sandal, tas, dompet dan gesper) sebanyak 93 pengusaha, ikan
hias 122 pengusaha, dan bordir 138 pengusaha, boneka 143 pengusaha, furnitur
93 pengusaha dan batik 25 pengusaha.Sehingga penelitian ini akan menggunakan
responden UMKM di Bekasi dengan pertimbangan banyaknya pelaku UMKM
dan Bekasi merupakan kota penopang Ibu Kota.
Uraian di atas memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian dengan
tema Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Bekasi. Adapun
penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti memberikan judul “Faktor Yang
4

Mempengaruhi Pemahaman Pelaku UMKM Dalam Menyusun Laporan


Keuangan Berdasarkan SAK EMKMdi Daerah Bekasi”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakamg yang telah diuraikan di atas maka penulis
merumuskan masalah dalam tulisan ini dapat disederhanakan dengan bentuk
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah latar belakang pendidikan mempengaruhi pemahaman Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK EMKM?
2. Apakah jenjang pendidikan mempengaruhi pemahaman Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menyusun laporan keuangan?
3. Apakah lama usaha mempengaruhi pemahaman Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan
SAK EMKM?
4. Apakah informasi dan sosialisai mempengaruhi pemahaman Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK EMKM?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini dapat diarahkan untuk menjawab rumusan masalah
dalam penelitian sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan terhadap pemahaman
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menyusun laporan
keuangan berdasarkan SAK EMKM.
2. Mengetahui pengaruh jenjang pendidikan terhadap pemahaman Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK EMKM.
3. Mengetahui pengaruh lama usaha terhadap pemahaman Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK EMKM.
5

4. Mengetahui pengaruh informasi dan sosialisasi terhadap pemahaman


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menyusun laporan
keuangan berdasarkan SAK EMKM.
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian yang berjudul “Faktor Yang
Mempengaruhi Pelaku UMKM Dalam Menyusun Laporan Keuangan di Daerah
Bekasi” yaitu meneliti pelaku UMKM di daerah Bekasi.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan guna memberikan manfaat bagi pihak–pihak yang
membutuhkan seperti pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan
penulis. Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Pengusaha UMKM
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pelaku UMKM dalam
menyadari pentingnya laporan keuangan bagi perkembangan usahanya.
b. Bagi Regulator
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan unruk Dewan
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK IAI)
mengenai pemahaman pelaku usaha atas SAK EMKM. Selain itu,
diharapkan menjadi masukan bagi departemen koperasi dan usaha UMKM
mengenasi pemahamannya terhadap akuntansi sehingga ada langkah
sosialisasi.
c. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan bukti dan referensi
baru mengenai determinan yang mempengaruhi pemahaman pelaku
UMKM atas SAK EMKM.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam laporan magang ini terdiri dari lima bab.
Penulis akan memaparkan isi setiap bab agar memudahkan pembaca. Berikut
gambaran umum dari setiap bab-babnya.
6

BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini yang menguraikan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini terdiri dari landasan teori-teori yang meliputi UMKM, laporan
keuangan, SAK ETAP dan penelitian terdahulu dari masalah yang akan diteliti
sebagai pijakan dalam menganalisa masalah yang akan menjadi objek penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai gambaran umum objek penelitian yang
meliputi lokasi penelitian, jenis dan sumber data, analisis data dan pembahasan
dari analisis data.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini menjadi inti dari penelitian. Dalam bab ini dipaparkan temuan-
temuan hasil pengeolahan data.Hasil pengolahan data sesuai dengan metodelogi
dan analisis yang digunakan. Hal ini menjawab rumusan masalah pada bab satu
dengan baik dan sesuai dengan teori yang ada pada bab kedua.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang penulis berikan dari hasil
penelitian yang dilakukan. Selain itu, penulis memberikan rekomendasi untuk
ditindak lanjuti dari masalah yang mungkin belum bisa terselesaikan dalam
penelitian ini dan menjadi kekurangan yang bisa diperbaiki untuk peneliti
berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia


Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan perusahaan kecil yang
biasanya dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil
orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu. Menurut Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM), Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Kriteria usaha berdasarkan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 ditunjukkan pada Tabel 2. 1

Tabel 2.1 Klasifikasi Kriteria Usaha


No Uraian Kriteria Aset Kriteria Omzet
1 Usaha Mikro Maksimal 50 Juta Maksimal 300 Juta
2 Usaha Kecil >50 Juta – 500 >300 Juta – 2,5
Juta Milyar
3 Usaha Menengah >500 Juta – 10 >2,5 Milyar – 50
Milyar Milyar

Menurut Sofiah dan Ranjabudhin (2011, hal.210) menyatakan secara umum


sektor usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut: Sistem

7
8

pembukuan yang relative sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah


administrasi pembukuan standar.
1. Margin yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi
2. Modal terbatas
3. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan yang masih terbatas.`
4. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan ditekannya
biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.
5. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat
terbatas.
6. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,
mengingat keterbatasan dalam system administrasinya.
UMKM memberikan kontribusi yang sangat besar bagi Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) yaitu sebesar 60,34% (Liputan6, 2018). Di Indonesia pada
tahun 2018, jumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) mencapai 58,9 juta orang,
sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun tersebut mencapai 265 juta
jiwa (Kontan.co.id , 2018). Jumlah usaha mikro yang ada sebanyak 58,91 juta
unit, usaha kecil 59.260 unit dan usaha besar 4.987 unit (Kontan.co.id, 2018).
Dari jumlah tersebut, penyerapan tenaga kerja mencapai 97% .Dengan data
tersebut dapat disimpulkan bahwa UMKM berperan dalam membuka lapangan
pekerjaan dan mengurangi tingkat pengangguran, serta menjadi penggerak
terbesar pertumbuhan perekonomian Indonesia.

2.2 SAK EMKM


Dewan Standar Akuntansi (DSAK) menyetujui Standar Akuntansi untuk
Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) pada 18 Mei 2016 untuk
mengatasi permasalahan pembukuan akuntansi pada UMKM. SAK EMKM
ditujukan untuk digunakan oleh entitas yang tidak atau belum mampu memenuhi
persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP. SAK EMKM tidak
memberikan definisi dan kriteria kuantitatif entitas mikro, kecil, maupun
menengah. Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah dapat digunakan sebagai acuan dalam mendefinisikan dan memberikan
rentang kuantitatif tersebut. Dalam SAK EMKM, laporan keuangan entitas
9

disusun menggunakan asumsi dasar akrual dan kelangsungan usaha, sebagaimana


yang digunakan oleh entitas selain entitas mikro, kecil, maupun menengah, serta
menggunakan konsep entitas bisnis. Laporan keuangan entitas terdiri dari: (a)
laporan posisi keuangan, (b) laporan laba rugi, dan (c) catatan atas laporan
keuangan. SAK EMKM diharapkan mampu untuk mendorong dan memfasilitasi
usaha mikro, kecil, dan menengah dalam menyusun laporan keuangan.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) 2016, menyusun SAK EMKM sebagai
standar laporan keuangan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pelaporan keuangan entitas mikro, kecil dan menengah yang tidak atau belum
mampu memenuhi persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP (Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik).Undang-Undang yang relevan sebagai acuan
pengaturan tentang definisi, kriteria, dan rentang kuantitatif usaha mikro, kecil,
dan menengah diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 (UU
20/2008).SAK EMKM disusun untuk mendorong dan memfasilitasi usaha mikro,
kecil, dan menengah dalam menyusun laporan keuangan. Rerangka pelaporan
keuangan SAK EMKM membantu entitas dalam melakukan transisi dari
pelaporan keuangan yang berdasar kas ke pelaporan keuangan dengan dasar
akrual. SAK EMKM juga membantu entitas untuk dapat menerapkan SAK lain
yang lebih komprehensif, seiring dengan perkembangan ukuran dan kompleksitas
transaksi bisnis yang dilakukan entitas tersebut.Entitas yang memiliki transaksi
yang tidak secara spesifik diatur dalam SAK EMKM untuk menentukan kebijakan
akuntansinya. Oleh karena itu, entitas tidak disyaratkan untuk mengacu kepada
SAK lain karena persyaratan yang diatur dalam SAK lain tersebut mungkin tidak
konsisten dengan persyaratan dan pengaturan yang ada dalam SAK EMKM.
Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga
Keuangan Mikro mensyaratkan agar lembaga keuangan mikro melakukan dan
memelihara pencatatan dan/atau pembukuan keuangan yang sesuai dengan SAK
yang berlaku. Untuk memenuhi amanah tersebut, DSAK IAI menyusun SAK
yang:
1. Konsisten dengan pilar standar akuntansi keuangan yang ada;
2. Mencerminkan perkembangan terkini mengenai operasi bisnis dan
transaksi yang dilakukan oleh entitas secara umum;
10

3. Menyeimbangkan prinsip akuntansi yang sesuai dengan ukuran,


kompleksitas, kebutuhan informasi pengguna laporan keuangan; dan
4. Berdasarkan prinsip efektivitas biaya.
SAK EMKM diterapkan oleh entitas yang memenuhi kriteria usaha mikro,
kecil, dan menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 20 Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Entitas yang memiliki
akuntabilitas publik yang signifikan di sektor jasa keuangan dapat menerapkan
SAK EMKM jika diizinkan oleh otoritas di bidang jasa keuangan.
Entitas yang masuk dalam ruang lingkup SAK EMKM adalah entitas yang
memenuhi seluruh kriteria maupun karakteristik sebagai berikut:
1. Definisi ETAP sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
2. Bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar (bukan merupakan entitas
anak dan entitas asosiasi) sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 UU No
20 Tahun 2008.
3. Rentang kuantitatif sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 6 dalam UU No
20 Tahun 2008, bahwa kriteria UMKM adalah sebagai berikut:
a. Usaha Mikro: memiliki kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan
bangunan) paling banyak Rp50.000.000 atau memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000;
b. Usaha Kecil: memiliki kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan
bangunan) antara Rp50.000.000 dan Rp500.000.000 atau memiliki
hasil penjualan tahunan antara Rp300.000.000 dan
Rp2.500.000.000;
c. Usaha Menengah: memiliki kekayaan bersih (tidak termasuk tanah
dan bangunan) antara Rp500.000.000 dan Rp10.000.000.000 atau
memiliki hasil penjualan tahunan antara Rp2.500.000.000 dan
Rp50.000.000.000.
d. Tidak memiliki dan/atau menguasai UMKM mitra usahanya
sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 35 UU No 20 Tahun 2008.
11

Entitas yang memenuhi kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2008, kecuali untuk entitas yang baru
pertama kali didirikan, setidaknya selama 2 tahun berturut-turut, dengan
pertimbangan bahwa pemenuhan kriteria tersebut tidak bersifat temporer, dan
bahwa entitas tersebut memang memiliki kriteria yang sesuai dengan intensi awal
DSAK IAI dalam menyusun SAK EMKM ini.
Selain kriteria yang wajib dipenuhi, entitas yang masuk dalam ruang lingkup SAK
EMKM dapat:
1. Menerima hibah dan sumber pembiayaan lain yang sah serta tidak
mengikat dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah, sebagaimana dijelaskan
dalam Pasal 21 UU No 20 Tahun 2008;
2. Menyelenggarakan usaha dengan modal patungan (joint venture) dengan
pihak asing sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 32 UU No 20 Tahun
2008; dan
3. Memiliki saham milik Usaha Besar yang terdaftar di Bursa Efek
sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 33 UU No 20 Tahun 2008.
Komponen laporan keuangan SAK EMKM tidak meliputi laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas karena:
1. Pengguna laporan keuangan yang terbatas;
2. Relevansi informasi yang dihasilkan oleh laporan keuangan;
Pertimbangan kemudahan dalam penerapan pengaturan SAK EMKM.

2.3 Laporan Keuangan SAK EMKM


Terdapat beberapa jenis lapotan keuangan perusahaan yang tergantung
dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing-masing
laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan
perusahaan, baik secara sebagian maupun secara keseluruhan. Namun, dalam
praktiknya perusahaan dituntut untuk menyusun beberapa jenis laporan keuangan
yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama untuk kepentingan
diri sendiri maupun untuk pihak lain.
Laporan keuangan merupakan catatan informasi suatu perusahaan pada
periode akuntansi yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan
12

keuangan berguna bagi banker, kreditor, pemilik dan pihak-pihak yang


berkepentingan dalam menganalisi serta menginterpretasikan kinerja keuangan
dan kondisi perusahaan (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2016). Hasil usaha dan
kondisi keuangan suatu perusahaan ada saat tertentu atau jangka waktu tertentu
dapat dilihat dari laporan keuangannya (Harahap, 2009 hal:105). Catatan atas
laporan keuangan disajikan secara sistematis sepanjang hal tersebut praktis. Setiap
akun dalam laporan keuangan merujuk-silang ke informasi terkait dalam catatan
atas laporan keuangan (SAK-EMKM bab 6 paragraf 1, 2016).

