Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AUDITING

“TANGGUNG JAWAB DAN LAPORAN AUDIT”

Dosen Pengampu:
DR.DALIBAS,SE,MM.,M.AK

Disusun Oleh:

1. Andreas Riyanto (1810631030225)

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SINGAPEBANGSA KARAWANG

2020
KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puji serta syukur Kehadirat Tuhan yang maha kuasa, yang telah
memberikan anugerah dan karunia-Nya kepada kita, sehingga masih diberikan Rezeki,
kesehatan, kekuatan, dan kemampuan untuk terus belajar dan berkarya, yang semoga dapat
bermanfaat bagi kemajuan bangsa. Makalah ‘AUDITING” ini kami harapkan dapat
memberikan wawasan kepada kita tentang penjelasan umum mengenai AUDITING sehingga
dapat dimanfaatkan dan di aplikasikan dalam kebutuhan kerja.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Tidak
lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
terselesaikanya makalah ini.

Penulis

Karawang,10 Maret 2020

2
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………….. ……... 1

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………... 2

DAFTAR ISI……..…………………………………………………………………………3

BAB 1 PENDAHULUAN…. ………………………………...…………………………….4

1.1 Latar Belakang…………………………………..…………………………….. 4

1.2 Rumusan Masalah……………………………..………………………………..4

1.3 Tujuan………………………………………..……………………………........ 4

BAB 2 LANDASAN TEORI………..…………………………………………………….. 5

2.1 Pengertian Tanggung Jawab …………….…………………………...………... 5

2.1.1 Menurut Para Ahli…………………………………………………… 5

2.2 Pengertian Laporan Audit…..……………………………….……………….… 6

2.2.1 Tujuan Pembuatan Laporan Audit…………………………………… 6

BAB 3 PEMBAHASAN……...……………………………………………………………7

3.1 Tanggung Jawab Auditor menurut PSA 01 (SSA 110) ………...……………... 7

3.2 Hakekat dan Kebutuhan akan Laporan Audit  ………………………………... 10

3.3 Tahap-Tahap Pembuatan Laporan Audit …..…………………………...……. 12

3.4 Jenis-Jenis Opini Auditor ….………………………...……....………………... 13

3.5 Contoh Menganalisis Laporan Audit ………...............................................….. 15

BAB 4 PENUTUP……………………………………………………………………………. 19

4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………..….… 19

4.1 Saran….. ……………………………………………………………………..….… 19

DAFTAR PUSTAKA ……………………….………………………………………………… 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan berbadan
hukum berbentuk perseroan terbatas yang bersifat terbuka (PT terbuka). Dalam bentuk
badan usaha ini, perusahaan dikelola oleh manajemen yang ditunjuk oleh para pemegang
saham sebagai pemilik perusahaan dan akan diminta pertanggungjawabannya atas dana
yang dipercayakan kepada mereka. Para pemegang saham akan meminta
pertanggungjawaban manajemen dalam bentuk laporan keuangan.
Auditor mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit.
Pekerjaan auditor ini mempunyai tujuan untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah
laporan keuangan klien yang diaudit bebas dari salah saji material.

1.2 Rumusan Masalah

dari latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Apa Tanggung Jawab Auditor menurut PSA 01 (SSA 110)?


2. Apa Hakekat dan Kebutuhan akan Laporan Audit ?
3. Bagaimana Tahap-Tahap Pembuatan Laporan Audit?
4. Apa Jenis-Jenis Opini Auditor?
5. Bagaimana cara menganalisis Laporan Audit?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian laporan auditing.


2. Mengetahui hakekat dan kebutuhan laporan audit.
3. Mengetahui tahap-tahap pembuatan laporan auditing.
4. Mengetahui jenis-jenis pendapat auditor.
5. Mengetahui cara menganalisis laporan audit.
6. Mengetahui berbagai tanggung jawab dan ke-profesionalan Auditor.

4
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Tanggung Jawab


Tanggung Jawab adalah sebuah perbuatan yang dilakukan oleh setiap individu yang
berdasarkan atas kewajiban maupun panggilan hati seseorang, yaitu sikap yang
menunjukkan bahwa seseorang tersebut memiliki sifat kepedulian dan kejujuran yang sangat
tinggi.

2.1.1 Menurut Para Ahli


Dan untuk lebih jelasnya dalam memahami arti tanggung jawab, simak pengertian
tanggung jawab menurut para ahli dan pakar di bawah ini.

1. Menurut KBBI (Kamus Umum Bahasa Besar Indonesia)

Pengertian tanggung jawab menurut KBBI adalah suatu keadaan dimana wajib
menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban menanggung, memikul
jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung
akibatnya.

