SOAL 1
Pembelian Fiktif Sebagai Kamuflase Laba Yang Lebih Saji.
Computronix Corporation mengumumkan bahwa beberapa pejabat seniornya
telah melakukan lebih saji, sehingga akan dilakukan penyesuaian material pada hasil
audit laporan keuangan di tahun-tahun sebelumnya. Inti pelanggaran tersebut berupa
pengadaan utang dagang fiktif terhadap pembelian peralatan dalam jumlah besar
untuk melebihsajikan aset tetap dan menyembunyikan penjualan fiktif.
Pejabat-pejabat tersebut mengelabui bagian pengendalian internal
Computronix dengan menelingkung departemen pembelian dan penerimaan
sehingga tidak ada seorang pun di Computronix yang menemukan pelanggaran
tersebut. Pegawai Computronix biasanya membuat pencatatan yang lengkap dalam
pembelian peralatan. Pengendalian internal, dalam mengontrol transaksi pembelian
dan pengeluaran kas, biasanya mensyaratkan adanya pemesanan pembelian, laporan
penerimaan, dan faktur dari vendor sebelum pembayarannya diotorisasi oleh direktur
pelaksana atau kontroler/bendahara, dimana keduanya terlibat dalam kejahatan
tersebut. Akhirnya, para pejabat tersebut dapat melewati bagian pengendalian atas
pengeluaran kas dan mengotorisasi pembayaran atas pembelian yang tidak pernah
ada tanpa membuat dokumen dari transaksi fiktif tersebut.
Perusahaan juga membuat penjualan dan piutang fiktif. Perusahaan ini
menerbitkan cek untuk melakukan pembayaran terhadap transaksi pembelian fiktif.
Cek tersebut disimpan kembali ke akun perusahaan dan dicatat sebagai penagihan
atas piutang fiktif. Dengan demikian, tampak bahwa penjualan fiktif telah dilakukan,
dan cek tersebut digunakan untuk melunasi pembelian aset fiktif.
Akuisisi barang dan jasa meliputi akuisisi hal lainnya seperti bahan baku,
peralatan, perlengkapan, utilitas, perbaikan dan pemeliharaan, penelitian dan
pengembangan.
Auditor perlu memahami fungsi-fungsi bisnis dan dokumen dan pencatatan
dalam perusahaan sebelum mereka memahami resiko pengendalian dan mendesain
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
SOAL 2
Untuk pertama kalinya Anda ditugaskan mengaudit Chicago Company untuk tahun
yang berakhir 31 Maret 2007. Piutang usaha telah dikonfirmasi pada tanggal 31
Desember 2006 dan pada tanggal tersebut piutang terdiri dari 200 akun dengan total
saldo sebesar $956.750.
75 dari akun tersebut yang saldonya berjumlah $650.725 dipilih untuk
dikonfirmasi. Semuanya kecuali 20 permintaan konfirmasi telah dikembalikan; 30
telah di tandatangani tanpa komentar, 14 sedikit agak berbeda tetapi telah dijelaskan
dengan memuaskan dan 11 konfirmasi mendapat komentar berikut:
1. Kami minta maaf, tetapi kami tidak dapat memenuhi permintaan Anda
menyangkut konfirmasi piutang kami karena PDQ Company menggunakan
sistem voucher utang usaha.
2. Saldo sebesar $1.050 telah dibayar pada tanggal 23 Desember 2006.
3. Saldo sebesar $7.750 telah dibayar pada tanggal 5 januari 2007.
4. Saldo yang ditetapkan diatas telah dibayar.
5. Kami tidak berutang apapun kepada Anda pada tanggal 31 Desember 2006
karena barang yang di representasikan oleh faktur Anda per tanggal 31
Desember 2006, nomor 15050, sejumlah $11.550, telah diterima pada tanggal 5
Januari 2007. Dengan syarat FOB destination atau gudang pembelian.
6. Pembayaran di muka sebesar $2,500 yang kami lakukan pada bulan November
2006 harus mencakup dua faktur bernilai total $1.350 yang ditunjukkan pada
laporan terlampir.
7. Kami tidak pernah menerima barang-barang tersebut.
8. Kami menolak tagihan sebesar $12.525.kami rasa tagihan tersebut berlebihan.
9. Jumlah sudah benar. Karena barang telah dikirim kepada kami secara
konsyinasi, kami akan menunda pembayaran hingga barang tersebut terjual.
10. Dana sebesar $10.000 yang merupakan setoran menurut suatu lease, akan
dibebankan unrtuk sewa selama tahun 2008, yaitu tahun terakhir lease.
11. Memo kredit Anda tertanggal 5 Desember 2006, membatalkan saldo di aas
senilai $440.
JAWABAN
Untuk pengecualian tersebut, Auditor harus memperhatikan 4 prinsip:
1. Kapan terjadi ‘error’ pada klien. Karena kemungkinan ada salah komunikasi
antara salah kirim dan waktu terima barang (masalah FOB)
2. Jumlah ‘error’ pada klien (jika error terjadi)
3. Penyebab pengecualian. Dapat terjadi karena salah komunikasi, atau karena
masalah kontrol intern yang kurang baik.
4. Potensi ‘misstatements’ karena ada sample yang tak diuji. Auditor perlu
memperkirakan tingkat pengujian yang ‘merusak’ ini (masalah statistik).