Dalam Q.S Al-Ba’qarah (2):282 Allah Berfirman :


ْ َ‫س ًّمى فَا ْكتُبُوهُ ۚ َو ْل َي ْكتُبْ َب ْينَ ُك ْم كَاتِبٌ ِب ْال َعدْ ِل ۚ َو َل َيب ْ َ كَاتِبٌ أ‬ َ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإذَا تَدَا َي ْنت ُ ْم ِبدَي ٍْن ِإلَ ٰى أ َ َج ٍل ُم‬
....... ۚ ‫ش ْيئًا‬
َ ُ‫َس ِم ْنه‬
ْ ‫اَّللَ َربَّهُ َو َل َي ْبخ‬
َّ ‫ق‬ ِ َّ‫اَّللُ ۚ َف ْل َي ْكتُبْ َو ْل ُي ْم ِل ِل ا َّلذِي َع َل ْي ِه ْال َح ُّق َو ْل َيت‬
َّ ُ‫ب َك َما َعلَّ َمه‬
َ ُ ‫َي ْكت‬
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan
(apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya,
dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya...........”.
Berdasarkan firman Allah tersebut dapat diartikan bahwa ketika ber-
mumalah seperti jual beli, sewa-menyewa, utang-piutang dan lain-lain secara
tidak tunai, baik dalam skala besar ataupun kecil maka hendaklah dicatat dalam
sebuah pembukuan. Dalam ayat ini mendorong Muslim untuk mencatat transaksi
mereka (terutama pinjaman). Islam mengajarkan bahwa setiap muslim akan
mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Allah SWT. Dan islam juga
mendorong setiap Muslim untuk berbuat adil, indah dan damai kepada sesama
manusia.

Penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan SAK EMKM


Informasi posisi keuangan entitas terdiri dari informasi mengenai asset,
liabilitas, dan ekuitas entitas pada tanggal tertentu, dan disajikan dalam laporan
13

posisi keuangan. Unsur-unsur tersebut didefinisikan sebagai berikut menurut


(SAK EMKM, 2016)
1. Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan yang dari manfaat ekonomik dimasa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2. Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa
lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
entitas yang mengandung manfaat ekonomik
3. Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikurangi seluruh
liabilitasnya.
Informasi kinerja entitas terdiri dari informasi mengenai penghasilan dan beban
selama periode pelaporan, dan disajikan dalam laporan laba rugi.
1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomik selama periode
pelaporan dalam bentuk arus kas masuk atau kenaikan asset, atau
penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal
2. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomik selama periode
pelaporan dalam bentuk arus kas keluar atau penurunan asset, atau
kenaikan liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
disebabkan oleh distribusi kepada penanam modal.
Dasar Pengukuran unsur laporan keuangan dalam SAK EMKM adalah biaya
historis. Biaya historis suatu asset adalah sebesar jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan untuk memperoleh asset tersebut pada saat perolehan. Biaya historis
suatu liabilitas adalah sejumlah kas atau setara kas yang diterima atau jumlah kas
yang diperkirakan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan
usaha normal.
Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu
pos dalam laporan keuangan atau laporan aba rugi yang memenuhi kriteria :
1. Manfaat ekonomik yang terkait dengan pos-pos asset, liabilitas,
penghasilan dan beban dapat dipastikan akan mengalir ke dalam atau
keluar dari entitas.
2. Pos-pos tersebut memiliki biaya yang dapat dikukur dan andal.
14

Pengungkapan diperlukan ketika kepatuhan atas persyaratan


tertentu dalam SAK EMKM tidak memadai bagi pemakai untuk
memahami pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain atas posisi
dan kinerja keuangan entitas. Penyajian wajar laporan keuangan
mensyaratkan entitas untuk menyajikan informasi yang relevan,
representative tepat, keterbandingan, dan keterpahaman. Entitas
menyajikan secara lengkap laporan keuangan pada akhir setiap periode
pelaporan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2016) SAK EMKM
mensyaratkan bahwa laporan keuangan minimum terdiri dari:
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;
2. Laporan laba rugi selama periode;
3. Catatan atas laporan keuangan, yang berisi tambahan dan rincian akun-
akun tertentu yang relevan.
Penyajian wajar laporan keuangan mensyaratkan entitas untuk menyajikan
informasi untuk mencapai tujuan:
1. Relevan: informasi dapat digunakan oleh pengguna untuk proses
pengambilan keputusan.
2. Representasi tepat: informasi disajikan secara tepat atau secara apa yang
seharusnya disajikan dan bebas dari kesalahan material dan bias.
3. Keterbandingan: informasi dalam laporan keuangan entitas dapat
dibandingkan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi
dan kinerja keuangan. Informasi dalam laporan keuangan entitas juga
dapat dibandingkan antar entitas untuk mengevaluasi posisi dan kinerja
keuangan.
4. Keterpahaman: informasi yang disajikan dapat dengan mudah dipahami
oleh pengguna. Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut dengan
ketekunan yang wajar.

Berdasarkan Q.S An Nahl ayat 90, Allah berfirman :


ُ ‫سا ِ َوإِيت َاء ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َع ِن ْالفَحْ شَاء َو ْال ُمنك َِر َو ْالبَ ْغي ِ َي ِع‬
َ ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُرو‬ ِ ‫اَّللَ يَب ْ ُم ُر بِ ْالعَدْ ِل َو‬
َ ْ‫اإلح‬ ‫إِ َّ ه‬
﴾٠٩﴿
15

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh ‘kamu (berlaku adil dan berbuat


kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perpuatan keji,
kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.”
Berdasarkan firman Allah tersebut menurut tafsir Al Wajiz mengartikan
bahwa Allah memerintahkan hambanya untuk berlaku adil. Adil yang dimaksud
disini artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan hak kepada
masing-masing yang mempunyai hak. Yaitu jika adil dalam bermuamalah dalam
akad jual beli dan tukar-menukar dengan memenuhi kewajiban kita dan tidak
mengurangi hak orang lain (seperti mengurangi takaran dan timbangan), tidak
menipu dan menzalimi.

Dan di dalam Q.S Asysyu’ra ayat 181, Allah berfirman :


َ‫أ َ ْوفُوا ْال َك ْي َل َو َل ت َ ُكونُوا ِمنَ ْال ُم ْخ ِس ِرين‬
Artinya : “Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang
yang merugikan. Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah
kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela
dimuka bumi dengan membuat kerusakan.”
Berdasarkan firman Allah tersebut dapat diartikan bahwa kita harus
mengukur secara adil, jang dilebihkan dan dikurangi. Kita dilarang untuk
menuntut keadilan ukuran dan timbangan bagi kita, sedangkan bagi orang lain kita
menguranginya.

Laporan posisi keuangan entitas mencakup akun-akun sebagai berikut; kas


dan setara kas, piutang, persediaan, asset tetap, utang usaha, utang bank, dan
ekuitas. Entitas menyajikan akun dan bagian dari akun dalam laporan posisi
keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk memahami posisi keuangan
entitas. SAK EMKM tidak menentukan format atau urutan terhadap akun-akun
yang disajikan. Meskipun demikian, entitas dapat menyajikan akun-akun aset
berdasarkan urutan likuiditas dan akun-akun liabilitas berdasarkan urutan jatuh
tempo. (SAK-EMKM bab 4 paragraf 4, 2016)
16

Entitas mengklasifikasikan semua aset lainnya sebagai tidak lancar. Jika


siklus operasi normal entitas tidak dapat diidentifikasi dengan jelas, maka siklus
operasi diasumsikan 12 bulan. Entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai
liabilitas jangka pendek jika :
1. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan,
dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas.
2. Dimiliki untuk diperdagangkan
3. Diharapkan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan, atau
4. Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari
pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan liabilitas setidaknya 12
bulan setelah akhir periode pelaporan. (SAK-EMKM bab 4 paragraf 6,
2016)
Laporan laba rugi entitas mencakup akun-akun sebagai berikut;
pendapatan, beban keuangan, beban pajak. Entitas menyajikan akun dan bagian
dari akun dalam laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk
memahami kinerja keuangan entitas. Laporan laba rugi memasukan semua
penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu priode, kecuali SAK EMKM
mensyaratkan lain. SAK EMKM mengatur perlakuan atas dampak koreksi atas
kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajukan sebagai penyesuaian
retrospektif terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau
rugi dalam periode terjadinya perubahan.
Catatan atas laporan keuangan memuat :
a. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai SAK
EMKM
b. Ikhtisar kebijakan akuntansi
c. Informasi tambahan dan rincian pos tertentu yang menjelaskan transaksi
penting dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk
memahami laporan keuangan
Di Indonesia terdapat peraturan yang mengatur bahwa UMKM diwajibkan
untuk melakukan pencatatan akuntansi yang baik sesuai dengan standar akuntansi
yang ada. Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
17

Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang pelaksanaan Undang – Undang Nomor


20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pasal 48 menyatakan
pembinaan dan pengawasan terhadap usaha mikro, usaha kecil dan usaha
menengah yang telah memperoleh izin usaha dilakukan oleh pejabat secara teratur
dan berkesinambungan sesuai dengan kewenangannya. Pada pasal 49 ditegaskan
dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimana yang dimaksud dalam
pasal 48, pemegang izin usaha wajib menyusun pembukuan kegiatan usaha.

2.4 Pemahaman UMKM terhadap SAK EMKM


Menurut kamus besar besar bahasa Indonesia, kaya paham sebagai asal
kata dari pemahaman diartikan sebagai mengerti benar atau tahu benar. Jadi,
pemahaman dapat diartikan sebagai proses, perbuatan, cara untuk mengerti benar
atau mengetahui benar. Seseorang dapat dikatakan paham mengenai sesuatu
apabila orang tersebut sudah mengerti benar mengenai hal tersebut. Pemahaman
merupakan kemampuan untuk mendapatkan makna dari arti akan suatu hal yang
dipelajari atau menajadi fokus pembahasan (Djuharni, 2012). SAK EMKM
dianggap dapat membantatu dan mempemudah akan pemahaman UMKM
terhadap laporan keuangan UMKM dalam mengembangkan suatu usaha.
Pemberian akan sosialisasi dan informasi dianggap mampu meningkatkan
pemaham UMKM akan Standar Akuntansi (Prawesti, 2016).
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK
EMKM) tidak secara spesifik mengatur perlakuan akuntansi atau suatu transaksi,
peristiwa, atau keadaan lainnya, maka entitas hanya mengacu pada dan
mempertimbangkan definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk
aset, liabilitas, penghasilan, dan beban serta prinsip pervasif (SAK-EMKM,
2016). Dimana SAK EMKM merupakan standar akuntansi yang jauh lebih
sederhana dibandngkan SAK ETAP.
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK
EMKM) yang telah diberlakukan efektif pada 1 Januari 2018 yang diharapkan
lebih mampu mempermudah serta dapat mendorong dan memfasilitasi kebutuhan
para pelaku UMKM dalam membuat laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.
18