2. Menurut Friedrich August von Hayek

Menurut von Hayek, pada hakikatnya hanya masing-masing individu yang dapat
bertanggungjawab yakni mereka yang memikul akibat dari perbuatan mereka.
Suatu masyarakat yang tidak mengakui bahwa setiap individu mempunyai
nilainya sendiri yang berhak diikutinya tidak mampu menghargai martabat
individu tersebut dan tidak mampu mengenali hakikat kebebasan.

3. Menurut George Bernard Shaw

Menurut George Bernard Shaw, orang yang dapat bertanggungjawab terhadap


tindakannya dan mempertanggungjawabkan perbuatannya hanyalah orang yang
mengambil keputusan dan bertindak tanpa tekanan dari pihak manapun atau
secara bebas.

5
4. Menurut Carl Horber

Orang yang terlibat dalam organisasi-organisasi seperti ini adalah mereka yang
melaksanakan tanggung jawab pribadi untuk diri sendiri dan orang lain.
Semboyan umum semua birokrat adalah perlindungan sebagai ganti tanggung
jawab.

5. Menurut Sugeng Istanto

Pertanggungjawaban berarti sebuah kewajiban memberikan jawaban yang


merupakan perhitungan atas semua hal yang terjadi dan kewajiban untuk
memberikan pemulihan atas kerugian yang mungkin ditimbulkannya.

2.2 Pengertian Laporan Audit

Laporan Audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporaan
keuangan yang diaudit. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat
standar pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing yang berlaku umum. Laporan audit
merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam komunikasi dengan masyarakat lingkungannya.
Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnyamengenai kewajaran laporan keuangan
auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan dalam suatu laporan tertulis yang umumnya berua
laporan audit baku.

2.2.1 Tujuan dari pembuatan Laporan Audit

Tujuan laporan Audit adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan
klien telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Adapun kelayakan dan
kewajaran ini mengacu pada prinsip akuntansi yang berterima umum dan selanjutnya
atas penilaian tersebut akan tercermin pada opini audit.

6
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Tanggung Jawab Auditor menurut PSA 01 (SSA 110)

Menurut PSA 1 (SA 110) revisi, menyatakan bahwa“Auditor memiliki tanggung jawab
untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai
apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh
kesalahan ataupun kecurangan. Karna sifat dari bahan bukti audit dan karakteristik
kecurangan, auditor harus mampu mendapatkan keyakinan yang memadai, namun bukan
absolute, bahwa salah saji material telah dideteksi. Auditor tidak memiliki tanggung jawab
untukmerencanakan dan menjalankan audit untuk mendapatakan keyakinan yang memadai
bahwa kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, yang tidak
signifikan terhadap laporan keuangan telah terdeteksi”

Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kesalahan penyajian yang sifatnya material
dalam laporan keuangan serta diskusi terkait dalam standar mengenai tanggung jawab
auditor untuk mendeteksi salah saji yang material memasukkan beberapa istilah dan kalimat
penting.

1. Salah Saji Material versus Tidak Material.

Kesalahan saji biasanya dianggap material jika gabungan dari kesalahan-


kesalahan yang belum dikoreksi dan kecurangan dalam laporan keuangan akan
mengubah atau memengaruhi keputusan orang-orang yang menggunakan laporan
keuangan tersebut. Akan menjadi sangat mahal (tidak mungkin) jika auditor harus
bertanggung jawab dalam menemukan semua kesalahan maupun kecurangan yang
sifatnya tidak material.

2. Keyakinan Memadai.

Standar audit mengindikasikan keyakinan yang memadai sebagai tingkat yang


tinggi, namun tidak absolut, bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji
material. Konsep “memadai namun bukan absolut” menandakan bahwa auditor
bukanlah penjamin kebenaran atas laporan keuangan. Auditor bertanggung jawab
untuk mendapatkan tingkat keyakinan yang memadai, namun bukan absolut,
untuk beberapa alasan berikut :

1. Sebagian besar bahan bukti audit berasal dari pengujian sample populasi,
misalnya untuk akun piutang dagang atau persediaan.

7
2. Penyajian akuntansi berisi estimasi yang kompleks, di mana melibatkan
ketidakpastian dan dapat dipengaruhi oleh kejadian di masa mendatang.
Akibatnya, auditor harus mengandalkan bukti yang meyakinkan, namun tidak
menjamin.
3. Sering kali sangat sulit, atau bahkan tidak mungkin bagi auditor untuk
mendeeksi kesalahan saji dalam laporan keuangan, khususnya ketika terjadi
kolusi di antara manajemen

Argumen terbaik bagi auditor ketika kesalahan penyajian yang material tidak
dapat ditemukan adalah dengan telah menjalankan audit sesuai dengan standar
audit.

