Anda di halaman 1dari 24

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Topik 3:
PSAK 103
AKUNTANSI SALAM
Dr. Siti Khomsatun, S.E.I., M.Ak
OUTLINE MATERI

Landasan Hukum Syariah, Aturan dan Standar untuk


Akad Salam
Pengertian dan Karakteristik Akad Salam

Akuntansi Akad Salam


Akuntansi Pembeli
Akuntansi Penjual
Salam Pararel
JUAL BELI

Jual Beli (Al-Bai’)

Murabahah Salam Istishna’ dll…


DASAR SYARIAH
• ” Hai orang yang beriman!, Jika kamu melakukan transaksi utang piutang
untuk jangka waktu yang ditentukan, tuliskanlah...” (QS 2:282)
• ”Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu...”
(QS 5: 1)
• Landasasan Syariah diperbolehkannya transaksi salam adalah hadist Nabi
SAW Riwayat Ibnu Abbas: “Barang siapa yang melakukan salaf (salam)
hendaknya dia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang
jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui”
FATWA SYARIAH
Indonesia Global
Sharia Standard – AAOIFI
fatwa DSN nomor 05/DSN-
No. 10 Salam dan Pararell
MUI/IV/2000 tentang jual beli
salam
Salam
• Akad salam dan hal
• Ketentuan pembayaran
terkait
• Ketentuan barang • Changes and delivery
• Penyerahan barang muslam fih
• Pembatalan kontrak • Pararell salam
• perselisihan • Sukuk salam

AAOIFI: Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions


STANDAR AKUNTANSI SALAM
Indonesia
Global
PSAK 103 Akuntansi Salam FAS No.7 AAOIFI –
PAPSI - BI salam and pararell salam
• Ruang lingkup dan tujuan • Scope
• Definisi dan Karakteristik • Acc treatment salam
• Pengakuan dan pengukuran financing and salam
(Pembeli dan Penjual) pararell
• Salam Pararel • disclosure
• Penyajian dan pengungkapan
Definisi Akad Salam
Salam adalah akad jual beli barang pesanan
(muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari
oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya
dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati
sesuai dengan syarat-syarat tertentu
(PSAK 103: Par 04)

*Inti dari transaksi salam adalah penyerahan barang


kemudian hari dan pembayaran tunai dilakukan dimuka.
Jadi harga sudah ditetapkan diawal, walau penyerahan
barang dikemudian hari.
Definisi Salam Pararel
“jual beli barang yang melibatkan dua
transaksi salam, dalam hal ini
transaksi salam pertama dilakukan antara
nasabah dengan bank, sedangkan
transaksi salam kedua dilakukan antara bank
dengan petani atau pemasok.”
Transaksi pertama dan kedua terpisah dan tidak terkait
PSAK 103: Par 06
Rukun Salam

Pelaku Objek Akad Ijab-Kabul


Ada penjual (muslam  Barang yang diserahkan Serah terima
ilahi) dan pembeli (Muslam fiih) kesepakatan
(muslam)  Modal salam (ra’su maalis Saling Ridho
baligh salam)
cakap secara hukum
Karakteristik Akad Salam (1/2)
Kas
Diketahui jumlah dan bentuknya
Non Kas: Barang, manfaat
Alat Pembayaran/
Harga/ modal salam tidak dapat berubah
Modal Salam
Dibayarkan ketika akad disepakati, dan tidak boleh utang atau merupakan
pelunasan piutang

Harus jelas spesifikasi dan ciri-cirinya: jenis, kualitas, kuantitas, serta dapat diukur/ ditimbang
Barang/ Diserahkan kemudian
Muslam fiih Waktu dan tempat harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan
Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya
Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang
sejenis sesuai kesepakatan
Karakteristik Akad Salam (2/2)
Penjual harus tepat menyerahkan dengan jumlah dan kualitas sesuai disepakati

kualitas barang lebih tinggi, maka penjual tidak boleh meminta tambahan harga
Penyerahan
kualitas barang lebih rendah dan pembeli rela menerima, tidak boleh
barang
menuntut pengurangan/ diskon
Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat asalkan jumlah dan kualitas
barang sesuai kesepakatan, dan tidak boleh meminta tambahan harga
Jika semua barang atau Sebagian tidak tersedia pada waktu penyerahan, atau
kualitas rendah pembeli tidak rela, maka ada hak khiar, boleh membatalkan
atau menunggu