2.5 Latar Belakang Pendidikan


Perintah menuntut ilmu telah Allah ‫ ﷻ‬perintahkan sejak dahulu kepada
Rasulullah ‫ ﷺ‬dan ummatnya tanpa terkecuali. Hal ini telah termaksud dalam kitab
suci Al-Quran surah thaha surah ke 20 ayat 132 yang berbunyi :
‫طبِ ْر َعلَ ْي َها ۖ َل نَ ْسبَلُكَ ِر ْزقًا ۖ نَحْ نُ ن َْر ُزقُكَ ۗ َو ْالعَاقِبَةُ ِللت َّ ْق َوى‬
َ ‫ص‬ َّ ‫َوأْ ُم ْر أ َ ْهلَكَ بِال‬
ْ ‫ص ََلةِ َوا‬
Artinya : “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu,
Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi
orang yang bertakwa.” (Q.S. Thaha (20) : 132)
Imam Qurtubhy Rahimahullah dalam kitabnya menafsirkan ayat ini bahwa
adanya perintah untuk mengerjakan shalat serta mewajibkan dan diminta untuk
bersabar dalam mengerjakannya dan mengerjakannya selalu, dan ini adalah
perintah untuk Nabi khususnya dan untuk ummat pada umumnya, dengan kata
lain hal yang paling utama yang harus di tanam pada seorang mukmin adalah
pendidikan untuk anak sejak usia dini. Pendidikan tentang kewajiban shalat sejak
usia dini kepada anak-anak yang dididik dengan pola dan tata cara yang Allah ‫ﷻ‬
ridhai merupakan pendidikan yang paling baik.
Berdasarkan penafsiran firman Allah ‫ ﷻ‬oleh Imam Qurtubhy dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah komponen yang penting untuk ditempuh
setiap manusia yang telah dititipkan Allah ‫ ﷻ‬akal pikiran yang tidak ada pada
ciptaan lainnya. Ayat diatas menunjukkan bahwa pendidikan yang ditempuh
haruslah pendidikan yang sesuai syari’at Islam dimana Allah ‫ ﷻ‬ridha terhadapnya.
Latar belakang pendidikan merupakan jurusan atau bidang studi yang
ditempuh oleh pelaku UMKM (Tuti dan Dwijayanti, 2014). Latar belakang
pendidikan akuntansi atau ekonomi mempunyai kemampuan dalam pembukuan.
Pengusaha yang memiliki latar belakang akuntansi diyakini akan dapat melakukan
pembukuan dan membuat laporan keuangan dengan lebih baik dibandingkan
dengan pengusaha yang berlatar belakang pendidikan non akuntansi (Rudiantoro
dan Siregar , 2012). Dalam penelitian ini pendidikan yang dibutuhkan adalah
pendidikan terkait akuntansi dan pemahaman terhadap laporan keuangan
berdasarkan SAK EMKM.
19

2.6 Jenjang Pendidikan


Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang dikembangkan (UU RI No. 20 tahun 2003). Jenjang pendidikan
yang ditempuh pelaku UMKM dapat meningkatkan pemahaman terhadap SAK-
EMKM karena pengetahuan yang lebih baik. Jenjang Pendidikan yang lebih
tinggi juga memungkinkan seseorang untuk lebih open minded sehingga lebih
dapat mengikuti perkembangan-perkembangan yang ada, termasuk dalam hal
pembukuan. Jenjang Pendidikan lebih tinggi akan meningkatkan kemampuan
pelaku bisnis dalam menyerap pengetahuan dan informasi baru (Gray, 2006; Van
Hermert et al., 2011; Rudiantoro dan Siregar, 2012).

2.7 Lama Usaha


Menurut Patty dan Rita (2015), menyatakan bahwa lama usaha adalah
jangka waktu pengusaha dalam menjalankan usahanya atau masa kerja seseorang
dalam menekuni suatu bidang pekerjaan. Sedangkan menurut pendapat Priyandika
(2015), Lama usaha adalah lamanya seorang pelaku usaha atau bisnis menekuni
bidang usahanya. Sehingga definisi lama usaha dalam penelitian ini adalah jangka
waktu atau lamanya waktu pengusaha UMKM menjalankan usahanya.
Lama suatu usaha berdiri memberikan pengaruh terhadap pemahaman
pengusaha UMKM mengenai SAK EMKM. Umur usaha yang semakin panjang,
memberikan keuntungan dalam hal telah mempunyai struktur dan proses yang
rutin yang mendisiplinkan setiap tindakan perusahaan. Termasuk dalam proses
tersebut adalah proses pembukuan.

2.8 Informasi dan Sosialisasi


Sosialisasi dan informasi dapat memberikan pengetahuan kepada UMKM
mengenai penyusunan laporan keuangan. Sosialisasi dan informasi merupakan
cara untuk mengenalkan dan membantu UMKM dalam mengetahui serta
memahami tentang Standar Akuntansi Keuangan (Tuti dan Dwijayanti, 2014).
Infomasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi
akuntansi (Diah, 2013). Informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang
20

entitas ekonomi yang bermanfaat untuk mengambil keputusan ekonomi dalam


menentukan pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan (Belkaoui, 2010).
21

2.9 Penelitian Terdahulu


Penulis mengambil beberapa referensi dari penelitian terdahulu terkait dengan penelitian yang akan diteliti penulis. Penelitian
mengenai faktor yang mempengaruhi pemahaman UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi sudah
banyak dilakukan. Akan tetapi penulis ingin meneliti tentang pemahaman UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan
SAK EMKM dimana masih jarang yang membahas mengenai SAK EMKM. Berikut daftar penelitian terdahulu mengenai faktor
yang pemahaman UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi :
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Tahun Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil
Variabel Sampel
1 2008 Mac an Bhaird Determinants Of Mengetahui penerapan Model : Responden Adanya pengaruh
Capital Structure
teori struktur modal dalam Regresi multivarat berjumlah 299 positif signifikan
in Irish SMEs UKM di Irlandia dengan orang terhadap ukuran usaha
menguji secara empiris dan lama usah
pengaruh karakteristik
perusahaan terhadap
sumber hutang dan ekuitas
yang digunakan
2 2012 Rizki Kualitas Laporan Menguji pengaruh kualitas Variabel Independen Responden Faktor pengaruh usaha,
Rudiantoro dan Keuangan UMKM laporan keuangan UMKM (X) : berjumlah 50 informasi dan
Sylvia Serta Prospek terhadap tingkat kredit 1. Jenjang pendidiksn orang berada di sosialisasi berperan
Veronica Implementasi yang diterima UMKM, terakhir wilayah Jakarta, positif signifikan,
Siregar SAK ETAP serta propek dari SAK 2. Latar belakang Bogor, Depok, sedangkan latar
ETAP terhadap pendidikan dan beberapa belakang pendidikan
peningkatan kualitas 3. Ukuran usaha wilayah di dan jenjang pendidikan
laporan keuangan UMKM 4. Lama usaha pulau Jawa tidak berpengaruh
Variabel Dependen (Y) terhadap peningkatan
22

: kualitas laporan
Peningkatan kualitas keuangan
laporan keuangan
Model :
Regresi linear berganda
3 2014 Rias Tuti dan Faktor-Faktor Mengetahui faktor-faktor Variabel Independen Responden Lama usaha
S, Patricia Yang yang (X) : berjumlah 52 berpengaruh positif
Dwijayanti Mempengaruhi mempengaruhipemahaman 1. Informasi dan orang di signifikan, sedangkan
Dwijayanti Pemahaman UMKM dalam menyusun sosialisasi wilayah latar belakang
UMKM Dalam laporan keuangan 2. Latar belakang Surabaya pendidikan, informasi
Menyusun berdasarkan SAK ETAP pendidikan dan sosialisasi tidak
Laporan 3. Jenjang pendidikan berpengaruh terhadap
Keuangan 4. Lama usaha pemahaman UMKM
Berdasarkan SAK 5. Ukuran usaha dalam menyusun
ETAP Variabel Dependen (Y) : laporan keuangan
Pemahaman UMKM dalam berdasarkan SAK
menyusun laporan ETAP.
keuangan berdasarkan SAK
ETAP
Model :
Regresi logistik ganda
4 2015 Dwi Lestanti Pengaruh Mengetahui pengaruh Variabel Independen Responden Pengaruh pengetahuan
Pengetahuan pengetahuan akuntansi, (X) : berjumlah 130 akuntansi dan
Akuntansi, pengalaman usaha, 1. Pengetahuan orang di pengalaman usaha
Pengalaman motivasi kerja, akuntansi wilayah berpengaruh positif
Usaha, Dan pengetahuan akuntansi, 2. Pengalaman usaha Boyolali signifikan, sedangkan
Motivasi Kerja pengalaman usaha 3. Motivasi kerja motivasi kerja terhadap
Terhadap Persepsi terhadap persepsi Variabel Dependen (Y) persepsi penggunaan
Penggunaan penggunaan informasi : informasi akuntansi
Informasi akuntansi pada pelaku Persepsi penggunaan
Akuntansi Pada UMKM di Boyolali informasi akuntansi
23

Pelaku UMKM di pada pelaku UMKM di


Boyolali Boyolali
Model :
Regresi linear berganda
5 2016 Ita Prawesti Faktor-faktor Mengetahui pengaruh Variabel Independen Responden latar belakang
Yang skala usaha, informasi dan (X) : berjumlah 42 pendidikan
Mempengaruhi sosialisasi, latar belakang 1. Skala Usaha orang di berpengaruh positif
Pemahaman pendidikan terhadap 2. Sosialasi dan kabupaten signifikan, sedangkan
UMKM Dalam pemahaman UMKM informasi Sleman lama usaha, informasi
Menyusun dalam menyusun laporan 3. Latar belakang dan sosialisasi tidak
Laporan keuangan berdasarkan pendidikan berpengaruh terdahap
Keuangan SAK ETAP Variabel Dependen (Y) : pemahaman UMKM
Berdasarkan SAK Pemahaman UMKM dalam menyusun
ETAP dalam menyusun laporan laporan keuangan
keuangan berdasarkan sesuai dengan SAK
SAK ETAP ETAP
Model :
Regresi linear berganda
6 2017 Ketut Swastika Pengaruh Skala Menguji dan menganalisis Variabel Independen Responden Skala usaha, umur
Harta Yasa, Usaha, Umur pengaruh skala usaha, (X) : berjumlah 54 perusahaan dan
Nyoman Perusahaan, umur perusahaan, dan 1. Skala usaha orang di pengetahuan
Trisna Pengetahuan Dan pengetahuan akuntansi 2. Pengetahuan kecamatan berpengaruh positif
Herawati, dan Akuntansi terhadap penggunaan akuntansi Buleleng signifikan terhadap
Ni Luh Gede Terhadap informasi akuntansi, serta 3. Skala usaha penggunaan informasi
Erni Sulinda Penggunaan menguji dan menganalisis 4. Umur usaha akuntansi pada usaha
Wati Informasi ketidakpastian lingkungan Variabel Dependen (Y) : kecil menengah
Akuntansi Pada dalam memoderisasi Penggunaan informasi (UKM)
Usaha Kecil pengaruh skala usaha, akuntansi
Menengah (UKM) umur perusahaan dan Variabel Moderasi (Z) :
di Kecamatan pengetahuan akuntansi Ketidakpastian
Buleleng Dengan terhadap penggunaan lingkungan
24

Ketidakpastian informasi akuntansi Model :


Lingkungan Analisis linear berganda
Sebagai Variabel dan MRA
Pemoderasi
25

2.10 Kerangka Penelitian


Kerangka pemikiran konseptual menggambarkan pengaruh latar belakang
pendidikan, lama usaha, informasi dan sosialisasi terhadap pemahaman pelaku
UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM, dan
dijabarkan sebagai berikut :

Latar Belakang
Pendidikan (X₁)

Jenjang Pendidikan Pemahaman Pelaku UMKM


(X₂) Dalam Menyusun Laporan
Keuangan Berdasarkan SAK
EMKM (Y)
Lama Usaha (X₃)

Informasi dan
Sosialisasi (X₄)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.11 Pengembangan Hipotesis


Jurusan atau bidang studi yang ditempuh oleh pelaku UMKM merupakan
pengertian dari latar belakang pendidikan menurut Tuti dan Dwijayanti (2014).
Pengusahan yang bukan berlatar belakang pendidikan akuntansi maka diyakini
akan mempunyai presepsi yang tidak lebih baik pembukuan dan pelaporan
keuangan dibandingkan pengusaha dengan latar belakang pendidikan akuntansi
(Rudiantoro dan Siregar , 2012). Oleh karena itu ketika seorang pengusaha
mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi maka kemampuan terhadap
pembukuan akan lebih baik. Sehingga ketika pelaku bisnis mempunyai
Pendidikan dengan latar belakang akuntansi dan ekonomi maka akan lebih dapat
memahami bagaimana penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.
26

Hasil penelitian terdahulu menemukan bahwa latar belakang pendidikan


berpengaruh positif terhadap pemahaman pelaku UMKM dalam menyusun
laporan keuangan (Maharani, 2013; Prawesti, 2016). Sedangkan berdasarkan hasil
penelitian Rudiantoro dan Siregar (2012) serta Tuti dan Dwijayanti (2014) latar
belakang pendidikan tidak berpengaruh terhadap pelaku UMKM dalam menyusun
laporan keuangan.
Berdasarkan pengembangan hipotesis maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H1 : Latar belakang pendidikan berpengaruh positif signifikan terhadap
pemahaman UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasarka
SAK EMKM.

Selain latar belakang Pendidikan, pemahaman SAK-EMKM tergantung juga


pada jenjang Pendidikan pemilik atau pengelola keuangan. Tuti dan Dwijayanti
(2014) menyatakan juga bahwa jenjang pendidikan yang ditempuh pelaku
UMKM dapat meningkatkan pemahaman terhadap SAK-EMKM karena
pengetahuan yang lebih baik. Jenjang Pendidikan yang lebih tinggi juga
memungkinkan seseorang untuk lebih open minded sehingga lebih dapat
mengikuti perkembangan-perkembangan yang ada, termasuk dalam hal
pembukuan. Jenjang Pendidikan lebih tinggi akan meningkatkan kemampuan
pelaku bisnis dalam menyerap pengetahuan dan informasi baru (Gray, 2006; Van
Hermert et al., 2011; Rudiantoro dan Siregar, 2012).
Murniati (2002) menemukan bahwa ketika pengusaha memiliki jenjang
Pendidikan lebih tinggi, maka akan memiliki persiapan yang memadai dalam
penggunaan informasi akuntansi. Namun demikian penelitian Tuti dan Dwijayanti
(2014) ; Rudiantoro dan Siregar (2012) yang mengambil di Surabaya dengan
konteks SAK-ETAP tidak menemukan bahwa jenjang Pendidikan berpengaruh
terhadap pemahaman pelaku bisnis atas SAK-ETAP.
27

H2 : Jenjang pendidikan berpengaruh positif signifikan terhadap


pemahaman UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasrkan SAK
EMKM.

Perusahaan yang baru berdiri masih pada tahap dengan potensi pendanaan
internal yang masih terbatas sehingga lebih memerlukan akses ke sumber
pendanaan eksternal (Mazanai dan Fatoki, 2012). Sehingga lama suatu usaha
berdiri memberikan pengaruh terhadap pemahaman pengusaha UMKM mengenai
SAK EMKM. Umur usaha yang semakin panjang, memberikan keuntungan
dalam hal telah mempunyai struktur dan proses yang rutin yang mendisiplinkan
setiap tindakan perusahaan. Termasuk dalam proses tersebut adalah proses
pembukuan.
Hasil penelitian terdahulu menemukan bahwa lama usaha memiliki
pengaruh positif (Tuti dan Dwijayanti, 2014), sedangkan berdasarkan hasil
penelitian Mulyani (2014) dan Prawesti (2016) lama usaha tidak berpengaruh
positif signifikan akan pemahaman pelaku usaha dalam menyusun laporan
keuangan.
Berdasarkan pengembangan hipotesis maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H3 : Lama usaha berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman
UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.

Kebanyakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hanya mencatat


pembelian dan penjualan, utang dan piutang serta uang yang diterima dan
dikeluarkan, tetapi tidak memerhatikan penyusunan laporan keuangan yang baik.
Oleh karena itu pemberian sosialisasi dan informasi merupakan cara yang efektif
dalam meningkatkan pemahaman UMKM. Sosialisasi dan informasi dapat
memberikan pengetahuan kepada UMKM mengenai penyusunan laporan
keuangan. Sosialisasi dan informasi merupakan cara untuk mengenalkan dan
membantu UMKM dalam mengetahui serta memahami tentang Standar Akuntansi
Keuangan (Tuti dan Dwijayanti, 2014). Infomasi akuntansi merupakan
28

alat yang digunakan oleh pengguna informasi akuntansi (Diah, 2013). Informasi
akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat
untuk mengambil keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan diantara
alternatif-alternatif tindakan (Belkaoui, 2010).
Hasil penelitian terdahulu menemukan bahwa informasi dan sosialisasi
berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman UMKM dalam menyusun
laporan keuangan (Rudiantoro dan Siregar, 2012). Sedangkan tidak adanya
pengaruh antara hubungan sosialisasi terhadap pemahaman UMKM dalam
menyusun laporan keuangan (Prawesti 2016; Tutidan Dwijayanti, 2014).
Berdasarkan pengembangan hipotesis maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H4 : Informasi dan sosalisasi berpengaruh positif terhadap pemahaman
UMKM dalam menyusun laporankeuangan berdasarkan SAK EMKM.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan menguji
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.Variabel
independen dalam penelitian ini adalah latar belakang pendidikan, lama usaha,
informasi dan sosialisasi serta variabel dependennya berupa pemahaman pelaku
UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM. Penelitian
ini menggunakan regresi linear berganda untuk menguji pengaruh-pengaruh yang
ada.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


Teknik pengambiln sampel menggunakan metode non probability
sampling dengan jenis purposive sampling yaitu berdasarkan dengan kriteria yang
telah ditetapkan agar sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Kriteria
pemilihan sampel dalam penelitian ini adalahpelaku UMKM di daerah Bekasi
yang mengelola tata buku atau pencatatan laporan keuangan, yang dimana di
Bekasi terdapat 2186 pelaku UMKM.

3.3 Jenis dan Sumber Data


Berdasarkan jenis penelitian ini maka jenis penelitian ini tergolong
penelitian kuantitatif yang menguji hipotesis. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner yang
diberikan ke responden, dengan kategori responden hanya mengelola tata buku
atau pencatatan laporan keuangan. Dimana penelitian ini lebih terfokus kepada
penggunaan kuesioner dan data tersebut diperoleh dari penyebaran kuesioner
secara langsung kepada responden (Pengusaha UMKM) di Bekasi, khususnya
kepada pemilik usaha yang melakukan pembukuan.

29
30

3.4 Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data yang diperlukan dengan
cara melakukan pengamatan langsung pada pelaku UMKM yang bersangkutan,
berupa kuesioner.Angket (Kuesioner) adalah teknik yang menggunakan angket
(Kuesioner), suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan
daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan
respon atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka,
jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya, sedangkan bersifat tertutup jika
alternatif jawaban telah disediakan. Instrumen berupa lembar daftar pertanyaan
dapat berupa angket (kuesioner), “ checklist”, ataupun skala.

3.5 Identifikasi Variabel


3.5.1 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemahaman pelaku UMKM
dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM. Pemahaman
UMKM terhadap laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM dianggap dapat
membantu UMKM dalam mengembangkan suatu usaha. Pemberian akan
sosialisasi dan informasi dianggap mampu meningkatkan pemaham UMKM akan
Standar Akuntansi (Prawesti, 2016). Hal ini akan diukur dengan kuesioner yang
diberikan kepada pelaku UMKM dengan jawaban berskala liker 4 poin, mulai dari
(1) sangat tidak memahami, (2) tidak memahami, (3) memahami sampai dengan
(4) sangat memahami.

3.5.2 Variabel Independen


1. Latar Belakang Pendidikan (X1)
Jurusan atau bidang studi yang ditempuh oleh pelaku UMKM merupakan
penertian latar belakang menurut Tuti dan Dwijayanti (2014). Dimana latar
pendidikan yang dimaksud disini adalah pendidikan akuntansi dan non akuntansi.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
31

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Latar belakang pendidikan juga dapat
membedakan tingkat pemahaman yang dimiliki pelaku UMKM.
2. Jenjang Pendidikan (X2)
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang dikembangkan (UU RI No. 20 tahun 2003). Jenjang pendidikan
yang ditempuh pelaku UMKM dapat meningkatkan pemahaman terhadap SAK-
EMKM karena pengetahuan yang lebih baik.
3. Lama usaha (X3)
Menurut Patty dan Rita (2010), menyatakan bahwa lama usaha adalah
jangka waktu pengusaha dalam menjalankan usahanya atau masa kerja seseorang
dalam menekuni suatu bidang pekerjaan. Sedangkan menurut pendapat Priyandika
(2015), Lama usaha adalah lamanya seorang pelaku usaha atau bisnis menekuni
bidang usahanya. Sehingga definisi lama usaha dalam penelitian ini adalah jangka
waktu atau lamanya waktu pengusaha UMKM menjalankan usahanya.
4. Informasi dan sosialisasi (X4)
Dengan adanya Informasi dan Sosialisasi merupakan cara untuk
membantu UMKM dalam memahami laporan keuangan berdasarkan SAK
EMKM.
Tabel 3.1 Operasional Tabel

Variabel Definisi Indikator Skala


Variabel
Independen
Latar belakang Latar belakang 1. Pendidikan Latar belakang
pendidikan pendidikan adalah akuntansi pendidikan
(X1) jurusan atau bidang (Rudiantoro, 2012) akuntansi dinilai
studi yang ditempuh 2. Pendidikan non dengan skala
oleh pelaku UMKM akuntansi likert 4,
(Tuti dan (Rudiantoro, 2012) manajemen 3,
Dwijayanti, 2014) 3. Latar belakang ekonomi 2, dan
sebagai sumber yang lainnya
pengetahuan tentang dinilai 1
laporan keuangan
4. Latar belakang
pendidikan
sebagaidasar ilmu
yang dimiliki
UMKM
32

Jenjang Jenjang pendidikan 1. Jenjang pendidikan Jenjang


Pendidikan (X2) yang ditempuh terakhir pelaku pendidikan
pelaku UMKM UMKM, meliputi sarjana dinilai
dapat meningkatkan sarjana, diploma, dengan skala
pemahaman SMA/SMK, dan likert 4, diploma
terhadap SAK- yang lainnya 3, SMA/SMK 2,
EMKM karena 2. Jenjang pendidikan dan yang
pengetahuan yang sebagai acuan lainnya dinilai 1
lebih baik. terhadap penerapan
laporan keuangan
terkait dengan
penerapan SAK
EMKM

Lama usaha (X3) Lama usaha adalah 1. Lama usaha sebagai Lama usaha
jangka waktu acuan terhadap menggunakan
pengusaha dalam penerapan laporan data real
menjalankan keuangan terkait
usahanya atau masa dengan penerapan
kerja seseorang SAK EMKM
dalam menekuni 2. Lama usaha sebagai
suatu bidang acuan pencatatan
pekerjaan. (Patty secara
dan Rita, komputerisasi
2015).Lama
berdirinya usaha
menjadi salah satu
pertimbangan
dalam penilaian
suatu usaha baik
oleh perbankan
maupun investor,
(Rudiantoro, 2012)
Informasi dan Sosialisasi dan 1. Pelatihan proses Skala likert
sosialisasi (X4) informasi penyusunan informasi dan
merupakan cara laporan keuangan sosialisasi
untuk mengenalkan 2. Pelatihan terkait dimulai dari 1-4
dan membantu SAK EMKM dimulai dari
UMKM dalam selalu sampai
mengetahui serta tidak pernah
memahami tentang
Standar Akuntansi
Keuangan (Tuti dan
Dwijayanti, 2014)
Variabel
Dependen
33

Pemahaman Menurut kamus 1. Pemahaman Skala likert


UMKM dalam besar besar bahasa mengenai dimulai dari 1-4
menyusunlaporan Indonesia, kaya akuntansi dimulai dari
keuangan paham sebagai asal 2. Pemahaman sangat tidak
berdasarkan SAK kata dari Terkait Tata Buku paham sampai
EMKM pemahaman 3. Pemahaman SAK sangat paham
diartikan sebagai EMKM
mengerti benar atau
tahu benar.
Seseorang dapat
dikatakan paham
mengenai sesuatu
apabila orang
tersebut sudah
mengerti benar
mengenai hal
tersebut.

3.6 Metode Analisis


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis deskritif kuantitatif
dan analisa regresi berganda. Adapun alasan penulis mengunakan metode ini guna
membuktikan hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini digunakan
metode analisis sebagai berikut :
1. Analisis deskritif kuantitaitf, yakni suatu metode bertujuan untuk
mengolah data-data mentah yang diperoleh menjadi data-data yang mudah
dipahami dalam bentuk informasi, hasil penelitian dan analisisnya
diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang mana dari analisis tersebut akan
di rangkai suatu kesimpulan yang dapat dijadikan sebuah informasi.
2. Analisis kuantitatif regresi berganda bertujuan untuk mengetahui besarnya
pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian terhadap
kejadian lainya. Dalam penelitian ini analisis regresi berganda berperan
sebagai salah satu teknik statistic guna menguji ada tidaknya faktor-faktor
latar belakang pendidikan, lama usaha, informasi dan sosialisasi terhadap
pemahaan pelaku UMKM.

3.7 Pengertian Regresi Linear Berganda


Analisis regresi linear berganda adalah regresi linier untuk menganalisa
besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari
34

dua (Suharyadi dan purwanto, 2004:508). Varibel dependen dalam penelitian


adalah pemahaman pelaku UMKM dalam menyuusun laporan keuangan
berdasarkan SAK-EMKM. Adapun variabel independennya adalah, latar belakang
pendidikan, jenjang pendidikan, lama usaha, serta informasi dan sosialisasi.
Berikut adalah model matematis penelitian:
𝐒𝐌𝐄𝐢 = 𝛂𝟎 + 𝛂𝟏 𝐄𝐃𝐔_𝐁𝐀𝐂𝐊𝐆𝐢 + 𝛂𝟐 𝐄𝐃𝐔_𝐋𝐄𝐕𝐢 + 𝛂𝟑 𝐀𝐆𝐄𝐢 + 𝛂𝟒 𝐈𝐍𝐅𝐎𝐢 + 𝐞𝐢

Keterangan :
SME = faktor yang mempengaruhi pemahaman pelaku UMKM dalam
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM
EDU_BACKG = latar belakang pendidikan responden
EDU_LEV = jenjang pendidikan terakhir responden
AGE = lama usaha berdiri
INFO = tingkat informasi dan sosialisasi yang diterima oleh
pengusaha UMKM terhadap SAK EMKM
e = error

3.8 Uji Validitas dan Realibitas


Agar dapat mengetahui validitas dan realibitas kuesioner perlu dilakukan
pengujian dengan menggunakan uji validitas dan uji realibitas. Sebab validitas
dan realibitas bertujuan agar dapat menguji apakah kuesioner yang dibagikan
kepada reponden valid dan reliable, untuk itu perlu dilakukan dalam instrumrn
penelitian ini.
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan instrument yang valid, menurut solimun (2006)
dalam sani (2010:249) menyebutkan bahwa validitas menunjukan sejauh mana
alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Menurut Sugiyono (2013) UJi
Validitas yaitu alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas yang
digunakan dalam penelitian ini (content validity) menggambarkan kesesuaian
35

sebuah pengukur data dengan apa yang akan diukur Uji Validitas digunakan
rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:

n( XY )  ( X )( Y )
rxy 
n( X 2
)  (  X ) 2 n(  Y 2 )  (  Y ) 2 
Dimana :
rxy = koefisien korelasi suatu butir/item
N = jumlah subyek
X = skor suatu butir/item
Y = skor total
Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari rumus di
atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya. Dasar
pengambilan keputusan untuk menguji validitas butir angket adalah :
1. rhitung positif dan rhitung > rtabel maka variabel tersebut valid.
2. Jika rhitung tidak positif serta rhitung < rtabel maka variabel tersebut tidak
valid.

3.8.2 Uji Reliabilitas


Reliabilitas mengandung pengertian bahwa sebuah instrumen dapat
mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu.Jadi kata
kunci untuk syarat kualifikasi suatu instrumen pengukuran adalah konsistensi
atau tidak berubah-ubah (Sugiyono, 2013).
Penelitian ini menggunakan teknik reliabilitas Interbal Consistency.
Teknik Interbal Consistency merupakan suatu pengujian yang dilakukan
dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, dan dari data yang diperoleh
dianalisis dengan tertentu. Dalam penelitian ini jawaban kuesioner yang
diperoleh dari kuisioner bersifat berjenjang atau tidak bersifat dikotomi
(mempunyai dua alternatif jawaban), sehingga akan digunakan teknik
pengujian dengan metode Alpha Cronbach (Sugiyono,2013). Sedangkan
dalam menguji reliabilitas digunkaan uji konsistensi internal dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :
36

 k    b 
2

r11   1  2 
 k  1  Vt 
Dimana :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

 2
b = jumlah varian butir/item

Vt 2 = varian total
Kriteria suatu instrument penelitian dapat dikatakan reliabel dengan
menggunakan teknik yaitu nila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.Perhitungan Alpha
Cronbach dapat menggunakan alat bantu program komputer yaitu SPSS dengan
menggunakan model Alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha
lebih besar dari 0,600 (Ghozali, 2013).
Menurut singarimbun instrument (alat ukur) dikatakan valid atau reliable,
jika hasil perhitungan memiliki koefisien kendala (reliabilitas) sebesar =0,05 atau
lebih. Penguji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha
Cornbach (Arikunto,2006).

3.9 Uji Asumsi Klasik


Agar dapat diperoleh nilai pemikiran yang tidak biasa dan efesien dari
persamaan regresi, maka dalam analisis data harus memenuhi beberapa asumsi
klasik untuk menguji apakah persamaan garis regresi yang diperoleh linier dan
dapat dipergunakan untuk melakukan peramalan, maka harus dilakukan uji asumsi
klasik yaitu:
3.9.1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar satu atau semua variabel bebas (independen).
Jika didapat korelasi, berarti terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika
variabel independen saling berkorelasi maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol (Ghozali, 2013). Sulaiman (2004) menyatakan
37

adapun cara pendeteksiannya adalah: jika multikolinieritas tinggi, seseorang


mungkin memperoleh R2 yang tinggi tetapi tidak satu pun sangat sedikit koefisien
yang ditaksir yang signifikan/penting secara statistik. Adapun pengukuran
multikolinieritas dapat dirumuskkan sebagai berikut:
1
VIF = ( (1−𝑅𝑡 2)

Dimana R2merupakan koefisien variabel ke-i prediksi dan variabel-variabel


lainnya.VIF (Variance Inflation Factor) merupakan suatu nilai yang
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas.Model
regresi yang baik, nilai perhitungan menghasilkan nilai VIF < 10 dan bila
menghasilkan nilai VIF > 10 maka telah terjadi multikolinieritas yang serius
dalam model regresi.

3.9.2 Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variasi dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
maka disebut heteroskedastositas Ghozali (2013) juga menyatakan bahwa
Jika nilai probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% maka
tidak terdapat heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan tingkat α
sebesar 5%. (Ghozali, 2013)

3.10 Uji Hipotesis


3.10.1 Uji t (Uji Secara Individu)
Uji t (uji secara individu)Uji t digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh variabel independenterhadap variabel dependen secara
individu atau sendiri-sendiri. Langkah-langkah melakukan uji t adalah
sebagai berikut :
1. Menentukan hipotetsis, dimana Ho : β1 = 0 maka artinya
variabelindependen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Namun jika Ho: β1 ≠ 0 artinya variabel independen berpengaruh terhadap
variabeldipenden.
38

2. Menentukan t tabel dengan menggunakan α\ 5% dan derajat


kepercayaan(dk) = α/2, n-k. Dimana n adalah jumlah data dan k adalah
jumlah variabel.
3. Pengambilan keputusan dimana apabila t hitung < t tabel maka H0
diterima, artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel
independenterhadap variabel dependen. Namun apabila t hitung ≥ maka
H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independe nterhadap variabel dependen.
3.10.2 Koefisien Determinasi
Nilai koefisien determinasi (𝑅 2 ) menunjukan persentase pengaruh semua
variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun
simultan. Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Kd = 𝑅 2 x 100%

Dimana :
Kd = Koefisien determinasi
𝑅 2 = Koefisien determinasi yang dikuadratkan
3.10.3 Uji F (Uji Secara Simultan)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel
independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen
(Bawono dalam Masruroh : 2015). Langkah-langkah melakukan uji simultan atau
uji f adalah sebagai berikut :
1. Menentukan hipotesis, dimana jika H0 = 0 maka artinya variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. Namun jika H0 ≠ 0 maka artinya variabel independen
secarabersama-sama dapat berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Menentukan F tabel dengan taraf signifikasi α = 5% dan derajat kebebasan
(dk) = (n-k)
3. Mencari f hitung dengna menggunakan rumus :
𝑅 2 (𝐾 − 1)
𝐹
(1 − 𝑅)2 (𝑛 − 1)
:
39

Dimana :
𝑅 2 = koefisien determinasi
K = jumlah variabel independen
n = jumlah Sampel
4. Hasil dari nilai uji f selanjutnya dapat ditarik untuk mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan dari uji f yakni jika f hitung < tabel, maka
H0diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variabelindependen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.Namun jika f hitung > f tabel, maka H0 ditolak yang artinya ada
pengaruhyang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Responden


Penelitian ini dilaksanakan pada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di daerah Bekasi. Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini
meliputi pemilik usaha UMKM, direktur, dan bagian keuangan atau akuntansi
UMKM. Adakalanya pemilik usaha merangkap sebagai direktur dan atau bagian
keuangan/ akuntansi.
Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner secara lansung
maupun menggunakan aplikasi google forms kepada 40 responden sesuai dengan
kriteria yang telah diberikan. Penyebaran kuesioner dimulai tanggal 6 Agustus
2019 sampai dengan 19 agustus 2019 dan dilakukan ke beberapa pelaku UMKM
di Bekasi. Karakteristik responden meliputi Jenis kelamin, Posisi usaha
responden, Latar belakang pendidikan, Jenjang pendidikan terakhir, Lama usaha,
Jenis usaha dan Omzet usaha.
Bedasarkan data yang ada maka diperoleh hasil diantaranya 23 orang laki-
laki dengan persentase 57,5% dan 17 orang perempuan atau sekitar 42,5% dengan
posisi usaha responden yang rata-rata sebagai pemilik perusahaan sebanyak 30
orang dengan persentase 75%,. Latar belakang pendidikan responden rata-rata
adalah Akuntansi sebanyak 10 orang dengan persentase 25%, kemudian jenjang
pendidikan terakhir responden rata-rata adalah sarjana sebanyak 23 orang dengan
persentase 57,5%.
Bila dilihat dari lama usaha, maka rata-rata responden memiliki usaha
yang sudah 3-5 tahun sebanyak 13 orang dengan persentase 32,5%, dimana jenis
usaha rata-rata responden adalah perdagangan (jual beli) sebanyak 28 orang atau
setara dengan 70% dan dari 40 responden diketahui bahwa rata-rata responden
memiliki omzet kurang dari 300.000.000 per tahunnya sebanyak 31 orang atau
sekitar 77,5%. Dapat dilihat dalam grafik pie chart dibawah ini :

40
41

Jenis Kelamin

42,50%

57,50%

Laki-laki Perempuan

Gambar 4.1 Grafik Jenis Kelamin


Berdasarkan Gambar 4.1 dari grafik tersebut diperoleh informasi bahwa
data reponden dalam hal ini pelaku UMKM di Bekasi didominasi oleh laki-laki
sejumlah 23 orang dengan persentase 57,5% dan reponden perempuan dengan
jumlah 17 orang atau sekitar 52,5%.

Posisi Usaha

12,5%

12,5%

75%

Pemilik Perusahaan Direktur Perusahaan Manager Keuangan/Akuntansi

Gambar 4.2 Grafik Posisi Usaha


Dapat dilihat dari Gambar 4.2 menjelaskan bahwa grafik tersebut
menujukan rata-rata responden dari penelitian ini adalah sebagai pemilik
perusahaan dengan persentase 75% atau sekitar 30 orang, dan dengan posisi
sebagai direktur perusahaan sebanyak 5 orang atau sekitar 12,5% sama halnya
dengan jumlah responden sebagai manager keuangan/akuntansi.
42

Latar Belakang Pendidikan

25%

55%
17,5%
2,5%

Akuntansi Management Ekonomi Lainnya

Gambar 4.3 Grafik Latar Belakang Pendidikan


Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa dimana rata-rata responden dalam
penelitian ini didominasi latar belakang pendidikan akuntansi sebanyak 10 orang,
management sebanyak 7 orang, ekonomi sebanyak orang, dan yang lainnya
sebanyak 22 orang dimana diantaranya mempunyai latar belakang pendidikan
administrasi perkantoran sebanyak 3 orang, teknik mesin 6 orang, teknik elektro
sebanyak 2 orang, TI sebanyak 2 orang, sistem informasi sebanyak 5 orang dan
pendidikan PGSD sebanyak 3 orang, serta dengan latar belakang pendidikan
sastra budaya sebanyak 1 orang.