3. Skeptisme profesional.

PSA 04 (SA 230) mengharuskan pengauditan di desain untuk menghasilkan


keyakinan yang memadai untuk mendeteksi baik kesalahan-kesalahan yang
material maupun kecurangan dalam laporan keuangan. skeptisme profesional
merupakan suatu perilaku pemikiran yang secara kritis dan penilaian kritis atas
bahan bukti audit.

4. Tanggung Jawab Auditor dalam Mendeteksi Kesalahan Saji Material

Auditor menekan beragam kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan-kesalahan


dalam perhitungan, kealpaan, kesalahpahaman dan kesalahan penerapan standar
akuntansi, serta kesalahan dalam pengelompokan dan penjelasan.

5. Tanggung Jawab Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan Material

Standar audit juga mengakui bahwa kecurangan lebih sulit untuk dideteksi karena
manajemen atau karyawan yang terlibat dalam kecurangan tersebut berusaha untuk
menutup-nutupi kecurangan tersebut. Namun demikian, kesulitan dalam mendeteksi
tidak mengubah tanggung jawab auditor untuk merencanakan dan menjalankan
audit dengan tepat untuk mendeteksi salah saji material, baik yang disebabkan oleh
kesalahan maupun kecurangan.

Kecurangan yang Diakibatkan Kecurangan dalam Pelaporan Keuangan dan


Penyalahgunaan aset baik kecurangan dalam pelaporan keuangan maupun
penyalahgunaan aset berpotensi membahayakan para pengguna laporan keuangan,
namun ada perbedaan penting diantara kedua kecurangan tersebut. Biasanya,
namun tidak selalu, penggelapan aset dilakukan oleh karyawan dan bukan
manajemen, dan jumlah yang dicuri sering kali tidak signifikan.

8
Terdapat perbedaan penting antara penggelapan aset dan salah saji yang muncul
dari penggelapan aset tersebut. Pertimbangkan situasi berikut.

1. Aset diambil dan penggelapan ini ditutupi dengan cara menyalahsajikan


aset. Misalnya, kas yang ditagih dari konsumen telah dicuri sebelum dicatat
sebagai penerimaan kas, dan akun piutang untuk konsumen tersebut tidak
dikreditkan. Sehingga salah saji ini tidak dapat dideteksi.
2. Aset diambil dan penggelapan ini ditutupi dengan mengurangsajikan
pendapatan atau melebihsajikan beban. Misalnya, kas yang diterima dari
penjualan tunai telah dicuri dan transaksi tidak dicatat.
3. Aset diambil, namun penyalahgunaan dapat dideteksi. Laporan laba rugi dan
catatan kaki yang terkait dengan jelas menggambakan adanya
penyalahgunaan tersebut.

6. Tanggung Jawab Auditor untuk Membongkar Tindakan Ilegal

Tindakan ilegal didefinisikan dalam PSA 31 (SA 317) sebagai pelanggaran


terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan. Dua contoh tindakan
ilegal adalah pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang ditetapkan
pemerintah dan pelanggaran hukum perlindungan lingkungan.

7. Tindakan Ilegal Berdampak Langsung.

Tanggung jawab auditor yaitu setiap melakukan audit, auditor biasanya akan
mengevaluasi apakah terdapat bahan bukti yang tersedia yang mengindikasikan
adanya pelanggaran yang signifikan terhadap peraturan perpajakan pemerintah.
Untuk melakukan evaluasi ini, audtor dapat melakukan diskusi dengan personel
klien dan memeriksa laporan yang diterbitkan oleh kantor pajak setelah selesai
memeriksa pajak penghasilan klien.

8. Tindakan Ilegal Berdampak Tidak Langsung.

Denda potensial yang besarnya signifikan dan sanksi yang diberikan berdampak
tidak langsung terhadap laporan keuangan dengan menciptakan kebutuhan untuk
mengungkapkan liabilitas kontinjensi sejumlah denda yang mungkin harus
dibayarkan. Contoh tindakan ilegal ini diantaranya pelanggaran peraturan insider
trading, hukum hak sipil, dan peraturan keselamatan karyawan. Standar audit
menyatakan bahwa auditor tidak memberikan keyakinan bahwa tindakan-tindakan
ilegal berdampak tidak langsung dapat dideteksi.

Akumulasi Bukti Ketika Tidak Ada Alasan untuk Meyakini Adanya Tindakan
ilegal Berdampak Tidak Langsung. Auditor juga harus menanyakan pada

9
manajemen mengenai kebijakan yang mereka terapkan untuk mencegah tindakan
ilegal dan apakah manajemen mengetahui adanya hukum dan peraturan yang
mungkin telah dilanggar perusahaan. Selain itu auditor tidak diharuskan untuk
mencari tindakan ilegal berdampak tidak langsung kecuali ada alasan yang
memadai untuk meyakini bahwa telah terjadi tindakan pelanggaran hukum.
Akumulasi Bukti Ketika Ada Alasan Untuk Meyakini Adanya Tindakan Ilegal
Berdampak Langsung atau Tidak Langsung yang Mungkin Timbul. Ketika auditor
yakin bahwa suatu tindakan ilegal telah terjadi, beberapa tindakan diperlukan untuk
menentukan apakah tindakan ilegal yang dicurigai tersebut memang benar-benar
terjadi. Tindakan-tindakan itu sebagai berikut:

1. Auditor pertama kali harus menanyakan pada manajemen yang tingkatnya


lebih tinggi dari pihak yang dicurigai terlibat dalam tindakan ilegal yang
potensial.
2. Auditor harus berkonsultasi dengan penasehat hukum klien atau ahli lainnya
memiliki pengetahuan mengenai potensial tindakan ilegal.
3. Auditor harus mempertimbangkan untuk menambah akumulasi bahan bukti
audit untuk menentukan apakah benar-benar terjadi tindakan ilegal.

Tindakan Ketika Auditor Mengetahui Adanya Tindakan Ilegal. Tindakan


pertama yang dilakukan ketika tindakan ilegal teridentifikasi adalah
mempertimbangkan dampaknya terhadap laporan keuangan, termasuk kecukupan
pengungkapannya. Dampak dari tindakan ilegal ini mungkin sangat kompleks dan
sulit untuk diselesaikan. Auditor juga harus mempertimbangkan dampak dari
tindakan ilegal tersebut terhadap hubungan KAP dengan manajemen. Auditor juga
harus mengkomunikasikan dengan komite audit atau otoritas lainnya yang setara
untuk meyakinkan bahwa mereka mengetahui adanya tindakan ilegal tersebut.
Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Jika dilakukan secara
lisan, sifat komunikasi dan diskusi yang dilakukan harus didokumentasikan dalam
arsip pengauditan. Jika klien menolak untuk menerima laporan audit yang
dimodifikasi, atau tidak melakukan tindakan yang segera untuk menangani tindakan
tersebut, maka dirasa penting bagi auditor untuk menarik diri dari kontrak kerja
tersebut.

3.2 Hakekat dan Kebutuhan akan Laporan Audit 

Pertentangan kepentingan, banyak pengguna laporan keuangan yang memberikn perhatian


tentang adanya pertentangan kepentingan aktual ataupun potensial antara mereka sendiri
dan manajemen entitas. Kekhawatiran berkembang menjadi ketakutan bahwa laporan
keuangan dengan data menyertainya telah disusun sedemikian rupa oleh manajemen

10
sehingga untuk kepentingan manajemen. Pertentangann kepentingan juga dapat di antara
berbagai kelompok pengguna laporan keuangan seperti para kreditor dan pemegang saham.
Oleh karena itu, para pengguna mencari keyakinan dari auditor indpendent di luar bahwa
informasi tersebut telah (1) bebas dari bias untuk kepentingan manajemen dan (2) nettral
untuk kepentingan berbagai kelompok pegguna (dengan perkataan lain, informasi tidak
disajikan sedemikian rupa sehingga menguntungkan salah satu kelompok pengguna di atas
kelompok lannya)

Konsekuensi, laporan keuangan yang diterbitkan menyajikan informasi yang


penting, dan dalam beberapa kasus merupakan satu-satunya sumber informasi yang
digunakan untuk membuat keputusan investasi yang signifikan, peminjamaan serta
keputusan lainnya. Oleh karena itu para pengguna  mengingatkan laporan keuagan tersebut
memuat sebanyak mungkin data yang relevan. Kebutuhan ini diakui oleh persyaratan
pengungkapan ekstensif yang ditetapkan oleh SEC atau perusahaan-perusahaan yang
berada dibawah yurisdiksinya. Karena keputusan yang dibuat akan akan membawa
konsukensi ekonomi, sosial, dan kosekuensi lain yang signifikan maka para pengguna
laporan akan melirik pada auditor independen untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan GAAP, termasuk semua pengungkapan yang
memadai.

Kompleksitas, masalah akuntansi dan proses penyusunan laporan keuangan telah


menjadi demikian kompleks. Standar akuntansi dan pelaporan untuk sewa guna usaha
(leasing), pensiun, pajak penghasilan, dan laba perlembar saham merupakan contoh-contoh
dari fakta kompleksitas yang ada dewasa ini. Dengan meningkatnya kompleksitas, maka
resiko salah interprestasi dan resiko timbulnya kesalahan yang tidak sengaja juga ikut
meningkat. Karena para pengguna merasa semakin sulit, atau bahkan mustahil untuk
mengevaluasi sendiri mutu laporan keuangan, maka mereka mengandalkan auditor
independent untuk menilai mutu informasi yang dimuat dalam laporan keuangan.

Keterpencilan, para pengguna laporan, bahkan pengguna yang paling pandai


sekalipun menganggap tidak praktis lagi untuk mencari akses langsung pada catatan
akuntansi utama guna melaksanakan sendiri ferisifikasi atas asersi laporan keuangan
karena adanya faktor jarak, waktu, dan biaya. Dari pada mempercayai mutu data keuangan
begitu saja, sekali lagi para pengguna lebih mengandalkan laporan auditor independent
untuk memenuhi kebutuhannya.

Empat kondisi diatas secara bersama-sama membentuk adanya resiko informasi


yaitu resiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak lengkap, atau bias. Oleh

11
karena itu, dapat dikatakan audit laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas
laporan keuangan dengan cara menekan resiko informasi.

3.3 Tahap-Tahap Pembuatan Laporan Audit

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa audit merupakan suatu kegiatan yang tersistematis
sehingga untuk melakukan audit, terdapat tahapan-tahapan yang perlu dilakukan. Adapun
tahapan-tahapan audit laporan keuangan sebagai berikut:

1. Penerimaan Perikatan Audit

Perikatan merupakan suatu kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal audit
maka kedua belah pihak ini adalah pihak auditor dan perusahaan yang biasanya
diwakili oleh manajemen. Sebelum melaksanakan audit, maka harus ada sebuah
kesepakatan yang harus dibuat dan disetujui bersama. Manajemen atau klien
menyerahkan audit laporan keuangan kepada auditor dan auditor menyanggupi
audit laporan keuangan sesuai dengan kompetensinya. Bentuk perikatan ini dalam
bentuk surat perikatan audit. Tahap pertama dalam mengaudit suatu laporan
keuangan adalah memutuskan apakah akan menolak atau menerima pekerjaan audit
tersebut. Namun, untuk memutuskannya auditor juga mempertimbangkan hal-hal
seperti integritas manajemen, mengidentifikasi risiko, menilai independensi,
menentukan kompetensi dan kemampuan profesionalnya. Jadi dalam menentukan
untuk menerima audit atau tidak memerlukan pertimbangan yang banyak bukan
semata-mata mendapatkan klien saja.

2. Perencanaan Proses Audit

Tahap selanjutnya yaitu merencanakan proses audit. Untuk membuat


perencanaan audit, seorang auditor harus melakukan beberapa kegiatan seperti
memahami bisnis dan industri klien, melakukan prosedur analitik, menentukan
materialitas, menetapkan risiko audit dan risiko bawaan, memahami struktur
pengendalian intern dan menetapkan risiko pengendalian, mengembangkan rencana
audit dan program audit. Nanti pada prakteknya tidaklah sesingkat hal tersebut.
Dari setiap kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan proses audit tersebut
memiliki hal atau bagian lain yang harus dikerjakan lagi. Sehingga rencana audit
laporan keuangan pun dibuat dengan benar dan tepat.

3. Pelaksanaan Pengujian Audit

Setelah membuat perencanaan audit maka saatnya melaksanakan pengujian


audit. Pada tahap ini, auditor akan melakukan pengujian analitik, pengujian

12
pengendalian dan pengujian substantif. Singkatnya pengujian analitik dilakukan
auditor dengan mempelajari data-data dan informasi bisnis klien dan
membandingkan dengan data dan informasi lain. Pengujian pengendalian
merupakan prosedur audit untuk melakukan verifikasi efektivitas pengendalian
internal klien. Sementara pengujian substantif merupakan prosedur audit untuk
menemukan kesalahan yang langsung memberikan pengaruh pada laporan
keuangan.

4. Pelaporan Audit

Tahap terakhir yaitu pelaporan audit. Laporan audit adalah hasil dari
pekerjaan audit yang telah dikerjakan. Laporan ini merupakan bentuk komunikasi
auditor dengan pihak lainnya. Laporan audit tidak boleh dibuat secara
sembarangan. Di dalam laporan audit harus mencakup jenis atau jasa yang
diberikan, objek yang diaudit, lingkup audit, tujuan audit, hasil audit dan
rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan, dan informasi lainnya. Laporan
audit merupakan tanggung jawab audit yang besar sehingga untuk memutuskan dan
membuat laporan ini harus hati-hati. Jika tidak maka nama kantor akuntan publik
biasanya akan tercemar dan akan ada hukuman dari pihak berwajib.

3.4 Jenis-Jenis Opini Auditor

Opini audit terdiri dari 5 (empat) jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Opini wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika auditor tidak
menemukan kesalahan yang material secara keseluruhan dari laporan keuangan
dan laporan keuangan dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (SAK).
Dengan kata lain, laporan keuangan akan mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian jika memenuhi kondisi seperti berikut:

1. Laporan keuangan lengkap


2. Bukti audit yang dibutuhkan lengkap
3. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja
4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
dan konsisten
5. Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti mengenai perkembangan
di masa depan (going concern)

Opini wajar tanpa pengecualian dapat dimodifikasi menjadi opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan (modified unqualified opinion) ketika
13
auditor harus menambah suatu paragraf penjelasan dalam laporan auditnya.
Keadaan yang membuat modifikasi ini, apabila terjadi seperti:

1. Ada keraguan dari auditor atas konsep going concern perusahaan / entitas.
2. Kurang konsisten perusahaan dalam menerapkan prinsip atau standar
akuntansi yang digunakan.
3. Auditor ingin menekankan suatu hal.

2. Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika:

1. Auditor setelah memperoleh bukti yang cukup dan tepat menyimpulkan


bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi
adalah material tetapi tidak pervasif terhadap laporan keuangan, atau
2. Auditor tidak memperoleh bukti yang cukup dan tepat yang mendasari
opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian
yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika
ada, dapat menjadi material tetapi tidak pervasif.
3. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan
(Modified Unqualified Opinion)

Jenis opini yang satu ini diberikan oleh auditor atas dasar keadaan tertentu yang
tidak memiliki dampak secara langsung terhadap pendapat wajar. Perbedaan dari
kenis opini ini terletak pada paragraph penjelasan yang diberikan oleh auditor
terkait dengan keadaan tertentu yang telah dinyatakan sebelumnya. Beberapa jenis
keadaan yang dapat memicu modified unqualified opinion adalah:

1. Sebagian dari pendapat auditor ditarik dari pendapat auditor independen


lainnya
2. Tidak tersedianya aturan yang jelas terkait dengan laporan keuangan
sehingga berpotensi dianggap menyimpang dari SAK (Standar Akuntansi
Keuangan).
3. Adanya pengaruh ketidakpastian peristiwa masa yang akan datang dan
hasilnya tidak dapat diperkirakan.

14
4. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Audit harus menyatakan opini tidak wajar ketika auditor setelah melakukan
pemeriksaan memperoleh bukti yang cukup dan tepat kemudian menyimpulkan
bahwa ada kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi
adalah material dan pervasif terhadap laporan keuangan. Pervasif sendiri diartikan
sebagai kesalahan yang akan membawa dampak kemana-mana atau mendalam.

5. Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Opini tidak menyatakan pendapat diberikan auditor ketika auditor tidak


memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk mendasari opini, dan auditor tidak
menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian material yang tidak terdeteksi
yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material
dan pervasif.

3.5 Contoh Menganalisis Laporan Audit

Dalam laporan audit terdapat 6 unsur penting : pihak yang dituju, paragraf pengantar,
paragraf lingkup, paragraf pendapat, nama auditor, nomor izin akuntan publik, nomor izin
kantor akuntan publik, dan tanda tangan, serta tanggal laporan audit. Berikut ini dijelaskan
isis tiga unsur penting laporan audit buku : paragraf pengantar ,paragraf lingkup, dan
paragaraf pendapat.