Pembatalan Boleh, asalkan tidak merugikan kedua belah pihak


Skema Akuntansi Salam
Skema Akuntansi Salam Pararel
Akuntansi Pembeli dan Penjual (1)
Pembeli (LKS Amanah) Penjual (KUB Fallaah)
Akad disepakati: Terjadi serah terima Modal Salam (Ra’sul maalis salam) atau harga salam (dengan KAS)
Misalnya: LKS Amanah membeli kedelai hitam dengan akad salam ke KUB Fallaah dengan menyerahkan modal salam
sebesar Rp100.000.000
Dr. Piutang Salam Rp100.000.000 Dr. Kas Rp100.000.000
Cr. Kas Rp100.000.000 Cr. Utang Salam Rp100.000.000
Akad disepakati: Terjadi serah terima Modal Salam (Ra’sul maalis salam) atau harga salam dengan KAS dan Barang
Misalnya: LKS Amanah membeli kedelai hitam dengan akad salam ke KUB Fallaah dengan menyerahkan modal salam
berupa kas sebesar Rp20.000.000 dan modal pertanian seperti bibit dan perlengkapan lain. Bibit dan perlengkapan lain
mempunyai nilai tercatat sebesar Rp75.000.000 dan nilai wajar ketika penyerahan Rp 80.000.000
Dr. Piutang Salam Rp100.000.000 Dr. Kas Rp20.000.000
Cr. Kas Rp20.000.000 Dr. Bibit dan Perlengkapan Rp80.000.000
Cr. Bibit dan Perlengkapan Rp75.000.000 Cr. Utang Salam Rp100.000.000
Cr. Keuntungan selisih nilai Rp 5.000.000
Akuntansi Pembeli dan Penjual (2)
Pembeli (LKS Amanah) Penjual (KUB Fallaah)

Akad disepakati: Terjadi serah terima Modal Salam (Ra’sul maalis salam) atau harga salam dengan KAS dan Barang
Misalnya: LKS Amanah membeli kedelai hitam dengan akad salam ke KUB Fallaah dengan menyerahkan modal salam
berupa kas sebesar Rp20.000.000 dan modal pertanian seperti bibit dan perlengkapan lain. Bibit dan perlengkapan lain
mempunyai nilai tercatat sebesar Rp85.000.000 dan nilai wajar ketika penyerahan Rp 80.000.000
Dr. Piutang Salam Rp100.000.000 Dr. Kas Rp20.000.000
Dr. Kerugian selisih aset Rp 5.000.000 Dr. Bibit dan Perlengkapan Rp80.000.000
Cr. Kas Rp20.000.000 Cr. Utang Salam Rp100.000.000
Cr. Bibit dan Perlengkapan Rp85.000.000

Modal saham dapat berupa kas dan atau non kas. Jika ada Kewajiban salam akan muncul ketika menerima modal salam
selisih non kas antara nilai tercatat dan nilai wajar maka Modal salam kas diukur sebesar yang terima, dan jika non kas
diakui sebagai keuntungan atau kerugian diukur sebesar nilai wajarnya
Piutang Salam diakui saat pembayaran
Akuntansi Pembeli dan Penjual (3)
Pembeli (LKS Amanah) Penjual (KUB Fallaah)
Serah-terima Barang: Terjadi serah terima Barang (muslam fiih). Jika barang pesanan sesuai akad atau lebih tinggi
kualitasnya, maka barang diukur sesuai dengan nilai akad
Misalnya: 4 bulan kemudian, KUB Fallaah menyerahkan kedelai hitam sesuai dengan nilai akad, yaitu senilai Rp100.000.000
Dr. Persediaan Salam Rp100.000.000 Dr. Utang Salam Rp100.000.000
Cr. Piutang Salam Rp100.000.000 Cr. Penjualan Rp100.000.000

Serah-terima Barang: Terjadi serah terima Barang (muslam fiih). Jika barang pesanan lebih rendah kualitasnya, maka
barang diukur sesuai dengan nilai wajar dan selisih diakui sebagai kerugian bagi pembeli.
Misalnya: 4 bulan kemudian, KUB Fallaah menyerahkan kedelai hitam kurang dari nilai akad, yaitu senilai Rp95.000.000,
padahal nilai akad sebesar Rp100.000.000
Dr. Persediaan Salam Rp95.000.000 Dr. Utang Salam Rp100.000.000
Dr. Kerugian Rp 5.000.000 Cr. Penjualan Rp100.000.000
Cr. Piutang Salam Rp100.000.000
Akuntansi Pembeli dan Penjual (4)
Pembeli (LKS Amanah) Penjual (KUB Fallaah)
Tenggat waktu: Terjadi serah terima Barang (muslam fiih). Jika pembeli tidak rela krn kualitas kurang dari akad dan
menunggu atau memberikan tambahan waktu, maka TIDAK ADA JURNAL
Pembatalan: Terjadi serah terima Barang. Jika pembeli tidak rela karena kualitas kurang dan membatalkan
Dr. Piutang lain-lain Rp100.000.000 Dr. Utang Salam Rp100.000.000
Cr. Piutang Salam Rp100.000.000 Cr. Utang Lain-lain Rp100.000.000
Dr. Kas Rp100.000.000 Dr. Utang Lain-lain Rp100.000.000
Cr. Piutang lain-lain Rp100.000.000 Cr. Kas Rp100.000.000
Pembatalan: dan terdapat jaminan. Ketika jaminan diterima pembeli dilakukan off-balance sheet.
Asumsikan bahwa pembatalan dan ada jaminan yang dijual pembeli dan laku Rp120.000.000
Dr. Kas Rp120.000.000 Dr.Utang Salam Rp100.000.000
Cr. Piutang Salam Rp100.000.000 Dr. Piutang Rp 20.000.000
Cr. Utang Rp 20.000.000 Cr. Aset Rp120.000.000
Dr. Utang Rp20.000.000 Dr. Kas Rp20.000.000
Cr. Kas Rp20.000.000 Cr. Piutang Rp20.000.000
Akuntansi Pembeli dan Penjual (5)
Pembeli (LKS Amanah) Penjual (KUB Fallaah)
Pembatalan: dan terdapat jaminan. Ketika jaminan diterima pembeli dilakukan off-balance sheet.
Asumsikan bahwa pembatalan dan ada jaminan yang dijual pembeli dan laku Rp90.000.000
Dr. Kas Rp90.000.000 Dr.Utang Salam Rp100.000.000
Dr. Piutang Rp10.000.000 Cr. Aset (Jaminan) Rp90.000.000
Cr. Piutang Salam Rp100.000.000 Cr. Utang Rp10.000.000
Dr. Kas Rp10.000.000 Dr. Utang Rp10.000.000
Cr. piutang Rp10.000.000 Cr. Kas Rp10.000.000