Jenjang Pendidikan

13%

30% 57,5%

Sarjana Diploma SMA Sederajat

Gambar 4.4 Grafik Jenjang Pendidikan


43

Dari gambar 4.4 tentang grafik jenjang pendidikan dapat disimpulkan


bahwa rata-rata responden adalah dengan jenjang pendidikan sarjana sejumlah 23
orang dengan persentase 57,5%

Lama Usaha

15%
25%

27,5%

32,5%

≤ 2 Tahun 3 - 5 Tahun 6 - 10 Tahun > 10 Tahun

Gambar 4.5 Grafik Lama Usaha


Berdasarkan gambar 4.5 diketahui bahwa rata-rata responden
memiliki usaha yang telah berjalan 3-5 Tahun sebesar 32,5% atau sejumlah 13
orang, sedangkan yang memiliki usaha 6-10 tahun sebanyak 11 orang atau sekitar
27%, kurang dari 2 tahun sebanyak 10 orang sekitar 25% dan sisanya hanya 6
orang yang memiliki usaha diatas 10 dengan persentase 15%.

Jenis Usaha

25%

5%

70%

Perdagangan (Jual Beli) Manufaktur (Produksi Barang) Jasa

Gambar 4. 6 Grafik Jenis Usaha


44

Berdasarkan Gambar 4.6 jenis usaha rata-rata responden adalah


perdagangan (jual beli) sebanyak 28 orang atau setara dengan 70%, jasa sebanyak
10 orang dengan persentase 25% dan hanya 2 orang yang mempunyai usaha
manufaktur (produksi barang) dengan persentase 5%.

Omzet
5%

17,5%

77,5&

< 300.000.000 300.000.000 - 2.500.000.000 > 2.500.000.000

Gambar 4. 7 Grafik Omzet


Dari 40 responden diketahui bahwa rata-rata responden memiliki omzet
kurang dari 300.000.000 per tahunnya atau dapat diklasifikasikan sebgai pelaku
usaha mikro adalah sebanyak 31 orang atau sekitar 77,5%,, kategori usaha kecil
sebanyak 7 orang dengan persentase 17,5% dan usaha menengah hanya 2 orang
atau sekitar 5%.

Ringkasan demografi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Ringkasan Demografi Responden

Jenis Kelamin
Frequency Percent
Laki-laki 23 57,50%
Perempuan 17 42,50%
Total 40 100,00%
Posisi Usaha
45

Pemilik Perusahaan 30 75,00%


Direktur Perusahaan 5 12,50%
Manager Keuangan/Akuntansi 5 12,50%
Total 40 100,00%
Latar Belakang Pendidikan
Akuntansi 10 25,00%
Management 7 17,50%
Ekonomi 1 2,50%
Lainnya 22 55,00%
Total 40 100,00%
Jenjang Pendidikan
Sarjana 23 57,5%
Diploma 12 30%
SMA Sederajat 5 12,5%
Total 40 100%
Lama Usaha
≤ 2 Tahun 10 25%
3 - 5 Tahun 13 32,5%
6 - 10 Tahun 11 27,5%
> 10 Tahun 6 15%
Total 40 100%
Jenis Usaha
Perdagangan (Jual Beli) 28 70,00%
Manufaktur (Produksi Barang) 2 5,00%
Jasa 10 25,00%
Total 40 100,00%
Omzet
< 300.000.000 31 77,50%
300.000.000 - 2.500.000.000 7 17,50%
> 2.500.000.000 2 5,00%
Total 40 100,00%

4.2 Deskripsi Akuntansi dan Laporan Usaha Responden


Dalam penelitian ini ada beberapa deskripsi tambahan yang mencakup
deskripsi tentang pencatatan akuntansi dan laporan keuangan responden.
46

Pencatatan Pembukuan

12,5%

87,5%

Ya Tidak

Gambar 4.8 Grafik Pencatatan Pembukuan


Berdasarkan Gambar 4.8 diketahui bahwa dari 40 responden yang dteliti
rata-rata melakukan pencatatan pembukuan. Ada 35 reponden atau sekitar 87,5%
yang melakukan pencatatan, sedangkan 5 responden tidak melakukan pencatatan
pembukuan.

Divisi Khusus Pencatatan Akuntansi

47,50%
52,5%

Ya Tidak

Gambar 4.9 Grafik Divisi Khusus Pencatatan Akuntansi


Dilihat dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata
pengusaha UMKM di bekasi masih belum mempunyai divisi khusus pencatatan
akuntasi. Bila dilihat dari 40 responden yang ada terdapat 21 responden yang
47

tidak mempunyai divisi khusus pencatatan akuntansi, sedangkan 19 responden di


Bekasi mempunyai divisi khusus pencatatan akuntansi.

Pencatatan Akuntansi Secara Rutin

40%

60%

Ya Secara Rutin Tidak Secara Rutin

Gambar 4.10 Grafik Pencatatan Akuntansi Secara Rutin


Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat grafik diatas bahwa pelaku
UMKM di Bekasi melakukan pencatatan akuntansi secara rutin dengan persentase
60% atau sejumlah 24 orang dari 40 responden yang ada.

Laporan Keuangan Disusun Secara Rutin

32,50%

67,50%

Ya Secara Rutin Tidak Secara Rutin

Gambar 4.11 Grafik Laporan Keuangan Disusun Secara Rutin


48

Dapat dilihat pada Gambar 4.11 bahwa pelaku UMKM di Bekasi


menyusun laporan keuangan secara rutin. Dari 40 responden yang ada, terdapat 27
orang dengan persentase 67,5% yang melakukan penyususnan laporan keuangan
secara rutin. Selebihnya terdapat 13 orang responden yang tidak melakukan
pencatatan secara rutin.

Standar Akuntansi yang Digunakan


5%
5%

10%

12,50%

67,50%

PSAK SAK ETAP SAK EMKM Aturan Perpajakan Tidak Tahu

Gambar 4.12 Grafik Standar Akuntansi Yang Digunakan


Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada
kemungkinan pelaku UMKM di Bekasi belum mengetahui atau belum memahami
adanya standar akuntansi yang berlaku di UMKM. Dilihat dari Gambar 4.12
terdapat 27 orang atau sekitar 67,5% yang hanya membuat laporan keuangan saja
tetapi tidak memerhatikan standar akuntansi yang ada atau mungkin mereka tidak
mengerti dan belum memahami tentang standar akuntasi yang berlaku. Dalam
penelitian ini terdapat 5 orang responden yang menggunakan standar aturan
perpajakan, 4 responden menggunakan SAK EMKM, 2 responden menggunakan
SAK ETAP dan yang menggunakan PSAK ada 2 orang responden.
49

Penyusunan Laporan Keuangan


Menggunakan Software

30%

70%

Ya Tidak

Gambar 4.13 Grafik Penyusunan Laporan Keuangan Menggunakan


Software
Dari 40 responden yang ada, hanya terdapat 12 pelaku UMKM di bekasi
yang melakukan penyusunan laporan keuangan menggunakan software akuntansi
dan 70% dari responden yang ada tidak menggunakan software akuntansi. Hal ini
mungkin dikarenakan pelaku usaha UMKM di Bekasi rata-rata masih dikategori
usaha mikro, sehingga berat bagi pelaku UMKM mengeluarkan dana untuk
membeli software akuntansi.

SOFTWARE MMEMBANTU DALAM


PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Tidak
13%

Ya
87%

Gambar 4.14 Grafik Software Membantu Dalam Penyusunan Laporan


Keuangan
50

Tetapi hasil rata-rata dalam penelitian ini terdapat 35 reponden atau


sebesar 87% yang menganggap bahwa software akuntansi membantu dalam
proses penyususan akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa software akuntansi sangat membantu dalam penyusunan laporan akuntansi.

Tujuan Membuat Laporan Keuangan


5%

95%

Keperluan Internal Pengajuan Kredit Bank

Gambar 4.15 Grafik Tujuan Laporan Keuangan


Gambar 4.15 menunjukan bahwa pelaku UMKM di Bekasi melakukan
penyusunan laporan keuangan hanya untuk keperluan internal saja. Sedangkan
hanya terdapat 2 responden yang melakukan penyusunan laporan keuangan untuk
pengajuan kredit bank.

4.3 Uji Kualitas Data


4.3.1 Uji Validitas
Sebuah persamaan regresi linear berganda akan dinyatakan valid apabila
nilai rhitung lebih besar dari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Nilai rtabel pada penelitian ini adalah
0,312 dengan tingkat signifikan 0,05. Nlai rtabel diketahui dengan cara
menghitung df = N – 2.
51

Tabel 4.2 Uji Validitas


Variabel Nilai R Nilai R Nilai
Items hitung tabel Sig. Keputusan
Informasi x4.1 0,932 0,312 ,000 Valid
dan
Sosialisasi x4.2 0,875 0,312 ,000 Valid
x4.3 0,869 0,312 ,000 Valid
x4.4 0,922 0,312 ,000 Valid
x4.5 0,897 0,312 ,000 Valid
Pemahaman y1 0,657 0,312 ,000 Valid
Akuntansi
berdasarkan y2 0,557 0,312 ,000 Valid
SAK y3 0,811 0,312 ,000 Valid
EMKM
y4 0,691 0,312 ,000 Valid
y5 0,782 0,312 ,000 Valid
y6 0,850 0,312 ,000 Valid
y7 0,731 0,312 ,000 Valid
y8 0,826 0,312 ,000 Valid
y9 0,831 0,312 ,000 Valid
y10 0,750 0,312 ,000 Valid
y11 0,761 0,312 ,000 Valid
y12 0,795 0,312 ,000 Valid
y13 0,762 0,312 ,000 Valid
y14 0,638 0,312 ,000 Valid
y15 0,647 0,312 ,000 Valid
y16 0,728 0,312 ,000 Valid
y17 0,641 0,312 ,000 Valid
y18 0.700 0,312 ,000 Valid
y19 0,736 0,312 ,000 Valid
y20 0,766 0,312 ,000 Valid

Hasil pengamatan pada rtabel didapatkan nilai dari sampel (N) = 40


sebesar 0,312. Merujuk pada hasil uji validitas dihasilkan bahwa semua instrumen
mulai dari variabel X yang terdiri dari x4.1, x4.2, x4.3, x4.4, x4.5 menghasilkan
52

nilai rhitung > dari pada rtabel . Selain itu variable Y semuanya menghasilkan nilai
rhitung > daripada rtabel . Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua instrumen
dalam penelitian ini dapat dikatakan valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas


Dalam uji reliabilitas sebuah data akan dinyatakan realibel apabila nilai
Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.
Tabel 4.3 Uj Reliabilitas

Cronbach's Batas Minimum


Variabel Keterangan
Alpha Cronbach's Alpha
INFO 0,816 0,60 Realilabel
SME 0,955 0,61 Realilabel

Berdasarkan Tabel 4.3 dengan pengolahan data menggunakan SPSS


diketahui bahwa nilai Alpha Cronbach INFO 0,816 yaitu lebih besar dari 0,6.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji reliabilitas variabel x dinilai reliable. Dan
nilai Alpha Cronbach SME 0,955 yaitu lebih besar dari 0,6. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa uji reliabilitas variabel y dinilai reliable.
Dari hasil uji reliabilitas didapatkan semua nilai dari hasil variabel INFO
dan SME menghasilkan nilai alpha coanchbrach > 0,6. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua instrumen dalam penelitian ini reliabel.

4.4 Uji Asumsi Klasik


4.4.1 Uji Multikolinearitas
Dalam uji multikolinearitas dapat dikatakan bebas dari multikolinearitas
apabila variabel bebas memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10.
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas

Coefficients
Model Tolerance VIF Keterangan
X 1,000 1,000 Bebas Multikolinearitas
53

Dari hasil perhitungan yang ada pada Tabel 4.4 hasil uji multikolinearitas
variabel bebas menunjukan bahwa nilai VIF = 1 dimana nilai tersebut lebih kecil
dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bebas dari multikolinearitas.

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)


Jika hasil signifikansi pada penelitian lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas

Variabel Sig A
X 2,752 0,05

Dilihat dari Tabel 4.5 hasil uji multiklinearitas menggunakan uji glejser
hasil signifikansi dari variabel bebas atau variabel x menunjukan x sebesar 0,910
diatas dari nilai standar signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah heterokedastisitas.