Berikut Contohnya :

Laporan Auditor Independen

[Pihak yang dituju oleh auditor]

Kami telah mengaudit neraca perusahaan KXT tanggal 31 Desember


20X2 serta laporan laba rugi , laoran perubahan ekuitas, dan laporan arus Paragraf
kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan Keuangan Pengantar
adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami
terletak pada pernyatan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan
audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan


Ikatan Akuntan Indonesia . Standar tersebut mengharuskan kami untuk
merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji Paragraf
Lingkup
material. Suatu audit meliputi pemeriksaan , atas dasar pengujian , bukti-
bukti yang mendukung jumlah – jumlah dan pengungkapan dalam
laporan keuangan . Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi
yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen ,
serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan . Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami , laporan keuangan yang kami sebut diatas Paragraf
15 Pendapat
menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material , posisi
keuangan perusahaan KXT tanggal 31 desember 20X2 dan hasil usaha
,serta rus kas untuk taun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
1. Paragraf Pengantar

Paragraf pertama laporan audit buku tersebut merupakan paragraph pengantar. Dalam
paragaraf ini terdapat tiga kalimat : kalimat pertama menjelaskan objek yang menjadi
sasaran auditing sedangkan kalimat kedua dan ketiga menjelaskan tanggung jawab
manajemen dan tanggung jawab auditor.
a. Objek yang menjadi sasaran audit
Kami telah mengaudit...neraca...Perusahaan X ...untuk tahun tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 20X2 serta laporan laba-rugi, laporan
perubahan ekuitas, serta laporan arus kas untuk tahun yang terakhir pada
tanggal tersebut” berisi dua hal penting berikut ini.
1. Auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan setelah ia melakukan
audit atas laporan tersebut.
2. Objek yang diaudit oleh auditor bukanlah catatan akuntansi melainkan
laporan keuangan kliennya, yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
Kalimat diatas menunjukkan bahwa auditor telah mengaudit laporan keuangan
tertentu dari perusahaan yang ditunjuk.
b. Tanggung jawab auditor
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen.
Kalimat diatas menegaskan bahwa tanggung jawab atas laporan keuangan terletak
di tangan manajemen.
Tanggung jawab kami adalah menyatakan....berdasarkan audit kami.
Kalimat diatas secara khusus menunjukkan tanggung jawab auditor. Auditor
berperan untuk melaksanakan audit dan menyatakan pendapat berdasarkan
temuan temuan.

2. Paragraf Lingkup

Paragaraf lingkup berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan


standar auditing yang dterapkan oleh organisasi profesi akuntan public dan beberapa
penjelasan tambahan tentang standar auditing tersebut, serta suatu pernyataan keyakinan

16
bahwa audityang dilaksankan berdasarkan standar auditing tersebut memeberikan dasar
yang memeadai bagi auditor untuk memberikan pendapat atau laporan keuangan auditan.

a. Standar Auditing
Kalimat pertama dalam paragaraf lingkup berbunyi sebagai berikut “Kami
melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia…”.Dalam kalimat ini auditor menyatakan bahwa audit yang
dilaksanakan atas laporan keuangan bukan sembarang audit, melainkan audit yang
dilaksanakan berdasarkan standar yang ditetapkan oleh badan penyusun standar.
Dalam konteks ini ,standar auditing yang berlaku umum meliputi sepuluh standar
auditing dibagi menjadi tiga kelompok: (1) standar umum, (2)standar pekerjaan
lapangan , dan (3) standar pelaporan.
b. Penjelasan Ringkas Standar Auditing
Kalimat kedua dalam paragraph lingkup berbunyi sebagai berikut : “Standar
tersebut mengharuskan kami ....audit agar memperoleh keyakinan yang
memadai ...laporan keuangan bebas dari salah saji material.” Kalimat ini
berisis tiga pernyataaan auditor :
1. Audit yang dilakasanakan oleh auditor merupakan proses yang terencana .
2. Audit ditujukan untuk memperoleh keyakinan memadai,bukan absolute,
sehingga dengan demikian terdapat risiko di dalam audit yang dilaksankan
oleh auditor.
3. Auditor menggunakan konsep materialistis . Suatu audit direncanakan dan
dilaksanakan untuk menemukan salah saji material, namun bukan semua
salah saji dalam laporan keuangan .

Kalimat ketiga dalam pargaraf lingkup berbunyi sebagai berikut : Suatu audit
meliputi pemeriksaan ,atas dasar pengujian,bukti bukti yang mendukung
....laporan keuangan. Dalam kalimat tersebut auditor menyampaikan pesan
kepada pemakai laporannnya bahwa :
1. Dalam perikatan umum, auditor melaksanakan auditnya atas dasar
pengujian, bukan atas dasar pemeriksaan terhadap seluruh bukti.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern merupakan dasar
menentukan jenis dan luas pengujian yang dilakukan dalam pemeriksaan.
3. Luas pengujian dan pemiihan prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan
auditor atas dasar pengalamannya.
4. Dalam audit, auditor melakukan pemeriksaan atas bukyi audit, yang tidak
hanya terbatas pada catatan akuntansi klien saja, namun mencakup
informsai penguat (corroborating information).

17
Kalimat keempat dalam pargraf lingkup berbunyi sebagai berikut : Audit juga
meliputi penilaian atas prinsip akuntansi...estimasi signifikan....penilaian
terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kalimat tersebut
menyebutkan bahwa auditor menggunakan pertimbangan dalam menilai dan
mengevaluasi representasi laporan keuangan manajemen.

Kalimat Kelima dalam pargaraf lingkup berbunyi sebagai berikut : Kami yakin
bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat. Kalimat ini mengidentifikasi keteratasan lain audit yang dilaksanakn
auditor , yaitu bahwa pendapat yang dinyatakan oleh auditor hanya dilandasi oleh
dasar yang memedai , bukan dasar yang konklusif atau absolut.

3. Pragaraf Pendapat

Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraph yang digunakan oleh
auditor untuk menyatakan pendapatnyab mengenai laporan keuangan yang disebutkannya
dalam paragraf pendahuluan/ pengantar. Dalam paragraph ini auditor menyatakan
pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang
material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan
prinsip akuntansi berterima umum. Kalimat paragraf pendapat dijelaskan sebagai berikut:

Menurut pendapat kami ,laporan keuangan yang kami sebut diatas...


Dalam menafsirkan arti dan pentingnya kalimat ini ,hendaknya disimpulkan bahwa
pendapat tersebut dinyatakan oleh  orang orang yang profesional, berpengalaman dan
ahli.
....Menyajikan secara wajar ,dalam semua hal yang material ...posisi keuangan ...hasil
usaha dan arus kas...
Konotasi yang dimaksutkan dalam kata kata secara wajar adalah bahwa penyajian laporan
keuangan telah memadai ,tanpa berat sebelah,atau distorsi.
   ....sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum...
Kalimat ini memenuhi standar pelaporan pertama yang menyatakan bahwa laporan harus
menunjukkan apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan GAAP.

18
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Menurut [ CITATION Abd15 \l 1033 ] Audit laporan keuangan merupakan jenis audit yang
paling sering dilakukan auditor independen, pemakai laporan keuangan yang dihasilkan
perusahaan. Perlunya dilakukan audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen
disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan antara pihak manajemen dan pihak diluar
manajemen, sehingga diperlukan pihak yang independen untuk menilai kewajaran atas
laporan keuangan. Menurut [ CITATION Are10 \l 1033 ] , ada tiga jenis audit, yaitu: Audit
Operasional, Audit Ketaatan (Compliance Audit), dan Audit Laporan Keuangan (Financial
Statement Audit). Sedangkan menurut [ CITATION Ago12 \l 1033 ] ada empat, yaitu audit
operasional, pemeriksaan ketaatan, pemeriksaan intern, dan computer audit. Sedangkan
berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, jenis audit dibagi menjadi empat, yaitu auditor
ekstern, auditor intern, auditor pajak, dan auditor pemerintah. Jenis opini atau pendapat
auditor (opinion of accountant), yaitu pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion), pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa pen-jelasan yang ditambahkan
dalam laporan audit bentuk baku (unqualified opinion with explanatory language), pendapat
wajar dengan pengecualian (qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse opinion),
pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion.)

4.2 Saran

Seorang auditor harus selalu menjaga tanggung jawabnya dalam kinerja mengaudit suatu
laporan keuangan serta mampu mengenali situasi-situasi yang dapat membuat seorang
auditor dapat meninggalkan tanggung jawabnya dalam upaya melayani masyarakat. Penulis
juga berharap agar para auditor lebih mengutamakan terhadap tanggung jawabnya
ketimbang dari kepentingannya.

19
Daftar Pustaka

Agoes, S. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntansi oleh Akuntan Publik edisi 2
buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Arens, R. J. (2010). Auditing dan Jasa Assurance Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Boynton Johnson Kell, Modern Auditing, (Jakarta : Erlangga,2003), hal. 53
Halim, A. (2015). Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan) Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

https://www.zonareferensi.com/pengertian-tanggung-jawab/

https://www.coursehero.com/file/36530322/Laporan-Audit-IRA-1docx/

https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-opini-audit-laporan-keuangan/

https://www.academia.edu/17469586/ANALISIS_TERHADAP_LAPORAN_AUDIT

https://www.coursehero.com/search/results/634367926/cfdbcf321d0c30007b/

20

Anda mungkin juga menyukai