Anda di halaman 1dari 2

RMK Akuntansi Syariah

PSAK 103, Akuntansi Salam

Akuntansi salam juga merupakan sejenis akad jual beli, dimana barang disediakan
dengan model pesanan dengan pengiriman dikemudian hari oleh penjual dan pembayarannya
dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Jika
pemesanan dilakukan oleh penjual kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan
pembeli dan pemesanan ini dilakukan dengan menggunakan metode salam maka ini juga bisa
dikategorikan dalam salam parallel. Barang yang dipesan harus jelas karakteristik dan
spesifikasinya, apabila terjadi perbedaan spesifikasi atau cacat pada barang karena kelalaian
penjual,maka menjadi tanggung jawab dari penjual. Alat pembayaran harus diketahui secara
jelas, baik itu kas, barang, atau manfaat.tapi alat pembayarannya tidak boleh dalam bentuk
pembebasan utang penjual,ataupun piutang milik pembeli dari pihak lain. Transaksi ini
dilakukan karena pembeli berniat memberikan modal lebih dulu agar penjual bisa memproduksi
barangnya,barang yang dipesan memiliki spesifikasi khusus,atau pembeli ingin mendapatkan
kepastian dari penjual.transaksi salam ini dianggap selesai jika penjual sudah memberikan
barang tersebut kepada pembeli.artinya sudah terjadi perpindahan kepemilikan.

Pengakuan dan Pengukuran

Pembeli

ketika pembeli melakukan pembayaran kepada penjual, maka pembeli mengakui piutang
salam.

modal usaha yang diberikan kepada pembeli ini bisa berupa kas ataupun nonkas. Jika itu
merupakan kas maka diukur dan dicatat sebesar yang dibayarkan. Dan jika berupa nonkas, maka
diukur dan dicatat berdasarkan nilai wajarnya. Jika terdapat selisih antara nilai wajar dengan nilai
tercatat aset nonkas yang diserahkan,itu diakui sebagai kerugian/keuntungan pada saat
penyerahan modal usaha.

Jika barang pesanan sudah diterima,maka pengukuran nilainya adalah sebagai berikut:
a. Jika barang sesuai dengan pesanan, maka dicatat sesuai dengan nilai akad yang disepakati
b. Jika barang tidak sesuai dengan pesanan; maka dicatat sesuai akad jika nilai wajar lebih
tinggi dari nilai akad,atau;dicatat sesuai nilai wajar jika nilai wajarnya lebih rendah

Jika pembeli belum menerima seluruh /sebagian sampai jangka waktu jatuh tempo maka:

a. Jika jangka waktu diperpanjang;nilai piutang yang tercatat sebesar nilai piutang yang
belum dipenuhi sesuai nilai yang tercantum pada saat akad
b. Jika akad salam dibatalkan baik seluruhnya maupun sebagian, maka piutang salam ini
dipindahkan menjadi piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak
dapat dipenuhi. Piutang yang harus dilunasi oleh penjual ini dipisahkan dari piutang
salam
c. Jika akad salam dibatlkan seluruh atau sebgian tapi penjualnya memberikan jaminan
kepada pembeli; selisihnya diakui sebagai piutang yang harus dilunasi oleh penjual jika
hasil penjualan jaminan itu lebih kecil daripada nilai yang tidak dapat dipenuhi, tapi jika
nilai selisih lebih besar maka nilai selisih tersebut menjadi hak penjual.

Penjual

ketika pembeli memberikan sejumlah uang sebagi permodalan kepada penjual, maka
penjual mengakui utang salam sebesar modal salam yang diterima. Jika permodalan tersebut
berupa kas, maka harus diakui sebesar kas yang diterima. Tapi jika itu merupakan nonkas, maka
diakui sebesar nilai wajar asset nonkas yang diserahkan oleh pembeli.

kewajiban salam dihentikan ketika terjadi penyerahan barang kepada pembeli. Jika
dilakukan secara salam paralel,maka selisih antara biaya perolehan barang dari pihak lain dengan
jumlah yang dibayarkan oleh pembeli akhir diakui sebagai keuntungan /kerugian pada saat
penyerahan pesanan kepada pembeli akhir.

Anda mungkin juga menyukai