4.5 Uji Hipotesis


Tabel 4.6 Uji Hipotesis

Model
Variabel
Coef t-Value sig.
Constant 4,752 ,000
Variabel
Independent
EDU_BACKG 0,406 2,728 0,010
EDU_LEV -0,116 -0,755 0,455
AGE 0,025 0,174 0,863
INFO 0,348 2,293 0,028
F-Statistik 3,632
R Square 0,293
Adjusted R Square 0,213
Keterangan
EDU_BACKG : Latar belakang pendidikan pelaku UMKM
EDU_LEV : Jenjang pendidikan pelaku UMKM
AGE : Lama usaha pelaku UMKM
: Informasi dan sosialisasi pemahaman SAK
INFO EMKM
54

4.5.1 Uji F
Uji F bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh simultan
(secara bersamas-sama) yang diberikan variabel independen (X) terhadap variabel
dependen (Y) yaitu apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel maka dapat
disimpulkan bahwa adanya pengaruh secara simultan terhadap variabel Y.
Dimana F tabel = (k ; n – k).
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas diketahui nilai signifikan untuk pengaruh
EDU_BACKG, EDU_LEV, AGE, dan INFO secara simultan terhadap SME
adalah sebesar 0,014 < 0,05 dan nilai F hitung 3,808 > F tabel 2,63, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh EDU_BACKG, EDU_LEV, AGE,
dan INFO secara simultan terhadap SME.

4.5.2 Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi berfungsi untuk mengetahu berapa persen pengaruh
variabel independen (X) secara simultan terhadap variabel dependen (Y) yang
dapat dilihat dari nilai R Square.
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas diketahui nilai R Square sebesar 0,224, hal
ini mengandung arti bahwa pengaruh variable EDU_BACKG, EDU_LEV, AGE,
dan INFO secara simultan terhadap variabel Y adalah sebesar 21,3%.

4.5.3 Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh parsial (sendiri)
yang diberikan variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dimana t
tabel = (α /2 ; n-k-1), apabila nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel x dan y.
A. Pengujian Hipotesis Pertama (EDU_BACKG)
Diketahui nilai signifikan EDU_BACKG terhadap SME adalah sebesar
0,010 < 0,05 dan nilai t hitung 2,728 > 2,030 dengan koefisien bertanda positif.
Sehingga EDU_BACKG diterima yang berarti bahwa EDU_BACKG
berpengaruh signifikan positif terhadap SME.
55

B. Pengujian Hipotesis Kedua (EDU_LEV)


Diketahui nilai signifikan EDU_LEV terhadap SME adalah sebesar
0,455> 0,05 dan nilai t hitung -0,755< 2,030 sehingga dapat disimpulkan bahwa
EDU_LEV ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh EDU_LEV terhadap
SME.

C. Pengujian Hipotesis Ketiga (AGE)


Diketahui nilai signifikan AGE terhadap SME adalah sebesar 0,863 > 0,05
dan nilai t hitung 0,174 < 2,030 sehingga dapat disimpulkan bahawa AGE ditolak
yang berarti tidak terdapat pengaruh AGE terhadap SME.

D. Pengujian Hipotesis Keempat (INFO)


Diketahui nilai signifikan INFO terhadap SME adalah sebesar 0,028 >
0,05 dan nilai t hitung 2,293 > 2,030 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1
diterima yang berarti terdapat pengaruh INFO terhadap SME.

4.6 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 4 variabel terdapat 2
variabel yang berpengaruh positif.
4.6.1 Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dalam Menyusun Laporan
Keuangan Berdasarkan SAK EMKM
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel latar belakang
pendidikan berpengaruh positif terhadap pemahaman penyusunan laporan
keuangan keuangan berdasarkan SAK EMKM (H1 diterima). Hal ini dikarenakan
mayoritas latar belakang responden berasal dari bidang akuntansi dengan
persentase 25%. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Prawesti (2016);
Maharani (2013).
Latar belakang ini dalam penelitian dibagi menjadi empat kategori, yaitu
akuntansi, manajemen, ekonomi dan lainnya. Dari hasil penelitian dapat diketahui
bahwa latar belakang pendidikan akuntansi akan mempunyai pemahaman yang
lebih baik dibandingkan dengan latar pendidikan non akuntansi. Demikian juga
ketika berlatar belakang manajemen, akan lebih pemahamannya dibandingkan
56

ekonomi dan lainnya, namun tidak lebih baik dibanding akuntansi. Hal ini
dikarenakan latar belakang akuntansi mempelajari dasar-dasar pembukuan dan
mendapatkan kurikulum mata kuliah pengantar akuntansi, akuntansi management,
akuntansi biaya.
Rudiantoro dan Siregar (2012) juga berargumen bahwa pengusaha UMKM
dengan latar belakang ekonomi mempunyai persepsi yang lebih baik dalam
memahami konsep pembukuan dan pelaporan keuangan. Sehingga akan lebih
memahami penyusunan laporan keuangan berdasarkan yang standar yang berlaku.
Latar belakang pendidikan akuntansi sebesar 25% dimana 87,5%
responden melakukan pencatatan pembukun dan 60% responden melakukan
pencatatan pembukuan secara rutin, hal ini memungkinkan karena dengan
berlatarbelakang akuntansi maka pelaku UMKM lebih sadar akan pentingnya
laporan keuangan dan paham akan laporan keuangan.
Latar belakang pendidikan adalah jurusan atau bidang studi yang ditempuh
oleh pelaku UMKM (Tuti dan Dwijayanti, 2014). Latar belakang pendidikan
akuntansi atau ekonomi mempunyai kemampuan dalam pembukuan. Pengusaha
dengan latar belakang ekonomi diyakini akan mempunyai presepsi yang lebih
baik pembukuan dan pelaporan keuangan dibandingkan pengusaha dengan latar
belakang pendidikan non ekonomi (Rudiantoro dan Siregar , 2012). Sehingga
ketika pelaku bisnis mempunyai Pendidikan dengan latar belakang akuntansi dan
ekonomi maka akan lebih dapat memahami bagaimana penyusunan laporan
keuangan berdasarkan SAK EMKM.

4.6.2 Pengaruh Jenjang Pendidikan Dalam Menyusun Laporan Keuangan


Berdasarkan SAK EMKM
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jenjang pendidikan tidak
berpengaruh terhadap pemahaman UMKM dalam menyusun laporan keuangan.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Rudiantoro dan Siregar (2012) dan Tuti dan
Dwijayanti (2014).
Dalam penelitian ini rata-rata responden memiliki jenjang pendidikan
terakhir yaitu sarjana dengan persentase 57,5% namun jenjang pendidikan yang
tinggi tidak berpengaruh akan pemhaman pembukuan akuntansi yang lebih.
57

Dengan jenjang pendidikan yang tinggi belum tentu pelaku UMKM memahami
kesadaran tentang pembukuan dan laporan keuangan meskipun lebih open minded
atau lebih terbuka dengan informasi tetapi tidak dengan informasi akuntansi. Hal
ini memungkinkan bahwa dengan latar belakang akuntansi lebih berpengaruh
akan pemahaman pembukuan dan laporan keuangan.
Dapat dilihat dari Gambar 4.3 pada grafik latar belakang pendidikan
terdapat 55% data responden dengan latar belakang pendidikan yang lainnya,
mereka sarjana tetapi tidak memiliki kemampuan akuntansi, management dan
ekonomi, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk memahami akuntansi
meskipun sarjana. Hal ini memungkinkan bahwa meskipun dengan jenjang
pendidikan SMA akuntansi maka akan lebih memahami dibandingkan dengan
sarjana tetapi tidak berlatar belakang akuntansi.

4.6.3 Pengaruh Lama Usaha Dalam Menyusun Laporan Keuangan


Berdasarkan SAK EMKM
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lama usaha tidak
berpengaruh terhadap pemahaman UMKM dalam menyusun laporan keuangan.
Penelitian ini mendukung penelitian Prawesti (2016) tetapi tidak mendukung
penelitian Rudiantoro dan Siregar (2012).
Dalam penelitian ini pemahaman akan akuntansi tidak dipengaruhi akan
lama atau tidaknya suatu perusahaan. Hal ini dimungkinkan lama suatu usahanya
tidak difokuskan ke pembukuannya tetapi lebih difokuskan kepada strategi
perusahaan. Alasan ini juga didukung dengan rata responden bahwa tujuan
akuntansi yang dibuat hanya untuk keperluan internal sebesar 95% dan hanya 2%
saja yang memerhatikan laporan keuangan untuk pengajuan kredit bank.

4.6.4 Pengaruh Informasi dan Sosialisasi Dalam Menyusun Laporan


Keuangan Berdasarkan SAK EMKM
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel informasi dan
sosialisasi berpengaruh positif terhadap pemahaman penyusunan laporan
keuangan keuangan berdasarkan SAK EMKM (H4 diterima). Hal ini dikarenakan
58

informasi dan sosialisasi memiliki peran penting dalam proses pemahaman akan
SAK EMKM. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Rudiantoro (2012).
Pelaku usaha tidak memerhatikan penyusunan laporan keuangan dengan
baik, mereka hanya mencatatat pembelian dan penjualan, utang dan piutang serta
uang yang masuk dan keluar. Oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian ini
informasi dan sosialisasi berperan penting dalam memberikan pengetahuan
kepada pelaku UMKM mengenai penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK
EMKM.
BAB V
PENUTUP

4. Kesimpulan
Responden UMKM dalam penelitian ini memiliki persepsi bahwa
pembukuan dan penyusunan laporan keuangan merupakan hal yang penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan usahanya. Software akuntansi dianggap
memudahkan pelaku UMKM dalam menyusun laporan keuangan, akan tetapi
berdasarkan hasil penelitian hanya sedikit responden yang menggunakan software
akuntansi guna menyusun laporan keuangan. Hal ini mungkin dikarenakan pelaku
UMKM di Bekasi hanya mencatat laporan keuangan untuk keperluan internal
saja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi pelaku UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan
Standar Akuntansi Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) dengan
sampel 40 responden di daerah Bekasi. Berdasarkan hasil dan pembahasan di bab
sebelumnya maka disimpulkan sebagai berikut :
1. Latar belakang pendidikan berpengaruh positif terhadap pemahaman
UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.
Hal ini mengindikasikan bahwa pengusaha yang berlatar belakang
akuntansi akan lebih bisa memahamai penyusanan laporan keuangan
berdasarkan SAK EMKM.
2. Jenjang pendidikan terbukti tidak berpengaruh terhadap pemahaman
UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.
Hal ini dikarenakan mereka sarjana tetapi tidak memahami akan
akuntansi dan SAK EMKM, ini dimungkinkan bahwa responden lebih
memilih untuk merekrut karyawan dengan berlatar belakang
pendidikan akuntansi.
3. Lama usaha terbukti tidak berpengaruh terhadap pemahaman UMKM
dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM. Hal ini
dikarenakan laporan keuangan yang dibuat

59
60

4. hanya untuk keperluan internal saja, sehingga pelaku usaha tidak


memahami laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.
5. Informasi dan sosialisasi berpengaruh positif terhadap pemahaman
UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.
Hal ini mengindikasikan bahwa apabila pelaku usaha mendapatkan
informasi dan sosialisasi yang baik maka pemahaman akan SAK
EMKM akan lebih baik.

5.2 Keterbatasan Penelitian


Dalam penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan penelitian,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Peneliti hanya dapat mengambil sampel 40 responden dikarenakan
adanya keterbatasan waktu.
2. Tidak adanya pencegahan atau verifikasi terhadap responden akan
jawaban yang diberikan.
5.3 Saran
Saran untuk penelitian selanjutntnya :
1. Untuk peneliti selanjutnya agar responden yang diteliti lebih
diperbanyak.
2. Melakukan verifikasi jawaban kepada responden terhadap seberapa
paham akan kuesioner yang diberikan.
3. Adjusted R Square 22,4% hal ini dimungkinkan ada variabel lain yang
belum terdapat dalam penelitian ini yang kemungkinan dapat
mempengaruhi pemahaman.
Saran bagi praktisi :
Jika pengusaha tidak memiliki latar belakang akuntansi maka
sebaiknya merekrut karyawan yang memiliki latar belakanng akuntansi,
tidak perlu melihat jenjang pendidikan yang tinggi tetapi lebih melihat
apakah mereka memahami akan akuntansi atau tidak.
Saran bagi regulator :
61

Regulator dalam hal ini IAI atau Departemen Koperasi perlu


melakukan sosialisasi dalam hal membuat pamflet, iklan di internet,
majalah dan koran, serta melakukan pelatihan tentang SAK EMKM.
DAFTAR PUSTAKA

Badria, N. dan Diana, N., 2018. Persepsi Pelaku Umkm Dan Sosialisasi Sak
Emkm Terhadap Diberlakukannya Laporan Keuangan Yang Berbasis Sak
Emkm 1 Januari 2018 (Studi Kasus Pelaku Umkm Se-Malang). Jurnal
Ilmiah Riset Akuntansi, 7(01).
Badria, N. dan Diana, N., 2018. Persepsi Pelaku UMKM Dan Sosialisasi SAK
EMKM Terhadap Diberlakukannya Laporan Keuangan Yang Berbasis SAK
EMKM 1 Januari 2018. Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi, 7(01).
Belkaoui, Ahmed Riahi, 2010. Teori Akuntansi Buku 1. Salemba empat: Jakarta.
Ghozali, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
Ketujuh. Semarang.
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2016. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro
Kecil dan Menengah. Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.
Jakarta.
Mac an Bhaird, C. and B.M. Lucey. 2010. Determinants of Capital Structure in
Irish SMEs. Small Business Economics, 35 (3), 357-375.
Maharani, 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah Dalam Menyusun Laporan Keuangan Berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jurnal
Fakutas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah.
Malang, N. S. A. S. A.,& Malang, A. M. D. S. A. 2014. Persepsi Pengusaha
UMKM Keramik Diyono Atas Informasi Akuntansi Keuangan Berbasis
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Jurnal JIBEKA
Volume, 8(1).
Mazanai, M. and O. Fatoki. 2012. Perceptions of Start-up Small and Medium-
Sized Enterprises (SMEs) on the Importance of Business Development
Services Providers (BDS) on Improving Access to Finance in South Africa.
Journal of Social Science, 30 (1), 31-41.
Mulyani, S. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan
Pada UMKM di Kabupaten Kudus. Jurnal Dinamika Ekonomi &
Bisnis, 11(2).
Patty, F. N., & Rita, M. R. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Kaki Lima (Studi Empiris PKL di Sepanjang Jln. Jenderal
Sudirman Salatiga). Proceeding 4th Economics & Business Research
Festival: Business Dynamics Toward Indonesia Economic Revival. 19 Nov
2015. Hal 670, 687.
Pratiwi, N. B., & Hanafi, R. (2016). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Jurnal
Akuntansi Indonesia, 5(1), 79-98.
Prawesti, I. 2017. Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman UMKM Dalam
Menyusun Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP (Studi Kasus pada

62
UMKM di Kabupaten Sleman). Prodi Akuntansi Universitas PGRI
Yogyakarta.
Priyandika, A.N., dan Woyanti, N. 2015. Analisis Pengaruh Jarak, Lama Usaha,
Modal, Dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kaki Limakonveksi
(Studi Kasus Di Kelurahan Purwodinatan Kota Semarang)”. Jurnal
Universitas Diponegoro. Semarang
Rahmawati, T., & Puspasari, O. R. (2016). Mengungkap Kesiapan Implementasi
SAK ETAP dalam Menyajikan Laporan Keuangan UMKM Di Kabupaten
Kuningan. Prosiding SNaPP: Sosial, Ekonomi dan Humaniora, 6(1), 532-
539.
Rudiantoro, R. dan Siregar, 2012. Kualitas Laporan Keuangan UMKM Serta
Prospek Implementasi SAK ETAP. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, 9(1).
Scott, R. William. 2015. Financial Accounting Theory. Seventh Edition. Pearson
Prentice Hall: Toronto.
Sofiah dan Rajabudhin. 2011. Manajemen Bisnis Ritel. Jakarta: Andi
Sugiyono, 2013. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
(Bandung: ALFABETA)
Tuti, R. dan Dwijayanti, S., 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pemahaman UMKM Dalam Menyusun Laporan Keuangan Berdasarkan
SAK ETAP. Jurnal Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Warren., et.al. (2014). Pengantar Akuntansi(Adaptasi Indonesia) Edisi 25.
Salemba Empat. Jakarta
https://www.bekasikota.go.id/detail/410-ribu-tenaga-kerja-diserap-umkm-bekasi.
Diakses pada 5 Agustus 2019.
https://keuangan.kontan.co.id/news/kredit-umkm-tumbuh-stabil-sepanjang-2018.
Diakses pada 11 Juli 2019.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3581067/umkm-sumbang-60-persen-ke-
pertumbuhan-ekonomi-nasional. Diakses pada 11 Juli 2019.
Yasa, K. S. H., Herawati, N. T., Ak, S. E., Sulindawati, N. L. G. E., & Ak, S. E.
(2018). Pengaruh Skala Usaha Umur Perusahaan Pengetahuan Akuntansi
Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah
(Ukm) Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Pemoderasi Di
Kecamatan Buleleng. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi)
Undiksha, 8(2).
_____. 2008. Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.

63
LAMPIRAN

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

,310 ,816 8

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

,954 ,955 20

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 36,807 6,674 5,515 ,000

Total_X ,907 ,427 ,326 2,124 ,040 1,000 1,000

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

64
1 (Constant) 10,005 3,635 2,752 ,009

Total_X ,027 ,233 ,018 ,114 ,910

Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2019,109 4 504,777 3,632 ,014b

Residual 4863,666 35 138,962

Total 6882,775 39

Koefisien Determinasi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,542a ,293 ,213 11,788

Uji t

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 37,189 7,825 4,752 ,000

X1 3,926 1,439 ,406 2,728 ,010

X2 -1,680 2,225 -,116 -,755 ,455

X3 ,067 ,384 ,025 ,174 ,863

X4 1,028 ,448 ,348 2,293 ,028

65
KUESIONER PENELITIAN
Bagian 1 : Demografis Responden
1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Posisi Bapak/Ibu dalam perusahaan:
a. Pemilik Perusahaan
b. Direktur Perusahaan
c. Manajer Keuangan/Akuntansi
d. Lainnya..........
3. Nama usaha ______
4. Pendidikan terakhir Bapak/Ibu:
a. Sarjana
b. Diploma
c. SMA/SMK
d. Lainnya.......
5. Latar Belakang Pendidikan:
a. Akuntansi
b. Manajemen
c. Ekonomi
d. Lainnya.......
6. Jenis Usaha yang Dijalankan:
a. Perdangangan (Jual Beli)
b. Manufaktur (Produksi barang)
c. Jasa
d. Agrobisnis (Peternakan, Pertanian, dll)
e. Lainnya............
7. Tahun Berdiri Usaha : ________________
8. Penjualan Perusahaan Pertahun :
a. < dari Rp 300 juta
b. Rp 300 juta – Rp 2,5 milyar
c. > Rp 2,5 Milyar

66
Bagian 2
Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan
9. Apakah pada perusahaan Bapak/Ibu melakukan pencatatan/pembukuan
akuntansi atas semua transaksi yang terjad?:
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah terdapat bagian atau divisi khusus untuk pencatatan akuntansi:
a. Ada
b. Tidak.
11. Apakah pencatatan akuntansi dilakukan:
a. Ya secara rutin secara rutin
b. Tidak secara rutin
12. Apakah laporan keuangan disusun secara rutin:
a. Ya
b. Tidak
13. Apakah dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan menggunakan
software akuntansi?
a. Ya, _____________ (Jika “Ya” sebutkan nama software tersebut)
b. Tidak
14. Apakah software tersebut sangat membantu dalam meningkatkan kualitas
laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan Bapak/Ibu?
a. Ya
b. Tidak?
15. Tujuan Membuat Laporan Keuangan?
a. Keperluan Internal
b. Pengajuan Kredit Bank

Bagian 3
INFORMASI DAN SOSIALISASI
SL = Selalu (4)
S = Sering (3)

67
J = Jarang (2)
TP = Tidak Pernah (1)
No. Pernyataan TP J (2) S (3) SL (4)
(1)
16 Seberapa sering anda mengikuti
pelatihan tentang SAK EMKM
17 Seberapa sering anda mengikuti
seminar tentang SAK EMKM
18 Seberapa sering anda
mengetahui informasi SAK
EMKM di internet
19 Seberapa sering anda
mengetahui informasi SAK
EMKM di majalah/koran
20 Seberapa sering anda
mengetahui informasi dari IAI
tentang SAK EMKM

Bagian 4
PEMAHAMAN DENGAN INDIKATOR DASAR AKUNTANSI
SP = Sangat Paham (4)
P = Paham (3)
TP = Tidak Paham (2)
STP = Sangat Tidak Paham (1)
No. Pernyataan STP TP P(3) SP(4)
(1) (2)
21 Saya memahami bahwa akuntansi
adalah ilmu dalam melakukan
pencatatan, penggolongan dan
peringkasan transaksi keuangan dan
kegiatan-kegiatan usaha.
22 Saya paham bahwa maksud dan

68
tujuan akuntansi adalah mencatat
dan memberikan informasi
keuangan secara akurat kepada
pemilik UMKM dan pihak yang
berkepentingan.
23 Saya paham bahwa dalam
akuntansi terdapat 5
kelompok/jenis transaksi, yaitu;
asset, utang, modal,
pendapatan, beban/biaya.
24 Saya paham bahwa aktiva/asset
adalah harta yang dimiliki
sepenuhnya oleh pemilik usaha.
25 Saya paham bahwa aktiva terdiri
dari aktiva lancar, aktiva tetap,
aktiva tetap tidak berwujud, dan
beban / biaya yang ditangguhkan
26 Saya paham bahwa aktiva lancar
adalah semua harta perusahaan yang
dapat menjadi uang kas atau dipakai
atau dijual dalam satu kali perputaran
normal perusahaan.
27 Saya paham bahwa hutang adalah
semua kewajiban keuangan
perusahaan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi.
28 Saya paham bahwa salah satu jenis
hutang yaitu hutang jangka panjang
ialah semua kewajiban yang akan
dilunasi dalam jangka waktu lebih
dari setahun
29 Saya paham bahwa pendapatan yang
diterima dimuka ialah semua
penerimaan yang telah diterima

69
tahun berjalan tetapi bukan
merupakan penghasilan tahun
berjalan sampai dengan akhir
periode.
30 Saya paham bahwa modal adalah
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan terhadap seluruh
hutang-
hutangnya
31 Saya memahami bahwa hasil akhir
dari proses akuntansi adalah
laporan
keuangan.
32 Saya memahami bahwa laporan
keuangan dibutuhkan untuk
mengajukan kredit kepada bank
atau pemberi kredit lainnya.

Bagian 4
PEMAHAMAN TERHADAP SAK EMKM
SP = Sangat Paham
P = Paham
TP = Tidak Paham
STP = Sangat Tidak Paham
No. Pernyataan STP TP P(3) SP(4)
(1) (2)
33 Saya memahami bahwa terdapat
Standar yang mengatur proses
akuntansi untuk Usaha Mikro Kecil
dan Menengah
34 Saya mengetahui bahwa terdapat
aturan baku yang mengatur

70
pembukuan UMKM yang bernama
SAK-EMKM yang berlaku efektif
1 Januari 2018.
35 Saya memahami bahawa SAK
EMKM ditujukan untuk digunakan
oleh entitas yang tidak atau belum
mampu memenuhi persyaratan
akuntansi yang diatur dalam SAK
ETAP
36 Saya mengetahui bahwa aturan ini
mengatur proses akuntansi usaha
saya, mulai dari pembukuan sampai
menjadi laporan keuangan.
37 Saya memahami bahwa yang diatur
oleh SAK EMKM adalah UMKM
yang masuk pada kriteria yang
diatur dalam UU No 20 tahun 2008,
atau dibolehkan tidak termasuk
pada kriteria tetapi otoritas
mengizinkan.
38 Saya memahami bahwa dasar
pengukuran untuk SAK-EMKM
adalah biaya historis sehingga saya
cukup mencatat aset dan liabilitas
sebesar biaya perolehannya.
39 Saya memahami bahwa laporan
keuangan entitas menurut SAK
EMKM disusun menggunakan
asumsi akrual, kelangsungan usaha,
dan konsep entitas bisnis.
40 Saya memahami bahwa komponen
laporan keuangan yang diatur
dalam SAK EMKM adalah

71
Laporan Posisi Keuangan, Laporan
Laba Rugi, dan Catatan Atas
Laporan Keuangan (Pernyataan
kepatuhan d
an rincian akun).

72

Anda mungkin juga menyukai