Denda: denda dikenakan jika ada keterlambatan karena kesengajaan/ lalai, maka akan diakui sebagai Dana
Kebajikan
Dr. Dana Kebajikan – KasMisal: pihak penjual lalai dan dikenakan
Rp1.000.000 Dr.denda sebesar Rp1.000.000
Kerugian Rp1.000.000
Cr. Dana Kebajikan - Denda Rp1.000.000 Cr. Kas Rp1.000.000
Dr.Kas Rp940.000.000 Dr.Piutang Rp800.000.000
Cr. Hutang SalamRp940.000.000 Cr. Kas Rp800.000.000

Dr.Hutang Salam Rp940.000.000 Dr.Persd/ Aset Salam Rp800.000.000


Cr. Persd/ Aset Salam Rp800.000.000 Cr. Piutang Salam Rp800.000.000
Cr. Keuntungan SalamRp140.000.000

LKS atau Bank syariah menerima pesanan salam dan menerima modal salam dari
Bulog sebesar Rp940.000.000 untuk pesanan Beras Pandan Wangi. 4 bulan kemudian
harus diserahkan. LKS/ Bank memesan ke petani dan memberikan modal salam
sebesar Rp800.000.000.
Dr.Kas Rp940.000.000 Dr.Piutang Rp800.000.000
Cr. Hutang SalamRp940.000.000 Cr. Kas Rp800.000.000

Dr.Hutang Salam Rp940.000.000


Cr. Penjualan Salam Rp940.000.000
Dr.Persd/ Aset Salam Rp800.000.000
Cr. Piutang Salam Rp800.000.000
Dr.HPP Salam Rp800.000.000
Cr. Persd/ Aset Salam Rp800.000.000
LKS atau Bank syariah menerima pesanan salam dan menerima modal salam dari
Bulog sebesar Rp940.000.000 untuk pesanan Beras Pandan Wangi. 4 bulan kemudian
harus diserahkan. LKS/ Bank memesan ke petani dan memberikan modal salam
sebesar Rp800.000.000.
Akuntansi Pembeli (6)

Barang pesanan yang diterima diakui sebagai persediaan. Jika


persediaan diukur dengan LCNRV (lower of cost or net
realizable value (NRV), yaitu nilai perolehan dibandingkan
dengan nilai bersih terealisasi. Jika NRV < cost, maka akan
diakui sebagai kerugian
Penyajian

Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai piutang


salam
Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat memenuhi
kewajibannya dalam transaksi salam disajikan secara terpisah dari
piutang salam
Penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima sebagai kewajiban
Pengungkapan
Pembeli Penjual
Besarnya modal usaha salam, baik yang Piutang salam kepada produsen (dalam
dibiayai sendiri maupun yang dibiayai salam pararel) yang memiliki hubungan
secara bersama dengan pihak lain istimewa
Jenis dan kuantitas barang pesanan Jenis dan kuantitas barang pesanan
Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK
101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah
Referensi:

 PSAK 103: Akuntansi Murabahah (website IAI)


 Modul Ujian Sertifikasi Akuntan Syariah (IAI)
 Fatwa-Fatwa DSN-MUI
 Wiroso. 2010. ”Akuntansi Transaksi Syariah”. IAI
 Nurhayati, S. & Wasilah. 2011. ”Akuntansi Syariah di Indonesia”.
Salemba Empat: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai